Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia pada ibu Hamil Oleh : Melisa, Amelia Dwi Fitri, Azwar Djauhari Abstrak Anemia gizi besi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia. Pada wanita hamil, anemia dapat meningkatkan prevalensi kematian dan kesakitan ibu dan bayinya. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi pada ibu hamil yaitu 24,5% dan Kota Jambi kejadian anemia pada ibu hamil masih cukup tinggi, pada tahun 2011 yaitu 11 %. Puskesmas Paal lima menempati urutan pertama jumlah kasus anemia pada ibu hamil. Faktor umur, asupan tablet Fe, paritas dan pengetahuan memiliki peran penting terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik cross sectional. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 8 maret- 5 april 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi menggunakan kuisioner. Sampel penelitian ini adalah 68 ibu hamil yang datang ke Puskesmas Paal Lima untuk pemeriksaan kehamilan. Dan didapatkan hasil prevalensi anemia ibu hamil yaitu 51,5%. Proporsi anemia ibu hamil berdasarkan umur terbanyak pada umur 20-35 tahun yaitu 79,4%, asupan tablet Fe tidak cukup 51,5%, Paritas multipara 63,2% dan pengetahuan baik 57,4%. Hasil analisis bivariat terdapat 3 variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan anemia yaitu umur (p=0,004; RP=4,019), asupan tablet Fe (p=0,001; RP=2,439), paritas (p=0,000; RP=3,440) dan pengetahuan (p=0,013; RP1,983 ). Kata kunci : Anemia gizi besi;wanita hamil;faktor risiko yang berhubungan Pendahuluan Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.1,2 Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu, sedangkan secara tidak langsung kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, eklampsia, komplikasi aborsi, sepsis pasca persalinan, partus macet, termasuk anemia. Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan yang di sebabkan oleh defesiensi zat besi dan perdarahan akut, dan berdasarkan penelitian Chi, menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia.3,4 Menurut model Mc Carthy dan Maine status kesehatan merupakan faktor penting dalam terjadinya kematian ibu. Penyakit atau gizi yang buruk merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan ibu, maka upaya perbaikan status gizi masyarakat menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan.4,5 Upaya ini dilakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok rawan yaitu bayi, balita, remaja perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui. Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun bayi yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur.6 Hal ini dilakukan guna menghindar gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang membahayakan terhadap kesehatan ibu dan bayi yang di kandung. Pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, seperti pengukuran tinggi/berat badan, dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus, imunisasi tetanus toxoid (TT), serta pemberian tablet besi.7 Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraaan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan.8 Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, perkiraan prevalensi anemia secara global sekitar 51%, terutama di negara berkembang dan pada kelompok sosial ekonomi rendah. Secara keseluruhan anemia terjadi 45 % wanita di negara berkembang dan 13 % di negara maju.9 Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2008, prevalensi anemia pada ibu hamil di Asia Tenggara 48,2%.10 Di Indonesia berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) prevalensi anemia pada ibu hamil tahun l970–an adalah 46,5– 70%, tahun 1992 yaitu 63,5%, tahun 1995 yaitu 50,9%, tahun 2001 yaitu 40%, dan tahun 2007 turun menjadi 24,5%. Namun demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.12,13 Di Kota Jambi jumlah ibu hamil yang melakukan cek kadar Hemoglobin (Hb) berdasarkan laporan gizi tahun 2007 adalah 10.348 jiwa, Hb<11 gr sebanyak 281 jiwa dengan presentase 2,21%, tahun 2009 terjadi peningkatan yaitu 12.021 jiwa dengan Hb<11 gr sebanyak 529 dengan presentase 4,4 %, tahun 2010 adalah 6.399 jiwa, Hb<11 gr sebanyak 784 jiwa dengan presentase 12 %, tahun 2011 adalah 8.933 jiwa, Hb<11 gr sebanyak 983 dengan presentase 11 %.14,15,16,17 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi tahun 2011 dari 20 Puskesmas di Kota Jambi, presentase paling tinggi yaitu di Puskesmas Paal Lima Kota Jambi.14 Adapun gambaran frekuensi kenaikan tahun - ketahun sebagai berikut: Puskesmas Paal Lima pada tahun 2007 yaitu 10,8 %, tahun 2009 yaitu 4,8 % , tahun 2010 yaitu 26 % dan tahun 2011 untuk kasus anemia paling tinggi yaitu 84%, dari 76 ibu hamil yang anemia, yang Hb < 11 gr adalah 64 orang dengan presentase 14,15,16,17 84,21%. Penyebab utama anemia pada wanita adalah kekurangan zat besi. Maka untuk mengatasinya pemerintah melalui Depkes sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet besi, yang mana setiap ibu hamil dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama masa kehamilan. Namun masih terdapat kasus-kasus yang disebabkan karena anemia pada masa kehamilan.8,18 Berdasarkan Data Profil Kesehatan tahun 2010 didapatkan cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% pada tahun 2007 menjadi 48,14% pada tahun 2008.19 Berdasarkan Riskesdas tahun 2010 yaitu 80,7% ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi, dengan jumlah hari minum 0-30 hari yaitu 36,3%, 31-59 hari yaitu 2,8%, 60-89 hari yaitu 8,3% dan 90 hari atau lebih yaitu 18%,20 dan di Kota Jambi sendiri masih dibawah standar Indonesia yaitu ibu hamil yang mengkonsumsi dengan jumlah hari minum 0-30 hari yaitu 21,8% , 31-59 hari yaitu 1,4% , 60-89 hari yaitu 7,63 dan 90 hari atau lebih yaitu 14,9%.20 Relatif tingginya kejadian anemia pada ibu hamil diduga oleh faktor karakteristik ibu hamil seperti pendidikan ,pengetahuan , paritas, umur, dan sosial ekonomi, serta aspek lain yang paling penting yaitu kepatuhan dalam mengkonsumsi suplementasi tablet zat besi dan juga motivasi petugas selama kehamilan karena dapat mencegah terjadinya anemia.21 Berdasarkan penelitian Sri Agnes Naibaho pada tahun 2011 di Puskesmas Pasoburan Toba Samosir didapatkan paritas <4 adalah 82,9%.23 Berdasarkan hasil penelitian Simanjuntak N pada tahun 2009 di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantau Prapat diperoleh prevalensi anemia ibu hamil pada kelompok umur <20 atau >35 tahun adalah 65,5% sedangkan pada kelompok umur 20-35 tahun 50,4%.24 Berdasarkan penelitian Ridwan Amiruddin di Puskesmas Bantimurung tahun 2004 diperoleh prevalensi anemia pada umur < 20 tahun dan >35 tahun adalah 74,1% dan pada umur 20-35 tahun adalah 50.5% orang yang menderita anemia.4 Berdasarkan penelitian Effri Sulastri Asmawati Sinaga di Puskesmas Medan deli tahun 2009 diperoleh prevalensi 89,1% memiliki pengetahuan yang tidak baik mengenai anemia pada ibu hamil.21 Penelitian Hotmauli di wilayah kerja Puskesmas Langsat Pekan Baru tahun 2009 diperoleh prevalensi, berpengetahuan cukup yaitu 50,0%, berpengetahuan baik yaitu 30,8 % dan berpen getahuan kurang yaitu 19,2 %.25 Metode Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif analitik menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan 8 Maret - 5 April di wilayah kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung ke wilayah kerja Puskesmas Paal Lima pada bulan 8 Maret - 5 April tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Paal Lima dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi : Semua Ibu hamil yang berkunjung Puskesmas Paal Lima Kota Jambi tahun 2013 pada saat penelitian. Kriteria Eksklusi : Tidak dapat berkomunikasi dengan baik, Tidak bersedia menjadi responden., Responden tidak bersedia melakukan pemeriksaan Hb, Responden yang telah ikut dalam uji validitas. Dengan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling (dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia). Pengambilan data dilakukan di Puskesmas Paal Lima Kota Jambi lalu dilakukan pengolahan dan analisis data kemudian dilakukan penyusunan laporan. Data yang dibutuhkan antara lain adalah usia, jenis kelamin, data hasil pengukuran Status gizi dan data hasil pengukuran tingkat pengetahuan gizi siswa/i. Pengolahan data dilakukan dengan cara editing, coding, entry data, dan cleaning data. Analisis data dilakukan dengan sistem komputerisasi. Hasil dan Pembahasan Dari data yang diperoleh di Puskesmas Paal Lima, didapatkan jumlah kunjungan keseluruhan ibu hamil periode 8 Maret - 5 April 2013 adalah 94 responden. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 responden merupakan pasien dengan kunjungan berulang pada periode yang sama dalam penelitian dan 14 responden tidak melakukan pemeriksaan Hb, dan 68 responden yang dimasukkan dalam penelitian. Tabel 1. Gambaran kejadian anemia pada ibu hamil Anemia Frekuensi Presentase (%) Tdk anemia (Hb ≥ 11) 33 48,5 Anemia (Hb < 11) 35 51,5 Total 68 100 Berdasarkan tabel 1. diketahui ibu hamil yang mengalami anemia memiliki proporsi yang lebih besar yaitu 51,5% sedangkan yang tidak anemia yaitu 48,5%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Advince Mayasari Zebua, pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara didapatkan hasil yang mengalami anemia 51,8% dan tidak anemia 48,2%.30 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dela Oktarina pada tahun 2011 diwilayah kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi didapatkan hasil yang menderita anemia 65,4% dan tidak anemia 34,6%.7 Juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Agnes Naiboha pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan Kec.Habinsaran Kabupaten Toba Samosir didapatkan hasil yang menderita anemia 71,4%.23 Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Paal Lima Kota Jambi di sebabkan asupan tablet Fe ibu yang kurang dimana si ibu menggeluh bawah minum Fe terasa tidak nyaman diperut dan BAB coklat sampai kehitaman, ini menyebabkan ketakutan pada si ibu serta kurangnya perhatian terhadap makanan yang mengadung Fe tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kendala timbulnya anemia adalah kurang konsumsi tablet Fe, oleh karena itu perlu diberikan sosialisasi ulang pada ibu hamil tentang program PKM yang menerangkan tentang konsumsi tablet Fe sebelum tidur sehingga bisa menggurangi anemia pada ibu hamil. Tabel 2. gambaran faktor risiko umur Usia 20 - 35 < 20 dan >35 Total Frekuensi 54 14 68 Presentase (%) 79,4 20,6 100 Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa faktor umur yang berisiko rendah (20 – 35 tahun) memiliki proporsi yang lebih besar yaitu 79,4 % sedangkan yang memiliki faktor umur yang berisiko tinggi (< 20 dan >35 tahun) yaitu 20,6%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dela Oktarina di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi tahun 2011 didapatkan proporsi anemia kelompok umur <20 tahun dan >35 tahun adalah 83,7%, sedangkan kelompok umur 20-35 tahun adalah 34,5%. Tabel 3. gambaran kecukupan asupan Fe Konsumsi Fe Frekuensi Cukup 33 Tidak cukup 35 Total 68 faktor risiko Presentase (%) 48,5 51,5 100 Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa faktor kecukupan asupan Fe yang tidak cukup memiliki proporsi yang lebih besar yaitu 51,5% sedangkan yang memilki faktor kecukupan asupan Fe yang cukup yaitu 48,5% . Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi pada tahun 2006 di Kabupaten Dairi didapatkan hasil tidak cukup 64,3%, cukup 35,7%.41 Tabel paritas 4. gambaran faktor risiko Paritas (%) Primipara (risiko rendah) Multipara (risiko tinggi) Total Frekuensi Presentase 25 43 36,8 63,2 68 100 Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa faktor paritas yang berisiko (Multipara) memiliki proporsi yang lebih besar yaitu 55,9 % sedangkan yang memiliki faktor paritas yang tidak berisiko (Primipara) yaitu 44,1 %. Tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Sri Agnes Naiboha pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan Kec.Habinsaran kabupaten Toba Samosir didapatkan hasil yang mengalami anemia pada kelompok paritas risiko rendah (<4) 82,9 % dan kelompok paritas risiko tinggi (≥4) 17,1%.23 Tabel 5. gambaran faktor risiko pengetahuan Pengetahuan baik kurang Total Frekuensi Presentase (%) 39 57,4 29 42,6 68 100 Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa faktor pengetahuan yang baik memiliki proporsi yang lebih besar yaitu 57,4 % sedangkan yang memiliki faktor pengetahuan kurang yaitu 42,6 % . Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi pada tahun 2006 dikabupaten Dairi didapatkan hasil pengetahuan baik 62,9% dan pengetahuan yang kurang 35,1%.41 Tabel 5. hubungan faktor risiko umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil. N O 1 20-35 F 23 % 42,6% Tidak Anemia F % 31 57,4% F 56 % 100% <20 dan >35 12 85,7% 2 13 100% Umur (Tahun) Anemia Jumlah P-Value 0,004 2 14,3% PR (CI=95%) 4,019 (1,091-14,797) Dari tabel 4.6, di atas dapat dilihat bahwa responden yang anemia pada kelompok umur <20 dan >35 proporsinya 85,7% sedangkan pada kelompok umur 20-35 tahun proporsinya 42,6 %. Responden yang tidak mengalami anemia pada kelompok umur <20 dan >35 proporsinya 14,3% sedangkan pada kelompok umur 20-35 tahun proporsinya 57,4%. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square dari faktor umur diperoleh nilai p-value = 0,004 (p<0,05) dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi tahun 2013. Ratio Prevalence 4,019 dengan Confidence Interval (CI) = (1,09 – 14,797) artinya umur responden yang <20 dan >35 tahun memiliki peluang 4,019 kali untuk mengalami anemia di bandingkan dengan umur responden yang 20-35 tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dela Okatarina, pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah II Kota Jambi didapatkan hasil proporsi anemia pada ibu hamil yang kelompok umur <20 tahun dan >35 tahun adalah 83,7% sedangkan kelompok umur 20-35 tahun adalah 34,5, dengan nilai P= 0,000 (<0,05) berarti ada hubungan yang bermakna dan Ratio Prevalence 2,427 dengan Confidence Interval (CI) = (1,447–4,068) artinya umur responden yang <20 dan >35 tahun memiliki peluang 1.447 kali untuk mengalami anemia di bandingkan dengan umur responden yang 20-35 tahun.7 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Advince mayasari Zebua, pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara di dapatkan hasil proporsi anemia pada kelompok umur <20 dan >35 tahun adalah 76,5%, sedangkan pada kelompok umur 20-35 adalah 47,3% dengan nilai P=0,027 (<0,05) berarti ada hubungan bermakna dan Ratio Prevalence 1,616 dengan Confidence Interval (CI) = (1,151 2,271) artinya umur responden yang <20 dan >35 tahun memiliki peluang 1,151 kali untuk mengalami anemia di bandingkan dengan umur responden yang 20-35 tahun.30 Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Agnes Naiboha pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan Kec.Habinsaran Kabupaten Toba Samosir didapatkan hasil yang mengalami anemia pada kelompok umur <20 dan >35 adalah 82,1% dan kelompok umur 20-35 adalah 59,2 % dengan nilai P=0,009 (<0,05) berarti ada hubungan bermakna dan Ratio Prevalence 1.388 dengan Confidence Interval (CI) = (1,067– 1.805) artinya umur responden yang <20 dan >35 tahun memiliki peluang 1,067 kali untuk mengalami anemia di bandingkan dengan umur responden yang 20-35 tahun.23 Tinggi kejadian anemia pada umur <20 dan > 35 di karena pada umur <20 si ibu masih dalam proses pertumbuhan linier maka membutuhkan zat gizi yang lebih, bila zat gizi kurang maka akan terjadi kompetisi zat gizi antara si ibu dengan bayi serta di Indonesia pada umur <20 tahun tidak diperbolehkan menikah karena masih tergolongan anak di bawah umur. Pada usia >35 tahun berisiko karena terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusianya. Tabel 6. hubungan faktor risiko kecukupan asupan tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil. N O Asupan Tablet Fe F 1 2 Cukup Tidak Cukup 10 25 Anemia % 30,3 % 71,4% F 23 19 Tidak Anemia % 69,7% 28,6% Jumlah F % 33 35 100% 100% P-Value 0,001 PR (CI=95%) 2,439 (1,379-4,314) Dari tabel 4.7, di atas dapat dilihat bahwa responden yang anemia pada asupan tablet Fe yang cukup proporsinya 30,3% sedangkan pada asupan tablet Fe tidak cukup proporsinya 71,4%. Responden yang tidak mengalami anemia pada asupan tablet Fe yang cukup proporsinya 69,7% sedangkan pada asupan tablet Fe tidak cukup proporsinya 28,6 %. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chisquare dari faktor kecukupan asupan tablet Fe diperoleh nilai p-value = 0,001 (p<0,05) dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara kecukupan asupan tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi tahun 2013. Ratio Prevalence 2,439 dengan Confidence Interval (CI)=(1,379-4,314) artinya faktor asupan tablet Fe yang tidak cukup memiliki peluang 2,439 kali untuk mengalami anemia dibandingkan dengan faktor asupan tablet Fe yang cukup. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Advince Mayasari Zebua, pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Tuhemberua Kabupaten Nias Utara di dapatkan hasil proporsi anemia pada kecukupan asupan tablet Fe yang cukup adalah 39,3% mengalami anemia sedangkan kecukupan asupan tablet Fe kurang adalah 64,8% mengalami anemia dengan nilai P=0,007 (<0,05) berarti ada hubungan yang bermakna dan Ratio Prevalence 1,650 dengan Confidence Interval (CI)=(1,128-2,413) artinya faktor asupan tablet Fe yang tidak cukup memiliki peluang 1,128 kali untuk mengalami anemia dibandingkan dengan faktor asupan tablet Fe yang cukup.3 0 Juga sejalan dengan penelitian Mappiwali pada tahun 2008 di Makasar dengan Prevalens rate anemia gizi pada responden yang tidak mengkonsumsi tablet Fe 87,8% dan pada responden yang mengkonsumsi tablet Fe 12,2% dengan nilai P=0,000 (<0,05) berarti ada hubungan yang bermakna.45 Banyaknya ibu hamil yang tidak cukup dalam mengkonsumsi tablet Fe dikarenakan tablet Fe di Puskesmas Paal Lima lagi kosong dan di ganti dengan tablet lain yang isinya Fe tetapi distribusi tablet Fe tidak merata yang mana saya ketemukan bahwa ibu hamil trimester 1 banyak tidak dapat tablet Fe dan sebagian yang dapat hanya sedikit lebih kurang 10 butir setiap pemeriksaan kehamilan. Adapun penambahan asupan besi, baik lewat makanan atau pemberian suplemen, terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi.Tanpa suplementasi (Comitte on Maternal Nutrition menganjurkan suplementasi besi selama trimester II dan III), cadangan besi dalam tubuh ibu akan habis pada akhir kehamilan. Untuk menjaga agar stok ini tidak terkuras dan mencegah kekurangan, setiap ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi besi sebanyak 15-20 mg tiap hari. Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan. Oleh karena itu, ditambah dengan konsumsi suplemen besi dimulai awal kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan pascapartum, perlu diberikan setiap hari.39,40 Tabel 7. hubungan faktor risiko paritas dengan kejadian anemia pada ibu Hamil. N O 1 Primipara F 3 2 Multipara 32 Paritas Anemia % 12% 86,8% Tidak Anemia F % 22 88% F 25 % 100% 11 43 100% 13,2% Jumlah PValue PR (CI=95%) 0,000 3,440 (2,025-5,844) Dari tabel 4.7, di atas dapat dilihat bahwa responden yang anemia pada kelompok risiko rendah proporsinya 12% sedangkan pada kelompok risiko tinggi proporsinya 74,4%. Responden yang tidak mengalami anemia pada kelompok risiko rendah proporsinya 88,0% sedangkan pada kelompok risiko tinggi proporsinya 25,6%. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square dari faktor paritas diperoleh nilai p-value = 0,000 (p<0,05) dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara Faktor paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi tahun 2013. Ratio Prevalence 3,440 dengan Confidence Interval (CI)= (2,025-5,844) artinya responden yang paritas multipara memiliki peluang 3,440 kali untuk mengalami anemia dibandingkan dengan responden yang paritas primipara. Penelitian ini tidak sejalan yang dilakukan oleh Sri Agnes Naiboha pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan Kec. Habinsaran kabupaten Toba Samosir didapatkan hasil yang mengalami anemia pada kelompok paritas risiko rendah (<4) 70,1 % dan kelompok paritas risiko tinggi (≥4) 77,8% dengan nilai P=0,512 lebih besar dari 0,05 berarti tidak ada hubungan bermakna.23 Tingginya kejadian anemia pada paritas di karenakan semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemia. Selain itu ibu juga tidak mempunyai kesempatan untuk memperbaiki kondisi tubuhnya terutama kesehatan dan status gizi yang berhubungan dengan zat besi. Tabel 8. hubungan faktor risiko pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. N O 1 Pengetahua n Baik F 15 Anemia % 38,5% 2 Kurang 20 69,0% Tidak Anemia F % 24 61,5% F 39 % 100% 9 29 100% 31,0% Jumlah PValue PR (CI=95%) 0,013 1,983 (1,092-3,601) Dari tabel 4.7, di atas dapat dilihat bahwa responden yang anemia pada kelompok pengetahuan baik proporsinya 38,5% sedangkan pada kelompok pengetahuan kurang proporsinya 69,0%. Responden yang tidak mengalami anemia pada kelompok pengetahuan baik proporsinya 61,5% sedangkan pada kelompok pengetahuan kurang proporsinya 13,0%. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi- square dari faktor paritas diperoleh nilai p-value = 0,013 (p<0,05) dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara faktor pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi tahun 2013. Ratio Prevalence 1,983 dengan Confidence Interval (CI)=(1,092-3,601) artinya responden yang pengetahuan kurang memiliki peluang 1,983 kali untuk mengalami anemia di bandingkan dengan faktor pengetahuan baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi, pada tahun 2006 di Kabupaten Dairi didapatkan hasil proporsi anemia pada pengetahuan baik adalah 51,2% responden mengalami anemia sedangkan pengetahuan kurang adalah 78,9 % responden mengalami anemia dengan P-value = 0,006 (<0,05) berarti ada hubungan bermakna dan Ratio Prevalence 4,386 dengan Confidence Interval (CI)=(1,475-13,045) artinya responden yang pengetahuan kurang memiliki peluang 1,475 kali untuk mengalami anemia di bandingkan dengan faktor pengetahuan baik. Keadaan ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Effri Sulastri Asmawati Sinaga, pada tahun 2009 di Puskesmas Medan Deli didapatkan hasil proporsi anemia pada pengetahuan baik adalah 40% responden mengalami anemia sedangkan Pengetahuan kurang adalah 95,1 % responden mengalami anemia dengan nilai P=0,006 (<0,05) berarti ada hubungan bermakna. Adapun pengetahuan responden yaitu segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang anemia, baik pengetahuan mengenai tanda-tanda anemia, gejala anemia, penyebab anemia, cara mengetahui terjadinya anemia, resiko dan pencegahan anemia pada saat kehamilan. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman dan dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain. Salah satu faktor masih tingginya angka kejadian anemia, kurangnya pengetahuan disini adalah ketidaktahuan akan tanda-tanda, gejala dan dampak yang ditimbulkan oleh anemia akibatnya kalaupun individu tersebut terkena anemia ia tidak merasa dirinya “sakit” dan kurangnya informasi dari tenaga kesehatan kepada ibu hamil, kurang jelasnya informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil, kurangnya kemampuan dari ibu hamil untuk memahami informasi yang diberikan. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melaui panca indera manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Kesimpulan Distribusi frekuensi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Paal Lima Kota Jambi tahun 2013 yakni sebanyak 35 (51,5%) responden yang termasuk katagori anemia, sebanyak 13 (19,1%) responden yang termasuk katagori umur resiko, sebanyak 44 (64,7%) responden dengan asupak tablet Fe kurang , sebanyak 38 (55,9%) responden yang termasuk katagori paritas berisiko tinggi, sebanyak 27 (39,7%) responden dengan pengetahuan kurang. Ada hubungan yang bermakna antara faktor risiko umur, kecukupan asupan tablet Fe,Paritas dan Pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wiilayah kerja Puskesmas Paal Lima tahun 2013. Saran Melakukan penyuluhan secara intensif guna memberi pemahaman tentang cara mencegah serta menanggulangi anemia pada seluruh ibu hamil seperti, penyuluhan tentang pengetahuan pemenuhan gizi dengan makan-makanan yang banyak mengandung Fe, umur yang baik untuk hamil, risiko bagi ibu dan bayi yang dikandungnya bagi ibu yang mengalami anemia, manfaat tablet Fe serta efek sampingnya, dan cara mencegah serta menanggulangi anemia pada seluruh ibu hamil. Melakukan pemantauan terhadap konsumsi tablet Fe dan pemeriksaan kehamilan secara teratun. Ucapan Terima Kasih 1. Dr. dr. H.Yuwono,M.Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. 2. dr.Amelia Dwi Fitri,M.Med.Ed sebagai dosen pembimbing Substansi yang di tengah kesibukan beliau dengan tulus bersedia meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan saran selama penelitian dan penulisan tugas akhir. 3. dr. H. Azwar Djauhari M.sc sebagai dosen pembimbingan Metodologi atas waktu bimbingan, arahan dan saran kepada penelitian dalam menyelesaikan laporan skripsi ini. 4. Puskesmas Paal Lima Kota Jambi dan pihak-pihak lain yang memberi izin dan bantuan sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik 5. Kepada kedua orang Tua saya yaitu bpk. Syafrin Y.s dan Ibu Kasmani yang telah memberi dukungan serta tidak henti-hentinya berdo’a kepada Allah SWT demi kesuksesan dan kelancaran penulis dalam menempuh Studi di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. 6. Kakak dan adik saya yang tersayang Ana Fitria dan Pipit Sumanti yang selalu memberi saya semangat. 7. Sahabat-sahabat terbaikku Ardilla Rukmana Karya, Reni Susianti, Cici Damaiyanti dan Sora Melisa atas persahabatan, waktu, motivasi dukungan dan semangat yang kalian berikan selama ini. 8. Untuk senior dan junior yang telah banyak membantu dan memberi motivasi kepada penulis. 9. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi angkatan 2008 yang telah memberi motivasi dan dukungannya. 10. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Daftar Pustaka 1. Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. http://www.depkes.go.id/downloads/SKN%20final.pdf. 2. Kemenkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta. http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/1234 56789/1409/1/BK2009-230210-A.pdf 3. Ibragim S M, proverawati A. Nutrisi janin dan ibu hamil. Yogyakarta : nuha medika ;2010 4. Amirudin R, wahyuddin. Studi kasus kontrol biomedis terhadap kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Bantimurung:2007.(Jurnal) http://ridwanamiruddin.com/2007/05/24/studi-kasuskontrol-anemia-ibu-hamil-jurnal-medika-unhas/Di akses 09 mei 2011 5. Bappenas. Laporan Perkembangan Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2008; Jakarta. http://www.undp.or.id/pubs/docs/UNDP%20%20%20MDGR%202007%20(bahasa).pdf 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. http://dinkessulsel.go.id/new/images/Berita4/1.uu36-09kesehatan.pdf 7. Oktarina D. Faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia di pukesmas paal merah II kota jambi 2011 (Skripsi) . Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi 8. Manuaba I.B.G . Penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta:EGC 1998. 9. FKM UI. Gizi dan kesehatan masyarakat. PT Raja Grafindo persada jakarta; 2007 10. WHO, 2008. Worldwide prevalence of anaemia 1993– 2005 http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/97892415 96657_eng.pdf. 11. Nationsencyclopedia., 2005. Prevalence of anemia among pregnant women (%) - Health Nutrition and Population Statistics http://www.nationsencyclopedia.com/WorldStats/HNP -prevalence-anemia-pregnant-women.html. 12. Tristitanti W.F. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Status anemia Pada Ibu Hamil di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Skripsi). Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor ,2006. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/12345678 9/44643/A06wft.pdf 13. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2007; Jakarta http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil% 20Kesehatan%20Indonesia%202007.pdf 14. Dinkes Kota Jambi. Laporan situasi gizi Pukesmas kota Jambi tahun 2007 15. Dinkes Kota Jambi. Laporan situasi gizi Pukesmas kota Jambi tahun 2009 16. Dinkes Kota Jambi. Laporan situasi gizi Pukesmas kota Jambi tahun 2010 17. Dinkes Kota Jambi. Laporan situasi gizi Pukesmas kota Jambi tahun 2011 18. Doloksaribu R. Kejadian anemia pada ibu hamil ditinjau dari sosial ekonomi danperolehan tablet besi (Fe) di desa maligas tongah kecamatan tanah jawa kabupaten simalungun (Skripsi) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan; 2006. 19. Kemenkes RI., 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010.Jakarta. http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KESEH ATAN_INDONESIA_2010.pdf. Di akses 23 april 2012. 20. Balitbangkes RI. 2011. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/T abelRiskesdas2010.pdf: di akses 20 mei 2012. 21. Sinaga E. Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan dengan kejadian anemia pada ibu hamil Trimester III yang berkunjung kepuskesmas Medan Deli tahun 2009 (Skripsi) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan; 2010 22. Ubah P O, Verde K. . Anemia in pregnancy-is it A persiting public health public health problem in poro novo-cape verda;2011 http://www.monografias.com/trabajos-pdf4/anaemiain-pregnancy/anaemia-in-pregnancy.pdf 23. Naiboha S.A. faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil diwilayah kerja puskesmas parsoburan kec. Habinsaran kabupaten toba samosir tahun 2011 (Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan; 2011 24. Simanjuntak, NA. 2009. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008. (Skripsi) FKM USU.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 14666/ 1 / 09E01606.pdf 25. Hotmouli. pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas langsat pekan baru tahun 2009. Karya tulis ilmiah program D-IV bidan pendidikan fakultas kedokteran universitas sumatera utara : 2009 26. Bakta, IM.Hematologi EGC;2003 Klinik Ringkas,Jakarta: 27. Tarwoto,wasnida. Anemia pada ibu hamil konsep dan penatalaksanaan:Trans info media; jakarta;2007 28. Price, S.A, Wilson.L.M. Jakarta:EGC; 2005, Patologis. Volume 1, 29. Effendi N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi 2, Jakarta;EGC;1998. http://books.google.co.id/books?id=KPBNrqVNJIUC &pg=PA151&dq=lingkungan+fisik+yang+mempeng aruhi+status+kesehatan&hl=en&sa=X&ei=odjaUfSh L4TkrAfvpIHwAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=lingk ungan%20fisik%20yang%20mempengaruhi%20status %20kesehatan&f=false. 30. Zebua A.M. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil di pukesmas tumberua kabupaten Nias (Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara medan; 2011. 31. Depkes RI.Pedoman Operasional Penanggulangan Anemia Gizi Di Indonesia. Jakarta.;1996. 32. Sulistyawati, A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika;Yogyakarta ; 2009. 33. Prawirohardjo S.Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta :2010. 34. Wijaya W. Anemia defisiensi zat besi (Tesis) . Fakultas kedokteran universitas wijaya kusuma surabaya RSU-USD gambiran kedir;2007. http://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/02/anem ia-defisiensi-zat-besi.pdf. 35. Soetjiningsih, Ranuh.G. Tumbuh kembang anak . Edisi ke-1 : jakarta ; EGC ; 1995. 36. Manuaba, I.B.G. Penuntun kepaniteraan klinik obstetri dan ginikologi. Edisi-2, jakarta: EGC;2003 37. Morgan G, Hamilton C. Obstetri & Ginekologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta;2000. 38. Supariasa, I.D.N., dkk. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.;2002. 39. Arisman,. Gizi dalam Daur Kedokteran EGC, Jakarta:2007. Kehidupan. 40. Manuaba G.B.I. Pengantar obstertri:Jakarta;EGC;2007. Buku kuliah 41. Silalahi M. Analisis faktor yang berhubungan dengan Anemia Ibu hamil di kabupaten dairi 2006 (Tesis). Sekolah Pasca sajana Universitas Sumatera Utara; 2007. 42. Endah P S.. Hubungan antara paritas dengan anemia pada ibu hamil trimester 1 di pukesmas bandarharjo. Semarang (Skripsi).Universitas Muhammadiyah Semarang;2011 43. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipt;2003. 44. Nurlenny S. Epidemiologi Anemia pada Ibu Hamil ;2011. http://dinkes.banjarbarukota.go.id/2011/01/epidemiol ogi-anemia-pada-ibu-hamil.html. 45. Mappiwali, A., Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Rumah Sakit H.A. Sultan Daeng Raja Kabupaten Balukumba Periode JanuariDesember 2008. Bagian IKM-IKK Fakultas Kedokteran UNHAS. http://medicafkunhas.com/2009/04/hasilpenelitian.html. 46. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;2010. 47. Riyanto A. Aplikasi metodologi Penelitian kesehatan. Yogyakarta : Nuha medika;2011. 48. Sastroasmoro S,Ismael S. Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta;CV sagung seto;2011. 49. Dikes, Buku kader posyandu dalam usaha perbaikan gizi keluarga. Edisi XX; dinas kesehatan provinsi Jakarta : 2006. 50. Rimidikdo H. Statistik kesehatan. Jogjakarta :Nuha offset ; 2009.