Pengaruh Latihan ROM (Range of Motion) Pasif Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Pada Pasien CVA Infark Di Ruang Pajajaran RSUD Prof.Dr.Soekandar Mojosari Mojokerto ABSTRACT Oleh: Eka Nur So’emah A CVA Infark can cause defects in the form of paralysis, impaired mobility and how to minimize disability after CVA Infark is in rehabilitation with exercise is the motion of joints or passive ROM. This research aims to identify the influences of passive ROM exercises to increase the ability of motor on CVA Infark patients in Pajajaran RSUD Prof.Dr.Soekandar Mojosari. The design used in this research are pre-method of one group pretest – posttest. As the population in ischemic stroke patients is the Pav.Pajajaran RSUD Prof.Dr.Soekandar Mojosari. A sample of 15 people selected by non-probability sampling methods with consecutive sampling. Instrument research using Manual Muscle Testing. Data analysed using the T-test of paired samples. Results before being given a passive ROM exercises on average had one muscle strength scale, after being given an average exercise improved muscle strength. T-test analysis Test shows that there is the influence of exercise on the ROM upgrade on motor pre and post test (ρ=0,000< 0.05). The implications of this research are passive ROM exercises can improve motor ability ekstermitas in CVA Infakr patients. Necessitating the granting of passive ROM exercises as early as possible. Keywords: ROM (Range of Motion), motor, CVA Infark A. PENDAHULUAN setelah serangan stroke adalah dengan Stroke, atau cedera serebrovaskular rehabilitasi. Rehabilitasi pasien stroke (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang salah satunya adalah dengan latihan gerak diakibatkan oleh berhentinya suplai darah sendi atau ROM (Wina, 2009). Frekuensi ke bagian otak (Brunner dan Suddarth, latihan dengan periode singkat dan sering 2002). Stroke dapat menyebabkan cacat lebih disukai daripada lama dalam interval berupa kelumpuhan anggota gerak atau jarang (Brunner dan Suddarth, 2002). disebut dengan hemipharase, gangguan Kenyataannya dari hasil observasi bicara, proses berpikir daya ingat, dan dan pengamatan kurang lebih selama 1 bentuk-bentuk kecacatan yang lain sebagai bulan pada bulan juni 2014 yang dilakukan akibat gangguan fungsi otak (Arif, 2008 : di RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari 128). Cara untuk meminimalkan kecacatan pasien stroke mengalami hemiparase sehingga kemampuan motorik menurun, dapat seharusnya dilakukan sesering mungkin septikemia (akibat ulkus dekubitus atau tetapi pasien hanya menunggu jadwal infeksi saluran kemih), trombosis vena fisioterapi datang. Dikarenakan jumlah dalam (deep vein thrombosis, DVT) dan dari tim fisioterapi hanya ada dua orang emboli paru. Dampak pada pasien stroke Fisioterapis yang dan satu orang dokter menyebabkan mengalami pneumonia, hemiparase dapat Fisioterapis dan mereka harus memberikan menyebabkan atrofi dan kontraktur otot pelayanan baik di poli Rehap Medik dan (Nardi, 2008). seluruh ruang rawat inap, sehingga jadwal Hasil penelitian sebelumnya yang untuk fisioterapi ROM (Range Of Motion) dilakukan Ulliya, et al (2007), di Panti menunggu antrian. Berdasarkan data yang Werdha diperoleh di Poli Rehab Medik RSUD Subyek sebanyak 8 yang dilakukan latihan Prof. Dr. Soekandar pasien CVA yang ROM sebanyak 5 kali dalam seminggu berkunjung untuk fisioterapi pada bulan selama 6 minggu. Fleksibilitas sendi Januari 2013 sampai dengan Desember diukur pada sebelum, setelah 3 minggu 2014 terdapat 698 kunjungan, dan tiga dan setelah 6 latihan ROM (Range Of bulan terakhir dari bulan April terdapat 64 Motion). Hasil penelitian menunjukkan kunjungan, bulan Mei Wening Wardoyo Unggaran. terdapat 72 bahwa ada peningkatan yang signifikan kunjungan dan bulan Juni terdapat 68 antara pengukuran pertama-kedua pada kunjungan. fleksi sendi lutut kanan dan kiri dan antara Menurut Yasmin (2000, dalam pengukuran pertama-ketiga pada fleksi Nurnaningsih, 2011) adanya kerusakan sendi lutut kiri. Simpulan pada penelitian atau cidera pada motor neuron (saraf ini adalah latihan ROM (Range Of Motion) pusat) mengakibatkan perubahan pada meningkatkan fleksibilitas sendi lutut kiri kekuatan otot, tonus, dan aktivitas refleks. sebesar 35° atau 43,75%. (Ulliya, et al, Hal ini mengakibatkan kelemahan otot, 2007 ). Penelitian Yulinda (2009), di kehilangan aktivitas refleks, kehilangan RSUP H.Adam Malik Medan. Sebanyak tonus otot atau atrofi otot. Oleh karena 44 orang pasien stroke iskemia, 25 orang itulah aktivitas fisik atau latihan rentang (56,8%) pria dan 19 orang (43,2% ) gerak dalam wanita. Rerata perbaikan kemampuan Menurut motorik berdasarkan nilai Indeks Barthel Warlow CP et al (2001), dalam Ginsberg. setelah empat minggu diterapi latihan (2008) komplikasi dari hemiplegia berat berkisar yang berhubungan dengan imobilisasi (IK95%), sedangkan rerata perbaikan nilai sangat mengembalikan diperlukan kerja otot. antara 13,34 sampai 20,73 MMT (Manual Muscle Testing) berkisar rawat antara 12,99 sampai 20,73 (IK95%). komplikasi akibat kurang gerak seperti Analisis uji T dependen menunjukan kontraktur, kekakuan sendi pada pasien bahwa ada perbedaan yang bermakna baik stroke. berdasarkan nilai Indeks Barthel maupun manfaat dari ROM (Range Of Motion), nilai MMT (Manual Muscle Testing) di peneliti ingin mengetahui pengaruh latihan awal dan setelah empat minggu terapi ROM (Range Of Motion) pasif terhadap latihan (nilai p<0,05). peningkatan kemampuan motorik pada Untuk meminimalkan kecacatan setelah serangan stroke adalah dengan inap, menghindari Berdasarkan pasien CVA Infark dari adanya banyaknya di Ruang Pajajaran RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari. rehabilitasi. Rehabilitasi pasien stroke salah satunya adalah dengan latihan gerak B. METODOLOGI PENELITIAN sendi atau ROM (Range Of Motion) Desain pada penelitian ini adalah (Wina, 2009). Latihan gerakan ROM pra experiment. Dengan metode one group (Range Of Motion) terbagi menjadi dua, pretest-postest untuk mengetahui pengaruh yaitu ROM (Range Of Motion) aktif dan latihan ROM pasif terhadap peningkatan ROM (Range Of Motion) pasif (Brunner kemampuan motorik pada pasien stroke. dan Suddarth, 2002). Pemberian terapi Populasi, adalah semua pasien ROM (Range Of Motion) pasif berupa CVA Infark yang di Ruang Pajajaran latihan gerakan pada bagian pergelangan RSUD tangan, siku, bahu, jari-jari kaki atau pada dengan kriteria sebagai berikut: bagian (1) Pasien hemiparase dengan kekuatan ekstermitas hemiparese sangat yang mengalami bermanfaat untuk Prof.Dr.Soekandar Mojosari otot 0-1 menghindari adanya komplikasi akibat (2) Pasien yang tidak mengalami fraktur kurang gerak, seperti adanya kontraktur, (3) Pasien yang di rawat di kekakuan sendi (Irfan,2010). Prinsip dasar dari latihan ROM (Range Of Motion) pasif diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan 2 kali sehari, ROM (Range Of Motion) pasif dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien. (Suratun, et al, 2008). Banyak manfaat dari ROM (Range Of Motion) yaitu untuk meningkatkan kekuatan otot, mengurangi lamanya hari Ruang Pajajaran (4) Pasien CVA infark dengan setelah melewati fase akut (5) Pasien CVA infark dengan usia 18-75 tahun keatas (6) Pasien tidak terjadi resiko TIK Sampel, dalam penelitian berjumah 15 responden. Teknik sampling, non probability sampling dengan metode Accidental sampling. Variabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia independen adalah pemberian latihan ROM pasif. Variabel 13,3% (2) 46,7% (7) 34-54 thn 55-74 thn dependen adalah peningkatan kemampuan motorik pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi di Ruang Pajajaran > 75 thn 40% (6) RSUD Prof.Dr.Soekandar Mojosari. uji statistik Gambar 2 Karakteristik Berdasarkan Usia Responden yang digunakan adalah Uji Modus Hasil penelitian diatas gambar 2 C. HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan dari 15 orang, sebanyak 7 orang (46,7%) memiliki usia 35-54 tahun, PENELITIAN 1. Karakteristik Responden 6 orang (40%) memiliki usia 55-74 tahun, dan sisanya 2 orang (13,3%) memiliki usia Berdasarkan Jenis Kelamin >75 tahun 26,7% (4) laki-laki perempuan 73,3% (11) 3. Kemampuan Motorik Pasien CVA Infark Sebelum Diberikan ROM Pasif Gambar 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil penelitian diatas gambar 1 menunjukkan dari 15 11orang (73,3%) 53,3% (8) 46,7% (7) kekuatan otot 0 kekuatan otot 1 orang, sebanyak berjenis kelamin perempuan, dan sisanya 4 orang (26,7%) Gambar 3 Kemampuan Motorik Pasien CVA Infark Sebelum Diberikan ROM Pasif berjenis kelamin laki-laki Hasil penelitian diatas pada gambar 3 menunjukkan dari 15 orang, sebelum diberi latihan ROM pasif sebanyak 8 orang (53,3%) mempunyai skala kekuatan otot 1, dan sisanya sebanyak 7 orang (46,7%) mempunyai skala kekuatan otot 0 4. Kemampuan Motorik Pasien CVA peningkatan kekuatan otot 0-1 menjadi Infark Sesudah Diberikan ROM kekuatan otot 1, dan sebanyak 4 responden Pasif (26,7%) mengalami peningkatan kekuatan 13,3% (2) 26,7% (4) kekuatan otot 0 60% (9) otot 0-1 menjadi kekuatan otot 2 dan yang tetap kekuatan otot 0 setelah pre dan post kekuatan otot 1 test ada 2 responden (13,3%). Kekuatan kekuatan otot 2 otot yang sering muncul pada pre test kekuatan otot 1, sedangkan pada saat post test Gambar 4 Kemampuan Motorik Pasien CVA Infark Sesudah Diberikan ROM Pasif kekuatan otot 1. Hal tersebut menunjukkan adanya hasil yang signifikan setelah diberikan latihan ROM (Range of Motion) Pasif terhadap responden dengan Hasil penelitian pada gambar 4. CVA infark. Berdasarkan hasil uji menunjukkan bahwa setelah diberi latihan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan ROM pasif selama 6 hari yang dimulai 2 bahwa didapatkan nilai signifikansi (2- hari setelah pasien masuk rumah sakit tailed) = 0.003 dan α=0,05, karena ρ< α sebanyak 9 orang (60%) mempunyai skala sehingga Ho ditolak yang artinya terdapat kekuatan (26,7%) pengaruh, ρ=0,003 (ρ<0,05) artinya ada mempunyai skala kekuatan otot 2 , dan pengaruh latihan ROM pasif terhadap sisanya 2 orang (13,3%) mempunyai skala peningkatan kemampuan motorik pada kekuatan otot 0. pasien CVA Infark otot 1, 4 orang Berdasarkan ini Sesudah menunjukkan terjadi peningkatan kekuatan Latihan ROM Pasif Pada Pasien otot sebelum dan sesudah dilakukan CVA Infark ROM(Range of Motion) Tabel 1. Analisa Sebelum Dan Sesudah Latihan ROM Pasif Pada Pasien CVA Infark menujukkan bahwa ada 5. Analisa Sebelum Dan Skala Kekuatan Otot Pre Pos t 7 2 0 46.7 % 13.3 % 8 9 1 53.3 % 60% 2 To t ๏ 0 0% 15 4 26.7 % 15 Hasil tabel 1 menunjukan sebanyak 9 penelitian responden (60%) mengalami Pasif, pengaruh ROM(Range of Motion) pasif terhadap peningkatan kemampuan otot motorik pada pasien CVA Infark. D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Pada pengukuran kekuatan otot dari 15 orang pasien CVA Infark di Ruang Pajajaran Prof.Dr.Soekandar RSUD b. Bagi perawat; Perawat disarankan Mojosari, lebih meningkatkan latihan ROM sebelum diberi latihan ROM pasif (Range sebanyak berkolaborasi dengan fisioterapis 8 orang (53%) mempunyai skala kekuatan otot 1. b. Pada pengukuran kekuatan otot dalam of Motion) membantu dan melakukan latihan ROM pasif maupun aktif dari 15 orang pasien CVA Infark di bagi Ruang RSUD hemiparase, dan membuat POA Mojosari untuk pelaksanaan ROM (Range of setelah diberi latihan ROM pasif Motion) pada pasien CVA infark sebanyak yang sudah melewati masa akut. Pajajaran Prof.Dr.Soekandar 9 orang (60%) mempunyai skala kekuatan otot 1. c. Latihan ROM Pasif pada Pasien CVA pasien kepada Rumah menentukan Berdasarkan pemberian uji mengalami c. Bagi Rumah Sakit; Disarankan Infark bahwa dari 15 responden, hasil yang Sakit agar kebijakan latihan dalam ROM pasif Wilcoxon Signed Ranks Test sedini mungkin pada pasien stroke menunjukkan bahwa didapatkan yang mengalami hemiparase. nilai signifikansi (2-tailed) = 0.003 d. Bagi peneliti selanjutnya; dan α=0,05, karena ρ< α sehingga Diharapkan Ho ditolak yang artinya terdapat alternatif lain selain dengan ROM pengaruh, ρ=0,003 (ρ<0,05) artinya (Range ada pengaruh latihan ROM pasif meningkatan kemampuan motorik terhadap peningkatan kemampuan ekstermitas pada pasien CVA, motorik pada pasien CVA Infark. salah satunya mungkin dengan 2. Saran of dapat Motion) meneliti untuk terapi air panas. a. Bagi responden; Responden yang mengalami hemiparase disarankan agar melakukan latihan ROM pasif dengan intensitas sering untuk mencegah sendi. terjadinya kekakuan Diusahakan dilaksanakan setiap hari 2 kali sehari dan tiap ekstrimitas diulang 8 kali. E. DAFTAR PUSTAKA Asmadi,2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika Bimaariotejo,2009. Gerakan Menekuk Dan Meluruskan Jari-Jari Tangan1.Jpg, http:// wordpress.com, diunduh 3 mei 2012 12.14 WIB. Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika. Eko.Suyadi,2009. Hubungan Status Gizi dengan Kesegaran Jasmani pada Siswa SMA Negeri 1 Toroh. http://digilib.unimus.ac.id/files /disk1/104/jtptunimus-gdlekosrisety-5159-2-bab1.pdf diunduh pada tanggal 10 februari 2012 20.00 WIB _________________,2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika. Ginsberg. L, 2007. Lecture Notes Neurologi . Jakarta : Erlangga. Gofir. A, 2009. Manajemen Stroke. Yogjakarta : Pustaka Cendekia Press. Matrondi, 2008. Asuhan Keperawatan Stroke Non Haemoragik Pada Ny. S Di Ruang Flamboyant BRSUD Dr. H. Soewondo Kendal : Tesis http://digilib.unimus.ac.id/files /disk1/14/jtptunimus-gdl-s12008-matrondi-663-2-bab2.pdf diunduh pada tanggal 6 februari 2012 pukul 20.00 WIB Hidayat.A. Aziz Alimul, 2006. Pengantar KDM. Jakarta : Salemba Medika. ____________________, 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigm Kuantitatif. Jakarta : health books publisher Nurnaningsih,2011. Efektifitas Latihan Gerak ROM Terhadap Perbaikan Fungsi Motorik Pasien Pasca Stroke. Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang. Irfan. M, 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogjakarta : Graha Ilmu. Potter., et al,2010. Fundamental of nursing, 7๐กโ . Jakarta : Salemba Medika. Lukman dan nurna. N, 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskletal. Jakarta : Salemba Medika. Satyanegara., et al,2010. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Maria., et al, 2011. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot, Luas Gerak Sendi Dan Kemampuan Fungsional Pasien Stroke Di RS SINT Carolus Jakarta, http:// J. Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. I No. 4,diunduh 17 Mei 19.00 WIB Muttaqin. A, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Smeltzer. S C, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart. Edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta Sunardi,2008. Penatalaksanaan Kelumpuhan (Paralysis Therapy) http://nardinurses.files.wordpre ss.com/2008/02/paralysistherapy.pdf diunduh pada tanggal 8 februari 2012 pukul 19.00 WIB Suratun., et al,2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskletal. Jakarta : EGC. Sutrisno. A, 2007. Stroke? You Must Know Before You Get It!. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Syaifuddin, 2001. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika. Ulliya, dan Bambang, 2007. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap Fleksibelitas Sendi Lutut Pada Lansia, http://ejournal.undip.ac.id, diunduh 10 Februari 2012 19.00 WIB . Wardhana.W,2011. Strategi Mengatasi dan Bangkit dari Stroke. Yogjakarta : Pustaka Pelajar. Wina,2009. Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan pada Kemampuan Motorik Penderita Stroke Iskemia, http:// resopsitory.usu.ac.id, diunduh 5 Desember 2011 13.00 WIB.