LAPORAN TUGAS HISTOLOGI JANTUNG, ARTERI, VENA, DAN KAPILER MODUL SISTEM RESPIRASI DAN KARDIOVASKULER Oleh: Kelompok Tutorial 4 Jendry Immanuel Kalampung 18011101004 Lea Suzette Emnuella Theis 18011101142 Bianca Ivana Jade Jemima Mandagi 18011101032 Alfionita Eliena Haryanto 18011101046 Melly Fidela M. 18011101060 Arya Jerry Septian 18011101074 Yorghi Liesapali 18011101088 Joana Maria Posumah 18011101102 Jonathan Enrique Emilio Pijoh 18011101116 Benaya Eurico Laihad 18011101122 Yohanes Pardamean Rajadoli N. Parhusip 18011101144 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2018 Histologi sistem kardiovaskuler Sistem sirkulasi darah memompa dan mengarahkan sel-sel darah serta zat yang dibawa dalam darah ke seluruh jaringan tubuh. Sistem kardiovaskular terdiri atas struktur berikut ini: 1. Jantung Organ yang berfungsi untuk memompa darah 2. Arteri Serangkaian pembuluh eferen yang berfungsi untuk mengangkut darah, nutrient, dan oksigen ke jaringan 3. Vena Serangkaian pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung. 4. Kapiler Pembuluh darah terkecil, yaitu pembuluh darah tempat pertukaran O2, CO2, serta nutrisi dan limbah antara darah dan jaringan. 1. Jantung Gambaran utama jantung Seperti yang terlihat pada gambar, jantung manusia memperlihatkan dua atrium dan dua ventrikel. Miokardium dinding ventrikel lebih tebal daripada dinding atrium. Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secara ritmis, memompa darah melalui sistem sirkulasi. manusia memperlihatkan dua atrium dan dua ventrikel. Katup-katup jantung pada dasarnya merupakan lembaran jaringan ikat yang tertambat di regio skeletal fibrosa, bagian lain skeletal fibrosa adalah korda tendinae. Yang berwarna kuning adalah bagian system konduksi yang menginisiasi impuls jantung untuk berdenyut dan menyebarkannya melalui miokardium ventrikel. Dindin jantung terdiri dari 3 lapisan; endocardium, miokardium, epicardium. 1. Endokardium Endokardium adalah epitel gepeng selapis dan lapisan jaringan ikat subepitel yang melapisi lumen jantung. terdiri dari lapisan dalam endothelium yang sangat tipis, lapisan tipis jaringan ikat, serta pada lapisan subendotel ada selapis jaringan ikat yang sering disebut lapisan subendokardiar yang menyatu dengan miokardium. a. Di bawah endothelium (En) terdapat lapisan subendocardial (SEn) dan serabut konduksi Purkinje (P). serabut serabut ini merupakan sel otot jantung yang dihubungkan oleh diskus interkalaris dan dikhususkan untuk konduksi impuls. Glikogen mengisi banyak sitoplasma dan menggantikan myofibril ke perifer, serat purkinje secara tipikal lebih berwarna pucar daripada serat otot jantung (M). b. Dalam serat atrium Purkinje (P) seringkali lebih dekat pada endotel (En) dan bercampur dengan serabut kontraksi dalam miokardium (M). Keduanya 200x, H&E. 2. Miokardium Miokardium adalah tunika paling tebal di jantung dan terdiri atas sel-sel otot jantung dengan serat yang disusun spiral di setiap ruang jantung. Miokardium jauh lebih tebal di ventrikel (Gambar a) ketimbang di atrium (Gambar b). 3. Epikardium Potongan atrium memperlihatkan bagian miokardium (M) dan epicardium (Ep). Epikardium terdiri atas jaringan ikat longgar (CT) yang mengandung saraf autonom (N) dan lapisan lemak (F). Epikardium adalah lapisan visceral pericardium yang juga melapisa rongga pericardium (Mes). Sel mesotel menyekresi suatu cairan pelumas yang mencegah gesekan saat jantung berdenyut kontak dengan pericardium parietal di sisi lain rongga pericardial. 100x, H&E. Katup jantung dan skeletal fibrosa Skeletal fibrosa jantung terdiri atas jaringan ikat padat, terutama di endocardium (En) yang mengelilingi dua kanal atrioventricular. Mikrograf menunjukkan bagian melalui titik puncak katup atrioventricular (panah) dan terikat korda tendinar (CT). struktur jaringan ikat ini ditutupi dengan lapisan tipis endothelium. Jaringan ikat yang kaya kolagen pada katup berwarna biru pucat dan kontinu dengan cincin fibrosa di dasar katup mengisi endocardium antara atrium (A) dan ventrikel (V). Tebal miokardium ventrikel (M) juga ditunjukkan. 20x, Masson trichrome. Jantung terbagi atas atrium dan ventrikel 1. Atrium kiri Patongan memanjang pada sisi kiri jantung memperlihatkan bagian atrium (1), kuspis katup atrioventrikularis (mitral) (5), dan ventrikel (9). Endokardium (1, 9) melapisi rongga atrium dan ventrikel. Di bawah endokardium (1, 9) terdapat jaringan ikat subendokardium (tela subendocardiaca) (2). Miokardium (3, 19) di atrium (3) dan ventrikel (19) terdiri dari serat otot jantung. Epikardium atrium dan ventrikel bersambungan dan melapisi jantung dengan mesotel di sebelah luar. Lamina subepucardiaca mengandung jaringan ikat, jaringan adiposa, dan banyak pembuluh darah koronaria, yang jumlahnya bervariasi di berbagai bagian jantung. Epikardium juga rneluas ke dalam sulkus koronarius (atrioventrikularis) dan sulkus interven-trikularis jantung. Di antara atrium dan ventrikel terdapat satu lapisan jaringan ikat fibrosa padat yaitu anulus fibrosos. Katup atrioventrikularis (mitral) bikuspid memisahkan atrium dari verstrikel. Kuspis katup atrioventrikularis (mitral) dibentuk oleh membran ganda endokardium dan inti jaringan ikat padat yang bersambungan dengan anulus fibrosus. Di permukaan ventral setiap kuspis terdapat insersi tali jaringan ikat, churda tendineae, yang berjalan dari kuspis katup dan melekat pada otot papilaris, yang menonjol dari dinding ventrikel. Permukaan dalam ventrikel juga mengandung rigi otot (miokardium) yang menonjol yaitu trabeculae carneae yang membentuk otot papilaris. Otot papilaris melalui charda tendineae menahan dan menstabilkan kuspis di katup atrioventrikularis ventrikel kanan dan kiri sewaktu kantraksi ventrikel. 2. Ventrikel kanan. Dalam gambar diperlihatkan potongan ventrikel kanan dan bagian bawah trunkus pulmonalis. Seperti pembuluh darah lainnya, trunkus pulmonalis dilapisi oleh endotel pada tunika intima. Tunika media membentuk bagian paling tebal dinding trunkus pulmonalis. Jaringan ikat tipis tunika adventisia menyatu dengan jaringan ikat subepikardium, yang mengandung jaringan lemak dan arteriol dan venula koronaria. Trunkus pulmonalis berasal dari annulus fibrous. Trunkus pulmonalis dilapisi oleh endocardium. Inti jaringan ikat dari annulus fibrous meluas kedalam bagian basal katup semilunaris dan membentuk bagian sentralnya. Miokardium ventrikel kanan yang tebal dilapisi di bagian dalamnya oleh endocardium. Endocardium meluas melewati katup pulmonal dan annulus fibrosus dan menyatu dengan tunika intima. Trunkus pulmonalis dilapisi oleh jaringan ikat subendokardium dan jaringan adipose yang selanjutnya dilapisi oleh epikardium. Kedua lapisan ini menutupi permukaan luar vebtrikel kanan. Arterior dan venula koronaria terlihat di jaringan ikat subepikardium. Jaringan dinding vaskuler kecuali kapiler berisi otot polos dan jaringan ikat serta lapisan endotel. Jumlah dan susunan jaringan ini di pembuluh darah dipengaruhi oleh faktor mekanis, terutama tekanan darah dan faktor metabolic yang menggambarkan kebutuhan jaringan setempat. Semua pembuluh darah besar memiliki dinding dengan tiga lapisan konsentris, yaitu tunika (tunika: mantel), seperti yang ditunjukkan pada gambar. Arteri dan Vena Jaringan dinding vaskuler kecuali kapiler berisi otot polos dan jaringan ikat serta lapisan endotel. Jumlah dan susunan jaringan ini di pembuluh darah dipengaruhi oleh faktor mekanis, terutama tekanan darah dan faktor metabolic yang menggambarkan kebutuhan jaringan setempat. Semua pembuluh darah besar memiliki dinding dengan tiga lapisan konsentris, yaitu tunika (tunika: mantel), seperti yang ditunjukkan pada gambar Tunika intima Terdiri atas satu lapis sel endotel, yang di topang oleh selapis tipis subendotel jaringan ikat longgar dan terkadang mengandung serat otot polos. Pada arteri, intima dipisahkan dari media oleh suatu lamina elastic interna. Lamina ini terdiri atas lastin, dan memiliki celah yang memungkinkan difusi zat. Tunika media Lapisan tengah pembuluh darah, terutama terdiri atas lapisan konsentris sel-sel otot polos yang tersususn secara berpilin. Diantara sel-sel otot polos, terdapat berbagai serat dan lamela elasti, serta serat reticular dan proteoglikan. Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastic eksterna yang lebih tipis dan memisahkannya dari tunika adventisia. Tunika adventisia Tunika terluar yang terdiri dari serat kolagen tipe I dan elastin. Lapisan ini berangsur menyatu dengan stroma jaringan ikat organ tempat pembuluh darah berada. 2. Arteri Arteri adalah pembuluh darah eferen yang membawa darah dari jantung menuju kapilar. Ada dua pembuluh arteri besar yang keluar dari jantung, yaitu trunkus pulmonalis dari ventrikel kanan dan aorta dari ventrikel kiri. Trunkus pulmonalis, segera setelah meninggalkan jantung trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masuk ke dalam paru Arteri koronaria kanan dan kiri, yang memperdarahi otot jantung merupakan cabang aorta (keluar dari ventrikel kiri). Aorta, setelah meninggalkan jantung, berjalan obliq, lengkung posterior turun masuk ke rongga dada dan bercabang menuju dinding tubuh dan visera; kemudian masuk ke rongga abdomen, di sini kembali bercabang menuju dinding tubuh dan visera. Aorta abdominalis berakhir dengan dua cabang (bifurkasio) menjadi arteri iliaka komunis kanan (dekstra) dan kiri (sinistra) di pelvis. Klasifikasi Arteri Klasifikasi arteri menjadi tiga tipe utama ini adalah berdasarkan ukuran relatif, karakteristik morfologi, maupun keduanya . Berikut ini urutan penggolongan dari yang terbesar sampai terkecil: Arteri tipe elastis (conducting arteries) atau arteri besar, arteri tipe muskular (distributing arteries) atau arteri sedang, arteriol atau arteri kecil. a. Arteri Elastis Aorta dan cabang-cabang arkus aorta (arteri karotis komunis dan arteri subklavia), arteri iliaka komunis, dan trunkus pulomalis adalah aiteri elastis (conducting arteries). Dalam keadaan segar, dinding arteri tipe ini dapat terlihat berwana kuning karena mengandung banyak sekali lembaran-lembaran elastin. Tunika intima alteri elastis disusun oleh endotel yang ditopang oleh lapisan tipis jaringan ikat di bawahnya. Dalam jaringan ikat tersebut, terdapat fibroblas, sedikit sel otot polos, dan serat kolagen. Tunika elastika interna (lamina elastika interna) juga dapat ditemukan pada arteri tipe ini. Tunika media arteri tipe elastis unsur penyusunnya didominasi oleh lembaran elastin berpori, yang disebut membran berpori (fenestrated membranes), membrane berpori ini tersusun berselang seling dengan sejumlah sel otot polos. Terdapat 40 lembaran elastin pada neonates dan 70 pada orang dewasa. Membran berpori juga bertambah ketebalannya karena terus menerus berlangsung deposit lembaran elastin yang terjadi pada tunika media. Matriks ekstrasel disekresi oleh sel-sel otot polos, sebagian besar terdiri atas kondroitin sulfat, serat-serat kolagen, serat-serat retikular dan serat-serat elastin. Tunika elastika eksterna (lamina elastika eksterna) juga dapat ditemukan di tunika media. Tunika adventisia arteri elastis relatif tipis, disusun oleh jaringan ikat fibroelastis longgar yang mengandung fibroblas. Vasa vasorum banyak terdapat di tunika adventisia. Dari vasa vasorum pembuluh terus menjadi bantalan kapilar dan masuk sampai ke tunika media, untuk membawa nutrisi dan oksigen bagi jaringan ikat dan sel otot polos. Pori yang ada di tunika elastika memungkinkan sel-sel di tunika media mendapat oksigen dan zat gizi dari darah dalam lumen melalui proses difusi. Gambar : Dinding arteri elastic besar: aorta (potongan transversal). Pulasan : Pulasan elastic. Pembesaran lemah Gambar : Gambaran histologik mikroskop cahaya arteri tipe elastis (xl32). membran Perhatikan berpori (FM = fenestrated membrane), tunika media (TM), dan tunika adventisia (TA). b. Arteri Muskular Arteri tipe muskular (distributing arteries) meliputi pembuluh darah yang merupakan cabang-cabang aorta, kecuali trunkus major (utama) yang merupakan cabang arkus aorta dan bifurkasio terminal aorta abdominalis. Kedua pembuluh tadi tergolong arteri elastis. Namun kebanyakan arteri yang ada namanya, termasuk yang berdiameter hanya 0,1 mm, tergolong dalam arteri muskular (misalnya: arteri brakialis, ulnaris, renalis ). Karakteristik yang digunakan untuk mengidentifikasi arteri muskular adalah tunika medianya yang terutaman disusun oleh sel-sel otot polos. Gambar : Arteri dan vena muscular. Potongan transversal. Pulasan elastic. Pembesaran lemah Tunika intima arteri muskular lebih tipis daripada arteri elastis, namun lapisan subendotelnya mengandung sejumlah otot polos; juga berbeda dengan arteri elastis, tunika elastika interna (lamina elastika interna) arteri muskular terlihat nyata dan permukaannya bergelombang. Tunika media arteri muskular terutama disusun oleh selsel otot polos. Arteri muskular yang kecil memiliki tiga sampai empat lapisan otot polos, sedangkan pembuluh yang lebih besar dapat memiliki sampai 40 lapisan otot polos sirkular. Jumlah lapisan berkurang mengikuti semakin kecilnya ukuran pembuluh. Sel-sel otot polos dibungkus oleh lamina eksterna (serupa dengan lamina basal). Tunika adventisia arteri muskular tersusun oleh serat elastin, serat kolagen (diameter 60-100 nm), dan substansi dasar terutama dermatan sulfat dan heparan sulfat. Matriks ekstrasel diproduksi oleh fibroblas yang ada di tunika adventisia. Serat kolagen dan elastin berjalan longitudinal dan menyatu dengan jaringan ikat sekitarnya. Vasa vasorum dan ujung saraf tak bermielin terletak sisi luar tunika adventisia. Neurotransmiter yang dilepaskan di ujung saraf berdifusi melalui pori di tunika elastika eksterna menuju tunika media, membuat sel-sel otot polos terdekat mengalami depolarisasi. c. Arteriol Pada sediaan histologi, dapat dilihat bahwa tebal dinding arteriol sama dengan besar diameter lumennya. Endotel pada tunika intima disokong oleh jaringan ikat subendotel yang tipis. Jaringan ikat subendotel ini mengandung kolagen III dan sedikit serat elastin. Pada arteriol kecil dan arterial terminal tidak ditemukan tunika elastika interna, namun dapat ditemukan pada arterial yang lebih besar. Gambar : Gambaran mikroskop elektron arteriol. (Dari Yamazaki K, Allen TD: Ultrastructural morphometric study of efferent nerve terminals on murine bone marrow stromal cells, and the recognition of a novel anatomical unit : The "neuroreticular complex." Am J Anat 187: 261-276, 1990.) Gambar : Gambaran histalagik mikroskap cahaya arteriol dan venul, tedapat sel-sel darah merah (x540). Arteriol (A) terlihat jelas dengan tunika media (TM) yang tebal. Nukleus sel endatel (N) menanjal ke arah lumen (L). Venul (Ve) tidak begitu jelas dengan lumen besar berisi sel darah merah (RBC = red blood cells). Tunika media venul tidak sejelas seperti arteriol. Arteri yang memperdarahi bantalan kapilar disebut metarteriol. Strukturnya berbeda dari arteriol pada bagian otot polosnya. Pada metarteriol, otot polosnya tidak kontinu; berdiri sendiri-sendiri secara terpisah dan tiap sel mengelilingi sel entodelnya. Gambar : Gambaran mikroskop electron arteriol, terlihat lapisa otot polosnya yang padat dan serat-serat sarafnya. (Dari Fujiwara T, Uehara Y: The cytoarchitecture of the wall and innervation pattern of the microvessels in the rat mammary gland: A scanning electron microscopic observation. Am J Anat 170: 39-54, 1984.) 3. Vena Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung. Vena digolongkan menjadi tiga tipe berdasarkan diameter dan ketebalan dinding: venula, vena kecil, vena sedang dan vena besar. I :Tunika Intima IEL :Internal Elastic Lamina M :Tunika Media EF :Elastic Fibers A :Tunika Adventisia Dinding vena memiliki lapisan berikut: 1. Tunika Intima, terdiri atas endotel dan selapis serat kolagen dan elastic halus yang sangat tipis, yang menyatu dengan jaringan ikat tunika media. Ada lapisan lamina elastic interna pada vena terbesar sebagai pemisah tunika intima dan media. 2. Tunika media, terdiri atas selapis tipis otot polos yang melingkar secara longgar terbenam di dalam jaringan ikat. Lapisan tunika media vena jauh lebih tipis daripada tunika media arteri. 3. Tunika adventisia, terdiri atas suatu lapisan jaringan ikat yang luas. Pada vena, lapisan ini jauh lebih tebal daripada tunika media. Dinding vena mengandung lapisan tunika intima (4a), tunika media (4b), dan tunika adventisia (4c). Namun, ketiga lapisan vena ini jauh lebih tipis daripada dinding arteri. Di sekitar kedua pembuluh itu terdapat kapiler (5), arteriol (7), venula (6), dan sel jaringan adipose (8). Dalam lumen arteri dan vena banyak terdapat leukosit. Tipe Vena: 1. Venula Dinding Venula serupa dengan kapilar; venula yang lebih besar tidak memiliki perisit, sebagai gantinya memiliki sel-sel otot. Karakeristik dan fungsi venula (postcapillary, collecting, and muscular): Postcapillary venules berdiameter 15-50 𝜇m dan venula berdiameter 50-100 𝜇m Tunika intima terdiri atas endothelium; tidak berkatup Tunika media terdiri atas perisit dan sel otot polos tersebar Tunika adventisia terdiri atas sejumlah kolagen dan sedikit fibroblast Peran dalam system sirkulasi yaitu saluran lanjutan kapiler kembali ke jantung dan tempat keluar leukosit dari pembuluh darah. Gambar a dan b: Postcapillary Venules (V) memiliki lumen yang lebih besar daripada arteriol (A). Namun, venula memiliki dinding yang lebih tipis daripada arteriol yang terdiri atas sel endotel dan banyak perisit (P) atau sel otot polos. Gambar c: venula muscular (potongan memanjang) terlihat lebih jelas tunica media dengan 3 lapis otot polos (M) di beberapa area dan sel endotel tipis dari tunika intima (I). Gambar d: postcapillary venules (V) pada sel usus yang terinfeksi terlihat ada beberapa leukosit menempel dan berpndah melewati tunika Intima (I). 2. Vena kecil Karakteristik dan fungsi vena kecil Berdiameter 0.1-1 mm Tunika intima terdiri dari endothelium dan jaringan ikat dengan serat oto polos tersebar Tunika media tipis terdiri atas 2-3 lapis sel otot polos Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat Tunika adventisia lebih tebal daripada tunika media Dalam system sirkulasi berperan dalam mengumpulkan darah dari venula Gambar a : lumen vena kecil (V) terlihat lebih besar dari arteri muscular (A) dengan tunika media (M) dan adventisia (Ad) yang tebal. Dinding vena kecil sangat tipis terdiri atas 2 atau3 lapis otot polos. Gambar b: katup dari vena kecil (potongan oblik atau miring menyerong). Katup merupakan lipatan tipis dari tunika intima ke dalam lumen yang mencegah aliran balik darah 3. Vena sedang Vena sedang merupakan tempat bermuaranya sebagian besar darah dari seluruh tubuh, termasuk dari sebagian besar ekstremitas. Gambar c : terlihat vena sedang (MV) memiliki dinding yang lebih tebal dari vena kecil. Namun, tetap lebih tipis dari arteri muscular (MA). Tunika media dan adventisia berkembang baik namun biasanya melipat dan terdapat lumen yang besar. Gambar d: terlihat vena sedang mengandung darah dan katup vena (panah). Karakteristik dan fungsi vena sedang: Berdiameter 1-10 mm Tunika intima terdiri atas endothelium, jaringan ikat, dan berkatup Tunika media terdiri dari 3-5 lapisan otot polos yang lebih jelas Tunika adventisia lebih tebal daripada tunika media Tunika adventisia mungkin memiliki otot Dalam system sirkulasi berperan dalam membawa darah menuju vena yang lebih besar 4. Vena Besar Vena besar berhubungan secara langsung dengan jantung, mengembalikan darah dari ekstermitas, kepala, hati dan dinding tubuh. Vena besar termasuk vena kava dan vena pulmonalis, vena porta, vena renalis, vena jugularis interna, vena iliaka dan vena zigomatikus. Dinding vena besar ditandai oleh tunika adventisia (6) tebal berotot dengan serat otot polos (7) terlihat secara longitudinal. Pada potongan melintang vena porta, serat otot polos terpisah-pisah membentuk berkas-berkas, dikelilingi oleh jaringan ikat tunika adventisia (6). Di jaringan ikat tunika adventisia tampak sebuah arteriol (8a), 2 venula (8b), dan 1 kapiler (8c) dalam potongan memanjang vasa vasorum (8). Tunika media (5), lebih tipis daripada tunika adventisia, terdiri atas serat otot polos (3) yang memperlihatkan orientasi sirkuler. Tunika intima (4) terdiri atas endotel (1) dan ditunjang oleh stratum subendotheliale (2). Vena besar juga memperlihatkan lamina elastika interna yang kurang berkembang daripada arteri. Karakteristik dan fungsi vena besar: Berdiameter lebih dari 10 mm Tunika intima terdiri atas endothelium, jaringan ikat, sel otot polos, dan katupnya jelas Tunika media memiliki lebih dari 5 lapis otot polos dengan kolagen yang banyak. Tunika adventisia adalah lapisan paling tebal dengan otot polos melingkar longitudinal. Dalam system sirkulasi berperan dalam mengembalikan darah ke jantung. Vena besar memiliki lapisan media muscular (M) yang sangat tipis dibandingkan dari tunika adventisia (A) di sekitarnya terdiri atas jaringan ikat tebal yang tidak beraturan. Dindingnya biasa terlipat seperti pada gambar yaitu tunika intima (I) terbentuk masuk ke dalam lumen sebagai katup (V) yang terdiri atas jaringan ikat subendotelium dengan endothelium pada kedua sisi. 4. Kapiler Kapilar adalah pembuluh darah terkecil dengan panjang kurang lebih 50 µm dan diameter antara 8-10 µm. Kapilar dibentuk oleh epitel gepeng selapis yang menggulung menjadi sebuah tabung, dengan sumbu panjang sel berada searah dengan arah aliran darah. Sel-sel endotel ini gepeng dengan ujung mengecil perlahan sampai mencapai tebal kurang lebih 0.2 µm , namun inti selnya yang berbentuk elips menonjol ke arah lumen kapilar. Sitoplasmanya mengandung kompleks golgi, sedikit mitokondria, sejumlah retikulum endoplasmik kasar (RER), dan ribosom bebas Filamen intermedia (diameter 9-11 nm), terletak pada zona kitar inti (perinuclear zone), memiliki komposisi filament beragam. Sebagai contoh , beberapa sel memiliki filamen dengan komposisi desmin, sel lainnya memiliki filamen dengan komposisi vimentin, dan ada pula sel endotel yang memiliki kedua filamen tersebut. Filamen filamen ini menjadi penunjang struktur sel-sel endotel, namun apakah keragaman komposisi filamen tadi memiliki pengaruh bermakna, masih belum diketahui dengan jelas. Struktur pembuluh darah kapiler terdiri dari endotelium, berbentuk lebih kecil dari sistem peredaran darah pada manusia yaitu pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena. Endotelium adalah sel yang letaknya berada di bagian dalam rongga pembuluh darah kapiler. Sel endotelium ini dilapisi oleh dinding yang sifatnya dapat dipengaruhi oleh tekanan osmotik dan hidrostatik. Tekanan osmotik adalah tekanan yang mempertahankan zat pelarut dengan tidak memindahkannya ke larutan berkonsentrasi tinggi. Sedangkan hidrostatik adalah tekanan yang dipengaruhi oleh luas bidang tekan dengan kedalaman tetentu sehingga pergerakannya tergantung pada jenis zat, massa jenis dan percepatan gravitasi. Pembuluh darah kapiler terbentuk dari jaringan yang rapat dan langsung berhubungan dengan sel di dalam tubuh. Tubuh manusia sehat mempunyai sekitar 5 milliar pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah kapiler tidak mempumyai katub, bercabang dan tersusun atas selapis sel. Saluran dari pembuluh darah kapiler sangatlah sempit. Dinding kapiler disusun oleh selapis endotel tipis yang tersusun berdempetan. Perpindahan gas dan molekul dari kapiler ke jaringan sekitarnya dipengaruhi oleh tekanan osmotik dan hidrostatik. Kapiler memungkinkan berbagai tingkat pertukaran metabolic antara darah dan jaringan sekitar. Kapiler hanya terdiri atas selapis endothelial yang tergulung sebagai suatu saluran, tempat pertukaran antara darah dan cairan jaringan. Kapiler dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, bergantung pada kontinuitas sel endothelial dan lamina eksterna. a. Kapiler kontinu Jenis tersering diantara jenis lainnya. Memiliki taut kedap yang erat dan menyekat celah antarsel di antara semua sel endothelial untuk meminimalkan kebocoran cairan. Semua molekul yang ditukar melalui endothelial harus menembus sel melalui difusi. Kapiler kontinu tersebar di kulit dan otot. b. Kapiler berfenestra Juga memiliki taut erat, tetapi perforasi melalu sel endothelial memungkinkan pertukaran yang lebih besar. Kapiler berfenestra ditemukan di organ dengan pertukaran molecular yang penting dengan darah, seperti organ endokrin dan dinding usus. c. Sinusoid Biasanya berdiameter lebih besar ketimbang jenis kapiler lain dan memiliki diskontinuitas diantara sel endothelial, fenestra besar melalui sel dan membrane basal parsial yang tidak kontinu. Sinusoid ditemukan pada organ tempat terjadinya pertukaran makromolekul dari sel secara mudah, seperti di sumsum tulang, hati dan limpa. Kapiler kontinu Kapiler kontinu menjalankan control terketat dengan menentukan jenis molekul yang meninggalkan dindingnya. TEM memperlihatkan suatu kapiler kontinu pada potongan melintang. Suatu inti sel endothelial (N), dan taut erat berlimpah di taut kompleks (JC) yang tumpeng tindih antar sel-sel endotel (E). sejumlah besar besikel transitotik (V) terlihat jelas. Sekitar kapiler adalah lamina basal (LB) dan eksistensi sitoplasma tipis dari perisit (P), serat kolagen (C) dan bahan ekstraseluler lainnya hadir dalam ruang perivaskular (RP). 10.000x. Kapiler berfenestra Kapiler berfenestra dikhususkanuntuk ambilan molekul seperti hormone pada kelenjar endokrin. Gambaran TEM suatu kapiler berfenestra yang terpotong secara transversal di regio peritubular ginjal memperlihatkan banyak fenestra tipikal yang ditutupi oleh diafragma (panah), dengan suatu lamina eksterna yang kontinu di permukaan luar sel endotel (BL). Di sel ini, apparatus golgi (G), inti (N), dan sentriol (C) dapat terlihat. 10.000x. Sinusoid Kapiler sinusoid atau sinusoid biasanya memiliki diameter yang lebih besar ketimbang kebanyakan kapiler dan dikhususkan tidak hanya untuk pertukaran molekul secara maksimal antara darah dan jaringan sekitar, tetapi juga untuk pergerakan sel darah secara mudah melalui endotel. Sinusoid (S) yang tampak di sini berada pada sumsum tulang dan dikelilingi oleh jaringan yang mengandung adiposit (A) dan massa sel hematopoietik (H). Endotel tersebut sangat tipis dan inti sel lebih sulit ditemukan ketimbang di kapiler yang lebih kecil. Secara ultrastruktural, kapiler sinusoid tampak memiliki fenestra besar yang menembus sel dan diskontinuitas besar yang berada di antara sel dan menembus lamina basal. 200x, H&E. Daftar Pustaka Eroschenko,Victor P. Di Fiore's atlas of histology with functional correlations. 11th ed. Lippincott Williams & Wilkins; 2008. Gartner, Leslie P. and Hiatt, James L. Color Textbook of Histology. 3rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. Mescher, Anthony L. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. 14th ed. United States: McGraw-Hill Education; 2016. Sherwood L. Introduction to Human Physiology. 8th ed. Brooks/Cole Cengage Learning; 2013.