BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan bagian terpenting dalam proses kehidupan dan prosestumbuh kembang anak sehingga pemenuhan kebutuhan gizi adekuat turutmenentukan tumbuh kembang sebagai sumber daya manusia di masa yangakan datang. Secara umum gizi sebagai bagian dari kesehatan untuk semua,mempunyai peran yang strategis dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia terutama dalam menciptakan generasi baru yang berkualitanmaju, mandiri dan cerdas. Kebutuhan gizi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalammembantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak,mengingat manfaat gizi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhandan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibatkurang gizi dalam tubuh. Adapun salah satu penyebab dari gangguan statusgizi adalah penyakit cacingan. Cacingan jarang menyebabkan kematian, namun pada keadaan kronis pada anak dapat menyebabkan kekurangan gizi yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan akhirnya menimbulkan gangguan tumbuh kembang anak (Sekartini R, 2004). Cacing selain merebut jatah makanan dan zat gizi dalam usus sehingga membuat anak kurang gizi dan prestasi belajar rendah, ternyata bias mengganggu saluran paru dan saluran empedu, memicu radang usus buntu, dan menyambat usus. Anak yang hidup dilingkungan dengan sanitasi buruk dan kebersihan pribadi kurang , sangat rentan tertular cacing. Sekitar 40 hingga 60% penduduk Indonesia menderita cacingan dan data WHO menyebutkan lebih dari 1 milliar penduduk dunia juga menderita cacingan. Departemen Kesehatan Jakarta di suatu daerah terutama pada anak Sekolah Dasar (SD) menyebutkan sekitar 49,5% dari 3160 siswa di 13 SD ternyata menderita cacingan. 1 2 Siswa perempuan memiliki prevalensi lebih tinggi yaitu 51,5% dibandingkan dengan siswa laki-laki yang hanya 48,5% (DepKes, 2004). B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Agar mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami pengetahuan mengenai gangguan status gizi yaitu Cacingan. 2. Tujuan khusus a. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami pengertian gizi dan cacingan. b. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami jenis-jenis zat gizi. c. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami penyakit akibat kekurangan gizi. d. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami jenis-jenis cacing penyebab cacingan. e. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami cara penularannya. f. Agar mahasiswa/i mengetahui dan memahami asupan gizi untuk mencegah cacingan. C. Metode penulisan Metode penulisan makalh ini dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari buku-buku, internet, atau media lain yang ada hubungannya dengan materi makalah ini. D. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN (Latar Belakang, Tujun Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan). BAB II : PEMBAHASAN (Pengertian Gizi dan Cacingan, Jeni-jenis Zat Gizi, Penyakit Akibat Kekurangan Gizi, Jenis-jenis Cacing Penyebab Cacingan, Asupan Gizi untuk Mencegah Cacingan dan Manfaat Gizi Terhadap Cacingan). BAB III : PENUTUP (Kesimpulan dan Saran) DAFTAR PUSTAKA BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Gizi dan Cacingan 1. Gizi Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti “makanan”. Menurut dialek Mesir, “ghidza” dibaca “ghizi”. Gizi adalah zat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi eseorang merupakan bahan dasar penyusunan bahan makanan. Berdasarkan pengertian diatas terkandung maksud bahwa gizi adalah suatu proses mencapai, memperbaiki, dan mempertahankan kesehatan tubuh melalui konsumsi (Achmad Djaeni, 2000). 2. Cacingan Cacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing. Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga sering kali diabaikan walaupun sesungguhnya memberikan gangguan kesehatan. Tetapi dalam keadaan infeksi berat atau keadaan yang luar biasa, cacingan cenderung memberikan analisa keliru keara penyakit lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal (Margono, 2008). B. Jenis-Jenis Zat Gizi Ada 6 jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh: 1. Karbohidrat adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, dan serat yang mengandung atom C, H dan O dengan rumus kimia Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, kalau yang didapat belum 80% berasal dari karbohidrat. 2. Lemak adalah garam yang terjadi dari pernyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. 3. Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atau atomatom C, H, O dan N. Protein berasal dari kata proteos yang berarti menduduki tempat pertama. 3 4 4. Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti: pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari mengkonsumsi bahan makanan. 5. Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme. 6. Air merupakan komponen terbesar dari struktur tubuh manusia kurang lebih 6070% berat badan orang dewasa berupa air, sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh terutama bagi yang melakukan olahraga atau aktivitas berat. C. Penyakit Kekurangan Gizi 1. Kwashiorkor Kwashiorkor terjadi karena tidak cukupnya asupan protein dalam makanan yang masuk ke dalam tubuh. Protein diperlukan untuk memperbaiki sel, membuat sel baru, serta penting untuk pertumbuhan selama masa kanak-kanak dan kehamilan. Penyakit malnutrisi ini paling umum menimpa anak-anak. 2. Marasmus Marasmus disebabkan oleh kekurangan hampir semua nutrisi dan asupan kalori, terutama kalori dari protein dan karbohidrat. Marasmus dapat menimpa anak-anak dan orang dewasa, serta menyebabkan kematian jika tidak diobati. 3. Beri-beri Beri-beri terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamine). Vitamin B1 terlibat dalam fungsi sistem saraf dan otot, aliran elektrolit menuju ke dalam dan keluar dari sel-sel saraf dan otot, pencernaan, dan metabolisme karbohidrat. 4. Skorbut Skorbut adalah penyakit malnutrisi akibat tubuh kekurangan vitamin C (asam askorbat). Vitamin C penting bagi tubuh untuk membuat kolagen (sejenis protein yang ditemukan dalam jaringan kulit, otot, pembuluh darah, tulang dan tulang rawan). 5 5. Anemia Anemia adalah kondisi akibat kekurangan zat besi. Zat besi digunakan untuk memproduksi sel darah merah, yang membantu menyimpan dan membawa oksigen dalam darah ke jaringan tubuh. Jika sel darah merah sedikit, organ dan jaringan tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup. D. Jenis-jenis Cacing Penyebab Cacingan 1. Oxyuris Vermicularis (Cacing kremi) Cacing hidup dibagian akhir dari usus halus, didekat usus besar. Cacing ini kecil sekali, yang betina panjangnya 8-10 mm yang jantan +5 mm dengan ekor bengkok. Telurnya banyak, sampai 10.000. bentuk telur panjang, sedikit cekung. Besarnya 20-45 mikron. Didalamnya terlihat tampayak, cacing betina yang dewasa dan sudah mengandung telur, diwaktu malam hari keluar, pergi ke anus dan bertelur. Pada waktu itu orang merasa gatal, bila digaruk dan kemudian ikut tertelan bersama makanan, maka terjadilah infeksi yang terjadi atas perbuatan sendiri. Telur yang tertelan kemudian akan pecah dan akan keluar tempayak. Tempayak ini akan menjadi dewasa. 2. Ascaris Lumbricoidus (Cacing gelang) Cacing ini banyak terdapat dalam usus anak-anak. Cacing betina dapat mengandung telur sampai sebanyak 200.000. Panjang cacing jantan 10-20 cm, dengan ekor yang bengkok. Panjang yang betina 15-30 cm, dengan ekor yang lurus. Telur besarnya 30-50 mikron. Ada 2 macam telur: a. Telur yang agak panjang, dindingnya tipis. Diluar dinding telur terdapat bahanbahan telur putih yang semuanya coklat. Telur itu tidak bertunas dan tidak akan menetas menjadi cancing. b. Telur yang bentuknya bundar dengan dindingnya yang tebal. Telur ini bertunas dan dapat menetas menjadi cacing. Cacing dewasa hidup diusus kecil manusia. Telurnya keluar bersama feses. Kalau telur ini baru keluar dan tertelan oleh seorang maka telur ini tidak akan menetas, 6 tetapi bila udah +3 minggu diluar, maka bila masuk kedalam pencernaan manusia dapat menetas. 3. Cacing Pita Cacing pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. anak dapat terinfeksi cacing pita apabila makan daging sapi atau babi yang tidak dimasak dengan sempurna. Selain itu, bisa melalui makanan, air, atau tanah yang terkontaminasi dengan feses yang mengandung telur atau larva cacing tersebut. Didalam tubuh, cacing ini dapat berada diotak, mata, otot, dan lapisan bawah kulit. 4. Cacing Tambang Cacing tambang berukuran sekitar 1 cm. larva cacing ini masuk kedalam tubuh anak melalui kulit, yang biasanya terjadi pada anak yang bermain ditanah tanpa alas kaki atau melalui tangan ketika dia memegang benda-benda yang megandung larva cacing. Dari pori-pori, larva cacing ini masuk kealiran darah, lalu ke jantung, paruparu, kemudian ke usus. Cacing ini menjadi dewasa diusus halus. Didalam tubuh, cacing tambang akan mengisap darah anak. Oleh karena itu, pada infeksi cacing tambang yang berat dan yang telah berlangsung lama, dapat timbul gejala anemia dan kekurangan zat besi. E. Asupan Gizi untuk Mencegah Cacingan 1. Vitamin C Vitamin C sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang kuat akan melawan parasit dengan lebih efisien. Contohnya seperti buah delima, pepaya dan nanas. 2. Protein Protein adalah bagian dari semua sel dan merupakan bagian terbesar dalam tubuh sesudah air. Seperlima didalam tubuh, mencukupi atau tidaknya bagi keperluan. Keperluan yang harus dipenuhi adalah sangat tergantung dari susunan (komposisi) bahan makan. 3. Karbohidrat 7 Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh, selain itu juga sebagai sumber energi bagi otak agar dapat bekerja dengan optimal. 4. Lemak Lemak menghasilkan energi paling tinggi jika dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Lemak didalam tubuh akan dioksidasi melalui metabolisme beta oksidasi sehingga membentuk trigliserida yang akan menjadi bahan cadangan bahan bakar utama tubuh. F. Manfaat Gizi Terhadap Penyakit Cacingan 1. Melancarkan pergerakan usus dan mengurangi efek samping yang ditimbulkan karena cacingan. 2. Mengurangi jumlah glukosa yang ada pada cacing, sehingga menyebabkannya kelaparan dan mati. 3. Membantu membunuh parasit. 4. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 5. Mempertahankan kestabilan berat badan. 6. Meningkatkan daya tahan tubuh. 7. Menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari pembahasan pengertian gizi adalah zat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi seseorang merupakan bahan dasar penyusunan bahan makanan. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air merupakan zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh. Ada beberapa penyakit jika kekurangan gizi seperti kwashiorkor, marasmus, beri-beri, skorbut dan anemia. Cacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing. Jenis-jenis cacing penyebab cacingan antara lain Oxyuris vermicularis (Cacing Kremi), Ascaris lumbricoidus (Cacing Gelang), Cacing Pita dan Cacing Tambang. Cacing masuk kedalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telurtelur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal diusus halus yang banyak berisi makanan meski ada juga yang tinggal diluar usus. Upaya pencegahan cacingan dengan mengonsumsi protein, karbohidrat, lemak dan vitamin C. Dengan mengonsumsi tersebut akan meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan system kekebalan tubuh dan mempertahankan kestabilan berat badan B. Saran 1. Mahasiswa: a. Bagi calon perawat semoga mampu memahami tentang masalah cacingan agar mereka meningkatkan status gizi masyarakat. b. Bagi calon perawat semoga mampu memberikan informasi dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 2. Institusi Diharapkan makalah yang dibuat oleh kelompok kami dapat menjadi referensi baru diperpustakaan dan diharapkan untuk dapat menambah buku-buku diperpustakaan khususnya tentang masalah cacingan dan pelayanan kesehatan gizi serta 8 9 menyediakan media informasi lainnya. Sehingga mahasiswa lebih mudah untuk mendapatkan bahan dalam penelitian selanjutnya 3. Masyarakat Disarankan kepada masyarakat untuk menciptakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat agar terhindar dari penyakit dengan cara melakukan pencegahan dengan personal hygiene, sering membersihkan kuku, memakai alas kaki, dan cuci tangan sebelum dan sesudah makan. . 10 DAFTAR PUSTAKA Adam, Samsunir. (2015). Dasar-Dasar Mikrobiologi Parasitologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC. Sulistyoningsih, Hariyani. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tjokronegoro, Arjatmo dan Hendra Utama. (2000). Parasitologi Kedokteran. Jakarta: FKUI.