Distribusi gunung-api di Indonesia (dari USGS-Volcano, 2006). Secara geologi Indonesia terletak pada daerah tektonik aktif dimana terjadi pertemuan beberapa lempeng tektonik. Gunung-api terbentuk sebagai akibat dari tumbukan lempeng-lempeng tersebut. Sejak tahun 1600 bencana gunung-api di Indonesia telah menelan korban sekitar 160.000. Dua letusan gunung-api terbesar yang pernah terjadi di Indonesia adalah Gunung Tambora pada tahun 1815 dan Gunung Krakatau pada tahun 1883, masingmasing menimbulkan korban jiwa sebanyak 92.000 dan 36.000 orang. Sebagai fenomena alam, erupsi gunung-api merupakan bahaya alam (natural hazard) yang tidak dapat dihindarkan keberadaan maupun kejadiannya. Meskipun demikian, fenomena-fenomena yang mendahului terjadinya erupsi gunung-api dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi bencana akibat erupsi gunung-api. Kondisi tektonik Indonesia memposisikan kehidupan manusia dan lingkungan di Indonesia menjadi rentan terhadap bencana alam (natural disaster) akibat erupsi gunung-api. Oleh karena itu diperlukan kajian dan tindakan yang dapat meminimumkan dampak erupsi gunung-api (mitigasi). Selain menyimpan potensi bahaya, gunung-api juga memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Dengan banyaknya gunung-api, Indonesia adalah negara dengan potensi energi geotermal yang sangat besar. Energi geotermal harus dikembangkan pemanfaatannya di Indonesia sebagai energi alternatif mengingat semakin menipisnya sumber energi berbasis fosil terutama migas dan batubara. Dari potensi energi geotermal Indonesia sebesar hampir 30.000 MW baru sekitar 1000 MW yang telah dimanfaatkan.