Rekonsiliasi Obat (Medication Reconciliation) Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm Intalasi Farmasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Contoh Kasus 1 Tn. AB yang secara rutin minum obat atenolol untuk hipertensinya, harus menjalani operasi di RS. Dokter bedah menghentikan atenololnya karena kuatir terjadi hipotensi perioperative, tapi dokter tidak mencatatnya dalam rekam medik. Pada hari ketiga post op, pasien dipulangkan dengan resep pulang, tetapi atenolol tidak termasuk yang diresepkan. Pasien ragu apakah atenolol diteruskan atau tidak. Contoh Kasus 2 Ny. YZ, 70 th, dengan riwayat DM tipe 2, masuk UGD karena jatuh dan menurun kesadarannya. Pasien juga didiagnosis Pneumonia dan harus dirawat di RS. Saat di UGD pasien antara lain mendapatkan ceftriaxon inj. dan ranitidin inj Keesokan harinya pasien dipindahkan ke ruang rawat, dokter di ruang rawat meresepkan levofloxacin drip, omeprazol inj. Tanpa melihat obat-obat yang digunakan pasien dari UGD. Data JCAHO Rekonsiliasi Obat Membandingkan rejimen obat yang sedang atau akan digunakan pasien dengan instruksi pengobatan sebelumnya (sebelum masuk rumah sakit atau saat transfer antar unit perawatan dalam rumah sakit) untuk mengidentifikasi adanya diskrepansi. Selanjutnya diskrepansi yang teridentifikasi didiskusikan bersama dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk klarifikasi dan tindak lanjut Tujuan Rekonsiliasi Obat Mendapatkan dan memelihara informasi yang akurat dan lengkap tentang obat pasien, dan menggunakan informasi tersebut sepanjang pasien mendapatkan perawatan untuk menjamin penggunaan obat yang aman dan efektif Standar Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) KARS Standar 4: EP 5: Rekam medis pasien memuat daftar obat yang sedang dipakai sebelum dirawat inap dan informasi ini tersedia di farmasi dan para praktisi pelayanan kesehatan EP 6: Resep pertama obat dibandingkan dengan daftar obat sebelum masuk rawat inap, sesuai prosedur yang ditetapkan rumah sakit Standar 4.3: EP 3: Informasi obat disimpan dalam rekam medis pasien atau diselipkan kedalam status pasien saat pemulangan atau dipindahkan Rekonsiliasi Obat Ruang UGD Perawatan ICU Medication Safety Patient Safety Klinik Kegiatan Rekonsiliasi Obat di Rumah Sakit Penelusuran riwayat penggunaan obat sebelum admisi Rekonsiliasi obat saat di UGD Rekonsiliasi obat saat transfer Monitoring terapi obat Konseling obat saat pasien akan pulang Mengapa rekonsiliasi obat harus dilakukan? Kejadian Diskrepansi : Admission 22 % Transfer 66 % Discharge 12 % Santell J. Journal of Qual and Patient Saf. 2006;32:225-9 Masalah saat Admisi 151 pasien (minimum 4 obat) 53 % teridentifikasi minimum satu diskrepansi tak disengaja. Jenis diskrepansi terbanyak : omission 38 % diskrepansi berpotensi membahayakan dalam tingkat serius Comish, et al. Arch Intern Med. 2005;165:424-9 Masalah saat Discharge 1 dari 5 pasien mengalami adverse event saat transisi dari RS ke rumah. 66 % merupakan adverse drug events . 62 % sebenarnya dapat dicegah Forster AJ, et al. Ann Intern Med. 2003;138:161-7 Bukti Manfaat Rekonsiliasi Obat • • Partisipasi farmasis dalam ronde, rekonsiliasi obat dan verifikasi instruksi pengobatan menurunkan angka kesalahan obat secara bermakna – Scarsi, K et al. Am J Health-Syst Pharm. 2002; 59: 2089-92 94% pasien setelah pindah dari ICU berubah terapinya. Dengan rekonsiliasi, maka hampir semua kesalahan obat dapat dicegah saat pasien akan pulang. – Provonost P, et al. Journal of Critical Care. 2003; 18:201-205. STANDAR JOINT COMMISSION INTERNATIONAL (JCI)/ KARS VERSI 2012 Medication Management & Use (MMU)/MPO 4.3: Informasi tentang obat pasien harus disimpan dalam rekam medik saat pemulangan (discharge ) atau dipindahkan (transfer). JENIS DISKREPANSI Disengaja, tapi tidak dicatat: ◦ Contoh: Dokter memang bermaksud menambah/mengganti/ menghentikan obat, tetapi maksudnya ini tidak dicatat secara jelas. Tidak disengaja , salah dalam pencatatan ◦ Contoh: Dokter secara tidak sengaja mencatat secara salah Peran Dokter Evaluasi terapi Terapi obat: teruskan, hentikan, tambahkan, modifikasi regimen obat Evaluasi apakah monitoring sudah dilakukan dengan benar Harus dilakukan setiap akan menuliskan resep e-Prescribing • Menghilangkan transcribing error karena tulisan tidak terbaca • Mempermudah medication reconciliation Peran Apoteker Memastikan informasi yang akurat tentang obat-obat yang digunakan Mengidentifikasi adanya diskrepansi baik yang disengaja maupun tidak disengaja Mengatasi diskrepansi : KOMUNIKASI ! Penelusuran riwayat penggunaan obat Obat-obat yang pernah dan sedang digunakan pasien sebelum dirawat di RS Riwayat alergi Efek samping Medication error (ketidakpatuhan, mismanajemen obat di rumah) Tantangan Pasien/keluarga tidak ingat obat dan regimennya Stress karena perpindahan perawatan Awam tentang kesehatan Kendala bahasa, budaya Hubungan pasien/keluarga dengan dokter, apoteker Tingkat keterampilan tenaga kesehatan dalam mewawancarai pasien/keluarga Keterbatasan waktu Akurasi dan kelengkapan riwayat penggunaan obat dari sumber lain Aksesibilitas daftar obat pada akhir pekan Monitoring Terapi • Medication review • Identifikasi DRP • Rekomendasi Masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat Ada indikasi tapi tidak diterapi Pemilihan obat tidak tepat Dosis terlalu rendah Dosis terlalu tinggi Efek samping obat Interaksi Obat Pasien tidak menggunakan obat Tidak ada indikasi Komunikasi, Komunikasi, Komunikasi Konseling Pasien Akan Pulang (Discharge Counseling) Memastikan pasien memahami tentang obat-obat yang akan digunakannya di rumah DISCHARGE MEDICATIONS TERIMA KASIH