PENYUSUNAN INDEKS PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA LATAR BELAKANG MENINGKATNYA PENDUDUK PERKOTAAN (Indonesia: 52%) TEKANAN TERHADAP PERMUKIMAN PERKOTAAN PERKEMBANGAN GLOBAL SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Perlunya DIANTISIPASI ADANYA PENURUNAN KUALITAS AKSES TERHADAP RUMAH LAYAK MENCIPTAKAN KEBUTUHAN THDP PENINGKATAN KUALITAS AKSES TERHADAP PELAYANAN DASAR LINGKUNGAN PERMUKIMAN YANG SEHAT, AMAN, SERASI, TERATUR, TERENCANA, TERPADU, DAN BERKELANJUTAN KONDISI EKSISTING PERMUKIMAN BERKELANJUTAN DEFINISI PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN PERMUKIMAN PERKOTAAN BAGIAN DARI LINGKUNGAN HUNIAN YANG TERDIRI ATAS LEBIH DARI SATU SATUAN PERUMAHAN YANG MEMPUNYAI PRASARANA, SARANA, UTILITAS UMUM, SERTA MEMPUNYAI PENUNJANG KEGIATAN FUNGSI LAIN DI KAWASAN PERKOTAAN (UU N01/2011) PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN PROSES PEMBANGUNAN YANG BERPRINSIP “MEMENUHI KEBUTUHAN SEKARANG TANPA MENGORBANKAN PEMENUHAN KEBUTUHAN GENERASI KE DEPAN” SISTEM SOSIAL, SISTEM EKONOMI & SISTEM EKOLOGI BERJALAN SECARA EFISIEN DAN SINERGIS DLM PERSPEKTIF JANGKA PANJANG PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UPAYA YANG BERKELANJUTAN UNTUK MEMPERBAIKI KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN KUALITAS LINGKUNGAN SEBAGAI TEMPAT HIDUP DAN BEKERJA SEMUA ORANG ~ Agenda 21 ~ PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN PERMUKIMAN YANG PEMERINTAH DAN MASYARAKATNYA (MASYARAKAT DAN SWASTA) MAMPU UNTUK TERUS MENERUS MENINGKATKAN KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN KUALITAS LINGKUNGAN SEBAGAI TEMPAT UNTUK MEMBANGUN BUDAYA MAJU. ~ Hasil Kesepakatan Diskusi Pakar (27 Agustus 2014) ~ KONSEPSI PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN environmental protection PERMUKIMAN YANG PENGHUNINYA MEMILIKI MODAL SOSIAL UNTUK social PEMBANGUNAN development PERMUKIMAN RUMAH LAYAK HUNI DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT, AMAN, SERASI, TERATUR QUALITY OF LIFE economic growth PERMUKIMAN YANG PENGHUNINYA MEMILIKI ASET EKONOMI UTK PENINGKATAN TARAF HIDUP GOOD GOVERNANCE TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK SEBAGAI PONDASI BERLANGSUNGNYA SISTEM SOSIAL, EKONOMI & LINGKUNGAN DI PERMUKIMAN PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN Rumah Pelayanan Dasar FISIK & LINGKUNGAN Modal Manusia Kualitas Lingkungan Hidup SOSIAL Fasos / Fasum Aksesibilitas Akses thd Pembiayaan Ruang Publik EKONOMI Modal Sosial Pembangunan UMKM Kebijakan & Instrumen Hukum TATA PEMERINTAHAN Kapasitas Pemerintahan Partisipasi Masyarakat KRITERIA DAN INDIKATOR DALAM INDEKS PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN I. ASPEK: FISIK & LINGKUNGAN 1. KRITERIA FASILITAS SOSIAL/UMUM INDIKATOR • • • TINGKAT KEKURANGAN HUNIAN (BACKLOG) KUALITAS RUMAH TINGKAT KEPEMILIKAN LAHAN 2. KRITERIA PELAYANAN DASAR A. SUB KRITERIA AIR MINUM D. SUB KRITERIA DRAINASE INDIKATOR • • TINGKAT PELAYANAN AIR MINUM PERPIPAAN TINGKAT PELAYANAN AIR MINUM NON PERPIPAAN YG TERLINDUNGI B. SUB KRITERIA AIR MINUM INDIKATOR • • TINGKAT PELAYANAN SANITASI SISTEM SETEMPAT TINGKAT PELAYANAN SISTEM SANITASI TERPUSAT C. SUB KRITERIA PENGELOLAAN SAMPAH INDIKATOR • • TINGKAT PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH TINGKAT PELAYANAN FASILITAS PENGURANGAN SAMPAH 3R INDIKATOR • • • TINGKAT PENDUDUK TERLAYANI SISTEM JARINGAN DRAINASE TINGKAT PENGURANGAN GENANGAN TINGKAT PERUBAHAN JUMLAH FASILITAS DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN E. SUB KRITERIA UTILITAS DAN ENERGI INDIKATOR • • TINGKAT PENGGUNAAN SUMBER PENERANGAN & BAHAN BAKAR/ENERGI UTAMA UTK MEMASAK TINGKAT PENGGUNAAN ENERGI ALTERNATIF KRITERIA DAN INDIKATOR DALAM INDEKS PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN I. ASPEK: FISIK & LINGKUNGAN 3. KRITERIA RUMAH INDIKATOR • 4. KRITERIA AKSESIBILITAS A. SUB KRITERIA JALAN INDIKATOR TINGKAT CAKUPAN PELAYANAN FASILITAS SOSIAL & UMUM 5. KRITERIA KUALITAS LNGKUNGAN HIDUP A. SUB KRITERIA KUALITAS UDARA INDIKATOR • TINGKAT PENCEMARAN UDARA B. SUB KRITERIA KUALITAS SUNGAI INDIKATOR • TINGKAT PEMENUHAN BAKU MUTU AIR • • TINGKAT KUALITAS JALAN LINGKUNGAN TINGKAT PELAYANAN JALAN 6. KRITERIA RUANG PUBLIK INDIKATOR • TINGKAT KESELARASAN KAWASAN TERBANGUN DAN NON TERBANGUN KRITERIA DAN INDIKATOR DALAM INDEKS PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN II. ASPEK: EKONOMI 1. KRITERIA KEMANDIRIAN EKONOMI INDIKATOR • TINGKAT AKSES KE PEMBIAYAAN (KREDIT MIKRO) • PEMBANGUNAN UMKM III. ASPEK: SOSIAL 1. KRITERIA MODAL MANUSIA A. SUB KRITERIA KESEHATAN INDIKATOR • TINGKAT KESEHATAN LINGKUNGAN B. SUB KRITERIA PENDIDIKAN INDIKATOR • TINGKAT PARTISIPASI PENDIDIKAN FORMAL & NON FORMAL • TINGKAT KESADARAN DAN POLA HIDUP MASYARAKAT 2. KRITERIA MODAL SOSIAL A. SUB KRITERIA TINGKAT KEPERCAYAAN ANTAR ENTITAS SOSIAL INDIKATOR • TERJALINNYA KERJASAMA & JEJARING ANTARA PEMERINTAH, BKM & LSM B. SUB KRITERIA TINGKAT KEMANDIRIAN ORGANISASI MASYARAKAT INDIKATOR • TINGKAT JUMLAH PROGRAM YANG MENDORONG PEMBANGUNAN KAPASITAS SDM KRITERIA DAN INDIKATOR DALAM INDEKS PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN II. ASPEK: TATA KEPEMERINTAHAN 1. KRITERIA KEBIJAKAN DAN INSTRUMEN HUKUM INDIKATOR • TINGKAT KEBERADAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI TERKAIT PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN • TINGKAT KEBERADAAN PROGRAM TERKAIT PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN • TINGKAT KEBERADAAN PERATURAN DAERAH & PERATURAN KEPALA DAERAH 2. KRITERIA KAPASITAS PEMERINTAHAN INDIKATOR • TINGKAT KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA & ORGANISASI • KOORDINASI, SOSIALISASI & SINKRONISASI KEBIJAKAN RENCANA & PROGRAM ANTAR SEKTOR 3. KRITERIA PARTISIPASI MASYARAKAT INDIKATOR • JUMLAH PROGRAM YG DIINISIASI PEMDA UTK PENINGKATAN PARTISIPASI MASY & SWASTA • KEBERADAAN PROGRAM YG DIRENCANAKAN & DIIMPLEMENTASIKAN BERSAMA MASY & SWASTA • KEBERADAAN FORUM PENGEMBANGAN PERUMAHAN & KAW.PERMUKIMAN DATA YANG DIPERLUKAN BERDASARKAN INSTANSI DI DAERAH BPS DAN KEMENTERIAN • TINGKAT PENGGUNAAN SUMBER PENERANGAN & BHN BAKAR/ENERGI UTAMA UTK MEMASAK (BPS, KLH, ESDM) • • • • • • • TINGKAT PENGGUNAAN ENERGI ALTERNATIF (BPS) TINGKAT PELAYANAN AIR MINUM PERPIPAAN (BPS) TINGKAT PELAYANAN AIR MINUM NON PERPIPAAN YG TERLINDUNGI (BPS) TINGKAT PENDUDUK TERLAYANI SISTEM JARINGAN DRAINASE (BPS) KUALITAS RUMAH (BPS) TINGKAT KEPEMILIKAN LAHAN (BPN, BPS) TINGKAT CAKUPAN PELAYANAN FASILITAS SOSIAL & UMUM (BPS) • TINGKAT PENDUDUK TERLAYANI SISTEM JARINGAN DRAINASE (BPS) • TINGKAT PELAYANAN SANITASI SISTEM SETEMPAT (BPS, POKJA AMPL) • TINGKAT AKSES KE PEMBIAYAAN (KREDIT MIKRO) (BPS) • • • • TINGKAT PARTISIPASI PENDIDIKAN FORMAL & NON FORMAL (BPS) TINGKAT KESADARAN DAN POLA HIDUP MASYARAKAT (BPS) TINGKAT PEMENUHAN BAKU MUTU AIR (KLH, POKJA SANITASI) TINGKAT PENCEMARAN UDARA (KLH, BPLHD) BAPPEDA DAN DINAS • • • • • • • • • • • • TINGKAT KEKURANGAN HUNIAN (BACKLOG) (BAPPEDA, DINAS PU) TINGKAT KUALITAS JALAN LINGKUNGAN (DINAS PU) TINGKAT PELAYANAN JALAN (DINAS PU – BINA MARGA, BAPPEDA) TINGKAT PELAYANAN SISTEM SANITASI TERPUSAT (POKJA AMPL) TINGKAT PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH (POKJA AMPL, DINAS PU, DINAS KEBERSIHAN) TINGKAT PELAYANAN FASILITAS PENGURANGAN SAMPAH 3R (DINAS PU, DINAS KEBERSIHAN) TINGKAT PENGURANGAN GENANGAN (POKJA AMPL) TINGKAT PERUBAHAN JUMLAH FASILITAS DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN (DINAS PU, BPLHD) TINGKAT PENGURANGAN GENANGAN (POKJA AMPL) TINGKAT PERUBAHAN JUMLAH FASILITAS DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN (DINAS PU, BPLHD) TINGKAT KESEHATAN LINGKUNGAN (DINAS KESEHATAN) TINGKAT KESELARASAN KAWASAN TERBANGUN DAN NON TERBANGUN (KLH, BAPPEDA, BIG, DINAS PERTAMANAN) • PEMBANGUNAN UMKM (DINAS KOPERASI DAN UKM) BAPPEDA DAN DINAS • TINGKAT KEBERADAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI TERKAIT PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN (BAPPEDA) • • • • TINGKAT KEBERADAAN PROGRAM TERKAIT PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN (BAPPEDA) TINGKAT KEBERADAAN PERATURAN DAERAH & PERATURAN KEPALA DAERAH (BAPPEDA, DINAS PU) TINGKAT KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA & ORGANISASI (BAPPEDA, DINAS PU) KOORDINASI, SOSIALISASI & SINKRONISASI KEBIJAKAN RENCANA & PROGRAM ANTAR SEKTOR (DINAS PU, BAPPEDA) • JUMLAH PROGRAM YG DIINISIASI PEMDA UTK PENINGKATAN PARTISIPASI MASY & SWASTA (BAPPEDA, DINAS PU) • KEBERADAAN PROGRAM YG DIRENCANAKAN & DIIMPLEMENTASIKAN BERSAMA MASY & SWASTA (BAPPEDA) • KEBERADAAN FORUM PENGEMBANGAN PERUMAHAN & KAW.PERMUKIMAN (DINAS PU) • TINGKAT JUMLAH PROGRAM YANG MENDORONG PEMBANGUNAN KAPASITAS SDM (BAPPEDA, DINAS PU) • TERJALINNYA KERJASAMA & JEJARING ANTARA PEMERINTAH, BKM & LSM CONTOH ANALISIS DI BEBERAPA KABUPATEN/KOTA HASIL PENGUKURAN IPPB KOTA MAKASSAR (METROPOLITAN) 1 IPPB KOTA MAKASSAR: 0,167 INDEKS PPB KOTA MAKASSAR Indeks Fisik dan Lingkungan INDEKS FISIK DAN LINGKUNGAN Rumah 1.000 0.800 Ruang Publik 0.600 0.400 0.200 0.000 Kualitas Lingkungan… Pelayanan Dasar Fasos/Fasum INDEKS EKONOMI Akses Ke pembiayaan 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 Pembangunan UKM Aksesibilitas 0.400 0.300 0.200 0.100 Indeks Tata Pemerintahan 0.000 INDEKS ASPEK TATA PEMERINTAHAN INDEKS SOSIAL Indeks Sosial Modal Manusia 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 KEBIJAKAN DAN INSTRUMEN HUKUM 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 Modal Sosial PARTISIPASI MASYARAKAT DAN SWASTA Indeks Ekonomi KAPASITAS PEMERINTAHAN DESKRIPSI KOTA MAKASSAR DARI SISI PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN IPPB KOTA MAKASSAR: 0,167 KOTA MAKASSAR memiliki Indeks Permukiman Perkotaan Berkelanjutan sebesar 0,167, hal tersebut menggambarkan kondisi permukiman perkotaan di Kota Makassar masih jauh dari keberlanjutan. Kota Makassar belum memiliki kebijakan daerah yang mendukung keberlanjutan khususnya di bidang permukiman, hal tersebut menunjukkan bahwa upaya pemerintah daerah kota Makassar masih rendah dalam meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, serta kualitas lingkungan. Selain itu, kota Makassar belum memiliki lingkungan permukiman perkotaan yang berkualitas sehingga berpengaruh pada kualitas hidup masyarakat didalamnya. Masyarakat perkotaan di Kota Makassar belum mandiri secara ekonomi sehingga belum dapat berkontribusi dalam pembangunan permukiman. ASPEK FISIK DAN LINGKUNGAN memiliki nilai indeks sebesar 0.087, hal ini dikarenakan, pemenuhan terhadap kebutuhan dasar permukiman (seperti: air minum, pengelolaan sampah, sistem drainase, dan energi) di Kota Makassar masih sangat rendah, minimnya fasilitas sosial di lingkungan permukiman, rendahnya kualitas jalan lokal, kualitas sungai, kualitas udara serta minimnya Ruang Terbuka Publik di Kota Makassar. ASPEK SOSIAL memiliki angka indeks 0.2293, hal ini dapat diasumsikan bahwa tingkat keberhasilan dalam penanganan permukiman masih rendah, terutama dalam menunjang kesehatan lingkungan. Selain itu, masyarakat juga belum memiliki tingkat pendidikan yang ASPEK EKONOMI mendapatkan nilai indeks sebesar 0.395. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya akses masayrakat ke kredit mikro. ASPEK TATA PEMERINTAHAN mempunyai nilai indeks yaitu 0.017, hal ini dikarenakan ketidaktersediaan data mengenai kebijakan dan program yang menunjang pembangunan perkotaan berkelanjutan. KUANTITAS DAN KUALITAS DATA YANG MENUNJANG IPPB DI KOTA MAKASSAR Persentase Ketersediaan Data Kota Makassar 18% Ketersediaan Data per Sumber Data 25% 16% 20% 14% 12% 15% 10% 8% 10% 6% 4% 5% 2% 0% 0% Fisik Lingkungan Sosial Ekonomi Persentase Ketersediaan Data Pemerintahan Kuesioner Updating Dokumen/Data pendukung Ketersediaan Data per Sumber Data Updating SIPD/internet 2 HASIL PENGUKURAN IPPB KOTA JAMBI (KOTA BESAR) INDEKS FISIK DAN LINGKUNGAN IPPB KOTA JAMBI : 0,407 Ruang Publik Indeks Fisik dan Lingkungan 0.700 Rumah 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 Kualitas Lingkungan… Pelayanan Dasar Fasos/Fasum INDEKS EKONOMI Akses Ke pembiayaan 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 Pembangunan UKM Aksesibilitas 0.600 0.500 0.400 0.300 INDEKS TATA PEMERINTAHANAN INDEKS SOSIAL KEBIJAKAN DAN INSTRUMEN HUKUM 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.200 Indeks Tata Pemerintahan 0.100 0.000 Indeks Ekonomi Indeks Sosial Modal Manusia 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 Modal Sosial PARTISIPASI MASYARAKAT DAN SWASTA KAPASITAS PEMERINTAH AN DESKRIPSI KOTA JAMBI DARI SISI PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN IPPB KOTA JAMBI: 0,407 KOTA JAMBI memiliki Indeks Permukiman Perkotaan Berkelanjutan sebesar 0,407, hal tersebut menggambarkan kondisi permukiman perkotaan di Kota Jambi masih belum mencapai keberlanjutan. Pemerintah Kota Jambi terlihat menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan pembangunan permukiman perkotaan berkelanjutan. Meskipun demikian, kota Jambi masih perlu usaha yang cukup kuat untuk mewujudkan lingkungan permukiman perkotaan yang berkualitas. Masyarakat kota Jambi masih belum memiliki modal ekonomi yang kuat untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan permukiman. Namun, dengan tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan lingkungan yang cukup tinggi, masyarakat kota Jambi telah memiliki kapasitas untuk menjadi subjek pembangunan permukiman ASPEK FISIK DAN LINGKUNGAN memiliki nilai indeks sebesar 0.254, hal ini menunjukkan bahwa masih pelu usaha yang keras untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang berkualitas.. Peningkatan tersebut khususnya pada pelayanan dasar (air minum, persampahan, drainase, energi), luasan ruang terbuka publik, kualitas jalan lokal, serta fasum/fasos pada lingkungan permukiman. ASPEK SOSIAL memiliki angka indeks 0.400, hal ini dikarenakan indeks kesehatan pada indeks modal manusia dari Kota Jambi yang tinggi, namun belum terlihat adanya kerjasama antar pemerintah, BKM dan LSM yang diharapkan dapaat menciptakan kondisi yang kondusif dalam penyekenggaraan program permukiman ASPEK EKONOMI mendapatkan nilai indeks, yaitu 0.395. hal ini dikarenakan rendahnya akses ke pembiayaan (kredit mikro) di Kota Jambi. ASPEK TATA PEMERINTAHAN mempunyai nilai indeks tertinggi, yaitu 0.615, hal ini dikarenakan banyaknya kebijakan dan instrumen hukum yang berkaitan dengan permukiman perkotaan berkelanjutan serta tingginya tingkat keberadaan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. KUANTITAS DAN KUALITAS DATA YANG MENUNJANG IPPB DI KOTA JAMBI Ketersediaan Data per Sumber Data Ketersediaan Data di Kota Jambi 45% 30 40% 25 35% 20 30% 25% 15 20% 10 15% 10% 5 5% 0 Fisik Lingkungan Sosial Ekonomi Pemerintahan 0% Kuesioner Ketersediaan Data Updating Dokumen/Data Updating SIPD/internet pendukung Ketersediaan Data per Sumber Data MANFAAT INDEKS PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN BAGI PEMERINTAH DAERAH DAN PUSAT PEMERINTAH DAERAH • • • MENGETAHUI KONDISI PERMUKIMAN PERKOTAAN DI DAERAH DALAM KONTEKS PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN. MENGETAHUI CAPAIAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAERAH, BAIK OUTPUT MAUPUN OUTCOME, DALAM MEWUJUDKAN PERMUKIMAN BERKELANJUTAN. MENGETAHUI ASPEK PERMUKIMAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN YANG MEMERLUKAN PERBAIKAN/PENINGKATAN SEBAGAI MASUKAN KEBIJAKAN DAN DASAR PENYUSUNAN PROGRAM. PEMERINTAH PUSAT • • • MENGETAHUI ASPEK PPB DI DAERAH YANG MEMERLUKAN PEMBINAAN DAN FASILITASI DARI PEMERINTAH. MENENTUKAN DAERAH PRIORITAS PENERIMA FASILITASI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN. MENGETAHUI CAPAIAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DI INDONESIA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PERWUJUDAN KOTA BERKELANJUTAN (KSPPN) TERIMAKASIH 4 HASIL PENGUKURAN IPPB KOTA TIDORE (KOTA KECIL) Fisik dan Lingkungan Sosial Modal Manusia Indeks PPB Ruang Publik Indeks Fisik dan Lingkungan 1.00 Kualitas Lingkungan… 0.80 0.60 INDEKS PPB 0.40 1.00 0.800.635 0.60 0.40 0.20 0.00 Rumah 1.00 0.80 0.57 Pelayanan 0.60 0.40 Dasar 0.20 0.18 0.00 0.00 0.00 0.18 0.59 Fasos/Fasum 1.000 Modal Sosial Aksesibilitas Indeks Sosial 0.20 Ekonomi 0.00 Tata Pemerintahan KEBIJAKAN DAN INSTRUMEN HUKUM Akses Ke pembiayaan Indeks Tata Pemerintahan Indeks Ekonomi 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 0.00 1.00 0.80 0.60 0.400.238 0.20 0.00 Pembangunan 1.00 UKM PARTISIPASI 0.666 MASYARAKAT DAN SWASTA KAPASITAS 0.708PEMERINTAHA N 4 HASIL PENGUKURAN IPPB KOTA TIDORE (KOTA KECIL) Keterisian Data Kota Kecil Per Aspek 100% 90% Ketersediaan Data Kota Kecil Per Sumber Data 80% 70% Fisik Lingkungan 60% 49% 50% 40% Ekonomi 37% Pemerintahan Total 30% 20% 10% Sosial 6% 2% 0% TIDORE 4% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Kuesioner 48% 48% Updating Dokumen/Data pendukung Updating SIPD/internet Total 0% 0% TIDORE 4 HASIL PENGUKURAN IPPB KOTA TIDORE (KOTA KECIL) KOTA TIDORE memiliki Indeks Permukiman Perkotaan Berkelanjutan sebesar 0,466, hal tersebut menggambarkan kondisi permukiman perkotaan di Kab. Bandung Barat masih kurang keberlanjutan. beberapa aspek di Kota Tidore mempunyai nilai indeks yang cukup tinggi seperti indeks sosial dan indeks tata pemerintahan, namun di sisi lain indeks fisik dan lingkungan serta indeks ekonomi masih terbilang rendah sehingga menyebabkan indeks PPB Kota Tidore masih kurang berkelanjutan. Aspek Fisik dan Lingkungan memiliki nilai indeks paling kecil yaitu sebesar 0.205, hal ini dikarenakan kurangnya data terkait aksesibiltas, kualitas lingkungan hidup dan ruang publik sehingga mempengaruhi nilai indeks aspek fisik dan lingkungan Aspek Sosial memiliki angka indeks paling tinggi yaitu 0.838, hal ini dikarenakan tingginya kualitas modal manusia dan modal sosial sehingga membuat indeks sosial menjadi tinggi juga. Aspek Ekonomi mendapatkan nilai indeks 0.394, hal ini dikarenakan rendahnya akses terhadap pembiayaan sehingga membuat nilai indeks menjadi rendah meskipun pembangunan UMKM di Kota Tidore sudah sangat baik. Aspek Tata Pemerintahan mempunyai nilai indeks 0.589, hal ini dikarenakan Kota Tidore sudah cukup baik dalam hal kebijakan dan instrument hukum pendukung permukiman berkelanjutan, serta ditambah kapasitas pemerintah dan partisipasi masyarakat dan swasta.