TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KUALA KECAMATAN KUALA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2018 Marse Amelia Br Sembiring Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia ABSTRAK Latar Belakang: Di negara berkembang sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat ditekan salah satunya adalah dengan menyusui, karena Air Susu Ibu (ASI) sudah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat diselamatkan. Di Indonesia persentasi pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih belum mencapai target nasional yaitu sebesar 52,3%. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI menjadi faktor terbesar yang menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu formula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya ASI Eksklusif di Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2018. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan studi cross sectional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan metode accidental sampling. Dan sampel yang didapat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 62 responden. Penelitian ini dimulai dengan pembagian kuesioner dan melakukan wawancara kepada responden tentang pentingnya ASI eksklusif. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif di Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 16 orang (25,8%), ibu yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 33 orang (53,2%), dan ibu dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 13 orang (21,0%).Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya ASI Eksklusif di Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2018 berada dalam kategori cukup. Kata Kunci: Pengetahuan, Ibu, ASI Eksklusif ABSTRACT Background: in developing countries around 10 millions babies are passed away, and around 60% the death should be pressed one of them is breastfeeding, because breastfeeding has been proven can increase the babies health so that 1,3 millions babies can be saved. In Indonesia the percentage of exclusive breastfeeding in infants 0-6 months still has not reached the national target of 52.3%. Lack of understanding and knowledge of mothers about the benefits of breastfeeding is the biggest factor that causes mothers easily affected and switch to formula milk. The research aims to find out the knowledge level of mothers about the importance of exclusive breastfeeding in Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Langkat District in 2018.Methods: The research applied descriptive method with the cross sectional study design. The research conducted in Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Langkat District. The sampling was the accidental sampling technique. And the obtained sampel could fulfil the characteristics of inclusion and exclusion amounted to 62 respondents. The research began by dividing questionnaires and interview with respondents about the importance of exclusive breastfeeding. Result: Based on the research that has been done, the knowledge level of mothers about the importance of exclusive breastfeeding in Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Langkat District stated that mothers who have a good knowledge amounted 16 mothers (25,8%), mothers with sufficient knowledge amounted 33 mothers (53,2%) and mothers with less of knowledge amounted 13 mothers (21,0%).Conclusion: Based on the research concluded that knowledge level of mothers about the importance of breastfeeding in Puskesmas Kuala Kecamatan Kuala Langkat District in 2018 is in category of sufficient. Keywords: Knowledge, Mothers, Exclusive Breastfeeding PENDAHULUAN Menyusui adalah cara terbaik untuk sistem kekebalan dan melindungi bayi dari memberi bayi nutrisi yang mereka butuhkan. penyakit menular, infeksi WHO merekomendasikan pemberian ASI ASI adalah satu-satunya makanan dan eksklusif mulai dari satu jam setelah minuman terbaik untuk bayi. Komposisinya kelahiran sampai bayi berumur 6 bulan dan sesuai dilanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun perkembangan bayi (Mustika, 2017). pertama kehidupan (WHO, 2016). untuk dan menahun. pertumbuhan dan Di negara berkembang, sekitar 10 Air susu ibu atau yang sering disebut juta bayi mengalami kematian, dan sekitar ASI adalah sumber nutrisi terpenting yang 60% dari kematian tersebut seharusnya dapat dibutuhkan oleh setiap bayi. ASI eksklusif ditekan merupakan pemberian ASI secara eksklusif menyusui, selama 6 bulan tanpa diberi makanan lain meningkatkan kecuali vitamin, mineral dan obat dalam sehingga 1,3 juta bayi dapat diselamatkan bentuk oralit, tetes dan sirup. ASI memiliki (WHO, 2005) seperti dikutip Agam (2014), keseimbangan zat-zat gizi yang tepat dalam dalam rangka menurunkan angka kesakitan bentuk mudah dicerna, serta meningkatkan dan kematian anak, UNICEF dan WHO salah satunya karena ASI status adalah dengan terbukti dapat kesehatan bayi merekomendasikan sebaiknya anak disusui gangguan pertumbuhan. Akibatnya derajat hanya ASI selama 6 bulan, dan pemberian kesehatan dan gizi anak Indonesia sangat ASI seharusnya dilanjutkan sampai umur 2 memprihatinkan (Haryono, 2014). tahun (Kemenkes RI, 2014). Banyak faktor yang menyebabkan Di Indonesia persentasi pemberian seseorang tidak dapat menyusui bayi. Salah ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih satunya ialah air susu tidak keluar. Penyebab belum mencapai target nasional. Mengacu air susu tidak keluar juga tidak sedikit, mulai pada target program pada tahun 2014 sebesar dari 80%, cakupan malnutrisi. Gangguan proses pemberian ASI Indonesia pada prinsipnya berakar pada kurangnya maka pemberian secara nasional ASI eksklusif di stres mental, Menurut provinsi, hanya terdapat satu kurangnya dukungan dari keluarga dan provinsi yang berhasil mencapai target yaitu lingkungan (Arisman, 2010). Kurangnya provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar pengertian dan pengetahuan ibu tentang 84,7%. Provinsi Jawa Barat sebesar 21,8%, manfaat ASI menjadi faktor terbesar yang Papua Barat 27,3%, dan sumatera Utara menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh 37,6% merupakan tiga provinsi dengan dan beralih kepada susu formula. Selain itu, capaian terendah ( Kemenkes RI, 2015). banyaknya promosi yang kebiasaan memberikan makanan kurang sesuai di Indonesia menyebabkan minuman secara pada bayi menderita gizi kurang dan gizi buruk. masyarakat, menjadi pemicu Padahal kekurangan gizi pada bayi akan berhasilnya pemberian ASI berdampak (Fikawati, 2010). pada eksklusif gangguan psikomotor, kognitif dan sosial serta secara klinis terjadi susu dini diri, dan pengetahuan, ASI percaya fisik sebesar 52,3% belum mencapai target. Pemberian rasa penyakit serta formula dan atau sebagian kurang Eksklusif Berdasarkan profil keseluruhan metode accidental sampling yaitu jumlah Kabupaten Langkat tahun 2009-2012 bayi sampel di tentukan dengan mengambil yang mendapat ASI eksklusif persentasinya responden yang ada atau tersedia, teknik sebesar belum penentuan sampel berdasarkan kebetulan, mencapai target yaitu 80% (Dinkes Sumut, yaitu siapa saja yang secara kebetulan 2013). bertemu dengan peneliti yang memenuhi METODE kriteria dapat digunakan sebagai sampel 42,7%, secara nasional Jenis penelitian yang digunakan adalah (Sugiyono, 2013). metode deskriptif dengan desain cross sectional dimana pengumpulan data Penelitian ini telah mendapatkan izin dari Komite dilakukan pada satu waktu tertentu dan Kedokteran setiap Indonesia. subjek pengamatan bertujuan studi selama untuk hanya satu penelitian yang Penelitian Universitas Fakultas Methodist HASIL PENELITIAN tingkat Responden yang menjadi subjek pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang Eksklusif di Puskesmas Kuala Kecamatan mempunyai balita yang datang pada saat Kuala Kabupaten Langkat Tahun 2018. penelitian di Puskesmas Kuala Kecamatan Populasi dalam penelitian ini adalah semua Kuala Kabupaten Langkat yang memenuhi ibu-ibu yang mempunyai balita yang datang kriteria penelitian yaitu didapatkan sebanyak pada saat penelitian di Puskesmas Kuala 62 Responden. Dilakukan distribusi subjek Kecamatan penelitian berdasarkan tingkat pendidikan, Kuala mengetahui kali Etik Kabupaten Langkat. Sampel dalam penelitian ini mengguanakan pekerjaan dan sumber informasi Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 16 25,8 Cukup 33 53,2 Kurang 13 21,0 Total 62 100 Berdasarkan tabel 1 diatas pengetahuan baik, 33 orang (53,2%) dengan menunjukkan bahwa dari 62 responden pengetahuan cukup dan 13 orang (21,0%) terdapat 16 orang (25,8%) dengan tingkat dengan pengetahuan kurang. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Tingkat Pengetahuan Pendidikan Baik Cukup Kurang Total F % F % f % f % SD 0 0 5 8,1 7 11,3 12 19,4 SMP 3 4,8 11 17,7 4 6,5 18 29,0 SMA 11 17,7 13 21,0 2 3,2 26 41,9 Perguruan Tinggi 2 3,2 4 6,5 0 0 6 9,7 Total 16 Dari tabel 25,8 33 53,2 13 21,0 62 100 2 diatas menunjukan dan kurang sebanyak 7 orang (11,3%). Pada bahwa ibu yang mempunyai pendidikan SD kelompok ibu yang mempunyai pendidikan yang memiliki tingkat pengetahuan baik SMP yang memiliki tingkat pengetahuan tidak ada, cukup sebanyak 5 orang (8,1%), baik sebanyak 3 orang (4,8%), cukup sebanyak 11 orang (17,7%), dan kurang sebanyak 2 orang (3,2%), serta pada sebanyak pada kelompok ibu yang mempunyai pendidikan kelompok ibu yang mempunyai pendidikan Perguruan Tinggi yang memiliki tingkat SMA yang mempunyai tingkat pengetahuan pengetahuan baik sebanyak 2 orang (3,2%), baik sebanyak 11 orang (17,7%), cukup cukup sebanyak 4 orang (6,5%), dan kurang sebanyak 13 orang (21,0%) dan kurang tidak ada. 4 orang (6,5%), dan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan Tingkat Pengetahuan Pekerjaan Baik Cukup Kurang Total f % f % F % f % Pegawai Negeri/swasta 2 3,2 3 4,8 0 0 5 8,1 Wiraswasta 0 0 2 3,2 1 1,6 3 4,8 Petani 1 1,6 1 1,6 2 3,2 4 6,5 Ibu Rumah Tangga 13 21,0 27 43,5 10 16,1 50 80,6 16 25,8 33 53,2 13 21,0 Total Dari tabel 3 diatas menunjukan bahwa pada kelompok sebagai memiliki tingkat pengetahuan baik tidak ada, yang memiliki cukup sebanyak 2 orang (3,2%), dan yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak memiliki kurang 1 orang (1,6%). Dan pada 2 orang (3,2%), cukup sebanyak 3 orang kelompok ibu yang bekerja sebagai petani (4,8%), pada yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebagai sebanyak 1 orang (1,6%), cukup sebanyak 1 dan ibu negeri/swasta yang 100 yang kelompok pegawai ibu yang bekerja wiraswasta 62 kurang yang tidak ada, bekerja orang (1,6%), dan kurang sebanyak 2 orang 13 orang (21,0%), cukup sebanyak 27 orang (3,2%). Serta pada kelompok ibu yang (43,5%), dan kurang sebanyak 10 orang bekerja sebagai ibu rumah tangga yang (21,0%). memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi Tingkat Pengetahuan Sumber Informasi Baik Cukup Kurang Total F % f % f % f % TV/Radio/Internet 1 1,6 5 8,1 1 1,6 7 11,3 Koran/Majalah 1 1,6 1 1,6 1 1,6 3 4,8 Penyuluhan 8 12,9 20 32,3 4 6,5 32 51,6 Teman/Tetangga/Keluarga 6 9,7 7 11,3 7 11,3 20 32,3 25,8 33 Total 16 Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa pada 62 100 ASI eksklusif dari koran/majalah yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak mendapatkan informasi tentang pentingnya 1 orang ( 1,6%), cukup sebanyak 1 orang ASI eksklusif dari TV/radio/internet yang (1,6%), dan kurang sebanyak 1 orang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak (1,6%). 1 orang (1,6%), cukup sebanyak 5 orang mendapatkan informasi tentang pentingnya (8,1%), dan kurang sebanyak 1 orang ASI eksklusif dari penyuluhan (tenaga (1,6%). kesehatan) kelompok ibu 21,0 yang Pada kelompok 53,2 13 ibu yang mendapatkan informasi tentang pentingnya Pada kelompok yang ibu memiliki yang tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 orang (12,9%), cukup sebanyak 20 orang (32,3%), dan maka kurang sebanyak 4 orang (6,5%). Serta pada pengetahuannya. kelompok ibu yang mendapatkan informasi dari teman/tetangga/keluarga tentang akan semakin baik tingkat Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pengetahuan ibu di Kecamatan tingkat pengetahuan baik sebanyak 6 orang berdasarkan tingkat pendidikan responden (9,7%), cukup sebanyak 7 orang (11,3%), yang memiliki tingkat pengetahuan baik dan dan kurang sebanyak 7 orang (11,3%). cukup DISKUSI responden yang berpendidikan SMA yaitu Pengetahuan ibu di Puskesmas Kuala yang Kabupaten Kuala pentingnya ASI eksklusif, yang memiliki Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Kuala Puskesmas tertinggi Langkat terdapat pada 17,7% dan 21,0%, Hal ini disebabkan karena dari hasil analisis karateristik responden Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat bahwa penelitian kategori tingkat pengetahuan tertinggi adalah responden berpendidikan SMA yaitu 41,9%. tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak Dan responden 53,2% dan tingkat pengetahuan baik 25,8%. pengetahuan kurang yang tertinggi terdapat Dan pada hasil penelitian pada responden yang berpendidikan SD didapatkan tingkat ini juga pengetahuan didapatkan sebagian yang memiliki besar tingkat yang yaitu 11,3%. Ini dapat disebabkan karena terendah adalah tingkat pengetahuan kurang kurangnya informasi yang diperoleh serta yaitu 21,0%. Hasil Penelitian ini didukung kurangnya kemampuan responden dalam oleh teori Budiman (2013) yaitu semakin memahami informasi yang didapat tentang tinggii pendidikan seseorang maka semakin ASI eksklusif. Terbentuknya pengetahuan mudah orang tersebut menerima informasi responden juga dipengaruhi oleh tingkat baik dari orang lain maupun media massa. pendidikan, yang dimana tigkat pendidikan Semakin banyak informasi yang diperoleh juga berpengaruh terhadap terbentuknya pola pikir yang terbuka terhadap hal baru. Hasil berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan penelitian ini responden. didukung oleh pendapat Ini dikarenakan responden Liliweri (2007) yang menyatakan kalau sebagian besar mendapatkan informasi yang seseorang sekolah semakin tinggi maka cukup mereka semakin mudah mengerti atau TV/radio/internet, korang/majalah, serta dari sekurang-kurangnya baik, baik dari penyuluhan, mudah diberikan teman/tetangga/keluarga. Hasil penelitian ini suatu informasi. sesuai dengan penelitian Robiwala (2012) Sebaliknya kalau seseorang sekolah rendah bahwa semakin banyak informasi yang maka mereka semakin susah diberikan diperoleh ibu maka akan semakin baik pengertian mengenai suatu informasi. tingkat pengetahuannya. pengertian mengenai Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Kecamatan ibu di Kuala Puskesmas Kabupaten berdasarkan pekerjaan Kuala Langkat Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Kecamatan ibu di Kuala Puskesmas Kabupaten Kuala Langkat responden yang berdasarkan sumber informasi didapatkan memiliki tingkat pengetahuan baik, cukup, bahwa , responden yang memiliki tingkat dan kurang tertinggi terdapat pada responden pengetahuan baik dan cukup yang tertinggi yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu terdapat pada responden yang mendapatkan 21,0%, sumber informasi dari penyuluhan yaitu 43,5%, disebabkan dan karena 16,1%. dari hasil Hal ini analisis sebanyak 12,9% dan 32,3%. Hal ini karateristik responden penelitian diketahui disebabkan karena pada responden yang sebagian besar responden adalah bekerja mengikuti sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak sumber 80,6%. Dalam hal ini didapatkan pada responden akan mendapatkan informasi yang sebagian besar responden pekerjaan tidak lengkap dan terpercaya. Dan responden yang penyuluhan informasi atau dari mendapat penyuluhan, memiliki tingkat pengetahuan kurang yang KESIMPULAN tertinggi terdapat pada responden yang 1. Dari mendapatkan sumber teman/tetangga/keluarga informasi yaitu dari sebanyak 62 responden responden yang didapati memiliki bahwa tingkat pengetahuan Tertinggi adalah kategori 11,3%. Hal ini disebabkan karena kurangnya tingkat informasi 53,2%, dan baik sebanyak 25,8%, dan yang diperoleh teman/tetangga/keluarga, pahamnya responden atau dalam dari kurang menerima informasi tentang ASI eksklusif. Hasil pengetahuan Terendah cukup sebanyak adalah kategori kurang sebanyak 21,0%. 2. Berdasarkan pendidikan, tingkat penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI telah dilakukan oleh Emilia (2009) di eksklusif, Mukim Laure-e Tengah, penyuluhan bahwa ASI responden yang memiliki Kecamatan Simeulue tingkat pengetahuan baik dan cukup terdapat pengaruh tertinggi terdapat pada responden yang eksklusif terhadap berpendidikan SMA yaitu 17,7% dan pengetahuan ibu. Dimana terdapat perbedaan 21,0%. Dan responden yang memiliki antara pengetahuan sebelum dan sesudah tingkat pengetahuan kurang tertinggi diberikan terdapat diketahui penyuluhan bahwa ASI pengetahuan eksklusif, sebelum penyuluhan ASI eksklusif hanya 11,5% yang memiliki pengetahuan baik, setelah pada responden yang berpendidikan SD yaitu 11,3%. 3. Berdasarkan pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI diberikan penyuluhan ASI eksklusif semua eksklusif, responden (100%) memiliki pengetahuan tingkat pengetahuan baik, cukup, dan baik. kurang tertinggi bekerja sebagai ibu responden yang memiliki rumah tangga yaitu sebanyak 21,0%, 43,5%, dan 16,1%. puskesmas/kesehatan 4. Berdasarkan Sumber Informasi, tingkat ataupun pun pada teman, tetangga serta keluarga yang lebih pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI mengerti eksklusif, diharapkan juga supaya ibu lebih rajin responden yang memiliki tentang ASI mengikuti tertinggi terdapat pada responden yang eksklusif. mendapatkan sumber informasi dari DAFTAR PUSTAKA penyuluhan yaitu 12,9% dan 32,3%. Dan 1. Arisman (2010). Gizi Dalam Daur yang pengetahuan memiliki kurang terdapat tingkat pada responden yang mendapatkan sumber tentang Dan tingkat pengetahuan baik dan cukup responden penyuluhan eksklusif. ASI Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi, Edisi 2. Jakarta: EGC, h: 41. 2. Budiman (2013). Kapital Selekta informasi dari teman/tetangga/keluarga Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam yaitu 11,3%. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, h: 4-6. SARAN Bagi ibu yang mempunyai 3. Dinkes (2013). Profil Kesehatan Profil pengetahuan baik tentang ASI eksklusif Sumatera Utara 2013 diharapkan dapat membagi pengetahuannya http://dinkes.sumutprov.go.id/editor/gam kepada ibu-ibu lain, baik teman, tetangga bar/file/Narasi%20Profil%20%20Keseha maupun keluarga. Dan kepada ibu-ibu yang tan%202013.pdf . Diakses 16 Maret mempunyai 2018. tingkat pengetahuan yang kurang terhadap ASI eksklusif disarankan 4. Emilia, Rika Chandra (2009). Pengaruh untuk lebih banyak membaca serta lebih Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap rajin ASI Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil di eksklusif dan dapat bertanya pada petugas Mukim Laure-E Kecamatan Simuele mencari informasi tentang (NAD) Tahun 2009. 9. Liliweri, Alo. (2007). Dasar-Dasar 5. Fikawati (2010). Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menysui Dini di Indonesia, Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 10. Mustika, Ika (2017). Determinan Makara, Kesehatan, Volume 14 No.1, Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Edisi Juni 2010, h: 17-24. Menyusui Tinjauan Sistematis Penelitian 6. Haryono, Rudi (2014). Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta: Pustaka Baru, h: 4-30. 7. Kemenkes RI (2014). Situasi tahun 2011-2016. Journal Of Health Science and Prevention, Vol.1(1), h:15. 11. Robiwala, Maria Elisabeth (2012). dan Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Analisis ASI Eksklusif Tentang ASI Eksklusif dengan ASI Saja file:///C:/Users/Windows%207/Downloa di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap 1 ds/infodatin-asi.pdf. Diakses 16 Maret Kabupaten Kulon Progo Provinsi 2018. Yogyakarta. H:13 8. Kemenkes RI (2015). Profil Kesehatan 12. Sugiyono (2013). Metode Penelitian Indonesia 2014 Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. http://www.depkes.go.id/resources/down Bandung: Alfabeta, h: 85. load/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil- kesehatan- 13. WHO (2016). World Breastfeeding week http://www.who.int/mediacentre/events/2 indonesia-2014.pdf. Diakses 7 016/world-breastfeeding-week/en/. November 2017. Diakses 7 November 2017.