3.1 Dampak Lingkungan yg ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup TAHAP PRA KONSTRUKSI a. Survey dan perencanaan serta penentuan lokasi 1) Sumber Dampak Survey tapak lokasi proyek 2) Jenis Dampak Timbulnya sikap dan persepsi masyarakat 3) Besaran Dampak Tidak ada masyarakat yang komplain terhadap rencana pembangunan perumahan 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan - Memberikan penjelasan penetapan lokasi rencana perumahan sesuai Tataruang dan IPT - Memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menyampaikan saran dan kritik. 5) Lokasi Pengelolaan Area Tapak Proyek, Balai Dusun dan Balai Desa. 6) Waktu Pengelolaan Selama proses penentuan tapak lokasi dan insidentil jika terjadi keluhan dan protes dari masyarakat. 7) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Melakukan pengamatan langsung di lapangan 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Area Tapak Proyek dan balai RW, Balai Dusun dan Balai Desa 9) Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup Dilakukan pada awal survey dan perencanaan. 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : PT. BUMI WIRA SEJAHTERA bag. Humas Pengawas : Ds. Candiretno Kec. Secang Pelaporan : Ds. Candiretno b. Pembebasan Lahan 1) Sumber Dampak Kegiatan pembelian tanah untuk rencana perumahan. 2) Jenis Dampak munculnya spekulan tanah yang menyebabkan persepsi negatif (-). 3) Besaran Dampak Harga tanah sekitar meningkat 2x dari harga tanah sebelum adanya jual-beli tanah untuk rencana perumahan 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan - Survey harga tanah lokasi dan sekitar lokasi lingkungan rencana perumahan dan peruntukkan pola ruang lahan yang akan dibebaskan. 5) Lokasi Pengelolaan Area Tapak Proyek 6) Waktu Pengelolaan Selama kegiatan pembebasan lahan. 7) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Wawancara (deep interview) dengan warga yang terkena dampak serta pengumpulan data sekunder. 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Area Tapak Proyek dan lingkungan sekitar. 9) Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup 1 kali saat Pembebasan Lahan dilakukan. 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : PT. BUMI WIRA SEJAHTERA bag. Humas Pengawas : Ds. Candiretno Kec. Secang, BPN Pelaporan : Ds. Candiretno Kec. Secang, BPN c. Sosialisasi 1) Sumber Dampak Rencana pembangunan Perumahan ditapak proyek. 2) Jenis Dampak - Munculnya harapan masyarakat karena kegiatan proyek akan mampu meningkatkan pendapatan daerah dan membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar.( + ) - Kekhawatiran warga terkait lokasi pemakaman yang akan digunakan bagi calon warga perumahan. 3) Besaran Dampak - Masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangunan perumahan - Tidak ada penolakan terkait rencana penggunaan pemakaman, karena pemakaman warga perumahan nantinya dimakamkan di pemakaman Dusun Setan Tidaran. 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan - Sosialisasi dengan tokoh masyarakat dan warga terdampak langsung, karangtaruna setempat. - Penyampaian rencana pemakaman yang akan digunakan oleh Perumahan secara jelas dan disertai bukti kesepakatan dengan warga dan pihak pemrakarsa. 5) Lokasi Pengelolaan Balai Desa Candiretno. 6) Waktu Pengelolaan Selama sosialisasi masyarakat berlangsung. 7) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan dilakukan secara langsung/ observasi dan pendataan hasil diskusi dengan warga 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Area Tapak Proyek dan Balai Desa Candiretno. 9) Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup 1 kali saat sosialisasi. 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : PT. BUMI WIRA SEJAHTERA bag. Humas Pengawas : Ds. Candiretno Kec. Secang Pelaporan : Ds. Candiretno Kec. Secang, Satpol PP dan Penanggulangan Kebakaran d. Pematangan Lahan (Galian dan Timbunan) 1) Sumber Dampak Galian dan Timbunan tanah 2) Jenis dampak Dampak negatif (-), berupa penurunan kualitas udara untuk parameter debu, kebisingan 3) Besaran dampak i. Hasil uji pengukuran kualitas udara ii. Kualitas Kebisingan Kualitas udara ambien di Tapak Proyek Parameter Hasil ukur Baku Laboratorium mutu area Lingkungan tapak ± 50m utara proyek tapak Sat NO2 SO2 CO O3 TSP 30.13 62.04 248.66 4.94 75.81 proyek 39.13 112.74 277.37 4.89 75.67 316 632 15.000 200 230 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kualitas udara Ambien SK Gub. JATENG No. 8 tahun 2001 Kualitas Kebisingan di lokasi dan lingkungan Tapak Proyek Parameter Lokasi Pengambilan Kebisingan Kebisingan Di lokasi rencana perumahan Di Lingkungan Hasil Ukur Kebisingan 45.18 dB(A) 49.8 dB (A) Baku mutu *) 55 dBA (Leq) *) 55 dBA (Leq) Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kebisingan, SK KepMenLH. No. 48/MenLH/11/1996). Baku Mutu 55 dBA (Leq) : untuk kawasan Permukiman 75 dBA (Leq) : untuk kawasan perdagangan 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan - Melakukan penyiraman pada tanah sebelum dilakukan pengerukan maupun penimbunan. - Penutupan bak kendaraan pengangkutan material (dump truck) dengan terpal secara rapat. Penutupan dengan terpal dengan menggunakan bahan yang tidak mudah sobek. - Membersihkan dan menyiram air pada jalan di sekitar lokasi proyek jika terdapat ceceran tanah. - Pembersihan ban truk (bila musim hujan) sewaktu keluar kawasan pembangunan Perumahan. - Merelokasi sisa tanah galian untuk diangkut ke luar lokasi proyek. 5) Lokasi Pengelolaan Area tapak proyek 6) Waktu Pengelolaan 1 x selama kegiatan pra konstruksi berlangsung 7) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pengukuran kualitas udara ambien dan kebisingan. dikerjasamakan dengan pihak laboratorium yang terakreditasi. pengukuran 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Lokasi tapak proyek dan lokasi lingkungan warga sekitar 9) Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup 1 x selama kegiatan pra konstruksi berlangsung 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : PT. BUMI WIRA SEJAHTERA Teknis dibantu Petugas Laboratorium yang Terakreditasi Pengawas : Kepala Desa Candiretno Pelaporan : DLH, DPU dan Penataan Ruang Kab. Magelang TAHAP KONSTRUKSI a. Rekrutment Tenaga Kerja 1) Sumber Dampak Adanya proyek pembangunan perumahan 2) Jenis Dampak - Persepsi positif masyarakat dengan adanya peluang kerja sebagai buruh/pekerja proyek. - Meningkatnya pendapatan masyarakat dan kesempatan berusaha 3) Besaran dampak Jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan sebanyak 50 orang dengan mayoritas 70 % diambilkan dari wilayah sekitar tapak proyek. 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan - Memberikan informasi rekrutment buruh proyek secara transparan - pendataan jumlah warga yang tidak bekerja (nganggur) dan berpenghasilan rendah. - Koordinasi dengan pihak Dusun dan desa setempat. - Memprioritaskan kebutuhan tenaga kerja dari warga setempat 5) Lokasi Pengelolaan Tapak proyek, balai Dusun, balai Desa 6) Waktu Pengelolaan Selama kegiatan konstruksi berlangsung 7) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pengamatan langsung di lapangan Mendata angkatan kerja dan lapangan kerja. 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Tapak proyek, balai Dusun, balai Desa 9) Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup Selama kegiatan konstruksi berlangsung 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : PT. BUMI WIRA SEJAHTERA bag.Proyek Pengawas : Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Pelaporan : Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja b. Mobilisasi Kendaraan Angkut, Peralatan dan Material. 1) Sumber Dampak Kegiatan mendatangkan peralatan proyek, angkutan material, dan pengangkutan material. 2) Jenis Dampak Penurunan kualitas udara (peningkatan gas buang kendaraan angkut dan debu) serta peningkatan kebisingan 3) Besaran Dampak i. Hasil uji pengukuran kualitas udara ii. Kualitas Kebisingan Kualitas udara ambien di Tapak Proyek Parameter NO2 SO2 CO O3 TSP Hasil ukur Laboratorium area Lingkungan tapak ± 50m utara proyek tapak proyek 30.13 39.13 62.04 112.74 248.66 277.37 4.94 4.89 75.81 75.67 Baku mutu Sat 316 632 15.000 200 230 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kualitas udara Ambien SK Gub. JATENG No. 8 tahun 2001 Kualitas Kebisingan di lokasi dan lingkungan Tapak Proyek Parameter Lokasi Pengambilan Hasil Ukur Baku mutu Kebisingan Kebisingan Di lokasi rencana perumahan Di Lingkungan Kebisingan 45.18 dB(A) 49.8 dB (A) *) 55 dBA (Leq) *) 55 dBA (Leq) Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kebisingan, SK KepMenLH. No. 48/MenLH/11/1996). Baku Mutu 55 dBA (Leq) : untuk kawasan Permukiman 75 dBA (Leq) : untuk kawasan perdagangan 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan Penutupan bak kendaraan pengangkut material (dump truck); Penyiraman jalanjalan yang berdebu; Pengaturan lalulintas di tiap perempatan atau pertigaan yang dilalui; Pengaturan frekuensi kendaraan dan membatasi kecepatannya. 5) Lokasi Pengelolaan Tapak proyek dan Akses jalan menuju lokasi tapak proyek 6) Waktu Pengelolaan Selama kegiatan konstruksi /pembangunan berlangsung 7) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pengukuran kualitas udara ambien dan kebisingan. pengukuran dikerjasamakan dengan pihak laboratorium yang terakreditasi. 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup Tapak proyek dan Akses jalan menuju lokasi tapak proyek 9) Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup 1 x selama tahap konstruksi. 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : PT. BUMI WIRA SEJAHTERA bag.Proyek Pengawas : DISHUB, DPU dan Penataan Ruang Kab.Magelang Pelaporan : DISHUB, DPU dan Penataan Ruang Kab.Magelang c. Pembangunan Perumahan. 1) Sumber Dampak Pembangunan konstruksi perumahan 2) Jenis Dampak a. Positif (+) timbulnya Kesempatan kerja dan peluang berusaha b. Presepsi negatif (-) timbulnya sampah konstruksi dan sampah pekerja proyek c. Persepsi negatif (-) Resiko kecelakaan kerja d. Negatif (-) meningkatnya angka Debu dan kebisingan 3) Besaran Dampak a. pendapatan warga sekitar meningkat 2 x dari kondisi sebelum adanya proyek b. Timbulan sampah tahap konstruksi adalah 50 (buruh dan tukang) x 0.2 kg/hari= 10 kg/hari - Timbulan Timbulan sampah yaitu dengan asumsi tiap m2 menghasilkan sampah ± 0.01 kg maka sampah yang dihasilkan dari pembersihan lahan seluas 4.900 m2 adalah 4.900 m2 x 0.01 kg/m2 = 49 kg (sumber:LPM ITB dan Puslitbang Pemukiman Dep. PU tahun 1991) - Timbulan sampah dari kegiatan aktifitas barak kerja yaitu dengan asumsi tiap orang menghasilkan sampah 0,175 kg maka sampah yang dihasilkan 50 orang x 0,175 kg/ m2 = 8,75 kg Timbulan sampah dari kegiatan konstruksi yaitu dengan asumsi tiap m 2 - bangunan menghasilkan sampah 0,02 kg maka sampah yang dihasilkan 2839 m2 x 0,02 kg/m2 = 56,78 kg c. Tidak adanya kejadian kecelakaan kerja dilokasi tapak proyek d. Besaran dampak peningkatan debu dan kebisingan i. Hasil uji pengukuran kualitas udara ii. Kualitas Kebisingan Kualitas udara ambien di Tapak Proyek Parameter NO2 SO2 CO O3 TSP Hasil ukur Laboratorium area Lingkungan tapak ± 50m utara proyek tapak proyek 30.13 39.13 62.04 112.74 248.66 277.37 4.94 4.89 75.81 75.67 Baku mutu Sat 316 632 15.000 200 230 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kualitas udara Ambien SK Gub. JATENG No. 8 tahun 2001 Kualitas Kebisingan di lokasi dan lingkungan Tapak Proyek Parameter Lokasi Pengambilan Hasil Ukur Baku mutu Kebisingan Kebisingan Di lokasi rencana perumahan Di Lingkungan Kebisingan 45.18 dB(A) 49.8 dB (A) *) 55 dBA (Leq) *) 55 dBA (Leq) Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kebisingan, SK KepMenLH. No. 48/MenLH/11/1996). Baku Mutu 55 dBA (Leq) : untuk kawasan Permukiman 75 dBA (Leq) : untuk kawasan perdagangan 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan - Menyediakan lapangan kerja bagi warga sekitar sebagai buruh proyek dan memperbolehkan warga berjualan disekitar tapak proyek - Membersihkan sampah konstruksi dan sampah pekerja proyek setelah selesai jam kerja - menyediakan bak sampah - menjalankan sistem kerja sesuai SOP P2K3 untuk menjaga keselamatan kerja mampu mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja. - Pencegahan dampak kebisingan dan debu, memberlakukan aturan bagi semua pekerja proyek menggunakan APD berupa masker. - Penyiraman jalan ditapak proyek secara berkala, pagi dan sore hari. 5) Lokasi Pengelolaan Tapak Proyek pembangunan perumahan 6) Waktu Pengelolaan a. Pengelolaan dampak peningkatan pendapatan masyarakat selama kegiatan konstruksi berlangsung b. Pengelolaan dampak timbulan sampah pekerja proyek selama kegiatan konstruksi berlangsung c. Pengelolaan kecelakaan kerja selama kegiatan konstruksi berlangsung d. Pengelolaan dampak peningkatan debu dan kebisingan selama kegiatan konstruksi berlangsung 7) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup a. Observasi langsung dilapangan dan pendataan jumlah pekerja b. Observasi langsung dilapangan c. Pendataan adanya pembangunan jumlah temuan kecelakaan kerja di lokasi d. Pengukuran kualitas udara ambien dan kebisingan. pengukuran dikerjasamakan dengan pihak laboratorium yang terakreditasi 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup a. Tapak Proyek dan lingkungan warga sekitar b. Tapak proyek c. Tapak proyek d. Dilokasi tapak proyek dan lingkungan warga sekitar 9) Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup a. Selama konstruksi berlangsung b. 1 hari sekali saat Pembersihan sampah c. 1 kali terjadinya kejadian kecelakaan kerja d. Uji laboratorium udara dan kebisingan setiap 6 bulan sekali penyiraman akses jalan dan area proyek dilakukan pagi/sore 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : PT. BUMI WIRA SEJAHTERA bag.Proyek Pengawas : DPU dan penataan ruang serta Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Magelang Pelaporan : DPU dan penataan ruang serta Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab.Magelang d. Pembangunan Fasos dan fasum perumahan 1) Sumber Dampak Rencana pembangunan fasos dan fasum (jalan, pagar keliling) 2) Jenis Dampak - Positif (+) timbulnya Kesempatan kerja dan peluang berusaha - Persepsi negatif (-) Resiko kecelakaan kerja - Negatif (-) meningkatnya angka Debu dan kebisingan - Negatif (-) Meningkatnya limpasan air hujan (surface run-off) 3) Besaran Dampak a. pendapatan warga sekitar meningkat 2 x dari kondisi sebelum adanya proyek dan munculnya penjual makanan dan minuman dari warga sekitar sebagai kebutuhan para pekerja proyek b. Tidak adanya kejadian kecelakaan kerja dilokasi tapak proyek c. Besaran dampak peningkatan debu dan kebisingan i. Hasil uji pengukuran kualitas udara ii. Kualitas Kebisingan Kualitas udara ambien di Tapak Proyek Parameter NO2 SO2 CO O3 TSP Hasil ukur Laboratorium area Lingkungan tapak ± 50m utara proyek tapak proyek 30.13 39.13 62.04 112.74 248.66 277.37 4.94 4.89 75.81 75.67 Baku mutu Sat 316 632 15.000 200 230 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kualitas udara Ambien SK Gub. JATENG No. 8 tahun 2001 Kualitas Kebisingan di lokasi dan lingkungan Tapak Proyek Parameter Lokasi Pengambilan Kebisingan Kebisingan Di lokasi rencana perumahan Di Lingkungan Hasil Ukur Kebisingan 45.18 dB(A) 49.8 dB (A) Baku mutu *) 55 dBA (Leq) *) 55 dBA (Leq) Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kebisingan, SK KepMenLH. No. 48/MenLH/11/1996). Baku Mutu 55 dBA (Leq) : untuk kawasan Permukiman 75 BA (Leq) : untuk kawasan perdagangan d. Besaran dampak peningkatan limpasan air hujan: - Menurunnya muka air tanah pada sumur dangkal sekitar area permukiman - Infiltrasi cadangan air tanah berkurang sebagai indikator angka limpasannya sebesar 0.4849 m3/det - Dampak limpasan air dapat dihitung sebagai berikut Q= 0.278 x C x I x A, maka diperoleh hasil dampak limpasan : Peningkatan run off = sehingga nilai skala kualitas lingkungan = 3 (moderat) 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan 48,49% a. Menyediakan lapangan kerja bagi warga sekitar sebagai buruh proyek dan memperbolehkan warga berjualan disekitar tapak proyek b. menjalankan sistem kerja sesuai SOP P2K3 untuk menjaga keselamatan kerja mampu mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja c. Pencegahan dampak kebisingan dan debu, memberlakukan aturan bagi semua pekerja proyek menggunakan APD berupa masker.Penyiraman jalan ditapak proyek secara berkala, pagi dan sore hari. d. Upaya pengelolaan peningkatan limpasan air hujan : - Jalan lingkungan perumahan dibuat menggunakan paving blok yang dapat meresapkan air hujan. - Membuat sumur resapan sebanyak 24 unit SPAH dengan spesifikasi SPAH diameter 0,8 m, kedalaman 3 m volume SPAH 1,5 m3.(perhitungan terlampir) 5) Lokasi Pengelolaan Tapak Proyek pembangunan perumahan 6) Waktu Pengelolaan a. Pengelolaan dampak peningkatan pendapatan masyarakat selama kegiatan konstruksi berlangsung b. Pengelolaan kecelakaan kerja selama kegiatan konstruksi berlangsung c. Pengelolaan dampak peningkatan debu dan kebisingan selama kegiatan konstruksi berlangsung d. Pengelolaan dampak peningkatan limpasan air hujan selama kegiatan konstruksi berlangsung 7) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup a. Observasi langsung dilapangan dan pendataan jumlah pekerja b. Pendataan adanya jumlah temuan kecelakaan udara ambien dan kerja di lokasi pembangunan c. Pengukuran kualitas kebisingan. pengukuran dikerjasamakan dengan pihak laboratorium yang terakreditasi. d. Observasi lapangan durasi hujan pada jam puncak dan terjadinya genangan. 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup a. Tapak Proyek dan lingkungan warga sekitar b. Tapak proyek c. Dilokasi tapak proyek dan lingkungan warga sekitar d. Tapak proyek 9) Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup a. Selama konstruksi berlangsung b. 1 kali terjadinya kejadian kecelakaan kerja c. Uji laboratorium udara dan kebisingan setiap 6 bulan sekali penyiraman akses jalan dan area proyek dilakukan pagi/sore d. Pengamatan limpasan air hujan saat hujan tinggi selama konstruksi berlangsung 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : PT. BUMI WIRA SEJAHTERA bag.Proyek Pengawas : DPU & Penataan Ruang Kab.Magelang Pelaporan : DPU & Penataan Ruang Kab.Magelang TAHAP OPERASIONAL a. Aktivitas Dapur 1) Sumber Dampak Kegiatan dapur setiap penghuni rumah 2) Jenis dampak - Dampak negatif (-), sampah dapur domestik - Dampak negatif (-), air limbah sisa cucian washbak dapur - Dampak negatif (-), timbulnya vector penyakit berupa lalat,nyamuk, kecoa, tikus (pinjal) 3) Besaran dampak a. sampah perumah/hari diperkirakan 1.2 kg/hari (perhitungan terlampir). b. Air limbah sisa cucian dapur 40,6 liter /hari/unit rumah (perhitungan terlampir). c. Jumlah vector penyakit lalat diperkirakan < 2 Indeks populasi lalat - Jumlah vector penyakit nyamuk diperkirakan < 0.025 MBR - Jumlah vector penyakit kecoa diperkirakan < 2 indeks populasi kecoa - Jumlah vector penyakit tikus diperkirakan < 2 indeks pinjal umum 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan a. menyediakan bak sampah tiap unit rumah ukuran 5 Liter kerjasama pihak ketiga warga dusun setempat untuk pengangkutan sampah perumahan tiap hari 24 jam sekali. b. Menyalurkan saluran air buangan dari washbak dapur menuju resapan limbah dan limbah cuci dapur dipastikan Tidak tercampur dengan saluran air limbah Kloset/WC dan saluran drainase c. Tidak menumpuk sampah lebih dari 2 hari, memilah sampah pada tempatnya jenis organic dan anorganik, menggunakan bak sampah tertutup, menutup lubang-lubang air dapur, membersihkan wash bak dapur setelah selesai pakai. Memasang perangkap lalat, nyamuk dan kecoa serta tikus dilantai dapur dan meja dapur. 5) Lokasi Pengelolaan Pada Tiap Rumah warga Perumahan 6) Waktu Pengelolaan Selama operasional perumahan berlangsung 7) Upaya Pemantauan Lingkungan - Observasi langsung dilapangan 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan - Di tapak unit rumah area Perumahan 9) Waktu Pemantauan Lingkungan - Pengangkutan sampah 1 hari sekali - Air limbah dapur dipantau 1 hari sekali - Vektor penyakit dipantau 1 hari sekali 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : Penghuni Perumahan Pengawas : Dinkes Kab.Magelang Pelaporan : Dinkes Kab. Magelang b. Aktivitas Kamar Mandi/Toilet 1) Sumber dampak aktivitas penghuni perumahan yang menggunakan toilet/KM 2) Jenis dampak Dampak negatif (-), berupa penurunan kualitas air tanah. 3) Besaran dampak Air limbah sisa aktivitas penghuni rumah pada toilet /KM per hari sebesar 33,6 liter/hari/unit rumah 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan Penurunan Kualitas - Memisahkan antara saluran limbah cair domestic, limbah cair dapur dengan saluran air drainase hujan - Membuat septictank dan resapan air limbah - Memperbaiki dan memelihara kondisi septictank. 5) Lokasi Pengelolaan Saluran pembuangan limbah toilet/KM, saluran air limbah dapur dan saluran drainase tiap rumah 6) Waktu Pengelolaan Selama kegiatan operasi perumahan berlangsung. 7) Upaya Pemantauan Lingkungan - Pengamatan langsung khususnya di MCK Perumahan. - Pengamatan langsung terhadap kebocoran pipa/ saluran limbah cair domestik, dapur dan drainase. 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan MCK Perumahan, saluran drainase, saluran limbah cair dari dapur. 9) Waktu Pemantauan Lingkungan 1 hari sekali selama masa operasional 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : Penghuni Perumahan Pengawas : Dinkes, DLH Kab.Magelang Pelaporan : Dinkes, DLH Kab. Magelang c. Kegiatan Mobilisasi Kendaraan Perumahan 1) Sumber dampak Aktivitas warga Perumahan yang mengendarai mobil/motor setiap hari di lingkungan area perumahan 2) Jenis dampak - Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan 3) Besaran dampak i. Hasil uji pengukuran kualitas udara ii. Kualitas Kebisingan Kualitas udara ambien di Tapak Proyek Parameter NO2 SO2 CO O3 TSP Hasil ukur Laboratorium area Lingkungan tapak ± 50m utara proyek tapak proyek 30.13 39.13 62.04 112.74 248.66 277.37 4.94 4.89 75.81 75.67 Baku mutu Sat 316 632 15.000 200 230 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 µg/m3 Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kualitas udara Ambien SK Gub. JATENG No. 8 tahun 2001 Kualitas Kebisingan di lokasi dan lingkungan Tapak Proyek Parameter Lokasi Pengambilan Kebisingan Kebisingan Di lokasi rencana perumahan Di Lingkungan Hasil Ukur Kebisingan 45.18 dB(A) 49.8 dB (A) Baku mutu *) 55 dBA (Leq) *) 55 dBA (Leq) Sumber :Data Primer,Lab.Hiperkes Jogjakarta, Februari 2018 * Baku Mutu Kebisingan, SK KepMenLH. No. 48/MenLH/11/1996). Baku Mutu 55 dBA (Leq) : untuk kawasan Permukiman 76 dBA (Leq) : untuk kawasan perdagangan 4) Upaya Pengelolaan Lingkungan - Menanam pohon yang dapat mereduksi pollutan udara (debu) dan mereduksi kebisingan antara lain Glodogan pecut dan glodogan tiyang, Lidah mertua, untuk mengurangi CO, dan debu sekitar area. - Menanam pohon bamboo pringgodani untuk mereduksi kebisingan disekitar area perumahan dari suara kendaraan 5) Lokasi Pengelolaan - Di areal perumahan 6) Waktu Pengelolaan Selama operasional perumahan 7) Upaya Pemantauan Lingkungan Uji laboratorium udara dan kebisingan setiap 6 bulan sekali penyiraman akses jalan dan area proyek dilakukan pagi/sore 8) Lokasi Pemantauan Lingkungan - Di dalam lokasi area perumahan 9) Waktu Pemantauan Lingkungan - 1 x selama masa operasional (pada saat serah terima perumahan dengan warga) atau jika diperlukan 10) Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup Pelaksana : Penghuni Perumahan Pengawas : DLH Kab.Magelang Pelaporan : DLH Kab. Magelang