Daftar Negatif Investasi di Indonesia Dalam melakukan investasi di Indonesia, investor harus mematuhi beberapa aturan khusus yang dibuat oleh pemerintah, terutama mengenai jenis bisnis apa yang akan dibangun. Meskipun pemerintah menyambut sebanyak mungkin investor ke Indonesia, ada beberapa bisnis tertentu yang tidak diperbolehkan. Bisnis terlarang itu tercantum dalam Daftar Negatif Investasi Indonesia. Apakah sebenarnya Daftar Negatif Investasi (DNI) itu? DNI adalah daftar sektor bisnis yang disusun pemerintah sebagai informasi bagi para calon investor tentang bisnis yang tidak diperbolehkan di Indonesia dan berbagai aturannya, terutama mengenai kepemilikan bersama. DNI Indonesia dibuat untuk melindungi ekonomi Indonesia, serta untuk memberikan peluang bisnis lebih kepada investor. Seiring waktu, DNI dapat berubah untuk disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mengetahui DNI di Indonesia saat ini sebelum membuat perencanaan lebih lanjut mengenai investasi di Indonesia. Hal terpenting yang perlu diketahui investor mengenai DNI Indonesia terbaru adalah tentang sektor bisnis mana yang dibuka dengan persyaratan dan mana yang ditutup sepenuhnya. Sektor bisnis yang saat ini terbuka untuk 100% kepemilikan asing dalam perdagangan adalah bisnis penyimpanan dingin, distribusi yang berafiliasi dengan produksi, penjualan langsung melalui jaringan pemasaran, dan broker. Dalam pariwisata dan ekonomi kreatif, seperti membuka bar, kafe, restoran, dan fasilitas olahraga. Sementara di sektor komunikasi dan informasi, ada investasi yang melibatkan investasi Rp100 miliar diperbolehkan untuk 100% kepemilikan asing. Lainnya, di sektor energi dan sumber daya mineral, ada industri pelet biomassa untuk energi terbarukan yang terbuka untuk kepemilikan 100%. Di sisi lain, terdapat beberapa bidang usaha yang benar-benar ditutup oleh pemerintah untuk investasi asing serta investasi domestik. Bidang-bidang tersebut adalah pertahanan nasional dan lingkungan atau kesehatan. Anda juga tidak dapat berinvestasi pada pengelolaan terminal darat untuk penumpang, produksi minuman beralkohol, dan membangun kasino. DNI Indonesia yang terbaru akan direvisi dalam waktu dekat. Menurut Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, akan ada penghapusan larangan untuk memudahkan investor berinvestasi di Indonesia. Revisi mungkin tidak banyak berubah mengenai jumlah sektor bisnis yang dapat dipilih investor, tetapi revisi akan memastikan bahwa sektor bisnis, yang terbuka untuk investasi, benar-benar bebas dari hambatan. Dampak yang Ditimbulkan Maraknya Investasi Hukum Internasional Investasi atau penanaman modal asing menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara yang menjadi lahan invesnya. Penanaman modal sendiri menurut ketentuan pasal 1 ayat 1 UU. No 25 Tahun 2007 menyebutkan bahwa penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. Sebelum berlakunya Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 keberadan penanaman modal dalam negeri diatur dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Menurut ketentuan Undang-Undang tersebut penanaman modal dalam negeri adalah penggunaan modal dalam negeri (yang merupakan bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-haknya dan benda-benda baik yang dimiliki oleh Negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di Indonesia yang disisihkan /disediakan guna menjalankan usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur dalam Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1967) bagi usaha-usaha yang mendorong pembangunan ekonomi pada umumnya. Dalam Undang-Undang Penanaman Modal No.25 Tahun 2007 tidak mengadakan pembedaan antara penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Oleh karena itu, undang-undang tersebut mengatur mengenai kegiatan penanaman modal, baik penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri dan tidak mengadakan pemisahaan undang-undang secara khusus, seperti halnya undang-undang penanaman modal terdahulu yang terdiri dari dua undang-undang, yaitu Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya kegiatan penanaman modal, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Terbengkalainya sektor pertanian. Penanaman modal asing banyak dilakukan di sektor industri. Hal ini berarti banyak tenaga kerja yang tersedot ke dalam sektor tersebut. Keberadaan industri yang lebih menjanjikan secara pendapatan, mendorong banyak tenaga kerja beralih ke sektor industri. Akibatnya, kegiatan di sektor-sektor penunjang industri menjadi terbengkalai. Akhirnya sektor-sektor non-industri mengalami kekurangan tenaga kerja. Kerusakan lingkungan. Salah satu komponen yang akan muncul dalam kegiatan industri adalah pencemaran lingkungan. Pencemaran ini dapat berupa limbah maupun pencemaran udara. Makin banyak perusahaan asing di Indonesia, makin meningkatkan produksi limbah. Limbah yang tidak dikelola dengan baik akan merusak lingkungan. Misalnya terjadinya polusi udara, pencemaran tanah, dan pencemaran sungai. Pencemaran pada lingkungan bisa mengganggu kesehatan manusia, serta kehidupan hewan dan tumbuhan. Mak dari itu perlu ditegakkan aturan yang jelas mengenai pengelolaan limbah industri. Berkurangnya lahan produktif. Dampak negatif lain dari berkembangnya perusahaan asing di Indonesia adalah berkurangnya lahan produktif. Areal yang dapat digunakan sebagai lahan produktif seperti untuk usaha pertanian akan habis karena dimanfaatkan untuk mendirikan pabrik.Hal ini berkaitan dengan berkurangnya tenaga kerja di bidang pertanian. Makin banyak tenaga kerja yang tersedot di sektor industri, menyebabkan berkurangnya tenaga kerja pertanian. Pada saat tidak ada lagi tenaga kerja di bidang pertanian, maka pemilik lahan lebih memilih mengalokasikan lahan untuk kepentingan industri. Eksplorasi sumber daya alam secara berlebihan. Beberapa perusahaan asing melakukan eksplorasi sumber daya alam secara berlebihan. Akibatnya sumber daya alam di Indonesia habis atau rusak. Hasil usaha lebih banyak dibawa ke negara asalnya. Dalam beberapa penanaman modal asing memberikan keuntungan yang lebih besar kepada penanam modal. Hasil usaha penanaman modal asing banyak yang dibawa ke negara investor. Untuk itulah pemerintah perlu mempertimbangkan faktor keuntungan dan kerugian secara cermat. Perkembangan teknologi memungkinkan setiap individu di berbagai belahan dunia untuk saling bertukar informasi satu sama lain. Pertukaran informasi tersebut meliputi berbagai bidang mulai dari ekonomi hingga budaya. Adanya kemudahan ini memang memiliki dampak positif terhadap kemajuan suatu negara, namun tidak sedikit pula dampak negatif yang ditimbulkan. Di bidang ekonomi misalnya, perkembangan investasi asing yang masukkenegara kita secara langsung memang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun secara tidak langsung investasi tersebut memiliki dampak negatif yang dapat mengancam kedaulatan NKRI. Investasi dari asing tidaklah menjadi masalah apabila masih dalam tahap wajar atau hanya sebagai pemicu untuk membangkitkan ekonomi nasional, namun jika berlebihan tentunya akan memberi dampak buruk bagi perekonomian. Jika kita amati akhir - akhir ini, terutama pemerintahan periode sekarang, investasi asing yang masuk pergerakannya sangat masif sekali, sehingga sangat besar kemungkinan berpeluang mematikan bisnis kaum pribumi. Sebagai buktinya kita lihat saja dilapangan, perusahaan - perusahaan asing banyak bertebaran di sepanjang sisi pusat kota dan bahkan bercabang hingga ke berbagai daerah, fenomena ini menjadikan matinya bisnis kaum pribumi atau kalau tidak mati pasti akan sulit untuk berkembang karena kalah modal dengan kaum kapital asing. Akibatnya kaum pribumi di negeri sendiri hanya dijadikan pangsa pasar saja, dan lambat laun jiwa kewirausahaan kaum pribumi akan memudar dengan sendirinya. Sebagai contohnya saja perlengkapan dan peralatan sehari - hari yang kita gunakan, mulai dari perlengkapan mandi hingga peralatan transportasi kita menggunakan brand dari luar seperti contohnya sabun mandi kita gunakan brand dari perusahaan Inggris Unilever, kemudian sepeda motor kita gunakan brand yang rata - rata buatan Jepang Yamaha dan Honda. Dengan adanya investasi asing ini memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun peningkatan tersebut hanya bersifat simbolis persentase saja dan tidak berdampak secara nyata terhadap kondisi perekonomian real di masyarakat pribumi. Kondisi seperti inilah yang disebut dengan penjajahan dalam bentuk baru, walaupun bentuk jajahannya tidak terlihat secara fisik namun dampak negatif yangditimbulkannyalebih besar dari jajahan dalam bentuk fisik karena secara perlahan namun pasti negara kita sedang diambil alih oleh asing. Jika kita melihat di perkotaan semua jenis kegiatan perekonomian lebih banyak dilakukan pada sektor industri mulai dari ekstraktif, nonekstraktif, hingga industri fasilitatif semua tersedia di kota. Keadaan ini menggambarkan bahwa kota merupakan pusat perekonomian dimana perputaran uang di kota jumlahnya sangat besar, dibandingkan dengan di desa. Itulah yang kemudian menyebabkan masyarakat desa enggan untuk mencari nafkah di desa, karena gaji atau penghasilan yang didapat tidak sebesar seperti bekerja di kota. Selain itu juga trand gaya hidup masyarakat perkotaan sebagai basis perekonomian industri telah mempengaruhi trand gaya hidup masyarakat desa yang basis perekonomiannya pertanian dan perkebunan, sehingga mengakibatkan masyarakat desa enggan untuk bekerja di sektor pertanian karena terkesan tidak modern dan primitif. Kondisi ini mengakibatkan banyak lahan pertanian dan perkebunan yang terbengkalai tidak digarap dan daripada tidak menghasilkan uang masyarakat memilih menjual lahannya kepada pemilik perusahaan industri yang ingin membuka cabang di pedesaan. Kemudian hasil penjualan tanah tersebut digunakan untuk merantau ke perkotaan demi untuk mendapat pekerjaan dengan penghasilan yang besar. Pada tahapan ini memang industri sudah masuk ke pedesaan, namun dengan adanya industri di pedesaan malah akan semakin memperburuk sektor agraris sebab apabila semakin banyak pabrik berdiri otomatis semakin banyak juga lahan pertanian yang dikorbankan untuk membangun pabrik, akhirnya pertanian di desa mengalami defisit lahan dan berdampak pada melemahnya sektor pertanian yang menjadi sumber bahan baku industri ekstraktif di perkotaan. Walaupun adanya industri di pedesaan ini akan memperbaiki perekonomian masyarakat desa namun kondisi lain justru akan memudarkan jiwa kemandirian berwirausaha dalam diri masyarakat desa, masyarakat desa hanya akan banyak dijadikan pekerja daripada mereka mengembangkan usaha pertaniannya sendiri sehingga mau tidak mau masyarakat terus dituntut untuk bekerja dan semakin tidak sadar bahwa masyarakat sedang diperas oleh para pemodal kapital, padahal apabila masyarakat mau mandiri dengan berwirausaha di sektor pertanian daripada menghabiskan waktunya untuk bekerja di pabrik sebenarnya hasil yang didapat bekali kali lipat dari hasil bekerja di pabrik dan selain itu juga bisa mengatur waktu. Namun keadaan demikian sudah direncanakan matang - matang oleh kaum kapitalis sehingga sulit untuk masyarakat mengelak dari rancangan strategi yang sistematis ini. Secara konsep memang terlihat begitu modernis namun dibalik konsep itu sebenarnya ada tujuan yang ingin dicapai yaitu memudarkan semangat berwirausaha dalam diri masyarakat dan menjadikan masyarakat sebagai pekerja lepas dan konsumis di negara sendiri. Melemahnya sektor pertanian ini selain merupakan gejala memudarnya jiwa kewirausahaan masyarakat petani desa juga berdampak terhadap industri ekstraktif yang bahan bakunya berasal dari hasil pertanian. Industri ekstraktif pada dasarnya merupakan industri yang mengandalkan sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan, sehingga tidak heran apabila di negara kita banyak berdiri industri - industri ekstraktif yang merupakan kembangan dari konsep berwiarusaha dari hulu ke hilir yang banyak diterapkan oleh masyarakat kita. Kepemilikan industri ekstraktif yang mendominasi di negara kita adalah dari kaum pribumi, sehingga apabila industri ini mati karena kekurangan bahan baku yang berasal dari pertanian, maka tamatlah perekonomian negara kita, industri akan banyak didominasi nonekstraktif oleh pihak asing yang membuka cabang di negara kita atau sering disebut perusahaan multinasional. Walaupun dengan adanya berbagai macam industri di negara kita akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun apalah gunanya jika pertumbuhan ekonomi dibalas dengan kedaulan NKRI rakyat hanya dijadikan boneka dan tidak ada harganya. Indonesia negeri kaya raya akan Sumber Daya Alam yang melimpah. Terdiri dari 17.560 pulau, mempunyai perairan terbesar di dunia sehingga di juluki Negara Maritim, suku bangsa terbanyak hingga mencapai 740 suku yang memakai jenis bahasa yang beragam, menghasilkan gas alam cair terbanyak di dunia, memiliki terumbu karang dan spesies ikan hiu terbanyak di dunia, dan penghasil produk pertanian terbanyak pertama di dunia. Banyaknya kekayaan Indonesia dapat mensejahterakan warga sekitar. Khususnya, di daerah cepu. Cepu merupakan salah satu daerah penghasil minyak terbanyak. Maka Indonesia akan memperoleh keuntungan mulai dari 3,6 triliun dalam sebulan atau setara dengan 43,2 triliun pertahunnya. Dengan perhitungan ini seharusnya Indonesia dapat memakmurkan rakyatnya, namun yang terjadi sebaliknya. Pengelolaan eksplorasi bahkan eksploitasi minyak justru dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia. Tanpa disadari mereka telah memanfaatkan melimpahnya kekayaan Indonesia. Seperti halnya, pada proyek Freeport di Papua dan Exxon di Aceh. Mereka memperoleh keuntungan tinggi dari eksploitasi yang dilakukan. Hal ini membuat Indonesia kehilangan banyak kekayaan alam tanpa memperoleh keuntungannya. Bahkan masyarakat di sekitar proyek masih jauh dari kata makmur. Selama kekayaan di rampok asing, Indonesia akan terus miskin. Dan masih banyak lagi potensi-potensi yang dimiliki Negeri Tercinta kita ini. Dengan masuknya investasi Asing di Indonesia tidak selamanya akan memberikan hal yang positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan bagi bangsa. Dampak negatif tersebut berupa perusahaan asing yang dikelola oleh pihak asing, kebijakan manajemennya sesuai dengan operasional perusahaan asing, kemudian sumber daya alam yang dikelola asing dengan hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam undang-undang. Sering menimbulkan dampak lingkungan dan sosial di mana perusahaan baru tersebut akan didirikan, bagi hasil (product sharing) tidak sebanding dengan kerusakan yang timbul dan harus ditanggung pemerintah atau masyarakat itu sendiri. Perusahaan asing mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan keuntungannya dibawa ke negaranya. Kemudian diskriminasi pendapatan antara pegawai asing dan pegawai lokal dikarenakan manajemen produksi sulit untuk diawasi. Dalam perkembangannya, perusahaan asing akan menguasai pasar lokal, sehingga dikhawatirkan produk dalam negeri tidak mampu bersaing dengan produk asing dan kehilangan pasar lokal. Di tambah lagi sektor keuangan semakin tidak stabil yang akan memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang, memperburuk neraca pembayaran, dan penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan oleh segelintir orang. Setelah mengetahui informasi tersebut apakah Indonesia harus selalu menerima investasi asing? Jawabannya tentu saja, Tidak! Tapi, pada realitanya, Perekonomian kita masih harus selalu dan terus menerus bertumpu pada Asing. Dan masih terus menerus di menej dalam pengelolaannya. Namun, demikian penanaman modal Asing pun tak sepenuhnya merugikan ada dampak positif yang dapat kita ambil. Penanaman modal asing merupakan bentuk investasi yang dengan jalan membangun, membeli total atau mengakui sisi perusahaan. Penanaman modal Asing di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007, tentang penanaman Modal. Dalam undang-undang ini, yang dimaksud penanaman modal adalah kegiatan penanaman modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal Asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal asing dalam negeri (Pasal 1 Nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman Modal Asing). Yang memiliki dampak positif masuknya modal baru untuk pembangunan yang akan menambah devisa Negara. Berdirinya perusahaan-perusahaan baru sehingga adanya pemasukan bagi Negara berupa pajak penghasilan, penyerapan tenaga kerja, berpengalaman dalam perdagangan internasional (ekspor-import). Hanya sebagian kecil yang dapat kita ambil dari adanya investasi asing. Kemudian bagaimana solusinya, agar Negara Tercinta kita ini tidak harus selalu bergantung pada Investasi Asing. Dalam perspektif islam, Islam menganjurkan manusia untuk bekerja atau berniaga dan menghindari kegiatan meminta-minta dalam mencari harta kekayaan. Yang jelas, penanaman modal asing cepat atau lambat akan menjadi jalan kapitalis, baik perusahaan maupun Negara, untuk mendominasi perekonomian Indonesia yang berujung pada penjajahan ekonomi. Islam mencegah terjadinya keadaan itu dengan cara mencegah terbukanya celah ke Arah itu. Allah SWT berfirman : “…. Dan Allah sekali-kali tidak memberi jalan kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Annisa : 141) Dalam perspektif islam, Islam mengharamkan penanaman Modal Asing, apalagi penanam modal asing ini tidak hanya menjadi jalan untuk menjajah perekonomian negeri kita ini, tetapi juga track record nya yang yang mudah merusak lingkungan dan mudah ngemplang nya utang. Jadi semakin haram. Naudzubillah… Kemudian bagaimana Indonesia mendapat modal untuk membangun proyek pembangunan yang ada? Indonesia adalah Negeri kaya Raya, seperti yang sudah di jelas kan sebelumnya. Pertama, meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemberian modal usaha kecil seluasnya. Dengan peningkatan daya beli masyarakat ini membuat barang-barang hasil buatan dalam negeri terjual habis tentu akan memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Apalagi yang terjual itu dan laku terbeli itu yaitu produk hasil ekonomi pedesaan dan usaha kecil, tentu akan membuat perkembangan yang signifikan bagi kemajuan usaha pedesaan dan usaha kecil sehingga mampu bersaing perusahaan besar milik swasta. Keuntungan lain dari dari peningkatan daya beli masyarakat yaitu perputaran angka lebih banyak terdapat di dalam negeri sehingga uang ini akan menambah pendapatan Negara dengan pajak. Kedua, meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah impor. Realitas yang ada saat ini pemerintah mengambil pajak barang mewah. Ketiga, konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah pada satu titik maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara bertahap ketergantungan utang luar negeri. Keempat, menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri, meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina jiwa kewirausahaan masyarakat. Hal ini memprihatinkan dengan televisi atau surat kabar di negeri ini yakni banyaknya iklan swasta produk luar negeri berkembang di dalam negeri, sadar atau tidak sadar iklan-iklan ini mempengaruhi pergaulan masyarakat di negeri ini, para remaja lebih suka memakan produk luar negeri dari pada produk dalam negeri. Sehingga, hasil jual lebih banyak keluar dari pada ke dalam negeri. Kelima, mengembangkan sumber daya manusia berkualitas. Misalnya, BJ Habibie orang cerdas yang dapat menciptakan pesawat, handal dalam bidang Teknologi. Dan menempatkan kesejahteraan yang berkeadilan dan merata sebagai landasan penyusunan operasional pembangunan ekonomi. Jadi, kesimpulannya investasi asing itu memiliki dampak baik dan buruk terhadap Perekonomian Negara. Sebagai catatan saja, kita harus bisa membatasi investasi asing yang masuk ke dalam negeri karena apa kenyataannya Indonesia merupakan Negara Kaya Raya, yang mampu berdiri di atas kaki sendiri. Membuka kesempatan investasi dan lapangan pekerjaan Seperti yang dikutip dari Kompas.com, Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri, mengungkapkan bahwa Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tidak membebaskan pekerja asing untuk masuk begitu saja, melainkan untuk menyederhanakan prosedur dan birokrasi, sehingga prosesnya bisa berjalan lebih mudah dan cepat. Kebijakan tersebut juga bertujuan untuk mengundang investasi asing serta mendongkrak kemudahan berbisnis di Indoensia agar semakin kompetitif. Lewat investasi yang masuk ke Indonesia, maka lapangan pekerjaan baru juga akan terbuka. Sebelumnya, Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden pun menilai bahwa masuknya tenaga kerja asing memang tidak bisa dihindari. Jika prosesnya dipersulit, maka investasi akan jatuh ke negara lain. Ia juga menambahkan bahwa jumlah TKA di Indonesia masih kalah dengan jumlah TKI di negara lain. Pada periode JanuariAgustus 2017, BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia), telah berhasil menempatkan 148.285 TKI yang tersebar di kawasan Asia-Pasifik, Amerika, Timur Tengah, dan Eropa. Menimbulkan gesekan sosial Sementara itu, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Pekerja Tekstil Sandang Kulit, Indra Munaswar, menganggap bahwa Perpres Nomor 20 tahun 2018 bertentangan dengan Undang Undang (UU) Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pendapat yang senada juga dilontarkan oleh Ketua Komite III DPR RI Fahira. Fahira menambahkan, kebijakan baru tersebut dianggap tidak sensitif dan responsif terhadap kondisi masyarakat dengan jumlah pengangguran yang tidak sedikit. Baginya, membandingkan jumlah TKA di Indonesia dengan TKI di luar negeri sangatlah tidak relevan. Selain karena angka pengangguran yang rendah, negaranegara tersebut memang sedang membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. Jika pemerintah tidak hati-hati, masalah ini bisa menimbulkan gesekan sosial yang serius. Ungkapan pendapat juga disebutkan oleh Ketua Umum KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia), Ilhamsyah. Dikutip dari Tirto.id, ia mengungkapkan bahwa hadirnya TKA bukan lah sebuah ancaman bagi para buruh di Indonesia. Namun, hal ini juga merupakan tugas pemerintah Indonesia agar ke depannya harus bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri serta tidak terus-menerus bergantung pada investasi dengan cara menasionalisasi sumber daya alam dan menasionalisasi para perusahaan BUMN PMA atau dikenal dengan penanaman modal asing atau foreign direct investmen (FDI) merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Penanaman modal asing sangat diperlukan oleh setiap negara dalam mendukung perkembangan negara tersebut, terutama oleh negaranegara berkembang, termasuk Indoneisa. Indonesia sebagai negara berkembang pada dasarnya ada pada masa pertumbuhan dan peningkatan baik dari sisi infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan yang lainya termasuk didalamnya dari sisi ekonomi. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keberhasilan perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Suatu wilayah dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat apabila dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan, dan sebaliknya. Penanaman modal asing di Indinesia menjadi sesuatu yang siaftnya tidak dapat dihindarkan (inevitable), bahkan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini disebabkan pembangunan nasional Indonesia memerlukan pendanaan yang sangat besar untuk dapat menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, kebutuhan pendanaan tersebut tidak hanya dapat diperoleh dari sumber-sumber pendanaan dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri. Hal tersebut yang menyebabkan penanaman modal asing menjadi salah satu sumber pendanaan luar negeri yang strategis dalam menunjang pembangunan nasional, khusunya dalam pengembangan sektor rill yang pada giliranya diharapkan akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja secara luas. Pentingnya peranan penanaman modal asing dalam pembangunan ekonomi Indonesia juga terefleksi dalam tujuan yang tertera dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU Penanaman Modal) sebagai landasan hukum positif bagi kegiatan penanaman modal di Indonesia. Dalam UU penanaman Modal tujuan penyelenggaraan penanaman modal disebutkan dalam pasal 3 ayat (2) UU penanaman modal yakni : Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional Menciptkan lapangan kerja Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi rill dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lantas bagaimana perkembangan saat ini dari penanaman modal asing di Indonesia??? Berdasarkan berita yang dilansir dari CNNIndinosia.com Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi yang masuk ke Indonesia sepanjang tahun 2016 sebesar Rp.612,8 triliun, angka tersebut meningkat sebesar 12,3 persen dibandingkan dengan realisasi investasi tahun sebelumnya yakni sebesar Rp.545,4 triliun. Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, angka kenaikan tersebut berada lebih besar 3,02 persen dari target yang dicanangkan pemerintah yakni sebesar Rp.594,8 triliun. Thomas juga menuturkan Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi menarik ditengah berbegai kondisi yang menimpa baik dari sisi politik ekonomi dan lain-lain, termasuk adanya peristiwa diakhir tahun 2016 saat teradi aksi demontrasi, hal tersebut malah justru membuat investor percaya dengan iklim investasi di Indonesia. Sebagai informasi pula, Thomas menambahkan bahwa realisasi Investasi di Indonesia selalu tercatat lebih besar dibanding target yang ingin dituju setiap tahunya. Namun isu yang berkembang akhir-akhir ini menyebutkan bahwa, politik pemerintah Indonesia menjadi sangat tidak mandiri akibat ketergantungan dengan modal dan bantuan asing. Hal tersebut juga yang menjadi salah satu faktor pertimbangan dan keragu-raguan akan manfaat penanaman modal asing di Indonesia. Karena tidak sedikit juga justru bukan manfaat dan keuntungan yang diterima oleh Indonesia dari penanaman modal asing tersebut namun malah kerugian. Yang diantaranya adalah kasus yang belum lama terjadi yakni kasus pemutusan kontrak Indonesia dengan JP Morgan yang merupakan perusahaan persepsi yang mengelola penerimaan negara Indonesia. Walaupun JP Morgan bukan merupakan perusahaan yang menginvestasi atau menanam modal asing di Indonesia, namun JP Morgan bisa disebut juga sebagai tangan kanan Indonesia yang membantu mendapatkan modal asing melalui penjualan portofolio efek yang merupakan salah satu instrumen penanaman modal asing di Indonesia, mengapa pemutusan kontrak tersebut dilakukan oleh Indonesia? Hal tersebut dikarenakan riset yang dikelurkan oleh JP Morgan terkait Indonesia, berpotensi menciptakan gangguan stabilitas keamanan nasional, yang seharusnya Indonesia bisa mendapatkan suntikan dana melalui aliran investasi portofolio, justru malah mendapatkan penurunan rating investasi pada level underweight. Kasus lain ditunjukan oleh perusahaan google yang ada di Indonesia, sebagai salah satu perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia dengan cara mendirikan perusahaan google inc Indonesia, seharusnya memberikan dampak positif bagi Indonesia sebagai negara tujuan investasi tersebut, salah satu diantaranya adalah menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, dan terutama adalah meningkatkan penerimaan pemerintah Indonesia yang diperoleh melalui pajak perusahaan tersebut. Namun apa yang terjadi? Hingga kamis 26 Januari 2016 Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan (DJP Kemenkeu) masih belum berhasil menarik pajak dari perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut. Direktur Penegakan Hukum DJP Kemenkeu Dadang Suwarna mengatakan, pemerintah masih terus berupaya persuasif seperti terus berkomunikasi dengan baik terhadap google, agar segera membayarkan kewajiban pajak yang ditaksir mencapai Rp.450 milyar. Pada kasus lainya yang terjadi akhir-akhir ini mengenai kekhawatiran masyarakat Indonesia akan terjualnya beberapa pulau dijakarta dan akan dijadikan sebagai kawasan tionghowa pun menjadi salah satu isu yang membuat masyarakat justru meragukan kemanfaatan dari penanaman modal asing tersebut. Kekhawatiran tersebut muncul ketika tersebar isu bahwa iklan penjualan hunian dikawasan pulau reklamasi di Jakarta ditayangkan di Tiongkok China, hal tersebut membawa kekhawatian bagi masyarakat Indonesia, bahwa Pemerintahan Indonesia memang telah dimasuki oleh orang-orang yang ingin mengembalikan komunisme di Indonesia. Namun adanya isu-isu tersebut justru dipatahkan oleh BKPM, BKPM mengatakan bahwa sentimen Anti-China diyakini tak akan mempan mengganggu investasi di Indonesia. Justru BKPM meramalkan realisasi investasi China diperkirakan akan mendominasi penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang (cnnindonesia.com/25/01/2017). Kepala BKPM menyatakan bahwa derasnya investasi dari China disebabkan karena negara tirai bambu tersebut berminat menempatkan negara-negara Asia Pasifik sebagai tujuan utama penanaman modal mereka. Realisasi Investasi dari China sendiri pada tahun 2016 meningkat drastis sebesar 216 persen dibanding tahun 2015, yakni sebesar US$ 4,9 miliar dari yang sebelumnya hanya US$1,55 miliar dan menempati peringkat ke-tiga PMA terbesar di Indonesia. Sebagian investasi China yang masuk ke Indonesia merupakan investasi langsung atau foreign direct investment, hal tersebut dirasa lebih efektif dibandingkan dengan penanaman pada portofoio efek, karena kemanfaatan dari investasi tersebut dapat dirasakan secara langsung oleh penerima investasi, berbeda dengan singapura yang menjadi negara kontributor PMA terbesar dengan angka US$9,17 miliar atau sekitar 31,66 persen dari total realisasi PMA di Indonesia yang mana penanaman modalnya merupakan perpanjangan tangan dari modal asal negara lain. Adanya beberapa keterangan dan contoh kasus yang dikutipkan diatas, menjadi bahan kajian, sesungguhnya apakah yang didampakan oleh PMA bagi Indonesia, apakah ancaman kerugian, atau peluang keuntungan?? Wallahu a’alam bissowab.