Dampak Dari Peristiwa G30S/PKI 1965 Peritiwa Gerakan 30 September atau yang sering disebut dengan G30S/PKI yang terjadi di negara indonesia banyak sekali dampak yang terjadi dampak negatif pada kehidupan sosial dan juga dampak politik pada masyarakat indonesia. Apa saja dampak yang ditimbulkan mari kita simak dibawah ini. Dampak Politik a. Presiden Soekarno yang kehilangan wibawanya dimata seluruh rakyat Indonesia. b. Kondisi politik indonesia yang semakin tidak stabil dikarenakan muncul pertentangan didalam lembaga tinggi negara. c. Sikap pemerintah yang belum bisa untuk mengambil keputusan untuk dapat membubarkan PKI yang kemudian memunculkan kemarahan rakyat. d. Pada akhirnya menimbulkan aksi demonstrasi yang dilakukan secara besar-besaran yang dilakukan oleh rakyat dan juga mahasiswa yang bergabung dalam KAMI, KAPPI, dan juga KAPI melakukan tuntutan agar PKI dibubarkan beserta dengan ormas-ormasnya. Atau yang sering dikenal dengan istilah Tritura atau sering disebut juga Tiga Tuntutan Rakyat. Tuntutannya Adalah 1. Pembubaran PKI 2. Pembersihan Kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI 3. Penurunan harga-harga barang e. Pemerintah melakukan reshuffle atau pembaharuan pada Kabinet Dwikora untuk menjadi Kabinet Dwikora yang telah disempurnakan dan ditujukan kepada kabinet yang memiliki anggota seratus menteri atau yang sering dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri. Kabinet yang sudah dibentuk banyak mengalami pertentangan seperti ditentang oleh KAMI dan juga rakyat karena didalam kabinet itu sering dijumpai menteri-menteri yang pro kepada PKI atau memberi dukungan kepada PKI sehingga mereka melakukan aksi turun ke jalan dan mengempeskan ban-ban mobil dari calon menteri yang akan dilantik. Dan pada aksi itu yang akhirnya menewaskan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim. Kejadian yang menewaskan Arif Rahman Hakim yang pada akhirnya menimbulkan aksi demonstrasi yang lebih besar dibandingkan demostrasi yang sebelumnya yang dilakukan para mahasiswa indonesia dan juga Para pemuda indonesia dijakarta dan juga di daerah-daerah lainnya. f. Tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan KAMI karena dianggap sebagai pemicu munculnya aksi demonstrasi dan juga turun kejalan yang dilakukan para pemuda indonesia dan juga mahasiswa indonesia. g. Tanggal 11 Maret 1966 diadakan sidang kabinet yang membahas kemelut politik nasional. Tetapi sidang ini tidak bisa diselesaikan secara baik dikarenakan adanya pasukan yang tidak dikenal yang ada di luar gedung yang kemudian menimbulkan anggapan yang dapat membahayakan keselamatan Presiden Soekarno. h. Tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau sering dikenal sebagai istilah Supersemar yang memiliki isi Presiden Soekarno memberikan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto agar mengambil tindakan menurutnya penting serta perlu sehingga terjaminnya keamanan dan juga ketertiban jalannya pemerintahan serta jalannya revolusi dan juga menjamin keselamatan pribadi dan juga kewibawaan Presiden. Dampak Ekonomi Pada bidang ekonomi di peristiwa Gerakan 30 September atau G30S/PKI sudah menyebabkan yang mengakibatkan inflasi yang tinggi serta diikuti dengan kenaikan harga barang, sampai melebehi 600 persen setahun agar dapat mengatasi masalah tersebut, dan akhirnya pemerintah mengeluarkan dua kebijakan ekonomi. 1. Pemerintah mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu Rp. 1000 menjadi Rp.100 2. Menaikan harga bahan bakar menjadi empat kali lipat sehingga kebijakan ini membuat kenaikan pada harga barang yang susah untuk dikendalikan. Negatifnya 1.banyak pahlawan kita banyak yang gugur 2.hubungan diplomatik dengan negara komunias menjadi renggang 3.terjadi penodaan terhadap ideologi dan kedaulatan negara kita Positifnya 1.kita dapat lebih waspadai terhadap serangan yang mnyerang NKRI baik dari dalam maupun luar 2.kita dapat bersatu dan dapat bertahan /menyadari bawah pancasila adalah jati diri bangsa kita 3.dengan adanya G30S PKI kedudukan pancasila dalam negara menjadi lebih kuat 1 2 3 4 5 6 7 8 Jenderal (anm.) Ahmad Yani Letnan Jenderal (anm.) R. Suprapto Letnan Jenderal (anm.) M.T Haryono Letnan Jenderal (anm.) S. Parman Mayor Jenderal (anm.) D.I.Pandjaitan Mayor Jenderal (anm.) Sutoyo Siswomharjo Kapten (anm.) Pierre Tendean AIPDA (anm.) Karel Satsuit Tubun 9 10 Brigadir Jenderal (anm.) Katamso Darmokusumo Kolonel (anm.) Sugiono