Uploaded by Deprosa Monika Ginting

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI eksklusif di Puskesmas kecamatan Kuala kabupaten Langkat tahun 2018

advertisement
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF
DI PUSKESMAS KUALA KECAMATAN KUALA KABUPATEN LANGKAT TAHUN
2018
Marse Amelia Br Sembiring
Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang: Di negara berkembang sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar
60% dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah satunya adalah dengan menyusui,
karena Air Susu Ibu (ASI) sudah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3
juta bayi dapat diselamatkan. Di Indonesia persentasi pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6
bulan masih belum mencapai target nasional yaitu sebesar 52,3%. Kurangnya pengertian dan
pengetahuan ibu tentang manfaat ASI menjadi faktor terbesar yang menyebabkan ibu-ibu mudah
terpengaruh dan beralih kepada susu formula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya ASI Eksklusif di Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala
Kabupaten Langkat Tahun 2018. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
rancangan studi cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kuala Kecamatan
Kuala Kabupaten Langkat. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
accidental sampling. Dan sampel yang didapat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
berjumlah 62 responden. Penelitian ini dimulai dengan pembagian kuesioner dan melakukan
wawancara kepada responden tentang pentingnya ASI eksklusif. Hasil: Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif di Puskesmas
Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 16 orang (25,8%), ibu yang memiliki tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 33 orang (53,2%), dan ibu dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 13 orang
(21,0%).Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Pentingnya ASI Eksklusif di Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten
Langkat Tahun 2018 berada dalam kategori cukup.
Kata Kunci: Pengetahuan, Ibu, ASI Eksklusif
ABSTRACT
Background: in developing countries around 10 millions babies are passed away, and around
60% the death should be pressed one of them is breastfeeding, because breastfeeding has been
proven can increase the babies health so that 1,3 millions babies can be saved. In Indonesia the
percentage of exclusive breastfeeding in infants 0-6 months still has not reached the national
target of 52.3%. Lack of understanding and knowledge of mothers about the benefits of
breastfeeding is the biggest factor that causes mothers easily affected and switch to formula
milk. The research aims to find out the knowledge level of mothers about the importance of
exclusive breastfeeding in Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Langkat District in
2018.Methods: The research applied descriptive method with the cross sectional study design.
The research conducted in Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Langkat District. The sampling
was the accidental sampling technique. And the obtained sampel could fulfil the characteristics
of inclusion and exclusion amounted to 62 respondents. The research began by dividing
questionnaires and interview with respondents about the importance of exclusive breastfeeding.
Result: Based on the research that has been done, the knowledge level of mothers about the
importance of exclusive breastfeeding in Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Langkat District
stated that mothers who have a good knowledge amounted 16 mothers (25,8%), mothers with
sufficient knowledge amounted 33 mothers (53,2%) and mothers with less of knowledge
amounted 13 mothers (21,0%).Conclusion: Based on the research concluded that knowledge
level of mothers about the importance of breastfeeding in Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala
Langkat District in 2018 is in category of sufficient.
Keywords: Knowledge, Mothers, Exclusive Breastfeeding
PENDAHULUAN
Menyusui adalah cara terbaik untuk
sistem kekebalan dan melindungi bayi dari
memberi bayi nutrisi yang mereka butuhkan.
penyakit menular, infeksi
WHO merekomendasikan pemberian ASI
ASI adalah satu-satunya makanan dan
eksklusif mulai dari satu jam setelah
minuman terbaik untuk bayi. Komposisinya
kelahiran sampai bayi berumur 6 bulan dan
sesuai
dilanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun
perkembangan bayi (Mustika, 2017).
pertama kehidupan (WHO, 2016).
untuk
dan menahun.
pertumbuhan
dan
Di negara berkembang, sekitar 10
Air susu ibu atau yang sering disebut
juta bayi mengalami kematian, dan sekitar
ASI adalah sumber nutrisi terpenting yang
60% dari kematian tersebut seharusnya dapat
dibutuhkan oleh setiap bayi. ASI eksklusif
ditekan
merupakan pemberian ASI secara eksklusif
menyusui,
selama 6 bulan tanpa diberi makanan lain
meningkatkan
kecuali vitamin, mineral dan obat dalam
sehingga 1,3 juta bayi dapat diselamatkan
bentuk oralit, tetes dan sirup. ASI memiliki
(WHO, 2005) seperti dikutip Agam (2014),
keseimbangan zat-zat gizi yang tepat dalam
dalam rangka menurunkan angka kesakitan
bentuk mudah dicerna, serta meningkatkan
dan kematian anak, UNICEF dan WHO
salah
satunya
karena
ASI
status
adalah
dengan
terbukti
dapat
kesehatan
bayi
merekomendasikan sebaiknya anak disusui
gangguan pertumbuhan. Akibatnya derajat
hanya ASI selama 6 bulan, dan pemberian
kesehatan dan gizi anak Indonesia sangat
ASI seharusnya dilanjutkan sampai umur 2
memprihatinkan (Haryono, 2014).
tahun (Kemenkes RI, 2014).
Banyak faktor yang menyebabkan
Di Indonesia persentasi pemberian
seseorang tidak dapat menyusui bayi. Salah
ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih
satunya ialah air susu tidak keluar. Penyebab
belum mencapai target nasional. Mengacu
air susu tidak keluar juga tidak sedikit, mulai
pada target program pada tahun 2014 sebesar
dari
80%,
cakupan
malnutrisi. Gangguan proses pemberian ASI
Indonesia
pada prinsipnya berakar pada kurangnya
maka
pemberian
secara
nasional
ASI eksklusif di
stres
mental,
Menurut provinsi, hanya terdapat satu
kurangnya dukungan dari keluarga dan
provinsi yang berhasil mencapai target yaitu
lingkungan (Arisman, 2010). Kurangnya
provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar
pengertian dan pengetahuan ibu tentang
84,7%. Provinsi Jawa Barat sebesar 21,8%,
manfaat ASI menjadi faktor terbesar yang
Papua Barat 27,3%, dan sumatera Utara
menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh
37,6% merupakan tiga provinsi dengan
dan beralih kepada susu formula. Selain itu,
capaian terendah ( Kemenkes RI, 2015).
banyaknya
promosi
yang
kebiasaan
memberikan
makanan
kurang sesuai di Indonesia menyebabkan
minuman
secara
pada
bayi menderita gizi kurang dan gizi buruk.
masyarakat,
menjadi
pemicu
Padahal kekurangan gizi pada bayi akan
berhasilnya
pemberian
ASI
berdampak
(Fikawati, 2010).
pada
eksklusif
gangguan
psikomotor,
kognitif dan sosial serta secara klinis terjadi
susu
dini
diri,
dan
pengetahuan,
ASI
percaya
fisik
sebesar 52,3% belum mencapai target.
Pemberian
rasa
penyakit
serta
formula
dan
atau
sebagian
kurang
Eksklusif
Berdasarkan
profil
keseluruhan
metode
accidental sampling yaitu jumlah
Kabupaten Langkat tahun 2009-2012 bayi
sampel di tentukan dengan mengambil
yang mendapat ASI eksklusif persentasinya
responden yang ada atau tersedia, teknik
sebesar
belum
penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
mencapai target yaitu 80% (Dinkes Sumut,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan
2013).
bertemu dengan peneliti yang memenuhi
METODE
kriteria dapat digunakan sebagai sampel
42,7%, secara nasional
Jenis penelitian yang digunakan adalah
(Sugiyono, 2013).
metode deskriptif dengan desain cross
sectional
dimana
pengumpulan
data
Penelitian ini telah mendapatkan izin
dari
Komite
dilakukan pada satu waktu tertentu dan
Kedokteran
setiap
Indonesia.
subjek
pengamatan
bertujuan
studi
selama
untuk
hanya
satu
penelitian
yang
Penelitian
Universitas
Fakultas
Methodist
HASIL PENELITIAN
tingkat
Responden yang menjadi subjek
pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI
penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang
Eksklusif di Puskesmas Kuala Kecamatan
mempunyai balita yang datang pada saat
Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2018.
penelitian di Puskesmas Kuala Kecamatan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Kuala Kabupaten Langkat yang memenuhi
ibu-ibu yang mempunyai balita yang datang
kriteria penelitian yaitu didapatkan sebanyak
pada saat penelitian di Puskesmas Kuala
62 Responden. Dilakukan distribusi subjek
Kecamatan
penelitian berdasarkan tingkat pendidikan,
Kuala
mengetahui
kali
Etik
Kabupaten
Langkat.
Sampel dalam penelitian ini mengguanakan
pekerjaan
dan
sumber
informasi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Baik
16
25,8
Cukup
33
53,2
Kurang
13
21,0
Total
62
100
Berdasarkan
tabel
1
diatas
pengetahuan baik, 33 orang (53,2%) dengan
menunjukkan bahwa dari 62 responden
pengetahuan cukup dan 13 orang (21,0%)
terdapat 16 orang (25,8%) dengan tingkat
dengan pengetahuan kurang.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Pengetahuan
Pendidikan
Baik
Cukup
Kurang
Total
F
%
F
%
f
%
f
%
SD
0
0
5
8,1
7
11,3
12
19,4
SMP
3
4,8
11
17,7
4
6,5
18
29,0
SMA
11
17,7
13
21,0
2
3,2
26
41,9
Perguruan Tinggi
2
3,2
4
6,5
0
0
6
9,7
Total
16
Dari tabel
25,8
33
53,2
13
21,0
62
100
2 diatas menunjukan
dan kurang sebanyak 7 orang (11,3%). Pada
bahwa ibu yang mempunyai pendidikan SD
kelompok ibu yang mempunyai pendidikan
yang memiliki tingkat pengetahuan baik
SMP yang memiliki tingkat pengetahuan
tidak ada, cukup sebanyak 5 orang (8,1%),
baik sebanyak 3 orang (4,8%), cukup
sebanyak 11 orang (17,7%), dan kurang
sebanyak 2 orang (3,2%), serta pada
sebanyak
pada
kelompok ibu yang mempunyai pendidikan
kelompok ibu yang mempunyai pendidikan
Perguruan Tinggi yang memiliki tingkat
SMA yang mempunyai tingkat pengetahuan
pengetahuan baik sebanyak 2 orang (3,2%),
baik sebanyak 11 orang (17,7%), cukup
cukup sebanyak 4 orang (6,5%), dan kurang
sebanyak 13 orang (21,0%) dan kurang
tidak ada.
4
orang
(6,5%),
dan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan
Tingkat Pengetahuan
Pekerjaan
Baik
Cukup
Kurang
Total
f
%
f
%
F
%
f
%
Pegawai Negeri/swasta
2
3,2
3
4,8
0
0
5
8,1
Wiraswasta
0
0
2
3,2
1
1,6
3
4,8
Petani
1
1,6
1
1,6
2
3,2
4
6,5
Ibu Rumah Tangga
13
21,0
27
43,5
10
16,1
50
80,6
16
25,8
33
53,2
13
21,0
Total
Dari tabel 3 diatas menunjukan
bahwa pada kelompok
sebagai
memiliki
tingkat
pengetahuan baik tidak ada, yang memiliki
cukup sebanyak 2 orang (3,2%), dan yang
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak
memiliki kurang 1 orang (1,6%). Dan pada
2 orang (3,2%), cukup sebanyak 3 orang
kelompok ibu yang bekerja sebagai petani
(4,8%),
pada
yang memiliki tingkat pengetahuan baik
sebagai
sebanyak 1 orang (1,6%), cukup sebanyak 1
dan
ibu
negeri/swasta
yang
100
yang
kelompok
pegawai
ibu yang bekerja
wiraswasta
62
kurang
yang
tidak
ada,
bekerja
orang (1,6%), dan kurang sebanyak 2 orang
13 orang (21,0%), cukup sebanyak 27 orang
(3,2%). Serta pada kelompok ibu yang
(43,5%), dan kurang sebanyak 10 orang
bekerja sebagai ibu rumah tangga yang
(21,0%).
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi
Tingkat Pengetahuan
Sumber Informasi
Baik
Cukup
Kurang
Total
F
%
f
%
f
%
f
%
TV/Radio/Internet
1
1,6
5
8,1
1
1,6
7
11,3
Koran/Majalah
1
1,6
1
1,6
1
1,6
3
4,8
Penyuluhan
8
12,9
20
32,3
4
6,5
32
51,6
Teman/Tetangga/Keluarga 6
9,7
7
11,3
7
11,3
20
32,3
25,8
33
Total
16
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat
bahwa
pada
62
100
ASI eksklusif dari koran/majalah yang
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak
mendapatkan informasi tentang pentingnya
1 orang ( 1,6%), cukup sebanyak 1 orang
ASI eksklusif dari TV/radio/internet yang
(1,6%), dan kurang sebanyak 1 orang
memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak
(1,6%).
1 orang (1,6%), cukup sebanyak 5 orang
mendapatkan informasi tentang pentingnya
(8,1%), dan kurang sebanyak 1 orang
ASI eksklusif dari penyuluhan (tenaga
(1,6%).
kesehatan)
kelompok
ibu
21,0
yang
Pada
kelompok
53,2 13
ibu
yang
mendapatkan informasi tentang pentingnya
Pada
kelompok
yang
ibu
memiliki
yang
tingkat
pengetahuan baik sebanyak 8 orang (12,9%),
cukup sebanyak 20 orang (32,3%), dan
maka
kurang sebanyak 4 orang (6,5%). Serta pada
pengetahuannya.
kelompok ibu yang mendapatkan informasi
dari
teman/tetangga/keluarga
tentang
akan
semakin
baik
tingkat
Berdasarkan hasil penelitian Tingkat
Pengetahuan
ibu
di
Kecamatan
tingkat pengetahuan baik sebanyak 6 orang
berdasarkan tingkat pendidikan responden
(9,7%), cukup sebanyak 7 orang (11,3%),
yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan
dan kurang sebanyak 7 orang (11,3%).
cukup
DISKUSI
responden yang berpendidikan SMA yaitu
Pengetahuan
ibu
di
Puskesmas
Kuala
yang
Kabupaten
Kuala
pentingnya ASI eksklusif, yang memiliki
Berdasarkan hasil penelitian Tingkat
Kuala
Puskesmas
tertinggi
Langkat
terdapat
pada
17,7% dan 21,0%, Hal ini disebabkan karena
dari hasil analisis karateristik responden
Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat bahwa
penelitian
kategori tingkat pengetahuan tertinggi adalah
responden berpendidikan SMA yaitu 41,9%.
tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak
Dan responden
53,2% dan tingkat pengetahuan baik 25,8%.
pengetahuan kurang yang tertinggi terdapat
Dan pada hasil penelitian
pada responden yang berpendidikan SD
didapatkan
tingkat
ini juga
pengetahuan
didapatkan
sebagian
yang memiliki
besar
tingkat
yang
yaitu 11,3%. Ini dapat disebabkan karena
terendah adalah tingkat pengetahuan kurang
kurangnya informasi yang diperoleh serta
yaitu 21,0%. Hasil Penelitian ini didukung
kurangnya kemampuan responden dalam
oleh teori Budiman (2013) yaitu semakin
memahami informasi yang didapat tentang
tinggii pendidikan seseorang maka semakin
ASI eksklusif. Terbentuknya pengetahuan
mudah orang tersebut menerima informasi
responden juga dipengaruhi oleh tingkat
baik dari orang lain maupun media massa.
pendidikan, yang dimana tigkat pendidikan
Semakin banyak informasi yang diperoleh
juga berpengaruh terhadap terbentuknya pola
pikir yang terbuka terhadap hal baru. Hasil
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
penelitian ini
responden.
didukung oleh
pendapat
Ini
dikarenakan
responden
Liliweri (2007) yang menyatakan kalau
sebagian besar mendapatkan informasi yang
seseorang sekolah semakin tinggi maka
cukup
mereka semakin mudah mengerti atau
TV/radio/internet, korang/majalah, serta dari
sekurang-kurangnya
baik,
baik
dari
penyuluhan,
mudah
diberikan
teman/tetangga/keluarga. Hasil penelitian ini
suatu
informasi.
sesuai dengan penelitian Robiwala (2012)
Sebaliknya kalau seseorang sekolah rendah
bahwa semakin banyak informasi yang
maka mereka semakin susah diberikan
diperoleh ibu maka akan semakin baik
pengertian mengenai suatu informasi.
tingkat pengetahuannya.
pengertian
mengenai
Berdasarkan hasil penelitian Tingkat
Pengetahuan
Kecamatan
ibu
di
Kuala
Puskesmas
Kabupaten
berdasarkan pekerjaan
Kuala
Langkat
Berdasarkan hasil penelitian Tingkat
Pengetahuan
Kecamatan
ibu
di
Kuala
Puskesmas
Kabupaten
Kuala
Langkat
responden yang
berdasarkan sumber informasi didapatkan
memiliki tingkat pengetahuan baik, cukup,
bahwa , responden yang memiliki tingkat
dan kurang tertinggi terdapat pada responden
pengetahuan baik dan cukup yang tertinggi
yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu
terdapat pada responden yang mendapatkan
21,0%,
sumber informasi dari penyuluhan yaitu
43,5%,
disebabkan
dan
karena
16,1%.
dari
hasil
Hal
ini
analisis
sebanyak
12,9%
dan
32,3%.
Hal
ini
karateristik responden penelitian diketahui
disebabkan karena pada responden yang
sebagian besar responden adalah bekerja
mengikuti
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak
sumber
80,6%. Dalam hal ini didapatkan pada
responden akan mendapatkan informasi yang
sebagian besar responden pekerjaan tidak
lengkap dan terpercaya. Dan responden yang
penyuluhan
informasi
atau
dari
mendapat
penyuluhan,
memiliki tingkat pengetahuan kurang yang
KESIMPULAN
tertinggi terdapat pada responden yang
1. Dari
mendapatkan
sumber
teman/tetangga/keluarga
informasi
yaitu
dari
sebanyak
62
responden
responden
yang
didapati
memiliki
bahwa
tingkat
pengetahuan Tertinggi adalah kategori
11,3%. Hal ini disebabkan karena kurangnya
tingkat
informasi
53,2%, dan baik sebanyak 25,8%, dan
yang
diperoleh
teman/tetangga/keluarga,
pahamnya
responden
atau
dalam
dari
kurang
menerima
informasi tentang ASI eksklusif. Hasil
pengetahuan
Terendah
cukup sebanyak
adalah
kategori
kurang
sebanyak 21,0%.
2. Berdasarkan
pendidikan,
tingkat
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI
telah dilakukan oleh Emilia (2009) di
eksklusif,
Mukim
Laure-e
Tengah,
penyuluhan
bahwa
ASI
responden
yang
memiliki
Kecamatan
Simeulue
tingkat pengetahuan baik dan cukup
terdapat
pengaruh
tertinggi terdapat pada responden yang
eksklusif
terhadap
berpendidikan SMA yaitu
17,7% dan
pengetahuan ibu. Dimana terdapat perbedaan
21,0%. Dan responden yang memiliki
antara pengetahuan sebelum dan sesudah
tingkat pengetahuan kurang tertinggi
diberikan
terdapat
diketahui
penyuluhan
bahwa
ASI
pengetahuan
eksklusif,
sebelum
penyuluhan ASI eksklusif hanya 11,5% yang
memiliki
pengetahuan
baik,
setelah
pada
responden
yang
berpendidikan SD yaitu 11,3%.
3. Berdasarkan
pekerjaan,
tingkat
pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI
diberikan penyuluhan ASI eksklusif semua
eksklusif,
responden (100%) memiliki pengetahuan
tingkat pengetahuan baik, cukup, dan
baik.
kurang tertinggi bekerja sebagai ibu
responden
yang
memiliki
rumah tangga yaitu sebanyak 21,0%,
43,5%, dan 16,1%.
puskesmas/kesehatan
4. Berdasarkan Sumber Informasi, tingkat
ataupun pun pada
teman, tetangga serta keluarga yang lebih
pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI
mengerti
eksklusif,
diharapkan juga supaya ibu lebih rajin
responden
yang
memiliki
tentang
ASI
mengikuti
tertinggi terdapat pada responden yang
eksklusif.
mendapatkan sumber informasi dari
DAFTAR PUSTAKA
penyuluhan yaitu 12,9% dan 32,3%. Dan
1. Arisman (2010). Gizi Dalam Daur
yang
pengetahuan
memiliki
kurang
terdapat
tingkat
pada
responden yang mendapatkan sumber
tentang
Dan
tingkat pengetahuan baik dan cukup
responden
penyuluhan
eksklusif.
ASI
Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Edisi 2.
Jakarta: EGC, h: 41.
2. Budiman
(2013).
Kapital
Selekta
informasi dari teman/tetangga/keluarga
Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
yaitu 11,3%.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika, h: 4-6.
SARAN
Bagi
ibu
yang
mempunyai
3. Dinkes (2013). Profil Kesehatan Profil
pengetahuan baik tentang ASI eksklusif
Sumatera Utara 2013
diharapkan dapat membagi pengetahuannya
http://dinkes.sumutprov.go.id/editor/gam
kepada ibu-ibu lain, baik teman, tetangga
bar/file/Narasi%20Profil%20%20Keseha
maupun keluarga. Dan kepada ibu-ibu yang
tan%202013.pdf . Diakses 16 Maret
mempunyai
2018.
tingkat
pengetahuan
yang
kurang terhadap ASI eksklusif disarankan
4. Emilia, Rika Chandra (2009). Pengaruh
untuk lebih banyak membaca serta lebih
Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap
rajin
ASI
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil di
eksklusif dan dapat bertanya pada petugas
Mukim Laure-E Kecamatan Simuele
mencari
informasi
tentang
(NAD) Tahun 2009.
9. Liliweri, Alo. (2007). Dasar-Dasar
5. Fikawati (2010). Kajian Implementasi
dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif
dan Inisiasi Menysui Dini di Indonesia,
Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
10. Mustika, Ika (2017). Determinan
Makara, Kesehatan, Volume 14 No.1,
Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu
Edisi Juni 2010, h: 17-24.
Menyusui Tinjauan Sistematis Penelitian
6. Haryono, Rudi (2014). Manfaat ASI
Eksklusif
untuk
Buah
Hati
Anda.
Yogyakarta: Pustaka Baru, h: 4-30.
7. Kemenkes
RI
(2014).
Situasi
tahun 2011-2016. Journal Of Health
Science and Prevention, Vol.1(1), h:15.
11. Robiwala, Maria Elisabeth (2012).
dan
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Analisis ASI Eksklusif
Tentang ASI Eksklusif dengan ASI Saja
file:///C:/Users/Windows%207/Downloa
di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap 1
ds/infodatin-asi.pdf. Diakses 16 Maret
Kabupaten Kulon Progo Provinsi
2018.
Yogyakarta. H:13
8. Kemenkes RI (2015). Profil Kesehatan
12. Sugiyono (2013). Metode Penelitian
Indonesia 2014
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
http://www.depkes.go.id/resources/down
Bandung: Alfabeta, h: 85.
load/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-
kesehatan-
13. WHO (2016). World Breastfeeding week
http://www.who.int/mediacentre/events/2
indonesia-2014.pdf. Diakses 7
016/world-breastfeeding-week/en/.
November 2017.
Diakses 7 November 2017.
Download