TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH MICROTEACHING ASKEB KB NON HORMONAL Dosen Pengampuh : Ruri Maiseptya, S. SST, M.Kes Di Susun Oleh : Wati Nengsih 1826040129.P SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU PRODI DIV KEBIDANAN TAHUN 2019 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM MIKRO TEACHING Oleh : Wati Nengsih SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU PRODI DIV KEBIDANAN TAHUN 2019 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kode Mata Kuliah : Bd. 205 Program Studi : D III Kebidanan Penempatan : Semester III SKS : 4SKS (T: 2 dan P: 2) Pokok Bahasan : Kontrasepsi non hormonal Sub Pokok Bahasan : Kondom Waktu Pertemuan : 30 Menit Pertemuan : 12 B. Standar Kompetensi Bidan mampu menjelaskan cara penggunaan alat kontrasepsi secara berurutan. C. Kompetesi Dasar Pada akhir pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan pengertian alat kontrasepsi kondom 2. Menjelaskan cara kerja alat kontrasepsi kondom sesuai dengan referensi. 3. Menyebutkan manfaat alat kontrsepsi kondom dengan benar. 4. Menjelaskan cara penggunaan alat kontrasepsi kondom secara berurutan. 5. Menyebutkan efek samping alat kontrsepsi kondom dengan benar. D. Indikator 1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian alat kontrasepsi 2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara kerja alat kontrasepsi kondom sesuai dengan referensi. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat alat kontrsepsi kondom dengan benar. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang cara penggunaan alat kontrasepsi kondom secara berurutan. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang efek samping alat kontrsepsi kondom dengan benar. B. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Menit KePembukaan Kegiatan Pengajar 1. Mengucapkan salam 5 Menit Kegiatan Media/ Mahasiswa Alat Menjawab Metode - Ceramah Memperhatikan - Ceramah Memperhatikan - Ceramah Memperhatikan - Ceramah Memperhatikan - Ceramah Memperhatikan - Ceramah Sumbang saran - Tanya Salam 2. Menginformasikan pokok materi yang akan di bahas 3. Menjelaskan relevansi sub pokok bahasan dengan profesi bidan 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Melakukan apersepsi berkaitan dengan materi yang akan disampaikan Penyajian 6. Menjelaskan kepada mahasiswa 20 Menit tentang pengertian KB Non Hormonal dengan cara : a. Menggali pengetahuan mahasiswa tentang b. Memberi penguatan Jawab Memperhatikan - Ceramah jawaban mahasiswa c. Menyimpulkan jawaban 7. Menjelaskan kepada mahasiswa OHP/ Memperhatikan OHT Ceramah Sumbang Saran - Ceramah Memperhatikan - tentang langkah-langkah asuhan KB Non Hormonal a. Menggali pengetahuan mahasiswa tentang b. Memberi penguatan jawaban mahasiswa Memperhatikan c. Menyimpulkan jawaban 8. Mempraktikkan kepada OHP/ Memperhatikan mahasiswa tentang macam- OHT - macam KB Non Hormonal 9. Memberi kesempatan kepada Bertanya mahasiswa untuk bertanya jika Tanya - Jawab kurang jelas 10. Memberikan kesempatan Sumbang saran kepada mahasiswa lain untuk Ceramah - memberikan pendapat 11. Memberikan reward/penguatan Memperhatikan - Ceramah Memperhatikan - Tanya terhadap jawaban mahasiswa 12. Menjawab dan menjelaskan tentang pertanyaan mahasiswa 13. Memberi kesempatan kepada Jawab Mempraktikkan phanto mahasiswa untuk m mempraktikkan asuhan KB Non - Hormonal Menjawab Ceramah Praktik 14. Memberikan reward/penguatan terhadap mahasiswa Ceramah Penutup 5 Menit 15. Menanyakan kembali materi Memperhatikan - Ceramah Memperhatikan - Ceramah Memperhatikan - Ceramah Menjawab - Ceramah yang telah diberikan 16. Menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan kepada mahasiswa 17. Memberi informasi materi yang akan datang 18. Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam salam C. EVALUASI 1. Prosedur : Test pada akhir proses pembelajaran 2. Jenis : Lisan 3. Alat : Tes buatan dosen 4. Bentuk : Tes subjektif 5. Soal : Terlampir D. REFERENSI Prawihardjo, Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta : yayasan bina pustaka Prawihardjo, Sarwono. 1999. Ilmu kandungan, edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta : yayasan bina pustaka Prawihardjo, Sarwono. 2002. Ilmu kebidanan, edisi ketiga cetakan keenam. Jakarta : yayasan bina pustaka http://makravela.blogspot.co.id/2016/05/kontrasepsi-mantap.html diakses tanggal 28 agustus 2016 SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Nama Perguruan Tinggi : STIKES TMS Bengkulu Mata Pembelajaran : Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal Kelas/Semester : DIV/ I (Satu) Kode MK : 3114.01 Jumlah Kredit (T-P) : 3 ( 1:2 ) Penempatan : Semester I Nama Dosen/Tim : Alokasi Waktu : 3 x 50 (1x Pertemuan) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Nama Perguruan Tinggi : STIKES TMS Bengkulu Mata Pembelajaran :Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal Kelas/Semester : DIV/ I (Satu) Kode MK : 3114.01 Jumlah Kredit (T-P) : 3 ( 1:2 ) Penempatan : Semester I Nama Dosen/Tim : Alokasi Waktu : 3 x 50 (1x Pertemuan) A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar Setelah proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal. 2. Standar Kompetensi Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu : a. Menjelaskan dan memahami asuhan kebidanan KB b. Mengetahui langkah-langkah ASKEB KB 3. Soft Skill Dalam sistem pembelajaran ini mahasiswa dapat (ex) berpartisipasi aktif didalam kelompoknya sendiri maupun pada saat presentasi. Nilai soft skill yang diharapkan adalah mahasiswa dapat bekerja sama, bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat, bertanya dan lainnya. B. Pokok Bahasan 1. 2. Keluarga Berencana (KB) Macam-macam KB Non Hormonal C. Sub Pokok Bahasan 1. 2. Keluarga Berencana (KB) Macam-macam KB Non Hormonal D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Kontrak mata kuliah dengan mahasiswa 2. Menjelaskan materi kuliah yang akan dipelajari kepada mahasiswa 3. Menjelaskan sistem kuliah di mata kuliah kegawatdaruratan nifas 4. Menjelaskan sistem penilaian kepada mahasiswa 5. Menjelaskan aturan-aturan dalam proses belajar mengajar 6. Menjelaskan materi yang berkaitan dengan pokok bahasan dan sub pokok bahasan E. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan I No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pendahuluan 1. Memberi salam 2. Memeriksa kehadiran 1 3. Menjelaskan cakupan materi 25 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Menjelaskan metode evaluasi yang digunakan 6. Kontrak waktu Inti 2 1. Menjelaskan tentang Asuhan kebidanan KB 100 2. KB Non Hormonal Penutup 1. Memberikan resume dari materi perkuliahan 2. Mengadakan evaluasi proses tingkat pemahaman mahasiswa setelah mendapat 3 materi 3. Memberikan penugasan kepada mahasiswa untuk memperdalam materi yang dipelajari 4. Kontrak pertemuan berikutnya 5. Member salam 25 Keterangan F. Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan melakukan ujian tulis UTS dan UAS yang dilakukan sesuai dengan jadwal kalender akademik dengan bentuk soal essay atau pilihan ganda, untuk tiap-tiap materi berjumlah 1-10 soal G. Referensi Marni, 2016. Buku Ajar Pelayanan KB, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prawihardjo, Sarwono. 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta : yayasan bina pustaka Prawihardjo, Sarwono. 2002. Ilmu kebidanan, edisi ketiga cetakan keenam. Jakarta : yayasan bina pustaka http://makravela.blogspot.co.id/2016/05/kontrasepsi-mantap.html diakses tanggal 28 agustus 2016 Bengkulu, 2019 Pengajar ( ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian kontrasepsi non hormonal Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya peertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut (Maryani, 2008). Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak mengandung hormone (estrogen dan progesteron). B. Macam-macam kontrasepsi non hormonal 1. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat (alamiah) Kontrasepsi Alamiah adalah suatu upaya mencegah /mengahalangi pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan menggunakan metode-metode yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi cirri khas metode perintang ) juga tidak memerlukan obat-obatan. Adapun jenis-jenis dari kontrasepsi alamiah adalah sbb: a) Senggama terputus (koitus interuptus) 1) Pengertian Senggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi.Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina. Cara Kerja Alat kelamin (Penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga kehamilan dapat dicegah. Keuntungan dari cara ini adalah tidak membutuhkan biaya, alat maupun persiapan. kekurangannya adalah dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pria dan penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni. Manfaat Kontrasepsi yaitu Efektif bila digunakan dengan benar, Tidak mengganggu produksi ASI, Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, Tidak Ada efek samping, Dapat digunakan setiap waktu,Tidak Kontrasepsi, Meningkatkan membutuhkan keterlibatan pria biaya dalam Non keluarga berencana, Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam, efektif : Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu ejakulasi. 2) Indikasi a. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana b. Pasangan yang tidak ingin memakai metode KB lainnya c. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera d. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lainnya e. Pasangan yang memerlukan metode pendukung serta Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur. 3) Kontraindikasi a. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini b. Pria yang sulit melakukan sanggama terputus Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis · c. d. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama e. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi dan pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus. b) Suhu basal 1) Pengertian dan Tujuan Suhu Basal Suhu basal adalah suhu yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal ( BBt / basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 – 0,4 ° C ) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya. Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik. Adapun kelemahan dari metode ini adalah membutuhkan motivasi, Perlu diajarkan oleh spesialis keluarga berencana alami, Suhu tubuh basal dipengaruhi oleh penyakit, Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal, Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai kehamilan, Membutuhkan masa pantang yang lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca ovulasi. Sedangkan Keuntungan dari metode ini adalah Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur, Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi, Dapat membantu menunjukan perubahan tubuh lain seperti lender serviks, Berada dalam kendali wanita, Dapat digunakan mencegah atau meningkatkan kehamilan. Efek SampingPantang yang terlampau lama dapat menimbulkan stress atau frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet wanita sewaktu senggama. Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita pertahun. Daya guna pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. 2) Kontraindikasi a. Siklus haid yang tidak teratur b. Riwayat siklus haid yang an-ovulatori c. Kurve suhu badan yang tidak teratur d. Sang istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui secara tepat. 3) Indikasi a. Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan b. Wanita yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur c. Pasangan dengan tidak dapat menggunakan metode lain d. Tidak keberatan jika terjadi kehamilan. c) Metode lendir serviks 1) Pengertian Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.Metode lendir serviks yakni pengamatan dilakukan pada lendir dilakukan serviks. Pengamatan lendir serviks dapat dengan Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari danMelihat langsung lendir pada waktu tertentu. Menjelang ovulasi lendir ini akan mengandung banyak air (encer) sehingga mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi lendir kembali menjadi lebih padat. Jika lendir mulai keluar atau bagi wanita yang mengalami keputihan (sering mengeluarkan lendir) lendir mengencer, bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga senggama harus dihindari dengan menggunakan alat kontrasepsi. Pada puncak masa subur, yaitu menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan keluar dalam jumlah lebih banyak menjadi transparan, encer dan bening seperti putih telur dan dapat ditarik diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur dapat dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi. Kelebihan dari metode ini adalah Mudah digunakan, Tidak memerlukan biaya, Metode mukosa serviks merupakan mengamati metode keluarga tanda-tanda berencana alami lain yang kesuburan. Sedangkan kekurangannya yaitu Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain, Tidak cocok untuk wanitayang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya, Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan, Wanita yang menghasilkan sedikit lendir. Efek sampingnya yaitu Persoalan timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan. 2) Indikasi a. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause. b. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara. c. Perempuan kurus atau gemuk. d. Perempuan yang merokok. e. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam, atau emboli paru. 3) Kontraindikasi a. Perempuan yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi. b. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB. c. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB d. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid. d) Metode amenorea laktasi 1) Pengertian Method (LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Cara kerja Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi. Kelebihan dari MAL adalah Ekonomis, Mengurangi perdarahan pasca melahirkan, Memberikan nutrisi yang baik pada bayi,pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan, tidak mengganggu kesehatan, merangsang seorang wanita untuk menyusui. Sedangkan Kekurangannya adalahHanya melindungi pada 6 bulan pertama, Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun, tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi kriteria, tidak melindungi dari PMS. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan. Efek samping dari MAL adalah Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan, Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS, Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif. 2) Indikasi : Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat digunakan oleh wanita yang ingin menghindari kehamilan dan memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Wanita yang menyusui secara eksklusif. b. Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6 bulan. c. Wanita yang belum mendapatkan haid pasca melahirkan. 3) Kontraindikasi yang tidak dapat menggunakan MAL a. Wanita pasca melahirkan yang sudah mendapat haid. b. Wanita yang tidak menyusui secara eksklusif. c. Wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam. e) Sistem kelender 1) Pengertian Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang kalender dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi. Prinsip metode pantang berkala ini adalah tidak melakukan senggama pada masa subur yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai dengan keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk menghitung masa subur digunakan rumus siklus terpanjang dikurangi 11 hari dan siklus terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus pantang sanggama, dan diluarnya merupakan masa aman. Keuntungan dari metode ini adalah Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana, Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat, Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus, Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual, Tidak memerlukan biaya dan tempat pelayanan kontrasepsi, Tidak ada efek samping. Keterbatasan / kekurangan antara lain Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri, Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya, Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat, Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur,Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus, Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat), Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metodekontrasepsi lain. 2) Indikasi a. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause b. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara c. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang, varises, disminorea sakit kepala sedang atau hebat. 3) Kontraindikasi a. Perempuan dengan umur, paritas atau masalah kesehatan yang membuat kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi b. Perempuan sebelum mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus) c. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur. 2. Alat kontrasepsi menggunakan alat a) Kondom 1) Kondom pria Kondom untuk pria merupakan bahan karet atau lateks, poliuretan (plastik) atau bahan sejenis yang kuat, tipis, dan elastis.Benda tersebut ditarik menutupi penis yang sedang ereksi untuk menangkap semen selama ejakulasi untuk mencegah sperma masuk kedalam sperma. Kondom lateks dan poli uretan merupakan kondom yang efektif untuk mencegah penularan HIV dan mengerangi resiko penyakit menular seksual. Satu-satunya alasan kegagalan kontrasepsi adalah defek pada kondom itu sendiri. Defek yang dimaksud antara lain kelemahan bahan, yang dapat menyebabkan kondom robek akibat dorongan ejakulasi atau ada lubang yang sangat kecil, yang membuat kondom tidak efektif. Walaupun penggunaan kondom telah di gunakan secara luas, beberapa pasangan masih memiliki perasan negative terhadap kondom. Beberapa pasangan merasa kondom membuat sensasi terasa tumpul, beberapa yang lain merasa bahwa kondom menciptakan penghalang diantara mereka saat mereka menginginkan persaan utuh yang diperoleh selama hubungan seksualnya. 2) Kondom wanita Kondom terbuat dari lapisan polyiretane tipis dengan cincin dalam yang fleksibel dan dapat digerakkan pada ujung yang tertutup, yang dimasukkan ke dalam vaginadan cincin kaku yang lebih besar pada ujung terbuka di bagian depan yang tetap berada diluar vagina dan melindungi introitus. Kondom wanita hanya memiliki 1 ukuran dan tidak perlu dipasang oleh pemberi pelayan kesehatan professional. Kondom tersebut harus di lumasi terlebih dahulu dan tersedia sekaligus dengan pelumas tambahan atau sediaan spermisida dapat digunakan bersama dengan kondom tersebut. Kondom untuk wanita tidak hanya mencegah kehamilan tetepi juga merupakan alat yang efektif melawan HIV, gonorea, klamidia dan trikomoniasis bila digunakan dengan benar. Apabila di bandingkan dengan kondom untuk pria, kondom ini memungkinkan resiko yang lebih kecil terhadap PMS yang ditularkan lewat kulit, seperti human papiloma virus ( HPV / kutil genetalia), virus herves simpleks (HSV) , sifilis dan kangkroid, karena alat kontrasepsi tersebut menutupi sebagian besar area, yang sepadan dan menjadi penghalang antara indroitus, vulva, dan pangkal penis. a. Diafragma Diaframa merupakan penghalang mekanis antara sperma dan sel telur. Alat ini berbentuk kubah, terbuat dari jenis karet lateks yang lebih tebal dari pada kondom dan memiliki pegas logam fleksibel pada bingkai diagfragma pegas tersebut memungkinkan penekanan ketika diagfragma dimasukan sehingga diafragma dapat kembali kebentuk seperti semula dan mengikuti bentuk dalam jaringan vagina ketika ditempatkan didalam. Ketika berada dalam posisi yang benar ,dengan sisi kubah berada dibawah dan bingkai diagfragma menempel ketat pada dinding vagina anterior dan lateral, diagfragma secara keseluruhan dapat menutupi serviks. Penghalang tersebut bila dikombinasikan dengan jelly atau dengan krim spermisida yang dioles mengelilingi bingkai diagfragma dan didalam kuba, dapat menolak sperma masuk kelubang serviks sehingga sperma tidak bertemu sel telur. Diafragma juga memberi perlindungan terhadap PMS, seperti klamidia dan ghonorea yang menyebabkan dysplasia serviks dan penyakit radang panggul. Diafragma tidak dapat melindungi wanita dari HIV . Saat ini ada 4 jenis Diafragma yang berbeda konstruksi pegas logam pada bingkainya serta lebar bingkai diafragma: a) Pegas datar; pegas pada diafragma ini terbuat dari lapisan tipis baja stainless yang sangat ringan. b) Pegas kumparan; pegas pada diafragma ini merupakan kumparan melingkar yang fleksibel dengan kekuatan sedang. c) Pegas lengkung; pegas pada diafragma ini merupakan kombinasi pegas datar dan pegas kumparan . d) Bingkai tutup lebar; tersedia pada bentuk pegas kumparan ataupun pegas lengkung. Penggunaan diafragma dikontra indikasikan pada beberapa keadaan berikut : a) Prolaps uterus yang parah (penurunan) (derajat kedua atau ketiga) b) Sistokel (derajat dua atau tiga) c) Antervensi atau retroversi uterus yang berat d) Fistula vesikovagina atau rektro vagina e) Alergi terhadap karet diagfragma atau terhadap sediaan spermisida yang terdapat didalam diagfragma. b. Cervical Cap Penutup serviks yang terbuat dari karet lateks dan berbentuk bundar kerucut, dengan cincin tebal yang sesuai dengan bentuk serviks , sehingga dapat melekat erat pada serviks, tetapi tidak menekan kedalam forniks serviko vaginal. Pada prinsipnya, cervical cap tidak seperti diafragma yang menciptakan penghalang terhadap sperma dengan cara menutupi serviks dan juga menampung spermisida untuk mencegah kehamilan. Cara tersebut dapat mengurangi risiko penyakit menular seksual , tetapi tidak dapat melindungi terhadap HIV. Sejumlah kontraindikasi yang berkaitan dengan penggunaan cervical cap adalah sebagai berikut : a) Hasil Pap smear baru-baru ini tidak normal b) Adanya keganasan uterus atau serviks c) Riwayat sindrom syok toksis d) Infeksi serviks atau vagina yang terjadi baru-baru ini e) Alergi terhadap lateks dan spermisida. c. Pelindung Lea Pelindung Lea merupakan alat yang menggunakan karet silikon dengan diameter 55 mm, dan hanya memiliki satu ukuran. Apabila wanita ingin menggunakannya , tidak diperlukan pengepasan. Apabila digunakan bersama spermisida, angka keberhasilannya jauh melebihi metode kontrapsesi lain. d. FemCap Alat ini sejenis cervical cap yang terbuat dari karet silikon non-alergi . Alat ini dapat masuk kedalam serviks dan memiliki tepi yang luas (seperti topi pelaut) yang menciptakan alur diantara kubah dan topi tersebut. Topi penutup melekatkan FemCap jauh lebih kecil, tetapi kesulitan untuk melepasnya jauh lebih besar kendati alat ini memiliki tali pengikat untuk melepasnya. Memasukan dan mencabut FemCap selama hubungan seksual juga menjadi sebuah permasalah dan risiko kehamilan pun lebih besar. e. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan alat yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacammacam terbuat dari plastik, plastik yang dililit tembaga. Cara kerjayaiitu menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubba fallopi dan mempengaruhi fertilitasi sebelum ovum m encapai kavum uteri.indikasi pada metode keluarga berencana alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), yaitu : a) Usia reproduksi (25 – 49 tahun). b) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. c) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi. d) Setelah Abortus dan tidak terlihat adanya infeksi e) Resiko rendah dan IMS (infeksi menular seksual) f) Tidak menghendaki metode hormonal. Kontra indikasi dari metode keluarga berencana alat kontrasep si dalam rahim (AKDR), yaitu : a) Sedang hamil atau kemungkinan hamil b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui (sampai dapat di evaluasi). c) Sedang menderita infeksi alat genital (Vaginitis servisitif). d) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm. e) Kelainan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim. Efek samping dari metode keluarga berencana alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), yaitu : a) Terjadi perdarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada masa menstruasi. b) Keluar bercak- bercak darah (spoting)setelah lama 2 hari pemasangan. c) Kram atau nyeri selama menstruasi. d) Keputihan. 3. Kontrasepsi mantap Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami/istri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti oleh pria maupun wanita. a. Tubektomi Pemotongan ( Oklusi ) kedua tuba falopii sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu. Disebut juga tubektomi atau tubal ligation. Keuntungan dari metode ini yaitu : Tidak mengganggu ASI, Jarang ada keluhan sampingan, Angka kegagalan hampir tidak ada, Tidak mengganggu gairah seksual. Adapun Kerugiannya yaitu : Tindakan operatif, seringkali menakutkan; Definitif, kesuburan tidak dapat kembali lagi; Komplikasi yang ditimbulkan bisa serius. b. Vasektomi Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi. Caranya ialah dengan memotong saluran mani (vas deverens) kemudian kedua ujungnya di ikat, sehingga sel sperma tidak dapat mengalir keluar penis (uretra). Sterilisasi laki-laki termasuk operasi ringan, tidak melakukan perawatan di rumahsakit dan tidak mengganggu kehidupan seksual. Nafsu seks dan potensi lelaki tetap, dan waktu melakukan koitus terjadi pula ejakulasi, tetapi yang terpancar hanya semacam lendir yang tidak mengandung sperma. Kontap pria ini masih merupakan metode yang “terabaikan” dan kurang mendapatkan perhatian. Cara kerjanya yaitu Oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa didalam semen/ejakulat. Angka kegagalan 0-2,2 % ,umumnya < 1 % . Kegagalan kontap , umumnya disebabkan oleh: 1. Senggamaa yang tidak terlindung sebelum semen/ejakulat bebas sama sekali dari spermatozoa. 2. Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa 3. Pemotongan dan oklusi struktur jaringan lain selama operasi Keuntungan: 1. Efektif 2. Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas 3. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit dan hanya memerlukan anestesi lokal saja. Kerugian: 1. Diperlukan suatu tindakan operatif. 2. Kadang-kadangmenyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi. 3. Belum memberi perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah ada didalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens dikeluarkan. 4. Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parahsetelah reproduksi pria. tindakan operatif yang menyangkut sistem STIKES TRI MANDIRI SAKTI PRODI DIV KEBIDANAN Kode/No : SIL/UPM/01 Tgl : STANDAR PROSES Revisi : SILABUS TEORI/PRAKTIKUM 1. Halaman : Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kode Program Studi Beban/Jumlah SKS Prasyarat : Asuhan Kebidanan KB : 3112.01 : DIV Kebidanan : 3 SKS :Mahasiswa harus lulus mata kuliah Askeb ibu hamil dan Askeb Ibu bersalin. Jumlah Minggu/Pertemuan : 3 kali pertemuan / 3 x 50 Menit Kualifikasi Dosen : D4 Bidan Pendidik 2. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini memberikan kesempatan untuk melaksanakan asuhan kebidanan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi dengan berbagai metode dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep, sikap, dan keterampilan dengan pokok bahasan asuhan kebidanan keluarga berencana (KB). 3. Standar Kompetensi/Capaian Pembelajaran Mahasiswa semester III melaksanakan asuhan kebidanan pada pasangan usia subur (PUS) dengan pendekatan manajemen kebidanan. 4. Kompetensi Dasar : Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu: 1. Melakukan pelayanan kontrasepsi non hormonal dengan berbagai metode 2. Mempraktikkan cara penggunaan KB Non Hormonal 5. Evaluasi Pert. No Hari/Tgl/Jam Kompetensi Dasar Materi Pokok Ke 1. 1 Jum’at / 22 FebruariPada akhir perkuliahan KB Non Hormonal 2019/ mahasiswa mampu 08.00 – 09.00 WIB memahami tentang Kb Non Hormonal 2. 2 3 3 Metode/ Strategi Ceramah Diskusi Tanya Jawab Jum’at / 01 Maret Pada akhir perkuliahan KB Kondom Ceramah 2019/ mahasiswa mampu Diskusi 08.00 – 09.00 WIB memahami tentang KB Tanya Jawab Kondom Jum’at / 08 Maret Pada akhir perkuliahan Cara Pemberian Ceramah 2019 / mahasiswa mampu KB Kondom Diskusi 08.00 – 09.00 WIB memahami dan Tanya Jawab mempraktekkan cara Praktik pemberian KB Kondom EVALUASI Indik 1. Mahasisw menjelask pengertian Hormonal 2. Mahasisw menjelask pemberian Hormonal 3. Mahasisw menjelasak jenis KB N Hormonal berbagai m Mahasiswa m menjelaskan KB Kondom Mahasiswa m mempraktek pemberian K Kondom No A 1 DAFTAR TILIK PEMASANGAN KONTRASEPSI NON HORMONAL KOMPONEN 0 1 2 PERSIAPAN ALAT Alat untuk Pemeriksaan TTV : Tensi meter Stetoskop Termometer 1 gelas berisi air klorin dan 1 gelas berisi air bersih Nierbekken Alat untuk pemasangan AKDR : Bak instrumen berisi Kapas DTT sebanyak 5 buah Handscoon 2 pasang Kasa steril 3 buah AKDR Cu T 380 A Spekulum Vagina 2 buah Tenakulum Sonde uterus Tampon Tang Gunting Benang Kom berisi larutan antiseptik B Alat Penunjang Tempat tidur Gynekologi Selimut Handuk untuk PI 1 Tempat sampah infeksius , 1 Tempat sampah non infeksius Baskom berisi larutan Clorin 0,5 % Lampu sorot Konseling Pemasangan Wawancara pendahuluan Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri Tanyakan tujuan dan kunjungannya Berikan informasi umum tentang AKDR Tanyakan sikap dan keyakinan klien yang dapat mendukung atau menolak salah satu atau lebih dari metode kontrasepsi yang ada Metode konseling Berikan jaminan akan kerahasiaan yang di perlukan klien Kumpulkan data – data pribadi klien ( nama , alamat, dan sebagainya ) Tanyakan tujuan reproduksi ( KB ) yang di inginkan ( apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin 3 4 membatasi jumlah anaknya ) Tanyakan tujuan reproduksi ( KB ) yang diinginkan ( apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya ) Tanyakan agama / kepercayaan yang dianut klien , yang mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB Diskusikan kebutuhan , pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan sikap yang simpatik Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat Jelaskan kemungkinan – kemungkinan efek samping AKDR Cu T 380 A, sampai benar – benar dimengerti oleh klien Bila Klien memilih AKDR Telitilah dengan seksama untuk meyakinkan bahwa klien tidak memiliki kondisi kesehatan yang dapat menimbulkan masalah Jelaskan kemungkinan efek samping sampai klien mengerti Konseling Pra – Pemasangan & Seleksi Klien 1 Lakukan seleksi klien ( anamnesis ) secara cermat untuk memastikan tidak ada maslah kesehatan untuk menggunakan AKDR Riwayat Kesehatan Reproduksi Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir Riwayat kehamilan ektopik Nyeri yang hebat setiap haid Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau hematokrit < 30 ) Riwayat infeksi sistem Genetalia ( ISG ) , Penyakit Menular Seksual ( PMS ) atau infeksi panggul Berganti ganti pasangan ( resiko ISG tinggi ) Kanker serviks 2 Jelaskan bahwa perlu di lakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan di lakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan Pemeriksaan Panggul 3 Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun antiseptik dan air 4 Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun antiseptik dan keringkan dengan handuk bersih 5 Bantu klien untuk naik ke tempat pemeriksaan 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri , benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra pubik Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks Pakai sarung tangan DTT Atur penempatan peralatan dan bahan – bahan yang akan digunakan dalam bak instrumen steril atau DTT Lakukan inspeksi dengan spekulum pada genetalia eksterna Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini amati adanya nyeri atau duh ( discharge ) vagina Masukkan spekulum vagina Lakukan pemeriksaan inspekulo Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina Inspeksi serviks Keluarkan spekulum dengan hati – hati dan letakkan kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum di gunakan Lakukan pemeriksaan bimanual Pastikan gerakan serviks bebas Tentukan besar dan posisi uterus Pastikan tidak ada kehamilan Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa Lakukan pemeriksaan rektovaginal ( bila ada indikasi ) Kesulitan menentukan besar uterus retroversi Adanya tumor pada kavum Douglas Celupkan dan bersihkan handscoon dalam larutan klorin 0,5 % kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam klorin Tindakan Pra Pemasangan 19 Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan 20 Masukkan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan sterilnya Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril Letakkan kemasan pada tempat yang datar Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter , tarik tabung inserter dari bawah lipatan lengan Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inseter Prosedur Pemasangan AKDR 21 Pakai Handscoon DTT yang baru 22 Pasang speculum vagina untuk melihat servik 23 Usap vagina dan servik dengan larutanantiseptik 2 atau 3 kali dengan kasa steril 24 Jepit servik dengan tenaculum diangkat secara hati hati 25 Masukkan sonde uterus dengan tehnik ‘ tidak menyentuh ‘ [no touch technique] yaitu secara hati hati memasukkan sonde kedalam cavum uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun bibir speculum 26 Tentukan posisi dengan kedalaman cavum uteri dan keluarkan sonde 27 Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung insenter yang masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung insenter kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan 28 Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril hati hati jangan sampai pendorongnya terdorong 29 Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horisontal [sejajar lengan AKDR] Sementara melakukan tarikan hati hati pada tenakulum masukkan tabung insenter kedalam uterus sampai leher menyentuh seviks atau sampai terasa adanya tahanan 30 Pegang serta tahan tenaculum dan pendorong dengan satu tangan 31 Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan tehnik withdrawal yaitu menarik keluar tabung insenter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong 32 Keluarkan pendorong kemudian tabung insenter didorong kembali ke servik sampai leher biru menyentuh servik atau terasa adanya tahanan 33 Keluarkan sebagian dari tabung insenter dan gunting benang AKDR kurang lebih 3 -4 cm 34 Keluarkan seluruh tabung insenter buang ketempat sampah terkontaminasi 35 Lepaskan tenakulum dengan hati hati rendam dalam larutan clrin 0,5% 36 Periksa servik dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum tekan dengan kasa selama 30-60 detik 37 Keluarkan speculum dengan hati hati rendam dalam larutan klorin0,5% Tindakan Pasca Pemasangan 37 Rendam seluruh peralatan yg sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama10 menit untuk decontaminasi 38 Buang bahan bahan yang sudah tidak dipakai lagi [kasa ,sarung tangan sekali pakai ] ke tempat yang sudah disediakan 39 Celupkan kedua tangan yang masih memakaihandscoon ke dalam larutan klorin 0,5% bersihkan cemaran pada hand scoon buka secara terbalik dan rendam dalam klorin 0,5% 40 Cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik 41 Pastikan klien tidak mengalami kram berat dan amati selama 15 menit sebelum memperbolehkan pulang Konseling Pasca Pemasangan 42 Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus dilakukan 43 Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping 44 Beritahu pada klien harus datang kembali ke klinik untuk control lagi 45 Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun 46 Yakinkan klien bahwa ia dapat datang di klinik setiap saat bila memerlukan konsultasi pemeriksaan medik atau bila menginginkan AKDR tersebut dicabut 47 Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan 48 Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLANT Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut 0 Gagal : Bila langkah klinik tidak dilakukan 1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai prosedur 2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang terampil atau kurang cekatan dalam mendemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relatif lebih lama menyelesaikan suatu tugas 3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang percaya diri, kadang kadang tampak cemas dan memerlukan waktu yang dapat dipertanggung jawabkan 4 Sangat baik/Mahir : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat sesuai dengan tehnik prosedur dalam lingkup kebidanan dan waktu efisien NO KOMPONEN MEMPERSIAPKAN PENJAHITAN 1 Persiapan alat a. Tensi b. Stethoscope c. Tempat tidur periksa d. Alat penyangga lengan (tambahan) e. Perlak dan pengalas f. Bak instrument yang berisi - 1 pasang hand schoen steril - Kasa steril/doek - Kom steril g. Batang norplant (6 buah) dalam kantong h. Kom berisi cairan bethadine i. Anastesi lokal konsentrasi 1 % j. Epinefrin untuk rejatan anafilaktik k. Semprit 5 cc dan ajrum no 22 l. Trokart no 10 m. Skapel no 11/15 n. Plaster/band aid o. Klem penjepit p. Pingset q. Bengkok r. Larutan chlorine 0.5 % s. Sabun dan handuk tangan PENILAIAN 0 1 2 3 4 2 Persiapan pasien a. Pastikan klien benar-benar memilih metode kontrasepsi implant sebagai pilihannya b. Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan c. Mempersilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan bila kurang mengerti d. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah tersebut e. Minta klien untuk mencuci daerah yang akan dipasang implant MEKANISME KERJA 3 Memberi salam pada klien dan sapa dengan ramah dan hangat 4 Dekatkan alat-alat dekat pasien @ Alat-alat untuk pemeriksaan fisik dan pemasangan implant @ Siapkan ruangan dengan cahaya yang cukup 5 Pasang sampiran 6 Cuci tangan @ Dibawah air mengalir dengan sabun dan keringkan dengan handuk 7 Timbang berat badan klien 8 Ukur tekanan darah 9 Lakukan pemeriksaan payudara @ Ajari klein cara memeriksa payudara sendiri 10 Pasang penyangga lengan 11 Letakkan perlak dan alas perlak pada bagian bawah lengan 12 Tentukan tempat pemasangan yang optimal @ 8 cm dari atas lipatan siku @ gunakan pola dan spidol untuk menandai tempat insisi 13 Siapkan batang implant @ Buka bungkus steril tanpa penyentuhnya @ Letakkan pada kom steril PEMASANGAN IMPLANT 14 Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai 15 Pakai sarung tangan steril 16 Hitung jumlah kapsul untuk memastikan jumlahnya 17 Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptic @ Gunakan klem steril untuk memegang kassa berantiseptik @ Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi keluar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering sekitar 2 menit 18 Pasang doek bolong steril 19 Pastikan klien tidak alergi terhadap anastesi 20 Lakukan anastesi lokal @ Masukkan jarum tepat dibawah kulit pada tempat insisi @ Pastikan tidak masuk dalam pembuluh darah @ Tanpa memindahkan jarum masukan kebawah kulit sekitar 4 cm @ Suntikan masing x 1 cc diantara pola pemasangan 1 & 2, 3 & 4, 5 & 6. 21 Uji efek anastesinya 22 Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel 23 Sambil mengungkit kulit, tusuk trokart dan pendorongnya sampai batas tanda 1 dekat pangkal trokart 24 Tarik pendorong keluar 25 Masukkan kapsul inplant kedalam trokart dengan tangan atau dengan pingset 26 Masukan kembali pendorong dan dorong kapsul sampai ada makanan 27 Tarik trokart dan pendorongnya bersama-sama sampai batas ujung trokart @ Ujung trokart harus tetap berada dibawah kulit 28 Fiksasi ujung kapsul implant yang telah dipasang 29 Arahkan ujung trokart untuk memasang kapsul berikutnya sesuai dengan pola 30 Cabut trokart setelah kapsul terakhir dipasang 31 Raba kapsul untuk mengetahui enam kapsul implant telah terpasang dengan deretan seperti kipas 32 Periksa daerah insisi untuk mengetahui seluruh kapsul berada jauh dari insisi 33 Dekatkan ujung-ujung insisi 34 Pasang plaster/band aid pada luka insisi TINDAKAN PASCA PEMASANGAN 35 Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi 36 Rendam seluruh peralatan yg sdh terpakai dg larutan chlorine 0.5 % 10 mnt 37 Cuci tangan denga larutan chlorine 0.5 % kemudian lepaskan sarung tangan dalam pisisi terbalik KONSELING PASCA TINDAKAN 38 Lengkapi rekam medik 39 Minta klien menunggu di klinik selama 15-20 menit setelah pemasangan 40 Berikan petunjuk pada klien tentang perawatan luka insisi di rumah 41 Bila terdapat tanda-tanda infeksi segera kembali ke klinik 42 Yakinkan bahwa klien dpt dtg ke klinik setiap saat bila memerlukan konsultasi SOAL 1. Waktu Pemasangan alat kontrasepsi AKDR yangtepat untuk gadis A adalah............... a. 18 September 2010 b. 13 September 2010 c. 15 September 2010 d. 2 minggu setelah mens e. 1 minggu setelah pasang 2. Waktu yang tepat bagi pasangan tersebut melakukna senggama setelah AKDR terpasang adalah................. a. 24 jam setelah pemasangan b. Begitu mens selesai c. 1 minggu setelah pemasangan d. 2 minggu setelah pemasangan e. Haid selanjutnya 3. Ny S umur 17 tahun, baru menikah satu bulan bersama suaminya datang ke bidan bermaksud menunda kehamilan 6 bulan dengan ikut KB. Saat ini Ny S haid hari ke 4. 1. Untuk menentukan alakon pasangan tersebut bidan perlu melakukan konseling tentang............... a. Cara kerja alat kontrasepsi b. Efek samping alat kontrasepsi c. Macam-macam alat kontrasepsi d. Lama menggunakan alat kontrasepsi e. Pemasangan alat kontrasepsi 4. Selanjutnya bidan menentukan konseling tentang................ a. Cara kerja alat kontrasepsi b. Jelaskan Efek samping alat kontrasepsi c. Macam-macam alat kontrasepsi d. Lama menggunakan alat kontrasepsi e. Pemasangan alat kontrasepsi 5. Metode kontrasepsi yang tepat untuk Ny s adalah................. a. Implan, pil, iud b. Pil, suntik satu bulan c. IUD, Implan, Suntik d. Suntik, Implan, MOW e. Kondom, senggama terputus 6. Ciri-ciri alat kontrasepsi yang paling tepat untuk pasangan yang baru menikah seperti Ny S adalah......... a. Efektif rendah b. Reversible tinggi c. Reversible rendah d. Comfortable tinggi e. Comfortable rendah KASUS X Ny M umur 30 tahun P2A0 ingin menunda hamil 3tahun datang ke bidan ingin menggunakan kontrasepsi yang tidak mengganggu ASI karena sekarang mempunyai anak hidup terkecil 1 tahun yang masih menyusu. 1. Tujuan KB untuk keluarga Ny M adalah……………. a. Mengatur fertilitas b. Menunda fertilitas c. Membatasi fertilitas d. Menjarangkan fertilitas e. Mengakhiri fertilitas 2. Metode kontrasepsi yang paling efektif untuk Ny M adalah……………. a. Barier b. alamiah c. Hormonal d. Kontap e. Sederhana 3. Jenis kontrasepsi yang sesuai kondisi Ny M adalah………….. a. Pil kombinasi b. Cyclofem c. Implan d. Senggama terputus e. Tubektomi 4. Kandungan hormone kontrasepsi yang dipakai oleh Ny M adalah…………… a. Levonogestrol b. estrogen c. gonadotropin d. estradiol valerat e. estradional sipionat 5. Cara kerja kontrasepsi yang dipakai Ny M adalah…………. a. Mengentalkan lendir servik b. Memperlancar ovulasi c. Mencegah pertemuan sel telur dan sperma d. Mematikan sperma yang masuk e. Mengurangi jumlah sperma