SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 | PENELITIAN Studi Langgam Pada Hotel Toeng Hoa dengan Observasi Ornamen Bangunan Lucky Lukman Hakim lucky .lukh@y ahoo.com M ahasisw a P rogram S tudi Desain Interior, P rodi Desain Interior, F akultas S eni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung Abstrak Kawasan Pecinan di Bandung, merupakan kawasan perekonomian yang sudah berada sejak lama di Kota Bandung. Di satu sudut kawasan tersebut terdapat satu bangunan yang memiliki bentuk fasad yang unik, sebuah perpaduan antara Art Nouveau , NeoClassical, dan Art Deco , bernama Hotel Toeng Hoa. Namun bangunan tersebut sudah mengalami beberapa perubahan baik dari segi fungsi dan fisiknya. Tulisan in i bertujuan untuk mengidentifikasi langgam bangunan Hotel Toeng Hoa, untuk meningkatkan nilai dari bangunan tersebut sehingga tidak ditemui perubahan yang lain untuk kedepannya dengan melakukan observasi secara langsung terhadap ornamen bangunan. Melalui hasil analisis in i penulis berharap dapat menjadikan bahan pertimbangan terhadap perombakan terhadap cagar budaya yang memiliki keunikan langgamnya. Kata-kunci : Hotel Toeng Hoa, keunikan, ornamen, perpaduan, nilai Pendahuluan Hotel Toeng Hoa, merupakan sebuah penginapan pertama pada zaman itu, tepatnya dibangun pada tahun 1886. Pemiliknya adalah seorang pedagang yang konon katanya berasal dari Surabaya, bernama Tan Tjin Gie namun untuk arsitek dari Hotel Toeng Hoa sendiri masih belum diketahui hingga sekarang. Beberapa sumber informasi menyatakan bahwa bangunan ini memiliki tiga gaya arsitektur, yaitu Neoclassical pada bagian belakang bangunan, Art Nouveau pada bagian menara bangunan, dan Art Deco pada bagian kanan bangunan. Namun terdapat informasi yang menyatakan bahwa gaya yang dimiliki oleh Hotel Toeng Hoa adalah gaya Baroque, sehingga dilakukanlah sebuah penelitian dan observasi langsung terhadap hotel tersebut untuk membuktikan atau bahkan memperkuat pernyataan dari sumber-sumber tersebut. Selain itu, Hotel Toeng Hoa juga sudah mengalami beberapa perubahan mulai dari pembongkaran bagian belakang, penambahan teras, ‘penjebolan’ dinding bangunan, sehingga melalui analisis ini dapat meningkatkan nilai dari bangunan tersebut sehingga tidak dijumpai lagi perombakan perombakan terhadap bangunan unik ini. Hasil dan Pembahasan Kebon Jati, kawasan perdagangan yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada beberapa bangunan di jalan tersebut menunjukkan usianya, bahkan ada bangunan yang memasang tulisan di bangunannya yang bertuliskan “ANNO 1894”. Tepat di seberang bangunan tersebut ada sebuah bangunan unik, memiliki sebuah menara pada bagian depannya, namun menara tersebut tidak seperti menara pada bangunan kolonial yang notabene bergaya NeoClassical. Bangunan ini adalah Hotel Toeng Hoa atau yang sekarang bernama Hotel Gino Feruci. ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017 | A 063 Studi Langgam pada Hotel Toeng Hoa dengan Observ asi Ornamen Bangunan Gambar 1. Hotel Toeng Hoa atau sekarang Hotel Gino Feruci, pada tahun 2017 (Sumber: Dokumen Pribadi) Hotel ini memiliki tiga bagian namun sayang pada bagian belakang hotel sudah ‘digantikan’ dengan hotel yang lebih baik. Pada bagian menara, terlihat pada puncak menara memiliki bentuk yang lengkung. Fascia pada bagian menara memiliki detail yang bentuk seperti tumbuhan, sehingga timbulnya persepsi bahwa bagian ini memiliki gaya Art Nouveau . Namun bentuk tumbuhan yang terdapat pada Fascia menara tersebut dapat dikatakan terlalu sederhana jika dibandingkan dengan ornamen pada bangunan bergaya Art Nouveau di Eropa. Bentuk atap menara memiliki kurva lebih menggambarkan gaya Gothic Revival jika dibandingkan dengan Art Nouveau. Gambar 2. Sketsa mengenai detail atap dari menara (Sumber : Dokumen Pribadi) A 064 | ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017 Lucky Lukman Hakim Gambar 3. Perbandingan ornamen Baroque (kiri) dengan ornamen pada Facia (kanan) (Sumber : Baroque Ornament and Design, Francoise Stella dan Jacques Stella, dan sketsa pribadi) Sedangkan pada bagian bawah dari menara, kesan yang terlihat lebih kepada gaya NeoClassical, dapat dilihat dari bentuk jendela dan ornamentasinya. Bentuk pedimen pada bagian luar jendela dan tekstur bata yang terlihat menunjukkan ciri khas dari NeoClassical, sangat berbeda dengan bagian atas dari menara tersebut. Pada bagian tersebut juga tetap memperlihatkan ornamen tanaman. Gambar 4. Sketsa mengenai bagian bawah menara (Sumber: Dokumen Pribadi) Bagian kiri dari bangunan ini merupakan sisa dari bangunan bagian belakang yang bergaya NeoClassical. Gaya NeoClassical dari bangunan di bagian ini terlihat jelas dari bentuk fasadnya, penggunaan pedimen dan tidak ada unsur lengkung seperti pada bagian menara. Pada bagian ini, terdapat penggunaan Nok Acroteire yang memiliki detail seperti gambar dibawah ini. Gambar 5. Sketsa pada bagian kiri bangunan “NeoClassical” (Sumber: Dokumen Probadi) Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017| A 065 Studi Langgam pada Hotel Toeng Hoa dengan Observ asi Ornamen Bangunan Pada bagian terakhir yaitu bagian Art Deco , dapat dilihat bahwa penggunaan bentuk yang lebih sederhana, bentuk bentuk persegi dan bersiku diterapkan pada bingkai jendela. Bentuk pedimen kembar yang berada di atas bangunan pun dapat dibedakan jika disand ingkan dengan pedimen di bagian NeoClassical tersebut. Namun keunikan dari bagian ini adalah adanya aku lturasi antara bentuk Art Deco dengan bentuk khas Cina sehingga jika dikatakan bahwa bagian ini tidak sepenuhnya Art Deco tanpa sentuhan budaya lain. Dapat dilihat dari penggunaan bentuk pada pintu dan jendelanya yang diadaptasi dari simbol Cina. Dapat disebutkan bahwa penggunaan bentuk khas Cina juga berhubungan dengan pemilik hotel ini yang merupakan etnis Tionghoa dan pengaruh lingkungan Pecinan. Gambar 5. Bagian hotel yang bergaya “Art Deco” (Sumber : Dokumen Pribadi) Kesimpulan Hotel yang memiliki tiga langgam arsitektur ini memang terbilang unik, karena tidak adanya pemisahan bangunan untuk membedakan gaya yang diterapkan pada bangunan tersebut. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa bangunan ini bukan memiliki tiga gaya yang berbeda, namun menerapkan gaya yang berbeda dengan selalu mengikuti perkembangan zaman pada saat itu. Begitu banyak akult urasi yang ada di bangunan ini sehingga bangunan seperti ini seharusnya tetap dilestarikan tanpa adanya pembongkaran atau pengubahan fungsi Keunikan dari berbagai macam langgam yang ada meningkatkan nilai dari bangunan ini sebagai suatu kesatuan sehingga bangunan ini harus dilestarikan dan adanya restorasi pada bagian-bag ian tertentu. Sebuah bangunan yang memiliki langgam Gothic, Baroque, NeoClassical, dan Art Deco dengan akulturasi Tionghoa, yang sangat sekali jarang ditemukan di Bumi Parahyangan pada saat ini. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada Bapak Bambang Setia Budi, ST, MT Ph.D yang telah membantu, mengarahkan penulis dalam menulis artikel ini serta bimbingannya atas kuliah Arsitektur Kolonial. Observasi juga tidak akan berhasil tanpa bantuan dari Bapak Suhadi selaku security dari Hotel Gino Feruci. Daftar Pustaka Kunto, H. (1984). Wajah Bandoeng Tempo Doeloe . PT Granesia Bandung. Stella, F. & Jacques, S. (1987). Baroque Ornament and Design . Dover Publication, New York. http://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-894592/hotel-surabaya-penginapan-tertua-dan-langka-di-bandung, diakses pada 2 Maret 2017, pukul 01.45 WIB https://www.britannica.com/art/Neoclassical-architecture diakses pada 4 Maret 2017, pukul 13.20 http://architecture.about.com/od/artnouveau/g/artnouveau.htm diakses pada 4 Maret 2017, pukul 14.45 A 066 | ProsidingSeminar Heritage IPLBI 2017