LANGGAM ARSITEKTUR ART DECO Art Deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan Asheville, North Carolina City Hall, 1926– 1928 melambangkan gaya seni amerika lain-lain dari 1920 hingga yang menganut gaya Art Deco. 1939, yang memengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri, maupun seni visual seperti fesyen, lukisan, seni grafis, dan film. Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern. Nama art deco diperoleh dari Exposition Internationale des Arts Décoratifs et Industriels Modernes, meskipun demikian istilahnya tidak digunakan sampai akhir 1960. Banyak yang berpendapat bahwa Art Deco adalah gaya eklektik yang mencampurkan berbagai langgam dalam satu bangunan. Ada juga pendapat yang saling bertentangan, yaitu art deco merupakan kelanjutan dari art nouveau, dan hadir sebagai reaksi terhadap art nouveau. Dalam dunia arsitektur, Art deco merupakan salah satu gaya yang bisa digunakan untuk mendesain interior hunian agar terlihat indah. Dengan nuansa khas arsitektur kolonial ini, maka ruang tamu akan tampil dengan kesan historis yang tentunya menarik. Untuk memberi sentuhan art deco, terapkan kombinasi warna-warna kalem. Istilah Art Deco berkembang sepanjang penampilannya pada tahun 1925 tetapi tidak menerima pemakaian lebih luas sampai tahun 1960. Gaya art deco dianggap sebagai gaya yang berwawasan luas tentang pandangan dekorasi modern yang dipengaruhi oleh berbagai macam sumber, contohnya : Awal pekerjaan arsitek Wiener Werkstätte; disain industri fungsional, dengan akar pada akhir abad ke sembilan belas. Seni “primitif” Afrika, Mesir, atau Aztec Mexico, sebagian didesain dengan gaya berbentuk kubus. Awal pekerjaan dan pikiran dari Weimar Bauhaus menyangkut tahap penunjukkan dirinya di dalamnya. Pahatan dan keramik gaya Yunani jaman kuno perancangan semakin sedikit mendekati " periode kuno" Bentuk fractionated, kristal dari dekoratif kubis dan futuristis Fauve, warna palet Bentuk yang menjengkelkan dari gaya radikal Neoklasiklasik memacu terbentuknya gaya art deco: Boullée, Schinkel Art deco sering dihubungkan dengan Musik jazz, Umur Musik jazz gaya jazzy Motif binatang dan bentuk daun-daunan tropis; ziggurats; kristal; " sunbursts"; motif air mancur yang disesuaikan mode Dalam desain grafis tokoh Art Deco yang terkenal, terutama di Prancis adalah AM, Cassandre, Jean Carlu. Pada desain Art Deco banyak menggunakan gradasi warna yang haus serta warna yang mengesankan efek kilauan atau lengkungan logam. Desain art deco banyak menggunakan bahan-bahan mahal dan sedikit ornamen hias. Ornamen yang digunakan lebih beraturan dan banyak menggunakan garis-garis lurus atau persegi. Paris adalah pusat dari seni disain art Deco, yang dilambangkan dalam mebel oleh Jacques-Emile Ruhlmann, yang kita kenal sebagai ahli desainer gaya art deco yang terbaik dan juga Jean-Jacques Rateau, yang memounyai perusahaan Süe et Mare, layar Eileen Gray, besi tempa Edgar Brandt, pabrik logam dan pernis Dunand Jean, kaca Rene Lalique dan Maurice Marinot, barang barang perhiasan dan jam oleh Cartier. Semuanya mewakili gaya art deco. Lurhs Tower USA didesain oleh Trost & Trost Asitektur Art Deco selain menerima ornamen-ornamen historis, langgam ini juga menerima pengaruh aliran arsitektur yang sedang berkembang saat itu. Gerakan arsitektur modern yang sedang berkembang pada saat itu bauhaus, De Stijl, Dutch Expressionism, International Style, Rationalism, Scandinavian Romanticism dan Neoclassicism, Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, Jugendstil dan Viennese Secession. Mereka ikut mempengaruhi bentukan-bentukan arsitektur Art Deco serta memberikan sentuhan-sentuhan modern. Modern pada saat itu diartikan dengan “berani tampil beda dan baru, tampil lebih menarik dari yang lain dan tidak kuno” kesemuanya itu dimanifestasikan dengan pemilihan warna yang mencolok, proporsi yang tidak biasa, material yang baru dan dekorasi. Banyak negara yang menerapkan langgam ini membuat Art Deco berkembang dengan pesat, sentuhan lokal Art Deco di suatu tempat akan berbeda dengan Art Deco di tempat lain. Tetapi secara umum mereka mempunyai semangat Union Terminal USA didesain oleh Alfred T. Fellheimer dan Steward Wagner, bersama yang sama yaitu Arsitek Paul Philippe Ceret dan Roland Wank menggunakan ornamenornamen tradisional atau historikal, sehingga langgam Art Deco merupakan langgam yang punya muatan lokal. Meskipun pada awalnya Art Deco merupakan gaya yang mengutamakan hiasan- hiasan tradisional setempat, tetapi ia terbuka terhadap sesuatu yang baru, keterbukaan ini tercermin dalam pemakaian material yang baru dan dengan teknik yang baru, tak jarang pula mereka melakukan penggabungan material, sehingga hasil karya mereka hampir selalu inovatif dan eksperimentatif. Perkembangan Art Deco tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi jamannya, pada saat itu di Eropa sedang berlangsung revolusi industri, masyarakat terpesona oleh adanya penemuanpenemuan dan teknologi yang maju dengan pesat. Karakterkarakter teknologi yang menggambarkan kecepatan diejawantahkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag. art deco juga memiliki ciri khas khusus yaitu tepi yang dibulatkan adalah karakterisitik dari art deco. Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimisme. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal, bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan. Sesuai dengan pengaruhnya, Art Deco ditandai dengan material seperti aluminum, baja tahan-karat, pernis, kayu, sharkski (shagreen), dan zebraskin. Yaitu penggunaan bentuk yang berani ,berliku-liku dan bentuk kurva (tidak sama dengan kurva berlikuliku dari art Nouveau), pola chevron, dan motif sunburst. Sebagian dari motif ini ada dimana mana- sebagai contoh motif sunburst digunakan dalam konteks bervariasi dengan contoh motif ini sering digunaka dalam sepatu para nyonya, suatu kisikisi radiator, aula dari Balai Kota Musik Radio dan puncak menara dari bangunan Chrysler. Sehingga art deco memiliki karakteristik dan ciri yang khas dalam setiap bangunan. Karakteritik tersebut adalah: 1. Bentuk Bentuk bangunan gaya art deco pada dasarnya adalah geometris seperti persegi yang tersusun dalam suaru pola, kemudian kesan rapih ini dilebur oleh unsur-unsur hias dengan bentukan melengkung. Namun harus tetap menjadi suatu kesatuan antara bentuk dan hiasan. 2. Material Bahan yang sering digunakan yaitusemen,beton, batu yang permukaannya halus, dan terakota. Baja dan alumunium juga sering digunakan bersamaan dengan blok kaca buram atau kaca dekoratif. 3. Atap Atap bangunan biasanya dihias dengan bentuk seperti menara untuk menunjukkan letak entrance agar lebih menarik. 4. Jendela Jendela muncul sebagai bukaan dalam bentuk persegi atau bulat. Sebagai penjaga aliran garis bangunan, biasanya jendela diatur dalam pola horizontal menerus. Bukaan pada dinding juga sering diisi kaca dekoratif atau blok kaca untuk menciptakan kontras dengan bangunan yang kosong dan masif. 5. Entrance Pintu kadang-kadang dikelilingi dengan piaster danpediments. Pintu juga dihiasi oleh dekorasi tertentu yang bervariasi sesuai keinginan arsitek. Di Indonesia pun masih banyak bangunan bergaya art deco seperti : Stasiun Jakarta Kota Stasiun Jakarta Kota atau yang lebih dikenal dengan istilah Stasiun Beos.Kata “Beos” sendiri diperkirakan berasal dari nama Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur). Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya. Stasiun ini diresmikan pada tahun 1928 oleh Gubernur Jendral JHR. A.C.D. de Graeff. Dirancang sebagai sebuah arsitektur bergaya Art Deco, oleh seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, FJL Ghijsels pada tahun 1928 dengan sebutan Stasiun Batavia Selatan (Batavia Zuid). Stasiun ini dianggap sebagai salah satu monumen terpenting dalam wacana arsitektur bergaya Indis (Indische Bouwen) – gaya yang memadukan unsur arsitektur modern Barat dengan nilai nilai lokal. Museum Bank Mandiri Gedung Museum Bank dirancang oleh 3 orang arsitek belanda yaitu J.J.JdeBruyn, A. P. Smits dan C. van de Linde. Gedung ini mulai dibangun tahun 1929 dan pada tanggal 14Januari 1933 dibuka secara resmi Oleh C.J Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10. Gedung ex-NHM ini tampak kokoh dan megah dengan arsitektur Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik. Museum Keramik dan Seni Rupa Museum Keramik dan Seni Rupa yang terletak di Jalan Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Museum yang tepatnya berada di seberang Museum Sejarah Jakarta. Disana ditemukan perabot makan dan tanga bergaya Art Deco Klasik. Dan masih banyak yang lainnya yang masih ada di Indonesia. Bangunan tersebut masih dipertahankan untuk mempelajari peninggalan-peninggalan masa lampau. Namun, Art Deco pelan-pelan menghilang dari barat setelah banyaknya bangunan yang dibangun dengan gaya art deco pada saat itu dan mulai ditertawakan oleh para kritikus bangunan sebagai gaya yang terlalu mencolok dan kemewahan yang palsu. Gaya ini kemudian diperpendek oleh sifat keras dari perang dunia ke II. Di negara-negara kolonial seperti India, gaya ini menjadi suatu pintu gerbang untuk Pandangan moderen dan tetap digunakan dalam tahun 1960. Suatu kebangkitan minat akan Art Deco datang dengan disain grafis pada tahun 1980, di mana asosiasi nya dengan film noir dan 1930 daya tarik menuju penggunaannya dalam iklan untuk barang barang perhiasan dan fesyen. Art Deco dapat dikatakan warisan sejarah yang berharga hingga saat ini, dan di Indonesia ini banyak terdapat peninggalan seni art deco dalam bentuk bangunan yang memiliki nilai historis. Baiknya kita menjaga sisa peninggalan sejarah yang menjadi monumen perjalanan sejarah negera ini agar tidak lenyap dimakan zaman.