Perancangan Stetoskop Elektronik Berbasis Komputer dengan Akuisisi Data Menggunakan NI-DAQ Card Prihatin Oktivasari Abstrak: Telah dilakukan perancangan stetoskop elektronik berbasis komputer dengan akuisisi data menggunakan NI-DAQ card. Stetoskop adalah peralatan medis yang cukup sederhana untuk menentukan kondisi pasien. Obyek pengamatan menggunakan stetoskop biasanya suara jantung atau suara paru. Teknik ini biasa disebut dengan auskultasi. Masalah yang timbul pada auskultasi paru atau jantung menggunakan stetoskop adalah noise lingkungan, kepekaan yang rendah, amplitudo dan frekuensi yang rendah, dan pola suara yang relatif sama. Perancangan elektronik berbasis komputer ini dilakukan untuk mengetahui dan menyimpan sinyal suara detak di leher dan di dada. Akuisisi data dengan menggunakan NI-AQ card dan pengolahan menggunakan bahasa pemograman LabVIEW 7.1 dapat dilakukan dengan baik dan berhasil menampilkan grafik pulsa sinyal. Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh hasil sebuah prototipe stetoskop elektronik yang dapat bekerja dengan baik untuk mendeteksi dan menentukan sinyal suara detak jantung. Kata Kunci: stetoskop elektronik, NI-DAQ Card, LabVIEW 7.1 PENDAHULUAN Stetoskop Stetoskop berasal adalah sebuah dari alat medis akustik untuk memeriksa bahasa Yunani yaitu stethos yang suara dalam tubuh. Alat ini banyak berarti dada dan skopeein yang digunakan untuk mendengar suara berarti jantung dan pernafasan serta untuk memeriksa. Stetoskop ditemukan di Perancis pada 1816 mendengar oleh Hyacinthe darah dalam arteri dan vena. Alat ini Laennec. Pada awalnya stetoskop juga digunakan oleh mekanik untuk digunakan untuk auskultasi, yaitu mengisolasi pemeriksaan mesin untuk diagnosa. Rene Theophile secara keseluruhan suara dalam tubuh dalam bidang medis. Laennec langsung kupingnya dada akhirnya berlanjut besar dari dan stetoskop elektronik. a. Stetoskop Akustik menggunakan kertas yang digulung mikrofon tertentu aliran stetoskop, yaitu stetoskop akustik pasiennya. Kemudian berkembang menyerupai suara dan Saat ini dikenal dua jenis meletakkan pada intestine Stetoskop ini paling banyak dan digunakan dimana alat ini beroperasi menggunakan dengan tabung kayu kosong. menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Staf Pengajar Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 177 178 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (177 – 184) Bagian chestpiece biasanya terdiri langsung memproduksi gelombang dari dua sisi yang dapat diletakkan di tekanan akustik yang berjalan ke badan pasien untuk memperjelas telinga pendengar. Bell menyalurkan suara yaitu sebuah diafragma (disk suara frekuensi rendah, sedangkan plastik) atau bell (mangkok kosong). diafragma Bila pada suara yang lebih tinggi. Stetoskop pasien, suara tubuh menggetarkan dua sisi diciptakan oleh Rappaport diafragma, dan Sprague pada awal abad ke-20. diafragma diletakkan menciptakan tekanan menyalurkan gelombang akustik yang berjalan Permasalahan sampai telinga akustik adalah tingkatan suara sa- pendengar. Bila bell diletakkan di ngat rendah sehingga menyebabkan tubuh pasien, getaran kulit secara sulitnya membuat diagnosis. ke tube ke dengan frekuensi stetoskop Gambar 1. Stetoskop Akustik b. Stetoskop Elektronik elektronik yang mengatasi tingkatan Untuk mengatasi permasa- suara yang rendah dengan cara lahan dari stetoskop akustik tersebut memperkuat suara tubuh maka terciptalah suatu stetoskop gunakan rangkaian penguat. Gambar 2. Stetoskop Elektronik meng- Oktivasari, P., Perancangan Stetoskop Elektronik .............. Sekarang ada jantung. Penyebabnya, katup tak beberapa perusahaan menawarkan menutup sempurna atau jantung stetoskop elektronik, dan mungkin mengalami kelainan. dalam ini, beberapa telah 179 tahun lagi, Oleh karena itu suara jantung stetoskop elektronik akan menjadi yang didengar oleh dokter dengan lebih umum dari stetoskop akustik. menggunakan stetoskop sebenar- Oleh karena itu, dalam proyek ini nya terjadi pada saat penutupan akan katup jantung. Kejadian ini dapat dilakukan stetoskop komputer perancangan elektronik dengan berbasis akuisisi data menggunakan NI-DAQ card. menimbulkan anggapan yang keliru bahwa suara jantung tersebut disebabkan oleh penutupan daun Jantung berfungsi memompa katup tersebut, tetapi sebenarnya darah, terletak di dada sebelah kiri, disebabkan oleh efek arus pusar di antara tulang rusuk keempat dan (eddy) enam. normal penutupan katup tersebut. Detak mengeluarkan irama musik ritmis, jantung menghasilkan dua suara bunyinya itu yang berbeda yang dapat didengar- merupakan tanda jantung tengah kan pada stetoskop, yang sering berkonstraksi. Bunyi dinyatakan dengan lub-dub. Suara Jantung terdengar yang lub-dub. saat Suara gaduh juga katup jantung lub di dalam disebabkan darah oleh akibat penutupan melakuan gerak menutup. Kadang katup triscupid dan mitral (atrio- kala, ventrikular) terdengar setelah suara bunyi ’’whoosh’’ ’’lub-dub’’. yang memungkinkan Gejala aliran darah dari atria (serambi tersebut disebut ’’murmur’’. Diakibat- jantung) ke ventricle (bilik jantung) kan suara aliran darah masuk ke dan mencegah aliran balik. Gambar 3. Jantung manusia 180 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (177 – 184) METODE PENELITIAN Gambar 4. Perancangan alat Sinyal input digunakan detak dan untuk mendapatkan masukan jantung pada bagian dada sebelah sinyal yang lebih baik. Kemudian kiri dan leher bagian kanan. Sinyal setelah sinyal ditangkap oleh sensor masukan sensor maka sinyal ini akan diperkuat dan mikrofon electret kondenser yang difilter untuk selanjutnya diakuisisi diletakkan dalam suatu cross-section menggunakan NI-DAQ card dan view pemrosesan keluaran menggunakan ditangkap yang oleh dimaksudkan untuk mengurangi noise secara mekanik program LabVIEW 7.1. Gambar 5. Blok Diagram Stetoskop Elektroni Oktivasari, P., Perancangan Stetoskop Elektronik .............. Setelah sinyal ditangkap oleh mikrofon, maka sinyal ini akan pemfilteran tersebut menyebabkan hanya sinyal AC yang diloloskan dan diperkuat dengan rangkaian penguat penguatan opamp sekitar 34,2 kali. TL072 Low Noise Operational penguat Amplifier. pertama Dual Topologi adalah tipe 181 total yang dilakukan Power amplifier yang digunakan adalah LM386 yang menerima inverting yang beroperasi sebagai bias low noise microphone pre amp yang Penguatan daya dapat dikendalikan menghasilkan tegangan masukan dengan sebesar 2,36 kali dengan frekuensi meter Bagian rangkaian ini yang cutoff-nya sebesar 15,4 Hz. selanjutnya akan digunakan sebagai Topologi yang kedua yaitu tegangan output dari mikrofon. menggunakan yaitu potensio- headphone jack. tipe non-inverting yang beroperasi Rangkaian yang opsional adalah sebagai Sallen-Key second order rangkaian dengan low pass filter. Filter ini melakukan Rangkaian ini dibuat sebagai penguatan sebesar 1,6 kali terhadap indikator yang terlihat dengan sinyal dikuatkan menyala atau tidaknya LED warna sebelumnya dan frekuensi cut off ganda. Penguatan yang dihasilkan menjadi dari rangkaian sekitar 71 kali. yang sudah sekitar 103 Hz. Hasil Gambar 6. Blok Diagram Program LabVIEW 7.1 op-amp741. 182 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (177 – 184) Akuisisi setelah data dikuatkan keluaran Sedangkan perangkat lunak untuk difilter, mengakuisisi dan mengolah data dan dilakukan dengan mengumpankan sinyal dengan ke komputer melalui NI-DAQ card. program LabVIEW 7.1. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 7. Sinyal Stetoskop pada Leher Kanan Gambar 8. Sinyal Stetoskop pada Dada Kiri menggunakan Oktivasari, P., Perancangan Stetoskop Elektronik .............. Hasil dari pendeteksian pada pada dada, sehingga 183 sinyal lokasi yang berbeda, yaitu pada keluarannya tidak optimum. Namun leher secara kanan dan dada kiri, keseluruhan hasil yang didapatkan hasil yang tidak jauh diperoleh sudah cukup baik jika berbeda dibandingkan dengan sinyal detak karena lokasinya yang berdekatan. Pada pengukuran di jantung berdasarkan literatur. leher kanan diperoleh amplitudo maksimum sebesar 0,67 V dan pada dada kiri diperoleh amplitudo KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh maksimum sebesar 0,84 V dengan dari hasil penelitian ini antara lain: jumlah sinyal yang sedikit berbeda. 1. Telah berhasil dirancang sebuah Pada leher terlihat paket-paket prototipe stetoskop elektronik sinyal yang muncul sebanyak 7 kali yang dapat bekerja dengan baik sedangkan pada dada kiri terlihat mendeteksi lebih sedikit dan kurang terpola sinyal suara detak jantung. secara teratur. Namun secara 2. Akuisisi dan menentukan data dengan umum, apabila dilihat dari grafik, menggunakan DAQ card dan tampak bahwa frekuensi sinyal pada pengolahan leher kanan lebih banyak daripada bahasa pemograman LabVIEW sinyal pada dada kiri. Percobaan ini 7.1 dapat dilakukan dengan baik dilakukan dan berhasil menampilkan grafik pada seorang wanita berusia 24 tahun dengan berat badan 64 kg pada kondisi relaksasi. Hasil pengukuran yang menggunakan pulsa sinyal. 3. Untuk perkembangan yang lebih baik, perlu dipertimbangkan berbeda dari penempatan sensor konstruksi pada lokasi yang berbeda mungkin lokasi dipengaruhi oleh hal variasi keadaan tubuh manusia, antara pada leher maupun perancangan prototipe terdapat lain saraf dimungkinkan menyebabkan beberapa bagian motorik sehingga pergerakan aktivitas otot sensor, pemilihan penempatan dengan sensor, menggunakan komponen yang variasi dapat detak menghasilkan sinyal yang lebih jantung pada bagian tersebut lebih baik. Dengan demikian akan besar, kemungkinan lainnya adalah tercipta kurang tepatnya penempatan sensor yang stetoskop lebih maju elektronik dan dapat 184 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (177 – 184) diaplikasikan secara praktis dalam kehidupan sehari hari. DAFTAR PUSTAKA http://sprojects.mmi.mcgill.ca/mvs/m vsteth.htm Kaelin, Mark, “Auscultation: Listening to Determine Dysfunction “. Professionalization of Exercise Physiology online, An international electronic journal for exercise physiologists. ISSN 10995862, Vol 4 No 8 August, 2001 Ludeman, L C, “Fundamental of Digital Signal Processing”, John Wiley and Sons, 1987 Pourazd, M T, Z.K Mousavi, Thomas, “Heart Sound Cancellation from Lung Sound Recording Using Adaptive Threshold and 2D Interpolation in Time-Frequency Domain”, Proc. IEEE Eng. Med. Biol Soci. (EMBS), pp 86-89, Sept. 2003 Salivahanan,S., Vallavaraj, A., Gnanapriya, C.,“Digital Signal Processing, McGraw-Hill”, Singapore 2001 Widodo, “Analisis Spektral Isyarat Suara Jantung”. Seminar on Electrical Engineering (SEE2004). hal 109-114 , Agustus 2004, Universitas Achmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia