@LKM2017 @LKM2018 Disusun oleh Farhan Lucky Outline Pendahuluan Teori Metodologi Hasil Kesimpulan @LKM2018 Simulasi Q&A Outline Pendahuluan • Latar Belakang • Tujuan @LKM2018 Teori Metodologi Hasil Kesimpulan Simulasi Q&A Pendahuluan Latar Belakang Identifikasi kemiripan event seismic diperlukan untuk mengetahui lokasi posisi sumber dan mengevaluasi struktur bawah permukaan dari data pasif seismik. Phase-only correlation (POC) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kemiripan dari bentuk gelombang. Akan tetapi low resolution STFT membatasi performa POC. Untuk mengatasi masalah ini diajukan metode POC dengan menggunakan distribusi wigner untuk mengganti STFT (WPOC). Tujuan @LKM2018 • Membandingkan POC dan WPOC pada data sintetik dan real Outline Pendahuluan Teori • • • • Fourier Tranform Short Time Fourier Transform Phase Only Correlation Wigner Distribution Metodologi Hasil Kesimpulan @LKM2018 Simulasi Q&A Teori @LKM2018 Klasifikasi dekomposisi spektral (Szmajda,2010) Teori Fourier Tranform 1 X ( n) 2 x(t ) exp(2 inf t ) Fourier Transform 0 n Inverse Fourier Tranform x(t ) X (n) exp(2 inf t ) 0 n x(t) tiap n x(t) @LKM2018 Simbol: 𝑋 𝑛 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑓𝑜𝑢𝑟𝑖𝑒𝑟 𝑥 𝑡 = 𝐴𝑚𝑝𝑙𝑖𝑡𝑢𝑑𝑒 𝑛 = 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒 𝑓0 = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖(𝐻𝑧) 𝑡 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢(𝑠) X(n) Teori Skema STFT h( t ) x( ) t t S (t , ) x( )h( t ) t @LKM2018 Simbol: S 𝑡, 𝜔 = 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑓𝑜𝑢𝑟𝑖𝑒𝑟 𝑥 𝜏 = 𝐴𝑚𝑝𝑙𝑖𝑡𝑢𝑑𝑒 h τ − t = 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟 τ = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢(𝑠) 𝑡 = 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡𝑖𝑛𝑔(𝑠) S (t , ) x( )h( t ) exp( i )d (http://faculty.nps.edu) Teori Skema STFT x( ) 1 2 h( t ) x( )h( t ) @LKM2018 3 Teori @LKM2018 Skema STFT (Su, 2017) Teori Kekurangan STFT 32 ms Good time domain Bad frequency domain 128 ms @LKM2018 Bad time domain Good frequency domain (Su, 2017) Teori Phase Only Correlation Ga Gb* POC exp ix x * Ga Gb Persamaan cross korelasi pada domain frekuensi 𝑟(𝑥 − ∆𝑥, 𝑦 − ∆𝑦) r (𝑥, 𝑦) @LKM2018 Bagaimana menemukan nilai ∆𝑥 dan ∆𝑦? simbol: 𝜔𝑥 = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 ∆𝑥 & ∆𝑦 = 𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑠 ; r = amplitude ; 𝑃𝑂𝐶 = 𝑃ℎ𝑎𝑠𝑒 𝑜𝑛𝑙𝑦 𝑐𝑜𝑟𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛; 𝐺𝑏∗ = 𝑘𝑜𝑛𝑗𝑢𝑔𝑒𝑡 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑘𝑒 − 2 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑜𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖; 𝐺𝑎 = 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑘𝑒 − 1 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑜𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 Teori Wigner Distribution Wigner Distribution 1932 Menemukan dalam Mekanika Quantum Wigner-Ville Distribution 1948 Dikembangkan dalam Sinyal Prosesing pz (t , f ) F K z (t , ) f Signal Kernel Formulasi mencari kernel K z (t , ) F 1 ( f fi (t )) Kernel pada IF Domain K z (t , ) e j 2 f (t ) Phase @LKM2018 f (Boashash, 2003) Teori Instataneous Frequency (IF) '(t ) fi 2 x(t) e j 2 ft Sinyal Monocomponent 2 ft Instataneous Phase dt 2 f ' 2 f Instataneous Phase Orde 1 @LKM2018 Substitusi ke kernel menjadi K z (t , ) e j '(t ) (Boashash, 2003) Teori Central Finite Difference x x f (x) x f ( x) x 2 2 f '( x) x Instantaneous Phase dengan metode CFD '(t) lim 0 (t ) (t ) 2 2 @LKM2018 1 '(t ) t t 2 2 Teori Wigner Distribution K z (t , ) e j ( t ) j ( t ) 2 2 e pz (t , f ) F 1 z (t ) z (t f 2 2 Wz (t , f ) Spectrum Frekuensi dengan kernel j 2 f z ( t ) z ( t ) e d 2 2 @LKM2018 z = Sinyal analitik yang mengandung bilangan complex f = Frekuensi 𝜏 = Delay waktu Teori Hilbert Transform Bilangan complex bisa didefinisikan sebagai berikut X (t ) x(t ) jH [ x(t )] 1 H [ x(t )] x(t ) * t 1 x( ) H [ x(t )] t @LKM2018 x(t ) = Input Seismic Bilangan Real 𝜏 = Delay waktu (Boashash, 2003) Teori Cross-term • Lokasinya ditengah antara dua dua komponen sinyal • Punya arah orthogonal searah dengan komponen sinyal • Memiliki tingkat osilasi yang lebih besar dibandingkan dengan sinyal asli z (t ) z1 (t ) z2 (t ) K z (t , ) K Z1 (t , ) K Z2 (t , ) K Z1 Z2 (t , ) K Z2 Z1 (t , ) Auto-term Cross-term @LKM2018 Catatan: z (t ) = Input Sinyal Multicomponent 𝜏 = Delay waktu (Boashash, 2003) Teori @LKM2018 Perbandingan metode dekomposisi spektral Outline Pendahuluan Teori Metodologi • Diagram Alir Penelitian Hasil Kesimpulan @LKM2018 Simulasi Q&A Metodologi Langkah menghitung POC • Mengubah data dalam domain waktu ke frekuensi dengan short time fourier transform • Menghitung fungsi POC berdasarkan data domain t-f • Mengestimasi kemiripan bentuk gelombang dari nilai peak dari POC @LKM2018 2 Data dalam domain waktu STFT FT dengan WD POC WPOC Invers STFT Invers FT dengan WD Estimasi kemiripan waveform Estimasi kemiripan waveform Outline Pendahuluan Teori Metodologi Hasil • • • • • Uji pada fungsi Sin tanpa noise (sintetik) Uji pada fungsi Sin dengan noise (sintetik) Uji pada fungsi Sin dengan frekuensi yang bervariasi dengan waktu (sintetik) Uji pada fungsi data real perforasi Uji pada fungsi data real mikro seismik @LKM2018 Kesimpulan Q&A Hasil Sintetik fungsi sin tanpa noise Gelombang 1 POC WPOC @LKM2018 Gelombang 2 Hasil Sintetik fungsi sin dengan noise (30 dB) Gelombang 1 POC WPOC @LKM2018 Gelombang 2 Hasil Sintetik time-varian dengan noise (40 dB) Gelombang 1 POC WPOC @LKM2018 Gelombang 2 Hasil Perforating data dengan noise (40 dB) Gelombang 1 POC WPOC @LKM2018 Gelombang 2 Hasil Micro-seismic data dengan noise (40 dB) Gelombang 1 POC WPOC @LKM2018 Gelombang 2 Outline Pendahuluan Teori Metodologi Hasil Kesimpulan @LKM2018 Simulasi Q&A Kesimpulan Kesimpulan Metode WPOC menghasilkan nilai puncak kemiripan data yang lebih tinggi dan stabil. Walaupun, data yang digunakan mengandung noise. Rekomendasi @LKM2018 Menghubungkan WPOC dengan metode analisa cluster akan meningkatkan keakuratan dalam mengidentifikasi bentuk gelombang. Outline Pendahuluan Teori Metodologi Hasil Kesimpulan @LKM2018 Simulasi Q&A Outline Pendahuluan Teori Metodologi Hasil Kesimpulan @LKM2018 Simulasi Q&A Teori Deret Fourier a0 x(t ) an cos(2 nf 0t ) bn sin(2 nf 0t ) 2 n 1 Gelombang acak merupakan penjumlahan dari gelombang periodik @LKM2018 Contoh: Gelombang kotak merupakan penjumlahan dari 4 gelombang periodik x(t) = data domain waktu an & bn= amplitudo data ke n f0 = frekuensi sinyal t = waktu n = index data ke n Teori Penurunan Transformasi Fourier a0 x(t ) an cos(2 nf 0t ) bn sin(2 nf 0t ) 2 n 1 … (L1) Hubungan trigonometri dan eskponensial: 1 cos(2 nf 0t ) exp(2 inf 0t ) exp(2 inf 0t ) … (L2) 2 1 sin(2 nf 0t ) exp(2 inf 0t ) exp(2 inf 0t ) … (L3) 2i Dengan substitusi persamaan L2 dan L3 ke L1 maka: a0 an b x(t ) exp(2 inf 0t ) exp(2 inf 0t ) n exp(2 inf 0t ) exp(2 inf 0t ) 2 n 1 2 2i @LKM2018 an ibn exp(2 inf t ) a0 an ibn x(t ) exp(2 inf t ) 0 0 2 n 1 2 2 n 1 … (L4) Teori Penurunan Transformasi Fourier Berdasarkan identitas trigonometri diketahui: cos( ) cos( ) … (L5) sin( ) sin( ) … (L6) maka: a n 1 n ib n 1 n exp(2 inf 0t ) an exp(2 inf 0t ) … (L7) n 1 exp(2 inf 0t ) ibn exp(2 inf 0t ) … (L8) n 1 Dengan substitusi L7 dan L8 ke suku ke 3 persamaan L4 diperoleh an ibn an x(t ) exp(2 inf0t ) 2 n 2 @LKM2018 a ibn … (L10) Maka x(t) menjadi X ( n) n 2 … (L9) x(t ) X (n) exp(2 inf t ) n 0 … (L11) Teori Penurunan Transformasi Fourier x(t ) X (n) exp(2 inf t ) … (L11) 0 n Diketahui bahwa rata-rata dari exponential pada interval –π hingga π adalah nol exp(2 inf 0t ) exp(2 inf 0 ) exp( 2 inf 0 ) exp(2 nf t ) dt 0 0 2 inf 0 2 inf 0 Maka untuk menghitung X0 dilakukan dengan menghitung rata-rata pada x(t) 1 2 0 x(t )dt X dt 0 X 1 X0 2 x(t )dt 0 … (L12) Sedangkan, untuk menghitung Xn dilakukan dengan menghitung rata-rata pada x(t) dikali komplek konjugatenya 1 2 x(t ) exp(2 inf t )dt 0 X exp(2 inf t ) exp(2 inf t )dt 0 X dt X 0 1 Xn 2 @LKM2018 n x(t ) exp(2 inf t )dt 0 0 0 n n … (L13) X(n) = koefisien fourier Teori Penurunan Transformasi Fourier 1 X ( n) 2 1 X (k ) N x(t ) exp(2 inf t ) Fourier Transform 0 n Inverse Fourier Tranform 2 ikr x ( t ) exp( ) N k 0 N 1 x(t ) X (n) exp(2 inf t ) 0 n 2 ikr x(t ) X (n) exp( ) DFT N k 0 N 1 x(t) tiap n x(t) @LKM2018 Simbol: k = Frekuensi N = No data maksimum r = Integer (data ke) (1,2,3,...,N-1) FT X(n) Teori Penurunan Persamaaan POC asumsi z at b x(t ) X ( ) t Persamaan tranformasi fourier dari L13 adalah: z b a dz dz a dt dt a X ( ) x(t ) exp(it )dt Persamaan tranformasi fourier dengan shifting dihitung dengan: FT ( x(at b)) x(at b) exp(it )dt z b dz )) a a 1 z b FT ( x(at b)) x( z ) exp(i i )dz a a a ib z FT ( x(at b)) exp( ) x( z ) exp(i ( ))dz a a ib Untuk kasus shifting maka a=1 dan b=-∆𝑥 sehingga: FT ( x(at b)) exp( )X ( ) a a @LKM2018 FT ( x(at b)) x( z ) exp(i ( FT ( x(t x)) exp(i x) X () … (L14) Teori Penurunan Persamaaan POC Misalkan Gb adalah Ga yang telah dishifting sejauh ∆𝑥 maka persamaan POC adalah Gb Ga exp ix x Ga Ga* exp ix x Ga Gb* POC * Ga Gb Ga Ga* exp ix x POC Ga Ga* exp ix x Ga Ga * exp i x x Ga Gb Invers fourier transform dari POC: r ( x) exp i x exp i x d r ( x) exp i ( x x) d @LKM2018 i r ( x) exp i ( x x) ( x x) x x ∆𝑥 Lampiran Penurunan Instantaneous Frequency (IF) fi (t ) 1 '(t) 2 Amplitude-modulated Signal x(t ) a(t ) cos(2 f ct ) Bisa ditulis x(t ) a(t ) cos (t) Dimana (t) 2 fct Didapat Hasil @LKM2018 fc 1 '(t) 2 Lampiran @LKM2018 Autoterm Cross Term x(t ) A1e 1 W(t , w) 2 jw1t A2e jw2t Multicomponent Sinyal Analytic jw2 t jw1 t 2 2 A1e A2e jw2 t jw1 t 2 jwt A1e A2 e 2 e d w w w w 2 jw j 1 2 j 1 2 t w w j t w w j W (t , w) A1 e 1 A1 A2e 2 1 e 2 A2 2e jw2 A1 A2e 1 2 e 2 e jwt d W (t , w) A12 e j w1 w t d A2 2 e j w2 w t d 2A1 A2 cos w1 w2 t e w w j 1 2 2 e jwt d @LKM2018 w w2 W (t , w) A12 ( w w1 ) A2 2 ( w w2 ) 2 A1 A2 cos w1 w2 w 1 2 Auto-term Cross-term