Uploaded by User11956

186649 osce tht

advertisement
ALAT
•
lat-alat standar yang diperlukan untuk pemeriksaan telinga :
–
–
–
–
–
–
Lampu kepala
Garpu tala
Spekulum telinga beberapa ukuran (kecil, sedang, besar)
Pinset telinga
Aplikator (pelin?r kapas)
Aligator (cunam) :
• untuk mengambil benda asing
• untuk mengangkat polip liang telinga
– Cerumen hook dan cerumen spoon :
• Cerumen hook : tumpul & tajam (dengan kait)
• Cerumen spoon: ujung seper? sendok
–
–
–
–
Obat anestesi lokal : larutan Lidokain 2%
Balon Politzer
Otoskop
Tampon Steril
ALAT
•
Alat-alat standar yang diperlukan untuk pemeriksaan hidung :
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Lampu kepala
Spekulum hidung ukuran kecil, sedang dan besar
Pinset bayonet
Hook untuk mengambil benda asing di hidung
Cairan : pema? rasa (Lidokain 2%), vasokonstriktor (Ephedrine)
Kapas untuk tampon
Kaca laring beberapa ukuran (kecil, sedang, besar)
Penekan lidah(tongue depressor, tongue spatula)
Lampu spiritus
Mangkuk bengkok (nearbeken)
Tampon Steril
ALAT
• Alat-alat standar yang diperlukan untuk
pemeriksaanmulut (laring/ faring) :
– Lampu kepala
– Penekan lidah(tongue spatula)
– Larutan pema? rasa lokal (Lidokain 2%)
– Cunam untuk mengambil benda asing di
tenggorok
– Kaca laring beberapa ukuran (kecil, sedang, besar)
– Lampu spiritus
cara duduk
KASUS THT
SALAM + PERKENALAN
ANAMNESIS AKURAT
INFORMED CONSENT
AWALI DG CUCI TANGAN
MEMULAI PEMERIKSAAN DARI TELINGA KANAN
NYATAKAN HASIL
RENCANA MONITORING
CLOSING + TERIMA KASIH
S
O
NYERI TELINGA UNILATERAL, onset, jenis
nyeri, nyeri tekan tragus, gej sistemik, penurunan
pendengaran, riw korek telinga
Otoskopi: OAE sempit, keluar cairan, MT suram
Nyeri tekan, Aurikula bengkak, pembesaran KGB
A
DD: Preichondroitis, Selulitis, OE Sirkumskripta,
Otomikosis
P
Diag: KOH
Tx: AB topikal, simptomatis, ear toilet
KIE
Inspeksi Telinga
Kulit daun telinga
• Muara/lubang telinga
• Keberadaan telinga : Normal/abnormal : Ada atau ?dak
: Terbentuk/ ?dak terbentuk
• Besarnya : kecil/ sedang/ besar atau normal/ abnormal.
• Adakah kelainan seper? hematoma pada daun telinga (cauliflower
ear).
Liang telinga:
• Mengenal pars ossea, isthmus dan pars car?laginea dari liang
telinga
• Adakah tanda-tanda radang
• Apakah keluar cairan/?dak
• Adakah kelainan di belakang/depan telinga
OTOSKOP
Penilaian MT
• Gendang telinga :
Dinilai warnanya, besar kecilnya, ada ?daknya
reflek cahaya (cone of light), perforasi,
sikatrik, retraksi, penonjolan prosesus brevis.
MEMBRAN TIMPANI NORMAL
EKSOSTOSIS
OTITIS MEDIA AKUT (STD SUPURASI)
CAIRAN SEROSA / OTITIS MEDIA EFUSI
PERFORASI MT
COLESTEATOMA
RETRAKSI MT
PERDARAHAN TELINGA TENGAH
Extraksi Serumen
Prosedur membersihkan serumen dengan irigasi :
• Irigasi dilakukanterhadap serumen yang keras dan kering.
• Irigasi kanalis auditorius eksternus dapat dilakukan dengan
atau tanpa pemberian seruminoli?k sebelumnya.
Seruminoli?k dapat diberikan bila serumen keras atau
menempel erat di dinding liang telinga.
• Instrumen :
– Ear syringes
– Cairan irigasi (air hangat, normal saline, akuades)
– Mangkuk bengkok
Teknik :
• Pas?kan penerangan cukup, lampu diarahkan ke liang telinga
pasien.
• Ujung syringe harus tumpul.
• Cairan irigasi yang digunakan harus mempunyai suhu seper? suhu
badan (untuk mencegah s?mulasi apparatus ves?bular).
• Lindungi baju pasien dengan handuk atau plas?k. Minta pasien
untuk memegangi mangkuk bengkok di bawah daun telinganya.
• Pasien diminta untuk sedikit menundukkan kepala. Daun telinga
(pinna) ditarik ke atas dan ke belakang supaya kanalis auditorius
eksternus lurus dan bagian dalam kanal terlihat jelas.
• Cairan irigasi yang sudah dihangatkan (suhu 34-40oC) diaspirasi ke
dalam syringe, tempatkan mulut syringe tepat di luar meatus
auditorius eksternus dan diarahkan ke atap liang telinga.
•
•
•
•
•
•
•
Air disemprotkan perlahan ke arah dinding/ atap kanal bagian posteriorsuperior (jangan menyemprotkan air ke arah membrana ?mpani, karena
justru akan makin mendorong serumen masuk lebih dalam).
Aliran air di antara membrana ?mpani dan serumen akan mendorong
serumen keluar.
Bila belum berhasil, lakukan sekali lagi. Bila tetap belum berhasil, lakukan
pretreatment dengan seruminoli?k selama 2-3 hari lebih dahulu,
kemudian ulangi irigasi.
Hen?kan bila pasien mengeluh nyeri, pusing atau mual.
Sebaiknya prosedur dilakukan secara lembut tapi cepat (dalam 2 menit).
Setelah serumen keluar, keringkan liang telinga menggunakan kapas
bertangkai, kemudian lakukan inspeksi untuk mencari kemungkinan abrasi
kulit liang telinga.
Jika perlu, tutup liang telinga dengan bola kapas untuk menyerap air yang
masih tersisa.
Membersihkan serumen dengan hook
atau cure^e dan suc?on
• Jika terdapat kontraindikasi irigasi, dipilih
teknik instrumentasi untuk mengeluarkan
serumen, yaitu menggunakan hook dan
cure^e.Hook dipergunakan bila serumen
cukup padat dan kering, cure^e dipergunakan
bila serumen agak basah.
Benda asing telinga
•
•
•
•
•
•
Pengambilan benda asing dalam liang telinga dapat dilakukan dengan atau
tanpa anestesi lokal. Anestesi yang dapat diberikan adalah anestesi topikal
jenis spray.
Benda asing berupa serangga dibunuh lebih dahulu dengan gliserin.
Setelah ma? barulah dikeluarkan menggunakan forcep/pinset atau
suc?on.
Bila benda asing berbentuk bulat sulit untuk dijepit, pergunakan hook.
Hook dilewatkan di belakang benda asing sehingga ujung kait berada di
belakang benda asing, kemudian perlahan-lahan kait ditarik keluar.
Irigasi dilakukan bila benda asing ?dak terjepit dalam dinding liang telinga.
Setelah pengambilan benda asing dalam liang telinga, berikan tetes telinga
an?bio?k untuk mencegah infeksi.
Pada anak-anak, bila usaha pertama ?dak berhasil mengeluarkan benda
asing, hendaknya pasien segera dirujuk. Pengulangan ?ndakan
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi.
TUJUAN: Menilai derajat penurunan pendengaran
ALAT: ruangan tertutup, ear plug
PROSEDUR:
• Pemeriksa berdiri 1 meter dibelakang pasien, telinga kiri pasien ditutup dg
ear plug
• Pemeriksa membisikkan kata (2 suku kata) yang familiar di telinga pasien
menggunakan napas sisa MEV (Maximum Expira?on Volume)
• Apabila pasien mendengar, pemeriksa mundur 1 meter lalu kembali
berbisik
• Pemeriksaan diulangi hingga pasien ?dak dapat mendengar atau sudah
mencapai 6 meter di belakan pasien
• Prosedur diulangi pada telinga kiri.
TUJUAN: Menilai derajat penurunan pendengaran
ALAT: ruangan tertutup, ear plug
Hasil Kuan*ta*f
Jarak dengar
Normal
6m
Dalam batas normal
5m
Tuli ringan
4m
Tuli sedang
2-3 m
Tuli berat
≤1
TUJUAN: Menilai jenis penurunan pendengaran
ALAT: Garpu Tala 512Hz, alat tulis, ruangan tertutup
RINNE à AC:BC
• Getarkan garpu tala
• Segera tempel TEGAK LURUS thd permukaan mastoid
kanan
• minta pasien MENGANGKAT TANGAN jika bunyi hilang
• Jika bunyi hilang, pindahkan garpu tala 2,5cm di depan
MAE
• Tanya mendengar bunyi (RINNE +) atau ?dak (RINNE -)
• Catat lalu ulangi pd telinga kiri
PEMERIKSAAN GARPU TALA
TUJUAN: Menilai jenis penurunan pendengaran
ALAT: Garpu Tala 512Hz, alat tulis, ruangan tertutup
WEBER à hantaran tulang (BCka:BCki)
• Getarkan garpu tala
• Segera tempel TEGAK LURUS thd permukaan GARIS
TENGAH kepala pasien (vertex, glabella, philtrum,
mentum)
• minta pasien MENGANGKAT TANGAN jika bunyi
terdengar lebih keras pada salah satu sisi (LATERALISASI
KE KANAN/KIRI)
TUJUAN: Menilai jenis penurunan pendengaran
ALAT: Garpu Tala 512Hz, alat tulis, ruangan tertutup
SCHWABACH Bcdoc:BCpx
• Getarkan garpu tala
• Letakkan garpu tala PROC MASTOIDEUS PASIEN hingga
bunyi hilang
• Pindahkan ke proc mastoideus pemeriksa
• Bila Pemeriksa MASIH MENDENGAR Schwabach
MEMENDEK
• Bila Pemeriksa TIDAK MENDENGAR, tes diulang dengan
cara terbalik
• NEXT…
TUJUAN: Menilai jenis penurunan pendengaran
ALAT: Garpu Tala 512Hz, alat tulis, ruangan tertutup
SCHWABACH Bcdoc:Bcpx
• Getarkan garpu tala
• Letakkan garpu tala PROC MASTOIDEUS PEMERIKSA
hingga bunyi hilang
• Pindahkan ke proc mastoideus pasien
• Bila pasien masih dapat mendengar, schwabach
MEMANJANG
• Bila pasien ?dak dapat mendengar, schwabach pasien =
pemeriksa
• Catat lalu ulangi pd telinga kiri
Hal
Normal
Tuli Konduksi
Tuli Sensorineural
mengulangi
dengan baik
rendah
?nggi (percakapan)
Batas bawah naik
Batas atas turun
TUJUAN: Menilai jenis penurunan pendengaran
Bisik
Sulit mendengar frek
Sulit mendengar frek
ALAT:
Garpu TalaMampu
512Hz, alat tulis,
ruangan tertutup
Schwabach
= pemeriksa
Memanjang
Memendek
Rinne
+ (AC > BC)
- (BC > AC)
+ (AC > BC)
Weber
(Lateralisasi )
Tidak ada
Ke arah sakit
Ke arah baik
BC normal
AC dan BC turun
BC > AC
BC = AC
Gap ≥ 10dB
Gap neg
Nada murni
TUJUAN: Menilai jenis penurunan pendengaran
ALAT: Garpu Tala 512Hz, alat tulis, ruangan tertutup
SIMPULKAN HASIL PEMERIKSAAN MASING-MASING TELINGA
KEMUNGKINAN DIAGNOSIS (JIKA ADA KASUS)
ka
rinne
+
weber
swabach
ki
-
à
normal
panjang
ka
rinne
+
weber
swabach
ki
+
à
pendek
normal
ka
rinne
+
weber
swabach
ki
+
à
pendek
pendek
ka
rinne
-
weber
swabach
ki
-
ß
panjang
panjang
S
O
A
BERSIN (5x?), riw atopi, gej lain, anosmia
alergic sinner, alergic crease, alergic salute
RHINOSKOPI ANTERIOR (SPEKULUM): konka
livide/pucat, polip
DD: Rhinitis Vasomotor, Rhinitis Medica mentosa,
Rhinitis akut/viral
P
Diag: skin prick, IgE RAST
Tx: avoidance, grading R.Alergi à TX
KIE
memegang spekulum hidung
memegang spekulum hidung
Rhinoskopi Anterior
Lakukan inspeksi, mulai dari :
• Cuping hidung (ves?bulum nasi)
• Bangunan di rongga hidung
• Meatus nasi inferior : normal/?dak
• Konka inferior : normal/?dak
• Meatus nasi medius : normal/?dak
• Konka medius : normal/?dak
• Keadaan septa nasi : normal/?dak, adakah deviasi septum
• Keadaan rongga hidung : normal/ ?dak; sempit/ lebar; ada
pertumbuhan abnormal: polip, tumor; ada benda asing/ ?dak :
berbau/ ?dak
• Adakah discharge dalam rongga hidung, bila ada bagaimana
deskripsi discharge (banyak/ sedikit, jernih, mucous, purulen,
warna discharge, apakah berbau).
Rhinoskopi Posterior
•
•
•
•
•
•
Lakukan penyemprotan pada rongga mulut dengan lidokain spray 2%
(?dak selalu).
Tunggu beberapa menit.
Ambil kaca laring ukuran kecil.
Masukkan/pasang kaca laring pada daerah ismus fausium arah kaca ke
kranial.
Evaluasi bayangan-bayangan di rongga hidung posterior (nasofaring).
Lihat bayangan di nasofaring:
–
–
–
–
–
–
–
Fossa Rossenmuler
Torus tubarius
Muara tuba audi?va Eustachii
Adenoid
Konka superior
Septum nasi posterior
Choana
S
O
A
HIDUNG BERBAU & NYERI DI PIPI, onset, riw rhinogen/
dentogen, gej. sinusitis, riw. atopi, gejala umum sinusitis
tanda rhinitis/karies, NYERI TEKAN PIPI unilateral/
bilateral, TRANISLUMINASI (maxillaris & frontalis)
DD: Sinusitis maxillaris kronis, sinusitis frontalis akut/kronis
P
Diag: Waters + schedel atau panoramik
Tx: Decongestan, AB, Simptomatis, konsul jika dentogen
KIE
SINUS
PALPASI SINUS
x-ray waters
x-ray PANORAMIC
Prosedur pemasangan tampon
anterior
• Tampon kapas/ rol tampon dibasahi dengan vasokonstriktor dan
aneste?kum lokal, kemudian dimasukkan ke dalam kavum nasi
anterior.
• Dilakukan penekanan langsung ke area perdarahan minimal selama
10-15 menit, kemudia tampon diangkat dan dilakukan inspeksi
kembali untuk menilai apakah masih terjadi perdarahan.
• Jika penatalaksanaan lokal ?dak dapat menghen?kan epistaksis
anterior, perlu dilakukan tamponade anterior (nasal packing).
• Tampon diinsersikan dengan bantuan pinset bayonet dan spekulum
nasal, membentuk susunan berlapis seper? akordion sejauh
mungkin masuk ke dalam hidung. Tiap lapisan ditekan perlahan
sampai cukup padat sebelum lapisan berikutnya diinsersikan.
S
NYERI MENELAN, onset, trismus, gg. napas, riw
ISPA, suara serak, ris tonsilitis, riw terapi
O
A
pakai masker, inspeksi tonsil (kripte, detritus,
pseudomembran)
DD: tonsilitis kronis, TK + eksaserbasi akut, abses
P
Tx: AB, Simptomatis (analgetik + antiinflamasi)
• Apakah ada kelainan di
bibir dan rongga mulut :
•
•
•
•
•
Bibir pecah-pecah
Ulkus di bibir
Drolling (ngiler)
Tumor
Sukar membuka mulut
(trismus)
•
PEMERIKSAAN TONSIL
– Besar tonsil (T0-T4)
– Permukaan :
Halus
berbenjol-benjol
Ulserasi
Detritus
Pelebaran kripte,
Micro abses,
Tonsil berlobus-lobus,
Penebalan arcus,
Besar tonsil kanan-kiri
sama/ ?dak,
• Disertai pembesaran
kelenjar leher/ ?dak.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
oral inspec?on
Enlarged tonsil
tonsil
Diphtery
Acute tonsili?s
PERITONSILER ABSCESS
Indirect Laryngoskop
• Pasien duduk berhadapan dengan dokter, posisi pasien
sedikit lebih ?nggi dibandingkan dokter.
• Tubuh pasien sedikit condong ke depan, dengan mulut
terbuka lebar dan lidah dijulurkan keluar. Supaya kaca
laring ?dak berkabut oleh nafas pasien, hangatkan kaca
laring sampai sedikit di atas suhu tubuh.
• Pegang ujung lidah pasien dengan kassa steril supaya tetap
berada di luar mulut. Minta pasien untuk tenang dan
mengambil nafas secara lambat dan dalam melalui mulut.
• Fokuskan sinar dari lampu kepala ke orofaring pasien.
• Untuk mencegah ?mbulnya refleks muntah, arahkan kaca
laring ke dalam orofaring tanpa menyentuh mukosa kavum
oris, palatum molle atau dinding posterior orofaring.
• Putar kaca laring ke arah bawah sampai dapat melihat
permukaan mukosa laring dan hipofaring. Ingat bahwa
pada laringoskopi indirek, bayangan laring dan faring
terbalik: plika vokalis kanan terlihat di sisi kiri kaca laring
dan plika vokalis kiri terlihat di sisi kanan kaca laring.
• Minta pasien untuk berkata “aaahh”, ama? pergerakan
plika vokalis (true vocal cords) dan kar?lago arytenoid.
• Plika vokalis akan memanjang dan beraduksi sepanjang
linea mediana. Ama? gerakan pita suara (adakah paresis,
asimetri gerakan, vibrasi dan atenuasi pita suara, granulasi,
nodul atau tumor pada pita suara).
• Ama? pula daerah glo?s, supraglo?s dan subglo?s.
TERIMA KASIH
Download