Karya Tulis Ilmiah PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP TINGKAT KESUBURAN REPRODUKSI PADA MENCIT (Mus musculus) BETINA OLEH HASNA ARDI DF.16.03.042 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO PROGRAM STUDI DIII FARMASI TAHUN 2019 i KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya Karya Tulis Ilmiah PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L) TERHADAP TINGKAT KESUBURAN REPRODUKSI PADA MENCIT (Mus musculus) BETINA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi DIII Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo OLEH HASNA ARDI DF.16.03.042 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO PROGRAM STUDI DIII FARMASI TAHUN 2019 ii KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya iii KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya iv KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Hasna Ardi Nim : DF.16.03.042 Program Studi : DIII Farmasi Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Bukan merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain. Saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Dibuat di : Palopo Pada tanggal : 27 juni 2019 Yang menyatakan HASNA ARDI v KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya SURAT PERYATAAN PUBLIKASI Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Hasna Ardi Nim : DF.16.03.042 Nim : D III Farmasi Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan,menyatakan bersedia membuat karya ilmiah dalam bentuk jurnal dan menyetujui untuk memberikan kepada Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo atas karya ilmiah saya, beserta perangkat yang ada (jika di perlukan). Dengan hak bebas Royalty Non-Ekslusif STIkes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolah mencantumkan nama saya sebagai penulis/penciptaan dansebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya . Dibuat di : Palopo Pada tanggal : 27 juni 2019 Yang menyatakan HASNA ARDI vi KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Program Pendidikan DIII FARMASI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIkes) Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, mungkin masih banyak kekurangan atau kelemahan baik dari segi penyusunan maupun dari pandangan pengetahuan, oleh karena itu penulis mengharap adanya saran, pendapat atau kritik yang bersifat konstruktif dari semua demi kesempurnaan penulisan KTI ini. Selama proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun atas bantuan bimbingan dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat di dalamnya sehingga hambatan dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat di dalamnya sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada IBU RISKA PURNAMASARI,S.Farm.M.Si.Apt selaku Pembimbing dengan penuh kesabaran, dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan perhatian, bimbingan dan arahan kepada penulis. vii KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Asrul Prayudhi, SE, MM. selaku Ketua Yayasan Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo. 2. Ibu Dr.Ns.Agustina R. Palamba, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo. 3. Ibu Anugrah Umar, S.Si.M.Si,Apt selaku Ketua Program Studi D III Farmasi Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo. 4. Terkhusus penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahku ARDI dan ibunda tercinta WAHIDA dan kakak-kakakku yang selama ini membantu serta seluruh keluarga besar penulis atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang serta do’a restunya yang luar biasa selama ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam meyelesaikan pendidikan selama ini. 6. Rekan-rekan Mahasiswa Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo angkatan 2016 terkhusus buat Nurul muhlisa, Hesti saputri, Indah sari, Kartini usman, dan Irma suryani dan yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungan selama perkuliahan sampai menyelesaikan penelitian. 7. Kupersembahkan karya ini untuk semua keluarga besarku terima kasih atas bimbingan dan dukungan serta doa yang selalu kurasakan. viii KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya Dengan cinta dan kesabaran, memberi warna dan makna hidup, para sahabat dan almamater tercinta, Luwu Raya. Akhirnya semua amal baik dan bantuan semua pihak mendapatkan pahala yang sebesar-besarnya dari Allah SWT, dan hasil penulisan ini menjadi bacaan yang bermanfaat. Amin! Palopo, 27 Juni 2019 Hasna ardi ix KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KTI .................................................... iv PERNYATAAN PUBLIKASI KTI ................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xii ABSTRAK .................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1 A. Latar Belakang .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................ 2 C. Tujuan Penelitian .............................................................. 2 D. Manfaat Penelitian............................................................. 3 x KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 5 A. Tinjauan Umum Tanaman Sirih ......................................... 5 B. Karakteristik Hewan Uji ..................................................... 7 C. Reproduksi Hewan Betina ................................................. 10 D. Sistem Reproduksi Wanita ................................................ 13 E. Hormon Yng Berperan Dalam Reproduksi Wanita ............ 15 F. Pengertian Kontrasepsi ..................................................... 19 G. Jenis-Jenis Kontrasepsi .................................................... 20 BAB III METODE PENELITIAN..................................................... 28 A. Desain Penelitian .............................................................. 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 28 C. Sampel .............................................................................. 28 D. Hewan uji .......................................................................... 29 E. Alat dabn Bahan ................................................................ 29 F. Variabel Penelitian ............................................................ 29 G. Prosedur Kerja .................................................................. 30 H. Pengumpulan Data............................................................ 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 39 A. Hasil Penelitian ................................................................. 33 B. Pembahasan ..................................................................... 35 xi KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya BAB V PENUTUP .......................................................................... 40 A. Kesimpulan ....................................................................... 40 B. Saran................................................................................. 40 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skema kerja Lampiran 2. Perhitungan dosis Lampiran 3. Dokumentasi penelitian Lampiran 4. Lembar konsul xiii KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya ABSTRAK Hasna Ardi. Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Sirih (Piper betle L) Terhadap Tingkat Kesuburan Reproduksi pada Mencit (Mus musculus L) (dibimbing oleh Riska Purnamasari Daun sirih sudah sejak dulu di gunakan masyarakat indonesia sebagai obat tradisional, penggunaan obat herbal atau tanaman obat sebagai kontrasepsi telah lama di kenal di masyarakat. Tanaman yang digunakan sebagai kontrasepsi mengandung antifertilitas, antiesterogenik, dan anti implantasi pada wanita maupun pria. Salah satu bahan alam yang bersifat antifertilitas adalah daun sirih (Piper betle L). Penelitian ini di lakukan untuk membuktikan adakah pengaruh terhadap pemberian rebusan daun sirih terhadap tingkat kesuburan reproduksi mencit betina (Mus musculus L). Rancangan penelitian ini eksperimen Randomized Solomon four group design dengan dua kelompok control pemberian rebusan daun siirh 50% dan kelompok control negatif. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa pemberian rebusan daun sirih (Piper betle L). dapat mempengaruhi tingkat kesuburan reproduksi mencit betina, pada kelompok control negatif menghasilkan janin/fetus sebanyak 14 fetus sedangkan pada control positif tidak terdapat janin/fetus di karenakan kandungan kimia daun sirih yaitu tannin dan diastase yang memiliki sifat septikyang dapat menghambat dan mempengaruhi sekresi GnRH (Gonadotropin R eleasing Hormon) yang dilakukan oleh system limbik di otak. Disarankan untuk melakukan penelitian kembali tentang pengaruh rebusan daun sirih terhadap tingkat kesuburan reproduksi pada mencit (Mus musculus L) dengan jumlah kelompok yang lebih banyak. Kata Kunci : Rebusan daun sirih, Reproduksi, mencit Daftar Pustaka : 17 (1989-2017) xiv KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya ABSTRACK Hasna ardi the effect of givig a betel leaf decoction (Piper betel) is guided by Riska Purnamasari Rasyd. Betel leaf has been used by the indonesian comunity as a traditional medicine, the use of herbal medicines or medicinal plants as contraceptions has long been know to the public. Plants that are used as contraseption contain antifertility, antiesterogenic, and anti-implantation in women and men. One of the antifertility natural ingredients is the betel leaf (Piper betel). This study was conducted to prove whether there was any influence one the reproductive level of female mice (Mus musculus). The study design randomized village four group solomon experiment with two control groups giving 50% betel leaf stew and negative control group. From this study it can can concluded that the administration of peper betle leaves. Can effect the reproductive rate of female mice fertility, in the negative control group produced fetuses/fetuses as many as 14 fetuses while in the positif control group there is no fetus/fetus due to the chemical content of betel leaves namely tannins and diastases that have septic properties that can inhibit and effect GnRH secretion (Releaing Gonadotropin Hormone) carried out by the limbic sistem in the brain. It is suggested to curve the reserch again about the effect of betel leaf decoction on reproductive fertility levels in mice with more group. Key words : Betel leaf decoction, reproduction, mice Bibliography : 17 (1989-2017) xv KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daun sirih sudah sejak dulu di gunakan masyarakat indonesia sebagai obat tradisional. Tanaman sirih ( Piper bettle L. ) salah satu tanaman yang mempunyai daya antibakteri di mana kemampuan tersebut karena adanya berbagai macam zat yang terkandung di dalamnya, kandungan utama daun sirih yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri ialah hidroksikavikol (jesonbabu et al, 2011). Daun sirih sudah di percaya sejak zaman nenek moyang kita sampai saat ini digunakan sebagai pembersih organ intim wanita, Masalah reproduksi wanita yang sering di jumpai salah satunya adalah keputihan. keputihan merupakan gejala yang sering di alami oleh sebagian besar wanita. Masalah keputihan dapat mengganggu penderita baik fisik maupun mental. Keputihan normal tidak memberi dampak bagi wanita karena hanya di sebabkan oleh perubahan hormon. Keputihan yang memberikan dampak adalah keputihan patologis yang di sebabkan oleh infeksi pada vagina (jamur, bakteri, parasit, virus) sehingga perlu pengobatan segera (prawirohardjo,2011). Salah satu tanaman herbal yang di percaya masyarakat untuk mengatasi keputihan adalah daun sirih, karena daun sirih hijau 1 KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya 2 memiliki kandungan antiseptik untuk membersihkan organ intim wanita khususnya untuk masyarakat terdahulu, bahkan sebagian remaja mulai menggunakan ekstrak daun sirih yang di kemas dalam beragam produk untuk kebersihan wanita, namun masih ada sebagian besar masyarakat tidak menggunakan ekstrak yang sudah jadi yang banyak di jual di apotek atau swalayan ,tetapi mereka memanfaatkan tanaman sirih hasil rebusan sendiri yang mereka tanam dan rawat sendiri di pekarangan di rumah masing-masing masyarakat. Fertilitas atau kesuburan pada wanita akan menurun secara bertahap hingga usia 37 tahun, setelah kondisi sebelumnya mengalami naik turun. Data dari Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), Perhim-punan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PER-FITRI), Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2013 dalam konsensus penanganan infertilitas menunjukkan usia pasangan yang melaku-kan kunjungan ke klinik fertilitas, sebesar 21% wanita berumur di bawah 35 tahun dan 26% perempuan berumur di atas 35 tahun (Kamath M, et al, 2012). Secara garis besar penyebab infertilitas dapat di bagi menjadi faktor tuba dan pelvik (35%), faktor lelaki (35%), faktor ovulasi (15%), faktor idiopatik (10%), faktor lain (5%) (Sarwono, 2011). Karena maslah keputihan sehingga banyak masyarakat menggunakan rebusan daun sirih sebagai pembersih organ intim, 3 tetapi saat ini masyarakat beranggapan jika penggunaan yang setiap hari dan dalam jangka waktu yang panjang akan mempengaruhi kesuburan organ intim wanita sehingga seorang wanita sulit mendapatkan keturunan. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri mudayatiningsih dkk, pada tahun 2015 daun sirih ternyata juga dapat menurunkan kualitas spermatozoa pada mencit jantan di sebabkan karena kandungan bahan ekstrak daun sirih yang mengandung senyawa zat kimia salah satunya tannin dan diastase yang memilki sifat septik yang dapat menghambat dan mempengaruhi sekresi GnRH (Gonadotropin R eleasing Hormon) yang dilakukan oleh system limbik di otak. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini ialah: 1. Apakah ada pengaruh pemerian daun sirih (piper betle L) terhadap tingkat reproduksi mencit (Muss musculus) betina? 2. Bagaimana perbandingan tingkat reproduksi mencit (Muss musculus) betina antara kelompok yang di beri rebusan daun sirih (Piper betle L) dengan kelompok yang tidak di berikan rebusan daun sirih? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari pemberian rebusan daun sirih (Piper betle L) terhadap tingkat kesuburan reproduksi mencit (Muss musculus) betina. D. Manfaat Peneliti 1. Bagi institusi pendidikan Sebagai tambahan pengetahuan bagi mahasiswa STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo dan sebagai bahan acuan untuk peneliti sebelumnya. 2. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi kepada masyarakat pengaruh pemerian rebusan daun sirih (Piper betle L) terhadap tingkat reproduksi mencit betina (Mus musculus). Hasil penelitian ini 5 diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang obat tradisional. 3. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang manfaat rebusan daun sirih (Piper betle L.) terhadap tingkat kesuburan reproduksi bagi mencit (Mus musculus) betina BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman sirih a. Sistematika Tanaman Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliphyta Kelas : Magnolipsida Bangsa : Piperales Suku : Piperaceae Marga : Piper Spesies : Piper betle L. (Pradhan et al., 2013) b. Deskripsi tanaman Daun Sirih (Piper betle L) merupakan tanaman terna (tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak membentuk kayu dan merambat) atau sejenis tanaman rempah yang bersifat antifungi, 6 antimikroba dan antioksidan. Hal ini disebabkan karena di dalam ekstrak daun sirih mengandung minyak atsiri diantaranya adalah senyawa kavikol dan eugenol (Erwanto et al., 2012). Daun Sirih tumbuh merambat di hutan basah dengan kelembaban relatif yang tinggi. Sirih menyukai tanah liat yang lembab, kaya akan bahan organik dengan pH 7-7,5. Sirih tumbuh subur di lingkungan dengan 22504750 mm hujan tahunan dan 900m di atas permukaan laut. Daun sirih berbentuk hati dengan ukuran yang beragam. Panjang daun bervariasi dari 7-15 cm begitu pula lebarnya, bervariasi dari 5-14 cm (Pradhan et al., 2013). c. Kandungan kimia Daun sirih mengandung beberapa zat kimia diantaranya Flavonoid, tanin, antrahaquinon, alkaloid, terpenoid, saponim,glikosida, phlobatanindam miyak atsiri 0,8-1,8 % (kumari dan nirmala, 2015). Pada penelitian yang dilakukan sri mudayatiningsih dkk, 2015 dengan judul ekstrak daun sirih dan kualitas spermatozoa pada mencit jantan senyawa kimia yang terkangandung dalam daun sirih yang mempengaruhi kualitas spermatozoa mencit jantan di antaranya tanin dan diastase yang memiliki sifat septik yang dapat menghambat dan mempengaruhi sekresi GnRH yang dilakukan oleh system limbik di otak. d. Penyebaran Tanaman sirih (Piper sp) merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Tanaman merambat ini bisa hidup di iklim tropis mencapai tinggi 15 meter. Akar sirih adalah akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna coklat kekuningan.Batang sirih berwarna coklat kehijauan ada juga hijau keunguan, berbentuk bulat, beruas, dan merupakan tempat keluarnya akar. (Koensoemardiyah, 2010). Daun sirih merupakan daun tunggal dengan bentuk jantung, permukaan daun mengkilap, berujung runcing, tumbuh berselangseling, bertangkai, dan mengeluarkan aroma yang khas bila diremas. Panjang daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Sirih memiliki bunga majemuk yang berbentuk bulir dan merunduk. Bunga sirih dilindungi oleh daun pelindung yang berbentuk bulat panjang dengan diameter 1 mm. Buah terletak tersembunyi atau buni, berbentuk bulat, berdaging, dan berwarna kuning kehijauan hingga hijau keabuabuan. Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna cokelat kekuningan (Koensoemardiyah, 2010). B. Karakteristik hewan uji 1. Mencit (Mus musculu) Mencit hidup diberbagai daerah, mulai dari iklim dingin, sedang maupun panas dan dapat hidup dalam kandang atau hidup bebas sebagai hewan liar. Bulu mencit liar berwarna abu-abu dan warna perut sedikit lebih pucat, mata berwarna hitam dan kulit berpigmen (Akbar B., 2010) Mencit adalah hewan pengerat yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak. Oleh sebab itu mencit merupakan hewan yang paling banyak digunakan sebagai hewan model laboratorium dengan kisaran pengguanaan antara 40%-80% (khususnya dalam penelitian biologi) (Akbar B. 2010) Mencit (Mus musculus L.) termasuk mamalia pengerat (rodensia) yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat anatomisnya dan fisiologisnya terkarakteristik dengan baik. Mencit yang sering digunakan dalam penelitian di laboratorium merupakan hasil perkawinan tikus putih “inbreed” maupun “outbreed”. Dari hasil perkawinan sampai generasi 20 akan dihasilkan strain strain murni dari mencit. (Akbar B. 2010) a. Klasifikasi hewan Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Class : Mammalia Ordo : Rodentia Family : Muridae Genus : Mus Species : Mus musculus b. Karakteristik hewan mencit ( Mus musculus L) Lama hidup :1-2 tahun, bisa sampai 3 tahun Lama hamil :19-21 hari Umur di sapih :21 hari Umur dewasa :35 hari Siklus kelamin :poliestrus Lama estrus :12-24 jam Berat dewas :- jantan 20-40g :-Betina 18-35g Berat lahir :0,5-1,0 gram Jumlah anak :rata-rata 6, bisa 15 Suhu (rektal) :35-390C (rata-rata)37,40 cC Perkawinan kelompok :4 betina dengan 1 jantan Suhu tubuh :35-390C Denyut jantung :320-780 per menit Respirasi :84-240 per menit Volume urin :0,5-1 ml/hari Berat badan :25-40 g Usia pubertas :35 hari Konsumsi makanan :12 g/100 g bb/ hari Konsumsi air :15 ml / 100 g bb/ hari Aktivitas :Nokturnal (malam) Mencit (Mus musculus L.) memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh kecil, berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4-5 hari. Kondisi ruang untuk pemeliharaan mencit (Mus musculus L.) harus senantiasa bersih, kering dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga harus dijaga kisarannya antara 18-19ºC serta kelembaban udara antara 30-70%. Mencit betina dewasa dengan umur 35-60 hari memiliki berat badan 18-35 g. Lama hidupnya 1-2 tahun, dapat mencapai 3 tahun. Masa reproduksi mencit betina berlangsung 1,5 tahun. Mencit betina ataupun jantan dapat dikawinkan pada umur 8 minggu. Lama kebuntingan 19-20 hari. Jumlah anak mencit rata-rata 6-15 ekor dengan berat lahir antara 0,5-1,5 g. Mencit sering digunakan dalam penelitian dengan pertimbangan hewan tersebut memiliki beberapa keuntungan yaitu daur estrusnya teratur dan dapat dideteksi, periode kebuntingannya relatif singkat, dan mempunyai anak yang banyak serta terdapat keselarasan pertumbuhan dengan kondisi manusia. Gambar 2. Mencit (Mus musculus L.) C. Reproduksi Hewan Betina Tikus dan mencit memiliki banyak kemiripan dalam sistem maupun siklus reproduksi. Secara umum sistem reproduksi betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus. Sistem tersebut tidak hanya menerima telur yang diovulasikan dan membawa ke tempat implantasi di uterus, tetapi juga menerima sperma dan membawanya ke tempat fertilisasi yaitu oviduk (Akbar B. 2010). 1. Sistem Reproduksi a. Ovarium Bentuk ovarium sangat bervariasi sesuai dengan spesies dan tergantung pada hewannya, apakah ia termasuk golongan politokus ataupun monotokus (hewan yang melahirkan lebih dari satu). Ovarium adalah kelenjar berbentuk biji, terletak di kanan dan kiri uterus di bawah tuba uterin dan terikat di sebelah belakang oleh mesovarium. Ovarium merupakan pabrik penghasil telur dan hormone kelamin yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium tempat berkembangnya folikel telur, yaitu folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, folikel de Graaf, korpus rubrum, korpus luteum dan korpus albikan. Folikel telur adalah sel telur yang dilingkupi oleh sel sel granulosa (sel folikel) dengan ketebalan lapisan yang bervariasi,sesuai dengan tingkat perkembangannya (Akbar B. 2010). b. Oviduk Saluran ini terdapat sepasang dan merupakan penghubung antara ovarium dengan uterus. Oviduk terdiri dari bagian interstisialis, bagian ismika, bagian ampularis dan infundibulum yang berfimbria. Oviduk berfungsi pada saat ovulasi dimana ovum disapu ke dalam ujung oviduk yang berfimbria. Fungsi lain dari oviduk adalah kapasitasi sperma, fertilisasi, dan pembelahan embrio yang terjadi dibagian ampula. Pengangkutan sperma ke tempat fertilisasi dan pengangkutan ovum ke uterus diatur oleh kontraksi muskuler yang dikoordinir oleh hormone ovarial, estrogen dan progesteron (Akbar B. 2010). c. Uterus Uterus adalah suatu struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk penerimaan ovum yang dibuahi, penyediaan nutrisi dan perlindungan fetus, serta stadium permulaan ekspulsi fetus pada waktu kelahiran. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu membran serosa (Perimetrium), merupakan lapisan terluar yang membungkus uterus yang terdiri dari jaringan ikat. Miometrium merupakan lapisan ke dua yang terdiri dari otot polos yang mengandung pembuluh darah dan limpa. Sedangkan lapisan ketiga adalah endometrium merupakan tempat nidasi atau implantasi serta perkembangan embrio bagi mencit yang bunting. Bagi mencit yang tidak bunting endometrium merupakan selaput lendir yang mengandung kelenjar dan pembuluhdarah. Ketebalan selaput lendir dan vaskularisasi pada endometrium bervariasi sesuai dengan perubahan-perubahan hormon ovarium yaitu estrogen, progesteron dan kehamilan (Budhy akbar 2010). d. Vagina Vagina terbagi menjadi dua bagian yaitu vertibulum (bagian luar vagina) dan vagina posterior (dari muara uterus sampai serviks). Dinding vagina terdiri dari mukosa, muscularis dan serosa. Pada betina yang memiliki siklus normal, sel-sel epithelium yang membatasi vagina mengalami perubahan secara periodik yang dikontrol oleh hormon yang disekresikan oleh ovarium. Vagina merupakan saluran panjang yang terletak dorsal terhadap urethra dan ventral terhadap rektum, sebagai tempat penumpahan semen dari individu jantan.(Akbar B. 2010). D. Sistem reproduksi wanita Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang penting meskipun tidak berperan dalam homeostatis dan esensial bagi kehidupan seseorang. Pada manusia, reproduksi berlangsung secara seksual. Organ reproduksi yang dimiliki manusia berbeda antara pria dan wanita. Organ reproduksi wanita terdiri atas organeksternal dan internal yang sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Organ eksternal (sampai vagina) berfungsi sebagai alat kopulasi, sedangkan organ internal berfungsi sebagai ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan oleh hormon-hormon gonadotropin atau steroid dari poros hormonal thalamus-hypothalamus-hipofisis-adrenal- ovarium. Selain itu terdapat organ atau sistem ekstrak genital yang juga di pengaruhi oleh siklus reproduksi yaitu payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya (Erlia dan jekti 2017). a. Organ genitalia internal 1. Uterus Uterus merupakan organ reproduksi wanita yang utama, yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. Terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan di ikat oleh enam ligamen. Dinding uterus terdiri atas tiga lapisan utama, yaitu: membran serosa yang membungkus seluruh organ, miometriumyang terdiri atas tiga lapisan-lapisan otot yang telah tersusun melingkar, lapisan otot luar yang membujur, dam lapisan vaskuler yang memisahkan kedua lapisan otot tersebut, dan endometrium yang terdiri atas lapisan epitheliumyang membatasi: lumen,lapisan glanduler, dan jringan pengikat (erlia dan jekti 2017). 2. Korpus uteri Paling luar lapisan serosa atau peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intra abdomen lapisan muscular atau miometrium berupa otot polos 3 lapis serta lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri (ganong,2001). 3. Tuba falopi Tuba fallopii merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus), terdapat satu pasang di dalam tubuh perempuan dengan alat penggantung mesosalpinx.Bentuk berkelokkelok yang disebut juga tuba uterina. Ujung kranial (bagian kepala) terbuka dengan lubang yang disebut osteum tuba abdominale, dan pada bibirnya terdapat juluran seperti jarijari dikenal sebagaifimbriaeyang berfungsi untuk membantu masuknya telur dari indung telur ke dalam saluran telur. Ke arah kaudal (bagian ekor) dari mulut saluran telur menyempit sehingga berbentuk seperti corong yang disebutinfundibulum. (Ernawati sinaga dkk, 2017). Bagian-bagian lain dari saluran telur adalahampula yang meliputi kira-kira setengah merupakan bagian dari panjang menyempit saluran yang telur, dan isthmus berhubungan dengan rahim.Fungsi saluran telur adalah memindahkan sel telur dan spermatozoa ke tempat pembuahan, sebagai tempat pembuahan, pengaktifan (kapasitasi) spermatozoa, dan tempat pembelahan zigot (Ernawati sinaga dkk, 2017). 4. Ovarium organ endokrim berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan.ovarium adalah organ perempuan yang menghasilkan ovum. Ovarium dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf, terdiri dari korteks dan medulla. Ovarium tidak menempel pada tuba falopi tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (Erlia dan jekti, 2017) E. Hormon yang berperan dalam reproduksi wanita Fungsi reproduksi manusia diatur oleh hipothalamus. Sebagai pusat pengaturan homoestasis, hipothalamus mengatur pengeluaran hormon yang bekerja pada gonad. Gonadotropin releasing hormon (GnRH) yang di sekresikan darihipothalamus akan berikatan dengan reseptor gonadotrophs di hipofisis anterior merangsang pengeluaran gonadotropine hormon (LH dan FSH) masuk kedalam aliran darah menuju gonad. Di gonad LH dan FSH menstimulasi sekresi hormon steroid reproduksi seperti testosteron, estrogen dan progesteron. Hormon produsi menghambat sekresi GnRH dan gonadotropine hormon melalui umpan balik negatif ( kanasaki,et al.2017) 1. Gonadotropin Releasing Hormone Luteneizing hormone (LH) dan follicle-srtimulating hormone (FSH) Di sebut juga hormone gonadotropin kasena menstimulasi gonad. Gonad memang bukan organ essensial untuk hidup, tetapi essensial untuk reproduksi. Ada dua hormone yang di sekresikan dari sel-sel hipofisis anterior gonadotroph. Sebagian besar sel gonadotroph hanya mensekresikan LH ayau FSH, tetapi sebagian lagi mensekresikan ke duanya. Kedua hormon ini hanya berpengaruh di testis dan ovarium. Bersama keduanya mengatur fungsi reproduksi laki-laki dan perempuan ( kanasaki,et al.2017) 2. Letunizing Hormone (LH) Pada laki-laki dan perempuan, LH menstimulasi sekresi hormone steroid dan organ reproduksi. Pada testis LH berikatan dengan reseptornya di intertistinal sel ( sel leydig) menstimulasi sintesa dari sekresi tostesteron. Sedangkan sel-sel theca di ovarium akibat stimulasi LH, mensekresikan tostesteron yang kemudian di ubah menjasi estrogen oleh sel granulosa. Pada wanita, pelepasan dari sel telur yang matang di ovariu di picu oleh lonjakan sekresi LH yang besar di kenal sebagai preovullatory LH surge. Sel-sel sisa dalam folikel ovarium berploriferasi menjadi korpus luteum, yang kemudian mensekresikan hormone steroid progesterone dan estradiol. (Erlina dan jekti: 2017) Progesterone menyebabkan pertambahan vaskuler dinding endometrium dan penting untuk mempertahankan kehamilan. Pada sebagian mamalia, LH di perlukan untuk melanjutkan perkembangan dan fungsi corpus luteum. Penamaan Luteinizing Hormone berasal dari pengaruh perangsangan luteinisasi dari folikel ovarium (Erlina dan jekti: 2017) 3. Follicle Stimulating Hormone Seperti namanya, FSH menstimulasi pematangan folikel ovarim. Primary folikel yang terdiri atas satu lapis sel, oleh FSH akan berkembang menjadi folikel sekunder yang di tandai dengan terbentuknya sel-sel granulosa. Pemberian FSH kepada manusia dan hewan memicu superovulasi, atau perkembangan folikel ovarium matang lebih dari jumlah yang biasanya. FSH juga berguna untuk spermatogenesis. FSH melekat pada reseptornya di sel sertoli, untuk mendukung pematangan sel-sel sperma (Erlina dan jekti: 2017) 4. Estrogen Estrogen merupakan salah satu hormone reproduksi pada hewan betina. Hormone ini terutama di sekresi oleh sel-sel granulosa penyusun folikel ovarium. Srtuktur hormone estrogen tersusun atas 18 atom C, gugus –OH fenolik pada C-3, sifat aromatic cincin A dan tidak mempunyai gugus metil pada C-10 (Deliman dan brown,1992 dalam sitasiwi,2007). Estrogen di bentuk oleh sel-sel granulos dalam folikel ovarium melalui serangkaian konversi melalui reaksi enzimatis. Substrat utama pembentukan estrogen adalah kolesterol.kolesterol secara berurutan mengalami perubahan menjadi pregnenolon,progesterone, 17α-hidroksi progesterone, androstenedion dan testoteron. (Erlina dan jekti: 2017) 5. Progesterone Progesteron adalah hormone steroid yang di sekresi oleh korpus luteum,placenta dan sejumlah kecil dari folikel. Hormone ini berperan dalam peristiwa menstruasi serta kehamilan. Progesterone sama halnya seperti hormone steroid yang lain, di sintesis dari pregnolone, suatu derivat kolesterol. dua persen progesterone beredar dalam plasma dalam bentuk bebas, sedangkan 80% berikatan albumin dan 18%berikatan dengan corticosteroid-binding glubolin (Ganong, 2003) Progesterone bersama-sama dengan estrogen memegang peranan penting di dalam regulasi seks hormone wanita. Pada wanita, pregnenolon di ubah menjadi progestern atau 17αhidroksipregnenolon dan perubahan ini tergantung dari fase ovulasi di mana progesterone di sekresi oleh korpus luteumdalam jumlah yang besar. Progesterone juga merupakan precursor untuk testoteron dan estrogen pada saat terjadi metabolisme 17αhidroksiprogesteron menjadi dehidroepiandrosteron yang di konversi menjadi 4 androstenedion dengan bantuan enzim 17αhidroksilase pregnenolon (Erlina dan jekti: 2017). F. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang beratri mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antar sel telur yang matang dan sel sperma yang mengkibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dan sel sperma tersebut. Dalam arti luas kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kontrasepsi atau kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat pemanen. Oleh karena itu kontrasepsi tidak hanya mencegah persatuan antar telur dan sperma, tetapi juga mencegah pematangan telur dan sperma, maupun mencegah implantasi telur yang telah di buahi. Kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawiroharjo,2011) G. Jenis – jenis kotrasepsi Jenis kontrasepsi yang dapat dilakukan antara lain: Penggunaan obat peroral, Suntikan, Implantasi, penggunaan alat dalam sistem reproduksi ( kondom, alat kontrasepsi dalam rahm atau KDR, Intra uterina contraceptive device atau IUD), Operasi ( Tubektomi dan vasektomi) (Prawirohardjo 2011). Berdasarkan pengobatannya kontrasepsi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu : 1. Non Farmakologi Kontrasepsi teknik a. Coitus Interruptus ( senggama terputus ): ejakulasi diluar vagina Efek samping : penyakit ginekologik, neurologist kejiwaan b. Sistem kalender ( pantang berkala ) :tidak melekukan senggama pada masa subur. Kontrasepsi mekanik a. Kondom Kondom merupakan selaput/selubung/sarumg karet yang dapat terbuat dari bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang di pasang pada jenis pada penis selama berhubungan seksual. Berfungsi sebagai pemblokir/barrier sperma. Dimana mekanisme kerja dari pengggunaan kondom adalah untuk menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang di pasang, selain itu kondom juga mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan yang lain. b. Femidom Alat ini seperti kondom, tetapi di pakai oleh perempuan , bentuknya seperti topi yang menutupi mulut Rahim. Terbuat dari karet dan agak tebal, fungsinya sama seperti kondom laki-laki. c. Spermisida Merupakan bahan kimia yang di gunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Bentuknya : Aerosol (busa) tablet vaginal, suppositoria, dan krim Efek samping : menyebabkan alergi d. AKDR dengan progestin AKDR atau IUD (Intra Uterin Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tigak perlu di ingat setiap hari seperti halnya pil. Adapun macam-macam AKDR antara lain: 1. Copper -T AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya di beri lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik 2. Copper -7 AKDR ini berbentuk seperti angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran batang vertical 32mm dan di tambah gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama halnya dengan lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T 3. Multi Load AKDR ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tanag kiri dan kanan berbentuk sayap dan fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas, ada tiga ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini. 2. Farmakologi 1. Kontrasepsi sterilisasi Mengikat sel indung telur pada wanita (tuberkomi) atau testis pada pria (vasektomi). Kerugian dari kontrasepsi ini menyebabkan infeksi dan komplikasi akibat pembedahan dan kemungkinan kehamilan di luar kandungan, dan mengakibatkan rasa nyeri di lokasi operasi. 2. Kontrasepsi hormonal Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat Kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung bahan preparat estrogen dan progesterone. Kontrasepsi hormonal ( oral/pil KB ) merupakan kontrasepsi yang mengandung kombinasi estrogen seperti etinilestradiol dan satu dari beberapa steroid C 19 dengan aktifitas progesterone seperti noretidron atau hanya progestin. Estrogen menekan follicle stimulating hormone (FSH) dan mencegah perkembangan folikel dominan. Estrogen juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan memperkuat peningkatan kerja progestine. lutenizing Progestin hormone (LH) menekan sehingga mencegah ovulasi. (Erlia dan jekti 2017) A. PIL KB Jenis pil KB antara lain: a. Monofasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen /progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tanlet tanpa hormone yang aktif. Contonya Komposisi : MICROGYNON : 21 tablet masing-masing mengandung 0, 15 mg levonorgestret dan 0,03 mg Etinilestradiol serta 7 tablet placebo. Dosis : tiap hari 1 tablet mulai hari pertama haid, tablet pertama di ambil dari bagian bungkus berwarna merah/biru di sesuaikan dengan harinya. Caranya : satu tablet di minum tiap hari selama 28 hari berturut-turut. Kemasan berikutnya setelah tablet pada kemasan sebelumnya habis. b. Bifasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen /progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tanlet tanpa hormone yang aktif Contohnya : CLIMEN Komposisi : Terdiri dari 16 tablet putih berisi estrdiol Valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi estradiol valerate 2 mg dan cyproteron acetate 1 mg Dosis : Wanita yang masih menstruasi, di mulai pada awal menstruasi, wanita yang menstruasinya tidak teratur dapat di mulai kapam saja asal tidak hamil. Tablet putih 1x sehari selama 16 hari di ikuti tablet merah muda 1x sehari selama 12 hari. Caranya :minumlah tablet putih 1x sehari selama 16 hari di lanjutkan dengan tablet pink 1x sehari hinggs hsbis. c. Trifasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen /progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tanlet tanpa hormone yang aktif. Contohnya Komposisi : TRINORDIOL :Tiap kemasan trinordiol berisi 28 tablet. Tablet ini di susun dalam kemasan menurut sebagai berikut, 6 tablet kuning tua dari 0,03 mg etinilestradiol dan 0,05 mg levonorgestrel. 5 tablet putih dari 0,04 mg etinilestradiol dan 0,075 mg levonorgestrel, dan 10 tablet kuning dari 0,03 mg etinilestradiol, dan 0,125 mg levonorgestrel, dan 7 tablet inert merah dari 31,835 mg laktosa. Dosis : 1 tablet sebelum tidur setiap hari Caranya : satu tablet setiap hari untuk 28 hari berturutturut dalam urutan yang tepat seperti diuraikan diatas . tablet di minum terus menerus tanpa di hentikan. B. SUNTIK KOMBINASI Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron asett dan 5 mg Estradiol sipionat yang di berikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50 mg Noretindrom Enantat dan 5 mg estradiol valerant yang di berikan injeksi IM. Secara umum mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi, mengentalkan lender serviks, atrovi endometrium, dan menghambat transportasi ovum lewat tuba. 3. Kontrasepsi Implant a) Norplant Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 3,4 mm, yang di isi dengan 36 mg. levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun b) Implanon Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 4 mm, dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-ketodosegestrel dan lama lerjanya 3 tahun. c) Jadena dan Indoplan Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg. levonorgestrel dengan lama kerja 5 tahun. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen Randomized Solomon four group design, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan lebih dari satu kelompok perlakuan dan kelompok lain sebagai kelompok kontrol, kemudian dilakukan akibatnya di observasi. untuk mengetahui bagaimana pengaruh rebusan daun sirih hijau (Piper betle L.), terhadap tingkat kesuburan reproduksi terhadap hewan uji mencit (Mus musculus) betina dengan kontrol negative (-) dan rebusan daun sirih 50% . B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo pada Tanggal 01-16 april 2019 C. Sampel Sampel daun sirih yang di gunakan di peneltian ini daun sirih yang berasal dari kota palopo, yang di ambil sesuai dengan kriteria, daun sirih yang sudah tua, berwarna hijau tua, tidak sobek, dan bersih dari kotoran. a. Kriteria inklusi: 1. Daun sirih 2. Daun sirih yang sudah tua 3. Daun sirih berwarna hijau tua 29 4. Daun sirih tidak sobek dan 5. Bersih dari kotoran b. Kriteria ekslusi 1. Daun sirih yang masih mudah 2. Daun sirih yang cacat D. Hewan uji Mencit (Mus musculus) E. Alat dan Bahan a. Alat yang digunakan Kandang mencit, sarung tangan, gelas kimia, panci, gelas ukur, canula 1cc, timbangan (ACIS), batang pengaduk, gunting, pingset, kain flannel, sterofom, dan pentul b. Bahan yang digunakan Aquades, tissue, dan kloroform F. variabel penelitian a. Variabel bebas (indeppenden) Variabel bebas (indeppenden) dalam penelitian ini adalah rebusan daun sirih b. Variabel terikat (dependen) Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah reproduksi c. Variabel pengganggu (confounding) Variabel pengganggu (confounding) dalam penelitian ini adalah hewan uji yang cacat, daun sirih yang terserang hama, G. Prosedur Kerja 1. Pengolahan Sampel Sampel berupa daun sirih (Piper betle L.), yang masih segar, dicuci bersih, dirajang-rajang kemudian di angin-anginkan hingga kering, lalu ditimbang sesuai dengan yang diinginkan. 2. Pembuatan Rebusan daun sirih (Piper betle L.), Pembuatan rebusan daun sirih (Piper betle L.),sesuai dengan konsentrasi yang ditentukan. daun sirih (Piper betle L.),dengan konsentrasi 50% b/v dibuat dengan cara daun sirih (Piper betle L.) 50 gram, di masukkan dalam panci kemudian di tambahkan air 120 ml ke mudian direbus hingga suhu mencapai 100 0C. kemudian di angkat lalu saring dengan menggunakan kain flannel, Hasil rebusan tersebut dimasukkan kedalam gelas ukur untuk mengukur volume dari rebusan daun sirih (Piper betle L.),bila hasil rebusan kurang dari 100 ml, maka di cukupkan dengan cara bilas dengan air panas melalui ampas. 3. Penyiapan hewan uji Disiapkan 16 ekor mencit dewasa yang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8 ekor mencit dewasa yang berbadan sehat, gerakan lincah,tidak cacat dan dengan bobot yang sudah ditentukan. Setiap kelompok terdiri dari 5 mencit betina dan 3 mencit jantan 4. Perlakuan hewan uji Minggu pertama mencit ditimbang dan dicatat berat badan sebelum pemberian rebusan daun sirih, dan di berikan rebusan daun sirih sesuai dengan konsentrasi yang di tentukan.pada minggu pertama mencit betina dan jantan masih di pisahkan. Minggu ke dua, dan ke tiga mencit dikawinkan dengan mencit jantan dan tetap di beri rebusan daun sirih, dan tetap dilakukan penimbangan BB setiap hari. Pada minggu ke tiga di lakukan pembedahan pada mencit betina yang diberi rebusan daun sirih 50% dan kontrol negative (-), pengamatan yang dilakukan dilihat jumlah janin untuk kedua kelompok apakah ada pengaruh pemerian rebusan daun sirih terhadap tingkat reproduksi mencit betina. 5. Analisa data Penimbangan BB badan mencit betina dilakukan setiap hari dari minggu pertama hingga minggu ke dua, apakah ada perbedaan BB yang terjadi dengan kelompok yang di beri rebusan daun sirih dengan kelompok yang tidak di beri rebusan daun sirih, pada minggu ke tiga dilakukan pembedahan terhadap mencit betina yang diberi rebusan daun sirih dan kelompok yang tidak diberi rebusan daun sirih kontro negatif (-) dilakukan pengamatan jumlah janin mencit. 6. Pengamatan dan pengumpulan data Pengamatan di lakukan terhadap mencit setelah di beri perlakuan dan pengumpulan data di ambil berdasarkan hasil penelitian. 7. Penarikan ke simpulan Kesimpulan di ambil berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data serta pembahasan hasil BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Pengamatan Berat Badan Mencit Kelompok Kontrol Negatif (-) Berat Badan Mencit dalam Gram Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah Ratarata I 27,5 27,8 27,9 28,3 28,9 29,3 29,5 30,6 31,9 32,6 33,8 34,1 35,9 36,3 434,4 31,0 II 19,3 19,8 19,6 20,2 20,9 21,7 21,9 22,1 22 21,8 22,2 22,3 22,8 23,1 299,7 21,4 III 26,4 26,5 25,9 26,2 26,5 26,9 27 27,3 27,7 28,7 29,6 30,9 32,2 33,4 395,2 28,2 IV 21,7 21,9 22,3 22,7 22,9 23,2 23,5 23,7 24,1 25,2 25,6 25,9 26,4 27 336,1 24,0 V 27,8 27,9 28,1 28,5 29 29,3 30,6 30,9 31,3 31,9 32,2 32,9 33,1 34,5 428 30,5 Tabel 4.2 Pengamatan Berat Badan Mencit Kelompok Rebusan Daun sirih 50% Berat Badan Mencit dalam Gram Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah Ratarata I 29,7 27,7 26,8 25,6 25 24,8 23,7 23,4 23,7 23,5 23,1 22,8 22,4 22 344,2 24,5 II 23,7 23,9 23 21,5 21,1 20,6 20,3 19,3 19,1 18,9 18,2 17,6 16,8 15,5 279,5 19,9 III 22,3 21,5 20,6 19,8 19,4 19,6 19 19 18,9 18,6 18,1 17,9 17,4 16,3 268,4 19,1 IV 31,5 29,8 28,4 26,6 25,6 25,8 25,9 26 25,7 24,5 23,9 22,7 21,9 21,2 359,5 25,6 V 28,7 27,6 27,3 26,8 26 25,8 25,5 25,4 24,7 24,3 24,1 23,9 23,5 23,1 356,7 25,4 34 Tabel 4.3 Pengamatan Jumlah Janin Mencit Kelompok Rebusan Daun Sirih Mencit 1 2 3 4 5 Jumlah Rata-Rata Jumlah Janin 0 0 0 0 0 0 0 Tabel 4.4 Pengamatan Jumlah Janin Mencit Kelompok Kontrol Negatif (-) Mencit Jumlah Janin 1 5 2 0 3 3 4 0 5 6 Jumlah 14 Rata-Rata 2,8 B. PEMBAHASAN Kandungan kimia daun sirih yang mempengaruhi sistem reproduksi salah satunya senyawa zat kimia tannin dan diastase yang memilki sifat septik yang dapat menghambat dan mempengaruhi sekresi GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dilakukan oleh sistem limbic di otak. Hormone gonadotropin hanya berpengaruh pada testis dan ovarium keduanya mengatur fungsi reproduksi laki-laki dan perempuan. ( Erliana dan Jekti 2017) Fungsi dari hormone GnRH untuk menstimulasi pelepasan hormone gonadotropine hipofisis terhadap FSH dan LH, sehingga apabila terjadi hambatan di GnRH, maka hipofisis anterior sebagai penghasil FSH dan LH juga akan berpengaruh dan secara tidak langsung akan mempengaruhi ovarium. ( Erliana dan Jekti 2017) Tikus dan mencit memiliki banyak kemiripan dalam sistem maupun siklus reproduksi. Secara umum system reproduksi betina terdiri atas ovarium dan system duktus. Sistem tersebut tidak hanya menerima telur yang di ovulasiksn dan membawa ke tempat implantasi di uterus, tetapi juga menerima sperma dan membawanya ke tempat fertilisasi yaitu oviduk. (Akbar B. 2010) Dalam sistem reproduksi wanita secara umum pil KB kombinasi mempengaruhi sistem reproduksi dengan cara mengentalkan lender serviks sehingga sult di lalui sperma dan pergerakan sperma terganggu sehingga transportasi sperma menuju ovum akan terganggu dan penggunaan obat tradisional dapat pula mempengaruhi sistem reproduksi wanita seperti daun kemangi, buah nanas, biji kapas serta daun sirih. Penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pemberian rebusan daun sirih (Piper betle L) dengan konsentrasi 50% terhadap tingkat kesuburan reproduksi pada hewan uji mencit betina ini di maksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian rebusan daun sirih terhadap tingkat reproduksi mencit betina. Pada penelitian ini digunakan dua kelompok hewan uji dimana pemberian rebusan daun sirih sebagai konrtol positif dan kontrol Negatif. Penentuan pengaruh rebusan daun sirih (Piper betle L) terhadap tingkat reproduksi mencit (Mus musculus) betina menggunakan 2 variabel yaitu berat badan mencit dan jumlah janin mencit. Pengamatan untuk berat badan di lakukan selama 2 minggu dengan di lakukan penimbangan berat badan setiap hari terhadap mencit betina, dan untuk jumlah janin pada minggu terakhir dilakukan pembedahan terhadap kedua kelompok hewan uji. Hasil data yang telah di dapatkan dari penelitian ini telah di tampilkan di hasil penelitian, pada tabel 4.1 pengamatan berat badan mencit pada minggu pertama dan ke dua Kontrol Negatif, dimana dari hasil pengamatan yang di dapatkan bahwa berat badan mencit bertambah setiap hari. Pada tabel 4. 2 hasil pengamatan berat badan mencit dengan pemerian rebusan daun sirih 50% pada minggu pertama mengalami penurunan berat badan, penurunan berat badan yang terjadi di akibatkan setelah di lakukan pemerian oral rebusan daun sirih 50% saat diamati tingakat nafsu makan mencit berkurang, bila di bandingkan dengan mencit dengan kontrol negtif, serta mencit yang di beri rebusan daun sirih lebih malas bergerak, atau bisa dikatakan tidak aktif dalam bergerak bila di bandingkan dengan kelompok control negatif. Sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Ernestina Ugha Oli, dengan judul efek pemberian ekstrak daun sirih (Piper betle L) terhadap penurunan berat badan Tikus putih jantan yang menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih pada dosis 1,0 dan 1,5 g/KBB dapat menurunkan nafsu makan pada sedangkan yang dapat menurunkan berat badan adalah ekstrak daun sirih dengan dosis 1,0 dan 1,5. Pada tabel hasil pengamatan jumlah janin pada mencit setelah perlakuan. Pada tabel 4.3 hasil pengamatan jumlah janin dengan pemerian rebusan daun sirih, jumlah janin yang di dapat setelah pembedahan ialah 0 janin sedangkan Pada tabel 4.4 hasil pengamatan jumlah janin pada mencit dengan control negatife , jumlah janin yang di dapat setelah pembedahan dilakukan ialah 14 janin/fetus mencit. Dengan demikian setelah dilakuan penelitian selama 17 hari hasil yang di dapatkan dari menelitian yang berjudul pengaruh pemerian rebusan daun sirih terhadap tingkat kesuburan reproduksi mencit ialah ternyata rebusan daun sirih mempengaruhi tingkat kesuburan reproduksi mencit, Sehingga konsumsi rebusan daun sirih setiap hari dapat memberikan efek terhadap infertilitas pada mencit betina dengan melihat persentase rata-rata jumlah janin/fetus pada mencit dengan Kontrol Negatife adalah 3 sedangkan kelompok yang di berikan rebusan daun sirih jumlah rata-rata janin/fetus adalah 0. Kandungan kimia yang dapat menurunkan kesuburan reproduksi pada mencit betina ialah karena kandungan bahan ekstrak daun sirih yang mengandung senyawa zat kimia ialah tannin dan diastase yang memilki sifat septik yang dapat menghambat dan mempengaruhi sekresi GnRH (Gonadotropin R eleasing Hormon) yang dilakukan oleh system limbik di otak. Sesuai dengan teori bahwa hormone gonadotropin hanya berpengaruh pada testis dan ovarium keduanya mengatur fungsi reproduksi laki-laki dan perempuan. Fungsi dari hormon GnRH untuk menstimulasi pelepasan hormon gonadotropine hipofisis terhadap FSH dan LH, sehingga apabila terjadi hambatan di GnRH, maka hipofisis anterior sebagai penghasil FSH dan LH juga akan di pengaruhi dan secara tidak langsung akan mempengaruhi ovarium. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sri mudayatiningsih dkk, pada tahun 2015 daun sirih ternyata juga dapat menurunkan kualitas spermatozoa pada mencit jantan di sebabkan karena kandungan bahan ekstrak daun sirih yang mengandung senyawa zat kimia salah satunya tannin dan diastase yang memilki sifat septik yang dapat menghambat dan mempengaruhi sekresi GnRH (Gonadotropin R eleasing Hormon) yang dilakukan oleh system limbik di otak. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Perbandingan antara mencit yang di beri daun sirih, dengan yang tidak biberi daun sirih memiliki perbedaan yang signfikan, mencit betina yang di beri rebusan daun sirih 50% setelah di bedah tidak memilki janin sedangkan mencit betina yang tidak diberi rebusan daun sirih memilki janin B. SARAN saran dari penelitian ini adalah penambahan jumlah kelompok yang lebih besar antar perlakuan dengan kontrol agar dapat memaksimalkan penelitian, penambahan jumlah waktu penelitian hingga janin mencit lahir, uji efek toksik dari daun sirih serta uji apakah daun sirih dapat memberikan efek abortus pada janin. 41 DAFTAR PUSTAKA Akbar B. 2010. Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi sebagai Bahan Antifertilitas. Adabia Press, Jakarta. Erwanto et al. 2012. Pengaruh Jus Daun Sirih (Piper Betle Linn.) Sebagai Bahan Pracuring Dan Lama Penyimpanan Terhadap Komposisi Kimia Dan Angka Peroksida Dendeng Ayam Petelur. Fakultas Pertanian. Prodi Peternakan, Universitas Musamus. Merauke. Ernawati Sinaga, dkk. 2017. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Universitas Nasional IWWASH Global One. Erlia Narulita., jekti. 2017. Kontrasepsi Hormonal. Upt penerbitan Universitas, jember Ganong, W. F. 2003. Review of medical physiology. Internasional Edition. San fransisco: Mc Graw Hill Book. Joffer Julian dkk. 2017 Pengaruh Pemberian Eksttrak Daun Sirih (Piper betle L) Terhadap Spermatogenesis Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus), Vol 6 No 3 : 2302-2493 Jesonbabu,J., Spandana. 2011 , The Potensial Activiyy of Hidroxychavicol Against Phatogenetic Bacteria, J. Bacteriology Parasitologi. VOL. 2 (6). PP: 1-4 Kumari O. S, Nirmala B. R. 2015. Phyto Chemical Analysis of Piper betle Sciences (WJPPS) Vol 4 (1) : 699 – 703. Kanasaki, H., Oride. A. dkk. 2017 How is GnRH regulated in GnRHproducing neurons? Studies using GT1-7 cells as a GnRHproducing cell model. Gen com Endrocinol,147:138-142 42 43 Kamath M, Bhattcharya S (2012). Best Prac-tice & Research Clinical Obstetrics And Gynaecology: 729-38. Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri: Untuk Industri Makanan, Kosmetik dan Aromaterapai. Yogyakarta: C.V. Andi. Hal 16-17 Pradhan D., Suri K.A., Pradhan D.K.,Biswasroy P. 2013. Golden heart of the Nature: Piper betlen L . Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry Vol 1 (6) :147-167 Prawihardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan.Edisi ke Tiga. Yayasan Bina Pusaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Hal. 905-924 Sarwono, P. 2011. Ilmu Kandungan Edisi 3 Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Sri Mudayatiningsih, dkk. 2015 Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L) dan Kualitas Spermatozoa pada Mencit Jantan , Vol 1 no 2 :127-136 WHO. 2009. Rekomendasi Praktik Pilihan untuk Penggunaan Kontrasepsi (Selected Practice Recommendations for Contraceptive Use ) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. SKEMA KERJA Daun sirih (Piper betle L) Hewan uji mencit jantan dan betina Di cuci bersih dan di pisahkan dari kotoran yang menempel pemeliharaan Di Rajang-rajang penimbangan Di angin-anginkan Di kelompokkan Di timbang Di buat rebusan daun sirih 50% Aquadest Rebusan daun sirih 50% Pengamatan Analisa data Pembahasan kesimpulan Kesimpulan Lampiran 2. Perhitungan Dosis Pertitungan sebusan daun sirih sebagai kontrol positif (+) Untuk mencit pertama : Untuk mencit ke dua : Untuk mencit ke tiga : Untuk mencit ke empat : Untuk mencit ke lima : 29,7 20 23,7 20 22,3 20 31,5 20 28,7 20 × 0,52 ≡ 0,77 𝑚𝑙 × 0,52 ≡ 0,61 𝑚𝑙 × 0,52 ≡ 0,57 𝑚𝑙 × 0,52 ≡ 0,81 𝑚𝑙 × 0,52 ≡ 0,74 𝑚𝑙 Perhitungan aquadest sebagi kontrol negatif (-) Untuk mencit pertama : Untuk mencit ke dua : Untuk mencit ke tiga : Untuk mencit ke empat : Untuk mencit ke lima : 27,5 20 19,5 20 26,4 20 21,7 20 27,8 20 × 1 𝑚𝑙 ≡ 1, 37 𝑚𝑙 × 1 𝑚𝑙 ≡ 0,95 𝑚𝑙 × 1 𝑚𝑙 ≡ 1, 33 𝑚𝑙 × 1 𝑚𝑙 ≡ 1, 08 𝑚𝑙 × 1 𝑚𝑙 ≡ 1, 39 𝑚𝑙 LAMPIRAN 3. Dokumentasi Pengambilan sampel daun sirih Perajangan daun sirih Pencucian sampel Daun sirih di angin-anginkan Simplisia daun sirih Pembuatan rebusan daun sirih Penimbangan hewan uji Penimbangan simplisia daun sirih Hasil rebusan daun sirih 50% Pemerian rebusan daun sirih 50% Gambar Pembedahan mencit Gambar janin/fetus mencit Gambar janin/fetus mencit DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IdentitasPenulis 1. Nama : HASNA ARDI 2. Tempat/TanggalLahir : Belopa, 15 Agustus 1995 3. Agama : Islam 4. Alamat : Jl.Salla Belopa II No 49 5. Email : [email protected] B. Nama Orang Tua 1. Ayah : Ardi 2. Ibu : Wahida 3. Pekerjaan : Petani / IRT 4. Alamat : Belopa C. Riwayat Pendidikan 1. SDN 23 labucaeTamat Tahun 2008 2. SMP Negri 1 Belopa Tamat Tahun 2011 3. SMA Negri 1 belopa Tahun 2014 4. Program Studi DIII Farmasi STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo tamat tahun 2019.