Uploaded by Muhammad Raffi Sahli

metode analisis ipb vecm

advertisement
12
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
J enis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa d eret waktu yang terdiri dari GDP, keterbukaan perdagangan, impor,
ekspor, FDI, inflasi, dan BI rate. Periode yang digunakan untuk penelitian ini
adalah mengambil kuartal I tahun 2000 sampai kuartal IV tahun 2012. Data-data
diperole h dari berbagai sumber, antara lain dari Statistik Ekonomi dan Keuangan
(SEKI) Bank Indonesia berbagai edisi, World Bank, UNCTAD, Badan Pusat
Statistik, OECD, dan sumber lain yang relevan. Selain itu penulis juga melakukan
studi pu staka dengan membaca jurnal, artikel internet, dan berbagai literatur
lainnya yang berkaitan dan relevan dengan permasalahan yang diteliti.
Tabel 2 Variabel, Notasi, dan Sumber Data
Variabel
Notasi
Satuan
FDI
Gross Domestic Product
BI Rate
Exchange Rates
Trade Opennes
Inflasi
LnFDI
LnGDP
BI_Rate
Real_Ex
Trade_Open
Inflasi
Milyar USD
Milyar USD
Persen
Persen
Persen
Persen
Sumber Data
SEKI-BI
SEKI-BI
SEKI-BI
SEKI-BI
BPS
BPS
Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah metode VECM yang merupakan VAR yang terestriksi yang digunakan
untuk variabel yang nonstasioner tetapi memiliki potensi untuk
terkointe grasi.Setelah dilakukan uji kointegrasi pada model yang digunakan, maka
dianjurk an untuk memasukan persamaan kointegrasi kedalam model yang
digunak an. Pada data time series kebanyakan memiliki tingkat stasioneritaspada
perbedaan pertama (first difference) atau I (1) (Firdaus 2012: 147).
Menurut Firdaus (2011), alat analisis yang disediakan oleh VAR/VECM
dilakukan melalui empat macam penggunaannya, yaitu:
1. Forcasting : ekstrapolasi nilai saat ini dan nilai masa depan seluruh
variabel dengan pemanfaatan seluruh informasi masa lalu dari variabel
tersebut.
2. Impuls Respon Function (IRF) : melacak respon saat ini dan masa
depan
t dari setiap variabel akibat shock atau perubahan suatu variabel ertentu.
.
3 Forecast Error Variance Decomposition (FEDV) : sebagai prediksi
kontribusi persentasi setiap variabel terhadap perubahan suatu variabel
tertentu.
4. Granger Causality Test : untuk mengetahui hubungan sebab akibat
ntar
a variabel.
13
Berikuta adalah langkah-langkah dalam pengujian pengujian VECM:
Data Times Series pada Level
Pengujian Akar Unit
stasioner
Tidak Stasioner
VAR
Uji Kointegrasi
Pada Level
Uji Akar Unit Root
pada First Difference
Uji Korelai Antar
Korelasi
Tinggi
SVAR
Korelasi
Rendah
VAR
Terkonin
tegrasi
VECM
Tidak
Terkoni
ntegrasi
stasioner
Tidak
Stasioner
VAR FD
Impuls Response dan Forcast Error Decomposition of Variance
Gambar 4 Tahapan Pengolahan Data VAR/VECM
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengumpulan yang akan
unakan
dalam penelitian. Data yang dikumpulkan harus relevan dan memiliki
dig
bungan
dengan
penelitian yang akan dilakukan.
hu
Langkah kedua adalah melakukanpengujian akar unit dari seluruh data
ng
dikumpulkan.Pengujian
akar unit biasanya dilakukan dengan uji Augmented
ya
Dickey-Fuller (ADF).Tujuan dan pengujian akar unit ini adalah untuk menguji
stasioneritas dan derajat integritas dari variabel yang digunakan.Jika seluruh data
bersifat stasioner pada level, maka kita bisa langsung melakukan estimasi VAR
terhadap data tersebut. Tapi, apabila ada salah satu data yang tidak stasioner pada
level tersebut maka akan dilakukan uji kointegrasi pada level dan apabila hasilnya
terkointegrasi, maka dapatdilakukan estimasi data menggunakan estimasi VECM.
Pada penelitian ini beberapa data tidak stasioner pada levelnya maka akan yang
akan digunakan adalah estimasi pada model VECM. Model VAR hanya unakan
diguntuk mengujian FEDV dan IRF.
Metode Vector Error Correction Model (VECM)
ya
Vector Error Correction Model (VECM) adalah VAR yang terestriksi
ng digunakan untuk variabel yang nonstasioner tetapi memiliki potensi
14
terkointegrasi.Setelah dilakukan pengujian pada model yang digunakan maka
dianjurkan untuk memasukan persamaan kointegrasi ke dalam model yang
digunakan. Pada data time series kebanyakan memiliki tingkat stasioneritas pada
first difference atau I(1). VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi
kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya.Oleh karena itu, VECM sering
disebut sebagai desain VAR bagi series nonstasioner yang memiliki hubungan
kointegrasi.Dengan demikian, dalam VECM terdapat speed of adjustment dari endek
jangka pke jangka panjang.
Adapun spesifikasi model VECM secara Umum adalah sebagai berikut :
�−𝟏
𝒓 ix Δy t-I + ε t …………………………..(3.2)
Δy t = µ 0x + µ 1x t + π x y t-1 + ∑���=𝟏
R
di mana
:
yt = vect
or yang berisi variabel yang dianalisis dalam penelitian
µ 0x = ve
ctor intersep
µ 1x = ve t
ctor koefisien regresi
= time π x
trend
= αx
, βy dimana b mengandung persamaan kointegrasi jangka panjang
yt-1 = var
iabel in-level
r ix = mat
riks koefisien regresi
k-1 = ord
o VECM dari VAR
ε t = errer
term
Pengujian Sebelum Estimasi
S
melakuk ebelum melakukan estimasi VAR atau VECM terlebih dahulu harus
dilakukaan beberapa pengujian. Berikut ini adala beberapa pengujian yang harus
n:
1.
Uji Stasioneritas Data
DickUji stasioneritas data dilakukan dengan menggunakan metode Augmented
oleh ey-Fuller (ADF) sesuai dengan bentuk tren determininan yang dikandung
nilai setiap variabel.Apabila nilai mutlak t-ADF dalam pengujian menunjukan
dikatyang lebih besar dari nilai mutlak MccKinnon critical values-nya data
probakan stasioner pada taraf nyata.Atau dapat juga dilihat pada nilai
atau abilitasnya. Apabila probabilitasnya kurang dari taraf nyata satu persen lima
persen maka data tersebut stasioner pada taraf tersebut.
metoData yang stasioner akan diestimasi dengan menggunakan VAR dengan
kemude standar. Sedangkan data yang tidak stasioner akan memiliki
diffe ngkinan memiliki dua pilihan VAR, yaitu VAR dalam bentuk first
memrence atau VECM. Dengan adanya variabel yang tidak stasioner akan
peng unculkan kemungkinan adanya hubungan ointegrasi antar variabel. Maka
ujian kointegrasi sebaiknya tetap dilakuka pada data stasioner, mengingat
15
terdapatnya kemungkingkinan kesalahan pengambilan kesimpulan pengujian
unit root terkait dengan the power of test.
2. Penentuan Lag Optimum
Uji lag digunakan untuk menentukan panjang lag optimum yang akan
digunakan untuk analisis selanjutnya. Uji lag optimum merupakan langkah
penting yang harus dilakukan dalam menggunakan model VECM. Untuk
langkah awal akan dilihat panjang selang maksimum sistem VAR yang stabil.
Stabilitas sistem VAR dilihat dari nilai inverse roots karakteristik AR
polinomialnya. Suatu sistem VAR dikatakan stabil atau stasioner jika seluruh
akar unitnya memiliki modulus lebih kecil dari satu dan semuanya terletak di
dalam unit circle(Lutkepohl 1991).
Langkah selanjutnya, panjang selang optimal akan dicari dengan
menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Kandidat selang yang terpilih
adalah panjang selang menurut kriteria Akaike Information Criterion (AIC)
dan Schwarz Information Criterion (SC).Jika kriteria informasi hanya merujuk
pada sebuah kandidat selang, maka kandidat selang tersebut optimal.Jika
diperoleh lebih dari satu kandidat, maka pemilihan dilanjutkan pada tahap
ketiga.Selain melalui kriteria AIC, pemillihan lag optimum juga dapat dilakukan
berdasarkan Schwarz Information Criterion (SC).
Langkah terakhir, nilai Adjusted R2 variabel VAR dari setiap kandidat selang
dibandingkan dengan penekanan pada variabel-variabel penting dalam model
VAR tersebut. Selang optimal akan dipilih dari sistem VAR dengan selang
tertentu yang menghasilkan nilai Adjusted R2 terbesar pada variabel- variabel
penting dalam sistem.
3. Uji Kointegrasi
Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang antara variabelvariabel yang meskipun secara individual tidak stasioner, tetapi kombinasi linier
antara variabel tersebut dapat menjadi stasioner . Salah satu syarat agar tercapai
keseimbangan jangka panjang adalah galat keseimbangan harus berfluktuasi di
sekitar nol. Dengan kata lain, error term harus menjadi sebuah data time series
yang stasioner. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan
uji kointegrasi, seperti Eagle-Granger Cointegration Test, Johansen
Cointegration Test, dan Cointegration Regression Durbin-Watson Test. Suatu
data time series dikatakan terintegrasi pada tingkat ke-d atau sering disebut
I(d) jika data tersebut bersifat stasioner setelah pendiferensian sebanyak d kali.
4. Uji Stabilitas VAR
Dalam prakteknya, stabilitas sistem VAR dapat dilihat dari nilai inverse
roots karakteristik AR polinomialnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai modulus
di tabel AR roots-nya, jika seluruh nilai AR roots-nya di bawah satu, maka sistem
tersebut stabil.
16
Analisis Model VAR/VECM
VAR mampu memberikan empat macam analisis yang akan berguna
dalam m engeksplorasi data. Forecasting dapat digunakan untuk ekstrapolasi nilai
saat ini dan masa depan menggunakan data dari masa lalu. Impulse Response
Function s (IRF) untuk melacak respon saat ini dan masa depan setiap variabel
akibat perubahan atau shock suatu variabel tertentu, Forecast Error
Decomp osition of Variance (FEDVs) untuk memprediksi kontribusi persentase
varians setiap variabel terhadap perubahan suatu variabel tertentu, dan Granger
Causality Test yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar
variabel.Namun pada penelitian ini hanya IRF dan FEVD yang akan digunakan
untuk menjawab pertanyaan pada permasalahan yang telah diajukan.
Impuls Response Function (IRF)
I mpulse response function (IRF) menunjukkan arah hubungan dan
besarnya pengaruh suatu variabel endogen terhadap berbagai variabel endogen
lainnya yang ada dalam suatu sistem dinamis VAR. IRF dapat digunakan untuk
meneliti pengaruh satu standar deviasi kejutan dari satu inovasi terhadap nilai
variabel endogen saat ini atau untuk waktu yang akan datang
Forecast Error Decomposition (FEDV)
V ariance Decomposition atau Cholesky Decomposition memisahkan
varian y ang ada dalam variabel endogen menjadi komponen- komponen kejutan
pada be rbagai variabel endogen lainnya dalam struktur dinamis VAR. VDC
digunak an untuk menyusun perkiraan error variance suatu variabel, yaitu
seberapa besar perbedaan antara variance sebelum dan sesudah diberi kejutan,
baik kej utan yang berasal dari variabel itu sendiri maupun kejutan dari variabel
lainnya. Oleh karena itu, VDC digunakan untuk mengkaji pengaruh relatif suatu
variabel terhadap variabel lainnya.
Model Penelitian
Dalam penelitan ini akan melihat hubungan antara keterbukaan
perdagangan dengan arus masuk Foreign Direct Investmen (FDI) ke Indonesia ungan
baik hubjangka pendek maupun hubungan jangka panjang, sehingga model annya
persamaadalah sebgai berikut :
�−𝟏
�−𝟏 𝒓
��−𝟏
nFDIt = ∑���=𝟏
𝒓 i LnGDP t-i + ∑���=𝟏
i BIRate t-1 + ∑��=𝟏 𝒓
L
+∑��−𝟏 𝒓 i TradeOpen t-1 + ∑ ��−𝟏𝒓 i Infasi t-1 + ε t
��=𝟏
��=𝟏
R
R
R
R
Dimana:
Ln FDI
= Total FDI yang masuk ke Indonesia
R
i
RealEx t-1
17
Ln GDP
BI Rate
Real Ex
Trade Open
Inflasi
= Gross Domestic Product
= Suku bunga
= Nilai tukar
= keterbukaan perdagangan
= inflasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Stasioneritas
Hasil dan pembahasan pada penelitian ini akan menggunakan langkahgkah
yang telah dijelaskan sebelumnya. Langkah pertama yang dilakukan
lan
adalah uji stasioneritas, dimana langkah ini merupakan langkah yang penting
sebelum melakukan pengolah pada data time series. Uji stasioneritas ini
dimaksudkan untuk mengetahui adanya kemungkinan data time series yang
digunakan memiliki akar unit yang menyebabkan data tersebut tidak stasioner da
patingkat level. Data yang memiliki akar unit memumgkinkan hasil regresinya lihat
terbagus, tetapi hasil regresi tersebut tidak mampu menggambarkan keadaan ng
yasebenarnya terjadi. Pada penelitian ini, akan digunakan uji stasioneritas gmented
AuDickey-Fuller (ADF). Apabila nilai mutlak t-ADF pada hasil dari ngujian ini lebih
pebesar dari MaccKinnon critical values-nya maka data telah sioner pada taraf
stanyata sebesar satu persen atau lima persen. Pada hasil ngujian ini dapat pula
pedilihat dari probalitasnya, apabila nilai probabilitasnya rang dari taraf nyata
kusatu persen, lima persen, dan sepuluh persen maka data sebut stasioner pada
tertaraf tersebut.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian, data yang stasioner pada
tingkat level, yaitu Ln FDI, Ln GDP, BI Rate, dan inflasi. Data real exchange
rates dan keterbukaan perdagangan tidak stasioner sehingga perlu pengujian
stasioneritas pada first difference-nya. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada
tabel 3.1, tabel 3.2, dan tabel 3.3 berikut.
Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji Stasioner pada Data Level
Variabel
Ln FDI
Ln GDP
BI Rate
Real Exchage Rates
Trade Opennes
Inflasi
Catatan: tanda asterik (*)
lima persen.
ADF
Statistik
-6.243776
-3.648658
-3.879712
-3.250215
-2.59643
-6.04967
menunjukan
MccKinnon Critical Value
1%
5%
10%
P-Value
-4.1485 -3.5005
-3.17962
-4.1525 -3.50237
-3.1807
-4.1525 -3.50237
-3.1807
-4.1525 -3.50237
-3.1807
-3.5654 -2.91995 -2.59791
-3.5654 -2.91995 -2.59791
nilai pengujian berdasarkan taraf
0.0000 *
0.0356*
0.0203*
0.0866
0.1003
0.0000 *
nyata
Download