Title Goes Here

advertisement
Matakuliah : CB142 / Character Building IV
Tahun
: 2009
Pertemuan 3
TANGGUNG JAWAB MORAL PELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUP
Learning outcome
Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar
tanggung jawab moral dalam kaitannya dengan
alam
Bina Nusantara
Materi
•
•
•
•
•
Bina Nusantara
Alam di ambang kepunahan
Manusia sebagai agem perubahan
Penyebab terjadinya perubahan lingkungan
Munculnya kesadaran lingkungan
Tangggung jawab moral perubahan sikap
1. Alam di ambang kepunahan
Beberapa penyebab:
• Akumulasi bahan beracun
• Efek rumah kaca
• Perusakan lapisan ozon
• Hujan asam
• Deforestasi dan penggurunan
• Punahnya keanekaan hayati
Bina Nusantara
2. Manusia sebagai agen perubahan
2.1. Manusia mempengaruhi lingkungan
• Pada awal kehadirannya manusia lebih banyak menyesuaikan
diri dengan alam. Namun, sejalan dengan bertambahnya
pengetahuannya, manusia tidak lagi hanya menerima pengaruh
dari lingkungannya
• Dengan demikian terjadi interaksi timbal balik antara bumi dan
manusia serta makhluk-makhluk hidup lainnya.
2.2. Melestarikan keseimbangan lingkungan
• Kata lestari berarti tetap selama-lamanya, kekal, tidak berubah
seperti sediakala; melestarikan berarti membiarkan tetap tidak
berubah
• Namun, yang harus kita lestarikan disini bukanlah lingkungan itu
sendiri melainkan kemampuan lingkungan untuk mendukung
pembangunan dan tingkat hidup yang lebih tinggi.
Bina Nusantara
3. Penyebab terjadinya kerusakan alam
• Pola pendekatan yang teknokratis. Alam dipandang semata-mata
sebagai instrumen, obyek eksploitasi dan eksprerimen.
• Terkait bidang perekonomian modern, yang menekankan
pertumbuhan dan
profit saat sekarang dan mengabaikan
sustainability sumber daya.
• Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Kasus Bhopal di India,
Ledakan reactor nuklir di Chernobyl, dll)
• Pertambahan penduduk yang begitu pesat.
• Paham antroposentrisme.
• Pudarnya nilai-nilai tradisional.
• Keterbatasan kemampuan bumi.
• Desakan tuntutan kebutuhan hidup
Bina Nusantara
4. Munculnya kesadaran baru terhadap lingkungan
4.1. World Environment Movement (1972)
– Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di zaman modern
ini dimulai pada dasawarsa 50-an, terutama di Amerika Serikat
ketika terjadinya pencemaran di kota Los Angeles akibat smog
(smoke-fog = asap kabut) hasil pembakaran industri dan
kendaraan bermotor
– Pada dasawarsa yang sama masyarakat Jepang digemparkan
oleh peristiwa pencemaran limbah mercuri (Hg) di Teluk
Minamata yang menelan korban ribuan jiwa manusia
– Gerakan kesadaran ekologi secara internasional diprakarsai
oleh PBB dengan mengadakan konferensi Gerakan Lingkungan
Hidup Sedunia (World Environment Movement) di Stockholm, 516 Juni 1972, yang kemudian setiap tahun diperingati menjadi
Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Bina Nusantara
4.2 Konferensi Rio de Janeiro (1992)
– Merupakan gelombang optimisme baru tentang penyelamatan
lingkungan hidup dari ancaman penghancuran oleh kesalahan
manusia
– Konferensi Rio de Janeiro (yang sering disebut juga KTT Bumi)
dapat dianggap sebagai sebuah tonggak sejarah dalam
penanganan masalah-masalah lingkungan.
– Ditekankan pentingnya pengaitan strategi-strategi penanganan
masalah-masalah lingkungan ke dalam kebijakan
pengembangan ekonomi suatu negara, antarnegara, bahkan
ekonomi dunia
– tiga masalah global paling mendesak dalam memasuki abad ke
21, yakni: perubahan iklim akibat ulah manusia, menghilangnya
keragaman hayati, dan perlunya pembatasan jumlah penduduk
Bina Nusantara
4.3 Protokol Kyoto (1997)
– Protokol Kyoto, yang merupakan hasil perundingan yang
berjalan selama empat tahun, dan diadopsi tahun 1997, dapat
dilihat sebagai tonggak lanjutan keseriusan berbagai negara
untuk menyelamatkan bumi ini dari kehancuran totalnya
– Elemen-elemen utama Protokol Kyoto adalah target kuantitatif
dan waktu penurunan emisi gas serta mekanisme pencapaian
target tersebut
– Protokol Kyoto merupakan dasar bagi negara-negara industri
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca gabungan mereka
paling sedikit 5 persen dari tingkat emisi tahun 1990 menjelang
periode 2008-2012
Bina Nusantara
5.Tanggung jawab moral perubahan sikap
5.1.
5.2.
5.3.
Bina Nusantara
Dasar bagi pembaharuan sikap.
• Dampak nyata dari teori etika lingkungan hidup. Teori yang sangat
antroposentris telah membawa dampak pada kerusakan lingkungan
hidup tidak saja yang dialami oleh manusia sekarang, tetapi juga
manusia generasi yang akan datang.
• Nilai ontologis segala ciptaan. Artinya setiap bagian dalam ekosistem
secara intrinsik memiliki nilai dalam dirinya sendiri.
Acuan tanggungjawab
• Keutuhan biosfer
• Keselamatan generasi yang akan datang
Dari egosentrisme ke ekosentrisme
Dari manusia sebagai pusat berubah menjadi alam sebagai pusat
Download