Uploaded by kemenagsekadau

Ahli Ibadah

advertisement
Ahli Ibadah, tapi Ahli
Neraka
Ahli Ibadah, tapi Ahli Neraka
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Puji syukur kita haturkan ke hadhirat Allah, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, kita dimudahkan untuk melaksanakan berbagai
ketaatan dan ibadah kepada-Nya. Kita bersyukur kepada Allah,
atas petunjuk yang Dia curahkan kepada kita, sehingga kita bisa
menyembah-Nya,beribadah kepada-Nya dan tunduk terhadap
aturan-Nya.
Betapa banyak manusia di alam ini yang tersesat, sehingga mereka
tidak menyembah Allah, namun yang mereka sembah adalah setan.
Mereka menyembah, namun salah sasaran. Kita dan mereka samasama ibadah. Bedanya, kita beribadah kepada Tuhan yang benar,
Al-Haq. Sementara mereka beribadah kepada tuhan yang batil,
menyembah thaghut, yang tidak layak untuk disembah.
Hadhirin yang saya hormati…,
Kita dan mereka sama-sama capek, kita dan mereka sama-sama
mengorbankan waktu dan tenaga. Bahkan bisa jadi, mereka lebih
capek dibandingkan kita.
Allah berfirman menceritakan keadaan salah satu ahli neraka,



  

“Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki api yang
sangat panas (neraka).” (QS. Al-Ghasyiyah: 3 – 4).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan satu riwayat dari Abu
Imran Al-Jauni, bahwa suatu ketika Umar bin Khatab radhiyallahu
‘anhu pernah melewati sebuah kuil, yang ditinggali seorang rahib
nasrani.
Umarpun memanggilnya, ‘Hai rahib… hai rahib.’ Rahib itupun
menoleh. Ketika itu, Umar terus memandangi sang Rahib. Dia
perhatikan ada banyak bekas ibadah di tubuhnya. Kemudian tibatiba Umar menangis.
Beliaupun ditanya, ‘Wahai Amirul Mukminin, apa yang membuat
anda menangis?. Mengapa anda menangis ketika melihatnya.’
Jawab Umar, ‘Aku teringat firman Allah dalam Al-Quran, (yang
artinya) ‘Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki neraka
yang sangat panas’ Itulah yang membuatku menangis.’ (Tafsir Ibn
Katsir, 8/385).
Kaum muslimin, yang berbahagia…,
Tahukah anda mengapa mereka di neraka?
Mereka rajin ibadah, namun semua sia-sia, justru mengantarkan
mereka ke neraka?
Apakah Allah mendzalimi mereka? Tentu tidak, karena Allah tidak
akan pernah mendzalimi hamba-Nya. Allah haramkan diri-Nya
untuk mendzalimi hamba-Nya.
Lalu apa sebabnya?
Tentu saja semua itu kembali kepada pelaku perbuatan itu.
Sebabnya adalah dia salah dalam beribadah. Dia beribadah, namun
salah sasarannya, salah tata caranya, salah niatnya, salah yang
disembah, atau salah semuanya. Sehingga bagaimana mungkin
Allah akan menerimanya? Dan di saat yang sama, Allah justru
memberikan hukuman kepada mereka. Wal ‘iyadzu billah..
Saudaraku
sesama
muslim,
yang
dirahmati
Allah..,
Menyadari hal ini, sudah selayaknya kita bersyukur, Allah jadikan
kita orang mukmin, padahal kita tidak pernah memintanya. Kita
patut bersyukur, kita terlahir dari keluarga muslim, padahal kita
tidak pernah diminta untuk memilihnya. Yang ini menjadi salah
satu modal bagi kita agar ibadah kita diterima oleh Allah.
Hadirin…,
Kita sudah memiliki modal iman, tinggal saatnya kita berusaha
agar amal kita diterima Allah. Bagaimana caranya? Caranya: kita
berupaya agar amal yang kita kerjakan adalah amal yang benar.
Benar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan syariat.
Kriteria itu, Allah nyatakan dalam firman-Nya,
   


  
  
  
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya”. (QS. Al-Kahfi: 110).
Keterangan ayat,



“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya”
artinya dia siap bertemu Allah dengan membawa bekal
amal yang diterima.
“hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh”, itulah amal
yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya”, dengan ikhlas karena Allah
ketika beribadah.
Itulah salah satu ayat yang menjelaskan kriteria amal yang benar
dalam syariat,


Benar niatnya: ikhlas karena mengharap balasan dari Allah
Benar tata caranya: sesuai petunjuk Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Niat yang ikhlas semata, belumlah cukup untuk membuat amal kita
diterima. Semangat, bukan modal utama agar amal kita diterima.
Karena kita juga dituntut untuk benar dalam tata caranya.
Sebagai mukmin, kita tentu tidak ingin amal kita ditolak karena
salah prakteknya. Kita dalam beramal telah mengeluarkan modal
tenaga, waktu, atau bahkan harta. Jangan sampai menjadi batal,
karena kita kurang perhatian dengan tata cara beramal.
Karena itu, mari kita menjadi orang yang mencintai sunah dan
berusaha membumikan sunah. Berusaha menyesuaikan amal kita
dengan sunah. Dengan itu, kita bisa berharap, amal kita diterima.
Kita bisa tiru semangat para ulama dalam meniti sunah, hingga
mereka berdoa,
‫ال لهم أم ت نا‬
‫ع لى اإل س الم وع لى‬
‫ال س نة‬
“Ya Allah, matikanlah aku di atas islam dan sunah…” (HR. AlKhatib dalam Tarikh Baghdad, 9/354).
Semoga Allah menerima amal kita dan tidak menjadikannya siasia. Amiin
Download