PENELITIAN MINERAL LAIN DAN MINERAL IKUTAN PADA WILAYAH PERTAMBANGAN DI KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh : Rohmana, Trisa Muliyana dan Nining Widaningsih Kelompok Penyelidikan Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Penelitian mineral lain dan mineral ikutan pada wilayah pertambangan di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan di wilayah pertambangan aspal, nikel, mangan dan batugamping, terletak dalam geografis diantara 1220 8’ 51,007” - 1230 22’ 39,065” Bujur Timur dan -40 33’ 45,605” - -50 44’ 54,640” Lintang Selatan. Bahan galian lain di wilayah tambang aspal yaitu bitumen padat pada Formasi Sampolakosa, hasil analisis petrografi bitumen padat berupa batugamping organik. Sumber daya hipotetik bitumen padat di PT. Sarana Karya daerah Kabungka, Pasarwajo sebesar 4.922.779 ton kandungan minyak 10 - 85 l/ton, di PT. Sarana Karya daerah Lawele Kecamatan Lasalimu sebesar 2.550.161 ton kandungan minyak 32 - 70 l/ton, di PT. Putindo Bintech daerah Kabungka, Pasarwajo sebesar 3.196.911 ton kandungan minyak 90 l/ton dan di PT. Wara Kirana Bakti daerah Lawele Kecamatan Lasalimu sebesar 732.876 ton kandungan minyak 75 l/ton. Bahan galian lain di wilayah pertambangan mangan yaitu batugamping kristalin berupa boulder-boulder, batupasir tufaan dan bijih hematit dengan nilai analisis kimia ratarata Fe2O3 48,03%. Waste laterit nikel mengandung unsur Ni rata-rata 0,99% dan unsur Fe 38,21 %, waste ini masih dapat diusahakan sebagai bahan galian fero nikel. Sumber daya hipotetik waste laterit nikel sebesar 1.012.500 m3. Nilai analisis 2 conto laterit nikel mengandung Unsur Tanah Jarang (UTJ) dan nilainya relatif kecil apabila dibandingkan dengan kelimpahan UTJ dalam kerak bumi. Batugamping baru diusahakan sebagai bahan bangunan dan fondasi badan jalan. Sumber daya hipotetik batugamping di PT. Duta Pribumi Bataoga dengan luas 1,2 Ha sebesar 71.610 ton, di PT. Dragon Pearl International dengan luas 544 Ha jumlahnya sebesar 25.970.560 ton dan di daerah Rongi, Kecamatan Sampolawa dengan luas 10 Ha sebesar 716.100 ton. PENDAHULUAN GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Latar Belakang Geologi Bahan galian merupakan sumber Mengacu pada Peta Geologi Lembar daya alam yang tak terbarukan dan Buton, Sulawesi Tenggara (Sikumbang N. jumlahnya dkk., 1995)., urutan formasi batuan dari terbatas sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara bijaksana, efektif dan efisien agar diperoleh manfaat yang optimal tua ke muda adalah : Komplek Ultrabasa Kapontori yang merupakan komplek dan batuan malihan tertua berumur sekitar berkelanjutan bagi kepentingan rakyat Permo Karbon. Batuannya terdiri atas secara luas. peridotit, serpentinit dan gabro, setempat Pelaku usaha pertambangan hanya memusatkan perhatiannya terbreksikan dan tergeruskan. pada Penyebaran batuan Komplek penambangan bahan galian yang menjadi Ultrabasa memanjang dari arah Timurlaut- komoditas dengan Baratdaya. Di bagian Baratdaya Komplek perizinannya. Sehingga tidak memperoleh Ultrabasa Kapontori ini muncul sebagai nilai tambah suatu bahan galian lain dan Horst mineral ikutan yang berada pada lokasi terhadap beberapa formasi yang lebih tambangnya. muda diantaranya : utama sesuai Untuk mendorong penerapan kaidah konservasi pada pertambangan dengan kontak tidak selaras Formasi Winto perlu Formasi Winto terdiri atas perselingan dilakukan upaya optimalisasi pemanfaatan serpih, batupasir, konglomerat, dan bahan galian lain dan mineral ikutannya, sisipan batugamping berumur Trias Atas. secara bijaksana, untuk kesejahteraan Dibeberapa tempat dalam Formasi Winto masyarakat dan wawasan lingkungan. terdapat rembesan minyak. Salah satu rembesan minyak di Kumele Winto. Lokasi Penelitian Lokasi Formasi Ogena penelitian wilayah Penyebaran Formasi Ogena sekitar pertambangan aspal, mangan, nikel dan 2% berada di bagian Timurlaut lembar batugamping. peta. Litologinya terdiri atas batugamping Secara termasuk dalam Provinsi Sulawesi di administratif Kabupaten Buton, pelogos, bersisipan klastika halus dan Tenggara. Posisi batugamping geografis terletak dalam koordinat 121 Diperkirakan 46 52,43” - 123 15 5,88” Bujur Timur diendapkan pada lingkungan laut dalam. dan -5 1 22,15” - 5 45’ 25,70” Lintang Formasi Tobelo pasiran dan berumur batupasir. Jura Atas Formasi Tobelo tersebar mengikuti Selatan (Gambar 1). pola umum perlipatan di daerah penelitian. Litologinya tersusun atas kasilitit, berlapis baik, kaya akan radilaria. diendapkan pada kala Plistosen (Sikumbang, dkk., 1995). Umur formasi diperkirakan antara KapurPaleosen dan terbentuk pada lingkungan pengendapan Batial. Kabupaten Buton kaya dan beragam Formasi Tondo Formasi Pertambangan akan potensi bahan galian terutama aspal Tondo konglomerat, tersusun batupasir atas kerikilan, alam yang sudah lama diusahakan, selain bahan galian lain yang sedang perselingan batupasir, batulanau dan diusahakan batulempung. Pada formasi ini seringkali mangan, nikel dan batugamping. dijumpai rembesan aspal kepermukaan membentuk Tondo urat-urat diendapkan pengendapan aspal. dalam lingkungan Neritik Batial Bawah pada Formasi hingga Miosen Tengah- penambangannya Pertambangan Kecamatan aspal Pasarwajo, yaitu terdapat Lasalimu di dan Sampolawa. Sedangkan bahan galian lainnya seperti nikel terdapat di Kecamatan Kapontori, mangan di Desa Miosen Atas. Kumbewaha, Kecamatan Siontapina dan Formasi Sampolakosa batugamping Formasi Sampolakosa batupasir terdiri gampingan, gampingan. Pada dari lempung beberapa Lakudo di dan Kecamatan Batauga, Pasarwajo (Sumber: http://www.butonkab.go.id). tempat seperti di Desa Wining terimpregnasi oleh POTENSI BAHAN GALIAN LAIN DAN aspal, mengandung bitumen dan pada MINERAL IKUTAN tempat-tempat tertentu dijumpai murni menembus Dalam pelaksanaan kegiatan usaha Formasi pertambangan, data potensi bahan galian Sampolakosa diendapkan di lingkungan lain dan mineral ikutan sangatlah penting pengendapan Neritik-Batial pada Miosen untuk Atas-Pliosen Bawah. bahan Formasi Wapulaka keberadaannya. rembesan sampai aspal ke permukaan. Formasi ini sebagian besar berupa batugamping, mencegah/menghindari galian potensi yang terabaikan Pada kegiatan pertambangan keberadaan bahan galian batugamping lain dan mineral ikutan dapat terganggu gampingan. saat kegiatan operasi produksi, oleh Batugamping terutama sebagai gamping karena itu potensi yang ada perlu dikelola terumbu ganggang atau koral, topografi atau ditangani agar nilai ekonominya tidak batuan ini memperlihatkan undak-undak berkurang atau hilang. pasiran, batupasir pantai purba dan topografi karst, Penelitian mineral lain dan mineral ikutan pada wilayah pertambangan di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Kecamatan Lawele, PT. Wara di Desa Tenggara dilakukan di beberapa lokasi Nambo Kecamatan Lawele dan PT. Metrix wilayah Elcipta pertambangan meliputi pertambangan aspal, nikel, mangan, dan daerah Bahan galian lain di wilayah pertambangan aspal yaitu bitumen padat sumber daya bahan galian di wilayah berupa batupasir karbonatan, berwarna pertambangan pengambilan putih kecoklatan, berbutir halus-sedang, laboratorium terdapat bintik-bintik karbon. Hasil analisis dan pengujian kualitas Sejuk dan conto mengetahui Gunung Kecamatan Sampolawa. batugamping. Untuk di dilakukan dianalisis di kimia-fisika mineral dan batubara Pusat Sumber Daya Geologi di petrografi conto bitumen nomor BT11/R menunjukkan batugamping organik. Bandung. Dengan mengetahui komposisi Pertambangan aspal PT. Sarana bahan galian tersebut dapat dimanfaatkan Karya terletak di dua lokasi yaitu di daerah dan Kabungka, Kecamatan Pasarwajo dengan dipisahkan dalam proses penambangannya. luas 318.526 Ha dan di daerah Lawele Estimasi sumber daya bitumen padat dilakukan berdasarkan hasil rekonstruksi Kecamatan Lasalimu dengan luas area 100 Ha. penyebaran dan kesinambungan lateral Endapan bitumen di PT. Sarana berdasarkan kontrol jurus dan kemiringan Karya di daerah lapisan. Estimasi sumber daya bitumen terdapat dihitung daerah Sampolakosa tebal 3 m (BT14/R) dan 4,5 pengaruh yang ditentukan oleh beberapa m (BT15/R) berarah Timurlaut-Baratdaya parameter. Batas sebaran bitumen padat dengan kemiringan lapisan 15º. Estimasi ke arah lateral ditentukan 1.000 m dari sumber daya bitumen padat sebesar singkapan 4.922.779 ton. Hasil analisis retort 2 conto berdasarkan dikorelasikan terluar atau luas yang dapat terdapat kondisi geologi tertentu yang dapat menentukan nomor 2 Kabungka, Pasarwajo lapisan BT14/R, pada BT15/R Formasi mengandung minyak 10 lt/ton dan 85 lt/ton korelasi, sedangkan batas kemiringan ke Endapan bitumen di PT. Sarana arah downdip sampai kedalaman 100 m Karya di daerah Lawele, Kecamatan dari ketinggian singkapan. Lasalimu terdapat 3 lapisan terdiri dari batupasir karbonatan (BT17/R, BT18/R) Pertambangan Aspal Penelitian di tebal wilayah tambang singkapan berwarna 5 abu-abu m, batulempung sampai abu-abu aspal meliputi PT. Putindo di Desa Wining kecoklatan dan keras (BT19/R) ketebalan Kecamatan Pasarwajo, PT. Sarana Karya 10 cm dan batupasir berwarna abu-abu di Desa Wining Kecamatan Pasarwajo, sampai PT. halus-sedang mudah di remas bebau Sarana Karya di Desa Nambo abu-abu kecoklatan berbutir minyak (BT20/R) ketebalan sekitar 1 m, 732.876 ton. Hasil analisis retort conto kemiringan 180 dengan arah Timurlaut- bitumen Baratdaya. Estimasi sumber daya bitumen minyak 75 lt/ton. padat dilakukan pada lapisan bitumen nomor BT21/R Pertambangan aspal penghitungan hipotetik Kecamatan Sampolawa luas 740 Ha. sebesar 2.550.161 ton. Hasil analisis Bahan galian lain selain endapan bitumen conto bitumen nomor BT17/R dan BT18/R yaitu mengandung minyak antara 70 - 87 l/ton, bitumen conto BT19/R mengandung minyak 40 Sampolakosa ketebalan 3 m dengan arah l/ton dan conto BT20/R mengandung Timurlaut-Baratdaya minyak 32 l/ton. lapisan Wilayah pertambangan aspal PT. batugamping daerah Metrik Elcipta daya di PT. dengan ketebalan 1 m ke atas, dari hasil sumber berlokasi mengandung terumbu. terdapat 20o. Waesiu Endapan pada dan Sebaran Formasi kemiringan bitumen tidak beraturan dikontrol oleh struktur sesar Putindo Bintech terletak di Kabungka, yang Desa Wining, Kecamatan Pasarwajo, luas Keberadaan area 142 Ha., lokasi penambangannya di sepanjang zona sesar yang letaknya tidak sebelah utara PT. Sarana Karya. beraturan. Hasil analisis retort 2 conto Endapan bitumen padat di berkembang di endapan daerah bitumen PT. bitumen padat nomor Putindo Bintech mempunyai ketebalan 6 BT25/R, yang mengandung m minyak 145 lt/ton. berarah Timurlaut-Baratdaya dan kemiringan lapisan 15º. Hasil perhitungan Endapan padat BT23/R batugamping ini. dan minyak terumbu, sumber daya hipotetik bitumen sebesar berwarna 3.196.911 ton. Hasil analisis retort 2 conto setempat-setempat terdapat fosil foram bitumen besar, nomor BT10/R dan BT13/R putih ketebalan kotor-kecoklatan, endapan bervariasi mengandung minyak 80 - 100 lt/ton, dan antara 1 - 4 m dan posisinya terletak di conto tailing BT12/R mengandung minyak atas Formasi Sampolakosa. Hasil analis 72 l/ton. kimia conto batugamping nomor BT26/R Pertambangan aspal PT. Wara mengandung nilai unsur SiO2 1,26%, Kirana Bakti berlokasi di daerah Lawele Al2O3 0,92%, Fe2O3 0,64%, CaO 51,85%, Kecamatan Lasalimu luas 97,62 Ha. MgO 1,39%, H2O- 0,43% dan HD 42,90%. Lokasi penambangan terletak di sebelah Endapan batugamping terletak di selatan PT. Sarana Karya. Endapan bitumen terdapat pada atas endapan aspal sehingga apabila ditambang dapat mudah dipisahkan. Formasi Sampolakosa dengan ketebalan Keterdapatan endapan batugamping di 2 meter berarah Timurlaut-Baratdaya dan wilayah tambang ini setempat-setempat, kemiringan lapisan 17º. Estimasi sumber berupa boulder-boulder. daya hipotetik bitumen padat sebesar Pertambangan Nikel Pertambangan 1,15%, Fe 21,04 - 40,89%, Cr 5.286 laterit nikel 5.880 ppm dan Mg 0,95 - 2,12 ppb. diusahakan oleh PT Bumi Buton Megah Berdasarkan hasil analisis 8 conto berlokasi di Desa Boneatiro, Kecamatan laterit nikel pada penampang horizon A, B, Kapontori luas area 675 Ha. C maupun waste mengandung unsur Ni Penambangan dilakukan dengan rata-rata 1,17%, dan ini menunjukkan cara tambang terbuka yaitu mengupas kadar bijih nikel cukup baik apabila tanah dibandingkan dengan konsentrasi minimal penutup (Horizon A) dengan ketebalan 1 - 1,5 m. Endapan laterit nikel berekonomis Ni 0,75%. yang di tambang berada di bawah tanah Waste penambangan laterit nikel penutup (horizon B) dengan tebal 2 m dan dengan nilai analisis Ni rata-rata 0,99% laterit masih mungkin dapat dioptimalkan atau ini kaya dengan bijih nikel, sedangkan di bawah horizon B yaitu diusahakan batuan dasar berupa batuan serpentinit proses pencucian untuk menghilangkan (horizon C). unsur pengotornya. Hasil analisis conto laterit nikel pada horizon A nomor untuk ditambang dengan Sumber daya hipotetik waste di BT32/R wilayah tambang PT. Bumi Buton Megah mengandung unsur Co 381 ppm, Ni luas IUP 675 Ha (6.750.000 m2), tebal 0,97%, Fe 40,50%, Cr 4.174ppm dan Mg tanah penutup 1,5 m, jumlahnya sebesar 693 ppm. Conto horizon B nomor BT28/R 10.125.000 m3. Pengamatan di lapangan dan area bukaan tambang diperkirakan baru BT33/R mengandung unsur antara Co 326 - 529 ppm, Ni 0,95 - 1,39%, Fe mencapai 30%. 31,51 - 39,93%, Cr 4726 - 5734 ppm dan Hasil analisis 8 conto laterit nikel Mg 0,74 - 0,91 ppb. Conto bijih nikel pada terdapat horizon C (BT30/R, BT34/R) mengandung BT33/R, BT35/R) yang mengandung Fe unsur Co 126 - 128 ppm, Ni 0,83 - 1,78%, tinggi antara 31,51 - 40,89% dengan rata- Fe 7,04 - 9,37%, Cr 1859 - 2058 ppm dan rata Mg 19,23 - 19,82 ppb. Conto batuan menunjukkan serpentin (BT29/R), mengandung unsur terkandung unsur Fe cukup tinggi dan Co 103 ppm, Ni 1,79%, Fe 5,56%, Cr tanah laterit tersebut terbuang sebagai 2.64 ppm dan Mg 19,82ppb. waste Waste penambangan berupa tanah laterit kupasan tanah penutup 4 conto 38,21%. dan (BT28/R, Nilai dalam bahan analisis laterit galian BT32/R, tersebut nikel tersebut merupakan fero nikel yang mempunyai yang nilai analisis cukup ekonomis. Sedangkan tercampur dengan batuan dasar dan mineral ikutan lainnya dalam laterit nikel berpotensi terbuang. Hasil analisis conto terkandung kromium (Cr) 1.859 - 5.880 waste (BT31/R, BT35/R) mengandung ppm rata-rata unsur antara Co 436 - 468 ppm, Ni 0,83 - (Co) 103 - 529 ppm rata-rata 312,13 ppm, 3.869,5 ppm dan kobal nilai analisis Cr dan Co di bawah konsentrasi minimal berekonomis untuk Kumbewaha, Kecamatan Siontapina dengan luas 602 Ha. saat ini. Hasil analisis conto bijih mangan Hasil analisis Inductively Coupled menunjukkan endapan bijih mangan di Plasma (ICP) pada 2 conto laterit nikel daerah BT28/R/A dan BT33/R/A mengandung Ce bervariasi. 23 - 25 ppm, Dy 1 ppm, Gd 39 - 63 ppm, penelitian Conto bijih nilainya mangan cukup di lokasi Lu 2 - 5 ppm, Nd 1 - 8 ppm, Pr 77 - 110 pengolahan dan stock pile sebanyak 3 ppm, Sc 35 - 53 ppm, Sm 3 ppm, Tb 4 - 7 conto ppm, Y 1 - 9 ppm. Unsur-unsur tersebut berikut : merupakan Unsur Tanah Jarang (UTJ) yang nilainya analisisnya sebagai BT04/R conto bijih mangan yang akan dicuci di tempat pengolahan dan dibandingkan dengan kelimpahan UTJ stock pile, mengandung Fe total 3,18%, dalam kerak bumi. Fe2O3 4,55%, Mn total 16,89%, MnO2 banyak kecil hasil apabila UTJ relatif dan digunakan pada 19,56%, MnO 5,85%, Mn2O3 25,41%. berbagai macam produk, penggunaannya BT05/TL conto waste bijih mangan memicu berkembangnya material baru. di tempat pengolahan, mengandung Fe Perkembangan banyak total 4,71%, Fe2O3 6,73%, Mn total diaplikasikan di dalam industri untuk 19,05%, MnO2 24,87%, MnO 4,31%, meningkatkan kualitas produk. Contoh Mn2O3 29,18%. material ini perkembangan yang terjadi pada magnet. Dalam bijih mangan di lokasi metalurgi, penambangan PT. Malindo Bara Murni jarang sebanyak 6 conto, terdiri dari 3 conto bijih digunakan dalam pembuatan Baja High mangan, 2 conto mangan oksida dan 1 Strength, low alloy (HSLA), baja karbon conto waste penambangan hasil analisis tinggi, superalloy, stainless steel. sebagai berikut : penambahan aplikasi Conto logam Pemanfaatan tanah UTJ yang lain Hasil analisis 3 conto bijih mangan berupa pelat armor, korek gas otomatis, dari lampu pertambangan, BT37/R, BT39/R) mengandung Fe total perhiasan, cat, lem. Untuk instalasi nuklir, 2,2 - 10,24%, Fe2O3 3,14 - 14,64%, Mn logam tanah jarang digunakan dalam total 21,5 - 22,1%, MnO2 30,68 - 45,66%, detektor nuklir dan rod kontrol nuklir. MnO 0,31-2,73%, Mn2O3 33,41-47,24%. keamanan di lokasi penambangan (BT07/R, Hasil analisis 2 conto bijih hematit Wilayah Pertambangan Mangan Penambangan galian mengandung rata-rata unsur Fe 33,7%, mangan diusahakan oleh PT. Malindo Fe2O3 48,03%, Mn total 4,68%, MnO2 Bara 4,31%, MnO 2,53%, Mn2O3 6,83%. Murni bahan di lokasi penambangan (BT08/R, BT37/R) berlokasi di Desa Conto 1 penambangan waste bijih (BT37/R) mangan berupa bijih Sebaran endapan batupasir tufan karbonatan keterdapatannya setempat- mangan berbutir kerikil sampai kerakal setempat mengandung yang diendapkan di laut. Fe total 3,13%, Fe2O3 merupakan produk volkanik 4,47%, Mn total 36,20%, MnO2 56,46%, Wilayah Pertambangan Batugamping MnO 0,68%, Mn2O3 57,14%. Berdasarkan hasil analisis conto Bahan galian batugamping di bijih mangan mempunyai kualitas cukup Kabupaten Buton masuk ke dalam Ijin bagus, disamping itu terdapat bahan Usaha galian lain berupa mangan oksida dengan batuan. kadar Fe2O3 rata-rata 48,03%. Mangan Pertambangan (IUP) Penambangan komoditi batugamping oksida terdapat setempat-setempat dan disamping dilakukan oleh pemegang IUP, berupa nodul-nodul pada endapan bijih dibeberapa mangan. penambangan tempat yang terdapat dilakukan oleh Selain mangan oksida terdapat pula masyarakat setempat. Sumber dari Dinas bahan galian lainnya yaitu batugamping Pertambangan Kabupaten Buton tercatat dan batupasir tufaan karbonatan. beberapa IUP Operasi Produksi maupun Hasil analisis batugamping petrografi (BT40/R/A) conto IUP Eksplorasi batugamping diantaranya menunjukkan PT. Duta Pribumi Bataoga dan PT. batugamping kristalin. Hasil analisis Dragon Pearl International. kimia 2 conto Wilayah pertambangan bahan batugamping nomor BT40/R dan BT41/R galian batugamping PT. Duta Pribumi mengandung unsur rata-rata SiO2 4,19%, Bataoga berlokasi di Kecamatan Batauga Al2O3 0,56%, Fe2O3 0,52%, CaO 51,32%, luas area 1,2 Ha. Endapan batugamping MgO 1,39%, H2O- 0,21% dan HD 41,28%. secara megaskopis terumbu, berwarna Sebaran merata, batugamping keterdapatannya tidak setempat- setempat dan berupa boulder-boulder. Hasil analisis petrografi batupasir tufaan karbonatan BT09/R/A menunjukkan conto nomor sampai kehitaman, batugamping putih-kemerahan oksida besi dan terdapat fosil foram besar. Sumber batugamping daya di PT. hipotetik Duta Pribumi batugamping Bataoga, luas IUP 1,2 Ha., tebal 2,5 m, organik (?). Hasil analisis kimia conto berat jenis batugamping 2,387, jumlahnya batugamping sebesar 71.610 ton. organik nomor BT09/R mengandung nilai unsur SiO2 21,62%, Hasil analisis conto batugamping Al2O3 5,75%, Fe2O3 2,26%, CaO 34.53%, nomor BT01/R dan BT02/R mengandung MgO 2,24%, H2O- 2,93% dan HD 32,38%. unsur SiO2 0,12%, Al2O3 0,14%, Fe2O3 0,44%, CaO 53,59%, MgO 1,22%, H2O0,11% dan HD 43,48%. Hasil analisis batugamping dari beberapa lokasi di daerah penelitian Pertambangan batugamping di PT. mengandung unsur rata-rata SiO2 0,82%, Dragon Pearl International berlokasi di Al2O3 0,36%, Fe2O3 0,50%, CaO 52,82%, Kecamatan Sampolawa luas 544 Ha, MgO 1,36%, H2O- 0,13% dan HD 43,09%. tebal 2 m. Secara megaskopis Batugamping merupakan salah batugamping berwana putih, lapuk dan satu diantara bahan galian yang banyak terdapat fosil foram besar. kegunaannya Sumber batugamping daya di PT. hipotetik Dragon dalam berbagai industri. Pearl Konsumen industri yang paling International dengan luas IUP 544 Ha., besar tebal 2 m dan berat jenis 2,387, jumlahnya Batugamping sebesar 25.970.560 ton. utama pembuatan semen. Hasil analisis conto batugamping di PT. Dragon Pearl International BT27/R sektor adalah terbesar industri merupakan dalam batugamping semen. bahan Komponen semen (karbonat), baku adalah sekitar 64%. mengandung SiO2 0,25%, Al2O3 0,10%, Persyaratan batugamping untuk Fe2O3 0,39%, CaO 53,45%, MgO 1,22%, dapat dijadikan bahan baku semen kadar - H2O 0,70% dan HD 42,90%. Wilayah CaCO3 50-55%; MgO maksimum 2%, bahan kadar Fe2O3 2,47% dan Al2O3 0,95% dan galian batugamping di Daerah Rongi, kekentalan luluhan 3.200 centipoise (40% Kecamatan Sampolawa ditambang oleh H2O). masyarakat. pertambangan megaskopis Berdasarkan hasil analisis kimia batugamping berwarna putih kecoklatan, conto batugamping di daerah penelitian lapuk, Luas PT. Duta Pribumi Bataoga, PT. Dragon pengamatan endapan batugamping 5 Ha, Pearl International dan Tambang Rakyat dengan tebal 6 meter. di daerah Rongi, maka batugamping terdapat Sumber Secara foram daya besar. hipotetik batugamping dengan luas pengamatan 5 tersebut masuk pada persyaratan bahan baku semen. Ha., tebal 6 m dan berat jenis 2,387 KESIMPULAN DAN SARAN jumlahnya sebesar 716.100 ton. Hasil analisis conto batugamping di daerah Rongi nomor BT03/R, BT45/R, BT46/R Kesimpulan dan BT47/R mengandung unsur rata-rata 1. SiO2 1,29%, Al2O3 0,57%, Fe2O3 0,57%, - Mineral lain atau bahan galian lain di wilayah pertambangan aspal yaitu CaO 52,27%, MgO 1,47%, H2O 0,31% bitumen padat dan hasil analisis dan HD 42,82%. petrografi organik. berupa batugamping 2. Sumber daya hipotetik bitumen padat diusahakan Sarana Kabungka, badan jalan. Sumber daya hipotetik Pasarwajo sebesar 4.922.779 ton batugamping di PT. Duta Pribumi dengan kandungan minyak 10 - 85 Bataoga sebesar 71.610 ton, di PT. l/ton, PT. Sarana Karya di Lawele, Dragon Pearl International sebesar Lasalimu 25.970.560 ton dan di daerah Rongi, Karya di sebesar 2.550.161 ton kandungan minyak 32 - 70 l/ton, PT. Kecamatan Putindo 716.100 ton. Berdasarkan kandungan Bintech di Kabungka, Sampolawa senyawa kandungan minyak 90 l/ton dan PT. batugamping ini, dapat dimanfaatkan Wara sebagai bahan baku semen portland. Kirana Bakti sebesar di Lawele, 732.876 Bahan galian lain kimia sebesar Pasarwajo sebesar 3.196.911 ton CaO, MgO ton Saran di wilayah mangan yaitu batugamping di daerah penelitian batugamping kristalin, batupasir tufan dapat ditingkatkan pemanfaatannya dan bahan galian bijih hematit, sebagai bahan baku semen. pertambangan Waste laterit nikel mengandung unsur 1. 2. Berdasarkan pemanfaatan masih wilayah dapat diusahakan sebagai hipotetik waste laterit nikel sebesar hasil analis conto Perlu diteliti lebih lanjut kemungkinan Ni rata-rata 0,99% dan Fe 38,21% bahan galian fero nikel. Sumber daya 5. baru sebagai bahan bangunan dan fondasi kandungan minyak 75 l/ton. 4. Batugamping di wilayah pertambangan aspal PT. Lasalimu 3. 6. bitumen padat di pertambangan aspal di Kabupaten Buton. 3. Perlu mendapat perhatian untuk 1.012.500 m3. upaya optimalisasi bahan galian nikel Hasil analisis 2 conto laterit nikel karena kadar nikel dalam waste, mengandung UTJ dan nilainya relatif masih cukup signifikan. kecil apabila dibandingkan dengan kelimpahan UTJ dalam kerak bumi. DAFTAR PUSTAKA Sikumbang N, Sanyoto P, Supandjono, R.J.B dan Gafoer S, 1995., Peta Geologi Lembar Buton, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Subarnas, A, 2001, Penyelidikan Geomorfologi Di Daerah Pasarwajo Dan Sekitarnya, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Direktorat Inventarisasi Mineral, Bandung. Sukamto Rab, 1975, Perkembangan Tektonik Dengan Membagi Pulau Sulawesi Dan PulauPulau Disekitarnya Ke Dalam Tiga Mandala Geologi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Direktorat Geologi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Suryana A, 2005, Inventarisasi Endapan Bitumen Padat Dengan Outcrop Drilling Di Daerah Kulisusu Dan Sekitarnya Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Subdit Batubara, Direktorat Inventarisasi Mineral, Bandung. Tobing S. M., 2005, Inventarisasi Bitumen Padat Di Daerah Sampolawa, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Subdit Batubara, Kolokium Hasil Lapangan, Direktorat Inventarisasi Mineral, Bandung. Tobing S. M., 2007, Kajian Potensi Bitumen Padat/Aspal Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Proceeding Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan Dan Non Lapangan Tahun 2007, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung. Widhiyatna D, Hutamadi R, Sutrisno, 2002, Tinjauan Konservasi Aspal Buton di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Direktorat Inventarisasi Mineral, Bandung. http://www.butonkab.go.id Koroni PETA LOKASI PENELITIAN DAERAH KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA KABUPATEN BUTON UTARA Laireja Lebo Lambale Kembano Bone Kalibu 0 Rota 10 Nunu Latambara RAHA Wansaribu Watumeta 20 kilometer Ereke Lipu Rombo KETERANGAN : KABUPATEN BUTON Doka Wakarumba KABUPATEN MUNA Mandulah Tongkuno SUNGAI -5 ° Kaitala JALAN Tontonerele Wasalanangka Bungi KOTA MADYA / KABUPATEN Tondo Puntau Toruku Tampunawu KOTA KECAMATAN Wasindoli Lasongko Lombai Lasalimu Bonemale Lamboau KABUPATEN BUTON PETA INDEK Labuandri Ku Mataragas KOTA BAUBAU Matanauwe Bongi BAUBAU P. KALIMANTAN Kanghonkea Ganda PASARWAJO -5.5 ° P. SULAWESI Rongi Batanga Sampolawa Wabula Masiri 123 ° 122.5 ° LOKASI PENELITIAN Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Sumber Peta : P3G, 1995 Gambar 2. Peta Geologi Daerah Kabupaten Buton Gambar 3. Bahan galian lain berupa endapan batupasir karbonatan (BT14/R), di PT. Sarana Karya, Kabungka, Pasarwajo Horizon A Horizon B Saprolit Horizon C Bedrock Gambar 4. Bukaan tambang nikel di PT. Bumi Buton Delta Megah, Kecamatan Kapontori Gambar 5. Mineral ikutan bijih hematit di wilayah pertambangan mangan PT. Malindo Bara Murni di Desa Kumbewaha, Kecamatan Siontapina