Uploaded by gramatolina83

Analisis Kemampuan Metakognisi Calon Guru

advertisement
Volume 10. No. 1 April 2019
ISSN 2580 – 1058
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume Nomor Halaman
Vox
Edukasi
1-77
10
1
Sintang
April
2019
ISSN
2580 – 1058
ISSN 2580 – 1058
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
VOX EDUKASI
JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN
VOL. 10 No. 1 April 2019
EDITOR IN CHIEF:
Nelly Wedyawati, S.Si., M.Pd.
(STKIP Persada Khatulistiwa Sintang)
EDITOR:
Anyan, M.Kom.
(STKIP Persada Khatulistiwa Sintang)
Thomas Joni Verawanto Aristo, M.Pd
(STKIP Persada Khatulistiwa Sintang)
REVIEWERS:
Dr. Hilarius Jago Duda, S.Si., M.Pd.
(STKIP Persada Khatulistiwa Sintang)
Herpanus, S.P., M.A., Ph.D
(STKIP Persada Khatulistiwa Sintang)
Bintoro Nugroho, M.Si., Ph.D
(Universitas Tanjungpura Pontianak)
Eliana Yunitha Seran, M.Pd.
(STKIP Persada Khatulistiwa Sintang)
Mardawani, M.Pd.
(STKIP Persada Khatulistiwa Sintang)
Dessy Triana Relita, M.Pd.
(STKIP Persada Khatulistiwa Sintang)
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Kalimantan Barat
Jl. Pertamina Sengkuang KM. 4 Kapuas Kanan Hulu Sintang Kalimantan Barat
Kotak Pos 126, Kalbar, Hp/Telp. (0565) 2025366/085245229150/085245847748)
Website:http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/VOX
Email: [email protected]/[email protected]
ISSN 2580 – 1058
VOX EDUKASI
JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN
VOL. 10 No. 1 April 2019
DAFTAR ISI
PERBEDAAN EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD DAN NHT DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPA SISWA
KELAS 4 SD GUGUS JOKO TINGKIR
Natalia, Firosalia Kristin & Indri Anugraheni
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana
1–11
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE IMAGINE
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA
PENDEK
Eti Sunarsih & Shela Fristika
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (STKIP) Singkawang
12–18
PERANAN DEWAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI I KABUPATEN
MELAWI
Felix Semaun
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Sintang
19–28
KORELASI TINDAKAN BULLYING DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS TINGGI SEKOLAH DASAR NEGERI 27 PAUH DESA TAHUN
PELAJARAN 2018/2019
Nelly Wedyawati & Theodora Dayanti Inapeni Ratu Makin
PGSD STKIP Persada Khatulistiwa Sintang
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN
PEMBELAJARAN MELALUI PENDAMPINGAN PADA IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
Heri Bertus
Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
29–44
45–60
ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI MAHASISWA CALON GURU
Anita &Syarif Lukman Hakim Assagaf
61–65
Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak
PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP
KESIAPAN KERJA SISWA SMK KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN
JARINGAN SE-KOTA SINTANG
Fatkhan Amirul Huda, Munawar Thoharudin & Avelius Dominggus Sore
Program Studi Pendidikan Komputer, STKIP Persada Khatulistiwa
Program Studi Pendidikan Ekonomi, STKIP Persada Khatulistiwa
66–77
61 | V O X E D U K A S I V O L 1 0 N o . 1 A p r i l 2 0 1 9
ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI MAHASISWA CALON GURU
Anita & Syarif Lukman Hakim Assagaf
Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak
Email: [email protected],[email protected]
Abstract: The metacognition skill is a skill that students should aware in terms of gaining knowledge
independently and finding the solutions to the problems. One of the learning processes that can train
students' metacognitive abilities is in the process of practice. This study aimed to determine the
description of the metacognition ability IKIP PGRI Pontianak students on learning the basic of
electronic practices in series and parallel circuit material. This research employed a descriptive
method along with a quantitative approach. The data collection techniques was conducted by giving
the indirect communication form techniques and the tools of data collection was used in this research
were questionnaire that was arranged based on the metacognition indicatora and had been validated
by the researcher. The sample consisted of all fourth semester students who were taking basic
electronic practice courses for the 2017/2018 academic year. The data analysis used in this study is
quantitative data analysis. The results of the data analysis indicated that the overall metacognition
ability of students was classified as very good with an average score of 84.16%.
Keywords: basic electronics,metacognition skill, practicum
Abstrak: Kemampuan metakognisi merupakan kesadaran yang dimiliki siswa untuk mendapatkan
pengetahuan secara mandiri dan menemukan solusi dari permaslahan yang ditemukan. Salah satu
proses pembelajaran yang dapat melatih kemampuan metakognisi siswa adalah pada proses pratikum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kemapuan metakognisi mahasiswa IKIP
PGRI Pontianak pada pratikum elektronika dasar pada materi rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpul
data berupa teknik komunikasi tidak langsung dengan alat pengumpul data berupa. Angket yang
digunakan disusun berdasarkan indikator metakognisi dan telah divalidasi. Subjek penelitian ini
adalah mahasiswa semester IV yang sedang mengambil mata kuliah pratikum elektronika dasar tahun
ajaran 2017/2018. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif.
Hasil analisis data diperoleh bahwa kemampuan metakognisi mahasiswa secara keseluruhan tergolong
sangat baik dengan rata-rata nilai sebesar 84.16%.
Kata Kunci:elektronika dasar, kemampuan metakognisi, pratikum
ISSN 2580 – 1058
Anita & Assagaf, Analisis Kemampuan Metakognitif... | 62
menjadi sebuah kebiasaan (Pratiwi, dkk,
PENDAHULUAN
Siswa yang dikatakan sukses adalah siswa
2016).
yang memiliki kemampuan mengetahui apa
Salah satu proses pembelajaran yang dapat
yang dapat dipelajari dan mengetahui cara
melatih kemampuan metakognisi siswa adalah
yang terbaik dalam belajar untuk dirinya.
pada proses pratikum. Pada proses pratikum
Selain itu, siswa juga mengetahui saat yang
siswa
tepat
mengembangkan
untuk
meminta
bantuan
dalam
diberikan
keleluasan
kemampuannya
untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang
berhipotesis,
dihadapinya. Kemampuan ini disebut dengan
penyelesaian terhadap permasalahan yang
kemampuan metakognisi.
diberikan, mengontrol, mengulang kembali
Kemampuan
langkah-langkah
merupakan
jika terdapat kekeliruan serta menngambil
kemampuan yang dimiliki sesorang individu
kesimpulan dari hasil percobaan yang telah
untuk
dilakukan.
dapat
metakognisi
merancang
untuk
belajar
secara
mandiri.
Permasalahan
yang
muncul
Kemampuan ini sangat diperlukan dalam
diharapkan dapat diselesaikan secara bersama-
proses pembelajaran dimana saat ini lebih
sama karena dalam pratikum mahasiswa
diutamakan
bersifat
dilatih untuk berfikir dan bersikap ilmiah
student learning center atau pembelajaran
sehingga dapat memecahkan permsalahna
berpusat pada siswa. Dengan demikian apabila
yang ditemukan (Malik, 2015).
pembelajaraan
yang
kemampuan metakognisi siswa tinggi akan
menjadikan
pembelajaranmandiri,
Salah satu maka kuliah yang diberikan
dimana
kepada mahasiswa yang melibatkan proses
siswa telah mengetahui mengenai informasi
pratikum adalah mata kuliah Elektronika
aktivitas yang ingin dicapai (Suratno, 2011).
Kemampuan metakognisi siswa meliputi
aktivitas
orientasi
konsep,
langkah-langkah
mengontrol
kegagalan,
merencanakan
penyelesaian
proses
kognitif
pengarahan
dan
masalah,
jika
terjadi
serta
proses
mengevaluasi hasil proses. Sehingga pada
dasar. Tujuan dari pratikum elektronika
dasar dilakukan untuk membuktikan teoriteori yang telah dipelajari sebelumnya.
Oleh
karena
kemampuan
itu,
sangat
metakognisi
diperlukan
mahasiswa
dalam berfikir dan bersikap secara ilmiah.
akhirnya dengan kemampuan metakognisi,
siswa dapat mengambil sebuah keputusan
terhadap situasi tertentu berdasarkan pilihan
METODE PELAKSANAAN
Penelitian
ini
menggunakan
deskriptif
dengan
metode
strategi yang telah dirancang sebelumnya
penelitian
(Risnanosanti, 2008).
kualitatif. Metode deskriptif pada penelitian ini
Siswa
yang
memiliki
karakter
pendekatan
yang
digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan
berkemampuan metakognisi tidak muncul
metakognisi mahasiswa IKIP PGRI Pontianak
dengan sendirinya, tetapi perlu sebuah proses
setelah memperoleh pembelajaran pratikum
yang memerlukan waktu dan latihan sehingga
ISSN 2580 – 1058
63 | V O X E D U K A S I V O L 1 0 N o . 1 A p r i l 2 0 1 9
elektronika dasar sebanyak dua kali tatap
kemampuam metakognisi mahasiswa seperti
muka
pada Tabel1.
pada
materi
rangkaian
seri
dan
rangkaian parallel.
Sample
pada
penelitian
ini
adalah
mahasiswa semester IV yang mengambil mata
kuliah
Elektronika
Dasar
tahun
ajaran
2017/2018 yang terdiri dari satu kelas. Untuk
memperoleh data kemampuan metakognisi
digunakan alat pengumpul data berupa angket
metakognisi yang telah disusun berdasarkan
indikator kemampuan metakognisi. Angket
yang disusun dalam bentuk skala Likert
dengan rentang skor 1 sampai dengan 4.
Sebelum digunakan angket terlebih dahulu
divalidasi oleh ahli materi. Validasi dilakukan
oleh validator sebanyak dua orang. Setelah
angket dinyatakan layak kemudian angket
digunakan untuk mengumpulkan data.
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kuantitatif.
Tabel
1.
Kemampuan
Metakognisi
Mahasiswa
Indikator
Nilai Kriteria
Mengindentifikasi masalah 91.67 Sangat
tinggi
Mengidentifikasi konsep
85
Sangat
tinggi
Mempertimbangkan
75.8
Tinggi
implikasi suatu konsep
Mengkonstruksi hubungan 84.17 Sangat
pengetahuan sebelumnya
tinggi
dengan pengetahuan yang
akan dipelajari
Merencanakan
aktivitas 78.33
Tinggi
belajar
Memonitor setiap langkah 86.67 Sangat
yang akan dilakukan
tinggi
Mengidentifikasi sumber- 86.11 Sangat
sumber kesalahan
tinggi
Membuat kesimpulan
87.5
Sangat
tinggi
Rata-rata Keseluruhan
84.16 Sangat
tinggi
Berdasarkan
Tabel.1,
untuk
setiap
Analisis data dilakukan terhadap hasil angket
indikator metakognisi, tergolong pada kriteria
kemampuan metakognisi mahahasiswa calon
sangat tinggi. Hal ini dikarenakan dalam
guru. Pengolahan data rata-rata kemampuan
pratikum, kemampuan metakognisi mahasiswa
metakognisi menggunakan rumus sebagai
dilatih untuk berpikir ilmiah, bersikap ilmiah
berikut:
dengan
𝑀=
π‘Ÿ
𝑅
π‘₯ 100%
memberikan
kesempatan
kepada
…(1)
mahasiswa untuk menuangkan ide-ide yang
(Pratiwi, dkk, 2016)
dimiliki dalam memecahkan permasalahan
Dengan 𝑀 adalah rata-rata kemampuan
metakognisi, π‘Ÿ adalah rata-rata skor, dan
yang ada (Malik, dkk, 2015).
Pada proses mengindentifikasi masalah
dan mengindentifikasi
𝑅adalah skor maksimal
konsep merupakan
bagian awal dari proses pratikum. Dimana
mahasiswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
diberikan
sebuah
pertanyaan-
Penelitian ini merupakan penelitian dasar
pertanyaan yang mengali pemahaman awal.
yang bertujuan untuk memperoleh gambaran
Pertanyaan tersebut membantu mahasiswa
kemampuan
dalam menentukan sebuah hipotesis dari kasus
metakognisi
mahasisswa.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data
yang ada.
Hal ini sesuai dengan Nuvitalia
ISSN 2580 – 1058
Anita & Assagaf, Analisis Kemampuan Metakognitif... | 64
(2014) yang menyatakan bahwa dengan
yang harus dilakukan adalah mengambil data.
menerapkan metakognisi dapat meningkatkan
Monitoring dilakukan pada setiap langkah-
nalar siswa dengan melibatkan kegiatan
langkah untuk menghindari kekeliruan dari
langsung.
yang telah direncanakan.
Untuk
kemampuan
mengimplikasikan
Secara umum kemampuan metakognisi
terhadap suatu konsep dan mengkontruksi
mahasiswa tergolong sangat tinggi dengan
hubungan pengetahuan sebelumnya dengan
nilai rata-rata sebesar 84.16%. Hal ini berarti
pengetahuan yang akan dipelajari, kemampuan
bahwa kemampuan metakognisi yang dimiliki
kognisi mahasiswa tergolong sangat tinggi.
mahasiswa yang meliputi kegiatan orientasi
Dalam
dapat
masalah dan konsep, merencanakan langkah-
mengaitkan dan menghubungkan materi yang
langkah atau strategi penyelesaian masalah,
akan dipelajari dengn materi sebelumnya.
pengontrolan serta proses evaluasi sangat
Apabila materi yang sebelumnya telah dikuasi
tinggi.
hal
ini,
mahasiswa
telah
dan dipahami tentu saja akan mempermudah
Hasil yang sangat tinggi ini diharapkan
dalam memahami materi selanjutnya. Dengan
dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
demikian hal ini tentu akan berdampak pada
Hal ini senada dengan Nurmalasari (2015),
hasil belajar mahasiswa. Hal ini senada dengan
semakin baik kemampuan metakognisi yang
Nurmalasari (2015) yang menyatakan bahwa
dimiliki peserta didik maka semakin baik juga
apabila indikator awal sudah dianggap tuntas
hasil belajar yang diperoleh. Ditambahkan
maka
Malik,dkk
siswa
akan
lebih
mudah
untuk
(2015),
bahwa
berbasis
dengan
memahami materi pada indikator selanjutnya,
pembelajaran
pratikum
dapat
dan sebaliknya apabila indikator awal belum
menunjang keberhasilan proses pembelajaran,
dikuasai oleh siswa maka siswa akan lebih
khususnya hasil belajar fisika.
sulit dalam memahami indikator berikutnya.
Kriteria
kemampuan
metakognisi
SIMPULAN
mahasiswa untuk indikator merencanakan,
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
memonitor serta mengindentifikasi sumber
data yang dilakukan bahwa secara umum
kesalahan-kesalahan
tergolong
dan
kemampuan metakognisi mahasiswa IKIP
sangat
Keberhasilan
sebuah
PGRI Pontianak yang mengambil pratikum
pembelajaran sangat ditentukan pada proses
elektronika dasar tergolong sangat tinggi
perencanaan. Pada proses pratikum elektronika
sebesar 84,16%
tinggi.
tinggi
dasar ini, mahasiswa dibimbing dan dilatih
UCAPAN TERIMA KASIH
merencanakan langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk mendapatkan data. Langkahlangkah
tersebut
dilakukan
untuk
membuktikan hipotesis yang telah dibuat.
Setelah tersusun strategi maka hal berikutnya
Terima kasih kepada DPRM Kemenristek
Dikti yang telah memberikan bantuan dana
hibah penelitiasn dosen pemula (Nomor
kontrak
014/L.202.103/PDP/III/2018)
dan
ISSN 2580 – 1058
65 | V O X E D U K A S I V O L 1 0 N o . 1 A p r i l 2 0 1 9
LPPM IKIP PGRI Pontianak yang telah
memberikan
dukungan
dan
motivasinya
kepada penulis.
Stategi
Jigsaw,
Reciprocal
Teaching (RT), dan Gabungan
Jigsaw-RT. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 18(1), 11-18.
DAFTAR RUJUKAN
Malik, A. H. (2015). Model Praktikum
Problem Solving Laboratory untuk
Meningkatkan
Keterampilan
Proses
Sains
Mahasiswa.
Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS
2015), (pp. 193-196). Bandung.
Nurmalasari, L. W. (2015). Pengaruh
Kemampuan Metakognisi terhadap
Hasil Belajar Matematika di SMP
Negeri
2
Leuwimunding
Kabupaten Majalengka. Nusantara
of reasearch, 2(2), 133-147.
Nuvitalia. (2014). Elemen Bernalar:
Implikasi dan akibat-akibat Pada
Indikator Mengantisipasi Serta
Mencari Solusi terhadap Masalah
Melalui
Metakognisi.
Phenomenon, 4(2), 43-50.
Pratiwi, I. S. (2016). Peningkatan
Kemampuan Metakognisi dan
Hasil Belajar Siswa dengan
Pendekatan Keterampilan Proses
Melalui Think Pair Share Pada
Siswa
Kelas
X-3
SMAN
Yosowilangun Lumajang Tahun
2014/2015. Jurnal Edukasi UNEJ,
III(2), 22-28.
Risnanosanti.
(2008).
Kemampuan
Metakognitif
siswa
Dalam
Pembelajaran
Matematika.
Phytagoras, 4(1), 86-98.
Suratno. (2011). Kemampuan Metakognisi
denan Metacognitive Awareness
Inventory
(MAI)
pada
Pembelajaran Biologi SMA dengan
ISSN 2580 – 1058
Download