Uploaded by ayuulfah1

Ayu Ulfah Zakiyah 34403516023

advertisement
KARYA TULIS ILMIAH
Ayu Ulfah Zakiyah
34403516023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya trend peningkatan pilihan
melahirkan dengan tindakan
seksio saesarea telah menjadi
sorotan di dunia bahkan di
Indonesia.
Padahal tindakan seksio saesarea menimbulkan berbagai
permasalahan, salahsatunya akan menghambat produksi
dan pengeluaran ASI karena efek anastesi, nyeri, dan
mobilisasi sulit. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk
untuk gizi bayi di hari-hari pertama kehidupannya.
Data Seksio Saesarea di RSUD Sayang
Kabupaten Cianjur 5 tahun terakhir :
Jumlah :
Jumlah :
5736
1450
1190
TAHUN 2013
Jumlah :
2014
2015
2016
Jumlah :
Jumlah :
1321
4134
2017
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur (2017)
THE MARMET TECHNIQUE
Salah satu alternatif yang digunakan untuk mempercepat
pengeluaran ASI pada ibu post seksio saesarea adalah
metode memerah dan memijat payudara dengan tangan
dan jari menggunakan cara Cloe Marmet yang disebut
Teknik Marmet.
Hal ini sesuai dengan penelitian Mas’adah (2015) menyatakan
teknik marmet ini prinsipnya untuk mengosongkan ASI dari sinus
laktiferus sehingga merangsang pengeluaran hormon
prolaktinmerangsang produksi ASI.
Ditunjang juga dari penelitian Ilyas (2015) hasil penelitiannya
menunjukkan adanya perubahan tanda kecukupan ASI
sebelum dan setelah diberikan intervensi teknik marmet pada
ibu post seksio saesarea di RS DR Moewardi Surakarta.
B. Rumusan Masalah
• Bagaimana Aplikasi
Tindakan Teknik
Marmet pada Ibu Post
Seksio Saesarea dalam
Meningkatkan Produksi
AsI di RSUD Sayang
Kabupaten Cianjur?
C. Tujuan Penelitian
• Tujuan Umum
• Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
• Manfaat Teoritis
• Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Seksio Saesarea (Terlampir)
B. Konsep Asuhan Keperawatan Seksio Saesarea
Diagnosa Keperawatan :
Ketidakefektifan Pemberian ASI
berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu, terhentinya
proses menyusui (NANDA, 2018 p.156).
Tujuan
: Menyatakan pemahaman tentang proses
menyusui,
mendemonstrasikan teknik efektif menyusui.
Intervensi : Demonstrasikan Teknik Marmet (Menurut penelitian Mas’
adah, 2015), dengan judul “Teknik Meningkatkan dan
Memperlancar Produksi ASI pada Ibu Post Seksio
Saesarea”).
Rasional
: Meningkatkan Produksi ASI.
C. Konsep Teknik Marmet
Semua prosedur umumnya
membutuhkan waktu
sekitar 30 menit.
(Mas’adah, 2015 p. 1498)
D. Konsep ASI (Terlampir)
Indikator Keberhasilan
(Ilyas, 2015)
Indikator Bayi
1. Frekuensi BAK 6-8 kali
sehari
2. Warna urine kuning dan
jernih
3. BAB 2-5 kali sehari
4. BAB berwarna
keemasan/hitam
kehijauan
5. Bayi tenang dan tidur
nyenyak 2-3 jam
6. Penurunan berat badan
tidak lebih dari 10%
Indikator Ibu
1.
2.
3.
4.
Payudara tegang karena terisi ASI
Ibu relax
Frekuensi menyusui >8 kali sehari
Ibu menggunakan kedua payudara
secara bergantian
5. Posisi perlekatan benar
6. Putting tidak lecet
7. Ibu menyusui bayi tanpa jadwal
8. Ibu terlihat memerah payudara karna
payudara penuh
9. Payudara kosong setelah bayi
menyusu sampai kenyang dan tidur
10. Bayi nampak menghisapkuat perlahan
BAB III
Metode Penelitian
Desain Subjek
Penelitian Penelitian
Tempat
Setting
Metode
danWaktu Penelitian Pengumpulan
Ruang Delima
Penelitian RSUD Sayang Data
Kualitatif 1. Kriteria Inklusi
Studi kasus
2. Kriteria Eklusi RSUD Sayang Kab. Cianjur
Kab. Cianjur
Januari-Mei
Wawancara
Observasi
Dokumentasi
Metode UjiKeabsahan Data
Triangulasi Metode
Triangulasi Sumber Data
Metode AnalisaData
P : Ibu post seksio saesarea dengan ketidakefektifan
pemberian ASI
I : Teknik Marmet
C : 2 kali sehari selama 20-30 menit
O : Melancarkan dan meningkatkan produksi ASI
T : 3 hari, Ilyas, Y. N (2015) “Pengaruh Teknik Marmet
terhadap Tanda Kecukupan ASI pada Ibu Post
Seksio Saesarea di RS Dr. Moewardi Surakarta”
Etik Penelitian
INFORMED CONSENT
ANONIMITY
CONFIDENTIALIT
Y
BENEFISIENC
E
MALEFISIENC
E
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pembahasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengkajian Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Aplikasi dari Tindakan Utama
1. Pengkajian Keperawatan
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada klien
pertama dan klien kedua mengeluh belum keluar ASI, tidak
mengalami pembengkakan payudara, payudara tampak membesar
tetapi belum teraba mengeras terisi ASI, puting susu tampak
menonjol, terdapat hiperpigmentasi areola.
Lanjutan..
2. Diagnosa Keperawatan
Terdapat kesesuaian antara teori dan
diagnosa yang muncul dari kedua kasus.
Dignosa keperawatan utama yaitu
ketidakefektifan
pemberian
ASI
berhubungan
dengan
kurang
pengetahun ibu. Proses melahirkan
dengan operasi akan menghambat
terbentuknya produksi dan pengeluaran
ASI. Terutama jika ibu mendapatkan
obat-obatan penghilang sakit sebelum
operasi dapat menyebabkan tidak
responsif untuk menyusui (Kristiyansari,
2009 dalam Rahayu & Andriyani, 2014
p.57).
3. Intervensi Keperawatan
Tidak terdapat kesenjangan antara
kasus I dan kasus II. Kedua klien
diintervensikan kaji keadaan payudara
klien, dengan rasional membantu dalam
mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan
menentukan rencana keperawatan, berikan
informasi tentang pentingnya pemberian
ASI, dengan rasional mendukung ibu
memberikan
ASI
pada
bayinya,
demonstrasikan teknik marmet, dengan
rasional meningkatkan produksi ASI,
kolaborasikan dengan keluarga atau suami
untuk dukungan dan motivasi untuk
menyusui, dengan rasional membantu ibu
dalam melakukan laktasi pada bayi.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Tidak terdapat kesenjangan antara kasus I dan
kasus II. Kedua klien dilakukan tindakan sesuai
intervensi, dinataranya : mengkaji keadaan
payudara klien, memberikan informasi tentang
pentingnya pemberian ASI, mendemonstrasikan
teknik marmet, mendiskusikan dengan keluarga
atau suami untuk dukungan dan motivasi untuk
menyusui. Respon kedua klien hari pertama
menunjukkan ASI keluar sedikit, hari kedua klien
pertama dan kedua menunjukkan ASI menetes
semakin banyak, dan terkahir di hari ketiga
kedua klien menunjukkan ASI keluar lancar
dengan mampu menyusui bayinya secara optimal,
bayi tidak rewel.
Evaluasi yang dilakukan peneliti pada klien I dan II
selama 3x24 jam diagnosa keperawatan
keketidakefektifan pemberian ASI berhubungan
dengan kurang pengetahuan ibu teratasi,
didapatkan data subjektif klien mengatakan
tubuhnya rileks, pengeluaran ASI lancar di
payudara kanan dan kiri, klien menyusui bayinya
secara bergantian kanan dan kiri, klien
mengatakan selalu diberi makanan bergizi oleh
keluarganya, klien mengatakan sudah bisa
menyusui dengan benar. Data objektif klien
tampak sudah bisa menyusui dengan benar yaitu
dengan menempelkan bayi pada puting dan areola
masuk semua ke mulut bayi, ASI keluar memancar
banyak, bayi tampak tenang dan tidak rewel
setelah menyusui, klien bisa mengulang tindakan
teknik marmet hari pertama, kedua, dan ketiga.
Perencanaan tindakan selanjutnya anjurkan klien
untuk melakukan teknik marmet secara rutin.
6. Analisis PICOT
KASUS
P
Kasus I
Klien berinisial Ny. O berusia 18 tahun, P1A0 dengan post seksio saesarea hari kedua dengan
masalah ketidakefektifan pemberian ASI. ASI belum keluar, payudara membesar tetapi belum
teraba keras terisi ASI, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi areola.
Kasus II
Klien berinisial Ny. S berusia 22 tahun, P1A0 dengan post seksio saesarea hari kedua dengan masalah
ketidakefektifan pemberian ASI. ASI belum keluar, payudara membesar tetapi belum teraba keras terisi
ASI, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi areola.
I
C
O
T
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Hasil pengkajian kasus I maupun kasus II tidak
ada kesenjangan dengan teori, keduanya memiliki
masalah ketidakeefektifan pemberian ASI ditandai
dengan ASI belum keluar, kemudian dilakukan
tindakan teknik marmet dan setelah tiga hari ASI
keluar banyak dan menyusui bayinya dengan lancar.
B. SARAN
1. Bagi Perawat
2. Bagi Rumah Sakit
3. Bagi Klien
4. Bagi Institusi Pendidikan
5. Bagi Peneliti
Alhamdulillah..
Thanks for attention
Present by : Ayu Ulfah
Download