Komunikasi dalam Organisasi

advertisement
Komunikasi dalam Organisasi
Pertemuan 6-7
Komunikasi dalam
Organisasi
 Pengertian Komunikasi
Proses dimana seseorang berusaha untuk
memberikan pengertian atau pesan kepada
orang lain melalui pesan simbolis.
The process by which people attempt to share
meaning via the transmission of symbolic
messages (Stoner, Freeman & Gilbert, 1995,
dalm Etika Muslimah, 2009)
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses
pengiriman dan penerimaan pesan yang memiliki
makna ( Wayne Weiten,Margaret A. et al. 2009)
 Komunikasi adalah proses transmisi atau pertukaran
informasi, pikiran, atau ide melalui pidato, menulis,
gambar, atau tanda-tanda (Richard L. Irwin,William
Anthony, et al. 2008)
 Komunikasi adalah salah satu dari kata-kata yang
tampak begitu dasar yang Anda mungkin bertanya-tanya
mengapa perlu didefinisikan secara formal. Namun ahli
yang meluangkan waktu mereka untuk belajar
komunikasi kadang-kadang tidak setuju pada definisi.
Dalam arti luas, komunikasi adalah proses bertindak
atas informasi. (Alusine M. Kanu, 2009)
 Para pakar di bidang komunikasi memberikan arti bahwa communication yang berarti
perhubungan atau perkabaran. Communicate berarti memberitahukan atau
berhubungan. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio
dengan kata dasar communis artinya sama.
 Mintrom (1995) dalam Etika M (2009) menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu
proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, baik verbal maupun non
verbal, mendengar, berbicara, gerak tubuh dan ungkapan emosi. Gilbert et.al (1995)
dalam Etika Muslimah (2009) menjelaskan ”the process by which people attempt to
share meaning via the transmission of symbolic messages” bahwa proses untuk
memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis.
 Komunikator adalah pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan
dengan menggunakan media tertentu. Komponen yang sangat berpengaruh dalam
suatu komunikasi, awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi, atau sender yaitu
pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. Komunikasi berguna untuk
menyampaikan ide, keinginan dan harapan peserta didik dalam menjalankan bisnis.
 Komunikan, penerima (receiver) atau sering menerima pesan dari komunikator,
kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon di sebut
dengan komunikan, receiver adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
(Etika Muslimah, 2009)
Komunikasi Sehat
Kegiatan komunikasi akan berjalan lancar jika memiliki kualitas, berupa: (a)
saling menjalin komunikasi yang sehat; (b) saling menjaga, menghargai dan
iktikad baik untuk saling tidak menyakiti; (c) saling rendah hati, pelankan
suara, jangan tinggi hati dan jangan remehkan orang lain; (d) adanya
umpan balik dan saling komunikatif; (e) saling melihat dan memberikan
kesan kooperatif; (f) komunikasikan segala sesuatu yang mempunyai pesan
dan makna yang menimbulkan hubungan nyaman dan sejuk; (g)
ekspresikan hubungan dengan baik, tidak emosional dan saling asah, asih,
dan asuh; (h) bersifat komunikatif, artinya orang yang di ajak bicara tidak
nyambung jangan dilanjutkan, nantinya akan menjadi masalah; dan (i)
komunikasi bahan atau materi pembicaraan yang bermoral dan beretika.
 Komunikasi berguna dalam memasarkan suatu produk, komunikasi
bermanfaat dalam pemasaran, sesuai definisi American Marketing
Association (AMA, 1987), menjelaskan ”pemasaran adalah organisasi
fungsional dan suatu proses untuk menciptakan (creating),
mengkomunikasikan (communicating), dan menghantarkan value
(delivering), sehingga menguntungkan organisasi dan stakeholdernya.
(Suranto. 2012)
 Komponen efektif
Dalam komunikasi dan negosiasi adalah: (a) komunikator pengirim (sender)
yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media
tertentu. Komponen yang sangat berpengaruh dalam suatu komunikasi,
awal terjadinya suatu komunikasi, atau kata lain sender adalah pihak yang
mengirimkan pesan kepada pihak lain; (b) komunikan adalah penerima
(receiver) atau yang sering menerima pesan dari komunikator, kemudian
memahami, menerjemahkan dan memberi respon disebut dengan
komunikan, pendek kata komunikate (receiver) adalah pihak yang
menerima pesan dari pihak lain; (c) media adalah komunikasi dikenal yang
namanya media, media adalah saluran (channel) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan sebagai sarana komunikasi.
Media berujud bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan,
tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi, gerakan dan lain
sebagainya. Apa yang ingin disampaikan oleh komunikator mampu diterima
dan ditangkap oleh komunikan. Saluran (channel) adalah pesan
disampaikan kepada komunikan dalam komunikasi antar-pribadi (tatap
muka); (d) pesan adalah isi dari komunikasi, berupa pesan (message) yang
dapat disampaikan oleh komunikator kepada komunikan; (e) tanggapan
adalah komunikasi ada pesan, kemudian ada pula namanya tanggapan.
Tanggapan adalah merupakan dampak (effect) dari komunikasi sebagai
respon atas penerimaan pesan. Hal ini akan di implentasikan dalam bentuk
umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikan.
 Fungsi dan manfaat komunikasi
Adalah: (a) fungsi informasi, artinya komunikasi mempunyai makna
media untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak
tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya,
sehingga terjalin hubungan dan interaksi; (b) sebagai ekspresi,
artinya orang yang berkomunikasi berarti ia melakukan ekpresi diri.
Hal ini sebagai bentuk atau wujud ungkapan perasaan, pikiran atas apa
yang dia pahami terhadap sesuatu permasalahan; (c) komunikasi
sebagai fungsi kontrol, artinya komunikasi dapat menghindari
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan
berupa perintah, peringatan, penilaian, pertanyaan dan lain
sebagainya; (d) fungsi sosial, artinya komunikasi sebagai kebutuhan
dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan
(antar teman, saudara, dan sesama manusia); (e) berfungsi dalam
bidang bisnis, artinya komunikasi sebagai kebutuhan dunia bisnis
yang berkaitan dengan finansial, barang dan jasa; (f) fungsi da’wah
untuk menyampaikan sesuatu, hal ini memiliki makna sebagai
media penyampai pesan-pesan keagamaan dan perjuangan
bersama baik bidang pendidikan, sosial dan hubungan
kemasyarakatan; (g) fungsi komunikasi sebagai media
menyampaikan ide dan berbagai keinginan dalam bidang jasa.
Pola Komunikasi
(Etika Muslimah, 2009)
 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi melalui lisan (verbal)
Komunikasi melalui tulisan
 Pola Komunikasi
Pola huruf Y
Pola roda
Pola komunikasi bersambung
Pola komunikasi melingkar
Pola komunikasi menyeluruh
Networking

Kemampuan akses dengan pasar, kerja sama dengan dunia usaha dan
dunia bisnis, menjadi pendukung keberhasilan seseorang. Kerjasama
dalam bisnis, kerja sama dalam akses teknologi maupun informasi dan
pengetahuan dunia bisnis yang didukung sebagai pelaku bisnis akan
mempengaruhi kualitas seseorang.

Pendamping tidak hanya mahir dalam teori semata, seseorang akan
lebih mengena sasaran menjalankan program perusahaan jika sebagai
pelaku bisnis dan pengendali program. Mengapa kita perlu kemampuan
networking. Networking memungkinkan untuk menjalin kerjasama dengan
orang-orang yang tepat, menjalin hubungan dalam belajar dengan orang
lain, bermanfaat dalam mencapai sesuatu yang lebih untuk diri sendiri dan
orang lain.

Lowstuter, et.al (2007:233) dalam (Suranto. 2012) menyebutkan bahwa
“effective networking is key to a successful job search. If you recall, I
mentioned that approximately 80 percent of executive positions are filled by
people successfully networking”. Bahwa suatu kerjasama dalam jaringan
dengan dunia luar merupakan sarana dan strategi efektif yang merupakan
kunci dalam mencari pekerjaan, sekitar 80% dari posisi eksekutif di duduki
oleh orang-orang yang sukses dalam networking.
Kegunaan Networking

Menjalin hubungan dengan kolega, dengan bisnis dunia luar dan
membangun sebuah jaringan akan mempengaruhi keberhasilan
program. Seorang pendamping mampu membangun jaringan, agar
ditiru oleh peserta. Seorang pendamping bisa berperan mencarikan
jaringan dalam bisnis agar peserta mendapatkan kesempatan
dalam usaha.

Agin (2009:2) dalam (Suranto. 2012) menjelaskan bahwa “The
networking skills you have are more than adequate. This limitation,
rather, is simply a function of the fact that your skills in networking
(or anything) can only do so much.” Bahwa kemampuan dalam
networking sangat dibutuhkan, kemampuan networking akan
melakukan banyak hal yang berarti.

Suranto. (2012) menjelaskan bahwa “networking is the process of
making and maintaining connections”. Bahwa networking adalah
proses dalam membentuk dan memperbaiki hubungan terutama
pemasaran. Pemasaran merupakan nafas dari dunia usaha dan
produk merupakan jantung dari usaha yang dirintis.
 Media, Dalam komunikasi di kenal yang namanya media, media
adalah saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan
pesan sebagai sarana berkomunikasi.
 Media bisa berujud bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya
berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin,
sandi, gerakan dan lain sebagainya. Yang jelas apa yang ingin di
sampaikan oleh komunikator mampu di terima dan di tangkap oleh
komunikan.
 Saluran (channel) adalah pesan disampaikan kepada komunikan.
dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa
udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
 Pesan, adalah isi dari komunikasi, yang berupa pesan
(message) yang dapat disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan.
 Nah adapun kejelasan pengiriman dan penerimaan
pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan
komunikasi itu. Pendek kata message adalah isi atau
maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada
pihak lain.
Tanggapan, Dalam komunikasi ada
pesan, kemudian ada pula namanya
tangapan. Tanggapan adalah merupakan
dampak (effect) dari komunikasi sebagai
respon atas penerimaan pesan.
Hal ini akan di implentasikan dalam bentuk
umpan balik (feed back) atau tindakan
sesuai dengan pesan yang diterima.
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan
dari penerimaan pesan atas isi pesan
yang disampaikannya (Suranto, 2012)
 Bagaimana bisa menciptakan komunikasi yang baik? Komunikasi akan dapat
tersampaikan sejumlah informasi dan hasil pembicaraan.
 Cara menjalin komunikasi yang baik tidak hanya kita (komunikator) saja tetapi orang
yang kita ajak bicara (komunikan) harus ada iktikad baik untuk melakukan kegiatan
komunikasi yang baik. Jadi di antara keduanya harus saling menjaga.
Secara umum untuk menjaga komunikasi yang baik itu adalah :
 Jalinlah komunikasi yang sehat
 Saling menjaga, menghargai dan iktikad baik untuk saling tidak menyakiti
 Saling rendah hati, pelankan suara, jangan tinggi hati dan jangan remehkan orang
lain.
 Adanya umpan balik dan saling komunikatif
 Saling melihat dan memberikan kesan kooperatif.
 Komunikasikan segala sesuatu yang mempunyai pesan dan makna yang
menimbulkan hubungan nyaman dan sejuk.
 Ekspresikan hubungan dengan baik, tidak emosional dan saling asah asih dan asuh.
 Bersifat komunikatif dan saling nyambung, artinya jika teman atau orang yang kita
ajak bicara tidak selevel atau tak nyambung jangan kita lanjutkan, nanti akan menjadi
masalah.
 Komunikasikan bahan atau materi pembicaraan yang bermoral, jangan jorok atau
norak, belum tentu lawan bicara kita mau dengan keinginan kita. (Suranto, 2012)
 Komunikasilah dengan lawan yang efektif dan
jangan bertele-tele.
 Bicaralah atau komunikasikanlah dengan orang
yang sepaham atau berkomunikasi sesuai
dengan bahasa mereka. Jika mereka petani
sesuai bahasa petani, jika pedagang bicaralah
dengan bahasa pedagang. Jangan terlalu tinggi
nanti akan membuat ketimpangan diantara
mereka.
 Jadilah komunikator dan komunikan yang baik
Adapun sikap yang perlu di cermati oleh seseorang dalam melakukan komunikasi,
khususnya komunikasi verbal, yaitu :
 Bersikap santun, lembut dan menjunjung nilai kebenaran (truth). Baik itu dengan
sesama umurnya, adik, kakak atau yang lebih tua sekalipun. Jadi bersikap dan
bertutur kata yang lembut, dingin, sejuk dan enak di ajak komunikasi.
 Berkomunikasilah dengan ikhlas dan saling menjaga ketulusan (sincerity).
 Menjaga nilai moral dan asas persaudaraan (friendship).
 Berkomunikasilah dengan jujur, tidak mendramatisir, dan selalu sungguh-sungguh
(seriousness).
 Apapun kata dan kalimat yang terucap, isilah kalimat atau kata yang disampaikan
penuh dengan ketenangan (poise).
 Berkomunikasi harus penuh kepercayaan diri (self convidence).
 Berkomunikasilah dengan saling menghargai dan mendengarkan dengan baik (good
listener)
 Saling memberi manfaat dan saling interaksi dengan seimbang dan saling nyambung
 Gunakan mimik yang sejuk dan kata yang indah sehingga tidak adanya tekanan atau
kasar di antara mereka.
 Lakukan dengan saling memandang dan saling mengutamakan kenyamanan
 Sekasar dan setidak nyaman apapun di dalam komunikasi, jangan sampai keluar
kata kotor, jangan sampai berantem atau saling memukul
 Ajukan argumentasi yang cerdas, bukan sentimen
 Boleh humor tapi jangan terlalu, dan jangan menyakiti orang lain (Renald Kasali,
2007) (Bisri Mustofa, 2010)
Tujuan Komunikasi Efektif
 Menghasilkan maksud dan tujuan yang benar di dalam
berkomunikasi.
 Saling mengenal, baik komunikan dan komunikator
 Dalam melakukan komunikasi harus saling memahami apa yang
akan di omongin, jadi sesuai dengan tema yang di bahas.
 Adanya pesan dan pembahasan yang jelas
 Bisa menggunakan alat bantu untuk memperjelas komunikasi yang
sesuai.
 Menjadi pendengar dan pelaku yang baik.
 Saling membahas dan menfokuskan pada masalah yang
dikomunikasikan.
 Buatlah suasana yang nyaman dan gunakan bahasa tubuh yang
benar
Hukum Komunikasi
 Hukum 1: Respect
 Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif
adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran
pesan yang kita sampaikan.
 Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang
pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah
bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap
penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi
seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri
seseorang.
 Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling
menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun
kerjasama yang akan menghasilkan sinergi yang akan
meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun
secara keseluruhan. (Bisri Mustofa. 2009)
 Hukum 2: Emphaty
 Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu
prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan
kita untuk mendengar atau mengerti terlebih dahulu sebelum
didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
 Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan
pesan dengan cara dan sikap yang memudahkan penerima pesan
menerimanya.
 Demikian halnya dengan bentuk komunikasi untuk membangun
kerjasama tim dalam membangun teamwork.
 Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan
pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empatik calon
penerima pesan kita, sehingga nantinya pesan kita akan dapat
tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari
penerima. (Bisri Mustofa. 2009)
 Hukum 3: Audible
 Makna dari audible antara lain dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik.
 Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu
ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik,
maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat
diterima oleh orang lain dengan baik.
 Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan
melalui media sedemikian hingga dapat diterima dengan
baik oleh penerima pesan. (Bisri Mustofa. 2009)
 Hukum 4: Clarity
 Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan
baik, Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan
transparansi.
 Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap
terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan),
sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari
penerima pesan atau anggota tim kita, karena tanpa
keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada
gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme
kelompok atau tim kita. (Bisri Mustofa. 2009)
 Hukum 5: Humble
 Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah
sikap rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri.
 Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama
untuk membangun rasa saling menghargai orang lain, biasanya
didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.
 Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum
pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang
komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun
hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling
menguatkan. (Bisri Mustofa. 2009)
Menurut Etika Muslimah (2009)
Komunikasi akan terjadi:
Lateral
Komunikasi terjadi diantara anggota
kelompok kerja yang sama, pada
tingkat yang sama, secara horizontal
Jaringan komunikasi
Jaringan formal : komunikasi wewenang /
formal dan Jaringan informal : komunikasi
tidak formal
Komunikasi non verbal
Pesan yang dikirim lewat gerakan tubuh,
intonasi atau tekanan pada kata-kata,
jarak fisik antara pengirim dan penerima
Gagalnya komunikasi jika terjadi:
Emosi
Bahasa komunikasi, tidak paham
Tidak sepaham dari masalah
Tingkat pendidikan
Budaya
Kultur, dll (Etika Muslimah, 2009
Permasalahan Organisasi
Banyak permasalahan di organisasi:
Korupsi
Mental karyawan (perilaku, karakter, dll)
Budaya kerja
Penggajian, kesejahteraan
Karir dan manajemen pengelolaan, dll
Buatlah Tugas I  Permasalahan
Organisasi Penghambat Organisasi,
Konflik, Ketidakpuasan dll
Sumber Bacaan
 Alusine M. Kanu. 2009. Communication: An Interdisciplinary
Approach. UK. USA
 Doris Zumpe,Richard Phillip Michael. 2001. Notes on the Elements
of Behavioral Science. Plenum Publisher. New York, USA.
 Etika muslimah. 2009. Perancangan Organisasi, Hand Out. UMS.
Surakarta.
 Renald Kasali. 2007. Teknik Presentasi. Jakarta
 Richard L. Irwin,William Anthony Sutton,Larry M. McCarthy. 2008.
Human Kinetics. Ilinois, USA
 Suranto. 2009. Teknik Negosiasi Meyakinkan. Mediatama.
Surakarta.
 Suranto. 2012. Teknik Komunikasi Ideal. Mediatama. Surakarta.
 Bisri Mustofa. 2009. Memenangkan KOmunikasi. Jakarta.
 Wayne Weiten,Margaret A. Lloyd,Dana S. Dunn,Elizabeth Yost
Hammer. 2009. Psychology Applied to Modern Life: Adjustment in
the 21st Century. Wadsworth CEngage Learning. California USA
Matur Nuwun
Download