PEMBELAJARAN JARAK JAUH (E-LEARNING) Makalah Pembelajaran Berbasis TIK Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Berbasis TIK (PBTIK) Dosen Pengampu : Drs.Wahyudin, MT. Diajukan oleh Kelompok 11 Alif Ismail Salem 1505995 Ilham Bahrul Muhit 1504202 Kurniawan Hidayat 1507504 Muhamad Fathur Fawaz 1505096 DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat Allah dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan makalah yang berjudul “pembelajran jarak jauh”. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat serta kepada umatnya yang istiqomah dijalanya. Sehingga dengan penuh kesadaran penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan sitinggi-tingginya kepada banyak pihak yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini kepada: 1. Wahyudin M.T Selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Berbasis TIK. 2. Teman-teman penulis/tim penulis makalah yang telah tekun dan ulet menyelesaikan penulisan makalah ini. 3. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Akhirnya penulis mengharap semoga Allah SWT, menerima amal ibadah kita dan makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak terutama diri penulis sendiri. Bandung, 25 April 2019 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................... ………………………….i DAFTAR ISI.........................................................................................………………………….ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................………………………….1 B. Rumusan Masalah ....................................................................………………………….3 C. Tujuan Pembahasan .................................................................………………………….3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian pembelajaran jarak jauh. ........................................………………………….4 B. Prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh ..................................………………………….6 C. Media pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh .................…………………………..8 1. .Media Cetak. ............................................................................…………………………..8 2.…Media.massa/Siar/Tayang……………………..…………………………………………8 Siaran Radio……………………….………………………………………………………….9 Siaran Televisi………………………………………………………….……………………13 a. Komputer……………………………………………………………………………..15 Media Telekomunikasi……………………………………………………………………....18 D. Karakteristik Pembelajaran Dalam Pendidikan Jarak Jauh ....…………………………26 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................…………………………28 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................……..…………………..29 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini sistem pendidikan jarak jauh telah berkembang pesat dan menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan modern. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya memperluas kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan. Di Indonesia, penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh telah memiliki landasan legal formal dengan dimasukkannya sistem ini ke dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi.dan.komunikasi, maka pendidikan jarak jauh pun mengalami perkembangan. Dengan memanfaatkan teknologi maka daya jangkaunya menjadi semakin luas, dan efektifitasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran juga semakin meningkat. Pada saat ini system pendidikan jarak jauh telah mengintegrasikan pula berbagai jenis media yang kemampuan interaktifnya semakin meningkat. Dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ), penggunaan media tampaknya telah menjadi keharusan. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar pada SPJJ disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak maupun non cetak. Sepanjnag sejarah penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, media telah digunakan sebagai sarana penyampai materi ajar. Adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik , maka diperlukan media sebagai sarana komunikasi yang menjembatani antara pengajar dengan.peserta didik. Kehadiran media inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara SPJJ di semua tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang lain adalah pilihan jenis media yang digunakannya. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara PJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana sampai yang canggih. Berikut akan dibahas secara sekilas beberapa jenis media pembelajaran yang sering digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh Salah satu contoh penyelenggara PJJ di Indonesia adalah universitas terbuka yang telah berdiri sejak tahun 1984. Pendidikan jarak jauh secara tersurat sudah termasuk di dalam UndangUndang republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang “ Sistem Pendidikan Nasional” . rumusan tentang pendidikan jarak jauh terlihat pada Bab VI jalur, jenjang dan jenis pendidikan pada bagian kesepuluh pendidikan jarak jauh pada pasal 31 yang berbunyi: 1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang ,dan jenis pendidikan; 2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular; 3) Pendidikan jarak jauh di selenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajarserta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan; 4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud pada ayat(1), ayat (2), dan ayat (3) telah diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di simpulkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa pengertian pembelajaran jarak jauh? 2. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh? 3. Apa saja karakteristik dalam pe,belajaran jarak jauh 4. Media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh? C. Tujuan Adapun tujuan dari rumusan masalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian pembelajaran jarak jauh (PJJ). 2. Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh (PJJ). 3. Mengetahui karakteristik di dalam pembelajaran jarak jauh. 4. Mengetahaui media yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh Pembelajaran jarak jauh merupakan sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.pemisahan kedua aktivitas tersebut dapat berupa jarak fisik maupun non fisik. Pembelejaran jarak jauh adalah proses transfer pengetahuan untuk pelajar (siswa) yang di pisahkan dari instruktur ( guru) dengan waktu atau jarak fisik sehingga membuat komponen teknologi seperti video, internet, CD, kaset, dan bentuk teknologi lainnya untuk mencapai pembelajaran. “pembelajaran jarak jauh” dan “ pendidikan jarak jauh” adalah istilah yang digunakan dalam pendidikan teknologi pembelajaran. Istilah E-learning merupakan metode penyampsian yang sering digunakan dalam pembelajaraan jarak jauh. Menurut Dohmen (1967) menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh suatu bentuk pembelajraan mandiri yang terorganisasi secara sistematis yang dilakukan oleh sekelompok tenaga pengajar yang memiliki tanggung jawab berbeda. Sedangkan menurut Peters (1973) mengatakan pendidikan jarak jauh adalah metode penyampain pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui penggunaan media yang menerapkan sistem indusrialisasi dalam pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajaran. Dalam PJJ antara pengajar dan pembelajar tidak bertatap muka secara langsung, dengan kata lain melalui PJJ dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. jadi sangat memudahkan proses pembelajaran. Menurut Harinayuhettu (2002) ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran/pendidikan jarak jauh antara lain: 1. Dapat di percepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran kerja. 2. Dapat menarik calon peserta yang banyak. 3. Tidak terganggunya kegiatan kehidupan sehari-hari karena pola jadwal pembelajaran yang luwes. 4. Harapan akan meningkatnya kerjasama dan dukungan pengguna lulusan atau keluaran. Hakekat pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan peningkatan kemampuan melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pembelajaran. Adapun hakikat pendidikan system belajar jarak jauh adalah 1. Pendidikan sepanjang hayat 2. Pemberdayaan pelajar/warga belajar 3. Pemberdayaan lembaga pendidikan. B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh Prinsip-prinsip pendidikan jarak jauh diantaranya adalah sebagai berikut 1. Prinsip Kemandirian Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat dipelajari secara independent learning. Pelajar dihadapkan pada pilihan yang terbaik bagi dirinya sendiri. Menggunakan sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan pelajaran yang disediakan berupa paket-paket yang dapat dipilih oleh pembelajar yang didukung oleh tutorial dan ujian yang dirancang dengan pendekatan belajar tuntas. 2. Prinsip Keluwesan Prinsip ini diwujudkan dengan memungkinkannya peserta didik untuk memulai mencari sumber belajar mengatur jadwal dan kegiatan belajar mengikuti ujian dan mengakhiri pendidikannya diluar ketentuan waktu dan tahun ajaran. Dikatak luwes karena pelajar dimungkin untuk berpindah dari pendidikan formal dan pendidikan non formal atau sebaliknya. 3. Prinsip keterkinian Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada saat ini diperlukan. Hal ini berbeda dengan system pendidikan dan pelatihan konvensional yang kurikulumnya termasuk buku-buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa mendatang. 4. Prinsip kesesuain Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar sang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan kerja atau kemajuan masyarakat. Sumber belajar tersebut harus setara dengan kompetensi yang diperlukan. Prinsip ini dissuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang pembelajat. 5. Prinsip mobilitas Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pelajar untuk berpindah lokasi jenis jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah memenuhi kompetensi yang diperlukan. 6. Prinsip efisiensi Prinsip ini diwujudkan dengan pendaya gunaan berbagai macam sumber daya dan teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber disekeliling pembelajaran membantu pelajar untuk dapat menggunakan sumber tersebut sebanyak mungkin sehingga pelajar tidak merasa kerepotan mengenai sumber belajar. Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan agar sistem pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan baik yakni perhatian percaya diri pendidik pengalaman muda menggunakan peralatan kreatif menggunakan alat dan menjalin interaksi dengan peserta didik. C. Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Jarak Jauh a) Media Cetak Di antara begitu banyak media baru dan canggih, ternyata media cetak masih menduduki tempat pertama dalam pendidikan jarak jauh. Bahan ajar cetak dapat berwujud dalam berbagai bentuk, seperti: buku materi pokok, buku ketiga, buku panduan belajar, pamflet, brosur, peta, chart. Bentuk cetakan ini tidak hanya berupa tulisan, tetapi dapat juga menampilkan gambar-gambar, foto, grafik, tabel, dll. Dari sekian banyak jenis media cetak tersebut, modul merupakan bahan ajar cetak utama yang digunakan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. Modul telah dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan sekecil mungkin mendapat bantuan dari guru/tutor. b) Media Massa/Siar/Tayang Pemanfaatan media massa dalam SPJJ seperti siaran radio dan siaran televisi merupakan sebuah alternatif penyampaian bahan ajar yang cukup efektif larena bersifat terbuka dan berdaya jangkau luas. Penggunaan media massa sebagai alat pendidikan tidak saja menguntungkan peserta didik yang terdaftar dalam institusi pendidikan jarak jauh, tetapi masyarakat umum yang tertarik untuk memperluas wawasan pengetahuannya dapat pula mengikuti program yang ditayangkan atau disiarkan. 1). Siaran Radio Radio menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk pendidikan, karena memperkaya pengalaman pendidikan dan ide-ide kreatif, Dengan demikian alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan.2 Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu, tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui gelombang elektromagnetik. Daya pancar siaran radio sangat bergantung kepada kekuatan transmitter serta frekuensi yang digunakan. Dengan kekuatan tertentu, transmitter mampu memacarkan siaran pada lokasi tertentu. Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di uar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah siaran. Di samping radio memiliki ke unggulan, ia juga mempunyai keterbatasan. a. Keunggulan 1) Di bandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya. 2) Keunggulan lain dari media dengar ini adalah kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengar dan cukup fleksibel dalam Menyajikan informasi dalam berbagai bentuk sajian seperti dramatisasi, diskusi, ceramah atau dialog. Kemampuan ini tentunya sangat berperan dalam penyelenggaraan SPJJ. b. Keterbatasan : 1) Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media seklali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lang kecuali melalui siaran ulangan. 2) Keterbatasan lain dalam pemanfaatan media radio pada SPJJ adalah masalah jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya para pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan oleh stasiun siaran atau studio rekaman. 3) Interaktivitas yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio sangat rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi satu arah. sPerkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat dilakukan, beberapa penyelanggara SPJJ mengalami kendala, seperti mahalnya biaya penggunaan telpon dan sulitnya mengatur siaran langsung. c. Bentuk penyajiannya atau cara penyajiannya 1) Ceramah atau kuliah Bentuk ceramah atau kuliah ini baisanya disajikan oleh satu orang dosen/pengajar atau pembocara yang ahli dalam materi tertentu. Umumnya, bentuk penyajian ini membosankan , karena peserta didik hanya mendengarkan satu jenis suara selama 15 – 20 menit. Penyajian ini akan terasa lebih melelahkan apabila penyajinya kurang mampu “berbicara” secara menarik. Sebaiknya, bila penyaji mampu seolah-olah berbicara langsung dengan peserta didik, suaranya menyakinkan, tempo dan intonansinya tepat, bentuk ceramah masih dapat memikat peserta didik. Berdasarkan pada pengalaman serta pengamatan dalam proses produksi parogram radio dengan bentuk penyajian tunggal ini, tidak banyak orang atau pengajar/dosen yang mapu berbiocara seorang diri di depan mikropon. 2) Dialog Bentuk penyajian lain yang dapat digunakan dalam mengemas materi ajar dalam SPJJ adalah dialog. Bentuk penyajian ini menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas sebuah materi. Para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang sama. 3) Wawancara Bentuk penyajian ini dapat menghadirkan satu, dua atau tiga pembiocara dengan seorang pewancara. Dengan dua atau tiga pembicara, pada umumnya bentuk penyajian ini mengangkat satu topik pembicaraan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda dari tiap-tiap pembicara. Tetapi, bila bentuk wawancara ini hanya menghadirkan satu pembicara, umumnya topik pembicaraan hanya dilihat dari pengetahuan, pengalaman atau sudut pandang sang pembicara. 4) Drama Sebuah alternatif lain untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta didik melalui program radio adalah melalui drama. Penyyajian dalam bentuk ini relatif lebih sulit, karena membutuhkan persiapan yang lebih matang, mulai dari naskah sampai pada produksinya. Selain itu, tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk drama. Materi-materi yang berkaitan dengan sikap, perasaan, ilmu sosial, kemungkinan dapat diangkat dan dikemas dalam bentuk ini. 5) Feature Bentuk penyajian yang lebih atraktif adalah feature yang merupakan bentuk sajian yang di dalamnya terdapat berbagai sajian. Dalam program feature, di dalamnya terdapat dialog, wawancara, dan drama yang mengacu pada topik bahasan tertentu. 6) Majalah Seperti layaknya sebuah majalah, bentuk penyajian majalah udara menampilkan berbagai informasi dalam berbagai bentuk sajian. Dalam SPJJ, bentuk majalah udara ini sangat cocok untuk mengemas berbagai informasi yang perlu disampaikan kepada peserta didik melalui radio, misalnya informasi mengenal ujian, pembelian bahan ajar, wisuda, regristrasi, atau informasi lain yang perlu diketahui oleh peserta didik. 2). Siaran Televisi Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mapu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Keunggulan media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, baik pendidikan yang bersifat konvensional maupun pendidikan jarak jauh. Siaran televisi yang dapat diterima di rumah-rumah atau di tempat lain hanya dengan menggunakan pesawat televisi standar adalah jenis penayangan siaran. Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara umum, medium televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, medium televisi pendidikan dikenal sebagai medium yang memilik kekuatan audio visual yang mampu memberika pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak. a. Keunggulan: 1) Menjangkau sasaran disik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan 2) Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan. 3)..Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata. Menjembatani peserta didik dengan institusi SPJJ-nya. Kehadiran program televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirianyang umumnya dirasakan oleh peserta didik dalam SPJJ. b. Keterbatasan: 1) Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal. 2) Pembuatan program relatif tidak mudah dan lama. 3) Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan. 4) Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran. 5) Keterbatasan lain dari media televisi adalah masalah interaktivitas yag sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ. Tingkat interaktivitas media televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah. Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telpon, namun penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami banyak kendala. 3) Komputer Jenis media lain yang dikategorikan sebagai media personal adalah media berbasis komputer. Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang memiliki teknologi yang berkemampuan interaktif. Dewasa ini komputer tidak lagi merupakan konsumsi bagi mereka yang bergerak dalam dunia bisnis dan usaha, tetapi telah dimanfaatkan secara luas oleh dunia pendidikan. Kebutuhan akan kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini sangat terasa, terutama oleh institusi yang menerapkan SPJJ. Hal ini disebabkan oleh karakteristik media komputer, antara lain: Memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran. Memungkinkan terjadi proses belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik. Mampu menampilkan unsur audio visual. Dapat memberikan umpan balik. Menciptakan proses belajar berkesinambungan. Karakteristik media berbasis komputer ini sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagi media pembelajaran dalam SPJJ. Potensi yang sulit diperoleh melalui media lain dapat terakomodasi. Keunggulan media berbasis komputer dari segi kemampuan menghadirkan interaktivitas telah dieksploitasi dalam berbagai bentuk penyajian. Enam bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan dalam merancang materi pembelajaran, yaitu: 1. Praktek dan latihan (drill and practice) 2. Tutorial 3. Permainan (game) 4. Simulasi (simulation) 5. Penemuan (discovery) 6. Pemecahan masalah (problem solving) Keenam bentuk penyajian materi melalui media komputer masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan. Program yang berbentuk drill and practice umumnya digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran yang bersifat konsep, prionsip atau prosedur. Bentuk penyajian ini ditujukan untuk melatih kecakapan dan ketrampilan. Interaksi yang digunakan pada bentuk penyajian ini dilakukan dengan cara pemberian soal atau kasus yang memerlukan respoons dari peserta didik sekaligus disertai umpan baliknya. Bentuk lain dari penyajian media berbantuan komputer ini adalah tutorial. Program ini menyajikan informasi atau pengetahuan tertentu yang diikuti dengan latihan pemecahan soal dan kasus. Bentuk interaksi yang terlihat menonjol dalam penyajian ini adalah penyajian informasi dalambentuk bercabang (branchea), yang memberika kebebasan bagi peserta didik untuk mempelajari materi ajar. Penyajian dalam bentuk permainan (games) umumnya ditujukan untuk memotivasi peserta didik dalam mempelajari materi atau informasi yang disampaikan. Simulasi sebagai salah satu bentuk penyajian media berbantuan komputer, merupakan sebuah upaya untuk melibatkan peserta didik dalam persoalan yang mirip dengan situasi yang sebenarnya tanpa resiko yang nyata. Melalui program simulasi, peserta diajak untuk membuat keputusan yang tepat dari beberapa alternatif solusi yang ada. Setiap keputusan yang diambil akan memberikan dampak tertentu. Dalam program berbentuk penemuan (discovery), penyajian materi difokuskan pada pemecahan masalah dengan cara trial and error. Melalui bentuk penyajian ini, peserta didik diarahkan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dihadirkan. Dengan strategi ini, peserta didik diharapkan dapat memahami proses yang dilalui untuk memecahkan masalah dan mampu mengingatnya lebih lama. Bentuk lain penyajian komputer interaktif adalah problem solving atau pemecahan masalah. Pada prinsipnya bentuk penyajian ini menitikberatkan pafa melatih peserta didik untuk memecahkan permasalahan, yang jawabnya telah disediakan dalam program. Variasi interaksi yang dapat dihadirkan melalui media komputer tersebut memperkaya cara penyamnpaian materi pembelajaran dalam SPJJ. Salah satu bentuk pemanfaatan media berbantuan komputer yang juga mampu menghadirkan proses belajar yang bersifat interaktif dalam SPJJ adalah video interaktif. Video interaktif ini merupakan bentuk penyajian materi pembelajaran yang dikemas dalam rekaman video tetapi disajikan dalam kendali komputer. Media komputer memegang peranan penting utntuk menghadirkan kemampuan inteligen dan interaktivitas, sementara video menghadirkan materi pembelajaran dalam bentuk suara dan gambar. Perpaduan antara dua karakteristik media tersebut menjadikan media ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh masing-masing media jika harus berdiri sendiri. Keunggulan lain dari video interaktif adalah melekatnya karakteristik individualisasi. Karakter ini memungkinakan peserta didik/pengguna untukmemanfaatkan program sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Selain itu, video interaktif mampu menghadirkan bentuk simulasi. Walaupun memiliki banyak kelebihan, video interaktif memiliki keterbatasan yang menghambat pengembangan dan pemanfaatannya dalam prod\ses pembelajaran, yaitu biaya. Biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan media ini relatif tinggi, sehingga tidak banyak institusi pendidikan jarak jauh mampu menawarkan materi ajarnya dalam bentuk video interaktif. Pemanfaatan media berbantuan komputer pada institusi yang menerapkan SPJJ masih terasa terbatas. Pada negara-negara maju kepemilikan perangkat komputer tidak merata. Misalnya di UKOU-Inggris, pada tahun 1988 tercatat bahwa hanya 35% mahasiswa memiliki perangkat komputer atau memiliki akses terhadap komputer, 38% menyewa, dan 27% sengaja membeli perangkat komputer untuk keperluan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media berbantuan komputer masih menghadapi kendala, terutama dalam hal ketersedian perangkat. 4). Media Telekomunikasi Kemajuan yang sangat cepat dalam bidang telekomunikasi mempunyai dampak yang cukup berarti dalam penyelenggaraan SPJJ. Komunikasi elektronik jarak jauh dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu: dalam bentuk teks, audio, dan video. Berdasarkan cara komunikasi ini, media telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan dalam SPJJ ini dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain: Audio Conferencing Video conferencing Internet Computer conferencing 1) Audio Teleconference/Telekonferensi Audio Bentuk lain dari media telekomunikasi yang dapat diterapkan dalam SPJJ adalah telekonferensi audio. Telekonferensi audio (audio teleconference) pada dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa. Kemajuan dua arah yang terjadi dalam sebuah telekonferensi audio umumnya dilakukan secara langsung dengan menggunakan saluran telepon maupun satelit. Telekonferensi ini terjadi untuk menjembatani pertemuan antarindividu atau kelompok yang berada pada lokasi yang berbeda, pada saat yang bersamaan. Dalam SPJJ, kegiatan ini terjadi. Telekonferensi audio memiliki beberapa keunggulan sebagai beirkut: Pesawat telepon sudah memastarakat, sehingga telekonferensi audio sangat potensial digunakan. Relatif murah, efektif, dan mudah untuk digunakan. Jangkauan luas, sehingga memungkinkan partisipasi mahasiswa dari berbagai lokasi. Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan telekonferensi audio ini tinggi, sehingga memungkinkan peserta dan narasumber atau instruktur dapat saling berbicara satu dengan yang lain. Sedangkan keterbatasan telekonferensi audio adalah sebagai berikut: Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi sebelum kegiatan dimulai. Penerimaan suara kurang baik. Pada komunikasi audio jarak jauh kendala kurang baiknya kualitas radio sering ditemukan. Untuk mengatasi kendala ini, penyelenggara perlu memperhatikan peralatan microphone-amplifier khusus disetiap lokasi. Terbatasnya pengalaman menggunakan media ini, membuat peserta enggan mengikuti kegiatan konferensi audio. Peralatan yang diperlukan untuk telekonferensi audio ini adalah sebagai berikut: 1) pesawat telepon biasa untuk narasumber, sedangkan untuk kelompok dibutuhkan tambahan peralatan berupa speaker telepon. 2) Sementara untuk menghubungkan dua atau lebih kelompok peserta konferensi maka dibutuhkan peralatan amplifier microphone khusus pada tiap lokasi. Peralatan ini diperlukan untuk memastikan bahwa suara yang didengar cukup jelas. 3) Selain itu, dibutuhkan peralatan yang disebut dengan brigde yang merupakan sistem elektronik yang menghubungkan suara dari seluruh lokasi yang mengikuti konferensi tersebut, menyeleraskan level suara, memfilter gangguan-gangguan, dan memperhatikan masalah tidak tersambungnya hubungan telepon. Pemanfaatan telekonferensi audio dalam SPJJ dilakukan dengan berbagai macam sistem. Pemanfaatan telekonferensi audio dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah sebagai berikut: 1. User-inisiated conference calls; konferensi terselenggara karena peserta berinisiatif menelepon. Untuk melakukan pemanfaatan telekonferensi dengan cara ini, pastikan bahwa semua peserta didik memiliki daftar nomor telepon orang atau tutor yang dapat mereka hubungi. Kemudian dorong setiap peserta didik untuk tidak sungkansungkan berkomunikasi melalui telepon sesuai denagn kebutuhannya. 2. Operator-initiated; peserta konferensi dihubungi oleh operator. Dengan cara ini operator menghubungi peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok untuk melakukan telekonferensi. 3. Dial-in or meet-me teleconferencing; konferensi audio yang diselenggarakan dengan sistem yang mempersilahkan para peserta untuk mengontak atau menelepon penyelenggara konferensi. Dalam berbagai kasus penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, peserta didik lebih suka memanfaatkan model pertama. 2) Konferensi Video (Video Conferencing) Pada dasarnya prinsip penggunaan video konferensi pada SPJJ tidak jauh berbeda dengan audio konferensi. Kelebihan yang dimiliki oleh konferensi video ini adalah para peserta dapat melihat satu dengan yang lain pada TV monitor. Artinya melalui konferensi video, peserta didik tidak hanya bisa mendengar tapi juga melihat (kombinasi antara suara dan gambar). a. Keunggulan 1) Memiliki nilai biaya efisien. Segala bentuk program yang disiarkan secara broadcast yang mampu mencapai sasaran pada lokasi yang berpencar, pada umumnya memiliki nilai biaya efisien. 2) Memiliki kemampuan penyajian materi atau informasi yang bersifat audiovisual. 3) Memiliki kemampuan komunikasi dua arah, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan jarak, ruang, dan waktu. b. Keterbatasan 1) Biaya pengadaan fasilitas, peralatan konferensi video, dan juga biaya penyelenggaraan komunikasi dua arah melalui telepon yang cukup mahal. 2) Pemanfaatan konferensi video menuntut persiapan yang lebih baik dan matang bagi tenaga pengajar/tutor, terutama dalam menyiapkan materi yang bersifat visual. 3) Durasi penyelenggaraan konferensi video terbatas. Berdasarkan pada sejumlah pendapat dari para pengguna, penyelenggaraan konferensi video sebaiknya tidak mencapai satu jam. Penggunaan konferensi video dengan durasi mencapai satu jam atau lebih menimbulkan kelelahan dan juga kehilangan daya kosentrasi. Dengan demikian apabila konferensi video harus dilakukan selama lebih dari satu jam, maka perlu diberikan waktu istirahat untuk memulihkan daya konsentrasi para peserta. c. Pemanfaatan Konferensi Video Dalam SPJJ Pemanfaatan konferensi video memerlukan persiapan yang matang baik di lokasi pengirim mapun penerima. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai beirkut: 1) Pastikan bahwa semua peralatan seperti tersebut di atas telah lengkap dan diinstal dengan baik, baik di lokasi pengirim maupun penerima. 2) Pastikan bahwa konverensi video telah terjadwal dengan baik (misal jadwal per bulan, triwulan atau semester berikut mata ajar dan narasumbernya). 3) Pastikan peristiwa/proses konferensi video telah direkam dengan baik. Sehingga, bagi peserta didik yang tidak sempat mengikuti konverensi video dapat mempelajarinya dengan cara menonton rekaman melalui video cassette. 3) Konferensi via Komputer (Computer Conferencing) Dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan komputer dalam proses pembelajaraan tidak hanya terbatas pada penggunaan stand alone, tetapi dapat pula dilakukan dalam bentuk jaringan, yang dikenal dengan internet. Jaringan komputer telah memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebuh luas, interaktif, dan lebih fleksibel. Jaringan ini mampu menghubungkan beraturs ribu jaringan komputer. Dengan kemampuan ini, internet dapat menjadi media komunikasi dalam proses pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan sebagai sumber pembelajaran. a. Keunggulan, Konferensi melalui internet memiliki keunggulan antara lain sebagai berikut: 1) Dapat menjangkau peserta yang tidak terbatas jumlahnya pada saat bersamaan. 2) Tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan bahkan teritorial negara. 3) Mampu menyajikan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan kecepatan yang relatif tinggi (min. 156 KBPS) 4) Mampu melakukan link ke berbagai lokasi (site) lain di dunia. 5) Interaktifitas sangat tinggi b. Konferensi melalui internet memiliki keterbatasan antara lain sebagai berikut: 1) Membutuhkan keterampilan menggunakan komputer (computer literacy) 2) Pulsa internet relatif masih mahal c. Pemanfaatan internet dalam PJJ dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain adalah sebagai beirkut: 1) Chatting (dialog elektronik); tutor dan satu atau lebih peserta didik dapat secara bersamaan berdialog menggunakan teks atau suara melalui internet. melalaui chatting, proses telekomunikasi berlangsung secara bersamaan (sinchronous) dan umpan balik tidak tertunda. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing 2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berdialog secara elektronik (chatting) 3. Tutor dan peserta didik memanfaatkan salah satu operator internet yang menyediakan fasilitas chatting (misal http:www.yahoo.com). 4. Tutor dan peserta didik menentukan jadwal kapan chatting melalui operator internet tersebut dapat dilakukan. 5. Selanjutnya Tutor dan peserta didik dapat berdiskusi berkaitan dengan topik yang telah disepakati mereka secara bersama. 2) Electronik Mail (e-Mail); tutor dan peserta didik dapat saling berikirim surat secara elektronik melalui e-mail. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkoresponden secara elektronik adalah sebagai berikut: 1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing. 2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden secara elektronik (e-mail) 3. Peserta didik bertanya kepada tutor dengan cara mengirim e-mail ke alamat tutornya untuk mendapatkan umpan balik. 4. Tutor memberikan tugas/pertanyaan dengan cara mengilim e-mail ke alamat peserta didiknya untuk dijawab/dikerjakan. 5. Peserta didik dan peserta didik lain saling bertukar informasi, ide dan lain-lain dengan cara saling berkirim e-mail. 3) Mailing List (Millist); Mailing list adalah perpanjangan penerapan email. melalui mailinglist satu surat elektronik dapat ditujukan kepada beberapa lamat e-mail yang telah terdaftar di mailinglist tersebut sekaligus. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masingmasing. 2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden kelompok (mailing list). 3. Tutor membuat suatu alamat millist dan memasukan semua alamat e-mail peserta didiknya kedalam millist tersebut. 4. Tutor dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua peserta didik yang terdaftar dalam millist tersebut dapat menerima informasi yang sama. 5. Begitu pula sebaliknya, peserta didik dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua anggota millist dapat memperoleh informasi yang sama. D. Karakteristik pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh Menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yan dimaksud dengan Pendidikan Jarak Jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lainnya. Soekartawi (2003) menspesifikasikan karakteristik dari pembelajaran jarak jauh sebagai berikut : 1. Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran. 2. Selama proses belajar, siswa selaku peserta didik dan guru selaku pendidik terpisahkan oleh tempat, jarak geografis, dan waktu atau kombinasi dari ketiganya. 3. Siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya dibantu dengan media pembelajaran, baik media cetak(bahan ajar berupa modul) maupun media eletronik(CD-ROM,VCD, telfon, radio, video, televise, computer) 4. Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya resource learning centre atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran. Dengan demikian, baik siswa maupun guru tidak harus mengusahakan sendiri keperluan dalam proses pembelajaran. 5. Komunikasi antar siswa dan guru dilakukan baik melalui satu arah maupun dua arah. Contoh teleconferencing, video-conferencing. 6. Proses pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka(tutorial) dan ini bukan merupaka suatu keharusan. 7. Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar walaupun sifatnya tidak tetap dan tidak wajib. Kegiatan berkelompok diperlukan untuk memudahkan siswa belajar. 8. Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai participant. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajaran. Dalam PJJ antara pengajar dan pembelajar tidak bertatap muka secara langsung, dengan kata lain melalui PJJ dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. jadi sangat memudahkan proses pembelajaran. Menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yan dimaksud dengan Pendidikan Jarak Jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lainnya. Hakekat pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan peningkatan kemampuan melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pembelajaran. Adapun hakikat pendidikan system belajar jarak jauh adalah Pendidikan sepanjang hayat, Pemberdayaan pelajar/warga belajar, Pemberdayaan lembaga pendidikan. Di dalam pembelajaran jarak jauh terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan antara lain prinsip kemandirian, prinsip keluwesan, prinsip keterkinian, prinsip kesesuaian, prinsip mobilitas, prinsip efisiensi. Sistem belajar jarak jauh merupakan suatu alternatif untuk memperoleh kesempatan belajar bagi pebelajar atau warga belajar yang karena berbagai alasan tidak dapat mengikuti pendidikan pada sistem pendidikan formal atau konvensional. Pendidikan jarak jauh ini merupakan sistem pendidikan yang bebas untuk diikuti oleh siapa saja tanpa terikat pada batasan tempat, jarak, waktu, usia, jender dan batasan non akademik lainnya. Sistem ini memberikan kebebasan kepada pebelajar atau warga belajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara bebas dan mandiri. Keberhasilan dari program pendidikan jarak jauh ini sangat tergantung pada pihak-pihak yang saling membantu, baik itu dari pebelajar sendiri, lembaga pendidikan yang menyelenggara, anggota masyarakat. Selain itu kita juga harus lebih perduli terhadap perkembangan Sistem belajar jarak jauh ini meski telah merupakan kegiatan yang sudah sejak lama sudah dilakukan oleh dinas pendidikan. Dalam pendidikan jarak jauh media yang digunakan ialah media cetak, media massa/siar/ tayang yang meliputi: siaran radio, siaran televisi, computer, dan media telekomunikasi. DAFTAR PUSTAKA Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta,2008) Sadiman,arief S. Jaringan Sistem Belajar Jarak Jauh Indonesia,Pusat teknologi Komunikasi dan.informasi.pendidikan,(Jakarta:Depdiknas,1999) Hamalik,Oemar,Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan Pembinaan Ketenagaan,(Bandung, Trigenda Karya,1994) Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran (Jakarta:Bumi AKsara,2007) Rusman, Model-model Pembelajaran,(Jakarta:Raja Grafindo,2011) Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003. Tentag SISDIKNAS (Jakarta: Grafika,2007)(http://randirian21.blogspot.co.id/2015/12/pembelajaran-jarakjauh.html?m=1 )Diakses pada hari Senin,10 April 2019 Sianr