Uploaded by husninatasaputra

Kadar Magnesium pada remaja Stunted-Obesity usia 17-19 tahun

advertisement
KADAR MAGNESIUM PADA REMAJA STUNTED-OBESITY
USIA 17-19 TAHUN
Artikel Penelitian
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
Fahad Syifausshudur
22030114130105
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama
NIP
Jabatan/Gol
Sebagai
: Prof. dr. H.M. Sulchan, M.Sc,DA.Nutr.,SpGK
: 194906201976031001
: Guru Besar/IVd
:Pembimbing I
2. Nama
NIP
Jabatan/Gol
Sebagai
: Binar Panunggal, S.Gz., M.PH
: 198505162014041001
: Asisten Ahli/IIIb
: Pembimbing II
Menyatakan bahwa :
Nama
: Fahad Syifausshudur
NIM
: 22030114130105
Angkatan
: 2014
Judul Penelitian
: Kadar Magnesium Remaja Stunted-Obesity
Usia 17-19 Tahun
Telah siap untuk melaksanakan Seminar Hasil Penelitian
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk menerbitkan surat undangan Seminar
Hasil Penelitian
Semarang, 1 Agustus 2018
Pembimbing I
Prof. dr. H.M. Sulchan, M.Sc,DA.Nutr.,SpGK
NIP. 194906201976031001
Pembimbing II
Binar Panunggal, S.Gz., M.PH
NIP. 198505162014041001
ii
Magnesium Levels among Stunted-Obesity Adolescent age 17-19 years Old
Fahad Syifausshudur1, M. Sulchan2, Binar Panunggal2
ABSTRACT
Background : Based on thrifty gen hypothesis, stunted has a change in body
composition and fat storage that cause obesity. Chronic inflammation that occurs in
obesity can develop into insulin resistance, whereas magnesium is a micronutrient
that is associated with insulin sensitivity. This study aimed to prove magnesium
levels among stunted-obesity adolescent age 17-19 years old is low.
Method : This study was a cross sectional. Subject who followed this study until
done is 89 people. Stunted was determined by Height for Age and obesity was
determined by Waist to Height Ratio (WHtR). Measurements of Magnesium levels
using Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometer (ICP-OES). The
data analysis was used One Way ANOVA.
Result : The average of magnesium levels in stunted obesity is 1.08±0.22 mg/dL,
while stunted non obesity 1.52±0.22 mg/dL, non stunted-obesity 1.11±0.21 mg/dL,
and non stunted-non obesity is 0.90±0.44 mg/dL. Statistic analysis showed significant
result (p=0.000).
Conclusion : The average of magnesium levels in stunted obesity is proven to be
lower than stunted non obesity.
Keywords : Magnesium levels, adolescent, obesity, stunted.
1
Student of Nutrition Science Department of Medical Faculty, Diponegoro University
Lecturer of Nutrition Science Department of Medical Faculty, Diponegoro
University
2
iii
Kadar Magnesium pada Remaja Stunted-Obesity Usia 17-19 Tahun
Fahad Syifausshudur1, M. Sulchan2, Binar Panunggal2
ABSTRAK
Latar belakang : Berdasarkan hipotesis thrifty gen, remaja stunted memiliki
perubahan komposisi tubuh dan penyimpanan lemak yang dapat memicu terjadinya
obesitas. Inflamasi kronik yang terjadi pada kondisi obesitas dapat berkembang
menjadi resistensi insulin, dimana magnesium merupakan mikronutrien yang
berperan aktif dalam kerja insulin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kadar
magnesium pada remaja stunted-obesity usia 17-19 tahun rendah.
Metode : Digunakan rancangan cross sectional dengan subjek sebanyak 89 orang.
Kriteria stunted menggunakan Z-Score tinggi badan terhadap usia (TB/U) dan
obesitas menggunakan waist to height ratio (WHtR). Pengukuran kadar magnesium
menggunakan alat Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometer (ICPOES). Analisis perbedaan kadar magnesium antar kelompok menggunakan uji One
Way ANOVA.
Hasil : Rerata kadar magnesium pada kelompok stunted-obesity sebesar 1.08±0.22
mg/dL, stunted-non obesity 1.52±0.22 mg/dL, non stunted-obesity 1.11±0.21 mg/dL,
dan non stunted-non obesity sebesar 0.90±0.44 mg/dL. Hasil uji statistik kadar
magnesium antar kelompok menunjukan beda yang signifikan (p=0.000)
Simpulan : Rerata kadar magnesium pada kelompok stunted-obesity terbukti lebih
rendah dari kelompok stunted-non obesity dan non stunted-obesity, namun tidak
terbukti lebih rendah dibandingkan kelompok non stunted-non obesity.
Kata Kunci : Kadar magnesium, remaja, obesitas, stunted
1
2
Mahasiswa Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Dosen Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
iv
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan meningkatnya
simpanan lemak di jaringan adiposa yang disebabkan karena ketidakseimbangan
antara energy intake dan eneryi expenditure yang juga dihubungkan dengan genetik,
metabolisme dan faktor lingkungan1. Berdasarkan data yang dilaporkan National
Health dan Nutrition Exmaination Survey (NHNES II), pada tahun 1984 prevalensi
obesitas pada remaja usia 12-19 tahun sebesar 1,7% sementara pada tahun 2009-2010
(NHNES V) prevalensinya meningkat menjadi 18,4%2. Peningkatan prevalensi
obesitas pada remaja juga terjadi di Indonesia, bahkan peningkatan prevalensinya
paling tinggi di antara kelompok usia lainnya yaitu yang dari semla 1,4% menjadi
7.3% dengan perincian 5,7% overweight dan 1,6% obesitas3.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa salah satu faktor yang memicu
peningkatan prevalensi obesitas di negara berkembang adalah stunting. Stunting
merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki tinggi badan dibawah normal
berdasarkan usianya4. Stunted Obesity atau obesitas yang dilatarbelakangi karena
stunting merupakan kondisi kelebihan akumulasi lemak tubuh yang dilatarbelakangi
oleh kondisi stunted dan diperparah dengan adanya faktor-faktor pemicu obesitas
lainnya seperti asupan energi berlebih dan aktifitas fisik yang rendah5. Individu yang
mengalami kekurangan energi kronis akan beradaptasi untuk dapat bertahan hidup
dengan cara mengurangi pengeluaran energi seminimal mungkin. Adaptasi tersebut
menyebabkan perubahan terhadap gen yang disebut Thrifty gen6. Gen inilah yang
akan memicu timbulnya keseimbangan energi positif sehingga dalam jangka waktu
yang lama akan menimbulkan kondisi overweight atau obesitas. Keadaan stunting
juga menyebabkan terjadinya adaptasi yang berpengaruh terhadap enzim dan
hormone di dalam tubuh sepperti berkurangnya konsentrasi insulin growth factor-1
(IGF-1) yang menyebabkan aktifitas hormone-hormon lipolitik menjadi turun, serta
meningkatnya konsentrasi enzim-enzim glukoneogenik yang menyebabkan oksidasi
glukosa lebih sering terjadi dibandingkan oksidasi lemak sehingga terjadi
1
penumpukan lemak7,8. Penumpukan lemak yang terjadi khususnya pada jaringan
abdomen dapat menyebabkan inflamasi dan stress oksidatif yang merupakan prekusor
dari berbagai gangguan metabolisme salah satunya resistensi insulin9. Inflamasi pada
individu stunting maupun obesitas akan menghambat sinyal insulin pada jaringan
adiposa dan hepatosit melalui mekanisme seluler yaitu dengan meningkatkan kadar
TNF- α yang bersifat menghambat IRS-1 (Insulin Reseptor Substrat) melalui reseptor
P55 sekaligus menghambat PPAR γ10.
Magnesium memiliki peran dalam menjaga homeostasis glukosa dan kerja
insulin. Sebagai kofaktor beberapa enzim, magnesium berperan dalam metabolisme
glukosa khususnya pada jalur yang menggunakan ikatan phosfat berenergi tinggi atau
reaksi transfer ATP. Apabila terjadi defisiensi magnesium maka akan menimbulkan
kerusakan tirosin kinase pada reseptor insulin, hal inilah yang akan menimbulkan
kemampuan insulin dalam menstimulasi glukosa menurun sensitifitasnya11,12.
Inflamasi yang terjadi pada obesitas dan stunting diduga mampu menurunkan
kadar magnesium dalam darah. Inflamasi kronis menyebabkan tubuh melepaskan
neuropeptide, sitokin, prostaglandin dan leukotrin dimana pelepasan tersebut akan
meningkatkan kadar kalsium intraseluler yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal
pada neuropeptide dan menurunkan kadar magnesium dalam darah12.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bergerak dalam ruang lingkup gizi masyarakat dengan
menggunakan desain cross-sectional. Skrining dilaksanakan pada bulan Agustus
2017 hingga Mei 2018 di Universitas Diponegoro dan pengukuran kadar magnesium
dilakukan di laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang. Populasi target dalam penelitian ini adalah remaja usia
17-19 tahun, sedangkan populasi terjangkaunya adalah remaja usia 17-19 tahun di
Universitas Diponegoro, Semarang. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan metode purposive sampling yang membagi subjek menjadi 4 kelompok
berbeda yaitu kelompok stunted-obesity, kelompok stunted-non obesity, kelompok
2
non stunted-obesity dan kelompok non stunted- non obesity. Penelitian ini dilakukan
dengan dasar etichal clearance (EC) yang dikeluarkan oleh Fakultas Kedokteran,
Universitas Diponegoro. Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini pada
masing-masing kelompok sebanyak 17 orang sehingga total sampel yang dibutuhkan
sebanyak 68 orang.
Berdasarkan hasil skrining yang dilakukan pada 1848 mahasiswa Universitas
Diponegoro, dipilih subjek yang memiliki status gizi obesitas dan stunting untuk
kelompok stunted-obesity, subjek yang memiliki status gizi stunting dan tidak
obesitas untuk kelompok stunted-non obesity, subjek yang memiliki status gizi
obesitas dan tidak stunting untuk kelompok non stunted-obesity, dan untuk subjek
yang memiliki status gizi tidak stunting dan tidak obesitas untuk kelompok non
stunted-non obesity. Skrining yang dilakukan berupa pengukuran tinggi badan
menggunakan microtoisse dengan ketelitian 0.1 cm, berat badan menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0.1 kg, pengukuran lingkar pinggang dan lingkar
leher menggunakan pita metlin dengan ketelitian 0.1 cm. Kriteria inklusi pada
penelitian ini meliputi remaja berusia 17-19 tahun 0 bulan pada saat dilakukan
skrining, mengalami obesitas yang dibuktikan dengan waist to height Ratio (WHtR)
diatas 0.51 untuk laki-laki dan 0.50 untuk perempuan, termasuk dalam golongan
stunted dengan melihat apabila TB/U menunjukkan Z score <-2 SD menggunakan
WHO anthroplus, bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi informed
consent, tidak merokok, tidak memiliki cacat fisik, tidak sedang mengonsumsi obatobatan untuk obesitas, diabetes, dan peninggi badan dalam satu bulan terakhir, tidak
dalam keadaan sakit atau perawatan dokter, tidak memiliki riwayat penyakit gagal
ginjal kronik, diare kronis dan diabetes mellitus, serta dapat diajak berkomunikasi.
Sedangkan untuk kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah mengundurkan diri saat
penlitian berlangsung, meninggal dunia saat penelitian berlangsung, dan pindah
institusi.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status gizi obesitas dan stunting.
Variabel terikat adalah kadar magnesium dalam serum. Variabel perancu dalam
3
penelitian ini adalah asupan magnesium, protein, vitamin D, dan kalsium. Asupan zat
gizi merupakan rata-rata asupan dari makanan dan minuman yang diperoleh dengan
wawancara menggunakan Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQFFQ). Hasil SQ-FFQ selanjutnya di analisis dengan Nutrisurvey 2007. Presentase
kecukupan asupan magnesium, vitamin D dan kalsium dibandingkan dengan AKG,
sementara persentase kecukupan asupan protein dibandingkan dengan kebutuhan
masing-masing responden. Kadar magnesium diperoleh melalui pengambilan darah
melalui venna mediana cubiti sebanyak 5 cc oleh petugas rumah sakit pada jam
06.00-09.00. Sebelum dilakukan pengambilan darah, subjek dianjurkan untuk
melakukan puasa terlebih dahulu selama minimal 8 jam. Darah yang diambil
selanjutnya dilakukan sentrifuge pada 3000 rpm selama 10 menit, kemudian disimpan
dalam suhu -800C hingga dilakukan analisis. Kadar magnesium diukur menggunakan
alat Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES) pada
gelombang 279.077 nm.
Analisis data statistik menggunakan software statistik. Analisis univariat
digunakan untuk menggambarkan karakteristik subjek dengan mendeskripsikan
setiap variable meliputi data jenis kelamin dan usia. Analisis perbedaan kadar
magnesium pada masing-masing kelompok menggunakan uji ANOVA.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil skrining pada bulan agustus 2017 hingga Mei 2018 di
Universitas Diponegoro, diketahui kejadian obesitas pada remaja non stunted
mencapai 16,32%, sedangkan kejadian obesitas pada remaja stunted
mencapai
21,18%. Kejadian obesitas pada remaja usia 17-19 tahun baik dengan kondisi stunted
maupun non stunted menyentuh angka 16.99%
4
Tabel 1. Gambaran Populasi Subjek
Status Gizi
Obesity
Non-obesity
Total
Stunted
Non Stunted
Total
54 (21,18%)
260 (16,32%)
314 (16.99%)
201 (78,82%)
1333 (83,68%)
1534 (83.01%)
255 (100%)
1593 (100%)
1848 (100%)
Total subjek yang terlibat sampai akhir penelitian sebanyak 89 subjek yang
dibagi kedalam 4 kelompok, yaitu kelompok stunted-obesity, kelompok stunted-non
obesity, kelompok non stunted-obesity dan kelompok non stunted- non obesity
(normal). Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada table 1.
Tabel 2. Karakteristik Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Karakteristik
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok non
stunted-obesity
stunted-non
non stunted-
stunted-non
obesity
obesity
obesity
(n = 22)
(n = 25)
(n = 17)
(n = 25)
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Laki-laki
10
40%
6
27,7%
13
52%
7
41.18%
36
40.45%
Perempuan
15
60%
16
72,7%
12
48%
10
48.82%
53
59.55%
Total
25
100%
22
100%
25
100%
17
100%
89
100%
Jenis kelamin
Tabel 2 menunjukan karakteristik subjek berupa jenis kelamin. Mayoritas
subjek pada kelompok stunted-obesity , stunted-non obesity, dan non stunted-non
obesity berjenis kelamin perempuan. Sedangkan pada kelompok non stunted-obesity
jumlah jenis kelamin laki-laki lebih banyak.
5
Tabel 3. Karakteristik Subjek Berdasarkan Antropometri
Variabel
Kelompok
Kelompok
Kelompok non
Kelompok non
stunted-obesity
stunted-non
stunted-obesity
stunted-non
obesity
obesity (normal)
Rerata±SB
Rerata±SB
Rerata±SB
Rerata±SB
Berat Badan (kg)
62.55±12.13
48.34±6.94
74.21±10.72
55.64±9.50
Tinggi
151.75±6.52
151.17±5.30
163.57±7.13
161.59±7.76
WHtR
0.55±0.04
0.44±0.03
0.54±0.04
0.44±0.03
TB/U (SD)
-2.42±0.67
-2.35±0.25
-0.87±0.58
-1.01±0.54
Badan
(cm)
Tabel 3 menunjukan karakteristik subjek berdasarkan berat badan, tinggi
badan, WHtR, dan TB/U.
Tabel 4. Persen Kecukupan Asupan Magnesium, Protein, Vitamin D, dan Kalsium
Variabel
Kelompok
Kelompok
Kelompok non
Kelompok
stunted-
stunted-non
stunted-
non stunted-
obesity
obesity
obesity
non obesity
p
(normal)
Rerata±SB
Rerata±SB
Rerata±SB
Rerata±SB
Magnesium
62.51±41.36
84.44±40.03
73.23±36.72
64.19±23.43
0.188
Protein
40.12±21.46
63.46±22.98
40.00±18.50
46.28±13.92
0.000
Vitamin D
13.73±10.96
19.82±12.11
16.77±14.70
15.99±13.03
0.446
Kalsium
22.03±15.99
30.91±21.08
26.41±18.08
25.51±21.46
0.474
Uji One Way ANOVA
Tabel 4 menunjukan kecukupan magnesium, protein, vitamin D dan kalsium.
Selama penelitian berlangsung, terdapat perbedaan signifikan pada kecukupan protein
antara 4 kelompok (p=0.000). Sedangkan untuk kecukupan magnesium, kecukupan
kalsium dan kecukupan vitamin D menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara 4 kelompok (p>0.05).
6
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek Berdasarkan Kategori Kadar Magnesium
Kategori kadar
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
stunted-obesity
stunted-non
non stunted-
non stunted-
obesity
obesity
non obesity
magnesium
n
Rendah (<1.7 mg/dL)
%
N
%
n
%
n
%
Total
n
%
25
100.00%
17
77.27%
25
100.00%
16
94.12%
83
93.26%
Normal (1.7-2.2 mg/dL)
0
0.00%
5
22.73%
0
0.00%
1
5.88%
6
6.74%
Tinggi (>2.2 mg/dL)
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
0
0.00%
Tabel 5 merupakan tabel distribusi berdasarkan nilai kadar magnesium yang
telah dikelompokkan dalam 3 kategori pada 4 kelompok, yaitu kategori rendah (<1.7
mg/dL), kategori normal (1.7-2.2 mg/dL) dan kategori tinggi (>2.2 mg/dL). Dari hasil
tabulasi didapatkan bahwa kadar magnesium kategori rendah paling banyak terdapat
pada kelompok stunted-obesity dan non stunted-obesity (100%) sedangkan kelompok
stunted-non obesity dan non stunted-non obesity berturut turut sebesar 77.27% dan
94,12%.
Tabel 6. Hasil Uji Perbedaan Kadar Magnesium antar Kelompok (mg/dL)
Kelompok Subjek
N
Rerata ± SB
Median (minimum- maximum)
b
stunted-obesity
25
1.11 (0.50-1.53)
1.08±0.22
stunted-non obesity
22
1.52 (1.20-2.15)
1.52±0.22a,c,d
non stunted-obesity
25
1.16 (0.56-1.64)
1.11±0.21b
non stunted-non obesity
17
0.93 (0.25-2.15)
0.90±0.44b
p
0.000
One Way ANOVA,Stunted-obesitya, Stunted-non Obesityb, Non Stuntedobesityc, Non Stunted-non Obesityd.
*Uji
Tabel 6 menunjukan rerata kadar magnesium selama penelitian berlangsung
pada subjek penelitian. Rerata kadar magnesium pada kelompok stunted-obesity
sebesar 1.08±0.22 mg/dL, stunted-non obesity 1.52±0.22 mg/dL, non stunted-obesity
1.11±0.21 mg/dL, dan non stunted-non obesity 0.90±0.44 mg/dL.
Setelah dilakukan analisis statistik lebih lanjut, meskipun rerata kadar
magnesium kelompok non stunted-non obesity lebih rendah dibanding kelompok lain,
7
namun berdasarkan uji posthoc Bonferroni menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok non stunted-non obesity dengan stunted-obesity
(p=0.210) dan berdasarkan uji posthoc Tukey pada kelompok non stunted-non obesity
dengan non stunted-obesity juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
(p=0.069). Selain itu, meskipun rerata kelompok non stunted-obesity lebih tinggi
dibanding kelompok stunted-obesity namun secara uji posthoc Tukey juga tidak
menunjukkan beda yang signifikan (p=0.981).
PEMBAHASAN
Karakteristik Subjek
Hasil skrining yang dilakukan pada 1848 remaja usia 17-19 tahun, didapat
kejadian obesitas pada remaja stunted sebesar 21,18%, sedangkan kejadian obesitas
pada remaja non stunted sebesar 16,32%. Kejadian obesitas lebih tinggi pada remaja
stunted dibandingkan remaja non stunted. Berdasarkan hipotesis thrifty gene,
disebutkan bahwa anak stunted memiliki perubahan komposisi tubuh dan
penyimpanan lemak yang dapat mempengaruhi adipositas berlebih dan distribusi
lemak abdominal. Hal ini dikarenakan adanya penurunan metabolisme oksidasi
lemak. Penurunan metabolisme lemak yang terjadi pada anak stunted menjadikan
tubuh selalu beradaptasi dengan cara meminimalisir kebutuhan energi dalam keadaan
kalori rendah sehingga tubuh tetap dapat beraktifitas walaupun tidak seaktif anak non
stunted. Namun hal ini juga dapat mempercepat perubahan berat badan saat jumlah
kalori yang dikonsumsi berlebih, sehingga hal ini memicu terjadinya obesitas14,15,16.
Obesitas dipercaya sebagai penyebab utama terjadinya resistensi insulin17.
Salah satu mineral yang berperan aktif dalam kerja insulin adalah magnesium. Dalam
metabolisme, magnesium memiliki peranan dalam mempermudah glukosa masuk ke
dalam sel dan juga merupakan kofaktor dari berbagai enzim untuk oksidasi glukosa.
Apabila terjadi defisiensi magnesium intraseluler maka dapat menimbulkan defek
tirosin kinase yang akan menimbulkan kemampuan insulin dalam menstimulasi
glukosa
menurun
sensitifitasnya
dan
mengakibatkan
terjadinya
resistensi
8
insulin11,12,18. Untuk mendeteksi adanya defisiensi magnesium pada seseorang dapat
menggunakan pengukuran kadar magnesium melalui vena.
Kadar Magnesium pada Empat Kelompok (stunted obesity; stunted-non
obesity; non stunted-obesity; dan non stunted-non obesity)
Pengukuran kadar magnesium yang dilakukan terhadap empat kelompok
menunjukkan bahwa 93.26% subjek penelitian memiliki kadar magnesium kategori
rendah, dengan rincian setiap kelompoknya sebagai berikut: (1) stunted obesity
100%; (2) stunted-non obesity 72.77%; (3) obesity-non stunted 100% dan; (4) non
stunted-non obesity 94.12%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian hipomagnesemia
pada remaja usia 17-19 tahun tergolong tinggi dan subjek dengan kondisi obesitas
mengalami hipomagnesemia sebanyak 100%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa hipomagnesemia lebih sering terjadi
pada orang dengan kondisi obesitas.
Faktor yang dianggap dapat menyebabkan hipomagnesemia pada subjek
penelitian adalah asupan yang kurang. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara
SQ-FFQ menunjukkan kecukupan magnesium, protein, kalsium, maupun vitamin D
pada semua kelompok berada pada kategori kurang. Kecukupan magnesium yang
kurang dapat menimbulkan banyak efek sistemik bagi tubuh karena dapat
menimbulkan inflamasi kronis, peningkatan stress oksidatif, dan juga memicu
terjadinya resistensi insulin. Pengetahuan mengenai sumber magnesium yaitu sayuran
hijau tua, buah-buahan (pisang, alpukat), kacang, produk kedelai dan produk gandum
perlu diketahui agar remaja usia 17-19 tahun tidak mengalami kekurangan
magnesium secara terus menerus19.
Selain kecukupan magnesium, kecukupan protein juga berhubungan dengan
kejadian hipomagnesemia. Sekitar 30% serum magnesium ditemukan dalam kondisi
berikatan dengan protein, terutama pada albumin20. Selain itu protein dalam bentuk
protein-carrier berfungsi membantu absorbs magnesium dalam usus sehingga dapat
beredar kedalam darah21. Kecukupan
protein yang kurang dapat berdampak ke
9
gangguan mukosa sehingga berakibat pada penurunan kemampuan absorbsi
magnesium19.
Vitamin D dalam bentuk 1,25-dihydroxyvitamin D [1,25(OH)2D] dianggap
mampu meningkatkan absorbsi magnesium didalam usus. Hasil penelitian yang
dilakukan Zittarman dkk tahun 2013 menunjukkan bahwa defisiensi 1,25(OH)2
vitamin D merupakan salah satu penyebab terjadinya hipomagnesemia22,
23
. Selain
kecukupan vitamin D, kecukupan kalsium yang kurang juga dapat memicu terjadinya
hipomagnesemia. Hal ini dikaitkan karena asupan kalsium yang kurang dapat
berdampak pada hipokalsemia dan hipokalsemia akan merusak pelepasan hormon
paratiroid. Hormon paratiroid berperan penting dalam reabsorbsi magnesium dalam
ginjal sekaligus bersama vitamin D membantu meningkatkan penyerapan magnesium
dalam usus24.
Perbedaan Kadar Magnesium pada Keempat Kelompok (stunted obesity;
stunted-non obesity; non stunted-obesity; dan non stunted-non obesity)
Rerata kadar magnesium dalam darah pada kelompok stunted-non obesity
menunjukkan hasil perbedaan yang signifikan terhadap ketiga kelompok lainnya
(p=0.000). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ahsan dkk, yang
menyatakan
bahwa
terdapat
hubungan
signifikan
antara
TB/U
dengan
hipomagnesemia25. Individu dengan kondisi stunting akan anabolisme protein yang
berdampak pada penurunan konsentrasi protein dalam serum.
Penurunan protein ini akan mengakibatkan menurunnya jumlah proteincarrier yang membawa magnesium dan menurunkan kemampuan hormon
paratiroid26. Apabila kondisi obesitas diperparah dengan adanya kondisi stunted maka
resiko hipomagnesemia akan lebih meningkat. Perbedaan hasil penelitian ini terjadi
karena beberapa faktor yang berada diluar kendali peneliti.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar magnesium dalam darah
adalah kejadian infeksi yang diderita subjek penelitian secara terperinci. Kejadian
infeksi hanya direkam menggunakan formulir penyaringan yang berisikan data
10
riwayat penyakit infeksi, sedangkan riwayat infeksi tidak cukup kuat menggambarkan
kejadian infeksi secara terperinci karena hanya mengandalkan daya ingat subjek
penelitian.
Selain itu, berdasarkan analisis statistik persen kecukupan asupan yang telah
dilakukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kecukupan
protein (p=0.000) dimana kelompok stunted-non obesity lebih tinggi dibandingkan
kelompok lainnya. Disisi lain, meskipun tidak menunjukkan beda signifikan secara
statistic namun rerata persen kecukupan asupan magnesium, kalsium maupun vitamin
D pada kelompok stunted-non obesity lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.
Hal inilah yang diduga menjadi penyebab kadar magnesium kelompok stunted-non
obesity lebih tinggi dan menunjukkan beda yang signifikan.
Meskipun demikian, Immanuel dkk menyatakan bahwa determinasi nilai
serum magnesium bukan merupakan metode yang baik untuk memeriksa status
magnesium dalam tubuh, karena jumlah magnesium ekstraseluler hanya sekitar <1%
dari total magnesium pada tubuh manusia, oleh karena itu nilai magnesium tidak
dapat menggambarkan jumlah aktual dari total magnesium dalam tubuh. Pada tubuh
manusia diketahui bahwa 30% dari magnesium serum merupakan magnesium yang
terikat dengan protein. Jika nilai protein berubah, maka juga dapat mempengaruhi
nilai magnesium27.
KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan penelitian ini adalah tidak adanya pemantauan secara terperinci
terhadap penyakit infeksi subjek penelitian sebelum dilaksanakan pengambilan darah
sehingga dapat mempengaruhi kadar magnesium dalam darah.
11
SIMPULAN
1. Rerata kadar magnesium pada kelompok stunted-obesity terbukti lebih rendah
dari kelompok stunted-non obesity dan non stunted-obesity, namun tidak
terbukti lebih rendah dibandingkan kelompok non stunted-non obesity
2. Subjek penelitian pada kelompok stunted-obesity dan non stunted-obesity
mengalami hipomagnesemia 100%, sementara pada kelompok stunted-non
obesity hipomagnesemia sebesar 72.77% dan non stunted-non obesity 94.12%
3. Terdapat perbedaan signifikan kadar magnesium antar kelompok (p=0.000)
SARAN
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan nilai serum
protein sekaligus. Selain itu, memperhatikan secara terperinci variabel-variabel yang
mempengaruhi kadar magnesium dalam darah seperti riwayat penyakit infeksi pada
subjek. Remaja obesitas baik stunted-obesity maupun non stunted-obesity disarankan
untuk menurunkan lingkar pinggang sesuai dengan WHtR yang dianjurkan;
mengonsumsi sumber-sumber magnesium, protein, kalsium, dan vitamin D sehingga
dapat terhindar dari hipomagnesemia dan dapat menurunkan resiko resistensi insulin
sejak usia dini.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada subjek penelitian, yaitu mahasiswa
di Universitas Diponegoro atas partisipasi, waktu dan kerjasama dalam kegiatan
penelitian. Terimakasih kepada Prof. dr. H.M. Sulchan, M.Sc. Da.Nutr., Sp.GK dan
Binar Panunggal, S.Gz., M.PH yang telah memberikan bimbingan dan saran.
Terimakasih pada teman-teman yang telah membantu dalam pengambilan data
penelitian.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Selvakumar C, Maheswari C, Suganthi, Archana. Oxidant-Antioxidant
disturbance in men classified as obese according to the preliminary WHO
guidelines for Asians. Journal of Stress Physiologi & Biochemistry. 2012.;
8(1): 172-181
2. Centers for Disease Control and Prevention. Healthy weight, overweight, and
obesity among U.S. adults. 2010.
3. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. 2013
4. Aly GS, Shaalan AH, Mattar MK, et al. Oxidative stress status in nutritionally
stunted children. Egyptian pediatric Association Gazette. 2014. 62(1): 28-33
5. Hoffman DJ, Martins PA, Roberts SB. Body fat distribution in stunted
compared with normal-height children from the shantytowns of São Paulo ,
Brazil. Journal Nutrition. 2007. 23(9):640–6.
6. Ramos CV, Dumith SC, César JA. Prevalence and factors associated with
stunted and excess weight in children aged 0-5 years from the Brazilian semiarid region No Title. 2015. Journal Pediatria 91:175–82.
7. Sawaya AL, Grillo LP, Verreschi I, Carlos da Silva A, Roberts SB. Mild
stunting is associated with higher susceptibility to the effects of high-fat diets:
studies in a shantytown population in São Paulo, Brazil. 1998. Journal
Nutrition. 128(suppl):415S–20S
8. Duff D, Snell K. Effect of altered neonatal nutrition in the development of
enzymes of lipid and carbohydrate metabolism in the rat. 1982. Journal
Nutrition. 112:1057–66
9. Francisqueti FV, et al. The role of oxidative stress on the pathophysiology of
metabolic syndrome. 2017. Revista da Associacao Medica Brasileria.
63(1):85-91
13
10. Mardilovich K, Pankratz SL, Shaw LM. Expression and Function of the
Insulin Reseptor Substrate Protein in cancer. 2009. Cell Communication and
Signaling. 7:14
11. Larsson SC, Wolk A. Magnesium Intake and Risk of Type 2 Diabetes: a
meta-analysis. 2007 . Diabetes Care. 262(2):208–14.
12. Sales CH, Pedrosa LDFC. Magnesium and diabetes mellitus: their relation.
2006. Clinical Nutrition. 25:554-62.
13. Pham PCT, Miller JM, Pham PTT. Hypomagnesemia in Patients with Type
Diabetes. 2007. Clinical Journal of American society of Nephrology. 2: 366373
14. Balg U, Belsare P, Watve M, Jog M. Can Thrify Gene(s) or Predictive Fwtal
Programming for Thriftiness Lead to Obesity?. 2011. Journal of Obesity
Hindawi EPublishing Corporation. [homepage on the Internet]. c2018 [cited
2018 Augustus 2]. Available from http://dx.doi.org/10.1555/2011/861049
15. Pomeroy E, Stock JT, Stanojevic S, dkk. Stunting, Adiposity, and the
Individual-Level “Dual Burden” among Urban lowland and Rural Highland
Peruvian Children. 2014. American Journal of Human Biology. 26(4).
[homepage on the Internet] c2018 [cited 2018 Augustus 2]. Available from
https://doi.org/10.1002/ajhb.22551
16. Wilson HJ, Dickinson F, Hoffman DJ, dkk. Fat free mass explains the
relationship between stunting and energy expenditure in urban Mexican maya
children. Annals of Human Biology. 2012. 39(5): 432-439.
17. National Institute of Diabetes and Disgestive and Kidney Disease. Insulin
Resistance and Prediabetes. 2014.
18. Ross AC, Taylor CL, Yaktine AL. Dietary Refference Intakes for Calcium
and Phosphorus, Magnesium, Vitamin D, and Fluoride. Washington: Institute
of Medicine. [homepage on the Internet] c2018 [cited 2018 Augustus 2].
Available from https://www.ncbi.nlm.gov/books/NBK56070
14
19. Cheng William, Sekartini R. Hubungan status Gizi, Asupan Besi, dan
Magnesium dengan Gangguan Tidur Anak Usia 5-7 Tahun di Kampung
Melayu, Jakarta Timur Tahun 2012. eJournal Kedokteran Indonesia. 2014;
2(2):85-90
20. Martin H. Kroll. Ronald J. Ellin. Relationship between Magnesium and
Protein Concentration in Serum. . Clinical Chemistry. 1985; 31(2):244-246
21. Jackie Burgess RDH. Magnesium Absorption and Asimilation. The Afib
Report. 2010: 25(1):101-112
22. Zitterman, A. Magnesium deficit? Overlooked cause of low
vitamin D
status?. Biomed Central. 2013. 11: 229.
23. Deng, X. Song, Y. Mansonn, JE. Dkk. Magnesium, Vitamin D Status and
Mortality; results from US National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES ) 2001 to 2006 and NHANES III. BioMed Central. 2013. 11:187
24. Jeroen, H. de Baaij, F. Joost, G. dkk. Regulation of magnesium balance:
Lessons learned from human genetic Disease. Clinical Kidney Journal. 2012.
5:i15-i24.
25. Ahsan T, Rahman M, AhsaN M. dkk. Multiple micronutrient (zinc,
magnesium) therapy to severe malnourished children: effect on growth catch
up and clinical recovery. ESJ. 2013:9:103-115
26. El-Maksoud, A.M.A. Khairy, S.A. Sharada, HM. dkk. Evaluation of
proinflamatory cytokines in nutritional stunted Egyptian children. EgyptIan
pediatric association Gazette. 2017. 80-84
27. Immanuel S, Iriani A. The reference of serum, plasma, and erytrocites
magnesium. Medical Journal Indonesia. 2006:15;229-235
15
Lampiran 1. Formulir Skrining
FORMULIR SKRINING
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Fakultas
:
Prodi/Departemen
:
No. Identitas
:
Nama
:
Jenis Kelamin
:
No HP/Id Line
:
Tanggal Lahir
:
Asal Daerah
:
Alamat rumah
:
Alamat Kos
:
Tanggal Ukur
:
Pengukuran Antropometri
Pengukuran 1
TB
:
BB
:
LILA
:
L. Pinggang
:
L. Leher
:
L. Lengan
:
Pengukuran 2
16
Lampiran 2. Informed Consent
FORMULIR INFORMASI DAN PERNYATAAN KESEDIAAN
SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN
: Kadar Magnesium pada Remaja Stunted-Obesity usia
17-19 tahun
INSTANSI PELAKSANA
: Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
INFORMASI PENELITIAN
Saudara/i yth,
Perkenalkan nama saya Fahad Syifausshudur, mahasiswa Program Studi Ilmu
Gizi S1 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Guna mendapatkan gelar
sarjana gizi, maka salah satu syarat yang ditetapkan adalah menyusun sebuah karya
tulis ilmiah skripsi atau penelitian. Penelitian yang akan saya lakukan berjudul
“Kadar Magnesium pada Remaja Stunted-Obesity usia 17-19 tahun”
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kadar magnesium pada
remaja dengan status gizi stunting dan obesitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat khususnya responden mengenai gambaran
kadar magnesium pada remaja stunting-obesity serta risiko stunting terhadap obesitas.
Dalam penelitian, dilakukan dengan mengambil data antropometri, berupa
mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar leher. Selanjutnya
akan dilakukan pengambilan sampel darah melalui vena mediana cubiti sebanyak 6
ml darah sebanyak satu kali yang dilakukan oleh petugas pengambil darah dari
Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Sebelum dilakukan pengambilan darah,
responden dianjurkan untuk melakukan puasa ±8jam.Sampel darah ini kami akan
digunakan untuk keperluan pengukuran kadar magnesium.
Efek samping yang sering terjadi setelah pengambilan darah adalah responden
akan mengalami sedikit nyeri dan memar yang bersifat sementara setelah darah
17
diambil menggunakan jarum suntik. Namun apabila terjadi pingsan, alergi,
pendarahan yang berlebihan, hematoma, atau efek samping lainnya maka subjek
dapat menghubungi peneliti agar dilakukan upaya tindakan lebih lanjut.
Penelitian ini tidak membahayakan nyawa saudara/i. Penelitian ini bersifat
sukarela dan tidak ada unsur paksaan. Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini juga
tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan saudara/i dalam bentuk
apapun. Data dari hasil pemeriksaan dapat saya jamin kerahasiaannya, yaitu dengan
tidak mencantumkan identitas subjek, dan data tersebut hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Maka dari itu, saudara/i
tidak perlu takut atau ragu-ragu untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.
Responden berhak kapanpun mengundurkan diri tanpa mengurangi haknya sebagai
pendukung/pasien.
Apabila ada informasi yang belum jelas, saudara/i dapat menghubungi saya
Fahad Syifausshudur, Program Studi Ilmu Gizi, No. HP 082220704528. Demikian
penjelasan dari saya. Terima Kasih atas perhatian dan kerjasama saudara/i dalam
penelitian ini.
Setelah membaca dan memahami penjelasan tentang penelitian, dengan ini saya
menyatakan
:
SETUJU/TIDAK SETUJU
Untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian dan penelitian tersebut.
Semarang, ………2018
Nama
Alamat
Saksi 1
:
:
Tanda Tangan:
Saksi 2
Nama
Alamat
:
:
Tanda Tangan :
Responden
Nama :
Alamat :
Tanda Tangan :
18
Lampiran 3. Data responden
Kelompok Stunted Obesity
No
Nama
Jenis
Kelamin
Berat
badan
(kg)
Tinggi
Badan
(cm)
TB/U
WHtR
Kecukupan
Magnesium
(%)
Kecukupan
Protein (%)
Kecukupan
Vitamin D
(%)
Kecukupan
Kalsium
(%)
Kadar
Magnesium
(mg/dL)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
RS
ARA
RN
ABS
AAN
BRND
CKH
FS
FF
MIA
MY
NH
NAS
ASC
BYMB
LCA
WDP
TH
FCBU
IMPS
II
MKB
MRI
SAKP
YPH
P
P
P
P
L
P
L
L
L
L
L
P
P
P
L
L
P
P
P
P
L
P
L
P
P
63.6
46.8
57.6
49.7
68.4
63.7
70.3
81.2
75.3
78.4
78.7
64.4
49.2
48.60
40.90
59.80
53.00
67.70
91.60
52.20
62.30
61.70
62.80
60.20
55.60
148.5
145.9
149.6
142.35
161.45
148.50
160.00
158.50
160.30
160.40
158.40
147.65
148.00
148.50
137.30
160.20
149.55
148.10
149.65
149.40
156.35
148.00
160.00
149.10
148.10
-2.22
-2.63
-2.04
-3.17
-2.06
-2.24
-2.27
-2.37
-2.23
-2.16
-2.49
-2.35
-2.28
-2.24
-5.38
-2.22
-2.04
-2.28
-2.06
-2.01
-2.74
-2.31
-2.22
-2.12
-2.28
0.55
0.51
0.51
0.50
0.51
0.53
0.53
0.59
0.58
0.57
0.58
0.61
0.53
0.52
0.56
0.51
0.57
0.53
0.67
0.51
0.51
0.56
0.56
0.59
0.57
80.32
133.36
123.77
77.54
44.68
61.00
30.60
102.20
28.12
110.12
76.92
167.5
28.41
80.23
65.12
8.96
61.41
6.68
25.09
41.64
25.32
21.36
84.08
28.95
49.41
41.19
79.77
80.44
66.53
27.19
25.76
25.41
47.70
20.36
41.84
29.82
74.84
18.56
33.06
69.27
59.31
36.22
13.20
22.49
26.95
20.87
17.40
66.14
24.36
34.41
5.33
2.67
10.67
38.00
21.33
14.67
18.00
14.67
13.33
10.00
5.33
27.33
6.00
27.33
4.00
22.00
6.00
0.01
36.00
7.33
6.67
6.00
30.67
2.00
8.00
17.12
27.23
28.82
64.62
16.02
15.73
11.41
23.91
13.42
47.48
24.45
37.95
14.26
11.86
14.18
15.77
16.08
4.63
59.50
12.18
7.41
14.36
37.55
5.28
9.48
1.1836
1.1154
1.1286
0.9636
0.7964
1.0626
0.9053
0.9669
0.8712
0.9449
0.9537
0.9152
0.9339
0.5049
1.0681
1.1253
1.1880
1.2001
1.2067
1.2650
1.2110
1.3090
1.5257
1.4344
1.3706
19
Kelompok Stunted-Non Obesity
No
Nama
Jenis
Kelamin
Berat
badan
(kg)
Tinggi
Badan
(cm)
TB/U
WHtR
Kecukupan
Magnesium
(%)
Kecukupan
Protein (%)
Kecukupan
Vitamin D
(%)
Kecukupan
Kalsium
(%)
Kadar
Magnesium
(mg/dL)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
AFT
AS
ABJ
FMY
HM
NII
NSF
PT
PA
PMN
RRSNA
RSDA
RP
RA
SF
SA
TM
AA
FRP
HY
HRMS
AM
L
L
L
L
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
48.90
52.00
56.90
44.90
59.30
41.30
43.50
48.90
43.10
43.40
40.40
47.60
38.00
55.10
48.30
43.70
42.90
47.50
54.40
42.50
49.40
51.50
158.50
159.45
159.00
157.65
149.70
149.40
159.75
148.80
148.00
149.55
143.50
148.50
146.20
148.30
158.15
149.25
149.60
145.50
146.90
147.60
146.50
147.90
-2.25
-2.34
-2.39
-2.56
-2.02
-2.07
-2.21
-2.72
-2.30
-2.06
-2.99
-2.24
-2.56
-2.20
-2.49
-2.08
-2.05
-2.69
-2.45
-2.37
-2.47
-2.28
0.43
0.43
0.49
0.41
0.49
0.38
0.42
0.49
0.43
0.46
0.46
0.47
0.40
0.48
0.45
0.41
0.43
0.43
0.47
0.42
0.45
0.49
54.84
96.32
82.72
71.84
51.32
95.54
88.24
59.64
43.14
124.04
32.82
183.91
114.32
31.86
70.32
74.95
114.09
180.41
74.95
72.82
77.00
62.54
50.17
58.72
64.56
63.55
26.53
66.34
72.34
50.85
29.23
60.21
32.34
83.75
109.65
19.56
80.88
63.92
76.46
68.87
79.53
66.98
106.80
64.85
12.67
33.33
4.67
3.33
3.33
20.00
16.00
12.00
6.00
32.00
8.67
27.33
38.67
28.67
16.67
10.67
38.00
27.33
30.00
14.67
12.67
39.33
15.87
30.76
19.23
19.38
13.17
27.25
21.04
20.38
15.20
27.88
6.88
61.89
38.62
17.82
42.83
14.98
37.83
58.66
95.17
21.60
17.08
56.49
1.2958
1.4685
1.3673
1.5994
1.5928
1.2793
1.2001
1.4927
1.5202
1.5928
1.5268
1.5158
1.4080
1.3233
1.2562
1.4520
1.5301
1.6247
1.7369
1.8634
1.7435
2.1505
20
Kelompok Non Stunted-Obesity
No
Nama
Jenis
Kelamin
Berat
badan
(kg)
Tinggi
Badan
(cm)
TB/U
WHtR
Kecukupan
Magnesium
(%)
Kecukupan
Protein (%)
Kecukupan
Vitamin D
(%)
Kecukupan
Kalsium
(%)
Kadar
Magnesium
(mg/dL)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
BAS
INS
MARKP
MD
MGA
MIA
MR
RD
RFY
SF
ANF
DN
LCA
VDS
ACTP
CBS
ATP
AR
ARN
A
ARAP
FKI
KAN
MWF
SS
L
L
L
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
P
L
P
P
L
P
P
P
P
L
L
P
85.25
79.10
78.40
78.30
70.40
76.50
72.90
93.70
79.30
73.40
69.50
50.20
74.20
64.30
70.00
56.40
91.70
79.30
65.10
67.90
68.40
62.00
87.40
91.30
70.30
168.30
170.40
169.95
173.10
166.40
167.00
166.60
167.40
176.05
158.00
160.60
151.40
160.00
152.00
163.75
158.60
165.95
168.90
161.00
154.10
155.50
159.20
167.45
174.60
153.10
-1.10
-0.83
-0.86
-0.47
-1.35
-1.25
-1.31
-1.18
-0.05
-0.72
-0.39
-1.77
-0.48
-1.67
-1.67
-0.69
-0.43
-1.03
-0.33
-1.38
-1.16
-0.59
0.66
-0.25
-1.53
0.57
0.52
0.57
0.53
0.52
0.51
0.52
0.65
0.55
0.52
0.52
0.51
0.55
0.58
0.55
0.50
0.54
0.56
0.53
0.52
0.57
0.51
0.51
0.59
0.52
102.84
51.68
80.40
74.80
80.96
72.12
93.80
104.36
201.44
47.82
98.68
24.95
34.14
49.54
35.90
75.41
55.00
79.48
78.95
47.68
56.91
123.45
78.60
42.36
39.59
37.15
78.80
40.22
34.40
49.24
35.82
65.92
53.43
49.08
22.98
49.50
18.19
16.44
25.61
22.09
64.66
20.21
37.83
38.81
24.43
71.93
70.11
28.98
21.98
25.22
6.67
10.00
52.00
25.33
20.00
8.67
10.67
61.33
22.00
5.33
22.00
1.33
4.00
8.00
20.00
20.67
16.00
38.00
4.00
9.33
5.33
10.00
15.33
7.33
16.00
25.24
17.28
51.07
49.58
23.04
43.57
33.03
28.85
35.53
9.99
35.20
3.50
11.31
14.23
8.94
47.23
17.22
81.57
15.33
20.43
6.46
33.24
25.59
8.98
13.91
1.0505
0.7964
1.0263
0.9570
1.0351
1.1715
0.9779
1.0417
1.0604
1.1671
1.1627
0.9702
1.0945
1.1550
0.9086
0.5577
1.1715
1.3354
1.6412
1.2265
1.2441
1.2980
1.3431
1.2584
1.2353
21
Kelompok Non Stunted- Non Obesity
No
Nama
Jenis
Kelamin
Berat
badan
(kg)
Tinggi
Badan
(cm)
TB/U
WHtR
Kecukupan
Magnesium
(%)
Kecukupan
Protein (%)
Kecukupan
Vitamin D
(%)
Kecukupan
Kalsium
(%)
Kadar
Magnesium
(mg/dL)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
AL
CES
INS
JM
KA
LMS
LFS
LM
RMMF
RSH
RA
S
TYM
TAF
ZN
AK
W
P
P
P
P
L
P
P
P
L
L
L
L
L
L
P
P
P
62.20
46.40
38.90
46.20
64.90
45.70
47.20
53.40
77.40
64.60
58.00
54.00
62.10
61.80
50.00
58.80
54.40
162.00
152.60
153.90
153.00
165.00
154.50
156.55
152.05
170.50
172.30
168.90
164.60
171.10
174.60
159.30
161.65
154.50
-0.15
-1.61
-1.37
-1.55
-1.55
-1.32
-1.01
-1.66
-0.82
-0.58
-1.05
-1.61
-0.74
-0.16
-0.58
-0.22
-1.28
0.46
0.44
0.37
0.43
0.47
0.43
0.45
0.44
0.50
0.45
0.44
0.43
0.43
0.40
0.45
0.45
0.45
39.45
130.36
65.41
55.95
50.88
85.64
70.41
47.86
52.16
100.28
48.28
33.12
62.00
65.24
53.86
64.73
65.64
24.87
59.63
67.01
60.46
42.06
61.85
67.37
31.46
42.72
54.49
34.94
25.06
41.50
54.15
38.67
44.22
36.27
12.00
42.50
6.00
9.33
29.33
25.33
47.33
3.33
4.00
8.67
12.67
5.33
8.67
12.67
20.00
9.33
15.33
13.91
139.08
10.94
13.62
20.12
17.21
11.66
9.58
9.95
27.64
13.27
6.78
17.81
17.76
14.87
21.97
13.47
0.7645
0.9526
0.8096
0.9581
0.8437
0.9526
0.9603
0.9273
0.5731
1.1660
1.4080
0.4114
0.5225
0.4807
2.1505
0.2541
1.2067
22
Lampiran 4. Tabel SPSS
Table 1. Deskriptif Berat Badan, Tinggi Badan, TB/U dan WHtR
Berat badan
Kelompok responden
Stunted
Mean
obesity
95% Confidence
Interval for Mean
Stunted
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Statistic
62.5480
Lower Bound
57.5399
Upper Bound
67.5561
62.1867
62.3000
147.199
1.2132E1
40.90
91.60
50.70
16.75
.466
.037
48.3409
45.2623
Lower Bound
Upper Bound
Obesity
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
5% Trimmed Mean
Std. Error
2.42651
.464
.902
1.48037
51.4195
48.0015
47.9500
48.213
6.94356
38.00
65.10
27.10
9.55
.765
.058
74.2100
69.7846
.491
.953
2.14420
78.6354
74.4144
23
Normal
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
Tinggi
badan
Stunted
obesity
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Stunted
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
73.4000
114.940
1.0721E1
50.20
93.70
43.50
11.15
-.069
.015
55.6471
50.7633
60.5308
55.3690
54.4000
90.225
9.49869
38.90
77.40
38.50
15.35
.373
.288
1.5175E2
Lower Bound
1.4906E2
Upper Bound
1.5445E2
1.5197E2
1.4940E2
42.565
6.52418
137.30
161.45
24.15
11.20
.020
-.676
1.5117E2
1.4882E2
Lower Bound
.464
.902
2.30377
.550
1.063
1.30484
.464
.902
1.13032
24
Interval for Mean
Upper Bound
obesity
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
Normal
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
1.5352E2
1.5111E2
1.4932E2
28.108
5.30167
143.50
159.75
16.25
10.35
.604
-1.233
1.6357E2
1.6063E2
.491
.953
1.42603
1.6652E2
1.6357E2
1.6595E2
50.839
7.13015
151.40
176.05
24.65
10.30
-.144
-.938
1.6159E2
1.5760E2
.464
.902
1.88261
1.6558E2
1.6140E2
1.6165E2
60.252
7.76219
152.05
174.60
22.55
15.50
.290
-.1429
.550
1.063
25
TB/U
Stunted
obesity
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Stunted
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
-2.4164
Lower Bound
-2.6916
Upper Bound
-2.1412
-2.2986
-2.2400
.455
.66679
-5.38
-2.01
3.37
.22
-3.994
17.596
-2.3541
-2.4645
Lower Bound
Upper Bound
Obesity
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
.1336
.464
.902
.05309
-2.2437
-2.3385
-2.3200
.062
.24899
-2.99
-2.02
.97
.34
-.754
.484
-.8732
-1.1141
.491
.953
.11671
-.6323
-.9018
-.8600
.341
.58356
-1.77
.66
2.43
26
Normal
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
WHtR
Stunted
obesity
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Stunted
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
.5337
Upper Bound
.5671
.5471
.5500
.002
.04036
.50
.67
.17
.06
1.059
1.590
.4450
.4306
Lower Bound
.464
.902
.12991
-.7399
-1.0275
-1.0500
.287
.53563
-1.66
-.15
1.51
.97
.407
-1.233
.5504
Lower Bound
Upper Bound
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
.88
.561
.373
-1.0153
-1.2907
.550
1.063
.00807
.464
.902
.00692
.4594
.4460
.4400
.001
.03248
27
Obesity
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
Normal
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
.38
.49
.11
.05
-0.83
-.930
.5408
.5268
.491
.953
.00680
.5548
.5376
.5300
.001
.03402
.50
.65
.15
.04
1.512
2.994
.4406
.4263
.464
.902
.00672
.4548
.4412
.4400
.001
.02772
.37
.50
.13
.02
-5.88
2.664
.550
1.063
28
Table 2. Uji One Way ANOVA Kecukupan Magnesium
Descriptives
Persentase kecukupan magnesium
95% Confidence Interval for
Mean
Upper Bound
Minimum
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Maximum
Stunted obesity
25
62.5116
41.35924
8.27185
45.4393
79.5839
6.68
167.50
Stunted
Obesity
Normal
Total
22
25
17
89
84.4377
73.2344
64.1924
71.2646
40.03434
36.71774
23.42971
37.31500
8.53535
7.34355
5.68254
3.95538
66.6875
58.0781
52.1459
63.4041
102.1880
88.3907
76.2388
79.1251
31.86
24.95
33.12
6.68
183.91
201.44
130.36
201.44
Minimum
13.20
Maximum
80.44
19.56
16.44
24.87
13.20
109.65
78.80
67.37
109.65
Test Of Homogeneity of Variance
Persentase kecukupan magnesium
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1.856
3
85
.143
ANOVA
Persentase kecukupan magnesium
Sum of
Squares
Between Groups
6680.350
Within Groups
115851.630
Total
122531.980
Df
Mean Square
F
Sig.
3
85
88
2226.783
1362.960
1.634
.188
Table 3. Uji One Way ANOVA Kecukupan Asupan Protein
Descriptives
Persentase kecukupan protein
N
Stunted obesity
25
Mean
40.1236
Stunted
Obesity
Normal
Total
22
25
17
89
63.4586
40.0012
46.2782
47.0330
Std. Deviation
21.45759
Std. Error
4.29152
22.97646
18.49948
13.91531
21.80055
4.89860
3.69990
3.37496
2.31085
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound
Upper Bound
31.2663
48.9809
53.2714
32.3650
39.1236
42.4407
73.6458
47.6374
53.4328
51.6254
29
Test Of Homogeneity of Variance
Persentase kecukupan protein
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
3
1.018
85
.389
ANOVA
Persentase kecukupan protein
Sum of
Squares
8374.969
Between Groups
3348.260
Within Groups
41823
Total
Df
Mean Square
F
Sig.
3
85
88
2791.656
393.509
7.094
0.000
Table 4. Uji One Way ANOVA Kecukupan Asupan Kalsium
Descriptives
Persentase kecukupan kalsium
N
Stunted obesity
25
Mean
22.0280
Stunted
Obesity
Normal
Total
22
25
17
89
30.9095
26.4128
22.3318
25.5131
Std. Deviation
15.99444
Std. Error
3.19889
21.07966
18.08111
30.51179
21.4600
4.49420
3.61622
7.40020
2.24147
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound
Upper Bound
15.4258
28.6302
21.5633
18.9493
6.6441
21.0587
40.2557
33.8763
38.0195
29.9676
Minimum
4.63
Maximum
64.62
6.88
3.50
6.78
3.50
95.17
81.57
149.08
139.08
Test Of Homogeneity of Variance
Persentase kecukupan kalsium
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.220
3
85
.883
ANOVA
Persentase kecukupan kalsium
Sum of
Squares
1136.615
Between Groups
33812.873
Within Groups
3949.489
Total
Df
Mean Square
F
Sig.
3
85
88
378.872
449.563
.843
.474
30
Table 5. Uji One Way ANOVA Kecukupan Asupan Vitamin D
Descriptives
Persentase kecukupan vitamin d
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound
Upper Bound
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Stunted obesity
25
13.7336
10.98920
2.19784
9.1975
Stunted
Obesity
Normal
Total
22
25
17
89
19.8186
16.7728
15.9894
16.5224
12.10858
14.70393
13.03360
12.75827
2.58156
2.94079
3.16111
1.35237
14.4500
10.7033
9.2882
13.8348
Minimum
Maximum
18.2697
.01
38.00
25.1873
22.8423
22.6907
19.2099
3.33
1.33
3.33
.01
39.33
61.33
47.33
61.33
Test Of Homogeneity of Variance
Persentase kecukupan vitamin d
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.208
3
85
.891
ANOVA
Persentase kecukupan kalsium
Sum of
Squares
Between Groups
439.866
Within Groups
13884.203
Total
14324.068
Df
Mean Square
F
Sig.
3
85
88
146.622
163.344
.898
.446
31
Table 6. Uji One Way ANOVA Kadar Magnesium
Descriptives
Kadar magnesium
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound
Upper Bound
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Stunted obesity
25
1.0860E0
.2203163
.0440633
.995062
Stunted
Obesity
Normal
Total
22
25
17
89
1.5245E0
1.1154E0
.902453
1.1676E0
.2185156
.2076344
.4409241
.3461753
.0465877
.0415269
.1069398
.0366945
1.427666
1.029737
.675751
1.094695
Minimum
Maximum
1.176946
.5049
1.5257
1.621434
1.201151
1.129155
1.240541
1.2001
.5577
.2541
.2541
2.1505
1.6412
2.1505
2.1505
Test Of Homogeneity of Variance
Kadar magnesium
Levene Statistic
df1
2.702
df2
3
Sig.
85
.051
ANOVA
Kadar magnesium
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
4.233
6.313
10.546
df
Mean Square
F
Sig.
3
85
88
1.411
.074
18.997
.000
K
32
Table 7. Uji PostHoc Tukey-Bonferroni
Multiple Comparisons
Dependent Variable kadar magnesium
Tukey HSD
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
(I)Kelompok
responden
(J)Kelompok
responden
Stunted obesity
Stunted
Obesity
Normal
-.4385460
-.0294400
.1835511
.0796665
.0770820
.0856719
.000
.981
.148
-6.47319
-.231440
-.040960
-.229773
.172560
.408062
Stunted
Stunted obesity
Obesity
Normal
Stunted obesity
Stunted
Normal
Stunted obesity
Stunted
obesity
Stunted
Obesity
normal
Stunted obesity
Obesity
Normal
Stunted obesity
Stunted
Normal
Stunted obesity
Stunted
obesity
.4385460
.4091060
.6220971
.0294400
-.4091060
.2129911
-.1835511
-.6220971
-.2129911
-.4385460
-.0294400
.1835511
.4385460
.4091060
.6220971
.0294400
-.4091060
.2129911
-.1835511
-.6220971
-.2129911
.0796665
.0796665
.0880044
.0770820
.0796665
.0856719
.0856719
.0880044
.0856719
.0796665
.0770820
.0856719
.0796665
.0796665
.0880044
.0770820
.0796665
.0856719
.0856719
.0880044
.0856719
.000
.000
.000
.981
.000
.069
.148
.000
.069
.000
1.000
.210
.000
.000
.000
1.000
.000
.089
.210
.000
.089
.229773
.200333
.391473
-.172560
-.617879
-.011520
-.408062
-.852721
-437502
-653757
-.237670
-.047883
.223335
.193895
.384361
-.178790
-.624317
-.018443
-.414986
-.859833
.444426
.647319
.617879
.852721
.231440
.200333
.437502
.040960
-.391473
.011520
-223335
.178790
.414986
.653757
.624317
.859833
.237670
-.193895
.444426
.047883
-.384361
.018443
Obesity
Normal
Bonferroni
Mean
Difference
(I-J)
Stunted obesity
Stunted
Obesity
Normal
Std. Error
Sig.
*The mean difference is significant at the 0.05 level
33
Download