Uploaded by User8896

proposal pengpen v1.2

advertisement
USULAN PENELITIAN
STUDI IN VITRO SENYAWA ALKALOID DARI EKSTRAK BUAH
SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) SEBAGAI INHIBITOR XANTHINE
OXIDASE
OLEH:
ARUM MARIFATUN
DYAH LIFYANTI
Ig. SATRIO WICAKSONO K
PUTRI PERTIWI
SYAHIDA NUR AULIA
DIAJUKAN KEPADA PROF. DR. IVANDINI TRIBIDASARI M.SI SEBAGAI
SALAH SATU KRITERIA DALAM MATA KULIAH PENGANTAR
PENELITIAN
DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ivandini Tribidasari. M.Si
Kurun Waktu Penelitian: 10 Agustus - 30 Desember 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara berkembang dengan jumlah penderita asam urat tertinggi di Asia.
Sekitar 1,7% dari populasi Indonesia menderita gout. Asam urat disebabkan oleh kadar serum
asam urat (SUA) yang melebihi kondisi normal. Ketika kadar asam urat dalam darah melebihi
6,8 mg / dL, kristal monosodium urat (MSU) akan terbentuk dan menumpuk di sendi, tendon,
dan jaringan lainnya. Tumpukan kristal itu menyebabkan asam urat. Selain itu, kadar SUA yang
abnormal berkorelasi dengan penyakit kardiovaskular, hipertensi dan penyakit ginjal. Beberapa
terapi dapat dicoba untuk mengobati encok. Terapi yang paling efektif adalah menurunkan kadar
asam urat, salah satunya yang bisa digunakan adalah xanthine oxidase inhibitor. XOI bertindak
dengan memblokir biosintesis asam urat dari purin dalam tubuh (Unno et al., 2004) dan diyakini
bahwa dengan meningkatkan ekskresi asam urat atau mengurangi produksi asam urat membantu
mengurangi risiko asam urat (Umamaheswari et al., 2007).
Annona muricata (Annonaceae) biasa disebut Sirsak. Ini adalah tanaman semak yang terletak
terutama di wilayah hutan hujan Nigeria, di mana ia digunakan secara lokal untuk beberapa tujuan
etnomedisinal — sebagai pencahar, penyembuhan luka, dll. Manfaat kesehatan dari tanaman ini
telah dikaitkan dengan komposisi fitokimia unik mereka. (Agu, Okolie, Eze, et al., 2017; Agu,
Okolie, Falodun, et al., 2017; Okolie et al., 2013; Okwu & Omodamiro, 2005; Vit et al., 2014).
Banyak senyawa bioaktif dan fitokimia, terutama acetogenins annonaceous dan minyak atsiri,
telah diisolasi dan dijelaskan dari A. muricata (Agu, Okolie, Falodun, et al., 2017; Gleye,
Laurensa, Laprevoteb, Seranib, & Hocquemiller, 1999) dan banyak kegunaannya dalam
pengobatan alami telah divalidasi oleh penelitian ilmiah (Weniger et al., 1986).
Investigasi kimia intensif terhadap daun, buah, dan biji dari berbagai spesies tanaman ini
telah menghasilkan isolasi sejumlah besar acetogenin. Fitokimia yang hadir dalam Annona
muricata adalah alkaloid, flavonoid, karbohidrat, glikosida jantung, saponin, tanin, fitosterol,
terpenoid, dan protein (Edeoga, Okwu, & Mbaebie, 2005). Agu, Okolie, Eze, dkk. (2017)
melaporkan adanya alkaloid, flavonoid, dan fenol dalam jumlah tinggi terutama pada buah dan
daun.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah utama dari penelitian ini adalah mencari senyawa alkaloid terbaik yang memiliki
kemampuan sebagai inhibitor xanthine oxidase secara in vitro untuk dijadikan sebagai kandidat
obat asam urat. Sementara itu, sub-masalah dari penelitian ini adalah:
a) Apakah terdapat senyawa alkaloid dalam buah yang dapat dijadikan inhibitor xanthine
oxidase untuk dijadikan kandidat obat asam urat?
b) Bagaimana interaksi yang terjadi antara xanthine oksidase dengan senyawa alkaloid
tersebut?
c) Bagaimana aktivitas senyawa alkaloid tersebut pada uji aktivitas anti-inhibitor?
1.3 Hipotesis Penelitian
Adapun hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Senyawa alkaloid dapat menjadi inhibitor Xanthine Oxidase
a) Terdapat Senyawa alaklaoid yang dijadikan sebagai inhibitor.
b) Senyawa alkaloid dan enzim xanthine oksidase menunjukkan interaksi yang baik dengan
energi pengikatan dan kestabilan yang baik.
c) Senyawa alkaloid dan enzim xanthine oksidase memiliki aktivitas yang baik pada uji in
vitro.
1.4 Kontribusi Penelitian
Indonesia merupakan satu dari sepuluh negara dengan jumlah penderita asam urat tertinggi di
dunia. Dalam proses penanganannya, asam urat dapat dilakukan melalui peroses inhbibisi enzim
xanthine oksidase Potensi kekayaan alam Indonesia menjadi ladang yang besar untuk
menemukan senyawa bahan alam yang memiliki kemampuan dalam menghambat kerja enzim
xanthine oksidase. Pada penelitian ini akan dilakukan melalui metode in vitro untuk menguji
aktifitasnya.
1.5 Batasan Penelitian
Senyawa alkaloid yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya untuk senyawa alkaloid
yang berasal dari buah sirsak asli Indonesia yang telah ditemukan pada penelitian sebelumnya
(data terlampir).
1.6 Esensi Penelitian
Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan potensi kekayaan bahan alam Indonesia untuk
dijadikan sebagai kandidat obat asam urat.
1.7 Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya efek penghambatan aktivitas enzim xantin
oxidase pada ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.).
2. Pemanfaatan ekstrak daun sirsak oleh masyarakat luas sebagai bahan pengobatan asam urat.
1.8 Manfaat Penelitian
1.8.1Manfaat bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan mengenai bahan alam serta maafaat untuk dikelola oleh kreativitas
mahasiswa. Menumbuh rasa kecintaan akan alam tempat kita tinggal, bersedia untuk selalu
menjaga dan merawatnya demi kelangsungan hidup di masa yang akan datang. Serta menjadi
bahan kajian bagi mahasiswa yang ingin lebih jauh malakukan penelitian.
1.8.2 Manfaatnya bagi Perguruan Tinggi
Menambah hasil penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswanya, serta dapat menjadi bahan
penelitian lebih lanjut untuk uiniversitas. Dapat menggerkana para mahasiswanya untuk selalu
berfikir kreatif serta menghasilkan produk yang inovatif untuk masyarakat.
1.8.3 Manfaat bagi Masyarakat
Masyarakat akan dapat merasakan hasil atau produk yang berasal dari bahan alam untuk para
penderita penyakit tertentu dalam proses penyembuhannya. Akan menjadi budi daya yang
bermaafat untuk tanaman sirsak. Serta yang terpenting adalah menumbuhkan rasa kecintaan
terhadap alam dan lingkungan mereka tinggal.
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Hiperuisemia
Hipereusemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan keadaan asam urat diatas keadaan
normal (Rudi Hidayat, 2009). Atau suatu penyakit akibat penimbunan kristal monosodium urat
di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi (Gout Arthritis) dan benjolan pada bagianbagian tertentu dari tubuh dan batu pada saluran kemih.
2.2 Allopurinol
Allopurinol (nama merek Allohexal, Allosig, Progout, Zyloprim) adalah obat yang digunakan
untuk mengobati penyakit asam urat, yang merupakan jenis penyakit artritis yang disebabkan
oleh penumpukan kristal asam urat pada sendi. Asam urat diproduksi alami dalam sel, tetapi pada
tubuh gout tidak dikeluarkan dengan cukup cepat. Dan allopurinol disini akan bekerja
mengurangi jumlah asam urat yang dikeluarkan oleh sel-sel tubuh.
2.3 Annona muricata (Sirsak)
2.3.1 Klasifikasi Tanaman Sirsak
 Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
 Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
 Super Divisio : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
 Divisio : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
 Kelas : Magnoliopsida ( Dikotil / berkeping dua )
 Sub Kelas : Magnoliidae
 Ordo : Magnoliales
 Famili : Annonaceae
 Genus : Annona
 Spesies : Annona muricata
2.3.2 Morfologi
Tumbuhan ini berbentuk pohon, berwarna coklat tua, batang berkayu (lignosus), silindris,
permukaan kasar, percabangan simpodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang
ada yang condong ke atas dan ada yang mendatar. Memiliki daun berbentuk jorong (ovalis atau
ellipticus). Permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus), tepi daun rata (integer), daging
daun tebal dan kaku seperti kulit/belulang (coriaceus). Pangkal daun runcing daun ujung daun
tumpul (obtusus).
2.4 Enzim
Enzim merupakan katalisator protein yang mengatur kecepatan berlangsungnya berbagai macam
proses fisiologis (Rodwell, 2003). Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim
memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi menurunkan energi aktivasi.
Suatu enzim (holoenzim) tersusun atas bagian protein dan bukan protein. Bagian protein disebut
apoenzim, dan bagian non protein disebut kofaktor. Kofaktor dapat berupa ion logam (Cu, Mg,
K, Fe, Na), atau koenzim yang berupa bahan organik, misalkan vitamin B (B1, B2).
Sebagai suatu bahan yang penting dalam metabolisme, enzim memiliki sifat-sebagai berikut:
 kerja enzim bersifat spesifik/khusus
 enzim bekerja pada suhu tertentu
 enzim berkerja pada derajat keasaman (pH) tertentu
 kerja enzim dapat bolak-balik.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi kerja enzim di antaranya adalah:
 suhu
 derajat keasaman (pH)
 konsentrasi enzim
 jenis substrat
 penimbunan hasil akhir
 pengaruh aktivator/penggiat
 pengaruh inhibitor/penghambat
Enzim bekerja berdasar prinsip ‘kunci dan anak kunci’ (lock and key). Pada salah satu sisi enzim
terdapat tempat aktif yang memiliki bentuk yang dapat berpasangan tepat sama dengan bentuk
permukaan substrat. Akibatnya satu enzim hanya dapat digunakan untuk satu jenis substrat.
2.5 Xantine Oxidase
Xantin oksidase biasanya terdapat pada spesies mamalia, yang utamanya didistribusikan dalam
sel endotel vaskuler, hepatosit, sel-sel epitel usus, dan sel-sel sekretori dari kelenjar susu. Ekpresi
aktivitas enzim ini tergantung dari spesies mamalianya. Aktivitas enzim ini dalam darah tikus
pasti lebih lambat dari aktivitasnya di darah manusia karena bagaimanapun enzim ini kebanyakan
dari jaringan manusia terutama sel endotel. Dilihat kondisi fisiologis enzim ini dapat berbentuk
xantine dehidrogenase (XD), yang memanfaatkan NAD+ sebagai koenzim dan dikonversi
menjadi xantin oksidase (XO) yang memanfaatkan O2 sebagai akseptor elektron.
Selain itu, xantin oksidase juga dapat mengkatalis metabolisme hipoxantin dan xantin menjadi
asam urat atau senyawa alami lainnya yang berbentuk heterocyclic. Xantin disini bukan hanya
hasil reaksi dari hipoxantin saja, melainkan juga substrat untuk pembuatan asam urat.
Gambar 1. Reaksi Terbentuknya Asam Urat
BAB III Metode Penelitian
Bahan
1. Bahan utama buah sirsak, dihaluskan menjadi potongan-potongan kecil menggunakan
blender.
2. Bahan kimia terdiri dari DMSO (Sigma), K2HPO4 (Sigma P 0662), NaOH (Sigma 221465),
HCl (Merck), xantin (X0626), xantin oksidase (Sigma X4375) pelarut perkolasi etanol 96%
allopurinol, aquadest bebas CO2
Alat : Peralatan ekstraksi perkolasi (perkolator) dari Buchi Pump Controller C610 dan Buchi
Pump Module C-610. Peralatan Spektrofotometer Shimadzu Pharmaspec UV 1700.
Identifikasi Tanaman. Buah sirsak yang dideterminasi di Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI).
3.1 Pembuatan Ekstrak Sirsak
3.1.1 Pembuatan Ekstrak.
a) Buah sirsak dibersihkan, dikeringkan dalam oven pada suhu 55o C dan dihaluskan.
Pengeringan dihentikan bila kadar air telah mencapai sekitar 3%.
b) Simplisia ditimbang sebanyak 20 gram, dibungkus kertas saring sepanjang tabung
perkolator bercorong (panjang 28 cm diameter 4 cm). Masukkan bungkusan simplisia
tersebut dengan cara disumbat (kertas saring pembungkus diikat atau digulung) di bagian
bawah supaya simplisia tidak keluar ketika alat perkolasi dijalankan, selanjutnya alat
perkolasi tersebut ditutup.
c) Pelarut dimasukkan ke dalam wadah (bejana), pipa palstik kecil dipasangkan dari bejana
ke mesin motor perkolator
d) Mesin motor perkolator dinyalakan sampai simplisia terendam larutan, selanjutnya mesin
motor dimatikan dan biarkan perendaman berlangsung selama ½ jam.
e) Mesin motor dinyalakan kembali da biarkan perkolator bekerja selama 11/2 jam sampai
diperoleh ekstrak yang diharapkan.
3.2 Pembuatan larutan dapar kalium fosfat pH 7,5 (50 mM)
 Timbang K2HPO4 (40,6 mL) = 40,6 mL x 174,18 g/1000 mL = 7,071 g
 Timbang K2HPO4 (9,4 mL) = 9,4 mL x 136,09 g/1000 mL = 1,279 g
 Kedalam beaker gelas 1 L, masukkan kedua bahan kimia tersebut, tambah dengan 900
mL aqua bidestilata (yang sudah dipanaskan bebas O2 dan CO2). Aduk hingga larut.
 Tetapkan pH hingga 7,5 dengan penambahan NaOH 0,1 M/HCl 0,1 M.
 Baru di tambahkan dengan aqua bidestilata hingga 1 L.
Catatan: untuk membuat 500 mL berat K2HPO4 = 3,536 g (=7,071:2) berat KH2PO4 =
0,639 g (=1,279 : 2). K2HPO4 (BM=174,18) KH2PO4 (BM=136,09)
3.3 Pembuatan larutan substrat 0,75 mM (xantin, BM 152,11) (dibuat fresh).
Ditimbang sejumlah 22,8 mg + 300 µL NaOH encer. Kocok hingga larut dalam tabung
eppendrof. Tambahkan dengan aquadest hingga 18 mL, tentukan pH hingga 7,5 dengan
menggunakan larutan HCl/NaOH encer. Tambahkan dengan aquadest hingga 20 mL. Larutan
kerja dibuat dengan mengencerkan stok menjadi 1/10x-nya.
3.4 Pembuatan larutan enzim
-Pembuatan larutan stok enzim
Ditimbang sejumlah 10 mg (~0,12 unit per mg padatan) enzim kemudian dilarutkan dalam
1 mL dapar fosfat pH 7,5, suhu kamar. Kocok hingga homogen dan dibagi dalam 10
microtube (1,2 unit/ml), simpan dalam frezzer. Yang sudah dicairkan tidak boleh
dimasukkan ke dalam freezer kembali.
-Pembuatan larutan kerja enzim 0,3 unit/ml
Larutan kerja adalah mengencerkan larutan stok dengan perbandingan 1:4 dengan dapar
fosfat pH 7,5.
-Pembuatan larutan sampel
Larutan Stok (LS): Ditimbang sejumlah 10 mg ekstrak, tambahkan 200 µl DMSO
(20xberat ekstrak) à vortek hingga larut. Kemudian tambahkan 300 µl dapar fosfat (30x
berat extract) à vortex hingga larut, diperoleh larutan uji dengan konsentrasi 20.000 ppm
(LS=larutan stok1).
Larutan kerja (LK). LS diencerkan 1/20x dengan dapar fosfat pH 7,5 hingga diperoleh
larutan kerja (LK) dengan konsentrasi 1000 ppm.0,05 mL LS1 + 0,95 mL dapar fosfatpH
7,5 à konsentrasi 1.000 ppm
-Pembuatan larutan pembanding (Allopurinol)
Satu tablet allopurinol (100 mg) digerus hingga halus, kemudian dimasukan ke dalam labu
ukur 5 mL dan ditambah dengan dapar fosfat hingga batas.
Disonikasi selama 5 menit pada suhu kamar à dipindahkan dalam ependrof 1 mL à
disentrifuse hingga didapatkan supernatant, konsentrasi larutan ialah 2x104 ppm.
Diencerkan 1/20 x à 0,05 mL stok + 0,95 mL dapar fosfat à 1.000 ppm.
3.5 Uji Aktifitas Inhibitor Xanthin Oksidase
Senyawa alkaloid yang terpilih pada pengujian in silico dan ektrak metanol, kloroform dan aseton
dari tanaman dilakukan analisa lebih lanjut untuk menentukan daya inhibisinya. Masing-masing
sebanyak 250 μL alkaloid dan ekstrak tanaman (1,25-10 mg/mL) dimasukkan dalam tabung dan
ditambahkan 250μL buffer natrium fosfat (pH 6,9) 0,02 M yang mengandung 0,5 mg/mL xanthin
oxidase. Larutan diinkubasi pada suhu 25 °C selama 10 menit. Setelah itu, 250 μL larutan pati
1% dalam buffer natrium fosfat 0,02 M ditambahkan ke masing-masing tabung kemudian
diinkubasi pada suhu 25 °C selama 10 menit. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 500 μL
dinitrosalicylic acid (DNS). Masing-masing tabung diinkubasi dalam air mendidih selama 5
menit dan didinginkan pada suhu kamar. Campuran reaksi diencerkan dengan menambahkan 5
mLakuades dan absorbansi diukur pada 540 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Aktivitas penghambatan α-amilase dihitung sebagai persentase inhibisi menggunakan rumus:
3.6 Uji Aktivitas Inhibitor DPP-4
Aktivitas penghambatan enzim secara in vitro dilakukan melalui pengujian berbasis fluoresensi
yang menggunakan substrat fluorogenik (Gly-Pro-Aminomethylcoumarin (AMC), untuk
mengukur aktivitas DPP. Ikatan peptida yang putus pada DPP-4 melepaskan AMC bebas yang
menghasilkan fluoresensi, sehingga dapat dianalisis pada panjang gelombang eksitasi 350-360
nm dan panjang gelombang emisi 450-465 nm. Untuk menguji aktivitas inhibitor, masing-masing
sampel senyawa alkalod dan ekstrak metanol, kloroform dan aseton tanaman yang akan diuji
disiapkan dengan cara melarutkan 1 mg sampel dalam 10% DMSO. Beberapa campuran
disiapkan untuk diuji menggunakan flouresensi.
Campuran untuk uji aktivitas awal (100%) adalah 10 ml DMSO, 30 ml buffer uji encer, dan 10ml
DPP-4 encer. Untuk kontrol positif, 10 ml sitagliptin, 30 ml buffer uji encer dan 10ml DPP-4
encer. Sedangkan untuk kontrol negatif, 10 ml DMSO dicampurkan dengan 40ml buffer uji encer.
Pengujian sampel melalui campuran 10 mlsampel, 30 ml buffer uji encer dan 10 ml DPP-4 encer.
Masing-masing campuran ditambahkan ke 96-well microplate dan ditambahkan 50 ml larutan
substrat untuk menginisiasi reaksi. Pelat ditutup dan diinkubasi dengan suhu 37℃ selama 30
menit sebelum dibaca menggunakan fluorosensi. Semua pengukuran dilakukan sebanyak tiga
kali dan konsentrasi half maximal (IC50) dihitung dari persentase penghambatan berdasarkan
analisis regresi linier dengan menggunakan persamaan berikut.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL
KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No
Jenis Pengeluaran
Biaya
1
Perlengkapan yang diperlukan
Rp. 3.740.000
2
Bahan Habis Pakai
Rp. 8.570.000
3
Perjalanan
Rp. 140.000
4
Lain-lain
Rp. 50.000
Total
Rp. 12.500.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan
Kegiatan
1
2
3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap I: Persiapan
Studi
Literatur
Persiapan
Alat
Penyediaan
Bahan Baku
Tahap II: Penelitian
Preparasi
Isolasi
Ekstrak
Daun Sirsak
Uji Aktifitas
Inhibitor
Xanthin
Oksidase
Uji Aktivitas
Inhibitor
DPP-4
Tahap III: Analisis dan Pembuatan Laporan Akhir
Pembuatan
Laporan
Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Hideharu Shintani, 2013 “Pharmaceutica Analytica Acta-Patient Information On Allopurinol”
http://ebook-kings.com/pdf/determination-of-xanthine-oxidase--7256 7960.html.
Diakses pada 3 Oktober 2016 pukul 08.45 WIB
2. Tanpa Nama, 2010 Australian Rheumatology Association
http://ebook-kings.com/pdf/patient-information-on-allopurinol-rheumatology-25328438.html
Diakses pada 3 Oktober 2016 pukul 09.00
WIB
3. Tanpa Nama, 2013 “Klasifikasi Tanaman-Artikel Biologi Lengkap”
http://www.klasifikasitanaman.com/2013/05/klasifikasi-tanaman-sirsa k.html
Diakses pada 4 Oktober 2016 pukul 08.00 WIB
4. Tanpa Nama, 2012 “Biologi Media Centre-Referensi Pelajaran Biologi”
http://biologimediacentre.com/enzim/
Diakses pada 4 Oktober 2016 pukul 09.00 WIB
1.
Download