Skema Pembuatan Poliblend Cangkang Telur – Biji Kelor 1. Cangkang telur Dibersihkan Dikeringkan 2. Biji Kelor Dibersihkan Dikeringkan Cangkang telur bersih Biji Kelor bersih Dibubuk 75-125 mesh Serbuk cangkang telur Dibubuk 40 mesh Serbuk biji kelor Polilend (Berat campuran 10 gram) Perbandingan: 0:5 1:4 2:3 3:2 4:1 5:0 Skema Proses Absorpsi Sampel Air + Poliblend Distirer selama 60 menit kecepatan 400 rpm Campuranair-poliblend Disentrifuge selama 10 menit pada kecepatan maks alat Supernatan Residu Diuji pH dengan pH meter Diuji kekeruhan dengan turbidimeter Diuji COD dengan titrasi Data Percobaan. A. Pembuatan Bubuk Cangkang Telur Cangkang telur dicuci menggunakan detergen dan dibuang lapisan membrannya, dibilas beberapa kali dengan air, kemudian dibilas kembali beberapa kali dengan aquades. Setelah itu cangkang dikeringkan pada suhu kamar. Lalu cangkang digerus dan diayak hingga ukuran 75125 mesh. Cangkang disimpan di desikator untuk dibuat poliblend dan uji gugus fungsi B. Pembuatan bubuk biji buah kelor Mengambil buah kelor yang sudah tuah dan kering dipohon, dimbil bijinya lalu dikeringkan selama 6 jam pada sinar matahari, selanjutnya dikuliti diambil biji bagian dalam yang berwarna putih. Selanjutnya dikeringkan kembali hingga kadar airnya 2%. Dibuat bubuk dengan ukuran 40 mesh. Disimpang di desikator atau oven listrik untuk dibuat adsorben dan uji gugus fungsi C. Pembuatan poliblend Masing-masing bubuk pada bagian A dan B dicampur secara merata untuk dipoblend dengan perbandingan A: B yaitu: 0 : 5, 1 : 4, 2 : 3, 3 : 2, 4 : 1, 5 : 0. Berat kering setiap campuran yang dibuat adalah 10 gram. Selanjutnya campuran dibuat pasta dan dibentuk persegi, dikeringkan hingga kadar air 2%. Pasta yang diperoleh dikarakterisasi (uji spektroskopi dan kekuatan tarik). Data yang diperoleh dianalisis karakternya untuk mencari poliblend yang berkualitas. D. Uji Daya Adsorpsi Poliblend yang dibuat diuji daya adsorpsinya terhadap pertikel-partikel koloid di dalam air limbah dan air kotor/air gambut dengan tahapan sebagai berikut: 1. Air limbah (industri) dan air gambut yang akan diolah menjadi air bersih diuji sifat fisik,kimia dan mikrobiologinya. 2. Air tersebut dipoint 1. Diolah dengan menggunakan adsorben dari hasil poliblend pada bagian C. Selanjutnya dianalisis sifatsifat air yang diperoleh sesuai parameter uji pada point 1, tetapi standarnya menggunakan standar kualitas air minum dari Peraturan Menteri kesehatan Nomor. 492/MENKES/PER/IV/2010 dan Peraturan Pemerinta Nomor 82 tahun 2001 tentang air kelas I. 3. Data yang diperoleh dari setiap air bersih, dianalisis kualitasnya, untuk memperoleh kekuatan adsorben yang paling baik (dari poliblend bagian C), selanjutnya untuk dibuatkan rangkaian alat pengolahan air yang beskala rumah tangga Masing-masing bubuk pada bagian A dan B dicampur secara merata untuk dipoblend dengan perbandingan A: B yaitu: 0 : 5, 1 : 4, 2 : 3, 3 : 2, 4 : 1, 5 : 0. Berat kering setiap campuran yang dibuat adalah 10 gram. Selanjutnya campuran dibuat pasta dan dibentuk persegi, dikeringkan hingga kadar air 2%. Pasta yang diperoleh dikarakterisasi (uji spektroskopi dan kekuatan tarik). Data yang diperoleh dianalisis karakternya untuk mencari poliblend yang berkualitas