KADAR MAGNESIUM PADA REMAJA STUNTED-OBESITY USIA 17-19 TAHUN Artikel Penelitian Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Fahad Syifausshudur 22030114130105 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018 i HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama NIP Jabatan/Gol Sebagai : Prof. dr. H.M. Sulchan, M.Sc,DA.Nutr.,SpGK : 194906201976031001 : Guru Besar/IVd :Pembimbing I 2. Nama NIP Jabatan/Gol Sebagai : Binar Panunggal, S.Gz., M.PH : 198505162014041001 : Asisten Ahli/IIIb : Pembimbing II Menyatakan bahwa : Nama : Fahad Syifausshudur NIM : 22030114130105 Angkatan : 2014 Judul Penelitian : Kadar Magnesium Remaja Stunted-Obesity Usia 17-19 Tahun Telah siap untuk melaksanakan Seminar Hasil Penelitian Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk menerbitkan surat undangan Seminar Hasil Penelitian Semarang, 1 Agustus 2018 Pembimbing I Prof. dr. H.M. Sulchan, M.Sc,DA.Nutr.,SpGK NIP. 194906201976031001 Pembimbing II Binar Panunggal, S.Gz., M.PH NIP. 198505162014041001 ii Magnesium Levels among Stunted-Obesity Adolescent age 17-19 years Old Fahad Syifausshudur1, M. Sulchan2, Binar Panunggal2 ABSTRACT Background : Based on thrifty gen hypothesis, stunted has a change in body composition and fat storage that cause obesity. Chronic inflammation that occurs in obesity can develop into insulin resistance, whereas magnesium is a micronutrient that is associated with insulin sensitivity. This study aimed to prove magnesium levels among stunted-obesity adolescent age 17-19 years old is low. Method : This study was a cross sectional. Subject who followed this study until done is 89 people. Stunted was determined by Height for Age and obesity was determined by Waist to Height Ratio (WHtR). Measurements of Magnesium levels using Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometer (ICP-OES). The data analysis was used One Way ANOVA. Result : The average of magnesium levels in stunted obesity is 1.08±0.22 mg/dL, while stunted non obesity 1.52±0.22 mg/dL, non stunted-obesity 1.11±0.21 mg/dL, and non stunted-non obesity is 0.90±0.44 mg/dL. Statistic analysis showed significant result (p=0.000). Conclusion : The average of magnesium levels in stunted obesity is proven to be lower than stunted non obesity. Keywords : Magnesium levels, adolescent, obesity, stunted. 1 Student of Nutrition Science Department of Medical Faculty, Diponegoro University Lecturer of Nutrition Science Department of Medical Faculty, Diponegoro University 2 iii Kadar Magnesium pada Remaja Stunted-Obesity Usia 17-19 Tahun Fahad Syifausshudur1, M. Sulchan2, Binar Panunggal2 ABSTRAK Latar belakang : Berdasarkan hipotesis thrifty gen, remaja stunted memiliki perubahan komposisi tubuh dan penyimpanan lemak yang dapat memicu terjadinya obesitas. Inflamasi kronik yang terjadi pada kondisi obesitas dapat berkembang menjadi resistensi insulin, dimana magnesium merupakan mikronutrien yang berperan aktif dalam kerja insulin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kadar magnesium pada remaja stunted-obesity usia 17-19 tahun rendah. Metode : Digunakan rancangan cross sectional dengan subjek sebanyak 89 orang. Kriteria stunted menggunakan Z-Score tinggi badan terhadap usia (TB/U) dan obesitas menggunakan waist to height ratio (WHtR). Pengukuran kadar magnesium menggunakan alat Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometer (ICPOES). Analisis perbedaan kadar magnesium antar kelompok menggunakan uji One Way ANOVA. Hasil : Rerata kadar magnesium pada kelompok stunted-obesity sebesar 1.08±0.22 mg/dL, stunted-non obesity 1.52±0.22 mg/dL, non stunted-obesity 1.11±0.21 mg/dL, dan non stunted-non obesity sebesar 0.90±0.44 mg/dL. Hasil uji statistik kadar magnesium antar kelompok menunjukan beda yang signifikan (p=0.000) Simpulan : Rerata kadar magnesium pada kelompok stunted-obesity terbukti lebih rendah dari kelompok stunted-non obesity dan non stunted-obesity, namun tidak terbukti lebih rendah dibandingkan kelompok non stunted-non obesity. Kata Kunci : Kadar magnesium, remaja, obesitas, stunted 1 2 Mahasiswa Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Dosen Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro iv PENDAHULUAN Obesitas merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan meningkatnya simpanan lemak di jaringan adiposa yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara energy intake dan eneryi expenditure yang juga dihubungkan dengan genetik, metabolisme dan faktor lingkungan1. Berdasarkan data yang dilaporkan National Health dan Nutrition Exmaination Survey (NHNES II), pada tahun 1984 prevalensi obesitas pada remaja usia 12-19 tahun sebesar 1,7% sementara pada tahun 2009-2010 (NHNES V) prevalensinya meningkat menjadi 18,4%2. Peningkatan prevalensi obesitas pada remaja juga terjadi di Indonesia, bahkan peningkatan prevalensinya paling tinggi di antara kelompok usia lainnya yaitu yang dari semla 1,4% menjadi 7.3% dengan perincian 5,7% overweight dan 1,6% obesitas3. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa salah satu faktor yang memicu peningkatan prevalensi obesitas di negara berkembang adalah stunting. Stunting merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki tinggi badan dibawah normal berdasarkan usianya4. Stunted Obesity atau obesitas yang dilatarbelakangi karena stunting merupakan kondisi kelebihan akumulasi lemak tubuh yang dilatarbelakangi oleh kondisi stunted dan diperparah dengan adanya faktor-faktor pemicu obesitas lainnya seperti asupan energi berlebih dan aktifitas fisik yang rendah5. Individu yang mengalami kekurangan energi kronis akan beradaptasi untuk dapat bertahan hidup dengan cara mengurangi pengeluaran energi seminimal mungkin. Adaptasi tersebut menyebabkan perubahan terhadap gen yang disebut Thrifty gen6. Gen inilah yang akan memicu timbulnya keseimbangan energi positif sehingga dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan kondisi overweight atau obesitas. Keadaan stunting juga menyebabkan terjadinya adaptasi yang berpengaruh terhadap enzim dan hormone di dalam tubuh sepperti berkurangnya konsentrasi insulin growth factor-1 (IGF-1) yang menyebabkan aktifitas hormone-hormon lipolitik menjadi turun, serta meningkatnya konsentrasi enzim-enzim glukoneogenik yang menyebabkan oksidasi glukosa lebih sering terjadi dibandingkan oksidasi lemak sehingga terjadi 1 penumpukan lemak7,8. Penumpukan lemak yang terjadi khususnya pada jaringan abdomen dapat menyebabkan inflamasi dan stress oksidatif yang merupakan prekusor dari berbagai gangguan metabolisme salah satunya resistensi insulin9. Inflamasi pada individu stunting maupun obesitas akan menghambat sinyal insulin pada jaringan adiposa dan hepatosit melalui mekanisme seluler yaitu dengan meningkatkan kadar TNF- α yang bersifat menghambat IRS-1 (Insulin Reseptor Substrat) melalui reseptor P55 sekaligus menghambat PPAR γ10. Magnesium memiliki peran dalam menjaga homeostasis glukosa dan kerja insulin. Sebagai kofaktor beberapa enzim, magnesium berperan dalam metabolisme glukosa khususnya pada jalur yang menggunakan ikatan phosfat berenergi tinggi atau reaksi transfer ATP. Apabila terjadi defisiensi magnesium maka akan menimbulkan kerusakan tirosin kinase pada reseptor insulin, hal inilah yang akan menimbulkan kemampuan insulin dalam menstimulasi glukosa menurun sensitifitasnya11,12. Inflamasi yang terjadi pada obesitas dan stunting diduga mampu menurunkan kadar magnesium dalam darah. Inflamasi kronis menyebabkan tubuh melepaskan neuropeptide, sitokin, prostaglandin dan leukotrin dimana pelepasan tersebut akan meningkatkan kadar kalsium intraseluler yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal pada neuropeptide dan menurunkan kadar magnesium dalam darah12. METODE PENELITIAN Penelitian ini bergerak dalam ruang lingkup gizi masyarakat dengan menggunakan desain cross-sectional. Skrining dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 hingga Mei 2018 di Universitas Diponegoro dan pengukuran kadar magnesium dilakukan di laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Populasi target dalam penelitian ini adalah remaja usia 17-19 tahun, sedangkan populasi terjangkaunya adalah remaja usia 17-19 tahun di Universitas Diponegoro, Semarang. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan metode purposive sampling yang membagi subjek menjadi 4 kelompok berbeda yaitu kelompok stunted-obesity, kelompok stunted-non obesity, kelompok 2 non stunted-obesity dan kelompok non stunted- non obesity. Penelitian ini dilakukan dengan dasar etichal clearance (EC) yang dikeluarkan oleh Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini pada masing-masing kelompok sebanyak 17 orang sehingga total sampel yang dibutuhkan sebanyak 68 orang. Berdasarkan hasil skrining yang dilakukan pada 1848 mahasiswa Universitas Diponegoro, dipilih subjek yang memiliki status gizi obesitas dan stunting untuk kelompok stunted-obesity, subjek yang memiliki status gizi stunting dan tidak obesitas untuk kelompok stunted-non obesity, subjek yang memiliki status gizi obesitas dan tidak stunting untuk kelompok non stunted-obesity, dan untuk subjek yang memiliki status gizi tidak stunting dan tidak obesitas untuk kelompok non stunted-non obesity. Skrining yang dilakukan berupa pengukuran tinggi badan menggunakan microtoisse dengan ketelitian 0.1 cm, berat badan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0.1 kg, pengukuran lingkar pinggang dan lingkar leher menggunakan pita metlin dengan ketelitian 0.1 cm. Kriteria inklusi pada penelitian ini meliputi remaja berusia 17-19 tahun 0 bulan pada saat dilakukan skrining, mengalami obesitas yang dibuktikan dengan waist to height Ratio (WHtR) diatas 0.51 untuk laki-laki dan 0.50 untuk perempuan, termasuk dalam golongan stunted dengan melihat apabila TB/U menunjukkan Z score <-2 SD menggunakan WHO anthroplus, bersedia menjadi subjek penelitian dengan mengisi informed consent, tidak merokok, tidak memiliki cacat fisik, tidak sedang mengonsumsi obatobatan untuk obesitas, diabetes, dan peninggi badan dalam satu bulan terakhir, tidak dalam keadaan sakit atau perawatan dokter, tidak memiliki riwayat penyakit gagal ginjal kronik, diare kronis dan diabetes mellitus, serta dapat diajak berkomunikasi. Sedangkan untuk kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah mengundurkan diri saat penlitian berlangsung, meninggal dunia saat penelitian berlangsung, dan pindah institusi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status gizi obesitas dan stunting. Variabel terikat adalah kadar magnesium dalam serum. Variabel perancu dalam 3 penelitian ini adalah asupan magnesium, protein, vitamin D, dan kalsium. Asupan zat gizi merupakan rata-rata asupan dari makanan dan minuman yang diperoleh dengan wawancara menggunakan Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQFFQ). Hasil SQ-FFQ selanjutnya di analisis dengan Nutrisurvey 2007. Presentase kecukupan asupan magnesium, vitamin D dan kalsium dibandingkan dengan AKG, sementara persentase kecukupan asupan protein dibandingkan dengan kebutuhan masing-masing responden. Kadar magnesium diperoleh melalui pengambilan darah melalui venna mediana cubiti sebanyak 5 cc oleh petugas rumah sakit pada jam 06.00-09.00. Sebelum dilakukan pengambilan darah, subjek dianjurkan untuk melakukan puasa terlebih dahulu selama minimal 8 jam. Darah yang diambil selanjutnya dilakukan sentrifuge pada 3000 rpm selama 10 menit, kemudian disimpan dalam suhu -800C hingga dilakukan analisis. Kadar magnesium diukur menggunakan alat Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES) pada gelombang 279.077 nm. Analisis data statistik menggunakan software statistik. Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik subjek dengan mendeskripsikan setiap variable meliputi data jenis kelamin dan usia. Analisis perbedaan kadar magnesium pada masing-masing kelompok menggunakan uji ANOVA. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil skrining pada bulan agustus 2017 hingga Mei 2018 di Universitas Diponegoro, diketahui kejadian obesitas pada remaja non stunted mencapai 16,32%, sedangkan kejadian obesitas pada remaja stunted mencapai 21,18%. Kejadian obesitas pada remaja usia 17-19 tahun baik dengan kondisi stunted maupun non stunted menyentuh angka 16.99% 4 Tabel 1. Gambaran Populasi Subjek Status Gizi Obesity Non-obesity Total Stunted Non Stunted Total 54 (21,18%) 260 (16,32%) 314 (16.99%) 201 (78,82%) 1333 (83,68%) 1534 (83.01%) 255 (100%) 1593 (100%) 1848 (100%) Total subjek yang terlibat sampai akhir penelitian sebanyak 89 subjek yang dibagi kedalam 4 kelompok, yaitu kelompok stunted-obesity, kelompok stunted-non obesity, kelompok non stunted-obesity dan kelompok non stunted- non obesity (normal). Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada table 1. Tabel 2. Karakteristik Jenis Kelamin Subjek Penelitian Karakteristik Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok non stunted-obesity stunted-non non stunted- stunted-non obesity obesity obesity (n = 22) (n = 25) (n = 17) (n = 25) Total n % n % n % n % n % Laki-laki 10 40% 6 27,7% 13 52% 7 41.18% 36 40.45% Perempuan 15 60% 16 72,7% 12 48% 10 48.82% 53 59.55% Total 25 100% 22 100% 25 100% 17 100% 89 100% Jenis kelamin Tabel 2 menunjukan karakteristik subjek berupa jenis kelamin. Mayoritas subjek pada kelompok stunted-obesity , stunted-non obesity, dan non stunted-non obesity berjenis kelamin perempuan. Sedangkan pada kelompok non stunted-obesity jumlah jenis kelamin laki-laki lebih banyak. 5 Tabel 3. Karakteristik Subjek Berdasarkan Antropometri Variabel Kelompok Kelompok Kelompok non Kelompok non stunted-obesity stunted-non stunted-obesity stunted-non obesity obesity (normal) Rerata±SB Rerata±SB Rerata±SB Rerata±SB Berat Badan (kg) 62.55±12.13 48.34±6.94 74.21±10.72 55.64±9.50 Tinggi 151.75±6.52 151.17±5.30 163.57±7.13 161.59±7.76 WHtR 0.55±0.04 0.44±0.03 0.54±0.04 0.44±0.03 TB/U (SD) -2.42±0.67 -2.35±0.25 -0.87±0.58 -1.01±0.54 Badan (cm) Tabel 3 menunjukan karakteristik subjek berdasarkan berat badan, tinggi badan, WHtR, dan TB/U. Tabel 4. Persen Kecukupan Asupan Magnesium, Protein, Vitamin D, dan Kalsium Variabel Kelompok Kelompok Kelompok non Kelompok stunted- stunted-non stunted- non stunted- obesity obesity obesity non obesity p (normal) Rerata±SB Rerata±SB Rerata±SB Rerata±SB Magnesium 62.51±41.36 84.44±40.03 73.23±36.72 64.19±23.43 0.188 Protein 40.12±21.46 63.46±22.98 40.00±18.50 46.28±13.92 0.000 Vitamin D 13.73±10.96 19.82±12.11 16.77±14.70 15.99±13.03 0.446 Kalsium 22.03±15.99 30.91±21.08 26.41±18.08 25.51±21.46 0.474 Uji One Way ANOVA Tabel 4 menunjukan kecukupan magnesium, protein, vitamin D dan kalsium. Selama penelitian berlangsung, terdapat perbedaan signifikan pada kecukupan protein antara 4 kelompok (p=0.000). Sedangkan untuk kecukupan magnesium, kecukupan kalsium dan kecukupan vitamin D menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara 4 kelompok (p>0.05). 6 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Subjek Berdasarkan Kategori Kadar Magnesium Kategori kadar Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok stunted-obesity stunted-non non stunted- non stunted- obesity obesity non obesity magnesium n Rendah (<1.7 mg/dL) % N % n % n % Total n % 25 100.00% 17 77.27% 25 100.00% 16 94.12% 83 93.26% Normal (1.7-2.2 mg/dL) 0 0.00% 5 22.73% 0 0.00% 1 5.88% 6 6.74% Tinggi (>2.2 mg/dL) 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% Tabel 5 merupakan tabel distribusi berdasarkan nilai kadar magnesium yang telah dikelompokkan dalam 3 kategori pada 4 kelompok, yaitu kategori rendah (<1.7 mg/dL), kategori normal (1.7-2.2 mg/dL) dan kategori tinggi (>2.2 mg/dL). Dari hasil tabulasi didapatkan bahwa kadar magnesium kategori rendah paling banyak terdapat pada kelompok stunted-obesity dan non stunted-obesity (100%) sedangkan kelompok stunted-non obesity dan non stunted-non obesity berturut turut sebesar 77.27% dan 94,12%. Tabel 6. Hasil Uji Perbedaan Kadar Magnesium antar Kelompok (mg/dL) Kelompok Subjek N Rerata ± SB Median (minimum- maximum) b stunted-obesity 25 1.11 (0.50-1.53) 1.08±0.22 stunted-non obesity 22 1.52 (1.20-2.15) 1.52±0.22a,c,d non stunted-obesity 25 1.16 (0.56-1.64) 1.11±0.21b non stunted-non obesity 17 0.93 (0.25-2.15) 0.90±0.44b p 0.000 One Way ANOVA,Stunted-obesitya, Stunted-non Obesityb, Non Stuntedobesityc, Non Stunted-non Obesityd. *Uji Tabel 6 menunjukan rerata kadar magnesium selama penelitian berlangsung pada subjek penelitian. Rerata kadar magnesium pada kelompok stunted-obesity sebesar 1.08±0.22 mg/dL, stunted-non obesity 1.52±0.22 mg/dL, non stunted-obesity 1.11±0.21 mg/dL, dan non stunted-non obesity 0.90±0.44 mg/dL. Setelah dilakukan analisis statistik lebih lanjut, meskipun rerata kadar magnesium kelompok non stunted-non obesity lebih rendah dibanding kelompok lain, 7 namun berdasarkan uji posthoc Bonferroni menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok non stunted-non obesity dengan stunted-obesity (p=0.210) dan berdasarkan uji posthoc Tukey pada kelompok non stunted-non obesity dengan non stunted-obesity juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0.069). Selain itu, meskipun rerata kelompok non stunted-obesity lebih tinggi dibanding kelompok stunted-obesity namun secara uji posthoc Tukey juga tidak menunjukkan beda yang signifikan (p=0.981). PEMBAHASAN Karakteristik Subjek Hasil skrining yang dilakukan pada 1848 remaja usia 17-19 tahun, didapat kejadian obesitas pada remaja stunted sebesar 21,18%, sedangkan kejadian obesitas pada remaja non stunted sebesar 16,32%. Kejadian obesitas lebih tinggi pada remaja stunted dibandingkan remaja non stunted. Berdasarkan hipotesis thrifty gene, disebutkan bahwa anak stunted memiliki perubahan komposisi tubuh dan penyimpanan lemak yang dapat mempengaruhi adipositas berlebih dan distribusi lemak abdominal. Hal ini dikarenakan adanya penurunan metabolisme oksidasi lemak. Penurunan metabolisme lemak yang terjadi pada anak stunted menjadikan tubuh selalu beradaptasi dengan cara meminimalisir kebutuhan energi dalam keadaan kalori rendah sehingga tubuh tetap dapat beraktifitas walaupun tidak seaktif anak non stunted. Namun hal ini juga dapat mempercepat perubahan berat badan saat jumlah kalori yang dikonsumsi berlebih, sehingga hal ini memicu terjadinya obesitas14,15,16. Obesitas dipercaya sebagai penyebab utama terjadinya resistensi insulin17. Salah satu mineral yang berperan aktif dalam kerja insulin adalah magnesium. Dalam metabolisme, magnesium memiliki peranan dalam mempermudah glukosa masuk ke dalam sel dan juga merupakan kofaktor dari berbagai enzim untuk oksidasi glukosa. Apabila terjadi defisiensi magnesium intraseluler maka dapat menimbulkan defek tirosin kinase yang akan menimbulkan kemampuan insulin dalam menstimulasi glukosa menurun sensitifitasnya dan mengakibatkan terjadinya resistensi 8 insulin11,12,18. Untuk mendeteksi adanya defisiensi magnesium pada seseorang dapat menggunakan pengukuran kadar magnesium melalui vena. Kadar Magnesium pada Empat Kelompok (stunted obesity; stunted-non obesity; non stunted-obesity; dan non stunted-non obesity) Pengukuran kadar magnesium yang dilakukan terhadap empat kelompok menunjukkan bahwa 93.26% subjek penelitian memiliki kadar magnesium kategori rendah, dengan rincian setiap kelompoknya sebagai berikut: (1) stunted obesity 100%; (2) stunted-non obesity 72.77%; (3) obesity-non stunted 100% dan; (4) non stunted-non obesity 94.12%. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian hipomagnesemia pada remaja usia 17-19 tahun tergolong tinggi dan subjek dengan kondisi obesitas mengalami hipomagnesemia sebanyak 100%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa hipomagnesemia lebih sering terjadi pada orang dengan kondisi obesitas. Faktor yang dianggap dapat menyebabkan hipomagnesemia pada subjek penelitian adalah asupan yang kurang. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara SQ-FFQ menunjukkan kecukupan magnesium, protein, kalsium, maupun vitamin D pada semua kelompok berada pada kategori kurang. Kecukupan magnesium yang kurang dapat menimbulkan banyak efek sistemik bagi tubuh karena dapat menimbulkan inflamasi kronis, peningkatan stress oksidatif, dan juga memicu terjadinya resistensi insulin. Pengetahuan mengenai sumber magnesium yaitu sayuran hijau tua, buah-buahan (pisang, alpukat), kacang, produk kedelai dan produk gandum perlu diketahui agar remaja usia 17-19 tahun tidak mengalami kekurangan magnesium secara terus menerus19. Selain kecukupan magnesium, kecukupan protein juga berhubungan dengan kejadian hipomagnesemia. Sekitar 30% serum magnesium ditemukan dalam kondisi berikatan dengan protein, terutama pada albumin20. Selain itu protein dalam bentuk protein-carrier berfungsi membantu absorbs magnesium dalam usus sehingga dapat beredar kedalam darah21. Kecukupan protein yang kurang dapat berdampak ke 9 gangguan mukosa sehingga berakibat pada penurunan kemampuan absorbsi magnesium19. Vitamin D dalam bentuk 1,25-dihydroxyvitamin D [1,25(OH)2D] dianggap mampu meningkatkan absorbsi magnesium didalam usus. Hasil penelitian yang dilakukan Zittarman dkk tahun 2013 menunjukkan bahwa defisiensi 1,25(OH)2 vitamin D merupakan salah satu penyebab terjadinya hipomagnesemia22, 23 . Selain kecukupan vitamin D, kecukupan kalsium yang kurang juga dapat memicu terjadinya hipomagnesemia. Hal ini dikaitkan karena asupan kalsium yang kurang dapat berdampak pada hipokalsemia dan hipokalsemia akan merusak pelepasan hormon paratiroid. Hormon paratiroid berperan penting dalam reabsorbsi magnesium dalam ginjal sekaligus bersama vitamin D membantu meningkatkan penyerapan magnesium dalam usus24. Perbedaan Kadar Magnesium pada Keempat Kelompok (stunted obesity; stunted-non obesity; non stunted-obesity; dan non stunted-non obesity) Rerata kadar magnesium dalam darah pada kelompok stunted-non obesity menunjukkan hasil perbedaan yang signifikan terhadap ketiga kelompok lainnya (p=0.000). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ahsan dkk, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara TB/U dengan hipomagnesemia25. Individu dengan kondisi stunting akan anabolisme protein yang berdampak pada penurunan konsentrasi protein dalam serum. Penurunan protein ini akan mengakibatkan menurunnya jumlah proteincarrier yang membawa magnesium dan menurunkan kemampuan hormon paratiroid26. Apabila kondisi obesitas diperparah dengan adanya kondisi stunted maka resiko hipomagnesemia akan lebih meningkat. Perbedaan hasil penelitian ini terjadi karena beberapa faktor yang berada diluar kendali peneliti. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar magnesium dalam darah adalah kejadian infeksi yang diderita subjek penelitian secara terperinci. Kejadian infeksi hanya direkam menggunakan formulir penyaringan yang berisikan data 10 riwayat penyakit infeksi, sedangkan riwayat infeksi tidak cukup kuat menggambarkan kejadian infeksi secara terperinci karena hanya mengandalkan daya ingat subjek penelitian. Selain itu, berdasarkan analisis statistik persen kecukupan asupan yang telah dilakukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kecukupan protein (p=0.000) dimana kelompok stunted-non obesity lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Disisi lain, meskipun tidak menunjukkan beda signifikan secara statistic namun rerata persen kecukupan asupan magnesium, kalsium maupun vitamin D pada kelompok stunted-non obesity lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Hal inilah yang diduga menjadi penyebab kadar magnesium kelompok stunted-non obesity lebih tinggi dan menunjukkan beda yang signifikan. Meskipun demikian, Immanuel dkk menyatakan bahwa determinasi nilai serum magnesium bukan merupakan metode yang baik untuk memeriksa status magnesium dalam tubuh, karena jumlah magnesium ekstraseluler hanya sekitar <1% dari total magnesium pada tubuh manusia, oleh karena itu nilai magnesium tidak dapat menggambarkan jumlah aktual dari total magnesium dalam tubuh. Pada tubuh manusia diketahui bahwa 30% dari magnesium serum merupakan magnesium yang terikat dengan protein. Jika nilai protein berubah, maka juga dapat mempengaruhi nilai magnesium27. KETERBATASAN PENELITIAN Keterbatasan penelitian ini adalah tidak adanya pemantauan secara terperinci terhadap penyakit infeksi subjek penelitian sebelum dilaksanakan pengambilan darah sehingga dapat mempengaruhi kadar magnesium dalam darah. 11 SIMPULAN 1. Rerata kadar magnesium pada kelompok stunted-obesity terbukti lebih rendah dari kelompok stunted-non obesity dan non stunted-obesity, namun tidak terbukti lebih rendah dibandingkan kelompok non stunted-non obesity 2. Subjek penelitian pada kelompok stunted-obesity dan non stunted-obesity mengalami hipomagnesemia 100%, sementara pada kelompok stunted-non obesity hipomagnesemia sebesar 72.77% dan non stunted-non obesity 94.12% 3. Terdapat perbedaan signifikan kadar magnesium antar kelompok (p=0.000) SARAN Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan nilai serum protein sekaligus. Selain itu, memperhatikan secara terperinci variabel-variabel yang mempengaruhi kadar magnesium dalam darah seperti riwayat penyakit infeksi pada subjek. Remaja obesitas baik stunted-obesity maupun non stunted-obesity disarankan untuk menurunkan lingkar pinggang sesuai dengan WHtR yang dianjurkan; mengonsumsi sumber-sumber magnesium, protein, kalsium, dan vitamin D sehingga dapat terhindar dari hipomagnesemia dan dapat menurunkan resiko resistensi insulin sejak usia dini. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada subjek penelitian, yaitu mahasiswa di Universitas Diponegoro atas partisipasi, waktu dan kerjasama dalam kegiatan penelitian. Terimakasih kepada Prof. dr. H.M. Sulchan, M.Sc. Da.Nutr., Sp.GK dan Binar Panunggal, S.Gz., M.PH yang telah memberikan bimbingan dan saran. Terimakasih pada teman-teman yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian. 12 DAFTAR PUSTAKA 1. Selvakumar C, Maheswari C, Suganthi, Archana. Oxidant-Antioxidant disturbance in men classified as obese according to the preliminary WHO guidelines for Asians. Journal of Stress Physiologi & Biochemistry. 2012.; 8(1): 172-181 2. Centers for Disease Control and Prevention. Healthy weight, overweight, and obesity among U.S. adults. 2010. 3. Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. 2013 4. Aly GS, Shaalan AH, Mattar MK, et al. Oxidative stress status in nutritionally stunted children. Egyptian pediatric Association Gazette. 2014. 62(1): 28-33 5. Hoffman DJ, Martins PA, Roberts SB. Body fat distribution in stunted compared with normal-height children from the shantytowns of São Paulo , Brazil. Journal Nutrition. 2007. 23(9):640–6. 6. Ramos CV, Dumith SC, César JA. Prevalence and factors associated with stunted and excess weight in children aged 0-5 years from the Brazilian semiarid region No Title. 2015. Journal Pediatria 91:175–82. 7. Sawaya AL, Grillo LP, Verreschi I, Carlos da Silva A, Roberts SB. Mild stunting is associated with higher susceptibility to the effects of high-fat diets: studies in a shantytown population in São Paulo, Brazil. 1998. Journal Nutrition. 128(suppl):415S–20S 8. Duff D, Snell K. Effect of altered neonatal nutrition in the development of enzymes of lipid and carbohydrate metabolism in the rat. 1982. Journal Nutrition. 112:1057–66 9. Francisqueti FV, et al. The role of oxidative stress on the pathophysiology of metabolic syndrome. 2017. Revista da Associacao Medica Brasileria. 63(1):85-91 13 10. Mardilovich K, Pankratz SL, Shaw LM. Expression and Function of the Insulin Reseptor Substrate Protein in cancer. 2009. Cell Communication and Signaling. 7:14 11. Larsson SC, Wolk A. Magnesium Intake and Risk of Type 2 Diabetes: a meta-analysis. 2007 . Diabetes Care. 262(2):208–14. 12. Sales CH, Pedrosa LDFC. Magnesium and diabetes mellitus: their relation. 2006. Clinical Nutrition. 25:554-62. 13. Pham PCT, Miller JM, Pham PTT. Hypomagnesemia in Patients with Type Diabetes. 2007. Clinical Journal of American society of Nephrology. 2: 366373 14. Balg U, Belsare P, Watve M, Jog M. Can Thrify Gene(s) or Predictive Fwtal Programming for Thriftiness Lead to Obesity?. 2011. Journal of Obesity Hindawi EPublishing Corporation. [homepage on the Internet]. c2018 [cited 2018 Augustus 2]. Available from http://dx.doi.org/10.1555/2011/861049 15. Pomeroy E, Stock JT, Stanojevic S, dkk. Stunting, Adiposity, and the Individual-Level “Dual Burden” among Urban lowland and Rural Highland Peruvian Children. 2014. American Journal of Human Biology. 26(4). [homepage on the Internet] c2018 [cited 2018 Augustus 2]. Available from https://doi.org/10.1002/ajhb.22551 16. Wilson HJ, Dickinson F, Hoffman DJ, dkk. Fat free mass explains the relationship between stunting and energy expenditure in urban Mexican maya children. Annals of Human Biology. 2012. 39(5): 432-439. 17. National Institute of Diabetes and Disgestive and Kidney Disease. Insulin Resistance and Prediabetes. 2014. 18. Ross AC, Taylor CL, Yaktine AL. Dietary Refference Intakes for Calcium and Phosphorus, Magnesium, Vitamin D, and Fluoride. Washington: Institute of Medicine. [homepage on the Internet] c2018 [cited 2018 Augustus 2]. Available from https://www.ncbi.nlm.gov/books/NBK56070 14 19. Cheng William, Sekartini R. Hubungan status Gizi, Asupan Besi, dan Magnesium dengan Gangguan Tidur Anak Usia 5-7 Tahun di Kampung Melayu, Jakarta Timur Tahun 2012. eJournal Kedokteran Indonesia. 2014; 2(2):85-90 20. Martin H. Kroll. Ronald J. Ellin. Relationship between Magnesium and Protein Concentration in Serum. . Clinical Chemistry. 1985; 31(2):244-246 21. Jackie Burgess RDH. Magnesium Absorption and Asimilation. The Afib Report. 2010: 25(1):101-112 22. Zitterman, A. Magnesium deficit? Overlooked cause of low vitamin D status?. Biomed Central. 2013. 11: 229. 23. Deng, X. Song, Y. Mansonn, JE. Dkk. Magnesium, Vitamin D Status and Mortality; results from US National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES ) 2001 to 2006 and NHANES III. BioMed Central. 2013. 11:187 24. Jeroen, H. de Baaij, F. Joost, G. dkk. Regulation of magnesium balance: Lessons learned from human genetic Disease. Clinical Kidney Journal. 2012. 5:i15-i24. 25. Ahsan T, Rahman M, AhsaN M. dkk. Multiple micronutrient (zinc, magnesium) therapy to severe malnourished children: effect on growth catch up and clinical recovery. ESJ. 2013:9:103-115 26. El-Maksoud, A.M.A. Khairy, S.A. Sharada, HM. dkk. Evaluation of proinflamatory cytokines in nutritional stunted Egyptian children. EgyptIan pediatric association Gazette. 2017. 80-84 27. Immanuel S, Iriani A. The reference of serum, plasma, and erytrocites magnesium. Medical Journal Indonesia. 2006:15;229-235 15 Lampiran 1. Formulir Skrining FORMULIR SKRINING 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Fakultas : Prodi/Departemen : No. Identitas : Nama : Jenis Kelamin : No HP/Id Line : Tanggal Lahir : Asal Daerah : Alamat rumah : Alamat Kos : Tanggal Ukur : Pengukuran Antropometri Pengukuran 1 TB : BB : LILA : L. Pinggang : L. Leher : L. Lengan : Pengukuran 2 16 Lampiran 2. Informed Consent FORMULIR INFORMASI DAN PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN JUDUL PENELITIAN : Kadar Magnesium pada Remaja Stunted-Obesity usia 17-19 tahun INSTANSI PELAKSANA : Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro INFORMASI PENELITIAN Saudara/i yth, Perkenalkan nama saya Fahad Syifausshudur, mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi S1 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Guna mendapatkan gelar sarjana gizi, maka salah satu syarat yang ditetapkan adalah menyusun sebuah karya tulis ilmiah skripsi atau penelitian. Penelitian yang akan saya lakukan berjudul “Kadar Magnesium pada Remaja Stunted-Obesity usia 17-19 tahun” Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kadar magnesium pada remaja dengan status gizi stunting dan obesitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya responden mengenai gambaran kadar magnesium pada remaja stunting-obesity serta risiko stunting terhadap obesitas. Dalam penelitian, dilakukan dengan mengambil data antropometri, berupa mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar leher. Selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel darah melalui vena mediana cubiti sebanyak 6 ml darah sebanyak satu kali yang dilakukan oleh petugas pengambil darah dari Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Sebelum dilakukan pengambilan darah, responden dianjurkan untuk melakukan puasa ±8jam.Sampel darah ini kami akan digunakan untuk keperluan pengukuran kadar magnesium. Efek samping yang sering terjadi setelah pengambilan darah adalah responden akan mengalami sedikit nyeri dan memar yang bersifat sementara setelah darah 17 diambil menggunakan jarum suntik. Namun apabila terjadi pingsan, alergi, pendarahan yang berlebihan, hematoma, atau efek samping lainnya maka subjek dapat menghubungi peneliti agar dilakukan upaya tindakan lebih lanjut. Penelitian ini tidak membahayakan nyawa saudara/i. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan. Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini juga tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan saudara/i dalam bentuk apapun. Data dari hasil pemeriksaan dapat saya jamin kerahasiaannya, yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek, dan data tersebut hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Maka dari itu, saudara/i tidak perlu takut atau ragu-ragu untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. Responden berhak kapanpun mengundurkan diri tanpa mengurangi haknya sebagai pendukung/pasien. Apabila ada informasi yang belum jelas, saudara/i dapat menghubungi saya Fahad Syifausshudur, Program Studi Ilmu Gizi, No. HP 082220704528. Demikian penjelasan dari saya. Terima Kasih atas perhatian dan kerjasama saudara/i dalam penelitian ini. Setelah membaca dan memahami penjelasan tentang penelitian, dengan ini saya menyatakan : SETUJU/TIDAK SETUJU Untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian dan penelitian tersebut. Semarang, ………2018 Nama Alamat Saksi 1 : : Tanda Tangan: Saksi 2 Nama Alamat : : Tanda Tangan : Responden Nama : Alamat : Tanda Tangan : 18 Lampiran 3. Data responden Kelompok Stunted Obesity No Nama Jenis Kelamin Berat badan (kg) Tinggi Badan (cm) TB/U WHtR Kecukupan Magnesium (%) Kecukupan Protein (%) Kecukupan Vitamin D (%) Kecukupan Kalsium (%) Kadar Magnesium (mg/dL) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 RS ARA RN ABS AAN BRND CKH FS FF MIA MY NH NAS ASC BYMB LCA WDP TH FCBU IMPS II MKB MRI SAKP YPH P P P P L P L L L L L P P P L L P P P P L P L P P 63.6 46.8 57.6 49.7 68.4 63.7 70.3 81.2 75.3 78.4 78.7 64.4 49.2 48.60 40.90 59.80 53.00 67.70 91.60 52.20 62.30 61.70 62.80 60.20 55.60 148.5 145.9 149.6 142.35 161.45 148.50 160.00 158.50 160.30 160.40 158.40 147.65 148.00 148.50 137.30 160.20 149.55 148.10 149.65 149.40 156.35 148.00 160.00 149.10 148.10 -2.22 -2.63 -2.04 -3.17 -2.06 -2.24 -2.27 -2.37 -2.23 -2.16 -2.49 -2.35 -2.28 -2.24 -5.38 -2.22 -2.04 -2.28 -2.06 -2.01 -2.74 -2.31 -2.22 -2.12 -2.28 0.55 0.51 0.51 0.50 0.51 0.53 0.53 0.59 0.58 0.57 0.58 0.61 0.53 0.52 0.56 0.51 0.57 0.53 0.67 0.51 0.51 0.56 0.56 0.59 0.57 80.32 133.36 123.77 77.54 44.68 61.00 30.60 102.20 28.12 110.12 76.92 167.5 28.41 80.23 65.12 8.96 61.41 6.68 25.09 41.64 25.32 21.36 84.08 28.95 49.41 41.19 79.77 80.44 66.53 27.19 25.76 25.41 47.70 20.36 41.84 29.82 74.84 18.56 33.06 69.27 59.31 36.22 13.20 22.49 26.95 20.87 17.40 66.14 24.36 34.41 5.33 2.67 10.67 38.00 21.33 14.67 18.00 14.67 13.33 10.00 5.33 27.33 6.00 27.33 4.00 22.00 6.00 0.01 36.00 7.33 6.67 6.00 30.67 2.00 8.00 17.12 27.23 28.82 64.62 16.02 15.73 11.41 23.91 13.42 47.48 24.45 37.95 14.26 11.86 14.18 15.77 16.08 4.63 59.50 12.18 7.41 14.36 37.55 5.28 9.48 1.1836 1.1154 1.1286 0.9636 0.7964 1.0626 0.9053 0.9669 0.8712 0.9449 0.9537 0.9152 0.9339 0.5049 1.0681 1.1253 1.1880 1.2001 1.2067 1.2650 1.2110 1.3090 1.5257 1.4344 1.3706 19 Kelompok Stunted-Non Obesity No Nama Jenis Kelamin Berat badan (kg) Tinggi Badan (cm) TB/U WHtR Kecukupan Magnesium (%) Kecukupan Protein (%) Kecukupan Vitamin D (%) Kecukupan Kalsium (%) Kadar Magnesium (mg/dL) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 AFT AS ABJ FMY HM NII NSF PT PA PMN RRSNA RSDA RP RA SF SA TM AA FRP HY HRMS AM L L L L P P L P P P P P P P L P P P P P P P 48.90 52.00 56.90 44.90 59.30 41.30 43.50 48.90 43.10 43.40 40.40 47.60 38.00 55.10 48.30 43.70 42.90 47.50 54.40 42.50 49.40 51.50 158.50 159.45 159.00 157.65 149.70 149.40 159.75 148.80 148.00 149.55 143.50 148.50 146.20 148.30 158.15 149.25 149.60 145.50 146.90 147.60 146.50 147.90 -2.25 -2.34 -2.39 -2.56 -2.02 -2.07 -2.21 -2.72 -2.30 -2.06 -2.99 -2.24 -2.56 -2.20 -2.49 -2.08 -2.05 -2.69 -2.45 -2.37 -2.47 -2.28 0.43 0.43 0.49 0.41 0.49 0.38 0.42 0.49 0.43 0.46 0.46 0.47 0.40 0.48 0.45 0.41 0.43 0.43 0.47 0.42 0.45 0.49 54.84 96.32 82.72 71.84 51.32 95.54 88.24 59.64 43.14 124.04 32.82 183.91 114.32 31.86 70.32 74.95 114.09 180.41 74.95 72.82 77.00 62.54 50.17 58.72 64.56 63.55 26.53 66.34 72.34 50.85 29.23 60.21 32.34 83.75 109.65 19.56 80.88 63.92 76.46 68.87 79.53 66.98 106.80 64.85 12.67 33.33 4.67 3.33 3.33 20.00 16.00 12.00 6.00 32.00 8.67 27.33 38.67 28.67 16.67 10.67 38.00 27.33 30.00 14.67 12.67 39.33 15.87 30.76 19.23 19.38 13.17 27.25 21.04 20.38 15.20 27.88 6.88 61.89 38.62 17.82 42.83 14.98 37.83 58.66 95.17 21.60 17.08 56.49 1.2958 1.4685 1.3673 1.5994 1.5928 1.2793 1.2001 1.4927 1.5202 1.5928 1.5268 1.5158 1.4080 1.3233 1.2562 1.4520 1.5301 1.6247 1.7369 1.8634 1.7435 2.1505 20 Kelompok Non Stunted-Obesity No Nama Jenis Kelamin Berat badan (kg) Tinggi Badan (cm) TB/U WHtR Kecukupan Magnesium (%) Kecukupan Protein (%) Kecukupan Vitamin D (%) Kecukupan Kalsium (%) Kadar Magnesium (mg/dL) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 BAS INS MARKP MD MGA MIA MR RD RFY SF ANF DN LCA VDS ACTP CBS ATP AR ARN A ARAP FKI KAN MWF SS L L L L L L L L L P P P P P L P P L P P P P L L P 85.25 79.10 78.40 78.30 70.40 76.50 72.90 93.70 79.30 73.40 69.50 50.20 74.20 64.30 70.00 56.40 91.70 79.30 65.10 67.90 68.40 62.00 87.40 91.30 70.30 168.30 170.40 169.95 173.10 166.40 167.00 166.60 167.40 176.05 158.00 160.60 151.40 160.00 152.00 163.75 158.60 165.95 168.90 161.00 154.10 155.50 159.20 167.45 174.60 153.10 -1.10 -0.83 -0.86 -0.47 -1.35 -1.25 -1.31 -1.18 -0.05 -0.72 -0.39 -1.77 -0.48 -1.67 -1.67 -0.69 -0.43 -1.03 -0.33 -1.38 -1.16 -0.59 0.66 -0.25 -1.53 0.57 0.52 0.57 0.53 0.52 0.51 0.52 0.65 0.55 0.52 0.52 0.51 0.55 0.58 0.55 0.50 0.54 0.56 0.53 0.52 0.57 0.51 0.51 0.59 0.52 102.84 51.68 80.40 74.80 80.96 72.12 93.80 104.36 201.44 47.82 98.68 24.95 34.14 49.54 35.90 75.41 55.00 79.48 78.95 47.68 56.91 123.45 78.60 42.36 39.59 37.15 78.80 40.22 34.40 49.24 35.82 65.92 53.43 49.08 22.98 49.50 18.19 16.44 25.61 22.09 64.66 20.21 37.83 38.81 24.43 71.93 70.11 28.98 21.98 25.22 6.67 10.00 52.00 25.33 20.00 8.67 10.67 61.33 22.00 5.33 22.00 1.33 4.00 8.00 20.00 20.67 16.00 38.00 4.00 9.33 5.33 10.00 15.33 7.33 16.00 25.24 17.28 51.07 49.58 23.04 43.57 33.03 28.85 35.53 9.99 35.20 3.50 11.31 14.23 8.94 47.23 17.22 81.57 15.33 20.43 6.46 33.24 25.59 8.98 13.91 1.0505 0.7964 1.0263 0.9570 1.0351 1.1715 0.9779 1.0417 1.0604 1.1671 1.1627 0.9702 1.0945 1.1550 0.9086 0.5577 1.1715 1.3354 1.6412 1.2265 1.2441 1.2980 1.3431 1.2584 1.2353 21 Kelompok Non Stunted- Non Obesity No Nama Jenis Kelamin Berat badan (kg) Tinggi Badan (cm) TB/U WHtR Kecukupan Magnesium (%) Kecukupan Protein (%) Kecukupan Vitamin D (%) Kecukupan Kalsium (%) Kadar Magnesium (mg/dL) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 AL CES INS JM KA LMS LFS LM RMMF RSH RA S TYM TAF ZN AK W P P P P L P P P L L L L L L P P P 62.20 46.40 38.90 46.20 64.90 45.70 47.20 53.40 77.40 64.60 58.00 54.00 62.10 61.80 50.00 58.80 54.40 162.00 152.60 153.90 153.00 165.00 154.50 156.55 152.05 170.50 172.30 168.90 164.60 171.10 174.60 159.30 161.65 154.50 -0.15 -1.61 -1.37 -1.55 -1.55 -1.32 -1.01 -1.66 -0.82 -0.58 -1.05 -1.61 -0.74 -0.16 -0.58 -0.22 -1.28 0.46 0.44 0.37 0.43 0.47 0.43 0.45 0.44 0.50 0.45 0.44 0.43 0.43 0.40 0.45 0.45 0.45 39.45 130.36 65.41 55.95 50.88 85.64 70.41 47.86 52.16 100.28 48.28 33.12 62.00 65.24 53.86 64.73 65.64 24.87 59.63 67.01 60.46 42.06 61.85 67.37 31.46 42.72 54.49 34.94 25.06 41.50 54.15 38.67 44.22 36.27 12.00 42.50 6.00 9.33 29.33 25.33 47.33 3.33 4.00 8.67 12.67 5.33 8.67 12.67 20.00 9.33 15.33 13.91 139.08 10.94 13.62 20.12 17.21 11.66 9.58 9.95 27.64 13.27 6.78 17.81 17.76 14.87 21.97 13.47 0.7645 0.9526 0.8096 0.9581 0.8437 0.9526 0.9603 0.9273 0.5731 1.1660 1.4080 0.4114 0.5225 0.4807 2.1505 0.2541 1.2067 22 Lampiran 4. Tabel SPSS Table 1. Deskriptif Berat Badan, Tinggi Badan, TB/U dan WHtR Berat badan Kelompok responden Stunted Mean obesity 95% Confidence Interval for Mean Stunted 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Statistic 62.5480 Lower Bound 57.5399 Upper Bound 67.5561 62.1867 62.3000 147.199 1.2132E1 40.90 91.60 50.70 16.75 .466 .037 48.3409 45.2623 Lower Bound Upper Bound Obesity 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound 5% Trimmed Mean Std. Error 2.42651 .464 .902 1.48037 51.4195 48.0015 47.9500 48.213 6.94356 38.00 65.10 27.10 9.55 .765 .058 74.2100 69.7846 .491 .953 2.14420 78.6354 74.4144 23 Normal Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Tinggi badan Stunted obesity 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Stunted 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence 73.4000 114.940 1.0721E1 50.20 93.70 43.50 11.15 -.069 .015 55.6471 50.7633 60.5308 55.3690 54.4000 90.225 9.49869 38.90 77.40 38.50 15.35 .373 .288 1.5175E2 Lower Bound 1.4906E2 Upper Bound 1.5445E2 1.5197E2 1.4940E2 42.565 6.52418 137.30 161.45 24.15 11.20 .020 -.676 1.5117E2 1.4882E2 Lower Bound .464 .902 2.30377 .550 1.063 1.30484 .464 .902 1.13032 24 Interval for Mean Upper Bound obesity 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Normal 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis 1.5352E2 1.5111E2 1.4932E2 28.108 5.30167 143.50 159.75 16.25 10.35 .604 -1.233 1.6357E2 1.6063E2 .491 .953 1.42603 1.6652E2 1.6357E2 1.6595E2 50.839 7.13015 151.40 176.05 24.65 10.30 -.144 -.938 1.6159E2 1.5760E2 .464 .902 1.88261 1.6558E2 1.6140E2 1.6165E2 60.252 7.76219 152.05 174.60 22.55 15.50 .290 -.1429 .550 1.063 25 TB/U Stunted obesity Mean 95% Confidence Interval for Mean Stunted 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean -2.4164 Lower Bound -2.6916 Upper Bound -2.1412 -2.2986 -2.2400 .455 .66679 -5.38 -2.01 3.37 .22 -3.994 17.596 -2.3541 -2.4645 Lower Bound Upper Bound Obesity 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range .1336 .464 .902 .05309 -2.2437 -2.3385 -2.3200 .062 .24899 -2.99 -2.02 .97 .34 -.754 .484 -.8732 -1.1141 .491 .953 .11671 -.6323 -.9018 -.8600 .341 .58356 -1.77 .66 2.43 26 Normal Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound WHtR Stunted obesity 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Stunted 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean .5337 Upper Bound .5671 .5471 .5500 .002 .04036 .50 .67 .17 .06 1.059 1.590 .4450 .4306 Lower Bound .464 .902 .12991 -.7399 -1.0275 -1.0500 .287 .53563 -1.66 -.15 1.51 .97 .407 -1.233 .5504 Lower Bound Upper Bound 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation .88 .561 .373 -1.0153 -1.2907 .550 1.063 .00807 .464 .902 .00692 .4594 .4460 .4400 .001 .03248 27 Obesity Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Normal 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis .38 .49 .11 .05 -0.83 -.930 .5408 .5268 .491 .953 .00680 .5548 .5376 .5300 .001 .03402 .50 .65 .15 .04 1.512 2.994 .4406 .4263 .464 .902 .00672 .4548 .4412 .4400 .001 .02772 .37 .50 .13 .02 -5.88 2.664 .550 1.063 28 Table 2. Uji One Way ANOVA Kecukupan Magnesium Descriptives Persentase kecukupan magnesium 95% Confidence Interval for Mean Upper Bound Minimum N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Maximum Stunted obesity 25 62.5116 41.35924 8.27185 45.4393 79.5839 6.68 167.50 Stunted Obesity Normal Total 22 25 17 89 84.4377 73.2344 64.1924 71.2646 40.03434 36.71774 23.42971 37.31500 8.53535 7.34355 5.68254 3.95538 66.6875 58.0781 52.1459 63.4041 102.1880 88.3907 76.2388 79.1251 31.86 24.95 33.12 6.68 183.91 201.44 130.36 201.44 Minimum 13.20 Maximum 80.44 19.56 16.44 24.87 13.20 109.65 78.80 67.37 109.65 Test Of Homogeneity of Variance Persentase kecukupan magnesium Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.856 3 85 .143 ANOVA Persentase kecukupan magnesium Sum of Squares Between Groups 6680.350 Within Groups 115851.630 Total 122531.980 Df Mean Square F Sig. 3 85 88 2226.783 1362.960 1.634 .188 Table 3. Uji One Way ANOVA Kecukupan Asupan Protein Descriptives Persentase kecukupan protein N Stunted obesity 25 Mean 40.1236 Stunted Obesity Normal Total 22 25 17 89 63.4586 40.0012 46.2782 47.0330 Std. Deviation 21.45759 Std. Error 4.29152 22.97646 18.49948 13.91531 21.80055 4.89860 3.69990 3.37496 2.31085 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound 31.2663 48.9809 53.2714 32.3650 39.1236 42.4407 73.6458 47.6374 53.4328 51.6254 29 Test Of Homogeneity of Variance Persentase kecukupan protein Levene Statistic df1 df2 Sig. 3 1.018 85 .389 ANOVA Persentase kecukupan protein Sum of Squares 8374.969 Between Groups 3348.260 Within Groups 41823 Total Df Mean Square F Sig. 3 85 88 2791.656 393.509 7.094 0.000 Table 4. Uji One Way ANOVA Kecukupan Asupan Kalsium Descriptives Persentase kecukupan kalsium N Stunted obesity 25 Mean 22.0280 Stunted Obesity Normal Total 22 25 17 89 30.9095 26.4128 22.3318 25.5131 Std. Deviation 15.99444 Std. Error 3.19889 21.07966 18.08111 30.51179 21.4600 4.49420 3.61622 7.40020 2.24147 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound 15.4258 28.6302 21.5633 18.9493 6.6441 21.0587 40.2557 33.8763 38.0195 29.9676 Minimum 4.63 Maximum 64.62 6.88 3.50 6.78 3.50 95.17 81.57 149.08 139.08 Test Of Homogeneity of Variance Persentase kecukupan kalsium Levene Statistic df1 df2 Sig. .220 3 85 .883 ANOVA Persentase kecukupan kalsium Sum of Squares 1136.615 Between Groups 33812.873 Within Groups 3949.489 Total Df Mean Square F Sig. 3 85 88 378.872 449.563 .843 .474 30 Table 5. Uji One Way ANOVA Kecukupan Asupan Vitamin D Descriptives Persentase kecukupan vitamin d 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound N Mean Std. Deviation Std. Error Stunted obesity 25 13.7336 10.98920 2.19784 9.1975 Stunted Obesity Normal Total 22 25 17 89 19.8186 16.7728 15.9894 16.5224 12.10858 14.70393 13.03360 12.75827 2.58156 2.94079 3.16111 1.35237 14.4500 10.7033 9.2882 13.8348 Minimum Maximum 18.2697 .01 38.00 25.1873 22.8423 22.6907 19.2099 3.33 1.33 3.33 .01 39.33 61.33 47.33 61.33 Test Of Homogeneity of Variance Persentase kecukupan vitamin d Levene Statistic df1 df2 Sig. .208 3 85 .891 ANOVA Persentase kecukupan kalsium Sum of Squares Between Groups 439.866 Within Groups 13884.203 Total 14324.068 Df Mean Square F Sig. 3 85 88 146.622 163.344 .898 .446 31 Table 6. Uji One Way ANOVA Kadar Magnesium Descriptives Kadar magnesium 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound N Mean Std. Deviation Std. Error Stunted obesity 25 1.0860E0 .2203163 .0440633 .995062 Stunted Obesity Normal Total 22 25 17 89 1.5245E0 1.1154E0 .902453 1.1676E0 .2185156 .2076344 .4409241 .3461753 .0465877 .0415269 .1069398 .0366945 1.427666 1.029737 .675751 1.094695 Minimum Maximum 1.176946 .5049 1.5257 1.621434 1.201151 1.129155 1.240541 1.2001 .5577 .2541 .2541 2.1505 1.6412 2.1505 2.1505 Test Of Homogeneity of Variance Kadar magnesium Levene Statistic df1 2.702 df2 3 Sig. 85 .051 ANOVA Kadar magnesium Between Groups Within Groups Total Sum of Squares 4.233 6.313 10.546 df Mean Square F Sig. 3 85 88 1.411 .074 18.997 .000 K 32 Table 7. Uji PostHoc Tukey-Bonferroni Multiple Comparisons Dependent Variable kadar magnesium Tukey HSD 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound (I)Kelompok responden (J)Kelompok responden Stunted obesity Stunted Obesity Normal -.4385460 -.0294400 .1835511 .0796665 .0770820 .0856719 .000 .981 .148 -6.47319 -.231440 -.040960 -.229773 .172560 .408062 Stunted Stunted obesity Obesity Normal Stunted obesity Stunted Normal Stunted obesity Stunted obesity Stunted Obesity normal Stunted obesity Obesity Normal Stunted obesity Stunted Normal Stunted obesity Stunted obesity .4385460 .4091060 .6220971 .0294400 -.4091060 .2129911 -.1835511 -.6220971 -.2129911 -.4385460 -.0294400 .1835511 .4385460 .4091060 .6220971 .0294400 -.4091060 .2129911 -.1835511 -.6220971 -.2129911 .0796665 .0796665 .0880044 .0770820 .0796665 .0856719 .0856719 .0880044 .0856719 .0796665 .0770820 .0856719 .0796665 .0796665 .0880044 .0770820 .0796665 .0856719 .0856719 .0880044 .0856719 .000 .000 .000 .981 .000 .069 .148 .000 .069 .000 1.000 .210 .000 .000 .000 1.000 .000 .089 .210 .000 .089 .229773 .200333 .391473 -.172560 -.617879 -.011520 -.408062 -.852721 -437502 -653757 -.237670 -.047883 .223335 .193895 .384361 -.178790 -.624317 -.018443 -.414986 -.859833 .444426 .647319 .617879 .852721 .231440 .200333 .437502 .040960 -.391473 .011520 -223335 .178790 .414986 .653757 .624317 .859833 .237670 -.193895 .444426 .047883 -.384361 .018443 Obesity Normal Bonferroni Mean Difference (I-J) Stunted obesity Stunted Obesity Normal Std. Error Sig. *The mean difference is significant at the 0.05 level 33