I. 1.1. Materi 1.1.1. Alat MATERI DAN METODA Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah gunting bedah, pinset, baki plastik, kertas millimeter blok/penggaris dan buku gambar. 1.1.2. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan ikan Nilem jantan dan betina ( Osteochilus hasselti ). 1.2. Metoda Ikan ditusuk pada bagian anus dan digunting sampai ke bagian lateral line Ikan digunting kembali ke arah belakang operculum dan menuju ke rongga perut bagian bawah tSaluran pencernaan dibuang, sehingga saluran reproduksi dan ekskresi terlihat Ikan diamati pada bagian urogenital dan digambar 50 II. 2.1. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel Sistem Urogenital Ikan Ikan Nilem Klasifikasi 1 2 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo 4 3 6 5 Osteochilus hasselti Famili Genus Spesies : Ostariophysi : Cyprinidae : Osteochilus : Osteochilus hasselti Keterangan : 1. Ginjal Jenis Kelamin : 2. Saluran Wolfian Betina 3. Gonad ( Kuning Kecoklatan ) Ciri – ciri Ikan Betina 4. Anus Terdapat gonad atau ovarium berpasangan 5. Lubang Genital Ciri – ciri Gonad Betina 6. Telur Berwarna kuning kecoklatan : : 51 Ikan Nilem Klasifikasi 1 3 2 Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus 4 5 Osteochilus hasselti Spesies : Osteochilus : Osteochilus hasselti Keterangan : 1. Ginjal Jenis Kelamin : 2. Terstes berpasangan Jantan 3. Saluran wolfian Ciri – Ciri Ikan Jantan 4. Lubang genital Terdapat testes berpasangan 5. Anus Ciri – Ciri Gonad Jantan Berwarna putih 52 : : 2.2. Pembahasan 2.2.1. Pengertian Sistem Urogenital Ikan Saluran urogenital adalah suatu saluran yang merupakan gabungan dari saluran ginjal dengan saluran kelamin. Letak saluran urogenital berdekatan dengan anus (Rochman, 2009). Sedangkan sistem urogenitalis adalah gabungan dari sistem urinari atau sistem pengeluaran dan sistem genital atau sistem reproduksi. Sistem urinari mengeluarkan sisa-sisa metabolisme berupa ammoniak (NH3) dan yang lainnya dalam bentuk urine melalui ginjal sebagai organ utamanya. Sistem genitalis ikan dapat membedakan jenis kelaminnya melalui gonadnya, jika gonadnya berwarna putih maka ikan berjenis kelamin jantan dan jika gonad berwarna kuning kecoklatan maka ikan berjenis kelamin betina. (Diastuti, 2009). Sistem urogenital ikan yang utama yaitu adanya dua buah ginjal yang berukuran relatif panjang. Terdapat pula ureter yang merupakan saluran kencing bagi ikan. Selain itu pada sistem urogenital ikan terdapat pula alat kelamin berupa gonad. Alat kelamin pada jantan disebut tetis yang berwarna putih dan pada betina disebut ovarium (Lytle dan John, 2005). 2.2.2. Pengertian Sistem Urinari Ikan Sistem urinaria atau eksresi pada ikan adalah yang terjadi dari mesonephros, ureter yang terjadi dari ductus mesonephridicus, vesica urinaria, dan sinus urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang sepanjang dinding dorsal abdomen, kanan dan diri dari linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren. Selanjutnya, ureter membesar dan membentuk vesica urinaria. Ureter bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus urogenitalis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinna analis (Radiopoetro, 1977). 2.2.3. Pengertian Sistem Genital Ikan Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Untuk dapat melakukan reproduksi maka harus ada gamet jantan dan betina. Penyatuan gamet jantan dan betina akan membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi generasi baru ( Fujaya, 2004 ). Sistem genitalia pada ikan berfungsi untuk melakukan perkembangbiakan. Organ utama pada ikan jantan berupa testis yang nantinya akan menghasilkan spermatozoa. Organ utama pada ikan betina berupa ovarium yang nantinya akan 53 menghasilkan ovum. Ketika gamet jantan yaitu spermatozoa dan gamet betina yaitu ovum bila terjadi pembuahan akan menghasilkan zigot (individu baru) dan terjadi perkembangan embrio di dalam telur. Menurut referensi lain genital adalah organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya mempunyai sepasang gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah (Sukiya, 2005: 20). 2.2.4. Deskripsi Sistem Urogenital Ikan Nilem ( Osteochilus hasselti ) Jantan Ikan nilem jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Mereka terletak ventral dari ren. Ujung caudal mulai dari vas deferens yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan nilem betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis (Radiopoetro, 1977). Hasil pengamatan yang telah dilakukan, ikan jantan memiliki gonad berwarna putih, hal ini sesuai dengan pernyataan referensi yang menyatakan bahwa, kebanyakan testis (gonad jantan) memiliki warna putih atau kekuningan. Testis terletak di usus (bersatu dengan usus) hal tersebut sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa testis berjumlah sepasang dan di gantungkan pada dinding tengah rongga abdomen (Subagja, 2009). 2.2.5. Deskripsi Sistem Urogenital Ikan Nilem ( Osteochilus hasselti ) Betina Organ reproduksi pada Ikan Nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis. Ovarium terdapat dalam hewan betina yang ditambatkan oleh mesentrium khusus pada dinding tubuh (mesovarium). Ovarium selain sebagai gonad, juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis terdapat pada hewan jantan. Letak testis pada vertebrata rendah tersimpan dalam rongga perut dengan ditambatkan ke dinding tubuh oleh mesentrium khusus (mesorchium). Testis pada vertebrata tingkat tinggi terletak diluar rongga perut, tersimpan dalam bangunan khusus yang disebut skrotum. Testis selain sebagai gonad juga sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon testosteron (Radiopoetro, 1997). 54 2.2.6. Perbedaan Sistem Urogenital Ikan Nilem Jantan dan Betina Tabel Perbedaan Antara Ikan Nilem Jantan dan Betina No. 1. Pembeda Gonad Ikan Nilem Jantan Berwarna Putih Ikan Nilem Betina Berwarna Kuning Kecoklatan 2. Organ Testes Ovarium Resproduksi 3. Striping Mengeluarkan putih susu cairan Tidak mengeluarkan cairan putih susu Ikan Nilem Jantan memiliki gonad berwarna putih dan pada ikan nilem betina warna gonadnya adalah kuning kecoklatan. Organ reproduksi yang ada pada ikan nilem jantan adalah testes dan pada ikan nilem betina organ reproduksinya adalah ovarium. Hal ini sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa organ reproduksi pada Ikan Nilem ini terdiri dari gonad dengan saluran kelenjar asesorisnya. Ada dua macam gonad, yaitu gonad yang menghasilkan sel kelamin betina (ovum) yang disebut ovarium dan gonad yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) yang disebut dengan testis (Radiopoetro, 1997). Gonad pada ikan nilem jantan berwarna putih, hal ini juga sesuai dengan referensi bahwa kebanyakan dari gonad dari ikan nilem jantan atau testes ikan nilem jantan berwarna putih. Hal lainnya pada ikan nilem betina yang memiliki warna gonad kuning kecoklatan juga sesuai dengan referensi, karena warna kuning kecoklatan yang diberikan oleh ikan nilem betina ini menandakan bahwa ikan nilem betina sudah siap dipijah ataupun sudah matang gonad (Subagja, 2009). 55 III. 3.1. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pembahasan praktikum didapatkan mengenai sistem urogenital ikan nilem. Sistem urogenital merupakan sistem penggabungan antara sistem urinaria dan genital, yaitu sistem eskresi dan sistem reproduksi. Mengacu pada hasil praktikum, ikan nilem memiliki organ urinaria berupa ginjal dan saluran urine, sementara untuk organ reproduksi adalah gonad, pada nilem jantan gonad jantan adalah testis dan berwarna putih. Sedangkan gonad betina merupakan ovarium yang berwarna kuning kecoklatan. 3.2. Saran Saat praktikum berlangsung, dalam melakukan pemilihan antara ikan nilem dan jantan betina diperlukan ketelitian agar tidak salah memilih, sehingga tidak menyebabkan ikan terbuang sia – sia. 56 DAFTAR PUSTAKA Adzriair, 2012. Budidaya ikan bawal putih. http://adzriair.org.com. ( Diakses 11 Juni 2015 ). Affandi, Ridwan, Djaja Subandja Sjafer, MF, Rahardjo Sulistiana. 2005. Fisiologi Ikan. IPB: Bogor. Alfiesh, 2013. Ikan lele Clarias sp. http://afiesh.org.com. (Diakses 10 Juni 2015). Allen, G.R. 1985. FAO Species Catalogue. Volume 6. Snappers of the World. An Annotated and Illustrated Catalogue of Lutjanid Species Known to Date. FAO Fisheries Synopsis No. 125, Volume 6. Food and Agriculture Organization of the United Nations. Rome. Amri dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia. Jakarta. Auzi. 2008. Euthynnus affinis. Avaliable at http://commons.wikimedia.org/wiki /Euthynnus_affinis. Diakses pada 10 Juni 2015 pukul 16.51 WIB. Badrudin, Bambang S, Rahmat E. 2003. Kakap Merah. Jakarta : Penebar Swadaya. Bagarinao, T.U. 1991. Biology of Milkfish (Chanos chanos Forsskal). Aquaculture Department, Southeast Asian Fisheries Development Center, Tigbauan, Iloilo, Philippines. 94 pp. Bahar, B. 2004. Memilih dan Menangani Produk Perikanan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 150 hlm. Bamz, 2013. Sistem Pencernaan Ikan. http://www/informasi-pendidikan.com/2015/03/ sistem-pencernaan-ikan.html?m=1. ( Diakses 9 Juni 2015 ). Baskoro. M. S, Ronny. I.W, dan Arief Effendy. 2004. Migrasi dan Distribusi Ikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Cahyono, B. 2008. Budidaya Ikan di Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta. Carpenter, Kent E. & Volker H. Niem. 2001. FAO Species Identification Guide. The Living Marine Resources of The Western Pacific. Vol. 6. Dadang, 2012. Classification and Morphology Fresh Water Fish. http://bimomix. wordpress.com. (Diakses 9 Juni 2015). Diastuti, Renni. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Djariah, A.S. 2001. Budidaya Ikan Patin. Kanisius. Yogyakarta. 87 hal. 57 Djamal R. dan S. Marzuki. 1992. Analisis Usaha Penangkapan Kakap Merah dan Kerapu dengan Pancing Prawe, Jaring Nylon, Pancing Ulur dan Bubu. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian Perikanan Laut.Balitbang Pertanian. Departemen Pertanian: Jakarta. Djuhanda, dan Tatang. 1985. Dunia Ikan. Armico. Bandung. Djuhanda, T.. 1991. Dunia Ikan. Amrico. Bandung. Dwi. 2009. Metode Biologi Perikanan.Yayasan Pustaka Nusantara: Yogyakarta. Dwisang, 2008. Struktur Tubuh Ikan Nila. Yogyakarta: Kasinius. Effendie, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanasius. Yogyakarta. 258 hlm. Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama: Yogyakarta. Effendie, M.I. 2012. Metode Biologi Perikanan.Yayasan Dwi Sri. Bogor. Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Gerald, Roger Steene, Paul Humman, Ned Deloach. 2003. Rastrelliger Fish Identification. Perth: New world Publication, Inc. Gunarso, W. 1995. Mengenal Kakap Merah Komoditi Ekspor Baru Indonesia (Tidak Dipublikasikan). Fakultas Perikanan. IPB. Bogor. 238 hal. Hadie, W dan J. Supriatna. 2000. Teknik Budidaya Bandeng. Bhratara. Jakarta. Jefry. 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit LIPI Press, Jakarta. Kriswantoro, M. Dan Y.A. Sunyoto, 1986. Mengenal Ikan Laut. Penerbit BP. Karya Bani, Jakarta. Lagler, K. F.. 1977. Ichtiology. Jhon Willey and Sons. Inc, New York-London. p. 506. Lytle, Charles and John R. Meyer. 2005. General Zoology Laboratory 14th edition. New York : Mc. Graw Hill Higher Education. Khairuman, Sudenda D., dan Gunadi B. 2005. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta. KKP. 2011. Ikan Hias.http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/products/price/12/IkanTawes-Puntius Gonionotus/ diunduh pada hari Senin tanggal 8 Juni 2015 pukul 20.45 WIB. Kordi, M. G. dan Andi B. T. 2005. Pengolahan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka cipta. 58 Kottelat, M., J.A Whitten, N.S. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Dalhousie University. Canada. Mahyudin, Kholis. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta Mahyuddin. 2011. Sistem Pencernaan Lele. http//www/mycatfish.com/2012/sistempencernaan-ikan-lele.html. (Diakses 10 Juni 2015 ). Manickchand-Heileman, S. C. & D. A. T. Philipp. 1996. Reproduction, age and growth of the Caribbean red snapper (Lutjanus purpureus) in waters of Trindade and Tobago. Pp. 137- 149. In: Arreguín-Sanchez, F., J. L. Munro, M. C. Balgos & D. Pauly (Eds.). Biology, fisheries and culture of tropical groupers and snappers. ICLARM Co. Proc nf. Campeche, Mexico, 48: 449p. Matnuh. 2012. Pengertian Morfologi. http://id.shvoong.com/exact-sciences /biology/2316730- pengertian-morfologi-biologi/. (Diakses 10 Juni 2015). Mayunar dan A. Genisa. 2002. Budidaya Ikan Kakap Putih. Jakarta : PT Grasindo. Mayr, E. and P.D. Ashlock. 1991. Principle of Systematic Zoology. Second Edition. McGraw-Hill International Edition. New York. Mudjiman. A. 1998. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Najiyati. 1992. Morfologi Ikan Lele Lokal. Teknologi Budidaya. Bogor. Novianto, Bagus Rizki. 2010. Mengenal Ikan Bandeng. http://skp.unair.ac.id. Diakses tanggal 8 Juni 2015 pukul 19.31. Nurrahman. 2011. Deskripsi Ikan Bawal Air Tawar. http:// nurrahman08. student. ipb.ac.id. ( Diakses 11 Juni 2015 ). Pjauhar. 2012. Morfologi ikan kurisi. Yogyakarta: Citra Buana Press. Pratama, 2009. Morfologi Ikan Nila. Airlangga. Jakarta. Pribadi, T.S. 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Agromedia Pustaka. Jakarta. Purba, R. 1994. Perkembangan Awal Ikan Kakap Merah, Lutjanus argentimaculatus. Oseana, Volume XIX. Nomor 3 : 11 - 20. Purnomowati, I., Hidayati, D., dan Saparinto, C. 2007. Ragam Olahan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Rahayu, P. W., 1992. Teknologi Fermentasi Produk Perikanan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. 59 Randall, J.E. and K.K.P. Lim (eds.), 1987. A checklist of the fishes of the South China Sea. Raffles Bull. Zool. Suppl. (8):569-667. Rochman, 2009. Biologi SMA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Russel. 1990. FAO Species Catalogue. Nemipterid Fishes of The World. Food and Agricultural Organization of The United Nations. Rome. FIR/S : 125(12). 149 p.8. Rustidja. 2004. Pembenihan Ikan-Ikan Tropis.Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Cetakan I. Bina Cipta. Jakarta. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta. Bandung. 502 hal Santoso. Budi 1996. Budidaya Ikan Nila. Kasinius: Yogyakarta. Subagja, 2009. Bahan Ajar Ikhtiologi Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan. FPIK Universitas Haluoleo. Kendari. Subagia, J., R. Gustiano, Winarlin. 2010. Teknologi Reproduksi Ikan Nilem (Osteochilus hasselti c.v): Pematangan Gonad, Penanganan Telur dan Penyediaan Calon Induk. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor. Bogor. Sukiya, 2005. Biologi Vertebrata. Universitas Negeri Malang. Malang. Sulistiyawati, E. T. 2011. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Kurisi ( Nemipterus furcosus ) Berdasarkan Model Produksi Surplus di Teluk Banten,Kabupaten Serang, Provinsi Banten. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor. Susanto, Heru dan Khairul Amri. 1996. Budidaya Ikan Patin. Jakarta: Penebar swadaya. Susanto, H. 2006. Budidaya Ikan di Pekarangan (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta. Tarrigan. 1995. Pendugaan Potensi Lestari Maksimum Ikan Kurisi dengan Menggunakan Metode Swept Area di Perairan Timur Kalimantan Timur. Laporan Skripsi S1. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan, IPB. Bogor. 67 hal. Ville, C.A, W.F. Walker dan R.D. Barnes. 1984. General Zoology. W.B. Saunders Company. Philadelphia. 60 Wiadnya. 2012. Ikan Hasil Tangkap. http://wiadnyadgr.lecture.ub.ac. id/files/2012/01/4C_2- Ikan-Hasil - Tangkap -1. pdf. Diakses pada 9 Juni 2015 Pukul 20.36 WIB. Widodo, J. 1997. Review of The Small Pelagic Fisheries of Indonesia. Di dalam: Devaraj M, Martosubroto P, editor. Small Pelagic Resources and Their Fisheries in The Asia-Pacific region. Proceeding of The APFIC Working Party on Marine Fisheries, Bangkok, Thailand. RAP Publication 1997/31. p199-226. Witjaksono. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang Clarias sp. . Institut Pertanian Bogor. Bogor. Zaldi. 2010. Pencernaan Ikan. Universitas Padjajaran. Bandung. 61 LAMPIRAN Ikan Lele (Clarias batracus) Ikan Lele (Clarias batracus) Ikan Mas (Cyprinus carpio) Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) Ikan Patin (Pangasius sp.) Ikan Tawes ( Puntius sp.) Ikan Bandeng ( Chanos chanos ) Ikan Kakap (Lutjanus niger) 62 Ikan Kembung ( Rastrelliger sp.) Ikan Kurisi ( Nemipterus sp. ) Ikan Tongkol (Euthynnus sp.) Sistem Pencernaan Ikan Nilem Sistem Pencernaan Ikan Nila Sistem Pencernaan Ikan Lele Sistem Urogenital Ikan Nilem Betina Sistem Urogenital Ikan Nilem Jantan 63 64