BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep dasar Sistem Informasi Yakub (2012:17) sistem informasi (information system) merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem informasi merupakan satuan komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi (Gultom, 2013 :11). Sistem informasi dalam organisasi dapat dikatakan sebagai sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem informasi berfungsi mentransformasikan data menjadi informasi yang bernilai bagi tiap tingkatan manajemen. Sistem informasi mendukung pembuatan keputusan sesuai tahap-tahap pembuatan keputusan manajemen dalam organisasi. Komponen Sistem Informasi menurut Gultom (2013:8) terdiri dari : 1. Hardware : Serangkaian peralatan yang dapat menerima data, informasi, memprosesnya dan menampilkannya. 2. Software : Sekumpulan instruksi/program yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses data (yang ketika dijalankan menyediakan fitur, fungsi dan kinerja yang diinginkan). 3. Database : Sekumpulan arsip (file), tabel, relasi dan lainnya yang saling berkaitan dan menyimpan data serta berbagai hubungan diantaranya. 4. Networks : Sistem koneksi (dengan tabel atau nirkabel yang memungkinkan adanya berbagai sumber daya antar berbagai komputer yang berbeda. 5. Procedures : Serangkaian instruksi mengenai bagaimana menggabungkan berbagai komponen diatas agar dapat memproses informasi dan menciptakan hasil yang diinginkan. 6. People/Orang : Berbagai individu yang bekerja dengan sistem informasi, berinteraksi dengannya, atau menggunakan hasilnya. Berdasarkan komponen sistem informasi, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk suatu tujuan tertentu 2.2 Konsep Arsitektur Enterprise Arsitektur enterprise merupakan cara untuk menggambarkan model operasional enterprise yang mencakup aspek perencanaan bisnis, operasional bisnis, otomasi, hingga infrastruktur teknologi informasi pendukungnya. Arsitektur enterprise memiliki empat komponen/domain utama yaitu: arsitektur bisnis, arsitektur informasi, arsitektur teknologi dan arsitektur aplikasi (Aryani, 2012:5). Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan arsitektur enterprise merupakan cara untuk menggambarkan model operasional enterprise yang mencakup aspek perencanaan bisnis, operasional bisnis, otomasi, hingga infrastruktur teknologi informasi yang mendukungnya. Arsitektur enterprise memiliki empat komponen utama yaitu : 1. arsitektur bisnis atau proses bisnis, mendefinisikan strategi bisnis, tata kelola, organisasi, dan proses bisnis utama. 2. arsitektur data, jenis arsitektur yang menyediakan blueprint untuk sistem aplikasi tunggal yang akan diguakan, interaksi antar aplikasi dan hubungan setiap aplikasi dengan proses bisnis inti organisasi. 3. arsitektur aplikasi, menggambarkan struktur logis dan fisik asset organisasi data dan sumber daya manajemen data. 4. arsitektur teknologi, menjelaskan infrastruktur perangkat lunak yang ditujukan untuk mendukung penyebaran inti, aplikasi mission-critical. Konsep arsitektur enterprise adalah untuk membangun sistem informasi , mengelompokkan data, proses, infrastruktur teknologi, waktu, orang, dan motivasi dalam suatu kerangka kerja architecture enterprise. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari perulangan data, proses, dan kesalahan identifikasi kebutuhan teknologi yang berjalan dalam suatu sistem informasi agar berjalan secara efektif dan efisien. Beberapa manfaat dari arsitektur enterprise antara lain untuk memperlancar proses bisnis untuk menemukan dan mengurangi perulangan data pada suatu proses bisnis. Perulangan biasanya disebabkan oleh pandangan organisasi yang berbeda-beda pada data atau proses bisnis. Selain itu arsitektur enterprise dibuat untuk mengurangi kompleksitas sistem informasi, perulangan data dan perangkat lunak. Sehingga perubahan yang bisa dirasakan jika perencanaan arsitektur enterprise benar-benar dilaksanakan antara lain : intergrasi data antar unit akan tercapai, sharing data bisa dilakukan, aplikasi menjadi lebih sederhana, dan mengurangi biaya database dalam membangun sistem informasi. 2.3 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) The Open Group Architecture Framework (TOGAF) merupakan sebuah Framework dan sebuah metode untuk mengembangkan data data dan melaksanakan enterprise architecture. TOGAF memegang peranan penting membantu proses pengembangan arsitektur, memungkinkan pengguna TI membangun solusi berbasis sistem terbuka untuk kebutuhan bisnis mereka (Kurnia, 2015:21). TOGAF merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengidentifikasi berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam perancangan, sehingga bisa disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan selama perancangan dilakukan. TOGAF ADM banyak digunakan pada enterprise yang belum mempunyai blueprint yang jelas dalam pengembangan architecture 2.4 Architecture development method (ADM) Architecture development method (ADM) menyediakan teruji dan berulang dalam pengembangan arsitektur yang dibutuhkan perusahaan (The Open Goup,2009). Architecture Development Method (ADM) adalah hasil dari kontribusi yang berkelanjutan dari sejumlah besar praktisi arsitektur. ADM menggambarkan sebuah metode untuk mengembangkan arsitektur enterprise dan bentuk inti dari TOGAF (Gultom, 2013 :13). Architecture Development Method (ADM) merupakan inti dari TOGAF, sebagai hasil dari kontribusi dari banyak parktisi arsitektur teknologi informasi didunia. Secara spesifik ADM dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan teknologi informasi berskala enterprise. TOGAF ADM terdiri dari 8 (delapan) fase yang berbentuk siklus (cycle), agar lebih jelas, fase tersebut digambarkan seperti gambar berikut : Gambar 2.1 Architecture development method (Aryani & Assegaff, 2017) Tahapan-tahapan dijelaskan sebagai berikut : 1. Phase A: Architecture Vision fase ini merupakan fase inisiasi dari siklus pengembangan arsitektur yang mencakup pendefinisian ruang lingkup, identifikasi stakeholders, penyusunan visi arsitektur, dan pengajuan persetujuan untuk memulai pengembangan arsitektur. 2. Phase B: Business Architecture fase ini mencakup pengembangan arsitektur bisnis untuk mendukung visi arsitektur yang telah disepakati. Pada tahap ini tools dan method umum untuk pemodelan seperti: Integration DEFinition (IDEF) dan Unified Modeling Language (UML) bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan. 3. Phase C: Information Systems Architectures Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu: ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. 4. Phase D: Technology Architecture Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portofolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. 5. Phase E: Opportunities and Solutions Pada tahap ini akan dievaluasi model yang telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan tujuan, identifikasi proyek utama yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai pengembangan baru atau penggunaan kembali sistem yang sudah ada. Pada fase ini juga akan dilakukan review gap analisis yang sudah dilaksanakan pada fase D. 6. Phase F: Migration and Planning Pada fase ini akan dilakukan analisis resiko dan biaya. Tujuan dari fase ini adalah untuk memilih proyek implementasi yang bervariasi menjadi urutan prioritas. Aktivitas mencakup penafsiran ketergantungan, biaya, manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi. Daftar prioritas proyek akan berjalan untuk membentuk dasar dari perencanaan implementasi detail dan rencana migrasi. 7. Phase G: Implementation Governance fase ini mencakup pengawasan terhadap implementasi arsitektur. 8. Phase H: Architecture Change Management fase ini mencakup penyusunan prosedur-prosedur untuk mengelola perubahan diuraikan perubahan ke arsitektur yang baru. Pada fase ini akan penggerak perubahan dan bagaimana memanajemen tersebut, dari pemeliharaan sederhana sampai perancangan kembali arsitektur. Tujuan dari fase ini adalah untuk menentukan/menetapkan proses manajemen perubahan arsitektur untuk arsitektur enterprise yang baru dicapai dengan kelengkapan dari fase G. Proses ini akan secara khusus menyediakan monitoring berkelanjutan dari hal-hal seperti pengembangan teknologi baru dan perubahan dalam lingkungan bisnis dan menentukan apakah untuk menginisialisasi secara formal siklus evolusi arsitektur yang baru. Fase H juga menyediakan perubahan kepada framework dan pendirian disiplin pada fase preliminary. 2.5 Analisis Rantai nilai(Value Chain) Rantai nilai (value chain) Porter dapat dijadikan langkah awal dalam memodelkan bisnis dengan mendefinisikan area fungsional utama. rantai nilai Porter yang terdiri dari aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung (support activities). Menurut (Gultom, 2018 : 17) membagi aktifitas di dalam organisasi/perusahaan menjadi sembilan aktifitas yang dikelompokkan menjadi dua aktifitas besar yaitu lima aktifitas utama dan empat aktifitas pendukung. Berikut gambar rantai nilai (value chain) : Gambar 2.2 Model Rantai Nilai (Value Chain)(Gultom, 2013). Aktifitas utama terdiri dari lima domain kegiatan yaitu : a. Penanganan dan penyimpanan bahan baku (inbound logistic) b. Operasional (produksi pembuatan barang, perakitan) c. Penanganan dan penyimpanan bahan jadi (outbound logistic) d. Penjualan dan pemasaran (marketing dan sales) e. Pelayanan purnajual Aktifitas utama membentuk serangkaian proses yang memberikan pertambahan value terhadap produk dalam setiap aktifitas. Aktifitas utama didukukung dan dilanjutkan dengan beberapa kegiatan pendukung berikut ini: 1. Infrastruktur perusahaan (Management and administrative services), merupakan aktifitas yang berhubungan dengan manajemen, akuntansi, 2. Manajemen sumber daya manusia (Human Resource Management), terdiri dari aktifitas seperti penerimaan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia untuk semua pegawai dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja. 3. Pengembangan teknologi (Technologi development), merupakan aktifitas yang berhubungan dengan peningkatan kualitas produk dan proses. 4. Pengadaan barang (Procurement), merupakan kegiatan yang berhubungan dengan berbagai sumber daya yang diperoleh seperti pembelian bahan mentah, barang dijual, mesin dan peralatan. 2.6 Diagram Use Case Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antar pengguna (yang disebut dengan actor) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri (Gultom, 2013: 19). Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Use case juga digunakan untuk membentuk perilaku (behaviour) sistem yang akan dibuat. Diagram use case menggambarkan apa saja aktifitas yang dilakukan oleh suatu sistem dari sudut pandang pengamatan luar, yang menjadi persoalan itu apa yang dilakukan bukan bagaimana melakukannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Use case model (Gultom, 2013 :19). Berikut adalah simbol yang dapat digunakan pada Use Case Diagram : Tabel 2.1 Simbol-Simbol Use Case Digaram(Aryani, 2012:21). Simbol Keterangan Aktor : Mewakili peran orang, sistem yang lain, atau alat ketika berkomunikasidengan use case Use case : Abstraksi dan interaksi antara sistem dan aktor Asscsiation : Abstraksi dari penghubung antara aktor dengan use case Generalisasi : Menunjukkan spesialisai aktor untuk dapat berpartisipasi dengan use case <<include>> <<extend>> 2.7 Menunjukkan bahwa suatu use case seluruhnya merupakan fungsionalitas dari use case lainnya Menunjukkan bahwa suatu use case merupakan tambahan fungsionalitas dari use case lainnya jika suatu kondisi terpenuhi Class Diagram Class diagram merupakan bagian dari salah satu diagram dalam UML (Unified Modeling Language) yang berguna untuk menggambarkan class dan hubungan antar class dalam sebuah sistem. Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013:133), “UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”. Class sendiri memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas. Adapun pengertian class diagram menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013:141), “Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelaskelas yang akan dibuat untuk membangun sistem”. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi. Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram kelas menurut Rosa dan Shalahuddin (2013:146) : Tabel 2.2 Simbol-Simbol Class Digaram No. 1. Simbol nama_kelas + attribut + operasi() Kelas 2. Antarmuka / interface 3. nama_interface Asosiasi / association 4. Asosiasi berarah / directed Association 5. Generalisasi 6. Kebergantungan / dependency 7. Agregasi / aggregation Keterangan Kelas pada struktur system. Sama dengan konsep interface dalam pemrograman berorientasi objek Relasi antarkelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity. Relasi antarkelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity. Relasi antarkelas dengan makna generalisasi-spesialisasi (umum khusus). Relasi antarkelas dengan makna kebergantungan antarkelas. Relasi antarkelas dengan makna semuabagian ( whole-part). 2.8 Penelitian sejenis 1 Brestina Gultom Tahun 2013 PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN THE OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK (TOGAF) DENGAN ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHODOLOGY (ADM) Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode TOGAF ADM 2 Tinuk Sulandari Tahun 2015 PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS PT. BALI DOUBLE C) Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (ADM) 3 Ines Putri Kurnia 2015 PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE MENGGUNAKAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD (STUDI KASUS: DINAS TATA KOTA, BANGUNAN DAN PERMUKIMAN KOTA TANGERANG SELATAN) Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode TOGAF ADM Menghasilkan sebuah blueprint (cetak biru) teknologi informasi yang dibuat mengunakan metode TOGAF ADM sehingga menghasilkan sistem yang terintegrasi. Berupa arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi Sebuah blueprint (cetak biru) yang menghasilkan sebuah rantai nilai, hubungan antara stakholder, daftar entitas, hubungan antar entitas yang ada, group dan sistem aplikasi dan platfrom teknologi. Menghasilkan rancangan model arsitektur secara umum yang sesuai dengan visi dan misi organisasi dan dapat diterapkan di organisasi lain yang mempunyai kesamaan dalam proses bisnis 4 Novia PERANCANGAN Widyaningsih ARSITEKTUR 2014 ENTERPRISE MENGGUNAKAN TOGAF VERSI 9 (STUDI KASUS : DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU (DKPP)) Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode THE OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK (TOGAF) 5 Lies Aryani Tahun 2012 PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI PADA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN JAMBI MENGGUNAKAN TOGAF ADM Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode TOGAF ADM 6 Ridwan Setiawan Tahun 2015 Perancangan Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi Swasta Menggunakan TOGAF ADM Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode TOGAF ADM 7 Muhammad Fatchan Mubina, Samidi, Nazori AZ RANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SI dan TI MENGGUNAKAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode THE Menghasilkan sebuah blueprint (cetak biru) teknologi informasi yang dibuat mengunakan metode TOGAF ADM sehingga menghasilkan sistem yang terintegrasi. Menghasilkan sebuah blueprint (cetak biru) teknologi informasi yang dibuat mengunakan metode TOGAF ADM sehingga menghasilkan sistem yang terintegrasi. Berupa arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi Menghasilkan rancangan model arsitektur secara umum yang sesuai dengan visi dan misi organisasi dan dapat diterapkan di organisasi lain yang mempunyai kesamaan dalam proses bisnis Menghasilkan sebuah blueprint (cetak biru) teknologi informasi yang Tahun 2012 THE OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK (TOGAF): STUDI KASUS MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 JAKARTA OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK (TOGAF) dibuat mengunakan metode TOGAF ADM sehingga menghasilkan sistem yang terintegrasi.