Uploaded by User16336

karakteristik maternal

advertisement
Fania Nurul Khoirunnisa’, Nasriyah, Diyah Andriani K. Vol. 1 No. 2 (2017) 93-99 | 93
KARAKTERISTIK MATERNAL DAN RESPON TERHADAP NYERI
PERSALINAN
Fania Nurul Khoirunnisa’a,*, Nasriyah b, Diah Andriani K. c
a,b,c
STIKES Muhammadiyah Kudus, Kudus, Indonesia
a
Email : [email protected]
b
Email : [email protected]
c
Email : [email protected]
Abstrak
Secara fisiologis tiap wanita bersalin akan mengalami nyeri persalinan. Intervensi untuk
mengurangi rasa sakit, cemas dan ketidaknyamananselama persalinan merupakan bagian utama dari
pelayanan kebidanan modernpada ibu bersalin. Pengalaman nyeri persalinan tidak hanya terkait dengan
kemajuan proses persalinan, tetapi juga terkait dengan fisik dan latar belakang psikososial ibu.Dari
berbagai studi, karakteristik individu dikaitkan sebagai modulator respon terhadap nyeri kronis.
Penelitian terkait nyeri persalinan merupakan upaya pengembangan keilmuan kebidanan dalam
manajemen persalinan dan dapat memudahkan membuat pilihan terbaik masing-masing individu wanita
dalam merencanakan kehamilan dan persalinan. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah
karakteristik ibu berpengaruh terhadap penerimaan respon nyeri pada ibu bersalin. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan rancangan observasional analitik. Menggunakan desain
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di Rumah Bersalin
Fatimah Kudus. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2017. Tehnik pengambilan sampel
dilakukan secara consecutive sampling denganjumlah sampel sebanyak 50 orang.Tehnik analisis statistik
data univariat dan analisis bivariat menggunakan uji korelasi Somers’d .Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari beberapa karakteristik maternal yakni umur ibu, pendidikan, umur kehamilan dan paritas
yang dikaji dengan nyeri persalinan, didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara
paritas dengan nyeri persalinan (p<0.05) dengan nilai korelasi r=-0.263 yang menunjukkan bahwa
korelasi lemah dengan arah korelasi negatif. Besar resiko mengalami nyeri persalinan dengan tingkatan
lebih berat pada primipara adalah sebesar 2,63 kali (95% CI 0,96-7,20) dibandingkan dengan
multipara. Penting bagi bidan untuk mengeksplorasi berbagai strategi guna mengelola nyeri persalinan.
Kata Kunci : Karakteristik maternal, nyeri persalinan.
Abstract
Physiologically, every woman who labor will feel labor pain. Some interventions to reduce pain,
anxiety and discomfort during labor are a major part of modern midwifery care to maternity. The labor
pain depends on not only the labor progress, but also the physical and psychosocial background of the
mother. From many studies, individual characteristic is considered as modulator responses to chronic
pain. The related study of labor pain is an effort to develop midwifery scholarship in the management of
labor and make easier tocreate the best choice for each individual woman in planning for pregnancy
and childbirth. The purpose of the study is to determine the effect of the characteristics of mothers on
pain responses in maternal mothers. This study is a kind of quantitative research, with analytic
observational design and using cross sectional design approach. The population in this study were all
mothers in Maternity Hospital of Fatimah Kudus. The study was conducted from March to April 2017.
The sampling technique was conducted by using consecutive sampling with total sample of 50 people.
Statistical analysis techniques of univariate and bivariate analysis was done by using Sommers'd
correlation test. The results showed that of maternal characteristics such as age, education, age of
pregnancy, parity and childbirth pain, it was found that there was a significant correlation between
parity and labor pain with (p < of 0.05) and correlation value of r = -0.263. It indicates that the
correlation is weak with negative correlation direction. The greater risk of labor pain consider to
primipara was 2.63 times (95% CI 0.96-7.20) rather than multiparas. It is important for midwives to
explore strategies to manage labor pains.
Keywords: Maternal characteristics, labor pain.
94 | Fania Nurul Khoirunnisa’, Nasriyah, Diyah Andriani K. Vol. 1 No. 2 (2017) 100-106
I. PENDAHULUAN
Persalinan merupakan pengalaman penting
bagi kehidupan wanita. Setiap wanita
menginginkan persalinan yang aman dan
nyaman, sebagian besar wanita menginginkan
persalinan yang alami, namun nyeri persalinan
menyebabkan ketakutan tersendiri. Ketakutan,
kecemasan dapat meningkatkan keparahan rasa
sakit selama persalinan. Wanita yang
dipersiapkan dengan baik selama kehamilan
lebih cenderung memiliki harapan yang
realistis akan rasa sakit persalinan (Vixner,
2017).
Intervensi untuk mengurangi rasa sakit,
cemas dan ketidaknyamanan selama persalinan
merupakan bagian utama dari pelayanan
kebidanan modern pada ibu bersalin. Nyeri
persalinan dapat berdampak pada proses
persalinan. Persepsi nyeri yang tinggi dalam
persalinan dan kecemasan dapat menyebabkan
respon stres sehingga terjadi peningkatan
hormon katekolamin yang mengarah ke
peningkatan frekuensi respirasi, detak jantung,
pengurangan energi dan kelelahan (Dolatian,
2010; Hosseini, 2013; Jenkinson, 2014).
Secara fisiologis tiap wanita bersalin akan
mengalami nyeri persalinan. Data dari hasil
penelitian di Inggris menunjukkan bahwa
93,5% ibu bersalin mengalami nyeri tak
tertahankan. Tingkatan nyeri ini berbeda setiap
fasenya, menandai kemajuan persalinan.
Sebuah studi di Australia menunjukkan bahwa
ibu bersalin mengalami tingkatan nyeri yang
berbeda sesuai dilatasi cerviks, peneliti
mengklasifikasikan nyeri pada pembukan
0±3cm sebagai nyeri ringan, pembukaan 4±7
cm sebagai nyeri sedang dan pembukaan >8 cm
sebagai nyeri tak tertahankan (Baker, 2001).
Pengalaman nyeri persalinan tidak hanya
terkait dengan kemajuan proses persalinan,
tetapi juga terkait dengan fisik dan latar
belakang psikososial ibu. Dari beberapa studi,
ibu
nullipara
memiliki
kemungkinan
mengalami persepsi nyeri yang lebih besar
daripada ibu multipara.Selain paritas, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa usia, tingkat
pendidikan dan latar belakang budaya dikaitkan
pula dengan pengalaman nyeri persalinan
(Vixner, 2017).
Dari berbagai studi, karakteristik individu
dikaitkan sebagai modulator respon terhadap
nyeri kronis. Pengaruh karakteristik dalam
kaitannya dengan nyeri akut, seperti persalinan
belum banyak diketahui (Vixner, 2017).
Penelitian
terkait
nyeri
persalinan
merupakan upaya pengembangan keilmuan
kebidanan dalam manajemen persalinan dan
dapat memudahkan membuat pilihan terbaik
masing-masing individu wanita dalam
merencanakan kehamilan dan persalinan.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui
apakah
karakteristik
ibu
berpengaruh terhadap responnyeri ibu bersalin.
II.
LANDASAN TEORI
Nyeri Persalinan
Persalinan adalah proses di mana bayi,
placenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa
disertai adanya penyulit (Royal Collage of
Obgyn, 2013).
Dalam persalinan, kecemasan yang
berlebihan merupakan faktor emosional yang
terkait
dengan
nyeri
akut
dikarena
kanpeningkatan ketegangan otot panggul
sebagai hasil dari peningkatan sekresi
katekolamin (Pirdel, 2009; Townsend, 2003).
Nyeri didefinisikan sebagai pesan sensorik
dari trauma jaringan perifer yang "khusus dan
akurat” dikodekan dalam saraf perifer,
ditransmisikan dalam pusat jalur saraf, dan
diterjemahkan di otak. Dampak dari nyeri akan
menimbulkan respon stres metabolik yang akan
memengaruhi semua sistem tubuh dan
memperberat kondisi pasien dan akan
timbulnya perubahan fisiologi dan psikologi
salah satunya perubahan kognitif, kecemasan,
ketakutan dan lain lain (Fraser, 2009; Hodnett,
2009).
Rasa nyeri pada persalinan disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu adanya pelepasan
oksitosin, anoxia pada otot rahim, otot rahim
berkontraksi terjadinya peregangan serviks,
tarikan pada tuba, ovarium dan ligamen
ligamen penyangga uterus, penekanan pada
saluran dan kandung kemih, rektum serta
regangan otot otot pada dasar panggul.
Persalinan adalah proses aktif melahirkan janin
yang ditandai oleh kontraksi uterus dimulai
dengan nyeri biasa kemudian akan meningkat
dari frekuensi dan intensitas.Rasa sakit
persalinan memiliki dua komponen yakni
Fania Nurul Khoirunnisa’, Nasriyah, Diyah Andriani K. Vol. 1 No. 2 (2017) 93-99 | 95
visceral dan somatic. Serviks memiliki peran
sentral pada tahap pertama dan kedua
persalinan (Moghadam, 2013; Hodnett, 2009).
Selama fase dilatasi persalinan, nyeri viseral
mendominasi dengan rangsangan rasa sakit
(nociceptive) yang timbul dari distensi mekanis
segmen bawah uterus dan pembukaan serviks.
Pada akhir kala 1 dan kala 2, nyeri somatik
mendominasi akibat dari distensi, traksi pada
struktur panggul yang mengelilingi dinding
vagina serta distensi dasar panggul, perineum
(Lowe, 2002).
Literatur dari anestesi obstetrik menyatakan
adanya potensi fisiologis yang merugikan
sebagai konsekuensi dari nyeri persalinan yakni
memengaruhi kemajuan persalinan dan
kesejahteraan janin. Dampak negatif dari nyeri
persalinan berasal dari perubahan pola
pernapasan ibu dan peningkatan katekolamine
yang dimediasi respon stres. Potensi efek
fisiologis nyeri persalinan antara lain
peningkatan konsumsi oksigen, hiperventilasi,
hypocarbia, alkalosis pernafasan dan stimulasi
otonom serta pelepasan katekolamin dapat
memengaruhi
kerja
lambung
yang
mengakibatkan peningkatan asam lambung,
lipolisis, peningkatan resistensi pembuluh
darah perifer, sirkulasi darah jantung, tekanan
darah, penurunan plasenta perfusi, dan aktivitas
uterus tidak koordinatif. Dampak yang parah
dapat menyebabkan asidemia metabolik ibu,
janin asidosis, dan persalinan yang
disfungsional (Lowe. 2002;Adams, 2012;
Hodnett, 2009).
Respon ibu bersalin terhadap kecemasan,
nyeri dan rasa takut/stres berdampak pada
respon fisiologi antara lain :
1.
Sistem pernafasan: terjadi peningkatan
kebutuhan oksigen.
2.
Efek plasenta-janin: penurunan perfusi
plasenta.
3.
Sistem hormonal: kerja sistem saraf
simpatis yang berlebih sebagai dampak
dari nyeri persalinan dan stres
berpengaruh pada sistem hormonal,
menyebabkan pengeluaran hormon dari
axis hipofise pituitary (β-Endorfin,
ACTH) dan respon simpatik adrenal
(adrenalin/epinephrine dan noradrenalin
(Brownridge, 1995).
Gambar 1 Efek nyeri dan stres persalinan
Karakteristik Maternal
Definisi karakteristik menurut kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI) adalah mempunyai
sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu,
sedangkan
definisi
maternal
adalah
berhubungan dengan ibu, terutama saat hamil
atau persalinan.
Karakteristik maternal telah terbukti
menunjukkan dampak pada kemajuan dan hasil
kehamilan. Terkait dengan proses persalinan,
pengalaman nyeri persalinan tidak hanya terkait
dengan kemajuan proses persalinan, tetapi juga
terkait dengan fisik danlatar belakang
psikososial ibu. Dari beberapa studi, ibu
nullipara memiliki kemungkinan mengalami
persepsi nyeri yang lebih besar daripada ibu
multipara. Selain paritas, beberapa penelitian
menunjukkan
bahwa
usia,
tingkat
pendidikandan latar belakang budaya dikaitkan
pula dengan pengalaman nyeri persalinan
(Vixner, 2017; Christopher, 2012).
Dari hasil penelitian terdahulu, didapatkan
hasil bahwa umur(MD -13,2; CI 95% -23,4
sampai -2,9), paritas (x2hitung : 45,479 > x2
tabel : 7,815 ; p <0,05), kecemasan (x2hitung :
15,604 > x2 tabel : 7,815 ; p <0,05) terkait
dengan skor nyeri persalinan(Vixner, 2017;
Puspita, 2013).
96 | Fania Nurul Khoirunnisa’, Nasriyah, Diyah Andriani K. Vol. 1 No. 2 (2017) 100-106
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif, dengan rancangan observasional
analitik. Menggunakan desain pendekatan
cross sectional yaitu desain penelitian untuk
mempelajari dinamika kolerasi antara faktor -
faktor risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat (point time
approach). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu bersalin di Rumah Bersalin Fatimah
Kudus. Penelitian dilakukan pada bulan Maret
sampai April 2017.Tehnik pengambilan sampel
dilakukan secara consecutive sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 50 orang.
Data yang dikumpulkan berasal dari data
primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui lembar kuesioner yang berisi
karakteristik
responden
yakni
umur,
pendidikan, umur kehamilan, paritas serta
lembar NRS (Numeric Rating Scale) untuk
mengetahui intensitas nyeri persalinan.
Intensitas nyeri persalinan diukur pada fase
aktif pembukaan 8-9 cm dimana pada tingkat
nyeri tersebut merupakan titik kulminasi nyeri
persalinan dan pada pembukaan tersebut
pengaruh stimulus dari luar diterima minim
oleh indera ibu.
Tehnik analisis statistik data univariat dan
analisis bivariat menggunakan uji korelasi
Somers’d untuk uji non parametris data ordinal
dengan tabel B x K. Analisis dara menggunakan
bantuan program komputer.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik
maternal
yang
dikaji
korelasinya dengan nyeri persalinan pada
penelitian ini adalah umur, pendidikan, umur
kehamilan dan paritas
<35
Umur Ibu
Pendidikan
Multi
<20
Atas
20-35
37-42
Dasar
Menengah
60
50
40
30
20
10
0
Primi
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden
Jumlah Responden
Hasil studi terdahulu didapatkan beberapa
faktor dari karakteristik individu yang dapat
mempengaruhi persepsi nyeri antara lain :
1. Tingkat kecemasan
2. Paritas: pada wanita nulipara dikaitkan
dengan resiko morbiditas dan pengalaman
psikologis terkait persalinan yang belum
ada sebelumnya ataupun pada multipara
terkait dengan pengalaman persalinan
sebelumnya.
3. Umur kehamilan : kelemahan yang umum
terjadi pada kehamilan lanjut, juga dapat
mempengaruhi
pengalaman
nyeri
persalinan.
4. Kontrol diri : sikap positif terhadap
kehamilan dan implikasi sosialnyadapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri
persalinan (rasa sakit dilihat sebagai
kekuatan "positif" daripada sesuatu yang
bersifat “merusak”).
5. Tingkat pendidikan terkait dengan
pengetahuan dan informasi yang kemudian
berpengaruh pada penerimaan persepsi
nyeri.
6. Umur: ibu bersalin pada usia reproduksi
memiliki toleransi yang cukup terhadap
nyeri persalinan.
7. Sistem neuroendokrin: kadar hormon
steroid , misalnya 17 beta-estradiol dan
progesterone yang dapat memodulasi
sistem opioid selama kehamilan (melalui
jalur dynorphin tulang belakang yang
meningkatkan toleransi rasa sakit).
8. Aspek sosial budaya dan masyarakat :
budaya tertentu membiasakan karakter
masyarakatnya lebih bersifat emotif dan
ekspresif daripada budaya lain yang
memilki karakter lebih tenang. Hal ini
berpengaruh terhadap penerimaan, reaksi
terhadap rangsang yang diterima yakni
nyeri persalinan (Charlton, 2005).
Dari berbagai studi, karakteristik individu
dikaitkan sebagai modulator respon terhadap
nyeri kronis. Pengaruh karakteristik dalam
kaitannya dengan nyeri akut seperti persalinan
belum banyak diketahui (Vixner, 2017).
<37
UK
Paritas
Gambar 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden
Gambar 2 menyajikan data karakteristik
maternal dari responden. Dalam karakteristik
umur, mayoritas responden pada kelompok
umur 20-35 tahun sebanyak 39 orang (78%),
rentang umur tersebut merupakan masa
reproduksi sehat. Dari tingkat pendidikan,
Fania Nurul Khoirunnisa’, Nasriyah, Diyah Andriani K. Vol. 1 No. 2 (2017) 93-99 | 97
sebagian besar responden berpendidikan dasar
sebanyak 24 orang (48%), sedangkan dari umur
kehamilan sebanyak 49 orang (98%)pada umur
kehamilan 37-42 minggu dan untuk paritas
sebanyak 38 orang (76%) adalah primipara.
Korelasi Karakteristik Maternal dengan
Nyeri Persalinan
Karakteristik subjek penelitian yang dinilai
dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan,
umur kehamilan dan paritas. Karakteristik
dalam penelitian ini tergambar pada tabel 4.1
sebagai berikut :
Tabel 1 Korelasi karakteristik maternal dengan
nyeri persalinan.
Tabel 1 menunjukkan korelasi antara
karakteristik ibu dengan nyeri persalinan. Dari
karakteristik umur didapatkan nilai p
value=0.670>α=0.05, artinya tidak terdapat
korelasi yang bermakna antara umur ibu dengan
intensitas nyeri persalinan. Dari hasil uji
somers’d didapatkan nilai korelasi r=0.052
yang menunjukkan bahwa korelasi sangat
lemah.
Dari karakteristik pendidikan didapatkan
nilai p value=0.941 >α=0.05, artinya tidak
terdapat korelasi yang bermakna antara tingkat
pendidikan ibu dengan intensitas nyeri
persalinan. Dari hasil uji somers’d didapatkan
nilai korelasi r=-0.011 yang menunjukkan
bahwa korelasi sangat lemah dengan arah
korelasi negatif.
Dari
karakteristik
umur
kehamilan
didapatkan nilai p value=0.331 > α=0.05,
artinya tidak terdapat korelasi yang bermakna
antara umur kehamilan dengan intensitas nyeri
persalinan. Dari hasil uji somers’d didapatkan
nilai korelasi r=0.204 yang menunjukkan
bahwa korelasi lemah.
Karakteristik paritas menunjukkan nilai p
value=0.008 < α=0.05, artinya terdapat korelasi
yang bermakna antara paritas dengan intensitas
nyeri persalinan. Dari hasil uji somers’d
didapatkan nilai korelasi r=-0.263 yang
menunjukkan bahwa korelasi lemah dengan
arah korelasi negatif. Besar resiko mengalami
nyeri persalinan dengan tingkatan lebih berat
pada primipara lebih besar dibandingkan
dengan multipara.
Usia reproduksi dan paritas dinilai
berpengaruh pada kesiapan ibu (fisik, mental)
dalam persalinan dan intensitas nyeri persalinan
yang timbul.Menurut Wiknjosastro (2011)
umur dan paritas mempengaruhi persepsi nyeri
persalinan. Serviks pada wanita multipara
mengalami perlunakan sebelum persalinan,
namun tidak demikian halnya dengan wanita
primipara yang menyebabkan nyeri pada
primipara lebih berat daripada multipara,
sedangkan dari faktor usia, wanita usia
reproduksi mengalami nyeri persalinan tidak
seberat yang dirasakan oleh wanita dengan usia
tua dikarenakan ibu bersalin pada usia
reproduksi memiliki toleransi yang cukup
terhadap nyeri persalinan dan terkait dengan
energi ibu dan kondisi serta fungsi organ
reproduksi yang baik.
Terkait umur kehamilan, kelemahan yang
umum terjadi pada kehamilan lanjut, juga dapat
mempengaruhi
pengalaman
nyeri
persalinan.Penerimaan persepsi nyeri juga
dikaitkan dengan pendidikan dimana dari
tingkat pendidikan, penerimaan pengetahuan
dan informasi dinilai berbeda yang kemudian
berpengaruh pada kecemasan dan persepsi
nyeri (Charlton, 2005).
Namun pada penelitian ini dari faktor umur,
pendidikan dan umur kehamilan tidak
menunjukkan
korelasi
terhadap
nyeri
persalinan. Dari beberapa karakteristik
maternal yang dikaji, hanya paritas yang
menunjukkan adanya korelasi dengan nyeri
persalinan. Dalam penelitian ini terdapat
keterbatasan peneliti dalam menetapkan subjek
penelitian dan mengontrol variabel terkait
antara lain ambang nyeri dan kondisi serviks
ibu serta ketiadaan intervensi dalam
pengurangan nyeri. Nyeri persalinan bersifat
personal, setiap orang mempersepsikan rasa
nyeri yang berbeda terhadap stimulus yang
sama, tergantung pada ambang nyeri yang
dimilikinya.
Nyeri persalinan terdiri atas 2 komponen
yaitu komponen fisiologis yang merupakan
proses penerimaan impuls oleh saraf sensorik
98 | Fania Nurul Khoirunnisa’, Nasriyah, Diyah Andriani K. Vol. 1 No. 2 (2017) 100-106
dan penyaluran impuls tersebut menuju saraf
pusat, sementara komponen psikologis meliputi
rekognisi sensasi, interpretasi rasa nyeri dan
reaksi terhadap hasil interpretasi nyeri tersebut.
Komponen
psikologis
inilah
yang
kemungkinan mendasari perbedaan interpretasi
nyeri dari parturien nulipara dengan primipara
berdasarkan pengalaman yang dimiliki ibu
bersalin.
Korelasi Paritas dengan Nyeri
Persalinan
Untuk menganalisis korelasi paritas
dengan nyeri persalinan dapat dilihat pada
tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2 Korelasi Paritas dengan Nyeri Persalinan
Pada tabel 2 dari hasil uji statistik didapatkan
hasil bahwa terdapat korelasi paritas dengan
nyeri persalinan (p<0,05). Besar resiko
mengalami nyeri persalinan dengan tingkatan
lebih berat pada primipara adalah sebesar 2,63
kali (95% CI 0,96-7,20) dibandingkan dengan
multipara.
Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Shrestha
dkk, 2013 yang menunjukkan bahwa dari total
parturien nulipara (50%), sebagian besar (37%)
menggambarkan sakit persalinan sebagai nyeri
yang parah. Studi lain menemukan bahwa
selama persalinan dini (sebelum pembukaan 5
cm), pengalaman nyeri sensoris pada nulipara
rata-rata lebih besar dibandingkan wanita
multipara,
namun
ketika
persalinan
berkembang perbedaan ini kurang terasa,
kecuali untuk peningkatan intensitas nyeri
selama fase deselerasi dan kala 2. Komponen
afektif dari nyeri persalinan mengacu pada
ketidaknyamanan atau tekanan emosional
selama kala 1 lebih besar pada nullipara
dibandingkan dengan parturients multipara,
namun pada kala 2 nyeri cenderung menurun
pada kedua kelompok.
Hal ini dapat terjadi karena parturien
nulipara mengalami nyeri persalinan untuk
pertama kalinya lewat tekanan emosional yang
lebih besar dibandingkan dengan parturien
multipara. Rasa sakit persalinan terasa lebih
parah saat dilatasi cerviks mencapai 5 cm
keatas, lebih dari separuh parturien (56,3%)
mempersepsikan nyeri persalinan sebagai nyeri
parah. Penyebab perbedaan intensitas nyeri
pada fase awal dan lanjut dari persalinan adalah
bahwa nyeri selama kala 1 persalinan
disebabkan oleh distensi serviks dan segmen
bawah rahim, tingkat keparahan nyeri
meningkat seiring peningkatan dilatasi serviks
(Shrestha dkk, 2013).
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian,
maka
didapatkan simpulan sebagai berikut:
Dari beberapa karakteristik maternalyakni
umur ibu, pendidikan, umur kehamilan dan
paritas yang dikaji dengan nyeri persalinan
didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang
bermakna antara paritas dengan nyeri
persalinan (p<0.05) dengan nilai korelasi r=0.263 yang menunjukkan bahwa korelasi lemah
dengan arah korelasi negatif. Besar resiko
mengalami nyeri persalinan dengan tingkatan
lebih berat pada primipara adalah sebesar 2,63
kali (95% CI 0,96-7,20) dibandingkan dengan
multipara.
Perlu penelitian lebih lanjut untuk menilai
determinan dan dampak nyeri persalinan
dengan variabel yang berbeda antara lain
kontraksi uterus dan kemajuan persalinan dan
perlunya melengkapi pengukuran intensitas
nyeri pada fase awal persalinan dan kala
2.Penting bagi bidan untuk mengeksplorasi
berbagai strategi dalam manajemen nyeri
persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Adams S, Gran ME, Eskildc A. 2012. Fear of
childbirth and duration of labour: a study of
2206 women with intended vaginal
delivery. BJOG An International Journal of
Obstetrics and Gynaecology.
Brownridge
P.1995.The
Nature
and
Consequences of Childbirth Pain.
European Journal of Obstetric dan
Gynecology and Reproductive Biology;59.
Christopher S. Yilgwan, Terkimbi B. Utoo,
Hyacinth I. Hyacinth. 2012 .Maternal
characteristics influencing birth weight and
infant weight gain in the first 6 weeks postpartum: A cross-sectional study of a post-
Fania Nurul Khoirunnisa’, Nasriyah, Diyah Andriani K. Vol. 1 No. 2 (2017) 93-99 | 99
natal clinic population. Niger Med J. OctDec; 53(4): 200–205.
Dahlan S.2011.Statistik untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Danielsen C, White D, Hunter G, Olender M,
Davis G. 2008.Using Bishop Score to
Predict Labor Induction Time and Failure
Rate.ACOOG.
Linda Vixner, Erica Schytt, Lena B
Mårtensson .2017. Associations between
maternal characteristics and women’s
responses to acupuncture during labour: a
secondary analysis from a randomised
controlled trial. Acupunct Med;35:180–
188. doi:10.1136/acupmed-2016-011164.
Lowe NK. 2002.The Nature of labor pain. Am
J Obstet Gynecol;186(5):16-24.
Direkvand-Moghadam A, Delpisheh A,
Rezaeian M, Khosravi A.2013. Factors
Affecting the Labor : A Review Article.
Biomedical
&
Pharmacology
Journal;6(2):161-7.
.
2007.
Nonpharmacological
Approaches to Management of Labor Pain
[database on the Internet]. uptodate.[cited
30 Juli 2015].
Dolatian M, Hasanpour A, Montazeri S,
Heshmat R, Majd HA.2010. The Effect of
Reflexology on Pain Intensity and
Duration of Labor on Primiparas.Iran Red
Crescent Med J.
Pirdel M, Pirdel L. 2009. Perceived
Environmental
Stressor
and
Pain
Perception
During
Labor
Among
Primiparous and Multiparous Women. J
Reprod Infertil;10(3)
Fraser
Diane
M,Cooper
Margaret
A.2009.Myles Buku Ajar kebidanan.EGC.
. 2013. Reconfiguration of women's
services in the UK.Royal Colledge of
Obstetricians and Gynecologists.
Hodnett E, Downe S, Edwards N, Walsh
D.2009.Home-like versus conventional
institutional settings for birth (Review).
The Cochrane Collaboration.
Hosseini E, Asadi N, Zareei F.2013.Effect of
Massage Therapy on Labor Progress and
Plasma Levels of Cortisol in the Active
Stage of First Labor. Zahedan Journal of
Research in Medical Sciences;15(9):35-8.
Shrestha I, Pradhan n, Sharma J. 2013. Factors
Influencing Perception of Labor Pain
among Parturient Women at Tribhuvan
University Teaching Hospital.NJOG. JanJun; 8(1): 26-30.
Steeds Ce. 2009. The Anatomy and psyology of
pain.
Surgery
(Oxford)
basic
sciene;27(12);5.
J Almond Charlton.2005. Core Curriculum for
Professional Education in Pain : Pain and
Pregnancy and Labor. IASP Press. Seattle.
Townsend M.2003.Psychiatric mental health
nursing concept of care. Philadelphia: F A
Davis Company.
Jenkinson B, Josey N, Kruske S. 2014.
BirthSpace: An evidence-based guide to
birth environment design. Queensland
Centre for Mothers & Babies: The
University of Queensland.
Wiknjosastro, Hanifa, 2006. Ilmu Kebidanan
Edisi Ketiga, Jakarta : YBP-SP.
Download