A. Memilih Skala Pengukuran Skala merupakan bilangan/simbol-simbol terhadap sifat obyek dalam rangka memberikan karakteristik bilangan bagi sifat-sifat yang diamati. Pemilihan skala pengukuran ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini : 1. Tujuan Riset, umumnya tujuan pengambilan skala adalah untuk mengukur karakteristik partisipan yang berpastisipasi dalam kajian dan untuk menggunakan partisipan sebagai juri atas objek-objek/indikasi yang diberikan kepada mereka. 2. Jenis Tanggapan, skala pengukuran dibagi menjadi empat jenis umum, yaitu rating/penilaian (digunakan ketika partisipan memberikan skor untuk sebuah obyek tanpa melakukan perbandingan langsung dengan obyek lainnya), ranking/pemeringkatan (digunakan ketika partisipan diharuskan memilih satu alternatif diantara alternatif yang ada), kategorisasi (digunakan ketika meminta partisipan untuk mengidentifikasi sifat-sifat mereka ke dalam kategori yang ada), dan sorting/penyortiran (digunakan untuk meminta partisipan memilah kartu ke dalam tumpukan) 3. Sifat-sifat Data, pemilihan skala pengukuran ditentukan oleh sifat data yang dibentuk oleh skala. Asumsi yang mendasari skala akan menentukan bagaimana sebuah data dianalisis. 4. Banyaknya Dimensi, skala pengukuran ada yang berdimensi tunggal (satu dimensi dicari untuk mengukur sebuah atribut dari obyek) dan skala multi dimensi (sebuah obyek digambarkan dengan menggunakan beberapa dimensi) 5. Seimbang atau Tak Seimbang, skala rating seimbang mempunyai jumlah kategori yang sama di atas dan di bawah titik tengah. Sedangkan skala rating tak seimbang mempunyai jumlah tanggapan menyenangkan dan tidak menyenangkan yang tidak sama bayak 6. Pilihan Terpaksa atau Pilihan Bebas, skala rating pilihan bebas memunkinkan partisipan untuk tidak berpendapat apabila mereka tidak mampu membuat sebuah pilihan di antara alternatif yang ditawarkan. Untuk skala rating pilihan terpaksa mengharuskan partisipan memilih satu dari alternatif-alternatif yang ditawarkan 7. Jumlah Titik Skala, agar dapat digunakan dengan baik, bayaknya titik skala harus disesuaikan dengan stimulus yang ada dan skala tersebut hendaknya mampu menyaring informasi yang proporsional dengan kompleksitas obyek 8. Eror Penilai, penilaian skala yang baik dapat dilakukan jika terhindar dari eror kecenderungan terpusat dan efek halo B. Skala Rating Skala rating digunakan untuk menilai sifat obyek tanpa mengacu pada obyek yang sama. Terdapat beberapa jenis skala rating, antara lain : 1. Skala Kategori Sederhana, menyajikan dua pilihan yang salah satunya harus dipilih. Keunggulan dari skala ini adalah mudah dikembangkan, murah, dan dapat dirancang dengan sangat spesifik. Adapun kelemahan dari skala ini adalah pendekatan desainnya bersifat subyektif 2. Skala Likert, merupakan variasi skala rating akhir yang berisi pernyataan yang menyatakan sikap menyenangkan maupun tidak menyenangkan atas obyek penelitian. Skala ini menghasilkan data interval dan lebih handal serta memberikan volumu data yang besar 3. Skala Diferensial Semantik, digunakan untuk mengukur makna psikologis dari merek atau citra lembaga dengan menggunakan kata sifat bipolar. Skala ini adalah skala yang efisien dan mudah untuk memperoleh sikap dari sebuah sampel yang besar. 4. Skala Daftar Rating Numerik/Ganda, skala numerik mempunyai interval yang sama yang memisahkan titik-titik skala numeriknya. Untuk skala daftar rating ganda memiliki kesamaan dengan skala numerik, tetapi terdapat beberapa perbedaan seperti penerimaan terhadap tanggapan melingkar dan tata letak skala ini memberikan visualisasi hasilhasilnya 5. Skala Stapel, skala ini dugunakan sebagai alternatif untuk skala difrensial semantik yang kesulitan dalam menemukan kata sifat bipolar yang sesuai dengan pertanyaan investigatifnya 6. Skala Jumlah – Konstan, skala ini digunakan untuk menemukan proporsi tanggapan. Keunggulan skala ini adalah kompatibilitasnya dengan persen dan alternatif yang dirasakan sama dapat memperoleh skor yang sama 7. Skala Rating Grafik, digunakan untuk membantu periset dalam melihat perbedaan dengan lebih baik. Seringkali digunakan untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan perbendaharaan kata. C. Skala Ranking Dalam skala ini, partisipan membandingkan dua/lebih obyek secara langsung dan membuat pilihan diantaranya. Skala ini dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. Skala Perbandingan Pasangan, penggunaan skala ini membuat partisipan menyatakan sikap yang tidak mendua, karena diharuskan memilih satu diantara dua obyek 2. Skala ranking terpaksa, merupakan daftar atribut yang diurutkan relatif terhadap yang lain. Metode ini lebih cepat dan lebih mudah serta memberi motivasi kepada partisipan 3. Skala Komparatif, digunakan apabila partisipan mengetahui standar yang digunakan untuk membandingkan obyek penelitian. D. Penyortiran Q-sort merupakan sebuah bentuk pengambilan skala yang memerlukan penyortiran serangkaian kartu menjadi tumpukan yang mewakili titik-titik di sepanjang garis tidak terputus. Tujuan dari penyortiran adalah untuk mendapatkan gambaran konseptual atas obyek sikap yang disortir serta membandingkan hubungannya di antara orang-orang E. Skala Kumulatif Skala kumulatif dipelopori oleh analisis skalogram. Analisis skalogram merupakan sebuah prosedur untuk menentukan apakah sekumpulan item telah membentuk skala dimensi tunggal. Saat ini, penggunaan skalogram sudah semakin jarang.