STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR LANJUT BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Judul Perancangan 2.1.1 Definisi Museum Kata 'museum' berasal dari bahasa Yunani kuno, 'museion', yang artinya "kuil untuk melakukan pemujaan terhadap 9 Dewi Muse". Dalam mitologi klasik, Muse adalah dewa-dewa literature (terutama puisi), musik, tarian, dan semua yang berkaitan dengan keindahan, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan; mereka semua bernyanyi dan menari di bawah pengawasan Apollo yang dalam fungsi ini mempunyai nama kepanjangan Musagates (pimpinan para Muse). Kesembilan dewi tersebut (Calliope, Clio, Erato, Euterpe, Thalia, Melpomene, Polyhimnia, Terpsichore, dan Urama) merupakan putri-putri dari Dewa Zeus dan Mnemosyne-dewa tertinggi dalam pantheon Yunani Kuno. Mereka dipuja dalam suatu acara ritual untuk melengkapi pengabdian masyarakat pada Zeus (Encyclopedia Americana, 1970). Menurut Boyer (1996), pada dunia kepurbakalaan, museum mempunyai dua pengertian: (1) tempat para muses; serta (2) tempat ilmu pengetahuan dan menuntut ilmu-seperti pada museum Alexandria yang didirikan abad ke-3 SM. Dalam Collier's Enclopedia, vol. 16 (1963: 716) disebutkan, bahwa museum adalah suatu institusi yang terbuka untuk umum dan pengelolaannya demi kepentingan umum untuk tujuan konservasi, pemeliharaan, pendidikan, pengelompokkan, serta memamerkan objek yang mempunyai nilai pendidikan dan budaya. Sedangkan Parker (1945) menerangkan, bahwa museum dalam pengertian modern adalah suatu lembaga yang aktifitasnya mengabdikan diri pada tugas interpretasi dunia manusia dan lingkungan. Adapun Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum, mendefinisikan museum sebagai lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Pendidikan Nasional Museum didefinisikan sebagai gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap bendabenda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu. STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR LANJUT Menurut Dewan Internasional Museum ICOM (International Council of Museums) dalam Sataarga disebutkan bahwa Museum adalah suatu badan atau lembaga permanen yang tidak mencari keuntungan, yang bertugas menghimpun, merawat, meneliti, dan menyajikan untuk kepentingan studi dan penikmatan setiap benda pembuktian alam, manusia, dan lingkungannya. 2.2.1 Definisi Pendidikan Ki Hajar Dewantara mendifinisikan pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya 2.2. Tinjauan Umum Tentang Museum 2.2.1 Hakekat dan Fungsi Museum Berpedoman pada pengertian museum yang telah dibahas sebelumnya, bahwa museum: a. Lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan dalam melayani masyarakat b. Kegiatan meliputi mengumpulkan, merawat, mengawetkan, meneliti bukti materail masyarakat dan lingkungannya kepada masyarakat. c. Museum juga lembaga yang berkomponten merangkum point-point di atas kepada masyarakat untuk kepentingan studi dan rekreasi. Dari sini dapat ditentukan hakekat dan fungsi museum, yaitu: a. Hakekat utama dari museum adalah sirkulasi, yaitu sirkulasi pengunjung dalam menikmati seluruh koleksi yang ada di museum. b. Fungsi museum adalah mengumpulkan, merawat, mengawetkan, mengkaji bukti material manusia, dan lingkungannya untuk masyarakat dari segi kepentingan studi dan rekreasi, tanpa mencari keuntungan dari hal tersebut. Fungsi museum menurut ICOM (International Council of Museum) adalah: 1. Mengumpulkan dan pengamanan warisan alam dan budaya 2. Dokumentasi dan penelitian ilmiah 3. Konservasi dan preservasi 4. Penyebaran dan penataan ilmu untuk umum 5. Visualisasi warisan budaya bangsa dan alam 6. Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR LANJUT 7. Sarana rekreasi 2.2.2. Klasifikasi Museum dan Standart Museum Klasifikasi museum menurut ICOM adalah sebagai berikut (Sotaatga 1973: 6): a. Art museum b. Arkeologycal and historical museum c. Ethnographical museum d. Natural history museum e. Science and tecnologycal museum f. Specialized museum Menurut klasifikasi di atas, Museum Maritim/bahari ini termasuk dalam klasifikasi museum Specializes museum. Klasifikasi museum menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah: a. Museum berdasarkan pelayanannya meliputi Museum Internasional, Nasional, Regional, dan Lokal. b. Museum berdasarkan status hukumnya meliputi Museum Negeri dan Museum Swasta c. Museum berdasarkan scope pelayanannya meliputi Museum Nasional, Museum Propinsi, dan Museum Universitas. d. Museum berdasarkan kelompok koleksinya meliputi Museum Umum, Museum Khusus (Museum Sejarah, Museum Seni, Museum Biologi, Museum Batik, dan lain-lain). e. Museum berdasarkan sifat bangunannya meliputi museum terbuka, tertutup, atau kombinasi keduanya. Dari klasifikasi di atas, Museum Pendidikan termasuk ke dalam klasifikasi museum berdasarkan scope pelayanannya. Tipe Museum Provinsi menurut Pedoman Pendirian Museum, Jakarta 1993 adalah sebagai berikut: a. Museum tipe A: Museum Negeri Provinsi golongan besar b. Museum tipe B: Museum Negeri Provinsi golongan sedang c. Museum tipe C: Museum Negeri Provinsi golongan kecil Tabel 2.1: Pedoman Museum Umum Tingkat Provinsi Tipe Museum Luas Tanah dan ) A Bangunan Minimal Maksimal Minimal B C Maksimal Minimal Maksimal STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR LANJUT m² m² m² m² m² m² 1. Tanah 30.000 40.000 20.000 30.000 15.000 20.000 2. Bangunan 12.500 16.000 10.000 12.000 7.000 10.000 (Sumber: Pedoman Pendirian Museum, Jakarta Berdasarkan Tipe di atas, Museum Pendidikan termasuk 1993) dalam MuseumTipe C. 2.2.3. Sirkulasi Museum Penyusunan pola sirkulasi ruang Museum Pendidikan merupakan pengembangan standar organisasi dan pola sirkulasi yang sudah ada. Esensi sirkulasi dari sebuah museum adalah sirkulasinya efektif bagi pengunjung, sehingga mampu memberikan kenyamanan maksimal dan menikmati semua objek dalam museum. Berikut ini merupakan standart organisasi dan pola sirkulasi ruang untuk sebuah museum. Tempat Masuk Barang Lab. Restorasi Pendataan/Regestrasi Gudang Pengelola Ruang Studi/Riset Ruang Pameran Hall/Check In Entrance Gambar : Bagan Pola dan Sirkulasi Ruang 2.2.4 Persyaratan Umum dan(Sumber: Khusus Neufert Museum 1997: 123) Syarat-syarat umum museum menurut Pedoman Pendirian Museum, (2000: 17-18) adalah sebagai berikut: 2.3. Bangunan dikelompokkan dan dipisahkan menurut: STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR LANJUT 1. Fungsi dan aktifitasnya 2. Ketenagaan dan keramaian 3. Keamanan 2.4. Pintu masuk utama (main entrance) adalah untuk pengunjung museum. 2.5. Pintu masuk khusus (service entrance) untik lalu lintas koleksi, bagian pelayanan, perkantoran, rumah jaga serta sarana pada bangunan khusus. 2.6. Area publik/umum terdiri dari 1. Bagunan utama (pameran tetap dan pameran temporer) 2. Auditorium, keamanan/pos jaga, giftshop dan kafetaria, ticket box, dan penitipan barang, lobby/ruang istirahat, toilet, taman, dan tempat parkir. 3. Area semi publik terdiri dari bangunan administrasi (termasuk ruang perpustakaan dan ruang rapat). 4. Area private terdiri dari Laboratorium konservasi, studio preparasi, storage dan ruangan studi koleksi. Syarat-syarat khusus museum menurut Pedoman Pendirian Museum, (2000: 18) adalah sebagai berikut: a. Bangunan utama (pameran tetap dan pameran temporer) harus memenui syarat berikut: 1. Dapat memuat benda-benda koleksi yang akan dipamerkan. 2. Mudah dicapai baik dari luar maupun dari dalam. 3. Merupakan bangunan penerima yang memiliki daya tarik sebagai bagunan pertama yang dikunjungi oleh pengunjung museum. 4. Mempunyai sistem keamanan yang baik, bak dari segi konstruksi, spesifikasi ruang untuk mencegah rusaknya benda-benda secara alami (cuaca dan lain-lain) maupun dari segi kriminalitas dan pencurian. b. Bangunan Auditorium harus mudah dicapai oleh umum dan dapat dipakai untuk ruang pertemuan, diskusi, dan ceramah. c. Bangunan khusus terdiri dari laboratorium konservasi, studi preparasi, storage, dan studi koleksi. Bangunan khusus ini harus terletak pada daerah tenang, mempunyai pintu masuk khusus, memiliki sistem keamanan yang baik (terhadap kerusakan, kebakaran, insek, dan kriminalitas) yang menyangkut segi-segi konstruksi maupun spesifikasi ruang d. Bangunan administrasi harus terletak strategis baik terhadap pencapaian umum maupuin bangunan-bangunan lain, dan mempunyai pintu masuk khusus. 2.2.5 Faktor-Faktor Pertimbangan dalam Perancangan Ruang dan Bentuk Museum STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR LANJUT Berdasarkan keterangan dari Dinu Bambaru dalam Agusniansyah dalam Herlin: 2007. faktor-faktor pertimbangan dalam perancangan ruang dan bentuk museum adalah sebagai berikut: a. Tidak boleh terjadi kekacauan jumlah pengunjung dalam ruang. b. Tipe pengunjung dalam kaitannya dengan fasilitas yang harus disediakan. c. Memperhatikan perilaku pengunjung. d. Aktifitas ruang pamer museum. e. Ruang-ruang pamer alternatif bagi pengunjung. f. Segi-segi konservasi museum g. Ruang/area pusat yang besar sehingga pengunjung dapat mencapai seluruh pandangan terhadap museum dan rute yang memberikan kesan khusus. h. Area reception adalah istimewa dan penting sebagai area untuk mencapai ke berbagai ruangan lain. Ruang pameran permanen mempunyai tiga pendekatan model, yaitu: a. Menggunakan ruang besar dengan fleksibilitas yang tinggi terhadap perubahan lay out barang pameran. b. Ruang kecil seperti galeri di desain untuk suatu jenis pameran yang khas. c. Perpaduan antara kedua pendekatan di atas. Area pameran temporer, sering merupakan daerah yang menarik pengunjung umum dan biasanya menggunakan teknik yang canggih dan ukuran ruang yang cukup besar. Perawatan terhadap barang-barang pamer tidak hanya melalui restorasi, tetapi juga konservasi sehingga diperlukan hubungan antara ruang pamer dan ruang perawatan. 2.2.6 Struktur Organisasi Museum Museum Pendidikan merupakan museum Negeri yang pelaksanaan dilakukan oleh instansi pemerintahan kota dan dapat bekerjasama dengan pihak swasta baik itu dalam hal pengelolaan maupun pelayarannya. Berikut ini adalah struktur organisasi museum dan kedudukannya dalam instansi pemerintahan. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Permuseuman Museum Museum Museum STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR LANJUT Gambar : Bagan Struktur Kedudukan Museum dalam Pemerintahan (Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kal-Teng: 2013) 2.2.7 Struktur Organisasi Museum Struktur organisasi untuk Museum Pendidikan didapatkan dari hasil studi komparasi dengan struktur organisasi museum yang sudah ada, dalam hal ini adalah Museum Negeri Umum Propinsi Lambung Mangkurat Banjarbaru. Kepala Sub. Bag. Tata Usaha Seksi Koleksi Dan Konservasi Seksi Edukasi Dan Preparasi Bagan : Struktur Organisasi Museum Balanga (Sumber: Museum Negeri Lambung mangkurat: 2000)