NAMA. : Rosdede Enjelina Purba NPM. : 18742010027 MATA KULIAH UJIAN. : HUKUM KETENAGAKERJAAN NAMA DOSEN. : Dr,Safitri Wikan NS,SH,MH KELAS. : Regulasi Banjarbaru ANGKATAN. : 2018 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN 1) Sejarah perburuhan di Indonesia sangatlah panjang dan ini dimulai sejak keputusan tanam paksa atau cultur steelsel (Tedjakusuma, 2008:4), sejak itulah mulai diperkenalkan sistem pengupahan. Pada sebelum tanam paksa belum ada buruh, yang ada hanya petani yang memberikan upeti kepada raja.Pada saat sistem tanam paksa tersebut dijalankan, para penggarap tanah tersebut tak dapat menikmati hasilnya dan diganti dengan upah. Dalam tatanan ekonomi apapun baik kapitalisme maupun sosialisme tetapi dalam lingkup negara industri, buruh adalah penopang ekonomi negara tersebut. Sejalan dengan industrialisasi besar-besaran sejak zaman kolonial maka juga semakin bertambah pula jumlah buruh terutama di kawasan perkotaan. Surabaya merupakan kota pertama di Hindia Belanda yang merayakan hari Buruh Internasional. Hal itu terjadi pada tanggal 1 Mei 1918 yang dilakukan oleh proletariat matros dan marine (Tedjakusuma, 2008) Hindia Belanda dan diikuti oleh bangsa pribumi maupun Belanda. Peringatan ini mencerminkan situasi objektif Indonesia, di mana terdapat semangat revolusioner yang tinggi dalam perjuangan melawan imperialisme Belanda (Latief, 2004:53).Motif utama gerakan buruh yaitu pada tahun 1910–1912 merupakan musim paceklik yang di alami kaum buruh. Harga kebutuhan pokok melonjak hingga 6%-90%. Namun naiknya harga pangan tidak diimbangi dengan naiknya upah. Hal tersebut malah diperparah dengan PHK masal serta terbatasnya akses ekonomi yang dialami. Ini merupakan akibat dari Perang Dunia I, bahan impor untuk Indonesia tersendat karena kapal-kapal Belanda sebagian besar dialokasikan untuk kepentingan perang. Selain itu juga Inggris melakukan embargo terhadap Hindia Belanda.Selain gerakan buruh, mahasiswa juga sangat berperan penting dalam periode pergerakan nasional Perlu diketahui, dalam sejarah pergerakan nasional, sebenarnya peran mahasiswa tidak begitu berpengaruh karena beberapa faktor. Pertama, mahasiswa merupakan kelas yang tidak secara langsung mengalami penindasan yang dilakukan oleh kolonialisme Belanda. Kedua, kaum terdidik atau mahasiswa pada saat itu sangat minim karena pendidikan pada saat itu hanya berorientasi mencetak pegawai negeri. Dan yang ketiga, tumpuan perubahan sosial adalah mobilisasi massa.Massa buruh merupakan massa yang paling revolusioner karena selain memiliki kuantitas yang besar, buruh juga berhadapan langsung dengan penindasan yang dilakukan oleh kolonialisme Belanda (Ingleson, 2014:190). Peran mahasiswa menjadi maksimal apabila mahasiswa mampu melebur dengan gerakan buruh. Seperti yang kita ketahui para founding fatherkita adalah organisatoris buruh yang tulen seperti Semaoen, Soekarno, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, dan juga dr. Soetomo.Maka bukan hal yang baru lagi semua partai politik di era kepemimpinan Soekarno berlombalombauntukmelebarkansayapdi kalangan buruh. PNI dengan SKBM (Serikat KaumBuruh Marhaen), NU dengan SARBUMUSI (Serikat Buruh Muslimin Indonesia), Masyumi dengan SBII (Serikat Buruh Islam Indonesia), dan PKI dengan SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia) — yang pada saat itu merupakan organisasi buruh terbesar dengan memiliki lebih dari 3,5 juta anggota (Tedjakusuma, 2008).Dengan bergabungnya serikat buruh ke dalam partai politik menjadi konsekuensi logis bahwa gerakan buruh yang dibangun bukan semata-mata gerakan buruh yang bersifat ekonomis, namun juga politis. Seperti halnya yang dilakukan di Balikpapan, tuntutan buruh bukan hanya bicara soal kesejahteraan namun juga soal nasionalisasi aset. Sebetulnya jika boleh jujur, perusahaan yang sekarang menjadi BUMN tidak akan ada tanpa adanya dorongan dari gerakan buruh itu sendiri.Dalam perjuangan nasionalisasi aset penting, yang dihadapi para buruh bukan semata dari pihak majikan (kapitalis) namun juga menghadapi percaturan politik antar serikat buruh. Dalam watak serikat, merupakan hal wajar bahwa terdapat serikat yang berkooptasi dengan majikan dan juga ada pula serikat yang radikal dan konsekuen untuk perjuangan nasionalisasi aset. Dalam penelitian ini beliau menyimpulkan bahwa SOBSI merupakan serikat yang paling konsisten (Sulistiyo dalam Erman & Saptari, 2013:142).Selain itu gerakan buruh juga menghasilkan kebijakan baru, pada masa pemerintahan Soekarno mulai ditetapkan peraturan baru tentang pemberlakuan Tunjungan Hari Raya atau yang biasa dikenal THR pada tahun 1950-an. Perjuangan buruh bukan bergantung pada siapa yang memerintah namun perjuangan kesejahteraan buruh sepenuhnya merupakan dari konsistensi perjuangan itu sendiri. Dalam pemerintahan Soekarno pun, pemerintah tidak dapat berbuat banyak menghadapi aksi mogok dan tuntutan buruh (Suryomenggolo, 2015).Pada era kepemimpinan Presiden Soekarno, rakyat terlibat aktif dalam perjuangan politik. Pada masa demokrasi terpimpin, rakyat juga dilibatkan dalam usaha pembebasan Irian Barat atau yang biasa disebut Operasi Trikora pada tahun 1961 (Soebandrio, 2000). Tanpa mobilisasi umum maka impian untuk merebut Irian Barat hanya impian belaka. Masa buruh juga aktif terlibat dalam upaya pembebasan, hal itu menjadi keputusan resmi kongres nasional ke-III SOBSI di Surakarta PKI juga turut berperan aktif meskipun dalam masa kini jarang dituliskan oleh buku sejarah resmi pemerintah (Latief, 2004).Namun pasca G30S (Roosa, 2008) dan berakhirnya pemerintahan Soekarno, gerakan buruh di demobilisasi dan juga mengalami demoralisasi. Organisasi buruh SOKSISentral Organisasi Karyawan Indonesia) — yang setelah itu berubah menjadi SPSI — menjadikan organisasi tunggal yang legal dan diakui oleh pemerintah (Yuliati, 2012). SPSI menjadi organisasi buruh yang sejalan dengan pemerintah dan dalam sepanjang perjalanan sejarah sangat jarang mengadvokasi hak normatif buruh Demikian sejarah gerakan buruh di Indonesia, semoga menjadi pelajaran penting baik gerakan mahasiswa maupun gerakan buruh kontemporer. 2) Panca Krida Hukum Perburuhan Dalam hukum perburuhan dikenal adanya Pancakrida Hukum Perburuhan yang merupakan perjuangan yang harus dicapai yakni: Membebaskan manusia indonesiadari perbudakan, perhambaan Pembebasan manusia Indonesia dari rodi atau kerja paksa Pembebasan buruh/pekerja Indonesia dari poenale sansacitie Membebaskan buruh dari Indonesia dari ketakutan kehilangan pekerjaan Memberikan posisi yang seimbang antara buruh dan pekerja dan pengusaha. Menurut saya dari lisi Krida tersebut masih banyak juga terjadi di masyarakat saat ini, dimana posisi antara buruh/pekerja dengan pengusaha masih sebatas hubungan antara buruh dengan majikan atau atasan dengan bawahan, dimana atasan memberikan perintah sesuai dengan keinginannya tanpa batas sejauh apa seharusnya kewajiban dari bawahannya sehingga secara tidak langsung mengurangi hak – hak yang seharusnya didapat oleh buruh/pekerja tersebut, dan tak jarang juga pada kenyataannya buruh/pekerja selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh majikan tanpa berani menuntut banyak, karena mereka juga tidak menyadari atau tidak mengerti mengenai batasan antara hak dan kewajiban buruh/pekerja dengan pengusaha itu sendiri 3)Perbedaan Buruh orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah ; pekerja Tenagakerja orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu; pekerja, pegawai; orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja. Persamaan Saling menguntung kan sesama Dasar hukum UU Nomor 13 Tahun 2003 tenaga ketenagakerjaan merupakan landasan dasar dari aturan hukum perburuhan dan ketenagakerjaan di Indonesia. UU ini memiliki total sebanyak 193 pasal dan memiliki cakupan hukum yang luas. Undang-undang ini juga mengatur tentang status hubungan Industrial pada setiap jenis 4) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah suatu kesepakatan secara tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dibuat secara Bersama – sama antara pengusaha atau beberapa pengusaha dengan organisasi serikat pekerja/gabungan organisasi serikat pekerja yang sudah terdaftar pada instansi yang bertanggung jawab nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh; jabatan atau jenis pekerjaan; tempat pekerjaan; besarnya upah dan cara pembayarannya; syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh; mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja; tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja Dasar Hukum Pekerja sebagai warganegara mempunyai hak dalam penghidulan layak mengeluarkan pendapat Berkumpul dalam satu organisasi,serta mendirikan dan menjadi anggota 5) A .Perbedaan upah adalah hasil kerja yang bukan kerjaan kita sehari-hari dan gaji adalah upah kerja yang kita kerjakan sehari-hari . persamaan sama sama hasil kerja (uang) Standar upah minium suatu standar minimum yang digunakan oleh par pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. . Dasar Hukum: Undang-Undang Dasar 1945; Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial; Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 121 Tahun 2019 tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2020; Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep-226/Men/2000 tentang Perubahan Pasal 1, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 20 dan Pasal 21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/Men/1999 tentang Upah Minimum. B. Sistem upah menurut waktu. Dalam pembayaran upah berdasarkan waktu, upah dibayarkan berdasarkan lamanya seseorang melakukan pekerjaannya, upah ini dapat diberikan secara harian, mingguan, atau bulanan. Sistem upah borongan. Upah borongan adalah upah yang diberikan pada awal pengerjaan suatu hal sampai dengan hal tersebut selesai, tanpa adanya penambahan upah jika ada penambahan pekerjaan. Misalnya pak Salam ingin membangun rumah Sistem Co-Partnership. Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi perusahaan. Dengan memberikan obligasi atau saham, perusahaan berharap pekerja mempunyai rasa memiliki kepada perusahaan sehingga bisa lebih produktif. Sistem Upah Premi. Sistem ini memungkinkan pekerja untuk mendapatkan upah khusus karena prestasi di luar kelaziman, misalnya bekerja pada hari libur, melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya, atau memiliki suatu keterampilan yang sangat khusus. Sistem Upah Berkala. Upah ditentukan dari tingkat kemajuan atau kemunduran hasil penjualan, jika penjualan meningkat maka upah akan meningkat, begitu pula sebaliknya Dasar hukum Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Upahadalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundangan-undangan