Uploaded by Rizky Nisa Indayani

Metode Single Index Model

advertisement
Metode Single Index Model
Abstrak
Portofolio merupakan kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk untuk
memenuhi suatu sasaran umum investasi. Sasaran dari portofolio investasi tentunya
sangat bergantung pada individu masing-masing investor dengan tujuan utama yaitu
untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam lingkup realisasi kebijakan investasi
yang dikembangkan melalui pemilihan investasi yang paling menguntungkan. Dengan
adanya diversifikasi terhadap potofolio dapat mengurangi risiko portofolio tanpa
mengorbankan penghasilan yang dihasilkan. Ini merupakan tujuan yang ingin dicapai
oleh investor. Beberapa investor melakukan diversifkasi portofolio dengan cara
membagi investasi nya ke dalam beberapa kelas dan tipe investasi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui saham-saham yang diteliti ini dapat dijadikan
pembentuk portofolio optimal dan berapa besarnya proporsi dana serta mengetahui
besarnya expected return dan risiko dari portofolio yang terbentuk. Single Index Model
dipilih dalam penelitian ini sebagai cara atau alat yang dipakai untuk menentukan
portofolio optimal. Data yang dipakai adalah data sekunder dengan analisis data
menggunakan penerapan Single Index Model. Hasil dari analisis dalam penelitian ini
terpilih 5 saham dari LQ 45 yang menjadi pembentuk portofolio optimal, yaitu UNTR,
WTON, PTPP(18%), WSKT(58%), dan SMRA(23%). Portofolio optimal berdasarkan
Single Index Model ini memberikan risiko sebesar 2,03 %, sedangkan return
ekspektasi portofolio sebesar 0,11%. Investor hendaknya menggunakan metode
Single Index Model karena dapat memperoleh return ekspektasi tertentu dengan risiko
yang paling rendah
Kajian Pustaka
Return
“Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinteraksi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya.” (Eduardus Tandelilin, 2001:47)
a. Return realisasi (realized return)
Return realisasi (realization return) merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi dihitung berdasarkan data histories. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return histories ini juga
berguna sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected
return) dan resiko di masa datang.
b. Return ekspektasi (expected return)
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh
oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya
sudah terjadi, sedangkan return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Portofolio
Portofolio dibentuk dari berbagai kombinasi aktiva berisiko dan aktiva tidak
berisiko yang terdapat di pasar modal. Kombinasi tersebut dapat mencapai jumlah
yang tidak terbatas, karena itu terdapat kemungkinan portofolio mana yang akan
dipilih oleh investor. Investor yang berpikir secara rasional akan memilih portofolio
yang optimal. “Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model
Markowitz atau dengan model indeks tunggal. Untuk menentukan portofolio yang
optimal dengan model-model ini yang pertama kali dibutuhkan adalah portofolio
yang efisien”(Jogiyanto, 2010: 285).
Portofolio dapat disimpulkan yaitu investasi dari berbagai saham yang
bertujuan untuk membuat kombinasi yang efisien dari investasi saham-saham
tersebut sehingga investor dapat memperoleh return yang tinggi dan dapat
mengurangi risiko dari investasi tersebut.
Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
“Portofolio efisien dapat diartikan sebagai portofolio yang memberikan tingkat
pengembalian yang diharapkan pada tingkat optimal dengan suatu tingkat resiko
tertentu, atau portofolio yang memberikan suatu tingkat resiko minimal, pada tingkat
pengembalian yang diharapkan” (Jones, 2002:512). Secara rasional investor akan
memilih portofolio efisien karena portofolio efisien adalah portofolio yang dibentuk dari
optimalisasi satu dari dua dimensi yaitu, return ekspektasian dan risiko portofolio.
“Portofolio optimal adalah portofolio yang efisien yang memberikan manfaat
maksimal bagi investor”(Reilly, 2000:278).
Menurut Fabozzi (1995:60), portofolio optimal “given choise of efficient portfolio
from which an investor can select, an optimal portfolio is the one that is most preferred”.
Berdasarkan definisi di atas, portofolio Portofolio optimal adalah portofolio yang
dipilih dan disukai oleh investor karena memberikan manfaat tertinggi, jadi dari
berbagai portofolio yang efisien namun hanya ada satu portofolio yang optimal.
Model Indeks Tunggal
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa sekuritas berfluktuasi searah
dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham
cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga
benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan
harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return sekuritas mungkin berkorelasi karena
adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar.
Dengan dasar ini, return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang
umum dapat dituliskan sebagai hubungan:
Ri = ai + βi . RM
Keterangan :
Ri =Return sekuritas ke-i
ai =Suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return sekuritas ke-i yang
independen terhadap kinerja pasar
βi
= Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Riakibat dari
perubahanRM
RM = Tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak
Variabel αi merupakan komponen return yang tidak tergantung dari return pasar.
Variabelαidapat dipecah menjadi nilai yang diekspetasi (expected value) αi dan
kesalahan residu (residual error)ei sebagai berikut :
ai = αi + ei
Jika disubstitusikan ke dalam persamaan rumus di atas, maka akan didapatkan
persamaan model indeks tunggal sebagai berikut :
Ri = αi + βi . RM + ei
Keterangan :
αi= Nilai ekspektasian dari return sekuritas sekuritas yang independen terhadap return
pasar
ei = Kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai ekspektasiannya
sama dengan nol atau E (ei) = 0
Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua
komponen, yaitu sebagai berikut ini :
1.
Komponen return yang unik diwakili oleh αiyang independen terhadap return pasar.
2.
Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili oleh βi . RM
Bagian return yang unik (αi) hanya berhubungan dengan peristiwa mikro (micro
event) yang mempengaruhi perusahaan begitu saja, tetapi tidak mempengaruhi
semua perusahaan secara umum. Contoh dari peristiwa mikro misalnya adalah
pemogokan karyawan, kebakaran, penemuan-penemuan penelitian, dsb. Bagian
return yang berhubungan dengan return pasar ditunjukkan oleh Beta (βi) yang
merupakan sensitivitas return suatu sekuritas terhadap return dari pasar. Secara
konsensus, return pasar mempunyai Beta bernilai 1. Suatu sekuritasyang mempunyai
Beta 1,5 misalnya mempunyai artibahwa perubahan return pasar sebesar 1% akan
mengakibatkan perubahan return dari sekuritas tersebut dengan arah yang sama
sebesar 1,5%.
Model indeks tunggal dapat juga dinyatakan dalam bentuk return ekspektasi
(expected return). Return ekspektasi dari model ini dapat diderivasi dari model
sebagai berikut :
E(Ri) = E(αi) + E(βi . RM) + E(ei)
Dari properti ke-2 diketahui bahwa nilai ekspektasi dari suatu konstanta adalah
bernilai konstanta itu sendiri, maka E(αi) = αi dan (βi.RM) = βi.E(RM) dan secara
konstruktif nilai E(ei) = 0, maka return ekspektasi model indeks tunggal dapat
dinyatakan sebagai :
E(Ri) = αi + βi . E(RM)
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena
data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berbentuk angka. Penelitian ini
menggunakan data berkaitan dengan harga penutupan saham-saham yang dijadikan sampel
penelitian yaitu; WTON, SMRA, UNTR, PTPP dan WSKT, Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG), dan tingkat suku bunga bank Indonesia (SBI) sepanjang tahun 2015. Data tersebut
akan diolah atau diproses menggunakan rumus-rumus dari beberapa teori yang kemudian akan
dianalisis dan dideskripsikan sehinga bisa diperoleh suatu kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
1. Menghitung RBR atau Rf
RBR adalah return aktiva bebas risiko, yang diambil dari data tingkat suku bunga
SBI selama periode penelitian yaitu Januari sampai Desember 2015. SBI dianggap
sebagai aktiva bebas risiko karena dikeluarkan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia)
dan merupakan salah satu instrumen investasi dengan jangka waktu pendek.
Period
BI Rate
15 January 2015
7.75 %
17 February 2015
7.50 %
17 March 2015
7.50 %
14 April 2015
7.50 %
19 May 2015
7.50 %
18 June 2015
7.50 %
14 July 2015
7.50 %
18 August 2015
7.50 %
17 September 2015
7.50 %
15 October 2015
7.50 %
17 November 2015
7.50 %
17 December 2015
7.50 %
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa suku bunga SBI hanya satu
kali mengalami penurunan yaitu dari bulan Januari ke bulan Februari, setelah itu
suku bunga SBI stabil diangka 7,50%.
2. Menghitung ERB (Excess Return to Beta)
No
1
2
3
4
5
Kode Saham
UNTR
WTON
PTPP
WSKT
SMRA
αi
0,0011
-0,0008
0,0014
0,0016
0,0024
βi
1,2353
1,4621
1,1257
0,9639
1,8291
E(Rm)
-0,06%
-0,06%
-0,06%
-0,06%
-0,06%
Ri
7,64%
-53,61%
17,09%
20,10%
36,96%
Rf
0,04%
0,04%
0,04%
0,04%
0,04%
ERB
-0,01%
-0,15%
0,03%
0,07%
0,03%
ERB adalah selisih dari return ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko. Nilai
ERB merupakan nilai dasar untuk menentukan saham yang masuk kedalam
portofolio optimal. Menghitung ERB dengan rumus:
Sebelum menghitung ERB, diperlukan data-data seperti tabel diatas, yaitu:
a. Menghitung alpha dan beta
b. Menghitung E(Rm)
E(Rm) didapat dari rata-rata IHSG sepanjang tahun 2015
c. Menghitung Ri
Berdasarkan perhitungan ERB, diperoleh saham dengan ERB tertinggi yaitu saham
milik PT Waskita Karya (WSKT) dengan 0,07%, dan yang terendah yaitu saham
PT Wijaya Karya Beton (WTON) dengan -0,15%.
3. Perhitungan risiko
No Kode saham
1
UNTR
2
WTON
3
PTPP
4
WSKT
5
SMRA
σ
2,93%
2,98%
2,63%
2,41%
3,47%
σ²
0,09%
0,09%
0,07%
0,06%
0,12%
βi
1,2353
1,4621
1,1257
0,9639
1,8291
ei
-1,77%
-3,48%
-0,95%
0,27%
-6,25%
ei²
0,03%
0,12%
0,01%
0,00%
0,39%
∑(ei)²
11,98%
10,57%
9,54%
8,39%
12,77%
σ² ei
0,06%
0,05%
0,05%
0,04%
0,06%
σ² Rm
0,02%
0,02%
0,02%
0,02%
0,02%
σ Rm
1,29%
1,29%
1,29%
1,29%
1,29%
a. Menghitung varians dan risiko masing-masing saham
Beta dan risiko atau varian return pasar (𝛽𝑖 2 . πœŽπ‘€ 2 ) merupakan risiko sistematis,
dan varian dari kesalahan residu (πœŽπ‘’π‘– 2 ) merupakan risiko tidak sistematis.
b. Menghitung ei
c. Menghitung varians ei
4. Menghitung nilai pembatas (cut-off point)
a. Menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing saham sebelum menghitung
Ci
No Kode saham
1
UNTR
2
WTON
3
PTPP
4
WSKT
5
SMRA
∑
E(Ri)
0,03%
-0,18%
0,08%
0,10%
0,10%
Rf
0,04%
0,04%
0,04%
0,04%
0,04%
βi
1,2353
1,4621
1,1257
0,9639
1,8291
σ² ei
0,06%
0,05%
0,05%
0,04%
0,06%
Ai
-14,84%
-607,83%
88,18%
150,27%
178,66%
-205,55%
Bi
250829,5%
398536,7%
261771,9%
218138,8%
516152,1%
1645429,0%
Ci
-0,002%
-0,061%
0,010%
0,018%
0,016%
-0,02%
ERB
-0,01%
-0,15%
0,03%
0,07%
0,03%
ERB-C*
-0,02%
-0,17%
0,02%
0,05%
0,02%
KETERANGAN
TIDAK OPTIMAL
TIDAK OPTIMAL
OPTIMAL
OPTIMAL
OPTIMAL
b. Menghitung Ci
Besarnya cut-off point (C*) adalah Ci dengan nilai terbesar. Berdasarkan
perhitungan diatas, dapat diketahui nilai cut off-point adalah sebesar 0,018%
yang merupakan batas penentuan saham-saham yang akan dimasukkan kedalam
portofolio optimal. Dapat ditentukan saham-saham yang dapat dimasukkan
portofolio optimal dengan cara membandingkan antara ERB dengan cut-off
point.
ο‚· Jika ERB > C* maka saham tersebut merupakan calon portofolio
optimal.
ο‚· Jika ERB < C* maka saham tersebut bukan merupakan calon portofolio
optimal.
Maka, saham yang dapat dimasukkan kedalam portofolio yaitu hanya PTPP,
WSKT, dan SMRA, karena memiliki nilai ERB > C*. Sedangkan untuk UNTR
dan WTON memiliki ERB < C*, maka tidak dimasukkan ke dalam portofolio
karena bukan merupakan calon portofolio yang optimal.
5. Proporsi dana masing-masing saham terpilih
Saham-saham yang terpilih ke dalam portofolio optimal selanjutnya masuk ke tahap
penentuan proporsi dana.
Perhitungan proporsi dengan rumus:
Perhitungan dana masing-masing saham dipengaruhi oleh nilai ERB, cut-off point,
nilai risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Nilai ERB dan nilai sistematis (i)
suatu saham berkorelasi positif dengan proporsi dana, yang berarti apabila ERB dan
nilai sistematis suatu saham tinggi maka proporsi dana juga makin tinggi.
Sementara untuk nilai risiko tidak sistematis berkorelasi negatif, yaitu semakin
besar nilai risiko tidak sistematis maka semakin kecil proporsi dananya. Nilai risiko
sistematis yang besar bagi suatu saham mengindikasikan kondisi perusahaan yang
kurang begitu menguntungkan sehingga kurang menarik bagi investor untuk
berinvestasi ke perusahaan tersebut.
No
1
2
3
Kode saham
PTPP
WSKT
SMRA
∑
Zi
0,3583
1,1454
0,4611
1,9648
W
18%
58%
23%
100%
Berdasarkan perhitungan proporsi dana diatas dapat disimpulkan bahwa sahamsaham yang membentuk portofolio optimal terdiri dari PTPP, WSKT, dan SMRA.
Besarnya proporsi dari setiap saham adalah 18%, 58%, dan 23%. Saham WSKT
memiliki proporsi dana yang paling tinggi karena memiliki nilai sistematis (i) yang
tertinggi diantara saham lainnya yaitu sebesar 0,9639. Selain itu, saham WSKT juga
memiliki nilai ERB yang paling tinggi diantara saham lainnya yaitu sebesar 0,07%.
6. Menghitung beta dan alpha portofolio optimal
Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal (Single Index Model) memiliki beta
portofolio (p) yaitu rata-rata tertimbang dari beta masing-masing saham dan alpha
portofolio (𝛼𝑝) yaitu rata-rata tetimbang dari alpha masing-masing saham yang
terbentuk ke dalam portofolio optimal.
Rumus beta dan alpha portofolio:
No
1
2
3
Kode saham
PTPP
WSKT
SMRA
∑
αp
0,0003
0,0009
0,0006
0,001742
βp
0,2053
0,5619
0,4292
1,1964
Rp
3,12%
11,72%
8,67%
23,51%
σ²(ep)
0,005%
0,005%
0,007%
0,02%
Perhitungan beta portofolio dipakai sebagai indikator risiko sistematis dengan nilai
sebesar 1,1964. Sementara untuk nilai alpha menurut perhitungan tersebut yaitu
sebesar 0,001742 yang berarti bahwa return portofolio yang tidak terpengaruh oleh
pasar yaitu sebesar 0,001742 atau 0,1741%.
7. Return dan risiko portofolio
Return portofolio merupakan gambaran tingkat pengembalian yang diperoleh dari
portofolio optimal yang terbentuk. Return portofolio dihitung dari proporsi dana
dikalikan dengan return individu. Sedangkan risiko portofolio adalah risiko yang
dipengaruhi oleh pasar atau berkaitan dengan beta dan varian return pasar.
No
1
2
3
Keterangan Persentase
E(Rp)
0,11%
σp²
0,04%
σp
2,03%
a. Menghitung return ekspektasi portofolio
b. Menghitung varians dan risiko portofolio
Hasil perhitungan return ekspektasi portofolio seperti yang terdapat pada tabel
diatas sebesar 0,11% dengan risiko portofolio sebesar 2,03%.
Download