PEREKONOMIAN INDONESIA NAMA KELOMPOK : GUSTI AGUNG SURYA TANTI (1617051018) NI WAYAN ASIH BUDI UTAMI (1617051065) LUH WINDA SUSIJULIANTINI (1617051071) NI LUH SRI PUSPA DEWI (1617051163) KADEK NANDA MAHARANI (1617051276) KELAS : VI.F BAB 1 PEREKONOMIAN INDONESIA A. Perekonomian Indonesia Sebagai Ilmu Dikutip dari academia.edu, Nurul Muchlisahh (2015), Ilmu ekonomi merupakan bagian atau cabang dari ilmu sosial yang mempelajari serta menjelaskan tentang usahausaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengejar tingkat kemakmuran. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan, ilmu ekonomi adalah sebagai berikut : 1. Ilmu ekonomi adalah cabang atau bagian dari ilmu sosial yang artinya mencakup semua hubungan sosial diantara individu dengan individu lain, antar kelompok, antar regional/daerah dan antar Negara yang saling berhubungan timbal balik dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. 2. Ilmu ekonomi adalah ikhtiar/usaha-usaha yaitu, suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh hasil berupa keuntungan. untuk menjadikan tangan diatas maka harus ada usaha baik itu usaha individu maupun kelompok. 3. Ilmu ekonomi adalah kebutuhan yaitu, segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia agar dapat hidup secara layak dimana kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan primer seperti sandang, pangan, papan, pendidikan. Kebutuhan sekunder seperti radio, televisi, meja, kursi. Kebutuhan tersier seperti mobil, perhiasan. 4. Ilmu ekonomi adalah kemakmuran yaitu, perbandingan antara sumber daya (input yang digunakan) dengan output atau hasil yang telah dicapai. Perekonomian Indonesia merupakan cabang atau bagian dari ilmu ekonomi yang sifatnya kekeluargaan, kebersamaan dan gotong royong. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak biasa hidup sendiri melainkan membutuhkan pertolongan orang lain. Oleh karena itu, didalam kehidupan bermasyarakat diperlukan adanya kerjasama dan sikap gotong royong dalam menyelesaikan segala permasaiahan. Dalam melalui semangat kebersamaan dan saling dukung inilah target percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat tercapai bersama. percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur di Indonesia hanya akan terakselerasi pembangunannya ketika ditunjang oleh segenap pelaku ekonomi yakni Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah serta dunia usaha sangat diperlukan untuk mempermudah perizinan, pembebasan lahan, penguatan struktur permodalan, serta pengerjaan teknisnya. Melalui semangat kebersamaan dan gotong-royong ini, kita tentu optimistis kemandirian pangan Indonesia ke depan akan menjadi lebih kuat dan berdaya tahan. Landasan Sistem Perekonomian Indonesia yaitu GBHN, mengandung arti mengenai tuntutan etik dan moral luhur yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan, rakyat yang hidup dalam persaudaraan satu sama lain, dan saling tolong menolong dan bergotong royong. B. Periodisasi Perekonomian Indonesia Dikutip dari academia.edu, Dianti (2017), kondisi ekonomi suatu negara akan sangat mempengaruhi berlangsungnya hidup suatu bangsa. Pertumbuhan ekonomi yang baik suatu negara mengindikasikan bahwa negara tersebut berhasil dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan ekonomi akan memudahkan pemerintah untuk menetapkan kebijakan-kebijakan mengenai tugasnya dalam menjalankan atau mengatur kepentingan suatu negara guna mencapai tujuan negara yang salah satunya adalah mensejahterakan penduduk didalamnya. Indonesia merupakan negara berkembang. Negara berkembang merupakan negara yang menghadapi permasalahan ekonomi yang cukup lebih rumit dibandingkan dengan negara maju. Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian negara berkembang diantaranya adalah SDM, SDA, IPTEK, Modal, dan Budaya. Permasalahan tersebutlah yang seringkali dihadapi oleh Indonesia. Berikut sejarah perekonomian Indonesia : 1. Masa Orde Lama Orde lama merupakan sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Orde lama berlangsung dari tahun 1945 sampai dengan 1967. Pemerintahannya belum mampu memberikan sebuah sistem ekonomi yang layak untuk mengangkat warganya dari kemiskinan yang parah. Dari akhir tahun 1950-an, kemrosotan ekonomi terus bertambah di Indonesia. Pada pertengahan 1960-an, pemerintahan Ir. Soekarno yang kekurangan uang harus membuang subsidi sektor-sektor publik yang penting, perkiraan inflasi mencapai 650% yang diakibatkan beredarnya tiga mata uang di Indonesia, pendapatan ekspor menyusut, pabrik-pabrik beroperasi pada kapasitas minimal dengan investasi terabaikan, dan banyak infrastruktur yang rusak. Semua permasalahan tersebut dikarenakan, masa kepemimpinan Ir. Soekarno mewarisi banyak masalah pasca kemerdekaan setelah penjajahan yang dialami Indonesia. Melihat semua permasalahan tersebut, Presiden pertama di Indonesia tersebut tidak tinggal diam. Kebijakan yang dilakukan Ir. Soekarno diantaranya menanami tanah lahan kosong guna upaya meningkatkan produktivitas dalam rangka meningkatkan produk lokal. Dengan kebijakan tersebut, diharapkan masyarakat akan lebih aktif dalam bercocok tanam yang nantinya akan mengurangi kemiskinan di Indonesia. Ir. Soekarno dikenal sebagai sosok pemimpin yang memiliki nasionalisme yang tinggi. Hal ini ditunjukan dengan sikap Ir. Soekarno yang anti bantuan asing dan berorientasi ke dalam. Ir, Soekarno menyatakan bahwa nilai kemerdekaan yang paling tinggi adalah berdiri di atas kaki sendiri atau yang biasa disebut “berdikari”. Padahal di awal kemerdekaan, Indonesia membutuhkan pondasi yang kuat dalam pilar ekonomi. Selain itu, rasa nasionalisme yang tertanam di jiwa Ir. Soekarno juga membuat beliau ingin menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang besar. Cara yang digunakan untuk mewujudkan keinginannya tersebut dapat dilihat dari pengadaan proyek-proyek mercusuar besar-besaran yang memaksa BI untuk mencetak uang dan pada akhirnya tujuan untuk mengatasi inflasi pun tidak berhasil, pengadaan stadion besar (kapasitas 100.000) yang diperuntukkan pelaksanaan olimpiade, dan membangun MONAS. 2. Masa Orde Baru Orde baru merupakan sebutan bagi masa pemerintahan Soeharto yang merupakan presiden ke dua di Indonesia. Orde baru berlangsung dari 1968 sampai dengan 1998. Awal pemerintahan orde baru dihadapkan pada kehancuran ekonomi secara total, hal ini tergambar dari inflasi yang sangat tinggi dan produktivitas rendah. Pemerintah saat itu benar-benar berusaha keras untuk mengubah perekonomian Indonesia yang terpuruk dengan perhatian pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini ditunjukan dengan adanya kebijakan penyeragaman beras sebagai makanan pokok dan adanya pembangunan yang baik. Dalam upaya peningkatan pembangunan, Soeharto rela untuk berhutang ke luar negeri sampai nominal yang sangat besar. Namun, kebijakan tersebut masih belum bisa mengentaskan Indonesia dari keterpurukan perekonomian dikarenakan pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan landasan ekonomi yang kuat. Hal itu mengakibatkan pada krisis ekonomi dunia, ekonomi tidak mampu bertahan. pada masa ini, tertolong dengan tingginya harga minyak dan perang korea yang mengundang investasi negara asing ke Indonesia. hanya saja, hal itu tidak begitu berpengaruh guna mengentaskan keterpurukan perekonomian di Indonesia, karena selain itu sudah mulai ditemui banyaknya kasus korupsi pada masa ini yang menambah ketidakstabilan perekonomian di Indonesia. 3. Masa Reformasi Pemerintahan masa reformasi dipimpin oleh beberapa tokoh yang hebat, yaitu BJ. Habibie, Abdurachman Wahid, Megawati, dan Susilo Bambang Yudoyono, serta yang terbaru saat ini adalah Joko Widodo. Krisis moneter yang berkelanjutan menjadi krisis ekonomi merupakan pertanda perekonomian indonesia masa reformasi. Sejak saat itu hingga kini, keadaan tersebut belum menunjukan tanda-tanda menuju arah pemulihan. Adapun pertumbuhan ekonomi hanya terjadi pada 1997 dan 1998. Pada 1997, pertumbuhan ekonomi meningkat sekitar 6%, sedangkan pada 1998 laju inflasi yang masih tinggi, yaitu 100%, namun ppertumbuhan ekonomi dapat meningkat sebanyak 5,5%. Di tahun 1998, pertumbuhan negative hamper dialami semua sektor, tapi keaaan tersebut berbeda ketika tahun 1999. Permasalahan ekonomi yang diwariskan Orde Baru antara lain KKN, Kinerja BUMN, mempertahankan kurs rupiah, pemulihan ekonomi, dan pengendalian inflasi. Diantara permasalahan tersebut, permasalahan yang paling besar hingga saat ini adalah utang luar negeri dan korupsi. Kedua masalah tersebut belum bisa terselesaikan hingga saat ini. C. Aspek – Aspek Pendukung Perekonomian Indonesia 1. Faktor geografi Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 13.677 pulau besar – kecil (baru 6.044 pulau memiliki nama, diantaranya 990 pulau yang dihuni manusia); terbentang dari 60LU sampai 110LS sepanjang 61.146 km., memiliki potensi ekonomi yang berbeda-beda karena perbedaan SDA, SDm, kesuburan tanah, curah hujan (Sutjipto, 1975). Wilayah Indonesia seluas 5.193.250 km2, 70 persennya (± 3,635,000 km2) terdiri dari lautan (menjadi negara bahari) letaknya strategis karena : memiliki posisi silang (antara Benua Asia dan Benua Australia), menjadi jalur lalulintas dunia (antara Laut Atlantik dan Laut Pasifik) dan menjadi paru-paru dunia (memiliki hutan tropis terbesar). Menghadapi kesulitan komunikasi dann transportasi antar pulau (daerah) baik untuk angkutan barang maupun penumpang; arus barang tidak lancar; perbedaan harga barang yang tajam; perbedaan kesempatan pendidikan dan kesempatan (lapangan) kerja; kesemuanya itu merupakan potensi kesenjangan. 2. Faktor Demografi Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masryarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau entitas tertentu. Tujuan demografi : 1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. 2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknyanya dan dengan data yang tersedia. 3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam aspek organisasi sosial. 4. Mencoba memperkirakan perubahan penduduk dimasa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. Tujuan tersebut akan bermanfaat untuk : 1. Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan kesejahteraan sosial, pertanian, dll yang dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran jika mempertimbangkan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang akan datang. 2. Evaluasi kinerja pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan melihat perubahan komposisi penduduk yang ada dekatang dan yang lalu beserta faktor yang mempengaruhinya. 3. Melihat seberapa cepat perkembangan perekonomian yang dilihat dari ketersediaan lapangan pekerjaan, persentase penduduk yang asa disektor pertanian, industri, dan jasa. 4. Faktor demografi yang mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk bisa dilihat di struktur umur dan perkawinan. Selain faktor demografi, ada aspek-aspek demografi antara lain : 1. Populasi penduduk yang berhubungan dengan jumlah penduduk. Di Indonesia memiliki kebijakan tersendiri mengenai perhitungan jumlah penduduk yaitu 10 tahun sekali. Data tersebut akan dianalisa oleh pemerintah untuk menentukan arah kebijakan kependuduukan dimasa depan. 2. Pengelompokan penduduk atau pemilahan misalnya usia, jenis kelamin, status perkawinan, agama, kasta dll. 3. Distribusi penduduk. 4. Kelahiran. 5. Kematian. 6. Migrasi atau perpindahan penduduk akibat dorongan ekonomi. 7. Tenaga kerja yang berhubungan dengan kependudukan karena pada dasarnya manusia memiliki profesi tertentu dengan memantau perkembangan kaum pekerja maka akan diketahui perkembangan suatu negara. 8. Kelembagaan penduduk yang berhubungan dengan keluarga dan pernikahan. 9. Kebijakan penduduk yang berhubungan dengan pembatasan penduduk, batasan umur perkawinan, dan meperataan penduduk perwilayah. 3. Faktor sosial, budaya dan politik Sosial : Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku (heterogin) dengan beraagam budaya, adat istiadat, tata nilai, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Karena perbedaan latar belakang, pengetahuan dan kemampuan yang tidak sama, maka visi, persepsi, interpretasi dan reaksi (aksi) mereka terhadap isu-isu yang sama bisa berbedabeda, yang sering kali menimbulkan konflik sosial (SARA). Budaya : Bangsa Indonesia memiliki banyak budaya daerah, tapi sebenarnya kita belum memiliki budaya nasional (kecuali bahasa Indonesia). Namun sebagai salah satu bangsa “Timur” (bangsa yang merdeka dan membangun ekonomi sejak akhir Perang Dunia II), mayoritas bangsa Indonesia sampai sekarang masih terpengaruh (menganut) “budaya” Timur, budaya status orientation. Budaya status orientation bercirikan: semangat hidupunya mengejar pangkat, kedudukan, status (dengan simbol-simbol sosial); etos kerjanya lemah; senang bersantai-santai; tingkat disiplinnya rendah, kurang menghargai waktu (jam karet). Lawannya “budaya” barat, budaya achievement orientation dengan ciri-ciri sebaliknya.Budaya status orientationn tidak produktif, konsumtif, suka pamer dan mudah memicu kecemburuan sosial. Politik : sebelum kolonialis Belanda datang, bangsa Indonesia hidup di bawah kekuasaan raja-raja. Ratusan tahun bangsa Indonesia hidup di bawah pengaruh feodalisme dan kolonialisme. Ciri utama feodalisme antara lain adalah kultus individu (raja selalu diagungkan). Ciri utama kolonialisme antara lain adalah otoriter (laksana tuan terhadap budak). Sisa-sisa pengaruh feodalisme (kultus individu) dan pengaruh kolonialisme (otiriter) sampai sekarang belum terkikis habis. Hal ini sangat terasa pada percaturan dan pergolakan politik di Indonesia. Perilaku yang kurang demokratis dari para elit politik dan perilaku kurang menghargai HAM dari para penguasa, menghambat kelancaran proses demokratisasi politik di Indonesia. Pada gilirannya hal ini menghambat terciptanya demokrasi ekonomi. Sumber – sumber : Dianti. 2017. “Perekonomian Indonesia”. Diakses pada tanggal 23 Februari 2019, dalam https://www.academia.edu/30483549/Perekonomian_Indonesia. Muchlisahh, Nurul. 2015. “Perekonomian Indonesia”. Diakses pada tanggal 23 Februari 2019, dalam https://www.academia.edu/9835789/Perekonomian_Indonesia. Yudia, Syifa Maulidina. 2015. “BAB 1. Perekonomian Indonesia ; Pengertian, Aspek Pendukung, Tujuan Dan Strategi Pembangunan Negara”. Diakses pada tanggal 23 Februari 2019, dalam http://syifamaulidinay.blogspot.com/2015/03/bab-1-perekonomian-indonesiapengertian.html.