Uploaded by Ilham Bahrul Muhit

dd

advertisement
PEMBELAJARAN JARAK JAUH (E-LEARNING)
Makalah Pembelajaran Berbasis TIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Berbasis TIK (PBTIK)
Dosen Pengampu : Drs.Wahyudin, MT.
Diajukan oleh
Kelompok 11
Alif Ismail Salem
1505995
Ilham Bahrul Muhit 1504202
Kurniawan Hidayat 1507504
Muhamad Fathur Fawaz 1505096
DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat Allah dan Karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelasaikan makalah yang berjudul “pembelajran jarak jauh”. Shalawat dan
salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga
dan sahabat serta kepada umatnya yang istiqomah dijalanya.
Sehingga dengan penuh kesadaran penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
penghargaan sitinggi-tingginya kepada banyak pihak yang telah berjasa dalam penyusunan
makalah ini kepada:
1. Wahyudin M.T Selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Berbasis TIK.
2. Teman-teman penulis/tim penulis makalah yang telah tekun dan ulet menyelesaikan
penulisan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis mengharap semoga Allah SWT, menerima amal ibadah kita dan
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak terutama diri penulis sendiri.
Bandung, 25 April 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... ………………………….i
DAFTAR ISI.........................................................................................………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .........................................................................………………………….1
B.
Rumusan Masalah ....................................................................………………………….3
C.
Tujuan Pembahasan .................................................................………………………….3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian pembelajaran jarak jauh. ........................................………………………….4
B.
Prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh ..................................………………………….6
C.
Media pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh .................…………………………..8
1. .Media Cetak. ............................................................................…………………………..8
2.…Media.massa/Siar/Tayang……………………..…………………………………………8
Siaran Radio……………………….………………………………………………………….9
Siaran Televisi………………………………………………………….……………………13
a. Komputer……………………………………………………………………………..15
Media Telekomunikasi……………………………………………………………………....18
D.
Karakteristik Pembelajaran Dalam Pendidikan Jarak Jauh ....…………………………26
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................…………………………28
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................……..…………………..29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini sistem pendidikan jarak jauh telah berkembang pesat dan menjadi bagian
integral dalam sistem pendidikan modern. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sistem
pendidikan jarak jauh ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya memperluas kesempatan
masyarakat memperoleh pendidikan. Di Indonesia, penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh
telah memiliki landasan legal formal dengan dimasukkannya sistem ini ke dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional.
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi.dan.komunikasi, maka pendidikan
jarak jauh pun mengalami perkembangan. Dengan memanfaatkan teknologi maka daya
jangkaunya menjadi semakin luas, dan efektifitasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran
juga semakin meningkat. Pada saat ini system pendidikan jarak jauh telah mengintegrasikan pula
berbagai jenis media yang kemampuan interaktifnya semakin meningkat.
Dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ), penggunaan media
tampaknya telah menjadi keharusan. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar pada SPJJ
disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak maupun non cetak. Sepanjnag sejarah
penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, media telah digunakan sebagai sarana penyampai materi
ajar. Adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik , maka diperlukan media sebagai
sarana komunikasi yang menjembatani antara pengajar dengan.peserta didik. Kehadiran media
inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara SPJJ di semua
tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang lain adalah pilihan jenis
media yang digunakannya. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara PJJ sangat
beragam mengingat banyaknya jenis media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana
sampai yang canggih. Berikut akan dibahas secara sekilas beberapa jenis media pembelajaran yang
sering digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh
Salah satu contoh penyelenggara PJJ di Indonesia adalah universitas terbuka yang telah
berdiri sejak tahun 1984. Pendidikan jarak jauh secara tersurat sudah termasuk di dalam UndangUndang republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang “ Sistem Pendidikan Nasional” .
rumusan tentang pendidikan jarak jauh terlihat pada Bab VI jalur, jenjang dan jenis pendidikan
pada bagian kesepuluh pendidikan jarak jauh pada pasal 31 yang berbunyi:
1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang ,dan jenis pendidikan;
2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok
masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular;
3) Pendidikan jarak jauh di selenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan
yang didukung oleh sarana dan layanan belajarserta sistem penilaian yang menjamin
mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan;
4) Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud
pada ayat(1), ayat (2), dan ayat (3) telah diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di simpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian pembelajaran jarak jauh?
2. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh?
3. Apa saja karakteristik dalam pe,belajaran jarak jauh
4. Media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian pembelajaran jarak jauh (PJJ).
2. Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran jarak jauh (PJJ).
3. Mengetahui karakteristik di dalam pembelajaran jarak jauh.
4. Mengetahaui media yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh merupakan sekumpulan metode pengajaran dimana aktivitas
pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.pemisahan kedua aktivitas tersebut
dapat berupa jarak fisik maupun non fisik.
Pembelejaran jarak jauh adalah proses transfer pengetahuan untuk pelajar (siswa) yang di
pisahkan dari instruktur ( guru) dengan waktu atau jarak fisik sehingga membuat komponen
teknologi seperti video, internet, CD, kaset, dan bentuk teknologi lainnya untuk mencapai
pembelajaran. “pembelajaran jarak jauh” dan “ pendidikan jarak jauh” adalah istilah yang
digunakan dalam pendidikan teknologi pembelajaran. Istilah E-learning merupakan metode
penyampsian yang sering digunakan dalam pembelajaraan jarak jauh.
Menurut Dohmen (1967) menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh suatu bentuk
pembelajraan mandiri yang terorganisasi secara sistematis yang dilakukan oleh sekelompok
tenaga pengajar yang memiliki tanggung jawab berbeda.
Sedangkan menurut Peters (1973) mengatakan pendidikan jarak jauh adalah metode
penyampain pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui penggunaan media yang menerapkan
sistem indusrialisasi dalam pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan
menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan
pembelajaran. Dalam PJJ antara pengajar dan pembelajar tidak bertatap muka secara langsung,
dengan kata lain melalui PJJ dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat
bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. jadi sangat memudahkan proses
pembelajaran.
Menurut Harinayuhettu (2002) ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari
pembelajaran/pendidikan jarak jauh antara lain:
1. Dapat di percepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran kerja.
2. Dapat menarik calon peserta yang banyak.
3. Tidak terganggunya kegiatan kehidupan sehari-hari karena pola jadwal pembelajaran
yang luwes.
4. Harapan akan meningkatnya kerjasama dan dukungan pengguna lulusan atau keluaran.
Hakekat pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan peningkatan
kemampuan melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pembelajaran. Adapun hakikat
pendidikan system belajar jarak jauh adalah
1. Pendidikan sepanjang hayat
2. Pemberdayaan pelajar/warga belajar
3. Pemberdayaan lembaga pendidikan.
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh
Prinsip-prinsip pendidikan jarak jauh diantaranya adalah sebagai berikut
1. Prinsip Kemandirian
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan dapat
dipelajari secara independent learning. Pelajar dihadapkan pada pilihan yang terbaik
bagi dirinya sendiri. Menggunakan sumber belajar yang tepat sesuai dengan
kebutuhan. Bahan-bahan pelajaran yang disediakan berupa paket-paket yang dapat
dipilih oleh pembelajar yang didukung oleh tutorial dan ujian yang dirancang dengan
pendekatan belajar tuntas.
2. Prinsip Keluwesan
Prinsip ini diwujudkan dengan memungkinkannya peserta didik untuk memulai
mencari sumber belajar mengatur jadwal dan kegiatan belajar mengikuti ujian dan
mengakhiri pendidikannya diluar ketentuan waktu dan tahun ajaran. Dikatak luwes
karena pelajar dimungkin untuk berpindah dari pendidikan formal dan pendidikan non
formal atau sebaliknya.
3. Prinsip keterkinian
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang pada saat
ini diperlukan. Hal ini berbeda dengan system pendidikan dan pelatihan konvensional
yang
kurikulumnya
termasuk
buku-buku
yang
tersedia,
dirancang
untuk
mengantisipasi keperluan masa mendatang.
4. Prinsip kesesuain
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar sang terkait langsung dengan
kebutuhan pribadi maupun tuntutan kerja atau kemajuan masyarakat. Sumber belajar
tersebut harus setara dengan kompetensi yang diperlukan. Prinsip ini dissuaikan dengan
kebutuhan dan latar belakang pembelajat.
5. Prinsip mobilitas
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi pelajar untuk berpindah
lokasi jenis jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah memenuhi kompetensi
yang diperlukan.
6. Prinsip efisiensi
Prinsip ini diwujudkan dengan pendaya gunaan berbagai macam sumber daya dan
teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber disekeliling
pembelajaran membantu pelajar untuk dapat menggunakan sumber tersebut sebanyak
mungkin sehingga pelajar tidak merasa kerepotan mengenai sumber belajar.
Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan agar sistem
pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan baik yakni perhatian percaya diri pendidik
pengalaman muda menggunakan peralatan kreatif menggunakan alat dan menjalin interaksi
dengan peserta didik.
C. Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Jarak Jauh
a) Media Cetak
Di antara begitu banyak media baru dan canggih, ternyata media cetak masih menduduki
tempat pertama dalam pendidikan jarak jauh. Bahan ajar cetak dapat berwujud dalam
berbagai bentuk, seperti: buku materi pokok, buku ketiga, buku panduan belajar, pamflet,
brosur, peta, chart. Bentuk cetakan ini tidak hanya berupa tulisan, tetapi dapat juga
menampilkan gambar-gambar, foto, grafik, tabel, dll. Dari sekian banyak jenis media cetak
tersebut, modul merupakan bahan ajar cetak utama yang digunakan dalam pendidikan
terbuka dan jarak jauh. Modul telah dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan sekecil mungkin mendapat bantuan dari
guru/tutor.
b) Media Massa/Siar/Tayang
Pemanfaatan media massa dalam SPJJ seperti siaran radio dan siaran televisi merupakan
sebuah alternatif penyampaian bahan ajar yang cukup efektif larena bersifat terbuka dan
berdaya jangkau luas. Penggunaan media massa sebagai alat pendidikan tidak saja
menguntungkan peserta didik yang terdaftar dalam institusi pendidikan jarak jauh, tetapi
masyarakat umum yang tertarik untuk memperluas wawasan pengetahuannya dapat pula
mengikuti program yang ditayangkan atau disiarkan.
1). Siaran Radio
Radio menjadi media pendidikan yang berguna bagi semua bentuk pendidikan,
karena memperkaya pengalaman pendidikan dan ide-ide kreatif, Dengan demikian
alat ini memiliki potensi dan kekuatan yang berpengaruh dalam pendidikan.2
Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu
menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu, tetapi tidak semua
orang
mengetahui
bahwa
program
radio
disiarkan
melalui
gelombang
elektromagnetik. Daya pancar siaran radio sangat bergantung kepada kekuatan
transmitter serta frekuensi yang digunakan. Dengan kekuatan tertentu, transmitter
mampu memacarkan siaran pada lokasi tertentu. Sementara untuk dapat menebus
daerah lain yang berada di uar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem
Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga
mempeluas daerah jangkauan daerah siaran. Di samping radio memiliki ke unggulan,
ia juga mempunyai keterbatasan.
a. Keunggulan
1)
Di bandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya
penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan
jangkauan daerah yang sama luasnya.
2)
Keunggulan lain dari media dengar ini adalah kemampuannya untuk
menstimulasi imajinasi pendengar dan cukup fleksibel dalam
Menyajikan informasi dalam berbagai bentuk sajian seperti dramatisasi, diskusi,
ceramah atau dialog. Kemampuan ini tentunya sangat berperan dalam
penyelenggaraan SPJJ.
b. Keterbatasan :
1) Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang
dikenal sebagai media seklali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar
atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak
dapat didengar lang kecuali melalui siaran ulangan.
2) Keterbatasan lain dalam pemanfaatan media radio pada SPJJ adalah masalah
jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya para
pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan oleh stasiun siaran atau
studio rekaman.
3) Interaktivitas yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ juga
merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio
sangat rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi
satu arah. sPerkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi
dalam tingkat tertentu
dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam
penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat dilakukan,
beberapa penyelanggara SPJJ mengalami kendala, seperti mahalnya biaya
penggunaan telpon dan sulitnya mengatur siaran langsung.
c. Bentuk penyajiannya atau cara penyajiannya
1) Ceramah atau kuliah
Bentuk ceramah atau kuliah ini baisanya disajikan oleh satu orang
dosen/pengajar atau pembocara yang ahli dalam materi tertentu.
Umumnya, bentuk penyajian ini membosankan , karena peserta didik
hanya mendengarkan satu jenis suara selama 15 – 20 menit. Penyajian
ini akan terasa lebih melelahkan apabila penyajinya kurang mampu
“berbicara” secara menarik. Sebaiknya, bila penyaji mampu seolah-olah
berbicara langsung dengan peserta didik, suaranya menyakinkan, tempo
dan intonansinya tepat, bentuk ceramah masih dapat memikat peserta
didik. Berdasarkan pada pengalaman serta pengamatan dalam proses
produksi parogram radio dengan bentuk penyajian tunggal ini, tidak
banyak orang atau pengajar/dosen yang mapu berbiocara seorang diri
di depan mikropon.
2) Dialog
Bentuk penyajian lain yang dapat digunakan dalam mengemas
materi ajar dalam SPJJ adalah dialog. Bentuk penyajian ini
menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas sebuah materi.
Para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang sama.
3) Wawancara
Bentuk penyajian ini dapat menghadirkan satu, dua atau tiga pembiocara
dengan seorang pewancara. Dengan dua atau tiga pembicara, pada umumnya
bentuk penyajian ini mengangkat satu topik pembicaraan yang dilihat dari
sudut pandang yang berbeda dari tiap-tiap pembicara. Tetapi, bila bentuk
wawancara ini hanya menghadirkan satu pembicara, umumnya topik
pembicaraan hanya dilihat dari pengetahuan, pengalaman atau sudut pandang
sang pembicara.
4)
Drama
Sebuah alternatif lain untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta
didik melalui program radio adalah melalui drama. Penyyajian dalam
bentuk ini relatif lebih sulit, karena membutuhkan persiapan yang lebih
matang, mulai dari naskah sampai pada produksinya. Selain itu, tidak
semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk drama. Materi-materi
yang berkaitan dengan sikap, perasaan, ilmu sosial, kemungkinan dapat
diangkat dan dikemas dalam bentuk ini.
5)
Feature
Bentuk penyajian yang lebih atraktif adalah feature yang merupakan
bentuk sajian yang di dalamnya terdapat berbagai sajian. Dalam program
feature, di dalamnya terdapat dialog, wawancara, dan drama yang mengacu
pada topik bahasan tertentu.
6) Majalah
Seperti layaknya sebuah majalah, bentuk penyajian majalah udara
menampilkan berbagai informasi dalam berbagai bentuk sajian. Dalam
SPJJ, bentuk majalah udara ini sangat cocok untuk mengemas berbagai
informasi yang perlu disampaikan kepada peserta didik melalui radio,
misalnya informasi mengenal ujian, pembelian bahan ajar, wisuda,
regristrasi, atau informasi lain yang perlu diketahui oleh peserta didik.
2). Siaran Televisi
Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mapu menyajikan
beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Keunggulan
media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam
dunia pendidikan, baik pendidikan yang bersifat konvensional maupun pendidikan
jarak jauh. Siaran televisi yang dapat diterima di rumah-rumah atau di tempat lain
hanya dengan menggunakan pesawat televisi standar adalah jenis penayangan
siaran. Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah
cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam
pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara
umum, medium televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi
audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, medium
televisi pendidikan dikenal sebagai medium yang memilik kekuatan audio visual
yang mampu memberika pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak.
a. Keunggulan:
1) Menjangkau sasaran disik dalam jumlah yang besar sekaligus secara
bersamaan
2) Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak
sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini
memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan
imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta
didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan.
3)..Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata.
Menjembatani peserta didik dengan institusi SPJJ-nya. Kehadiran program
televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan
mengurangi rasa kesendirianyang umumnya dirasakan oleh peserta didik
dalam SPJJ.
b. Keterbatasan:
1) Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal.
2) Pembuatan program relatif tidak mudah dan lama.
3) Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar
ulang apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan.
4) Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti
siaran pada saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk
mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum
waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.
5) Keterbatasan lain dari media televisi adalah masalah interaktivitas yag sangat
dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ. Tingkat interaktivitas media
televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu
arah. Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan
telpon, namun penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami
banyak kendala.
3) Komputer
Jenis media lain yang dikategorikan sebagai media personal adalah media berbasis
komputer. Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang memiliki
teknologi yang berkemampuan interaktif. Dewasa ini komputer tidak lagi merupakan
konsumsi bagi mereka yang bergerak dalam dunia bisnis dan usaha, tetapi telah
dimanfaatkan secara luas oleh dunia pendidikan.
Kebutuhan akan kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini sangat
terasa, terutama oleh institusi yang menerapkan SPJJ. Hal ini disebabkan oleh
karakteristik media komputer, antara lain:
Memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran.
Memungkinkan terjadi proses belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar
peserta didik.
Mampu menampilkan unsur audio visual.
Dapat memberikan umpan balik.
Menciptakan proses belajar berkesinambungan.
Karakteristik media berbasis komputer ini sangat potensial untuk dimanfaatkan
sebagi media pembelajaran dalam SPJJ. Potensi yang sulit diperoleh melalui media lain
dapat terakomodasi. Keunggulan media berbasis komputer dari segi kemampuan
menghadirkan interaktivitas telah dieksploitasi dalam berbagai bentuk penyajian.
Enam bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan dalam merancang materi
pembelajaran, yaitu:
1.
Praktek dan latihan (drill and practice)
2.
Tutorial
3.
Permainan (game)
4.
Simulasi (simulation)
5.
Penemuan (discovery)
6.
Pemecahan masalah (problem solving)
Keenam bentuk penyajian materi melalui media komputer masing-masing memiliki
keunggulan dan keterbatasan. Program yang berbentuk drill and practice umumnya
digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran yang bersifat konsep, prionsip atau
prosedur. Bentuk penyajian ini ditujukan untuk melatih kecakapan dan ketrampilan.
Interaksi yang digunakan pada bentuk penyajian ini dilakukan dengan cara pemberian soal
atau kasus yang memerlukan respoons dari peserta didik sekaligus disertai umpan
baliknya.
Bentuk lain dari penyajian media berbantuan komputer ini adalah tutorial. Program
ini menyajikan informasi atau pengetahuan tertentu yang diikuti dengan latihan
pemecahan soal dan kasus. Bentuk interaksi yang terlihat menonjol dalam penyajian
ini adalah penyajian informasi dalambentuk bercabang (branchea), yang memberika
kebebasan bagi peserta didik untuk mempelajari materi ajar.
Penyajian dalam bentuk permainan (games) umumnya ditujukan untuk memotivasi
peserta didik dalam mempelajari materi atau informasi yang disampaikan.
Simulasi sebagai salah satu bentuk penyajian media berbantuan komputer,
merupakan sebuah upaya untuk melibatkan peserta didik dalam persoalan yang mirip
dengan situasi yang sebenarnya tanpa resiko yang nyata. Melalui program simulasi,
peserta diajak untuk membuat keputusan yang tepat dari beberapa alternatif solusi yang
ada. Setiap keputusan yang diambil akan memberikan dampak tertentu.
Dalam program berbentuk penemuan (discovery), penyajian materi difokuskan
pada pemecahan masalah dengan cara trial and error. Melalui bentuk penyajian ini,
peserta didik diarahkan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang
dihadirkan. Dengan strategi ini, peserta didik diharapkan dapat memahami proses yang
dilalui untuk memecahkan masalah dan mampu mengingatnya lebih lama.
Bentuk lain penyajian komputer interaktif adalah problem solving atau pemecahan
masalah. Pada prinsipnya bentuk penyajian ini menitikberatkan pafa melatih peserta
didik untuk memecahkan permasalahan, yang jawabnya telah disediakan dalam
program.
Variasi interaksi yang dapat dihadirkan melalui media komputer tersebut
memperkaya cara penyamnpaian materi pembelajaran dalam SPJJ.
Salah satu bentuk pemanfaatan media berbantuan komputer yang juga mampu
menghadirkan proses belajar yang bersifat interaktif dalam SPJJ adalah video
interaktif. Video interaktif ini merupakan bentuk penyajian materi pembelajaran yang
dikemas dalam rekaman video tetapi disajikan dalam kendali komputer. Media
komputer memegang peranan penting utntuk menghadirkan kemampuan inteligen dan
interaktivitas, sementara video menghadirkan materi pembelajaran dalam bentuk suara
dan gambar. Perpaduan antara dua karakteristik media tersebut menjadikan media ini
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh masing-masing media jika harus berdiri
sendiri.
Keunggulan lain dari video interaktif adalah melekatnya karakteristik
individualisasi.
Karakter
ini
memungkinakan
peserta
didik/pengguna
untukmemanfaatkan program sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Selain itu,
video interaktif mampu menghadirkan bentuk simulasi.
Walaupun memiliki banyak kelebihan, video interaktif memiliki keterbatasan yang
menghambat pengembangan dan pemanfaatannya dalam prod\ses pembelajaran, yaitu
biaya. Biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan media ini relatif tinggi, sehingga
tidak banyak institusi pendidikan jarak jauh mampu menawarkan materi ajarnya dalam
bentuk video interaktif.
Pemanfaatan media berbantuan komputer pada institusi yang menerapkan SPJJ
masih terasa terbatas. Pada negara-negara maju kepemilikan perangkat komputer tidak
merata. Misalnya di UKOU-Inggris, pada tahun 1988 tercatat bahwa hanya 35%
mahasiswa memiliki perangkat komputer atau memiliki akses terhadap komputer, 38%
menyewa, dan 27% sengaja membeli perangkat komputer untuk keperluan
pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media berbantuan komputer
masih menghadapi kendala, terutama dalam hal ketersedian perangkat.
4). Media Telekomunikasi
Kemajuan yang sangat cepat dalam bidang telekomunikasi mempunyai dampak yang
cukup berarti dalam penyelenggaraan SPJJ. Komunikasi elektronik jarak jauh dapat
dilakukan dalam tiga cara, yaitu: dalam bentuk teks, audio, dan video. Berdasarkan cara
komunikasi ini, media telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan dalam SPJJ ini dibedakan
dalam beberapa jenis, antara lain:
Audio Conferencing
Video conferencing
Internet
Computer conferencing
1) Audio Teleconference/Telekonferensi Audio
Bentuk lain dari media telekomunikasi yang dapat diterapkan dalam SPJJ
adalah telekonferensi audio. Telekonferensi audio (audio teleconference) pada
dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa.
Kemajuan dua arah yang terjadi dalam sebuah telekonferensi audio umumnya
dilakukan secara langsung dengan menggunakan saluran telepon maupun satelit.
Telekonferensi ini terjadi untuk menjembatani pertemuan antarindividu atau kelompok
yang berada pada lokasi yang berbeda, pada saat yang bersamaan. Dalam SPJJ,
kegiatan ini terjadi. Telekonferensi audio memiliki beberapa keunggulan sebagai
beirkut:
Pesawat telepon sudah memastarakat, sehingga telekonferensi audio sangat potensial
digunakan.
Relatif murah, efektif, dan mudah untuk digunakan.
Jangkauan luas, sehingga memungkinkan partisipasi mahasiswa dari berbagai lokasi.
Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan telekonferensi audio ini tinggi, sehingga
memungkinkan peserta dan narasumber atau instruktur dapat saling berbicara satu
dengan yang lain. Sedangkan keterbatasan telekonferensi audio adalah sebagai
berikut: Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat
diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi
sebelum kegiatan dimulai.
Penerimaan suara kurang baik. Pada komunikasi audio jarak jauh kendala kurang
baiknya kualitas radio sering ditemukan. Untuk mengatasi kendala ini,
penyelenggara perlu memperhatikan peralatan microphone-amplifier khusus disetiap
lokasi.
Terbatasnya pengalaman menggunakan media ini, membuat peserta enggan
mengikuti kegiatan konferensi audio. Peralatan yang diperlukan untuk telekonferensi
audio ini adalah sebagai berikut:
1) pesawat telepon biasa untuk narasumber, sedangkan untuk kelompok dibutuhkan
tambahan peralatan berupa speaker telepon.
2) Sementara untuk menghubungkan dua atau lebih kelompok peserta konferensi maka
dibutuhkan peralatan amplifier microphone khusus pada tiap lokasi. Peralatan ini
diperlukan untuk memastikan bahwa suara yang didengar cukup jelas.
3) Selain itu, dibutuhkan peralatan yang disebut dengan brigde yang merupakan sistem
elektronik yang menghubungkan suara dari seluruh lokasi yang mengikuti konferensi
tersebut,
menyeleraskan
level
suara,
memfilter
gangguan-gangguan,
dan
memperhatikan masalah tidak tersambungnya hubungan telepon.
Pemanfaatan telekonferensi audio dalam SPJJ dilakukan dengan berbagai
macam sistem. Pemanfaatan telekonferensi audio dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain adalah sebagai berikut:
1. User-inisiated conference calls; konferensi terselenggara karena
peserta berinisiatif menelepon. Untuk melakukan pemanfaatan
telekonferensi dengan cara ini, pastikan bahwa semua peserta didik
memiliki daftar nomor telepon orang atau tutor yang dapat mereka
hubungi. Kemudian dorong setiap peserta didik untuk tidak sungkansungkan berkomunikasi melalui telepon sesuai denagn kebutuhannya.
2. Operator-initiated; peserta konferensi dihubungi oleh operator.
Dengan cara ini operator menghubungi peserta didik baik secara
perorangan maupun kelompok untuk melakukan telekonferensi.
3. Dial-in or meet-me teleconferencing; konferensi audio yang
diselenggarakan dengan sistem yang mempersilahkan para peserta
untuk mengontak atau menelepon penyelenggara konferensi.
Dalam berbagai kasus penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, peserta
didik lebih suka memanfaatkan model pertama.
2) Konferensi Video (Video Conferencing)
Pada dasarnya prinsip penggunaan video konferensi pada SPJJ tidak
jauh berbeda dengan audio konferensi. Kelebihan yang dimiliki oleh
konferensi video ini adalah para peserta dapat melihat satu dengan yang lain
pada TV monitor. Artinya melalui konferensi video, peserta didik tidak hanya
bisa mendengar tapi juga melihat (kombinasi antara suara dan gambar).
a. Keunggulan
1) Memiliki nilai biaya efisien. Segala bentuk program yang disiarkan secara
broadcast yang mampu mencapai sasaran pada lokasi yang berpencar,
pada umumnya memiliki nilai biaya efisien.
2) Memiliki kemampuan penyajian materi atau informasi yang bersifat
audiovisual.
3) Memiliki kemampuan komunikasi dua arah, sehingga dapat membantu
mengatasi keterbatasan jarak, ruang, dan waktu.
b. Keterbatasan
1) Biaya pengadaan fasilitas, peralatan konferensi video, dan juga biaya
penyelenggaraan komunikasi dua arah melalui telepon yang cukup
mahal.
2) Pemanfaatan konferensi video menuntut persiapan yang lebih baik dan
matang bagi tenaga pengajar/tutor, terutama dalam menyiapkan materi
yang bersifat visual.
3) Durasi penyelenggaraan konferensi video terbatas. Berdasarkan pada
sejumlah pendapat dari para pengguna, penyelenggaraan konferensi
video sebaiknya tidak mencapai satu jam. Penggunaan konferensi video
dengan durasi mencapai satu jam atau lebih menimbulkan kelelahan dan
juga kehilangan daya kosentrasi. Dengan demikian apabila konferensi
video harus dilakukan selama lebih dari satu jam, maka perlu diberikan
waktu istirahat untuk memulihkan daya konsentrasi para peserta.
c. Pemanfaatan Konferensi Video Dalam SPJJ
Pemanfaatan konferensi video memerlukan persiapan yang matang
baik di lokasi pengirim mapun penerima. Beberapa hal yang harus
dilakukan adalah sebagai beirkut:
1) Pastikan bahwa semua peralatan seperti tersebut di atas telah
lengkap dan diinstal dengan baik, baik di lokasi pengirim maupun
penerima.
2) Pastikan bahwa konverensi video telah terjadwal dengan baik (misal
jadwal per bulan, triwulan atau semester berikut mata ajar dan
narasumbernya).
3) Pastikan peristiwa/proses konferensi video telah direkam dengan
baik. Sehingga, bagi peserta didik yang tidak sempat mengikuti
konverensi video dapat mempelajarinya dengan cara menonton
rekaman melalui video cassette.
3) Konferensi via Komputer (Computer Conferencing)
Dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan komputer dalam proses
pembelajaraan tidak hanya terbatas pada penggunaan stand alone, tetapi
dapat pula dilakukan dalam bentuk jaringan, yang dikenal dengan
internet. Jaringan komputer telah memungkinkan terjadinya proses
pembelajaran yang lebuh luas, interaktif, dan lebih fleksibel. Jaringan ini
mampu menghubungkan beraturs ribu jaringan komputer. Dengan
kemampuan ini, internet dapat menjadi media komunikasi dalam proses
pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan sebagai sumber
pembelajaran.
a. Keunggulan, Konferensi melalui internet memiliki keunggulan antara
lain sebagai berikut:
1) Dapat menjangkau peserta yang tidak terbatas jumlahnya pada saat
bersamaan.
2) Tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan bahkan teritorial negara.
3) Mampu menyajikan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan
kecepatan yang relatif tinggi (min. 156 KBPS)
4) Mampu melakukan link ke berbagai lokasi (site) lain di dunia.
5) Interaktifitas sangat tinggi
b. Konferensi melalui internet memiliki keterbatasan antara lain sebagai
berikut:
1) Membutuhkan keterampilan menggunakan komputer (computer
literacy)
2) Pulsa internet relatif masih mahal
c. Pemanfaatan internet dalam PJJ dapat dilakukan dalam beberapa cara,
antara lain adalah sebagai beirkut:
1) Chatting (dialog elektronik); tutor dan satu atau lebih peserta didik dapat
secara bersamaan berdialog menggunakan teks atau suara melalui internet.
melalaui chatting, proses telekomunikasi berlangsung secara bersamaan
(sinchronous) dan umpan balik tidak tertunda. Beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing
2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berdialog secara
elektronik (chatting)
3. Tutor dan peserta didik memanfaatkan salah satu operator internet yang
menyediakan fasilitas chatting (misal http:www.yahoo.com).
4. Tutor dan peserta didik menentukan jadwal kapan chatting melalui
operator internet tersebut dapat dilakukan.
5. Selanjutnya Tutor dan peserta didik dapat berdiskusi berkaitan dengan
topik yang telah disepakati mereka secara bersama.
2) Electronik Mail (e-Mail); tutor dan peserta didik dapat saling berikirim
surat secara elektronik melalui e-mail. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam berkoresponden secara elektronik adalah sebagai
berikut:
1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2. Tutor
atau
peserta
didik
telah
mendapat
pelatihan
cara
berkoresponden secara elektronik (e-mail)
3. Peserta didik bertanya kepada tutor dengan cara mengirim e-mail ke
alamat tutornya untuk mendapatkan umpan balik.
4. Tutor memberikan tugas/pertanyaan dengan cara mengilim e-mail ke
alamat peserta didiknya untuk dijawab/dikerjakan.
5. Peserta didik dan peserta didik lain saling bertukar informasi, ide dan
lain-lain dengan cara saling berkirim e-mail.
3) Mailing List (Millist); Mailing list adalah perpanjangan penerapan email. melalui mailinglist satu surat elektronik dapat ditujukan kepada
beberapa lamat e-mail yang telah terdaftar di mailinglist tersebut
sekaligus. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.
Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masingmasing.
2.
Tutor atau peserta
didik telah mendapat
pelatihan cara
berkoresponden kelompok (mailing list).
3.
Tutor membuat suatu alamat millist dan memasukan semua alamat
e-mail peserta didiknya kedalam millist tersebut.
4.
Tutor dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk
didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua
peserta didik yang terdaftar dalam millist tersebut dapat menerima
informasi yang sama.
5.
Begitu pula sebaliknya, peserta didik dapat mengirim informasi atau
melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut
sehingga secara bersamaan semua anggota millist dapat memperoleh
informasi yang sama.
D.
Karakteristik pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh
Menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yan dimaksud dengan
Pendidikan Jarak Jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan
pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi,
informasi, dan media lainnya. Soekartawi (2003) menspesifikasikan karakteristik dari
pembelajaran jarak jauh sebagai berikut :
1.
Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran.
2.
Selama proses belajar, siswa selaku peserta didik dan guru selaku pendidik
terpisahkan oleh tempat, jarak geografis, dan waktu atau kombinasi dari ketiganya.
3. Siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya
dibantu dengan media pembelajaran, baik media cetak(bahan ajar berupa modul)
maupun media eletronik(CD-ROM,VCD, telfon, radio, video, televise, computer)
4. Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya resource
learning centre atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran.
Dengan demikian, baik siswa maupun guru tidak harus mengusahakan sendiri
keperluan dalam proses pembelajaran.
5. Komunikasi antar siswa dan guru dilakukan baik melalui satu arah maupun dua
arah. Contoh teleconferencing, video-conferencing.
6. Proses pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan
tatap muka(tutorial) dan ini bukan merupaka suatu keharusan.
7. Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar walaupun
sifatnya tidak tetap dan tidak wajib. Kegiatan berkelompok diperlukan untuk
memudahkan siswa belajar.
8. Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai
participant.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah pembelajaran dengan menggunakan suatu
media yang memungkinkan terjadi interaksi antara pengajar dan pembelajaran. Dalam PJJ
antara pengajar dan pembelajar tidak bertatap muka secara langsung, dengan kata lain
melalui PJJ dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat bahkan bisa
dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh. jadi sangat memudahkan proses pembelajaran.
Menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS yan dimaksud
dengan Pendidikan Jarak Jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi
komunikasi, informasi, dan media lainnya.
Hakekat pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan
peningkatan kemampuan melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pembelajaran.
Adapun hakikat pendidikan system belajar jarak jauh adalah Pendidikan sepanjang hayat,
Pemberdayaan pelajar/warga belajar, Pemberdayaan lembaga pendidikan.
Di dalam pembelajaran jarak jauh terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
antara lain prinsip kemandirian, prinsip keluwesan, prinsip keterkinian, prinsip kesesuaian,
prinsip mobilitas, prinsip efisiensi.
Sistem belajar jarak jauh merupakan suatu alternatif untuk memperoleh
kesempatan belajar bagi pebelajar atau warga belajar yang karena berbagai alasan tidak
dapat mengikuti pendidikan pada sistem pendidikan formal atau konvensional. Pendidikan
jarak jauh ini merupakan sistem pendidikan yang bebas untuk diikuti oleh siapa saja tanpa
terikat pada batasan tempat, jarak, waktu, usia, jender dan batasan non akademik lainnya.
Sistem ini memberikan kebebasan kepada pebelajar atau warga belajar untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran secara bebas dan mandiri. Keberhasilan dari program pendidikan
jarak jauh ini sangat tergantung pada pihak-pihak yang saling membantu, baik itu dari
pebelajar sendiri, lembaga pendidikan yang menyelenggara, anggota masyarakat. Selain
itu kita juga harus lebih perduli terhadap perkembangan Sistem belajar jarak jauh ini meski
telah merupakan kegiatan yang sudah sejak lama sudah dilakukan oleh dinas pendidikan.
Dalam pendidikan jarak jauh media yang digunakan ialah media cetak, media
massa/siar/ tayang yang meliputi: siaran radio, siaran televisi, computer, dan media
telekomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta,2008)
Sadiman,arief S. Jaringan Sistem Belajar Jarak Jauh Indonesia,Pusat teknologi
Komunikasi
dan.informasi.pendidikan,(Jakarta:Depdiknas,1999)
Hamalik,Oemar,Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan Pembinaan Ketenagaan,(Bandung,
Trigenda Karya,1994)
Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran (Jakarta:Bumi AKsara,2007)
Rusman, Model-model Pembelajaran,(Jakarta:Raja Grafindo,2011)
Undang-Undang
RI
No.
20
tahun
2003.
Tentag
SISDIKNAS
(Jakarta:
Grafika,2007)(http://randirian21.blogspot.co.id/2015/12/pembelajaran-jarakjauh.html?m=1 )Diakses pada hari Senin,10 April 2019
Sianr
Download