BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN FARMAKOLOGI Secara harfiah, farmakologi berasal dari kata “pharmacon” (obat) dan “logos” (ilmu pengetahuan), sehingga lengkapnya istilah farmakologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang obat dan efek zat asing (eksogen) terhadap suatu organisme. Lebih lanjut, pengertian farmakologi pada dunia pendidikan diartikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan kegunaannya dalam metabolisme pada sistem biologi. Farmakologi juga mempelajari asal dari sumber obat, sifat fisika-kimia, cara buat, efek biokimiawi dan fisiologi yang ditimbulkan.Arti dari farmakologi yang lain ialah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi(tubuh). Dari banyaknya definisi farmakologi, bahasan utamanya adalah sama ialah tentang komposisi dari obat. B. PENGERTIAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL DAN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN 1. Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang. Sistem muskuloskeletal Anda melibatkan struktur yang mendukung anggota badan, leher dan punggung. Gangguan muskuloskeletal seringnya merupakan penyakit degeneratif, penyakit yang menyebabkan jaringan tubuh Anda rusak secara lambat laun. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dan mengurangi kemampuan Anda untuk bergerak, yang dapat mencegah Anda dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Gangguan muskuloskeletal dapat mempengaruhi setiap area dalam tubuh. Bagian utama termasuk leher, bahu, pergelangan tangan, punggung, pinggul, lutut, dan kaki. Beberapa gangguan umum termasuk: a. nyeri pada punggung bagian bawah b. fibromyalgia c. encok d. osteoarthritis e. radang sendi f. tendinitis 2. Gangguan pencernaan adalah masalah yang terjadi pada salah satu organ sistem pencernaan, atau lebih dari satu organ pencernaan secara bersamaan. Sistem pencernaan terdiri dari sejumlah organ, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Organ hati, pankreas, dan kantung empedu juga berperan dalam mencerna makan, namun tidak dilewati oleh makanan atau terletak di luar saluran pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi menerima dan mencerna makanan menjadi nutrisi yang dapat diserap. Nutrisi tersebut kemudian disalurkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sistem pencernaan juga berfungsi memisahkan dan membuang bagian makanan yang tidak bisa dicerna oleh tubuh. Macam-macam penyakit saluran cerna : a. Diare b. Sembelit c. Ambeien d. Gastritis e. Radang usus buntu f. Diverticulitis g. Batu empedu. C. CONTOH OBAT UNTUK PENYAKIT MUSKULOSKELETAL DAN PENYAKIT SALURAN CERNA 1. Contoh Obat Penyakit Muskuloskeletal a. KETOROLAC Nama Generik: Ketorolac Merek: Farpain, Ketorolac Otto, Lactopain, Lactor, Lantipain, Latorec, Matolac, Rativol, Remopain, Rindopain, Rolac, Scelto, Toramine, Torasic, Torpain, Dolac, Ketopain, Ketorolac Hexpharm, Ketorolac OGB Dexa, Ketrobat, K-Pain, Painrel, Ropain, Teranol, Topidol, Toradol, Trolac dan Xevolac. b. Fungsi Ketorolac Ketorolac adalah obat dengan fungsi mengatasi nyeri sedang hingga nyeri berat untuk sementara. Biasanya obat ini digunakan sebelum atau sesudah prosedur medis, atau setelah operasi. Ketorolac adalah golongan obat nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) yang bekerja dengan memblok produksi substansi alami tubuh yang menyebabkan inflamasi. Efek ini membantu mengurangi bengkak, nyeri, atau demam. c. Aturan Pakai Ketorolac Gunakan obat ini tepat seperti yang dianjurkan. Jangan menggunakan obat dengan jumlah lebih, atau menggunakannya lebih lama dari yang dianjurkan dokter. Ikuti aturan pada label resep Anda. Ketorolac tidak untuk mengobati nyeri ringan. Ketorolac biasanya diberikan pertama dalam suntikan, dan lalu dalam bentuk obat oral (diminum). Injeksi ketorolac diberikan melalui jarum suntik ke otot atau vena. Dokter, perawat, atau pelayan kesehatan lain akan menyuntik Anda. Tablet ketorolac harus diberikan dengan segelas air. Ketorolac normalnya diberikan untuk ≤ 5 hari, termasuk bentuk injeksi dan oral dikombinasi. Penggunaan ketorolac jangka panjang dapat merusak ginjal atau menyebabkan perdarahan. Jika Anda akan dioperasi, beritahukan dokter bedah jika Anda sedang menggunakan ketorolac. Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda. d. Dosis 1) Dosis untuk orang dewasa Dosis ketorolac untuk nyeri Parenteral, pemberian dosis tunggal: a) IM: Pasien kurang dari 65 tahun: satu dosis 60 mg. Pasien dengan gangguan ginjal, dan/atau kurang dari 50 kg (110 pon): satu dosis 30 mg. b) IV: Pasien kurang dari 65 tahun: satu dosis 30 mg. Pasien dengan gangguan ginjal, dan/atau kurang dari 50 kg (110 pon): satu dosis 15 mg. Pemberian dosis ganda: a) Pasien kurang dari 65 tahun: 30 mg IM atau IV setiap 6 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal harian tidak lebih dari 120 mg. b) Pasien dengan gangguan ginjal, dan/atau kurang dari 50 kg (110 pon): 15 mg IM atau IV setiap 6 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal harian tidak lebih dari 60 mg. Oral: 10 mg secara oral 4 kali sehari sesuai kebutuhan. Dosis maksimal harian tidak lebih dari 40 mg. a) Pasien kurang dari 50 kg: Dosis maksimal harian tidak lebih dari 40 mg. b) Spray Hidung: Pasien kurang dari 65 tahun: 31.5 mg (satu 15.75 mg spray pada setiap lubang hidung) setiap 6-8 jam. Dosis maksimal harian: 126 mg 2) Dosis untuk anak-anak Dosis ketorolac untuk mengatasi nyeri pada anak-anak ≥ 1 bulan dan kurang dari 2 tahun: terapi dosis ganda, IV: 0.5 mg/kg setiap 6-8 jam.. Tidak lebih dari 48-72 jam terapi. Anak 2-16 tahun dan anak lebih dari 16 tahun yang kurang dari 50 kg: tidak lebih dari dosis dewasa. a) Terapi dosis tunggal, IM: 1 mg/kg dosis tunggal, dosis maksimal: 30 mg. IV: 0.5 mg/kg dosis tunggal. Dosis maksimal: 15 mg b) Terapi dosis ganda, IM atau IV: 0.5 mg/kg setiap 6 jam. Tidak lebih dari 5 hari terapi. c) Oral: belum ada penelitian pada anak. Anak lebih dari 16 tahun dan lebih dari 50 kg: a) Terapi dosis tunggal: IM: 60 mg dosis tunggal. IV: 30 mg dosis tunggal b) Terapi dosis ganda: IM atau IV: 30 mg setiap 6 jam. Dosis maksimal: 120 mg/hari c) Oral: Dosis awal: 20 mg. Dosis rumatan: 10 mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimal: 40 mg/hari Ketorolac tersedia dalam bentuk Solution, Injection: 30 mg/mL. e. Efek Samping ketorolac Berhenti menggunakan ketorolac dan cari perawatan medis segera atau hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius berikut ini: 1) Nyeri dada, lemas, sesak, bicara rero, masalah penglihatan atau keseimbangan 2) BAB hitam, berdarah, atau gelap; 3) Batuk darah atau muntah seperti kopi 4) Bengkak atau berat badan naik cepat 5) Lebih jarang atau tidak buang air kecil 6) Mual, nyeri perut,demam ringan, tidak napsu makan, urin gelap, BAB dempul, sakit kuning (kulit atau mata menguning) 7) Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan lepuhan, mengelupas, dan ruam kulit merah 8) Tanda awal sariawan di mulut atau ruam kulit, tidak peduli seberapa ringan 9) Kulit pucat, mudah memar, kesemutan berat, baal, nyeri, lemah otot; atau 10) Demam, sakit kepala, kaku leher, menggigil, sensitivitas terhadap cahaya meningkat, bintik kecil ungu pada kulit, dan/atau kejang (konvulsi) Efek samping yang lebih ringan yaitu: 1) Sakit perut, mual atau muntah ringan, diare, konstipasi 2) Heartburn ringan, nyeri perut, kembung 3) Pusing, sakit kepala, mengantuk 4) Berkeringat; atau 5) Telinga berdenging Segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping yang serius atau apabila efek samping memburuk atau tak kunjung hilang. f. Indikasi dan kontra indikasi ketorolac 1) Indikasi ketorolac Biasanya obat ini digunakan sebelum atau sesudah prosedur medis, atau setelah operasi. Ketorolac adalah golongan obat nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) yang bekerja dengan memblok produksi substansi alami tubuh yang menyebabkan inflamasi. Efek ini membantu mengurangi bengkak, nyeri, atau demam . 2) Kontra indikasi ketorolac Ketorolac tidak boleh digunakan untuk nyeri ringan atau kondisi nyeri jangka panjang (seperti radang sendi). g. Overdosis ketorolac Gejala overdosis yaitu: 1) Mual 2) Muntah 3) Nyeri perut 4) BAB berdarah, hitam atau gelap 5) Muntah darah atau muntah terlihat seperti kopi 6) Mengantuk 7) Pernapasan lambat atau cepat, napas dangkal 8) Koma (penurunan kesadaran sementara). 2. Contoh obat untuk penyakit saluran cerna a. Obat loperamide Loperamide adalah obat untuk mengatasi diare, yang bekerja dengan memperlambat gerakan saluran pencernaan, sehingga usus punya lebih banyak waktu untuk menyerap cairan dan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Selain untuk diare, loperamide juga digunakan untuk mengurangi jumlah feses pada pasien dengan ileostomy, yaitu pembuatan lubang baru pengganti anus (dubur) pada dinding perut, yang dihubungkan dengan bagian akhir dari usus halus. Merek obat: Colidium, Diadium, Imodium, Diasec, Lodia, Renamid, Lopamid. Tentang Loperamide Golongan Antidiare Kategori Obat resep Manfaat Mengobati diare Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak ≥ 2 tahun Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat Kategori kehamilan dan hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang menyusui diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Loperamide belum diketahui dapat diserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter. Bentuk obat Tablet b. Peringatan: 1) Hindari penggunaan Loperamide untuk anak-anak di bawah usia 2 tahun. 2) Mencegah dehidrasi dengan memenuhi asupan cairan yang cukup merupakan penanganan utama diare pada anak, jangan berikan obat anti diare pada anak kecuali atas anjuran dokter anak. 3) Loperamide dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang berakibat fatal bila digunakan lebih dari dosis yang dianjurkan. 4) Loperamide tidak dianjurkan diberikan pada pasien diare karena disentri, yaitu diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau amoeba, serta mengakibatkan diare yang disertai lendir, darah, dan nyeri perut. 5) Hindari pemberian loperamide pada pasien dengan riwayat aritmia, gangguan elektrolit, atau konstipasi. 6) Hindari penggunaan loperamide yang dikombinasikan dengan obat yang juga menimbulkan efek gangguan irama jantung, seperti antipsikotik, moxifloxacin, dan methadone. 7) Hindari menyetir dan mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi loperamide, karena obat ini dapat menimbulkan kantuk atau pusing. 8) Jika terjadi reaksi alergi dan overdosis setelah mengonsumsi loperamide, temui dokter. c. Dosis Loperamide Kondisi Bentuk Obat Usia Dosis Diawali 4 mg, dan diberikan Diare akut Tablet Dewasa lagi 2 mg setiap kali BAB. Maksimal 16 mg dalam sehari. 4-8 mg per hari, yang dibagi Diare kronis Tablet Dewasa ke dalam beberapa jadwal konsumsi. Maksimal 16 mg per hari. Hentikan penggunaan loperamide pada kasus diare akut jika kondisi tidak membaik dalam 48 jam. Pada kasus diare kronis, hentikan konsumsi loperamide jika kondisi tidak membaik hingga 10 hari. d. Efek samping loperamide Efek samping yang mungkin dapat timbul setelah mengonsumsi loperamide, antara lain adalah: 1) Konstipasi. 2) Gangguan irama jantung. 3) Pankreatitis. 4) Mual. 5) Pusing. 6) Ruam. 7) Perut kembung. 8) Nyeri perut. e. Indikasi dan kontraindikasi loperamide 1) Indikasi Loperamide dianjurkan untuk penderita diare akut dan diare kronis. 2) Kontra indikasi Loperamide tidak dianjurkan diberikan pada pasien diare karena disentri, yaitu diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau amoeba, serta mengakibatkan diare yang disertai lendir, darah, dan nyeri perut. Hindari pemberian loperamide pada pasien dengan riwayat aritmia, gangguan elektrolit, atau konstipasi. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Gangguan muskuloskeletal adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang. Sistem muskuloskeletal Anda melibatkan struktur yang mendukung anggota badan, leher dan punggung. Gangguan muskuloskeletal seringnya merupakan penyakit degeneratif, penyakit yang menyebabkan jaringan tubuh Anda rusak secara lambat laun. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dan mengurangi kemampuan Anda untuk bergerak, yang dapat mencegah Anda dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Gangguan pencernaan adalah masalah yang terjadi pada salah satu organ sistem pencernaan, atau lebih dari satu organ pencernaan secara bersamaan. Sistem pencernaan terdiri dari sejumlah organ, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Organ hati, pankreas, dan kantung empedu juga berperan dalam mencerna makan, namun tidak dilewati oleh makanan atau terletak di luar saluran pencernaan. B. SARAN Dalam pemakaian obat, hendaknya kita perhatikan kontra indikasi dari obat tersebut, untuk mencegah efek samping dari obat yang berlebihan. Dan adapun penangan dari efek samping tersebut disesuaikan dengan efek sampng yang ditimbulkan oleh obat yang telah dikonsumsi atau telah masuk ke dalam tubuh.