Tugas Penyuntingan Dosen Pengampu : Yolanda, M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 6 Waode Harfiana (201621500324) Annisa Hanifa Tsania (201621500329) Bayti AlJanah (201621500332) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2018 Tugas Halaman 30 LEMBAR KERJA MAHASISWA 1. Jelaskan manfaat yang diperoleh penyunting tentang informasi mengenai penyunting! Jawaban : 1) Memperbaiki kesalahan agar naskah yang diterbitkan tidak ada kesalahan lagi dalam penulisannya dan mudah dibaca. 2) Menambah kosa kata, pada naskah yang diterbitkanpasti ada kosa kata baru di dalamnya, sehingga pembaca dapat menambah kosa kata saat membaca naskah tersebut. 3) Melatih ketelitian, dalam proses menyunting seorang penyunting sangat memerlukan tingkat ketelitian yang lebih tinggi. 2. Kenapa penyunting tidak bisa bertindak sebagai penulis? Bagaimana jika hal ini terjadi? Jawaban : Karena seorang penyunting tidak boleh memosisikan diri sebagai penulis, artinya penyunting hanya membantu penulis agar karya tulis yang dibuat mudah dipahami oleh pembaca. 3. Apakah penyunting dapat mengubah naskah? Jawaban : Tidak, karena penyunting hanya berkoordinasi dengan penulisan hal-hal yang harus diubah dalam naskah dan penyunting tidak boleh mengubah naskah tanpa seizin penulis. 4. Menurut saudara, informasi apa saja yang harus dirahasiakan oleh penyunting? Jawaban : Tema, alur naskah sebelum di terbitkan. 5. Bagaimanakah penyunting memposisikan diri sebagai penulis terhadap naskah yang akan disunting? Jawaban : Seorang penyunting tidak boleh memposisikan diri sebagai penulis naskah, karena penyunting hanya memudahkan karya atau naskah agar mudah dipahami oleh pembacanya. 6. Apakah yang terjadi jika seorang penyunting bersikap ceroboh dan tidak dapat menjaga rahasia? Jawaban : Akan ada kesalah pahaman antara penyunting, penulis, dan pembaca pada naskah yang sudah terlanjur tersebar sebelum diterbitkan. 7. Jelaskan perbedaan signifikan antara penulis profesional, penulis semiprofesional dan penulis amatir? Jawaban : Penulis profesional biasanya menulis naskah jarang terjadi kesalahan atau diistilahkan matang. Penulis semirofesional mungkin lebih banyak terjadi kesalahan dalam tulisannya. Sedangkan penulis amatir memiliki kemampuan paling rendah. 8. Apakah seorang penulis profesional dilihat dari jumlah karya yang dihasilkan? Jelaskan! Jawaban : Iya, karena penulis profesional memiliki kapasitas waktu yang cukup cepat untuk selalu membuat karya. 9. Apakah seorang penulis yang baru muncul tapi karya yang dihasilkan menjadi best seller dapat dikategorikan sebagai penulis profesional? Jawaban : Belum tentu, karena ketika peulis memiliki ide yang bagus untuk tulisannya namun dia kurang dalam penguasaan kosa kata dan lain sebagainya sehingga saat di sunting oleh penyunting, masih terjadi banyak kesalahan maka belum bisa dikatakan profesional. 10. Sebutkan 3 penulis profesional di Indonesia dan jelaskan mengenai karya mereka! Jawaban : 1) Pramoedia Anantator dalam karyanya yang berjudul Bumi Manusia Bumi Manusia adalah buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang pertama kali diterbitkan oleh Hasta Mitrapada tahun 1980. Buku ini ditulis Pramoedya Ananta Toer ketika masih mendekam di Pulau Buru. Sebelum ditulis pada tahun 1975, sejak tahun 1973terlebih dahulu telah diceritakan ulang kepada teman-temannya. Setelah diterbitkan, Bumi Manusia kemudian dilarang beredar setahun kemudian atas perintah Jaksa Agung. Sebelum dilarang, buku ini sukses dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 19801981.[1] Sampai tahun 2005, buku ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa. Pada September 2005, buku ini diterbitkan kembali di Indonesia oleh Lentera Dipantara. Buku ini melingkupi masa kejadian antara tahun 1898 hingga tahun 1918, masa ini adalah masa munculnya pemikiran politik etis dan masa awal periode Kebangkitan Nasional. Masa ini juga menjadi awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda, masa awal pertumbuhan organisasi-organisasi modern yang juga merupakan awal kelahiran demokrasi pola Revolusi Perancis. 2) Eka Kurniawan dalam karyanya yang berjudul Cantik Itu Luka Cantik itu Luka merupakan novel pertama karya penulis Indonesia, Eka Kurniawan. Pertama kali diterbitkan tahun 2002 atas kerjasama Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela. Edisi kedua dan seterusnya, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sejak tahun 2004. Novel ini pernah masuk long list Khatulistiwa Literary Award tahun 2003. Pada tahun 2006, terbit edisi bahasa asing pertama atas usaha Ribeka Ota yang menerjemahkannya ke dalam Bahasa Jepang. 3) Ayu Utami dalam karyanya yang berjudul Larung Larung adalah novel kedua karya Ayu Utami yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada bulan November 2001. Novel ini adalah kelanjutan dari Saman yang pada awalnya dua novel tersebut direncanakan sebagai buku berjudul Laila Tak Mampir di New York. Dalam proses pengerjaan, beberapa sub plot berkembang melampaui akhirnya Saman dan Larung rencana. merupakan dwilogi yang Pada berdiri sendiri. Pada buku ini bertambah lagi satu tokoh utama bernama Larung Lanang.