Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) dan Usaha Propaganda Jepang Masa pendudukan Jepang di Indonesia berlangsung sekitar 3,5 tahun, yaitu dalam periode tahun 1942-1945. Pada awal kedatangannya Jepang disambut baik oleh penduduk Indonesia karena pada masa itu Jepang berhasil mengalahkan penjajah Belanda dan berhasil melepaskan Indonesia dari belenggu Belanda. Jepang juga memberikan kebijakan yang menarik simpati masyarakat Indonesia seperti Kebijakan menggunakan bahasa Indonesia dan pelarangan menggunakan bahasa Belanda dan bahasa Inggris, Kebijakan mengibarkan bendera merah putih, serta memperbolehkan mengumandangkan lagu “Indonesia Raya” bersama dengan lagu kebangsaan Jepang “ Kimigayo”. Kebijakan tersebut dilakukan oleh Jepang semata-mata hanya untuk memperlancar program propaganda yang dibuatnya1. Selain itu untuk dapat merangkul semua organisasi dan menggabungkan semua organisasi kedalam satu wadah organisasi Jepang mendirikan gerakan 3A. Jepang ingin melancarkan gerakan tersebut karena Jepang ingin melancarkan gerakan 3A sebagai doktrin politiknya Yakni : Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia2. Gerakan 3A yang dibuat oleh Jepang ternyata tidak mampu untuk memikat hati masyarakat Indonesia dan tidak berhasil seperti apa yang diharapkan Jepang. Bahkan tak jarang slogan 3A tersebut menjadi bahan ejekan masyarakat Indonesia setempat dengan menggunakan bahasa sendiri yakni “Asia raya, Nippon kaya, Asia payah” 3. Karena situasi yang sangat berbalik dengan yang diharapkan jepang maka gerakan 3A tidak berlangsung lama, dan pada November 1942 gerakan 3A dibubarkan. Kemudian pada tahun 1943 Balatentara Jepang mengumumkan berdirinya badan organisasi baru yaitu Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), badan tersebut berada dalam pimpinan tokohtokoh nasional yang telah mendapat kepercayaan rakyat Indonesia. Tokoh nasional tersebut dikenal dengan sebutan empat serangkai yang terdiri dari Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiai H Mas Mansyur. 1 Yasmis.Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.Jurnal Sejarah Lontar. Vol.4: 2. 2017. hlm 27 2 Kesadaran Nasional ; Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan. hlm 8 3 Jurnal Soekarno. Hlm34 Sebelum diumumkan berdirinya Putera, pemerintah Jepang meminta terlebih dahulu presiden Soekarno untuk menemui Letnan Jenderal Imamura. Namun sebelum Soekarno menemuinya, ia terlebih dahulu bertemu dengan Hatta untuk mendiskusikan strategi perjuangan melawan pemerintahan pendudukan Jepang. Setelah bertemu dengan Hatta, kemudian Soekarno menghadap pihak Jepang dan Letnan Jenderal Imamura langsung bertanya apakah soekarno bersedia untuk bekerja sama dengan Jepang. Setelah empat hari pertemuan tersenbut soekarno beserta temannya memberikan jawaban bahwa mereka bersedia untuk bekerja sama dengan pihak Jepang4. Karena dari pihak Soekarno telah bersedia untuk bekerja sama dengan Jepang, maka Jepang memutuskan untuk mengumumkan berdirinya badan organisasi Putera, dan Soekarno menjadi pimpinan besarnya dengan dibantu oleh 3 rekannya. Pihak Jepang merasa senang karena tokoh-tokoh nasional Indonesia bersedia bekerja sama dengannya, karena menurut pemerintah Jepang organisasi putera dianggap sebagai alat dari soekarno untuk menggerakan bantuan dari rakyat Indonesia untuk menjadi pasukan yang akan membantu kepentingan peperangan Jepang5. Namun soekarno tidak berpikir demikian melainkan ia akan menjadikan putera sebagai alat untuk pemersatu potensi rakyat Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya organisasi Indonesia yang bergabung dengan putera karena kepopuleran Soekarno, diantaranya yaitu: Persatuan Guru Indonesia, Perkumpulan Pegawai Pos, Pengurus Besar Isteri Indonesia dan Barisan Benteng. Kesempatan besar tersebut digunakan oleh Sekarno untuk mengumpulkan kekuatan massa. Jepang percaya bahwa dengan adanya pidato yang disuarakan oleh Soekarno mampu untuk mempertahankan daerah kekuasaannya, namun soekarno tidak berpikir demikian. Meskipun dalam berpidato soekarno diawasi dengan teliti oleh pemerintah Jepang, Soekarno tetap dengan hati-hati menyerukan ajaran nasionalisme dengan cara diselubungi dengan propaganda kemenangan Jepang dalam perang Asia Timur Raya. Pidato-pidato tersebut seringkali dilakukan didalam pertemuan-pertemuan besar6. 4 Soekarno.37 5 Soekarno 37 6 Kesadaran Nasional ; Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan. hlm 10 Namun pada akhirnya Jepang merasakan bahwa organisasi Putera ternyata tidak menguntungkan Jepang dan berbau Nasionalisme. Karena menurut Jepang organisasi ini tidak membantu dalam usaha perang Jepang, melainkan hanya membantu dan menguntungkan perjuangan rakyat Indonesia. Dan akhirnya pada bulan maret 1944 Putera dibubarkan, dan jepang menggantikannya dengan organisasi Djawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat), dengan Soekarno dan Hasyim Ashari sebagai penasehatnya. Dengan didirikannya organisasi tersebut memberikan kesempatan baru bagi soekarno dengan memanfaatkan tamasya propaganda hokokai untuk meperkuat posisi sebagai kekuatan rakyat7. 7 Yasmis.Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.Jurnal Sejarah Lontar. Vol.4: 2. 2017.hlm.28