GAYA BELAJAR DAN MODALITAS BELAJAR Disusun Oleh : Kelompok 1 Alia Rizki Fatiah (06111181722001) Nurul Fadhillah (06111381722051) R.A.N. Salsabila Tri Adinda (06111381722054) Widya Rahmatika Rizaldi (06111381722055) BAB I PENDAHULUAN Suatu pemahaman dapat dikatakan berbeda karena dipengaruhi oleh cara penyampaian informasi dari pendidik dan modalitas gaya belajar pada setiap individu. Setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda dan bisa belajar dengan lebih baik dengan cara yang berbeda-beda. Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikan secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada sisiwa yang lebih suka membentukk kelompok kecil dan mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Apa pun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Karenanya, sebagai seorang guru kita dituntut untuk mampu memahami perbedaan belajar setiap orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika suatu ketika, misalnya, kita harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimaal bagi dirinya. BAB II PEMBAHASAN A. Belajar Ошибка! Источник ссылки не найден. Belajar sebagai upaya menambah dan secara mengumpulkan tradisional diartikan sejumlah pengetahuan. Sedangkan belajar yang lebih modern diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Belajar yang lebih modern mengandung dua unsur penting dalam belajar yaitu, pertama belajar adalah perubahan tingkah laku, dan kedua perubahan yang terjadi adalah karena latihan atau pengalaman. belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dimana perubahan itu terjadi karena adanya latihan dan hasil dari pengalamannya dalam interaksi sebagai dengan lingkungannya. B. Gaya Belajar Ошибка! Источник ссылки не найден. menyatakan bahwa gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Oleh karena itu penting untuk mengetahui bagaimana gaya belajar siswa. Terdapat dua kategori utama yang telah disepakati oleh para ahli tentang bagaimana siswa belajar. Pertama bagaimana siswa menyerap informasi dengan mudah da kedua, cara siswa mengatur dan mengolah informasi. Ошибка! Источник ссылки не найден. mengatakan gaya belajar merupakan cara yang paling disukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi. Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana siswa menyerap informasi mengaturnya serta mengolah informasi tersebut dengan baik. dan kemudian Gaya belajar sebagai pola perilaku dan kinerja yang konsisten yang digunakan siswa sebagai bagian dalam pengalaman kunci siswa. Gaya belajar memegang peran dalam menentukan cara individu mengamati dan menanggapi lingkungan belajar. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan suatu cara yang disukai siswa dalam kegiatan berpikir. Dalam kegiatan berpikir itu merupakan suatu kombinasi yang dilakukan siswa dalam menyerap informasi, mengatur, dan mengolah informasi tersebut dengan baik. Gaya belajar memegang peran dalam menentukan cara individu mengamati dan menanggapi lingkungan belajar baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. 1. Visual (belajar dengan cara melihat) Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman mata/penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan juga menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Siswa dengan gaya belajar visual lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat, seperti bahasa tubuh/ekspresi muka gurunya, diagram, buku pelajaran bergambar dan video, sehingga mereka bisa mengerti dengan baik mengenai posisi/lokasi, bentuk, angka, dan warna. Siswa visual cenderung rapi dan teratur dan tidak terganggu dengan keributan yang ada, tetapi mereka sulit menerima instruksi verbal. Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan. Ketajaman visual, lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri seseorang. Alasannya adalah bahwa “di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera lain”. Sedangkan menurut objeknya “masalah penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu melihat bentuk, melihat dalam dan melihat warna”. a) Ciri-ciri gaya belajar visual : 1. Bicara agak cepat 2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi 3. Tidak mudah terganggu oleh keributan 4. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar 5. Lebih suka membaca dari pada dibacakan 6. Pembaca cepat dan tekun 7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih katakata 8. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato 9. Lebih suka musik dari pada seni 10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual : 1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta. 2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting. 3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi. 4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video). 5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar. 2. Gaya belajar Auditori (belajar dengan cara mendengar) Gaya belajar auditori mempunyai kemampuan dalam hal menyerap informasi dari telinga/pendengaran. Siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Siswa auditorial memiliki kepekaan terhadap musik dan baik dalam aktivitas lisan, mereka berbicara dengan irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih, suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu panjang lebar. Siswa dengan tipe gaya belajar ini mudah terganggu dengan keributan dan lemah dalam aktivitas visual. Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model seperti ini harus memperhatikan kondisi fisik dari pembelajar. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan “ketika kita membuat dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif”. a) Ciri-ciri gaya belajar auditori : 1. Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri suara sendiri 2. Penampilan rapi 3. Mudah terganggu oleh keributan 4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat 5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan 6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca 7. Biasanya ia pembicara yang fasih 8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya 9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik 10. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual 11. Berbicara dalam irama yang terpola 12. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori : 1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga. 2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras. 3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak. 4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal. 5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur. Ошибка! Источник ссылки не найден. mengajukan kategori gaya belajar (Learning Style) dalam empat bentul Visual, Auditory, Read-write, Kinestetic yang dikenal dengan singkat VARK. Berikut ini penjelasan gaya belajar (Learning Style): 1. Gaya Visual (V) Visiual learning (Gaya Belajar Visual) adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, data teks seperti tulisan, dan sebagainya Kecenderungan Gaya Belajar Visual biasanya meliputi menggambarkan informasi dalam bentuk peta, diagram, garfik, flow chart dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan informasi. Orang-orang yang memiliki Gaya Belajar Visual mempunyai ciri-ciri atau karakteristik antara lain: 1) Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar; 2) Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat; 3) Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat temanteman lainnya baru dia sendiri bertindak; 4) Cenderung menggunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat mengungkapkan sesuatu; 5) Kurang menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain; 6) Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan; 7) Menyukai diagram, kalender maupun grafik time-line untuk mengingat bagian peristiwa; 8) Selalu mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan belajar; 9) Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan; 10) Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa merasa terganggu; 11) Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati; 12) Berusaha mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta; 13) Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan Berdasarkan cirri-ciri Gaya Belajar Visual, maka sarana atau media yang cocok untuk Gaya belajar Tife Visual Learner ini antara lain: 1) Guru yang menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan; 2) Media gambar, video, poster dan sebagainya; 3) Buku yang banyak mencantumkan diagram atau gambar; 4) Flow chart dan Grafik; 5) Menandai bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna yang berbeda; 6) Symbol-simbol visual. Oleh karena itu kenali cirri-ciri Gaya belajar siswa agar guru dapat memilih sarana atau media yang tepat 2. Aural atau Auditory Learning Gaya Belajar Auditori adalah gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, seperti mendengarkan ceramah, radio, berdialog, berdiskusi dan sebagainya Gaya Belajar ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas, cirri-ciri atau karakteristik gaya belajar Auditory Learner antara lain: 1) Mampu mengingat dengan baik apa yang mereka katakana maupun yang orang lain sampaikan; 2) Mengingat dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan mengulang-ulang kalimat; 3) Sangat menyukai diskusi kelompok; 4) Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang mereka pahami; 5) Mampu menginngat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas; 6) Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit; 7) Suka berbicara; 8) Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca yang baik); 9) Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya; 10) Kurang dalam mengerjakan tugas mengarang atau menulis; 11) Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya seperti: hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang baru dsb; 12) Sukar bekerja dengan tenang tanpa menimbulkan suara; 13) Mudah terganggu konsentrasi karena suara dan juga susah berkonsentrasi bila tidak ada suara sama sekali Sesuai dengan cirri-ciri tersebut, media atau sarana yang cocok untuk gaya belajar tipe Aural atau Auditory Learning antara lain: 1) Menghadiri kelas; 2) Diskusi; 3) Membahas suatu topic bersama dengan teman; 4) Membahas suatu topic bersama dengan guru; 5) Menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain; 6) Menggunakan perekam; 7) Mengingat cerita, contoh atau lelucon yang menarik; 8) Menjelaskan bahan yang didapat secara visual (gambar, power point dsb) 3. Read – Write Selain gaya belajar yang menekankan pada aspek mendengar, terdapat juga gaya belajar yang lebih banyak aspek membaca dan menulis. Pada sesorang yang memiliki gaya belajar seperti ini ia akan lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan cara membaca atau menulis. Adapun sarana atau media yang cocok untuk gaya belajar tife Read – Write, antara lain: Kamus, Handout, Buku teks, Catatan, Daftar, Essay, Membaca buku manual dan berbagi jenis kegiatan lain yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Adapun Strategi belajar untuk gaya belajar tife Read – Write, antara lain 1) Tuliskan kata-kata secara berulang-ulang; 2) Baca catatan Anda (dengan sunyi) secara berkali-kali; 3) Tulis kembali ide atau informasi dengan kalimat yang berbeda; 4) Terjemahkan semua diagram, gambar, dan sebagainya ke dalam kata-kata. 4. Kinestetic atau Tactile Learner (K) Gaya Belajar Kinestetik) adalah cara belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan gerakan, sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara langsung Gaya Belajar ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi. Berdasarkan penjelasan di atas, cirri atau karakteristiknya Gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain; 1) Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya; 2) Sulit untuk berdiam diri; 3) Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan; 4) Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik; 5) Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar; 6) Mempelajari hal-hal yang abstrak (symbol matematika, peta dsb); 7) Mengingat secara baik bila secara fisik terlibat aktif dalam proses pembelajaran; 8) Menikmati kesempatan untuk menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran; 9) Sering berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa memanfaatkan hasil catatan tersebut; 10) Menyukai penggunaan computer 11) Mengungkapkan minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik dengan bekerja secara antusias; 12) Sulit apabila diminta untik berdiam diri atau berada disuatu tempat untuk beberapa lama tanpa aktifitas fisik; 13) Sering bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan sesuatu Berdasarkan cirri-ciri tersebut, Media atau sarana yang dapat digunakan untuk Gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain 1) Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap, penciuman, pendengaran; 2) Laboratorium dan Kunjungan lapangan; 3) Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata; 4) Pengaplikasian; 5) Pameran, sampel, fotografi; 6) Koleksi berbagai macam tumbuhan, serangga dan sebagainya. C. Cara Untuk Mengenal Atau Mengetahui Gaya Belajar Siswa 1) Menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap peserta didik melalui penggunaan berbagai metode belajar mengajar di kelas. Untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditori, gunakanlah metode ceramah secara umum. Selanjutnya perhatikan dan catatlah peserta didik yang betah mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe peserta didik dengan gaya auditori yang lebih menonjol. 2) Dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah. Misalnya menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang bisa dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, (1) adalah melakukan praktek langsung dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini setelah melihat potongan-potongan yang ada; (2) adalah dengan melihat gambar desain rumah secara keseluruhan, baru mulai menyatukan; dan (3) adalah membaca petunjuk tertulis langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir. 3) Melakukan survey atau tes gaya belajar. Tes gaya belajar ini biasanya menggunakan jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya belajar ini menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes gaya belajar semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru untuk segera mengenal gaya belajar pesertadidik. D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya belajar siswa Banyak faktor yang dapat mempengaruhi cara dan gaya belajar siswa. Di samping faktor yang ada di dalam diri orang itu sendiri (faktor intern), banyak pula faktor-faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstern). 1) Faktor-faktor intern yang mempengaruhi gaya belajar siswa a) Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah mencakup dua bagian yaitu kesehatan dan cacat tubuh. Faktor kesehatan berpengaruh pada kegiatan belajar. Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk bila badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan pada alat indera serta tubuh. Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuhdan lain-lain. Keadaan cacat tubuh demikian juga mempengaruhi kegiatan belajar seseorang. b) Faktor psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. c) Faktor kelelahan Kelelahan pada manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan menurunya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kurangnya minat belajar, kelesuan dan kebosanan untuk belajar, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor kelelahan dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara atau gaya belajar yang berbeda. 2) Faktor-faktor ekstern a) Faktor keluarga Seseorang yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. b) Faktor Sekolah Faktor sekolah yang akan mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin atau tata tertib sekolah, suasana belajar, standar pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah, dan lainnya. Faktor guru misalnya, kepribadian guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan hubungan antara guru dengan siswa turut mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa. c) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mempengaruhi terhadap gaya belajar siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. E. Tujuan Memahami Gaya Belajar dan Teknik Belajar Pentingnya memahami gaya belajar tidak lain untuk bertujuan untuk menemuka kecocokan antara cara penyampaian informasi dan jenis gaya belajar yang melekat pada diri peserta didik .. Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda – beda dan bisabelajar yang lebih baik melalui cara yang berbeda–beda. Dengan kata lain, memhami gaya belajar yang dimiliki adalah cara yang terbaik untuk memaksimalkan proses belajar di kelas . Setelah mengetahui gaya belajar dan mengetahui metode terbaik untuk membantu dlam proses belajar, maka kita akan dapat mengetahui perkembangan kita di kelas dalam proses belajar. F. Modalitas Belajar Modalitas belajar adalah ungkapan dari rancangan sistem otak-pikiran. Merupakan kemampuan dasar individu untuk memperoleh dan menciptakan pengalaman. Modalitas belajar adalah berbagai cara yang digunakan sistem otakpikiran untuk mengakses Modalitas belajar adalah berbagai cara yang digunakan sistem otak-pikiran untuk mengakses pengalaman (masukan) dan mengungkap pengalaman (luaran). Seluruh modalitas belajar tekait dengan indra dan diubah menjadi sandi-sandi bagi pengalaman indrawi. otak). Lima Modalitas Belajar yaitu Abstrak-simbolis, Visual, Kinestetik, Auditori, SInergis (sistem kerja otak). Pembelajaran saat ini belum memanfaatkan seluruh modalitas belajar secara efektif. 1. Modalitas Belajar Visual Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/ penglihatan (visual), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak/ dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya dengan langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi. Ciri-ciri modalitas belajar visual a. Bicara agak cepat b. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi c. Tidak mudah terganggu oleh keributan d. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didenger e. Lebih suka membaca dari pada dibacakan f. Pembaca cepat dan tekun g. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata h. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato i. Lebih suka musik dari pada seni j. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya. ditulis, 2. Modalitas Belajar Auditorial Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara sedang-sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperlihatkan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan mendengarkan apa yang diskusi verbal dan guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal terkadang mempunyai auditori makna yang lainnya. minim Informasi bagi anak tertulis auditori mendengarkannya. Anak-anak seperti biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Ciri-ciri modalitas belajar auditorial a. Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri b. Penampilan rapi c. Mudah terganggu olehkeributan d. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat e. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan f. Menggerakkan bibir mereka dan mengungkapkan tulisan di buku ketika membaca g. Biasanya ia pembicara yang fasih h. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya i. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik j. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual k. Berbicara dalam irama yang terpola l. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara. 3. Modalitas Belajar Kinestetik Lirikan kebawah bila berbicara, berbicaralebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan. Ciri-ciri modalitas belajar kinestetik a. Berbicara perlahan b. Penampilan rapi c. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan d. Belajar melalui memanipulasi dan praktek e. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat f. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca g. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita. h. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca. i. Menyukai permainan yang menyibukkan. j. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu. k. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. Kesimpulan Secara umum ada dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas) dak kedua, cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Sedangkan gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar. Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar. Adapun gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Daftar Pustaka Ошибка! Не указано имя закладки.