Uploaded by Uppy Jufry

KTI LENGKAP HASNA

advertisement
Karya Tulis Ilmiah
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle
L) TERHADAP TINGKAT KESUBURAN REPRODUKSI
PADA MENCIT (Mus musculus) BETINA
OLEH
HASNA ARDI
DF.16.03.042
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
TAHUN 2019
i
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
Karya Tulis Ilmiah
PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle
L) TERHADAP TINGKAT KESUBURAN REPRODUKSI
PADA MENCIT (Mus musculus) BETINA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Pada Program Studi DIII Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
OLEH
HASNA ARDI
DF.16.03.042
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
TAHUN 2019
ii
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
iii
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
iv
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Hasna Ardi
Nim
: DF.16.03.042
Program Studi
: DIII Farmasi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Bukan
merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di
kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain. Saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.
Dibuat di
: Palopo
Pada tanggal : 27 juni
2019
Yang menyatakan
HASNA ARDI
v
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
SURAT PERYATAAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Hasna Ardi
Nim
: DF.16.03.042
Nim
: D III Farmasi
Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan,menyatakan bersedia
membuat karya ilmiah dalam bentuk jurnal dan menyetujui untuk
memberikan kepada Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo atas karya
ilmiah saya, beserta perangkat yang ada (jika di perlukan). Dengan hak
bebas Royalty Non-Ekslusif STIkes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolah mencantumkan
nama saya sebagai penulis/penciptaan dansebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya .
Dibuat di
: Palopo
Pada tanggal
: 27 juni 2019
Yang menyatakan
HASNA ARDI
vi
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini, yang merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar
Ahli Madya pada Program Pendidikan DIII FARMASI di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIkes) Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, mungkin masih banyak kekurangan atau kelemahan baik
dari segi penyusunan maupun dari pandangan pengetahuan, oleh karena
itu penulis mengharap adanya saran, pendapat atau kritik yang bersifat
konstruktif dari semua demi kesempurnaan penulisan KTI ini.
Selama proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini banyak
kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun atas bantuan
bimbingan dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat di dalamnya
sehingga hambatan dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat di
dalamnya sehingga hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi
dengan baik. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan
kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada IBU RISKA PURNAMASARI,S.Farm.M.Si.Apt
selaku
Pembimbing
dengan
penuh
kesabaran,
dan
keikhlasan
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan perhatian,
bimbingan dan arahan kepada penulis.
vii
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Asrul Prayudhi, SE, MM. selaku Ketua Yayasan Stikes Bhakti
Pertiwi Luwu Raya Palopo.
2. Ibu Dr.Ns.Agustina R. Palamba, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua Stikes
Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo.
3. Ibu Anugrah Umar, S.Si.M.Si,Apt selaku Ketua Program Studi D III
Farmasi Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo.
4. Terkhusus penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahku
ARDI dan ibunda tercinta WAHIDA dan kakak-kakakku yang selama ini
membantu serta seluruh keluarga besar penulis atas segala perhatian,
pengorbanan, kasih sayang serta do’a restunya yang luar biasa selama
ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya
Palopo yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam
meyelesaikan pendidikan selama ini.
6. Rekan-rekan Mahasiswa Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
angkatan 2016 terkhusus buat Nurul muhlisa, Hesti saputri, Indah
sari, Kartini usman, dan Irma suryani dan yang tak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung
yang
telah
memberikan
dukungan
selama
perkuliahan
sampai
menyelesaikan penelitian.
7. Kupersembahkan karya ini untuk semua keluarga besarku terima kasih
atas bimbingan dan dukungan serta doa yang selalu kurasakan.
viii
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
Dengan cinta dan kesabaran, memberi warna dan makna hidup, para
sahabat dan almamater tercinta, Luwu Raya.
Akhirnya semua amal baik dan bantuan semua pihak mendapatkan
pahala yang sebesar-besarnya dari Allah SWT, dan hasil penulisan ini
menjadi bacaan yang bermanfaat. Amin!
Palopo, 27 Juni 2019
Hasna ardi
ix
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KTI .................................................... iv
PERNYATAAN PUBLIKASI KTI ................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xii
ABSTRAK .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 2
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 2
D. Manfaat Penelitian............................................................. 3
x
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 5
A. Tinjauan Umum Tanaman Sirih ......................................... 5
B. Karakteristik Hewan Uji ..................................................... 7
C. Reproduksi Hewan Betina ................................................. 10
D. Sistem Reproduksi Wanita ................................................ 13
E. Hormon Yng Berperan Dalam Reproduksi Wanita ............ 15
F. Pengertian Kontrasepsi ..................................................... 19
G. Jenis-Jenis Kontrasepsi .................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN..................................................... 28
A. Desain Penelitian .............................................................. 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 28
C. Sampel .............................................................................. 28
D. Hewan uji .......................................................................... 29
E. Alat dabn Bahan ................................................................ 29
F. Variabel Penelitian ............................................................ 29
G. Prosedur Kerja .................................................................. 30
H. Pengumpulan Data............................................................ 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 39
A. Hasil Penelitian ................................................................. 33
B. Pembahasan ..................................................................... 35
xi
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
BAB V PENUTUP .......................................................................... 40
A. Kesimpulan ....................................................................... 40
B. Saran................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema kerja
Lampiran 2. Perhitungan dosis
Lampiran 3. Dokumentasi penelitian
Lampiran 4. Lembar konsul
xiii
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
ABSTRAK
Hasna Ardi. Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Sirih (Piper betle L) Terhadap
Tingkat Kesuburan Reproduksi pada Mencit (Mus musculus L) (dibimbing oleh
Riska Purnamasari
Daun sirih sudah sejak dulu di gunakan masyarakat indonesia sebagai obat
tradisional, penggunaan obat herbal atau tanaman obat sebagai kontrasepsi
telah lama di kenal di masyarakat. Tanaman yang digunakan sebagai
kontrasepsi mengandung antifertilitas, antiesterogenik, dan anti implantasi pada
wanita maupun pria. Salah satu bahan alam yang bersifat antifertilitas adalah
daun sirih (Piper betle L). Penelitian ini di lakukan untuk membuktikan adakah
pengaruh terhadap pemberian rebusan daun sirih terhadap tingkat kesuburan
reproduksi mencit betina (Mus musculus L). Rancangan penelitian ini eksperimen
Randomized Solomon four group design dengan dua kelompok control
pemberian rebusan daun siirh 50% dan kelompok control negatif.
Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa pemberian rebusan daun sirih
(Piper betle L). dapat mempengaruhi tingkat kesuburan reproduksi mencit betina,
pada kelompok control negatif menghasilkan janin/fetus sebanyak 14 fetus
sedangkan pada control positif tidak terdapat janin/fetus di karenakan kandungan
kimia daun sirih yaitu tannin dan diastase yang memiliki sifat septikyang dapat
menghambat dan mempengaruhi sekresi GnRH (Gonadotropin R eleasing
Hormon) yang dilakukan oleh system limbik di otak. Disarankan untuk melakukan
penelitian kembali tentang pengaruh rebusan daun sirih terhadap tingkat
kesuburan reproduksi pada mencit (Mus musculus L) dengan jumlah kelompok
yang lebih banyak.
Kata Kunci
: Rebusan daun sirih, Reproduksi, mencit
Daftar Pustaka
: 17 (1989-2017)
xiv
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
ABSTRACK
Hasna ardi the effect of givig a betel leaf decoction (Piper betel) is guided
by Riska Purnamasari Rasyd.
Betel leaf has been used by the indonesian comunity as a
traditional medicine, the use of herbal medicines or medicinal plants as
contraceptions has long been know to the public. Plants that are used as
contraseption contain antifertility, antiesterogenic, and anti-implantation in
women and men. One of the antifertility natural ingredients is the betel leaf
(Piper betel). This study was conducted to prove whether there was any
influence one the reproductive level of female mice (Mus musculus). The
study design randomized village four group solomon experiment with two
control groups giving 50% betel leaf stew and negative control group.
From this study it can can concluded that the administration of
peper betle leaves. Can effect the reproductive rate of female mice fertility,
in the negative control group produced fetuses/fetuses as many as 14
fetuses while in the positif control group there is no fetus/fetus due to the
chemical content of betel leaves namely tannins and diastases that have
septic properties that can inhibit and effect GnRH secretion (Releaing
Gonadotropin Hormone) carried out by the limbic sistem in the brain. It is
suggested to curve the reserch again about the effect of betel leaf
decoction on reproductive fertility levels in mice with more group.
Key words
: Betel leaf decoction, reproduction, mice
Bibliography
: 17 (1989-2017)
xv
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daun sirih sudah sejak dulu di gunakan masyarakat indonesia
sebagai obat tradisional. Tanaman sirih ( Piper bettle L. ) salah satu
tanaman yang mempunyai daya antibakteri di mana kemampuan
tersebut karena adanya berbagai macam zat yang terkandung di
dalamnya, kandungan utama daun sirih yang diketahui memiliki
aktivitas antibakteri ialah hidroksikavikol (jesonbabu et al, 2011).
Daun sirih sudah di percaya sejak zaman nenek moyang kita
sampai saat ini digunakan sebagai pembersih organ intim wanita,
Masalah reproduksi wanita yang sering di jumpai salah satunya
adalah keputihan. keputihan merupakan gejala yang sering di alami
oleh sebagian besar wanita. Masalah keputihan dapat mengganggu
penderita baik fisik maupun mental. Keputihan normal tidak memberi
dampak bagi wanita karena hanya di sebabkan oleh perubahan
hormon. Keputihan yang memberikan dampak adalah keputihan
patologis yang di sebabkan oleh infeksi pada vagina (jamur, bakteri,
parasit,
virus)
sehingga
perlu
pengobatan
segera
(prawirohardjo,2011).
Salah satu tanaman herbal yang di percaya masyarakat untuk
mengatasi keputihan adalah daun sirih, karena daun sirih hijau
1
KTI STIKes Bhakti Pertiwi Pertiwi Luwu Raya
2
memiliki kandungan antiseptik untuk membersihkan organ intim wanita
khususnya untuk masyarakat terdahulu, bahkan sebagian remaja
mulai menggunakan ekstrak daun sirih yang di kemas dalam beragam
produk untuk kebersihan wanita, namun masih ada sebagian besar
masyarakat tidak menggunakan ekstrak yang sudah jadi yang banyak
di jual di apotek atau swalayan ,tetapi mereka memanfaatkan
tanaman sirih hasil rebusan sendiri yang mereka tanam dan rawat
sendiri di pekarangan di rumah masing-masing masyarakat.
Fertilitas atau kesuburan pada wanita akan menurun secara
bertahap hingga usia 37 tahun, setelah kondisi sebelumnya
mengalami naik turun. Data dari Himpunan Endokrinologi Reproduksi
dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), Perhim-punan Fertilisasi In Vitro
Indonesia (PER-FITRI), Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), dan
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2013
dalam konsensus penanganan infertilitas menunjukkan usia pasangan
yang melaku-kan kunjungan ke klinik fertilitas, sebesar 21% wanita
berumur di bawah 35 tahun dan 26% perempuan berumur di atas 35
tahun (Kamath M, et al, 2012).
Secara garis besar penyebab infertilitas dapat di bagi menjadi
faktor tuba dan pelvik (35%), faktor lelaki (35%), faktor ovulasi (15%),
faktor idiopatik (10%), faktor lain (5%) (Sarwono, 2011).
Karena
maslah
keputihan
sehingga
banyak
masyarakat
menggunakan rebusan daun sirih sebagai pembersih organ intim,
3
tetapi saat ini masyarakat beranggapan jika penggunaan yang setiap
hari dan dalam jangka waktu yang panjang akan mempengaruhi
kesuburan organ intim wanita sehingga seorang wanita sulit
mendapatkan keturunan.
Pada
penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan
oleh
Sri
mudayatiningsih dkk, pada tahun 2015 daun sirih ternyata juga dapat
menurunkan kualitas spermatozoa pada mencit jantan di sebabkan
karena kandungan bahan ekstrak daun sirih yang mengandung
senyawa zat kimia salah satunya tannin dan diastase yang memilki
sifat septik yang dapat menghambat dan mempengaruhi sekresi
GnRH (Gonadotropin R eleasing Hormon) yang dilakukan oleh system
limbik di otak.
4
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah pada penelitian ini ialah:
1. Apakah ada pengaruh pemerian daun sirih (piper betle L)
terhadap tingkat reproduksi mencit (Muss musculus) betina?
2. Bagaimana perbandingan tingkat reproduksi mencit (Muss
musculus) betina antara kelompok yang di beri rebusan daun
sirih (Piper betle L) dengan kelompok yang tidak di berikan
rebusan daun sirih?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari
pemberian rebusan daun sirih (Piper betle L) terhadap tingkat
kesuburan reproduksi mencit (Muss musculus) betina.
D. Manfaat Peneliti
1. Bagi institusi pendidikan
Sebagai tambahan pengetahuan bagi mahasiswa STIKES
Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo dan sebagai bahan acuan
untuk peneliti sebelumnya.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat pengaruh
pemerian rebusan daun sirih (Piper betle L) terhadap tingkat
reproduksi mencit betina (Mus musculus). Hasil penelitian ini
5
diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi untuk
meningkatkan pengetahuan tentang obat tradisional.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
manfaat rebusan daun sirih (Piper betle L.) terhadap tingkat
kesuburan reproduksi bagi mencit (Mus musculus) betina
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman sirih
a. Sistematika Tanaman
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliphyta
Kelas
: Magnolipsida
Bangsa
: Piperales
Suku
: Piperaceae
Marga
: Piper
Spesies
: Piper betle L. (Pradhan et al., 2013)
b. Deskripsi tanaman
Daun Sirih (Piper betle L)
merupakan
tanaman terna
(tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak membentuk kayu dan
merambat) atau sejenis tanaman rempah yang bersifat antifungi,
6
antimikroba dan antioksidan. Hal ini disebabkan karena di dalam
ekstrak daun sirih mengandung minyak atsiri diantaranya adalah
senyawa kavikol dan eugenol (Erwanto et al., 2012).
Daun Sirih tumbuh merambat di hutan basah dengan
kelembaban relatif yang tinggi. Sirih menyukai tanah liat yang
lembab, kaya akan bahan organik dengan pH 7-7,5. Sirih tumbuh
subur di lingkungan dengan 22504750 mm hujan tahunan dan 900m
di atas permukaan laut. Daun sirih berbentuk hati dengan ukuran
yang beragam. Panjang daun bervariasi dari 7-15 cm begitu pula
lebarnya, bervariasi dari 5-14 cm (Pradhan et al., 2013).
c. Kandungan kimia
Daun sirih mengandung beberapa zat kimia diantaranya
Flavonoid,
tanin,
antrahaquinon,
alkaloid,
terpenoid,
saponim,glikosida, phlobatanindam miyak atsiri 0,8-1,8 % (kumari
dan nirmala, 2015).
Pada penelitian yang dilakukan sri mudayatiningsih dkk, 2015
dengan judul ekstrak daun sirih dan kualitas spermatozoa pada
mencit jantan senyawa kimia yang terkangandung dalam daun sirih
yang
mempengaruhi
kualitas
spermatozoa
mencit
jantan
di
antaranya tanin dan diastase yang memiliki sifat septik yang dapat
menghambat dan mempengaruhi sekresi GnRH yang dilakukan oleh
system limbik di otak.
d. Penyebaran
Tanaman sirih (Piper sp) merupakan tanaman asli Indonesia
yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain.
Tanaman merambat ini bisa hidup di iklim tropis mencapai tinggi 15
meter. Akar sirih adalah akar tunggang yang bentuknya bulat dan
berwarna coklat kekuningan.Batang sirih berwarna coklat kehijauan
ada juga hijau keunguan, berbentuk bulat, beruas, dan merupakan
tempat keluarnya akar. (Koensoemardiyah, 2010).
Daun sirih merupakan daun tunggal dengan bentuk jantung,
permukaan daun mengkilap, berujung runcing, tumbuh berselangseling, bertangkai, dan mengeluarkan aroma yang khas bila diremas.
Panjang daun 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Sirih memiliki bunga
majemuk yang berbentuk bulir dan merunduk. Bunga sirih dilindungi
oleh daun pelindung yang berbentuk bulat panjang dengan diameter
1 mm. Buah terletak tersembunyi atau buni, berbentuk bulat,
berdaging, dan berwarna kuning kehijauan hingga hijau keabuabuan. Tanaman sirih memiliki akar tunggang yang bentuknya bulat
dan berwarna cokelat kekuningan (Koensoemardiyah, 2010).
B. Karakteristik hewan uji
1. Mencit (Mus musculu)
Mencit hidup diberbagai daerah, mulai dari iklim dingin,
sedang maupun panas dan dapat hidup dalam kandang atau hidup
bebas sebagai hewan liar. Bulu mencit liar berwarna abu-abu dan
warna perut sedikit lebih pucat, mata berwarna hitam dan kulit
berpigmen (Akbar B., 2010)
Mencit adalah hewan pengerat yang cepat berkembang
biak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak. Oleh sebab itu mencit
merupakan hewan yang paling banyak digunakan sebagai hewan
model laboratorium dengan kisaran pengguanaan antara 40%-80%
(khususnya dalam penelitian biologi) (Akbar B. 2010)
Mencit (Mus musculus L.) termasuk mamalia pengerat
(rodensia) yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam
jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta sifat
anatomisnya dan fisiologisnya terkarakteristik dengan baik. Mencit
yang sering digunakan dalam penelitian di laboratorium merupakan
hasil perkawinan tikus putih “inbreed” maupun “outbreed”. Dari hasil
perkawinan sampai generasi 20 akan dihasilkan strain strain murni
dari mencit. (Akbar B. 2010)
a. Klasifikasi hewan
Phylum
: Chordata
Sub phylum
: Vertebrata
Class
: Mammalia
Ordo
: Rodentia
Family
: Muridae
Genus
: Mus
Species
: Mus musculus
b. Karakteristik hewan mencit ( Mus musculus L)
Lama hidup
:1-2 tahun, bisa sampai 3 tahun
Lama hamil
:19-21 hari
Umur di sapih
:21 hari
Umur dewasa
:35 hari
Siklus kelamin
:poliestrus
Lama estrus
:12-24 jam
Berat dewas
:- jantan 20-40g
:-Betina 18-35g
Berat lahir
:0,5-1,0 gram
Jumlah anak
:rata-rata 6, bisa 15
Suhu (rektal)
:35-390C (rata-rata)37,40 cC
Perkawinan kelompok
:4 betina dengan 1 jantan
Suhu tubuh
:35-390C
Denyut jantung
:320-780 per menit
Respirasi
:84-240 per menit
Volume urin
:0,5-1 ml/hari
Berat badan
:25-40 g
Usia pubertas
:35 hari
Konsumsi makanan
:12 g/100 g bb/ hari
Konsumsi air
:15 ml / 100 g bb/ hari
Aktivitas
:Nokturnal (malam)
Mencit (Mus musculus L.) memiliki ciri-ciri berupa bentuk
tubuh kecil, berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4-5
hari. Kondisi ruang untuk pemeliharaan mencit (Mus musculus L.)
harus senantiasa bersih, kering dan jauh dari kebisingan. Suhu
ruang pemeliharaan juga harus dijaga kisarannya antara 18-19ºC
serta kelembaban udara antara 30-70%. Mencit betina dewasa
dengan umur 35-60 hari memiliki berat badan 18-35 g.
Lama hidupnya 1-2 tahun, dapat mencapai 3 tahun. Masa
reproduksi mencit betina berlangsung 1,5 tahun. Mencit betina
ataupun jantan dapat dikawinkan pada umur 8 minggu. Lama
kebuntingan 19-20 hari. Jumlah anak mencit rata-rata 6-15 ekor
dengan berat lahir antara 0,5-1,5 g. Mencit sering digunakan dalam
penelitian dengan pertimbangan hewan tersebut memiliki beberapa
keuntungan yaitu daur estrusnya teratur dan dapat dideteksi, periode
kebuntingannya relatif singkat, dan mempunyai anak yang banyak
serta terdapat keselarasan pertumbuhan dengan kondisi manusia.
Gambar 2. Mencit (Mus musculus L.)
C. Reproduksi Hewan Betina
Tikus dan mencit memiliki banyak kemiripan dalam sistem
maupun siklus reproduksi. Secara umum sistem reproduksi betina
terdiri atas ovarium dan sistem duktus. Sistem tersebut tidak hanya
menerima telur yang diovulasikan dan membawa ke tempat
implantasi di uterus, tetapi juga menerima sperma dan membawanya
ke tempat fertilisasi yaitu oviduk (Akbar B. 2010).
1. Sistem Reproduksi
a. Ovarium
Bentuk ovarium sangat bervariasi sesuai dengan spesies dan
tergantung pada hewannya, apakah ia termasuk golongan politokus
ataupun monotokus (hewan yang melahirkan lebih dari satu).
Ovarium adalah kelenjar berbentuk biji, terletak di kanan dan kiri
uterus di bawah tuba uterin dan terikat di sebelah belakang oleh
mesovarium. Ovarium merupakan pabrik penghasil telur dan
hormone kelamin yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium tempat
berkembangnya folikel telur, yaitu folikel primer, folikel sekunder,
folikel tersier, folikel de Graaf, korpus rubrum, korpus luteum dan
korpus albikan. Folikel telur adalah sel telur yang dilingkupi oleh sel
sel
granulosa
(sel
folikel)
dengan
ketebalan
lapisan
yang
bervariasi,sesuai dengan tingkat perkembangannya (Akbar B. 2010).
b. Oviduk
Saluran ini terdapat sepasang dan merupakan penghubung
antara
ovarium
dengan
uterus.
Oviduk
terdiri
dari
bagian
interstisialis, bagian ismika, bagian ampularis dan infundibulum yang
berfimbria. Oviduk berfungsi pada saat ovulasi dimana ovum disapu
ke dalam ujung oviduk yang berfimbria. Fungsi lain dari oviduk
adalah kapasitasi sperma, fertilisasi, dan pembelahan embrio yang
terjadi dibagian ampula. Pengangkutan sperma ke tempat fertilisasi
dan pengangkutan ovum ke uterus diatur oleh kontraksi muskuler
yang dikoordinir oleh hormone ovarial, estrogen dan progesteron
(Akbar B. 2010).
c. Uterus
Uterus adalah suatu struktur saluran muskuler yang diperlukan
untuk penerimaan ovum yang dibuahi, penyediaan nutrisi dan
perlindungan fetus, serta stadium permulaan ekspulsi fetus pada
waktu kelahiran. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu membran
serosa (Perimetrium), merupakan lapisan terluar yang membungkus
uterus yang terdiri dari jaringan ikat. Miometrium merupakan lapisan
ke dua yang terdiri dari otot polos yang mengandung pembuluh
darah dan limpa. Sedangkan lapisan ketiga adalah endometrium
merupakan tempat nidasi atau implantasi serta perkembangan
embrio bagi mencit yang bunting. Bagi mencit yang tidak bunting
endometrium merupakan selaput lendir yang mengandung kelenjar
dan pembuluhdarah. Ketebalan selaput lendir dan vaskularisasi pada
endometrium
bervariasi
sesuai
dengan
perubahan-perubahan
hormon ovarium yaitu estrogen, progesteron dan kehamilan (Budhy
akbar 2010).
d. Vagina
Vagina terbagi menjadi dua bagian yaitu vertibulum (bagian luar
vagina) dan vagina posterior (dari muara uterus sampai serviks).
Dinding vagina terdiri dari mukosa, muscularis dan serosa. Pada
betina yang memiliki siklus normal, sel-sel epithelium yang
membatasi vagina mengalami perubahan secara periodik yang
dikontrol oleh hormon yang disekresikan oleh ovarium. Vagina
merupakan saluran panjang yang terletak dorsal terhadap urethra
dan ventral terhadap rektum, sebagai tempat penumpahan semen
dari individu jantan.(Akbar B. 2010).
D. Sistem reproduksi wanita
Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh
yang penting meskipun tidak berperan dalam homeostatis dan
esensial bagi kehidupan seseorang. Pada manusia, reproduksi
berlangsung secara seksual. Organ reproduksi yang dimiliki manusia
berbeda antara pria dan wanita. Organ reproduksi wanita terdiri atas
organeksternal dan internal yang sebagian besar terletak dalam
rongga panggul. Organ eksternal (sampai vagina) berfungsi sebagai
alat kopulasi, sedangkan organ internal berfungsi sebagai ovulasi,
fertilisasi ovum, transportasi blastocyst. Fungsi sistem reproduksi
wanita dikendalikan oleh hormon-hormon gonadotropin atau steroid
dari
poros
hormonal
thalamus-hypothalamus-hipofisis-adrenal-
ovarium. Selain itu terdapat organ atau sistem ekstrak genital yang
juga di pengaruhi oleh siklus reproduksi yaitu payudara, kulit daerah
tertentu, pigmen dan sebagainya (Erlia dan jekti 2017).
a.
Organ genitalia internal
1. Uterus
Uterus merupakan organ reproduksi wanita yang utama, yang
berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. Terletak di
belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan di ikat oleh enam
ligamen. Dinding uterus terdiri atas tiga lapisan utama, yaitu:
membran serosa yang membungkus seluruh organ, miometriumyang
terdiri atas tiga lapisan-lapisan otot yang telah tersusun melingkar,
lapisan otot luar yang membujur, dam lapisan vaskuler yang
memisahkan kedua lapisan otot tersebut, dan endometrium yang
terdiri
atas
lapisan
epitheliumyang
membatasi:
lumen,lapisan
glanduler, dan jringan pengikat (erlia dan jekti 2017).
2. Korpus uteri
Paling luar lapisan serosa atau peritoneum yang melekat
pada ligamentum latum uteri di intra abdomen lapisan muscular atau
miometrium berupa otot polos 3 lapis serta lapisan endometrium
yang melapisi dinding cavum uteri (ganong,2001).
3. Tuba falopi
Tuba fallopii merupakan saluran yang menghubungkan ovarium
dengan rahim (uterus), terdapat satu pasang di dalam tubuh
perempuan dengan alat penggantung mesosalpinx.Bentuk berkelokkelok yang disebut juga tuba uterina. Ujung kranial (bagian kepala)
terbuka dengan lubang yang disebut osteum tuba abdominale, dan
pada
bibirnya
terdapat
juluran
seperti
jarijari
dikenal
sebagaifimbriaeyang berfungsi untuk membantu masuknya telur dari
indung telur ke dalam saluran telur. Ke arah kaudal (bagian ekor)
dari mulut saluran telur menyempit sehingga berbentuk seperti
corong yang disebutinfundibulum. (Ernawati sinaga dkk, 2017).
Bagian-bagian lain dari saluran telur adalahampula yang meliputi
kira-kira
setengah
merupakan
bagian
dari
panjang
menyempit
saluran
yang
telur,
dan
isthmus
berhubungan
dengan
rahim.Fungsi saluran telur adalah memindahkan sel telur dan
spermatozoa ke tempat pembuahan, sebagai tempat pembuahan,
pengaktifan (kapasitasi) spermatozoa, dan tempat pembelahan zigot
(Ernawati sinaga dkk, 2017).
4. Ovarium
organ endokrim berbentuk oval, terletak di dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan.ovarium adalah organ perempuan
yang menghasilkan ovum. Ovarium dilapisi mesovarium, sebagai
jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf, terdiri dari korteks
dan medulla. Ovarium tidak menempel pada tuba falopi tetapi
menggantung dengan bantuan sebuah ligamen. Ovarium berfungsi
dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi,
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (Erlia dan jekti, 2017)
E. Hormon yang berperan dalam reproduksi wanita
Fungsi
reproduksi
manusia
diatur
oleh
hipothalamus.
Sebagai pusat pengaturan homoestasis, hipothalamus mengatur
pengeluaran hormon yang bekerja pada gonad. Gonadotropin
releasing hormon (GnRH) yang di sekresikan darihipothalamus akan
berikatan dengan reseptor gonadotrophs di hipofisis anterior
merangsang pengeluaran gonadotropine hormon (LH dan FSH)
masuk kedalam aliran darah menuju gonad. Di gonad LH dan FSH
menstimulasi sekresi hormon steroid reproduksi seperti testosteron,
estrogen
dan progesteron. Hormon produsi menghambat sekresi
GnRH dan gonadotropine hormon melalui umpan balik negatif
( kanasaki,et al.2017)
1. Gonadotropin Releasing Hormone
Luteneizing hormone (LH) dan follicle-srtimulating hormone
(FSH) Di sebut juga hormone gonadotropin kasena menstimulasi
gonad. Gonad memang bukan organ essensial untuk hidup, tetapi
essensial untuk reproduksi. Ada dua hormone yang di sekresikan
dari sel-sel hipofisis anterior
gonadotroph. Sebagian besar sel
gonadotroph hanya mensekresikan LH ayau FSH, tetapi sebagian
lagi
mensekresikan
ke
duanya.
Kedua
hormon
ini
hanya
berpengaruh di testis dan ovarium. Bersama keduanya mengatur
fungsi reproduksi laki-laki dan perempuan ( kanasaki,et al.2017)
2. Letunizing Hormone (LH)
Pada laki-laki dan perempuan, LH menstimulasi sekresi
hormone steroid dan organ reproduksi. Pada testis LH berikatan
dengan reseptornya di intertistinal sel ( sel leydig) menstimulasi
sintesa dari sekresi tostesteron. Sedangkan sel-sel theca di
ovarium akibat stimulasi LH, mensekresikan tostesteron yang
kemudian di ubah menjasi estrogen oleh sel granulosa. Pada
wanita, pelepasan dari sel telur yang matang di ovariu di picu oleh
lonjakan sekresi LH yang besar di kenal sebagai preovullatory LH
surge. Sel-sel sisa dalam folikel ovarium berploriferasi menjadi
korpus luteum, yang kemudian mensekresikan hormone steroid
progesterone dan estradiol. (Erlina dan jekti: 2017)
Progesterone menyebabkan pertambahan vaskuler dinding
endometrium dan penting untuk mempertahankan kehamilan. Pada
sebagian
mamalia,
LH
di
perlukan
untuk
melanjutkan
perkembangan dan fungsi corpus luteum. Penamaan Luteinizing
Hormone berasal dari pengaruh perangsangan luteinisasi dari
folikel ovarium (Erlina dan jekti: 2017)
3. Follicle Stimulating Hormone
Seperti namanya, FSH
menstimulasi pematangan folikel
ovarim. Primary folikel yang terdiri atas satu lapis sel, oleh FSH
akan berkembang menjadi folikel sekunder yang di tandai dengan
terbentuknya sel-sel granulosa. Pemberian FSH kepada manusia
dan hewan memicu superovulasi, atau perkembangan folikel
ovarium matang lebih dari jumlah yang biasanya. FSH juga
berguna untuk spermatogenesis. FSH melekat pada reseptornya di
sel sertoli, untuk mendukung pematangan sel-sel sperma (Erlina
dan jekti: 2017)
4. Estrogen
Estrogen merupakan salah satu hormone reproduksi pada
hewan betina. Hormone ini terutama di sekresi oleh sel-sel
granulosa penyusun folikel ovarium. Srtuktur hormone estrogen
tersusun atas 18 atom C, gugus –OH fenolik pada C-3, sifat
aromatic cincin A dan tidak mempunyai gugus metil pada C-10
(Deliman dan brown,1992 dalam sitasiwi,2007). Estrogen di bentuk
oleh sel-sel granulos dalam folikel ovarium melalui serangkaian
konversi melalui reaksi enzimatis. Substrat utama pembentukan
estrogen adalah kolesterol.kolesterol secara berurutan mengalami
perubahan
menjadi
pregnenolon,progesterone,
17α-hidroksi
progesterone, androstenedion dan testoteron. (Erlina dan jekti:
2017)
5. Progesterone
Progesteron adalah hormone steroid yang di sekresi oleh
korpus luteum,placenta dan sejumlah kecil dari folikel. Hormone ini
berperan
dalam
peristiwa
menstruasi
serta
kehamilan.
Progesterone sama halnya seperti hormone steroid yang lain, di
sintesis dari pregnolone, suatu derivat kolesterol. dua persen
progesterone
beredar
dalam
plasma
dalam
bentuk
bebas,
sedangkan 80% berikatan albumin dan 18%berikatan dengan
corticosteroid-binding glubolin (Ganong, 2003)
Progesterone bersama-sama dengan estrogen memegang
peranan penting di dalam regulasi seks hormone wanita. Pada
wanita, pregnenolon di ubah menjadi progestern atau 17αhidroksipregnenolon dan perubahan ini tergantung dari fase ovulasi
di mana progesterone di sekresi oleh korpus luteumdalam jumlah
yang besar. Progesterone juga merupakan precursor untuk
testoteron dan estrogen pada saat terjadi metabolisme 17αhidroksiprogesteron
menjadi
dehidroepiandrosteron
yang
di
konversi menjadi 4 androstenedion dengan bantuan enzim 17αhidroksilase pregnenolon (Erlina dan jekti: 2017).
F. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang beratri mencegah
atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antar sel telur
yang matang dan sel sperma yang mengkibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dan sel
sperma tersebut. Dalam arti luas kontrasepsi adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kontrasepsi atau kehamilan. Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat pemanen. Oleh karena itu
kontrasepsi tidak hanya mencegah persatuan antar telur dan
sperma, tetapi juga mencegah pematangan telur dan sperma,
maupun mencegah implantasi telur yang telah di buahi. Kontrasepsi
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas
(Prawiroharjo,2011)
G. Jenis – jenis kotrasepsi
Jenis kontrasepsi yang dapat dilakukan antara lain: Penggunaan
obat peroral, Suntikan, Implantasi, penggunaan alat dalam sistem
reproduksi ( kondom, alat kontrasepsi dalam rahm atau KDR, Intra
uterina contraceptive device atau IUD), Operasi
( Tubektomi dan
vasektomi) (Prawirohardjo 2011).
Berdasarkan pengobatannya kontrasepsi terbagi menjadi 2 (dua)
jenis yaitu :
1. Non Farmakologi
Kontrasepsi teknik
a. Coitus Interruptus ( senggama terputus ): ejakulasi diluar
vagina
Efek samping : penyakit ginekologik, neurologist kejiwaan
b. Sistem kalender ( pantang berkala ) :tidak melekukan
senggama pada masa subur.
Kontrasepsi mekanik
a. Kondom
Kondom merupakan selaput/selubung/sarumg karet
yang dapat terbuat dari bahan diantaranya lateks (karet),
plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang di
pasang pada jenis pada penis selama berhubungan
seksual. Berfungsi sebagai pemblokir/barrier sperma.
Dimana mekanisme kerja dari pengggunaan kondom
adalah untuk menghalangi terjadinya pertemuan sperma
dan sel telur dengan dengan cara mengemas sperma di
ujung selubung karet yang di pasang, selain itu kondom
juga mencegah penularan mikroorganisme dari satu
pasangan ke pasangan yang lain.
b. Femidom
Alat
ini seperti kondom,
tetapi di pakai oleh
perempuan , bentuknya seperti topi yang menutupi mulut
Rahim.
Terbuat dari karet dan agak tebal, fungsinya
sama seperti kondom laki-laki.
c. Spermisida
Merupakan bahan kimia yang di gunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma.
Bentuknya
:
Aerosol
(busa)
tablet
vaginal,
suppositoria, dan krim
Efek samping
: menyebabkan alergi
d. AKDR dengan progestin
AKDR atau IUD (Intra Uterin Device) bagi banyak
kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik.
Alat ini sangat efektif dan tigak perlu di ingat setiap hari
seperti halnya pil. Adapun macam-macam AKDR antara
lain:
1. Copper -T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di
mana pada bagian vertikalnya di beri lilitan kawat
tembaga
halus.
Lilitan
kawat
tembaga
halus
ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang
cukup baik
2.
Copper -7
AKDR ini berbentuk seperti angka 7 dengan maksud
untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai
ukuran batang vertical 32mm dan di tambah gulungan
kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan
200 mm2, fungsinya sama halnya dengan lilitan tembaga
halus pada jenis Copper-T
3.
Multi Load
AKDR ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan
dua tanag kiri dan kanan berbentuk sayap dan fleksibel.
Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. batangnya
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan
250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas,
ada tiga ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil),
dan mini.
2. Farmakologi
1.
Kontrasepsi sterilisasi
Mengikat sel indung telur pada wanita (tuberkomi)
atau testis pada pria (vasektomi).
Kerugian dari kontrasepsi ini menyebabkan infeksi
dan komplikasi akibat pembedahan dan kemungkinan
kehamilan di luar kandungan, dan mengakibatkan rasa
nyeri di lokasi operasi.
2.
Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi
hormonal
adalah
alat
atau
obat
Kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kehamilan dimana bahan bakunya mengandung bahan
preparat
estrogen
dan
progesterone.
Kontrasepsi
hormonal ( oral/pil KB ) merupakan kontrasepsi yang
mengandung kombinasi estrogen seperti etinilestradiol
dan satu dari beberapa steroid C
19
dengan aktifitas
progesterone seperti noretidron atau hanya progestin.
Estrogen menekan
follicle stimulating hormone (FSH)
dan mencegah perkembangan folikel dominan. Estrogen
juga menstabilkan bagian dasar endometrium dan
memperkuat
peningkatan
kerja
progestine.
lutenizing
Progestin
hormone
(LH)
menekan
sehingga
mencegah ovulasi. (Erlia dan jekti 2017)
A. PIL KB
Jenis pil KB antara lain:
a. Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen /progestin dalam dosis yang sama,
dengan 7 tanlet tanpa hormone yang aktif.
Contonya
Komposisi
: MICROGYNON
: 21 tablet masing-masing mengandung
0, 15
mg levonorgestret dan 0,03 mg
Etinilestradiol serta 7 tablet placebo.
Dosis
: tiap hari 1 tablet mulai hari pertama haid, tablet
pertama di ambil dari bagian bungkus berwarna
merah/biru di sesuaikan dengan harinya.
Caranya : satu tablet di minum tiap hari selama
28
hari
berturut-turut.
Kemasan
berikutnya setelah tablet pada kemasan
sebelumnya habis.
b. Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen /progestin dalam dosis yang sama,
dengan 7 tanlet tanpa hormone yang aktif
Contohnya
: CLIMEN
Komposisi
: Terdiri dari 16 tablet putih berisi estrdiol
Valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi
estradiol valerate
2 mg dan cyproteron
acetate 1 mg
Dosis
: Wanita yang masih menstruasi, di mulai
pada
awal
menstruasi,
wanita
yang
menstruasinya tidak teratur dapat di mulai
kapam saja asal tidak hamil. Tablet putih 1x
sehari selama 16 hari di ikuti tablet merah
muda 1x sehari selama 12 hari.
Caranya
:minumlah tablet putih 1x sehari selama 16
hari di lanjutkan dengan tablet pink 1x sehari
hinggs hsbis.
c. Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen /progestin dalam dosis yang sama,
dengan 7 tanlet tanpa hormone yang aktif.
Contohnya
Komposisi
: TRINORDIOL
:Tiap kemasan trinordiol berisi 28 tablet.
Tablet ini di susun dalam kemasan menurut
sebagai berikut, 6 tablet kuning tua dari 0,03
mg etinilestradiol dan 0,05 mg levonorgestrel.
5 tablet putih dari 0,04 mg etinilestradiol dan
0,075 mg levonorgestrel, dan 10 tablet kuning
dari 0,03 mg etinilestradiol, dan 0,125 mg
levonorgestrel, dan 7 tablet inert merah dari
31,835 mg laktosa.
Dosis
: 1 tablet sebelum tidur setiap hari
Caranya
: satu tablet setiap hari untuk 28 hari berturutturut
dalam
urutan
yang
tepat
seperti
diuraikan diatas . tablet di minum terus
menerus tanpa di hentikan.
B. SUNTIK KOMBINASI
Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron
asett dan 5 mg Estradiol sipionat yang di berikan injeksi IM sebulan
sekali, dan 50 mg Noretindrom Enantat dan 5 mg estradiol valerant
yang di berikan injeksi IM. Secara umum mekanisme kerjanya adalah
menekan ovulasi, mengentalkan lender serviks, atrovi endometrium,
dan menghambat transportasi ovum lewat tuba.
3. Kontrasepsi Implant
a) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, diameter 3,4 mm, yang di isi dengan 36 mg.
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
b) Implanon
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 4
mm, dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-ketodosegestrel dan lama lerjanya 3 tahun.
c) Jadena dan Indoplan
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg. levonorgestrel
dengan lama kerja 5 tahun.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian
eksperimen Randomized
Solomon four group design, yaitu suatu penelitian yang dilakukan
dengan lebih dari satu kelompok perlakuan dan kelompok lain sebagai
kelompok kontrol, kemudian dilakukan akibatnya di observasi. untuk
mengetahui bagaimana pengaruh rebusan daun sirih hijau (Piper betle
L.), terhadap tingkat kesuburan reproduksi terhadap hewan uji mencit
(Mus musculus) betina dengan kontrol negative (-) dan rebusan daun
sirih 50% .
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Stikes Bhakti Pertiwi Luwu
Raya Palopo pada Tanggal 01-16 april 2019
C. Sampel
Sampel daun sirih yang di gunakan di peneltian ini daun sirih yang
berasal dari kota palopo, yang di ambil sesuai dengan kriteria, daun
sirih yang sudah tua, berwarna hijau tua, tidak sobek, dan bersih dari
kotoran.
a. Kriteria inklusi:
1. Daun sirih
2. Daun sirih yang sudah tua
3. Daun sirih berwarna hijau tua
29
4. Daun sirih tidak sobek dan
5. Bersih dari kotoran
b. Kriteria ekslusi
1. Daun sirih yang masih mudah
2. Daun sirih yang cacat
D. Hewan uji
Mencit (Mus musculus)
E. Alat dan Bahan
a.
Alat yang digunakan
Kandang mencit, sarung tangan, gelas kimia, panci, gelas ukur,
canula 1cc, timbangan (ACIS), batang pengaduk, gunting, pingset,
kain flannel, sterofom, dan pentul
b. Bahan yang digunakan
Aquades, tissue, dan kloroform
F. variabel penelitian
a. Variabel bebas (indeppenden)
Variabel bebas (indeppenden) dalam penelitian ini adalah
rebusan daun sirih
b. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah
reproduksi
c. Variabel pengganggu (confounding)
Variabel pengganggu (confounding) dalam penelitian ini
adalah hewan uji yang cacat, daun sirih yang terserang hama,
G. Prosedur Kerja
1. Pengolahan Sampel
Sampel berupa daun sirih (Piper betle L.), yang masih segar,
dicuci bersih, dirajang-rajang kemudian di angin-anginkan
hingga kering, lalu ditimbang sesuai dengan yang diinginkan.
2. Pembuatan Rebusan daun sirih (Piper betle L.),
Pembuatan rebusan daun sirih (Piper betle L.),sesuai
dengan konsentrasi yang ditentukan. daun sirih (Piper betle
L.),dengan konsentrasi 50% b/v dibuat dengan cara daun sirih
(Piper betle L.) 50 gram, di masukkan dalam panci kemudian di
tambahkan air 120 ml ke mudian direbus hingga suhu mencapai
100 0C. kemudian di angkat lalu saring dengan menggunakan
kain flannel, Hasil rebusan tersebut dimasukkan kedalam gelas
ukur untuk mengukur volume dari rebusan daun sirih (Piper
betle L.),bila hasil rebusan kurang dari 100 ml, maka di
cukupkan dengan cara bilas dengan air panas melalui ampas.
3. Penyiapan hewan uji
Disiapkan 16 ekor mencit dewasa yang dibagi menjadi 2
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8 ekor mencit
dewasa yang berbadan sehat, gerakan lincah,tidak cacat dan
dengan bobot yang sudah ditentukan. Setiap kelompok terdiri dari
5 mencit betina dan 3 mencit jantan
4. Perlakuan hewan uji
Minggu pertama mencit ditimbang dan dicatat berat badan
sebelum pemberian rebusan daun sirih, dan di berikan rebusan
daun sirih sesuai dengan konsentrasi yang di tentukan.pada
minggu pertama mencit betina dan jantan masih di pisahkan.
Minggu ke dua, dan ke tiga mencit dikawinkan dengan mencit
jantan dan tetap di beri rebusan daun sirih, dan tetap dilakukan
penimbangan BB setiap hari. Pada minggu ke tiga di lakukan
pembedahan pada mencit betina yang diberi rebusan daun sirih
50% dan kontrol negative (-), pengamatan yang dilakukan dilihat
jumlah janin untuk kedua kelompok apakah ada pengaruh
pemerian rebusan daun sirih terhadap tingkat reproduksi mencit
betina.
5. Analisa data
Penimbangan BB badan mencit betina dilakukan setiap hari
dari minggu pertama hingga minggu ke dua, apakah ada
perbedaan BB
yang terjadi dengan kelompok yang di beri
rebusan daun sirih dengan kelompok yang tidak di beri rebusan
daun sirih, pada minggu ke tiga dilakukan pembedahan terhadap
mencit betina yang diberi rebusan daun sirih dan kelompok yang
tidak diberi rebusan daun sirih kontro negatif (-) dilakukan
pengamatan jumlah janin mencit.
6. Pengamatan dan pengumpulan data
Pengamatan di lakukan terhadap mencit setelah di beri
perlakuan dan pengumpulan data di ambil berdasarkan hasil
penelitian.
7. Penarikan ke simpulan
Kesimpulan
di
ambil
berdasarkan
hasil
pengamatan,
pengumpulan data dan pengolahan data serta pembahasan hasil
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Pengamatan Berat Badan Mencit Kelompok Kontrol Negatif (-)
Berat Badan Mencit dalam Gram
Mencit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah
Ratarata
I
27,5
27,8
27,9
28,3
28,9
29,3
29,5
30,6
31,9
32,6
33,8
34,1
35,9
36,3
434,4
31,0
II
19,3
19,8
19,6
20,2
20,9
21,7
21,9
22,1
22
21,8
22,2
22,3
22,8
23,1
299,7
21,4
III
26,4
26,5
25,9
26,2
26,5
26,9
27
27,3
27,7
28,7
29,6
30,9
32,2
33,4
395,2
28,2
IV
21,7
21,9
22,3
22,7
22,9
23,2
23,5
23,7
24,1
25,2
25,6
25,9
26,4
27
336,1
24,0
V
27,8
27,9
28,1
28,5
29
29,3
30,6
30,9
31,3
31,9
32,2
32,9
33,1
34,5
428
30,5
Tabel 4.2 Pengamatan Berat Badan Mencit Kelompok Rebusan Daun
sirih 50%
Berat Badan Mencit dalam Gram
Mencit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jumlah
Ratarata
I
29,7
27,7
26,8
25,6
25
24,8
23,7
23,4
23,7
23,5
23,1
22,8
22,4
22
344,2
24,5
II
23,7
23,9
23
21,5
21,1
20,6
20,3
19,3
19,1
18,9
18,2
17,6
16,8
15,5
279,5
19,9
III
22,3
21,5
20,6
19,8
19,4
19,6
19
19
18,9
18,6
18,1
17,9
17,4
16,3
268,4
19,1
IV
31,5
29,8
28,4
26,6
25,6
25,8
25,9
26
25,7
24,5
23,9
22,7
21,9
21,2
359,5
25,6
V
28,7
27,6
27,3
26,8
26
25,8
25,5
25,4
24,7
24,3
24,1
23,9
23,5
23,1
356,7
25,4
34
Tabel 4.3 Pengamatan Jumlah Janin Mencit Kelompok Rebusan
Daun Sirih
Mencit
1
2
3
4
5
Jumlah
Rata-Rata
Jumlah
Janin
0
0
0
0
0
0
0
Tabel 4.4 Pengamatan Jumlah Janin Mencit Kelompok Kontrol
Negatif (-)
Mencit
Jumlah Janin
1
5
2
0
3
3
4
0
5
6
Jumlah
14
Rata-Rata
2,8
B. PEMBAHASAN
Kandungan kimia daun sirih yang mempengaruhi sistem
reproduksi salah satunya senyawa zat kimia tannin dan diastase yang
memilki sifat septik yang dapat menghambat dan mempengaruhi
sekresi GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang dilakukan oleh
sistem limbic di otak. Hormone gonadotropin hanya berpengaruh pada
testis dan ovarium keduanya mengatur fungsi reproduksi laki-laki dan
perempuan. ( Erliana dan Jekti 2017)
Fungsi dari hormone GnRH untuk menstimulasi pelepasan
hormone gonadotropine hipofisis terhadap FSH dan LH, sehingga
apabila terjadi hambatan di GnRH, maka hipofisis anterior sebagai
penghasil FSH dan LH juga akan berpengaruh
dan secara tidak
langsung akan mempengaruhi ovarium. ( Erliana dan Jekti 2017)
Tikus dan mencit memiliki banyak kemiripan dalam sistem
maupun siklus reproduksi. Secara umum system reproduksi betina
terdiri atas ovarium dan system duktus. Sistem tersebut tidak hanya
menerima telur yang di ovulasiksn dan membawa ke tempat
implantasi di uterus, tetapi juga menerima sperma dan membawanya
ke tempat fertilisasi yaitu oviduk. (Akbar B. 2010)
Dalam sistem reproduksi wanita secara umum pil KB kombinasi
mempengaruhi sistem reproduksi dengan cara mengentalkan lender
serviks sehingga sult di lalui sperma dan pergerakan sperma
terganggu
sehingga
transportasi
sperma
menuju
ovum
akan
terganggu dan penggunaan obat tradisional dapat pula mempengaruhi
sistem reproduksi wanita seperti daun kemangi, buah nanas, biji
kapas serta daun sirih.
Penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pemberian
rebusan daun sirih (Piper betle L) dengan konsentrasi 50% terhadap
tingkat kesuburan reproduksi pada hewan uji mencit betina ini
di
maksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian
rebusan daun sirih terhadap tingkat reproduksi mencit betina.
Pada penelitian ini digunakan dua kelompok hewan uji dimana
pemberian rebusan daun sirih sebagai konrtol positif dan kontrol
Negatif.
Penentuan pengaruh rebusan daun sirih (Piper betle L) terhadap
tingkat reproduksi mencit (Mus musculus) betina menggunakan 2
variabel yaitu berat badan mencit dan jumlah janin mencit.
Pengamatan untuk berat badan di lakukan selama 2 minggu dengan
di lakukan penimbangan berat badan setiap hari terhadap mencit
betina, dan untuk jumlah janin pada minggu terakhir dilakukan
pembedahan terhadap kedua kelompok hewan uji.
Hasil data yang telah di dapatkan dari penelitian ini telah di
tampilkan di hasil penelitian, pada tabel 4.1 pengamatan berat badan
mencit pada minggu pertama dan ke dua Kontrol Negatif, dimana dari
hasil pengamatan yang di dapatkan bahwa berat badan mencit
bertambah setiap hari.
Pada tabel 4. 2 hasil pengamatan berat badan mencit dengan
pemerian rebusan daun sirih 50% pada minggu pertama mengalami
penurunan berat badan, penurunan berat badan yang terjadi di
akibatkan setelah di lakukan pemerian oral rebusan daun sirih 50%
saat diamati tingakat nafsu makan mencit berkurang, bila di
bandingkan dengan mencit dengan kontrol negtif, serta mencit yang di
beri rebusan daun sirih lebih malas bergerak, atau bisa dikatakan
tidak aktif dalam bergerak bila di bandingkan dengan kelompok control
negatif. Sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Ernestina
Ugha Oli, dengan judul efek pemberian ekstrak daun sirih (Piper betle
L) terhadap penurunan berat badan Tikus putih jantan yang
menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih pada dosis 1,0 dan 1,5 g/KBB
dapat menurunkan nafsu makan pada sedangkan yang dapat
menurunkan berat badan adalah ekstrak daun sirih dengan dosis 1,0
dan 1,5.
Pada tabel hasil pengamatan jumlah janin pada mencit setelah
perlakuan. Pada tabel 4.3 hasil pengamatan jumlah janin dengan
pemerian rebusan daun sirih, jumlah janin yang di dapat setelah
pembedahan ialah 0 janin sedangkan Pada tabel 4.4
hasil
pengamatan jumlah janin pada mencit dengan control negatife ,
jumlah janin yang di dapat setelah pembedahan dilakukan ialah 14
janin/fetus mencit.
Dengan demikian setelah dilakuan penelitian selama 17 hari hasil
yang di dapatkan dari menelitian yang berjudul pengaruh pemerian
rebusan daun sirih terhadap tingkat kesuburan reproduksi mencit ialah
ternyata rebusan daun sirih mempengaruhi tingkat kesuburan
reproduksi mencit, Sehingga konsumsi rebusan daun sirih setiap hari
dapat memberikan efek terhadap infertilitas pada mencit betina
dengan melihat persentase rata-rata jumlah janin/fetus pada mencit
dengan Kontrol Negatife adalah 3 sedangkan kelompok yang di
berikan rebusan daun sirih jumlah rata-rata janin/fetus adalah 0.
Kandungan kimia yang dapat menurunkan kesuburan reproduksi
pada mencit betina ialah karena kandungan bahan ekstrak daun sirih
yang mengandung senyawa zat kimia ialah tannin dan diastase yang
memilki sifat septik yang dapat menghambat dan mempengaruhi
sekresi GnRH (Gonadotropin R eleasing Hormon) yang dilakukan oleh
system limbik di otak. Sesuai dengan teori bahwa hormone
gonadotropin hanya berpengaruh pada testis dan ovarium keduanya
mengatur fungsi reproduksi laki-laki dan perempuan. Fungsi dari
hormon GnRH untuk menstimulasi pelepasan hormon gonadotropine
hipofisis terhadap FSH dan LH, sehingga apabila terjadi hambatan di
GnRH, maka hipofisis anterior sebagai penghasil FSH dan LH juga
akan di pengaruhi dan secara tidak langsung akan mempengaruhi
ovarium.
Pada
penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan
oleh
Sri
mudayatiningsih dkk, pada tahun 2015 daun sirih ternyata juga dapat
menurunkan kualitas spermatozoa pada mencit jantan di sebabkan
karena kandungan bahan ekstrak daun sirih yang mengandung
senyawa zat kimia salah satunya tannin dan diastase yang memilki
sifat septik yang dapat menghambat dan mempengaruhi sekresi
GnRH (Gonadotropin R eleasing Hormon) yang dilakukan oleh system
limbik di otak.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perbandingan antara mencit yang di beri daun sirih, dengan yang
tidak biberi daun sirih memiliki perbedaan yang signfikan, mencit
betina yang di beri rebusan daun sirih 50% setelah di bedah tidak
memilki janin sedangkan mencit betina yang tidak diberi rebusan daun
sirih memilki janin
B. SARAN
saran dari penelitian ini adalah penambahan jumlah kelompok
yang lebih besar antar perlakuan dengan kontrol agar dapat
memaksimalkan penelitian, penambahan jumlah waktu penelitian
hingga janin mencit lahir, uji efek toksik dari daun sirih serta uji apakah
daun sirih dapat memberikan efek abortus pada janin.
41
DAFTAR PUSTAKA
Akbar B. 2010. Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang
Berpotensi sebagai Bahan Antifertilitas. Adabia Press, Jakarta.
Erwanto et al. 2012. Pengaruh Jus Daun Sirih (Piper Betle Linn.)
Sebagai Bahan Pracuring Dan Lama Penyimpanan Terhadap
Komposisi Kimia Dan Angka Peroksida Dendeng Ayam Petelur.
Fakultas Pertanian. Prodi Peternakan, Universitas Musamus.
Merauke.
Ernawati Sinaga, dkk. 2017. Manajemen Kesehatan Menstruasi.
Universitas Nasional IWWASH Global One.
Erlia Narulita., jekti. 2017. Kontrasepsi Hormonal. Upt penerbitan
Universitas, jember
Ganong, W. F. 2003. Review of medical physiology. Internasional
Edition. San fransisco: Mc Graw Hill Book.
Joffer Julian dkk. 2017 Pengaruh Pemberian Eksttrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap Spermatogenesis Tikus Putih Jantan Galur
Wistar (Rattus norvegicus), Vol 6 No 3 : 2302-2493
Jesonbabu,J., Spandana. 2011 , The Potensial Activiyy of
Hidroxychavicol Against Phatogenetic Bacteria, J. Bacteriology
Parasitologi. VOL. 2 (6). PP: 1-4
Kumari O. S, Nirmala B. R. 2015. Phyto Chemical Analysis of Piper betle
Sciences (WJPPS) Vol 4 (1) : 699 – 703.
Kanasaki, H., Oride. A. dkk. 2017 How is GnRH regulated in GnRHproducing neurons? Studies using GT1-7 cells as a GnRHproducing cell model. Gen com Endrocinol,147:138-142
42
43
Kamath M, Bhattcharya S (2012). Best Prac-tice & Research Clinical
Obstetrics And Gynaecology: 729-38.
Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri: Untuk Industri Makanan,
Kosmetik dan Aromaterapai. Yogyakarta: C.V. Andi. Hal 16-17
Pradhan D., Suri K.A., Pradhan D.K.,Biswasroy P. 2013. Golden heart of
the Nature: Piper betlen L . Journal of Pharmacognosy and
Phytochemistry Vol 1 (6) :147-167
Prawihardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan.Edisi ke Tiga. Yayasan Bina
Pusaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Hal. 905-924
Sarwono, P. 2011. Ilmu Kandungan Edisi 3 Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Sri Mudayatiningsih, dkk. 2015 Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L) dan
Kualitas Spermatozoa pada Mencit Jantan , Vol 1 no 2 :127-136
WHO.
2009. Rekomendasi Praktik Pilihan untuk Penggunaan
Kontrasepsi
(Selected
Practice
Recommendations
for
Contraceptive Use ) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
SKEMA
KERJA
Daun sirih
(Piper betle L)
Hewan uji mencit
jantan dan betina
Di cuci bersih dan di
pisahkan dari kotoran
yang menempel
pemeliharaan
Di Rajang-rajang
penimbangan
Di angin-anginkan
Di kelompokkan
Di timbang
Di buat rebusan
daun sirih 50%
Aquadest
Rebusan daun sirih
50%
Pengamatan
Analisa data
Pembahasan
kesimpulan
Kesimpulan
Lampiran 2. Perhitungan Dosis
Pertitungan sebusan daun sirih sebagai kontrol positif (+)
Untuk mencit pertama
:
Untuk mencit ke dua
:
Untuk mencit ke tiga
:
Untuk mencit ke empat
:
Untuk mencit ke lima
:
29,7
20
23,7
20
22,3
20
31,5
20
28,7
20
× 0,52 ≡ 0,77 𝑚𝑙
× 0,52 ≡ 0,61 𝑚𝑙
× 0,52 ≡ 0,57 𝑚𝑙
× 0,52 ≡ 0,81 𝑚𝑙
× 0,52 ≡ 0,74 𝑚𝑙
Perhitungan aquadest sebagi kontrol negatif (-)
Untuk mencit pertama
:
Untuk mencit ke dua
:
Untuk mencit ke tiga
:
Untuk mencit ke empat
:
Untuk mencit ke lima
:
27,5
20
19,5
20
26,4
20
21,7
20
27,8
20
× 1 𝑚𝑙 ≡ 1, 37 𝑚𝑙
× 1 𝑚𝑙 ≡ 0,95 𝑚𝑙
× 1 𝑚𝑙 ≡ 1, 33 𝑚𝑙
× 1 𝑚𝑙 ≡ 1, 08 𝑚𝑙
× 1 𝑚𝑙 ≡ 1, 39 𝑚𝑙
LAMPIRAN 3. Dokumentasi
Pengambilan sampel daun sirih
Perajangan daun sirih
Pencucian sampel
Daun sirih di angin-anginkan
Simplisia daun sirih
Pembuatan rebusan daun sirih
Penimbangan hewan uji
Penimbangan simplisia daun sirih
Hasil rebusan daun sirih 50%
Pemerian rebusan daun sirih 50%
Gambar Pembedahan mencit
Gambar janin/fetus mencit
Gambar janin/fetus mencit
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IdentitasPenulis
1. Nama
: HASNA ARDI
2. Tempat/TanggalLahir
: Belopa, 15 Agustus 1995
3. Agama
: Islam
4. Alamat
: Jl.Salla Belopa II No 49
5. Email
: [email protected]
B. Nama Orang Tua
1. Ayah
: Ardi
2. Ibu
: Wahida
3. Pekerjaan
: Petani / IRT
4. Alamat
: Belopa
C. Riwayat Pendidikan
1. SDN 23 labucaeTamat Tahun 2008
2. SMP Negri 1 Belopa Tamat Tahun 2011
3. SMA Negri 1 belopa Tahun 2014
4. Program Studi DIII Farmasi STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya
Palopo tamat tahun 2019.
Download