Uploaded by User13034

Bentuk Tes

advertisement
BENTUK TES
1. Tes Subjektif ( Tes Esai)
Tes Esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk
uraian dengan memepergunakan bahasa sendiri. dalam tes bentuk esai siswa dituntut
berfikir tentang dan mempergunakan apa yang diketahui yang berkenaan dengan
pernyataan yang harus di jawab. Tes bentuk esai memberi kebebasan kepada siswa
untuk menyusun dan mengemukakan jawabanya sendiri dalam lingkup yang secara
relatif dibatasi ( Tuckman, 1975:111).
1) Kelebihan Tes Bentuk Esai
1. Tes esai dapat untuk menilai proses berfikir yang melibatkan aktifitas koknitif
tingkat tinggi, tidak semata-mata hanya mengingat dan memahami fakta atau
konsep saja. melalui tes esai siswa dituntut untuk menerapkan pengetahuan,
menganalisi, menghubungkan, menilai, dan mememcahkan permasalahan sesui
dengan kemampuan cara berfikirnya.
2. Tes esai memaksa (baca: memberi kesempatan) untuk mengemukakan jawabanya
ke dalam bahasa yang runtut sesui dengan gayanya sendiri. Keruntutan bahasa ini
penting karena hal itu akan mencerminkan dalam jalan pikiran siswa.
3. Tes esai memaksa siswa untuk mempergunakan pikiranya sendiri, dan kurang
membrikan kesempatan untuk bersikap untung-untungan.
4. Tes bentuk esai mudah disusun, tidak banyak menghabiskan waktu. Oleh karena
itu guru yang “ sudah tidak lagi mempunyai banyak waktu” dalam memilih tes
bentuk esai.
2) Kelemahan Tes bentuk esai
1. kadar validitas dan reabilitas tes esai rendah, sebab (1) terbatasnya sampel bahan
yang diteskan yang mewakili seluruh bahan, (2) jawaban yang diberikan siswa satu
dengan yang lain bervariasi, (3) penilaian yang dilakukan sangat bersifat subjektif.
2. Akibatnya terbatasnya bahan yang diteskan, dapat terjadi hasil yang bersifat
kebetulan.
3. penilaian yang dialakukan terhadap jawaban siswa tidak mudah ditentuan
standarnya.
4. waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa pekerjaan siswa relatif lama, apalagi jika
jumlah siswa cukup besar, sehingga dirasa tidak efesien.
3) Pengunaan Tes Esai
1. jumlah siswa yang akan dites ralatif kecil, dan alat tes itu sendiri tidak akan
dipergunakan lagi.
2. kita bermaksud memberanikan siswa untuk mengemukakan kemampuan
berfikirnya dalam tingkatan kognitif yang tinggi dalam bentuk ekspresi tulis.
3. kita lebih bermaksud untuk menilai proses berfikir siswa dari pada hasil
pemikiranya itu sendiri.
4. Kita yakin pada kemampuan sendiri untuk bertindak sebagai pembaca yang kritis.
5. kita tahu pasti bahwa kita mempunyai waktu yang cukup untuk memeriksa
pekerjaan siswa.
4) Usaha mengurangi kelemahan tes esai.
1. bahan yang dipilih untuk diteskan hendaknya bahan utama yang dapat mewakili
bahan lain yang tidak diteskan.
2. pertanyaan hendaknya yang menuntut jawaban tertentu, artinya suatu jawaban
dapat dinilai lebih tepat daripada jawaban yang lain.
3. sebelum dilakukan penilaian, hendaklah disusun terlebih dahulu kriteria tertentu
yang dijadikan pedoman.
contoh:
2. Tes Objektif
Tes objektif disebut juga sebagai tes jawaban singkat (short answer test). Sesuai
dengan namany, tes jawab singkat menuntutsiswa hanya dengan memberikan jawaban
singkat, bahkan hanya dengan memilih kode-kode tertentu yang mewakili alternatifalternatif jawaban yang telah disediakan.
(a) Kelebihan Tes Objektif
1. Tes objektif memugkinkan kita untuk mengambil bahan yang akan diteskan secara
menyeluruh daripada tes esai. Pembuatan tes objektif bisa relatif banyak karena
dapat dikerjakan secara cepat, dan itu berarti dapat mencakup bahan yang lebih
banyak pula.
2. Tes objektif hanya memungkinkan adanya satu jawaban yang benar. Hal itu akan
menimbulkan adanya sifat objektivitas bagi siswa yang menjawab pertanyaan dan
guru atu korektor yang memeriksa pekerjaan siswa. Keadaan ini memungkinkan
terjadinya sifat reliabilitas penilaian yang tinggi suatu hal yang justru menjadi
kelemahan tes bentuk esai.
3. Tes objektif sangat mudah dikoreksi karena tinggal mencocokkan jawaban siswa
dengan kunci jawaban yang telah disiapkan. Jika guru tidak sempat memeriksa
sendiri, pekerjaan itu dapat diwakilkan pada orang lain. Dewasa ini, orang bahkan
meminta jasa komputer untuk melakukan kegiatan koreksi tersebut, seperti yang
terjadi pada tes calon mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri.
4. Hasil pekerjaan tes objektif dapat dikoreksi secara cepat dengan hasil yang dapat
dipercaya
(b) Kelemahan Tes Objektif
1. Penyusunan tes objektif membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, disamping
membutuhkan ketelitian, kecermatan, dan kemampuan khusus dari pihak guru.
Berdasarkan pengalaman, menyusun tes objektif sering tidak semudah yang
diduga orang. Begitu kompleks faktor yang perlu dipertimbangkan, misalnya
dalam menyusun alternatif jawaban dengan distractor yang tepat: tampaknya
benar sehingga mempunyai kemungkinan dipilih oleh siswa yang kurang teliti.
2. Ada kecenderungan guru yang hanya menekankan perhatiannya pada pokokpokok bahasan tertentu saja sehingga tes tidak bersifat komprehensif. Di samping
itu, tingkatan aspek kognitif yang diungkap sebagian besar hanya berupa
tingkatan dasar: ingatan dan pemahaman, atau sedikit penerapan. Misalnya,
seorang guru bahasa indonesia yang kebetulan tertarik pada pokok bahasan
struktur, lebih dari separuh soal yang disusunnya hanya tes struktur, itupun hanya
besifat ingatan dan pemahaman atau sedikit penerapan saja.
3. Pihak siswa yang mengerjakan tes mungkin sekali melakukan hal-hal yang
bersifat untung-untungan. Seorang siswa mungkin tidak mengerti sama sekali
jawaban yang benar terhadap suatu butir soal, walaupun ia hanya asal menjawab
pertanyaan itu, jawaban bisa jadi betul. Di samping itu, kerja sama antarsiswa
sangat mudah terjadi. Jika hal ini terjadi, sekor yang dicapai siswa belu tentu
mencerminkan kemapuan yang sebenarnya.
4. Tes objektif biasanya panjang sehingga membutuhkan biaya yang besar untuk
pengadaannya. Pengadaan tes objektif juga memerlukan waktu yang agak lama,
misalnya dalam pengetikan, pemerbanyakan dan pengurutan nomor halaman.
(c) Macam Tes Objektif
Jenis tes objektif yang banyak dipergunakan orang adalah tes jawaban benarsalah (true-false), pilihan ganda (multiple choise), isian (completion), dan
penjodohan (matching). Keempat macam tes objektif tersebut berikut akan
dibicarakan dengan contoh-contoh tes bahasa sastra indonesia.
a. Tes benar-salah
Tes benar-salah adalah bentuk tes yang terdiri dari sebuah pernyataan yang
mempunyai dua kemungkinan benar atau salah. Siswa sebagai pihak yang dites harus
memahami betul pernyataan-pernyataan yang dihadapkan kepadanya. Jika siswa
menganggap sebuah pernyataan benar, ia diminta menjawab B (benar) atau ya.
Sebaliknya, jika menganggap pernyataan itu salah, ia dimintamenjawab S (salah )
atau tidak.
Langkah pembuatan Tes benar-salah
1. Ungkapan harus jelas (benar / salahnya)
2. Memuat satu ide
3. Panjang ungkapan sesuai
4. Distribusi ungkapan benar-salah harus acak tanpa urutan tertentu (antar nomor)
5. Sebisa mungkin menghindari kata-kata negatif, jikapun terpaksa seminimal
mungkin
6. Antara ungkapan yang benar dan salah harus seimbang tidak ada perbedaan
7. Mengutamakan jumlah soal benar dan salah harus seimbang perkiraan
8. Untuk soal yang salah kriteria tersebut harus pada informasi saja, jangan pada
permainan kata (redaksi)
Kelebihan tes benar-salah
1.
2.
3.
4.
Berhubung pernyataan singkat, tes benar-salah dapat mencakup bahan yang luas
Penyusunan tes benar-salah mudah dilakukan
Siswa dengan cepat dapat memahami petunjuk pengerjaan soal
Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa dengan cepat dan objektif
Kelemahan tes benar-salah
1.
2.
3.
4.
Pernyataan yang kurang tepat akan membingungkan siswa
Jawaban yang benar atau salah kadang-kadang mudah ditebak
Kemungkinan adanya siswa yang bersikap untung-untungan cukup besar
Penyusutan butir tes yang mengukur tingkatan kognitif yang tinggi tak mudah
dilakukan
b. Tes pilihan ganda
Tes pilihan ganda merupakan suatu bentuk tes yang paling banyak dipergunakan
dalam dunia pendidikan. Pada hakikatnya, tes pilihan ganda tak berbeda dengan tes
benar-salah. Tes pilihan ganda terdiri dari sebuah pernyataan atau kalimat yang belum
lengkap yang kemudian diikuti oleh sejumlah pernyataan atau bentuk yang dapat
untuk melengkapinya. Dan sejumlah “pelengkap” tersebut, hanya sebuah yang tepat
sedang yang lain merupakan pengecoh (distractors).
Langkah pembuatan tes pilihan ganda
1. Pilihannya seringkas mungkin
2. Harus ada salah satu jawaban yang paling benar
3. Jumlah pilihan (3-5) butir
4. Tidak boleh mendistribusikan jawaban yang benar dengan urut
5. Tidak boleh membuat / ada pilihan semua jawaban benar / salah
6. Semua pilihan harus disesuaikan dengan asli soal
7. Jawaban pengecoh didasarkan informasi yang ada di dalam soal
8. Bahasa yang digunakan bahasa lugas dan jelas
9. Setiap soal harus sesuai dengan redaksi soa, jawaban yang benar tidak boleh sama
persis dengan redaksi kalimat soal
10. Jawaban yang benar jangan sampai kebih panjang atau pendek dari jawaban yang
salah
11. Redaksi soal tidak boleh mengarahkan ke identifikasi jawaban benar atau
menjauhkan dari jawaban yang benar
Kelebihan dan kelemahan tes pilihan ganda
Kelebihan dan kelemahan tes bentuk pilihan ganda tak berbeda halnya dengan
kelebihan dan kelemahan tes objektif seperti yang dikemukakan di atas.
c. Tes Isian
Tes isian, melengkapi, atau menyempurnakan merupakan suatu bentuk tes objektif
yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang sengaja dihilangkan sebagian, atau yang
sengaja dibuat secara tidak lengkap. Unsur yang dihilangkan atau belum ada itu
merupakan hal penting yang ditanyakan kepada siswa. Untuk mengerjakan bentuk
soal ini, siswa harus mengisikan kata atau pernyataan tertentu yang tepat. Pernyataan
itu hanya berisi satu atau beberapa kata saja.
Langkah pembuatan tes isian
1. Jawaban yang diinginkan dari soal tersebut harus sesuai dengan kebebanaran
jawaban itu sendiri
2. Butir soal melengkapi tidak boleh mengandung lebih dari dua titik-titik / dua
tuntutan soal
3. Setiap butir soal harus memuat tujuan tertentu yang spesifik
4. Menyusun butir soal tersebut mengandung atau menuntut jawaban yang tidak
mungkin keluar dari kata yang diminta
d. Tes penjodohan
Dalam tes bentuk penjodohan, siswa dituntut untuk menjodohkan, mencocokkan,
menyesuaikan, atau menghubungkan antara dau pernyataan yang disediakan.
Pernyataan biassanya diletakkan dalam dua lajur, lajur kiri dan kanan, lajur kiri
berupa pernyataan pokok (stem) atau pertanyaan, sedangkan lajur kanan merupakan
“jawaban” atas pernyataan di lajur kiri.
Langkah pembuatan tes pejodohan
1. Tema-tema sejenis atau relevan
2. Jumlah dua kutub tidak boleh sama
3. Setiap kutub harus ada temanya
4. Baik ungkapan atau pilihannya ringkas redaksinya (seringkas mungkin)
5. Setiap pilihan mempunyai urutan yang logis
Download