MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM Disusun oleh : FAJRI RAMADHAN NIM : 01031381621220 KELAS : SIM SP 2019 PALEMBANG Dosen pembimbing : ARYANTO, S.E., M.T.I., AK JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG 2019 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat, taufik, dan hidayat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metodologi Pengembangan Sistem” dengan lancar dan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Makalah ini disusun mengacu pada referensi-referensi yang relevan dan akurat. Dalam makalah ini saya juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak Aryanto, S.E., M.T.I., AK., karena telah berkenan mendidik kami dengan jerih payah dan dengan keikhlasannya dalam mengajar kami. Saya berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca tentang “Metodologi Pengembangan Sistem”. Dalam penyusunan makalah ini, masih begitu banyak kekurangan maka diharapkan kepada para pembaca khususnya dosen untuk memberikan kritik dan sarannya demi kebaikan penyusunan makalah saya kedepan. Palembang, Juni 2019 Penyusun ii DAFTAR ISI Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii Daftar isi .................................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengetian dari metodologi pengembangan sistem .................................................. 6 2.2 Langkah-langkah pengembangan sistem ................................................................. 6 2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem ..................................... 9 2.4 Model-model pengembangan sistem ....................................................................... 10 2.5 Studi Kasus Pengembangan sistem .......................................................................... 21 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 24 3.2 Saran ......................................................................................................................... 24 D aftar pustaka ........................................................................................................................ 25 iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem adalah sekumpulan unsur (elemen/kegiatan/prosedur) yang saling terpadu dan bekerjasama satu sama lain yang keberadaannya membentuk sebuah fungsi untuk mencapai tujuan tertentu. Sesuatu dapat dikatakan sistem jika terdapat aktivitas atau kegiatan. Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Saat ini, perkembangan sistem informasi diseluruh dunia telah membuat hidup manusia semakin lebih mudah. Terutama sejak diciptakannya internet, komunikasi menjadi semakin tidak terbatas dan tanpa hambatan, baik hambatan geografis ataupun hambatan waktu. Kita dapat berkomunikasi dengan keluarga/teman/rekan bisnis yang berada di belahan dunia lain secara langsung melalui jaringan internet. Manfaat perkembangan sistem informasi ini sangat menguntungkan banyak pihak terutama perusahaan ataupun bidang usaha. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi. Sehingga sekarang ini, banyak perusahaan yang menggunakan sistem informasi untuk menunjang aktifitas perusahaannya. Namun, sistem yang diterapkan sekarang belum mampu mencapai tujuan dari apa yang diharapkan. Maka dari itu, perancangan sistem informasi merupakan pengembangan dari sistem lama menjadi sistem yang baru di mana masalah-masalah yang terjadi pada sistem yang lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari metodologi pengembangan sistem? 2. Apa saja langkah-langkah pengembangan sistem? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi? 4. Apa saja model-model pengembangan sistem? 5. Bagaimana contoh studi kasus dari pengembangan sistem? 4 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengertian dari metodologi pengembangan sistem 2. Mengetahui langkah-langkah pengembangan sistem 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi 4. Mengetahui model-model pengembangan sistem 5. Mengetahui contoh studi kasus dari pengembangan sistem 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Metodologi Pengembangan Sistem Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan oleh ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008) dalam (Andini, 2014). Pengembangan sistem berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada (kami, 2008) dalam (wibosono, 2016). Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut : 1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama. 2. Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkna sistem yang lama tidak dapat beroperasai sesuai dengan yang diharapkan. 3. Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin. 4. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkna kebenaran dari data kurang terjamin. 5. Tidak efisiennya operasi. Apabila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke proses yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem. Siklus Hidup Pengembangan Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. 2.2 Langkah-Langkah Pengembangan Sistem 1. Tahap perencanaan (planning) Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya 6 dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi, rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup: 1. Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan. 2. Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga halhal demikian dapat dicegah sejak awal. 3. Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi 4. Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal. 2. Tahap analisis (analysis) Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut : 1. Menetapkan rencana penelitian sistem 2. Mengorganisasikan tim proyek 3. Mendefinisikan kebutuhan informasi 4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem 5. Menyiapkan usulan rancangan sistem 6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem 7 Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan. 3. Tahap perencanaan (design) Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya. Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. 4. Tahap pembangunan fisik (construction) Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail. Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan. 5. Tahap implementasi Merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi 2. Mengumumkan rencana implementasi 8 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak Menyiapkan database Menyiapkan fasilitas fisik Memberikan pelatihan dan workshop Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem) Menyiapkan saat yang tepat untuk cut over (peralihan sistem) Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang. 6. Tahap pasca implementasi Pengembangan sistem informasi biasanya di akhiri setelah tahap implementasi dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola. Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem. Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis. 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem 1. Teknologi eksternal Sistem informasi eksternal adalah komponen-komponen teknologi di luar perusahaan/organisasi itu sendiri yang dalam hal ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam melakukan aktivitas bisnis. Teknologi eksternal memiliki faktor seperti ilmu pengetahuan, dan teknologi yang berkembang dalam lingkungan eksternal organisasi. 2. Teknologi internal Sistem informasi internal adalah komponen-komponen pendukung perusahaan yang dalam hal ini sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan manajemen dalam 9 melakukan aktivitas bisnis sehari-hari. Meliputi: (a) Software; (b) Hardware; (c) Aplikasi; (d) Infrastruktur. 3. Bisnis eksternal Terdiri dari pasar, pelanggan, perusahaan-perusahaan lain (baik para pesaing atau rekanan perusahaan) yang memiliki komponen bisnis dan sistem informasinya masingmasing, pemerintah (sebagai penyusun kebijakan-kebijakan/policy dan peraturan), perangkat hukum, dan lain sebagainya. 4. Bisnis internal Bisnis internal memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan, seperti (a) struktur organisasi; (b) infrastruktur (asset); (c) proses; (d) sumber daya manusia; (e) budaya perusahaan, dan lain sebagainya. 2.4 Model-Model Pengembangan Sistem Pada awal berkembangnya sistem informasi, pengembangan sistem informasi dilakukan oleh programmer berdasarkan permintaan manajemen perusahaan (user). Programmer bekerja berdasarkan data yang harus dimasukkan dalam sistem dan laporan atau informasi yang harus dihasilkan dari sistem yang akan dibuat. Untuk menghindari dihasilkannya informasi yang tidak memuaskan, maka perlu dilakukan analisis pengembangan sistem sebelum perancangan sistem. Lalu lahirlah siklus pengembangan sistem yang dikenal sebagai System Development Life Cycle (SDLC). 1. Model System Development Life Cycle (SDLC) System Development Life Cycle (SDLC) atau metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan makanya disebut dengan metode tradisional. Metode ini merupakan tahap-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem/pemrogram dalam membangun sistem informasi. Metode ini juga diartikan sebagai alat untuk manajemen proyek yang bias digunakan untuk merencanakan, memutuskan dan mengontrol proses pengembangan sistem informasi. Tahap-tahap penggunaan Metode SDLC : a. Melakukan survey dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi Tahap ini akan ditentukan ruang lingkup proyek bagi semua pemakai sistem informasi dan berbagai tingkat pertanggungjawaban, meneliti masalah dan berbagai kemungkinan adanya kendala, menentukan sasaran proyek dan menentukan solusinya. Hasil dari survey adalah laporan kelayakan studi berisi temuan-temuan, rekomendasi, pertimbangan biaya dan manfaat. Temuan ini harus diketahui oleh komite pengawas. b. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan 10 c. d. e. f. g. h. Mempelajari sistem yang sedang berjalan, mengetahui sebab dan kendala yang dihadapi. Hasil dari tahap ini adalah laporan yang mengungkapkan adanya berbagai permasalahan. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi Hal terpenting dari sistem informasi adalah terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari para pemakai sistem (pemakai sistem dilibatkan). Hasil dari tahap ini adalah laporan permintaan dari pemakai sistem informasi yang akan dijadikan dasar untuk pembuatan keputusan. Memilih solusi/pemecahan masalah yang paling baik Dari berbagai solusi maka solusi dan pemecahan masalah terbaiklah yang akan dipilih yaitu berdasarkan hasil analisis permintaan pemakaian. Menentukan perangkat keras dan perangkat lunak komputer Setelah proposal pengembangan sistem informasi disetujui maka ditentukan hardware dan software yang akan digunakan dan bagaimana cara mendapatkannya. Merancang sistem informasi baru Kegiatan perancangan sistem informasi baru umumnya meliputi: input, proses, output, bahan yang digunakan, metode dan prosedur serta pengendalian internal. Mengomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru Hasil penyusunan sistem informasi adalah sebuah software komputer yang siap pakai digunakan sesuai dengan kebutuhan users, selanjutnya analis harus memperkenalkan paket sistem informasi tersebut untuk dioperasikan (pelatihan users dll). Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada kesalahan atau kegagalan yang timbul dalam penggunaan sistem informasi. Kelebihan SDLC : a. Mudah diaplikasikan b. Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan Kekurangan SDLC : a. Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung. b. Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek. 11 c. Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal. d. Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien. 2. Metode Waterfall Sering juga disebut model Sequential Linier. Metode pengembangan sistem yang paling tua dan paling sederhana. Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung. Tahap-tahap metode waterfall adalah sebagai berikut : a. Analisis kebutuhan perangkat lunak Pengumpulan kebutuhan untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak sehingga dapat dipahami kebutuhan dari user. b. Desain Desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antar muka dan prosedur pengkodean. c. Pembuatan kode program Hasil tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain. d. Pengujian Pengujian fokus pada perangkat lunak dari segi logik dan fungsional serta memastikan bahwa semua bagian sudah diuji sehingga keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. e. Pendukung atau pemeliharaan Dikarenakan adanya perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan dapat terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian. 12 Kelebihan waterfall : a. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap. Sehingga tidak berfokus pada tahapan tertentu. b. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir karena setiap fase harus terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi, setiap fase atau tahapan akan mempunyai dokumen tertentu. Kekurangan waterfall : a. Diperlukan manajemen yang baik karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang sebelum terjadinya suatu produk. b. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan. c. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan. 3. Metode Prototyping Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses. Tahapan-tahapan prototyping sebagai berikut : 13 a. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. b. Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output). c. Menggunakan sistem Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. d. Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai. e. Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain. f. Evaluasi sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. g. Evaluasi prototyping Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan. 14 Kelebihan prototyping : a. Prototyping melibatkan user dalam analisa dan desain. b. Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret. c. Digunakan untuk memperluas SDLC. Kelemahan prototyping : a. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat. b. Mengesampingkan alternative pemecahan masalah. c. Bisanya kurng fleksibel dalam menghadapi perubahan. d. Prototype yang dihasilkan tidka selamanya mudah dirubah dan cepat selesai. 4. Model Rapid Application Development (RAD) RAD merupakan penggabungan metode atau teknik terstruktur. RAD adalah sebuah proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen. Tahapan-tahapan RAD adalah sebagai berikut : a. Business modelling Fase ini untuk mencari aliran informasi, seperti informasi mengendalikan proses bisnis, di mana informasi digunakan, siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang dimunculkan. b. Data modelling Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan. c. Process modelling Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentu. d. Application generation Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak. 15 e. Testing and turnover Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh. Kelebihan RAD : a. RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object). b. Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien. Kekurangan RAD : a. Tidak cocok untuk proyek skala besar. b. Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi. c. Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini. d. Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini. 16 5. Model Spiral Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap. Tahapan-tahapan model spiral sebagai berikut : a. Komunkasi pelanggan Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhankebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan. b. Perencanaan Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan. c. Analisis Resiko Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis. d. Perekayasaan Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut. e. Konstruksi dan Peluncuran Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai. f. Evaluasi Pelanggan Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan. 17 Kelebihan spiral : a. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer. b. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar. c. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses. d. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk. e. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iterative. f. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius. kekurangan spiral : a. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol. b. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur. c. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute. 6. Model Object Oriented Technology Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Dasar pembuatan adalah Objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum menyangkut perangkat lunak, perangkat keras, dan sistem secara keseluruhan. Pada Object Oriented Technology ada beberapa metode yang digunakan dlam pengembagan sistem. Salah satu yang terkenal adalah OMT (Object Modelling Technique) yang diciptakan oleh Rambough. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam OMT ini adalah: a. Model Objek b. Model Dinamis c. Model Fungsional 18 Dalam pengembangan sistem berbasis objek diperlukan tahapan proses analisis yang akan dilanjutkan dengan tahapan desain/perancangan sistem. Kelebihan Object Oriented Technology : a. Uniformity Pengembang cukup menggunakan satu metodelogi dari tahap analisis hingga perancangan. Dengan adanya perkembangan ke arah aplikasi GUI (graphical User interface), OMT memungkinkan merancangn user interface secara terintegrasi bersama dengan perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data. b. Understandability Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami. c. Stability Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahn sesungguhnya dilapangan. d. Reusability Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat waktu pengembangan perangkat lunak. Kelemahan Object Oriented Technology : Metode berorientasi objek merupakan konsep yang relatif baru sehingga belum ada standar yang diterima semua pihak dalam menentukan tool apa yang digunakan sebagai dasar analisi serat perancangan perangkat lunak. 7. Metode End-user Development Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung enduser sangat menguntungkan karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit. Tahapan-tahapan End-user Development sebagai berikut : a. Inisiasi (initiation) Yaitu tahap dimana organisasi (perusahaan) mulai pertama kali mengenal teknologi informasi. b. Ketularan (contagion) 19 Yaitu tahap di mana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini. c. Kendali (control) Pada tahap ini organisasi (perusahaan) sudah mulai selektif di dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi. d. Matang (mature) Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya mempertimbangakan keuntungan yang akan didapatkan serta berapa biaya yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing. Kelebihan End-user Development : a. Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi. b. Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai. c. Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem. d. Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknologi yang digunakan dalam sistem. Kelemahan End-user Development : a.1 Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi. b.1 End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak system informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem. End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem. 20 2.5 Studi Kasus Pengembangan Sistem Angkot atau Angkutan Kota salah satu sarana transportasi utama di JABODETABEK. Tidak hanya di kota-kota besar namun juga didaerah angkot mempunyai peranan penting. Seiring dengan berjalannya waktu angkot-angkot jumlahnya mengalami kenaikan dikarenakan penambahan armada dan pembukaan jalur baru. Sayangnya dikarenakan kesulitan hidup maka rakyatpun mulai berhitung panjang mengenai biaya transportasi angkot. Akhirnya sebagian besar menilai membeli sebuah sepeda motor jauh lebih hemat dan lebih cepat daripada menggunakan sarana angkot. Disamping itu kenyamanan pengguna angkot tidak diperhatikan oleh pemilik angkot. Ujung-ujungnya supir angkotlah yang kena imbasnya, setoran harus diberikan setiap kali narik dan bila kurang terpaksa dia harus nombok. 21 Sedangkan jumlah pengguna angkot makin berkurang dikarenakan masyarakat mulai menggunakan motor dan ditambah jumlah armada meningkat, menambah persaingan antar angkot. Ironis hidup di Indonesia, negara kaya raya dengan sumber berlimpah hanya dinikmati oleh beberapa persen orang. Persaingan antar supir angkot sering terjadi hingga menimbulkan korban, mulai dari masalah sewa, setoran, saling nyalip, bentrok dengan motor atau kena tilang polisi, juga tidak lupa masalah premanisme yang sering menghantui supir angkot. Maka untuk mengatasi masalah ini, sistem dan manajemen Angkot beserta supirnya mesti dirubah. Tujuannya untuk mengembalikan fungsi angkot sebagai sarana penunjang transportasi perkotaan yang lebih efesien dan menguntungkan supir dan pengguna angkot. Agar sistem pembayaran gaji sopir angkot ini dapat berjalan dengan baik, akurat, dan sesuai ketentuan, maka Pemerintah dan Dinas Tata Kota perlu bekerjasama dengan BPPT/Pihak kampus/pihak swasta untuk membuat Sistem Informasi, desain serta hitungan profitnya sehingga hasilnya menjadi Sistem Standar Angkot yang bisa diterapkan disetiap kota diseluruh Indonesia. Untuk membuat Sistem Informasi Penggajian ini, metode yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan Pada tahapan ini dilakukan perencanaan dan pendefinisian proyek-proyek system yang dilakukan oleh staff perencana untuk mengetahui ruang lingkup aplikasi yang akan dikembangkan beserta rencana tahapan pengembangan (mulai dari nol atau prototype). Misalnya adalah menentukan siapa saja yang akan menjadi user dari system informasi ini, bagaimana alur proses system ini mulai dari input database hingga mencetak slip gajinya, menentukan rumusan perhitungan gaji berdasarkan kilometer dan sebagainya. 2. Tahap Analisis Pada tahapan ini, yang harus dilakukan adalah : a. Identify, yaitu investigasi awal untuk melihat kebutuhan pengguna. b. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. Misalnya bagaimana system kerja shift sopir. c. Analyze, yaitu mememahami sistem yang ada dengan menganalisis jabatan dan uraian tugas (business users), proses bisnis (business process), ketentuan/aturan yang ada (business rules), masalah dan mencari solusinya (business problems & solutions), business tools dan berbagai rencana perusahaan (business plans). d. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis. 3. Tahap Perancangan Membuatlah aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Selain aplikasi, buat juga buku panduan penggunaan aplikasi agar mudah saat melakukan training pada saat implementasi. 22 4. Tahap Implementasi Sebelum implementasi, persiapan secara matang mengenai perangkat keras, perangkat lunak, ruangan dan fasilitas pendukung lainnya. 5. Tahap Pemeliharaan Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan, kelancaran, dan penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan. Dengan demikian, apabila kebijakan Pemprov DKI dan Sistem Informasi Penggajian Sopir Angkot ini bisa diterapkan, maka jumlah angkot akan berkurang, lebih efesien, tertib, supir tidak stress, sebagian supir bisa jadi petugas tiket, para supir hidupnya lebih sehat, penumpang lebih banyak, dan terjadi penurunan jumlah kendaraan motor dan mobil pribadi dikarenakan sistim perangkotan sudah baik. Masyarakatpun bisa lebih berhemat atau membelanjakan uangnya untuk keperluan lain, disini uang akan berputar lebih baik lagi, Pemda setempat yang menerapkan sistim ini akan mendapat profit harian dengan jumlah besar yang mungkin hasilnya bisa ditabung untuk membuat mass transit berupa kereta listrik (pakai masinis atau komputer). Selama ini, system pendapatan sopir angkot adalah dengan mencari penumpang sebanyak mungkin karena mereka harus memberikan setoran kepada pemilik setiap kali narik dan bila jumlahnya setorannya kurang, sopir harus menanggung rugi dengan membayar sendiri kekurangannya. Masalah yang timbul dari system ini adalah persaingan antar supir angkot sering terjadi hingga menimbulkan korban, mulai dari masalah sewa, setoran, saling nyalip, bentrok dengan motor atau kena tilang polisi, juga tidak lupa masalah premanisme yang sering menghantui supir angkot. Masalah ini timbul karena faktor ekonomi dimana supir selalu dituntut untuk membayar setoran dalam jumlah yang pas, dan factor manajemen yang masih belum baik dalam mengatur jadwal dari supir sehingga sering terjadi persaingan rebutan penumpang dan saling nyalip. Dengan adanya solusi system yang baru, sasarannya adalah menghapuskan system setoran dan digantikan dengan system penggajian perbulan. Diharapkan dengan adanya solusi system yang baru ini, dapat menurunkan tingkat kecelakaan dan kemacetan di jalan raya karena terjadi penurunan jumlah kendaraan motor pribadi dikarenakan system perangkotan sudah baik. 23 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Manfaat perkembangan sistem informasi ini sangat menguntungkan banyak pihak terutama perusahaan ataupun bidang usaha. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Pengembangan sistem berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang sudah ada 3.2 Saran Apabila dalam operasi sistem yang sudah dikembangkan masih timbul permasalahan permasalahan yang tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan sistem maka perlu dikembangkan kembali suatu sistem untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke proses yang pertama. Siklus ini disebut dengan Siklus Hidup suatu Sistem dan juga terdapat beberapa model yang dapat digunakan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari perusahaan. 24 DAFTAR PUSTAKA Abha, Z. (n.d.). METODE ANALISIS DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. Retrieved from scribd.com: https://www.scribd.com/doc/127113061/METODE-ANALISIS-DANPENGEMBANGAN-SISTEM-INFORMASI-AKUNTANSI Andini, I. (2014, Desember Minggu). makalah pengembangan sistem informasi. Retrieved from intanandini209.wordpress.com: https://intanandini209.wordpress.com/2014/12/21/makalahpengembangan-sistem-informasi/ Rahman, A. (n.d.). BAB I PENGEMBANGAN SISTEM. Retrieved from https://www.academia.edu/8830586/BAB_I_PENGEMBANGAN_SISTEM Uchiya. academia.edu: (2014, November). metode-metode pengembangan sistem. Retrieved from uchiuwik.blogspot.com: http://uchiuwik.blogspot.com/2014/11/metode-metodepengembangan-sistem.html unknown. (2016, Oktober 21). metodologi pengembangan sistem. Retrieved from sweettdispositionn.blogspot.com: http://sweett-dispositionn.blogspot.com/2016/10/metodologipengembangan-sistem-alat-dan.html wibosono, W. s. (2016, maret senin). metode pengembangan sistem. Retrieved from belajarsisteminformasi16.blogspot.com: http://belajarsisteminformasi16.blogspot.com/2016/03/metode-pengembangan-sistem.html 25