Efek Madu Terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal yang Diinduksi

advertisement
Ade M dan Khairun Nisa | Efek Madu Terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal yang Diinduksi Boraks
Efek Madu Terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal yang Diinduksi Boraks
Ade Marantika
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Salah satu penyebab gangguan fungsi ginjal adalah paparan zat-zat nefrotoksik dari makanan yang dikonsumsi. Salah satu
bahan tambahan makanan yang bersifat nefrotoksik adalah boraks. Penggunaan boraks sebagai bahan tambahan makanan
telah dilarang, namun sekarang banyak yang menggunakan boraks sebagai bahan pengawet makanan. Hal ini bertentangan
dengan peraturan Menteri Kesehatan. Boraks berefek toksik bagi manusia, termasuk pada sistem reproduktif dan
perkembangan, neuron, dan nefron. Ekskresi boraks terutama melalui ginjal dalam bentuk urin, dan sedikit melalui saliva,
keringat, dan feses. Boraks terbukti menyebabkan kerusakan ginjal secara mikroskopik berupa lumen menyempit, hilangnya
brush border dan protein cast (lumen berisi). Konsumsi boraks dapat menyebabkan kerusakan sel karena memicu keadaan
stress oksidatif akibat interaksi boron (kandungan dalam boraks) dengan membran sel dan organel. Madu mengandung
banyak mineral, zat flavonoid dan asam phenolic yang berfungsi sebagai agen antioksidan yang dapat mencegah kerusakan
ginjal yang diinduksi boraks.
Kata kunci: boron, boraks, ginjal, stress oksidatif, madu
The Effect of Honey to Microscopic Picture of Renal Induced by Borax
Abstract
One cause of renal dysfunction is exposure to nephrotoxic substances from the food consumed. One of the food additive
nephrotoxic is borax. The use of borax as a food additive has been banned, but now many are using borax as a food
preservative. It is contrary to the regulations of the Minister of Health. Borax toxic effect for humans, including
reproductive and developmental system, neurons, and nephron. Borax excretion primarily through the kidneys in urine, and
bit through saliva, sweat, and feces. Borax is shown to cause kidney damage in microscopic form of lumen narrowing, loss
of brush border and protein cast (filled lumen). Consumption of borax can cause cell damage due to oxidative stress due to
the state of the interaction of boron (content in borax) with the cell membrane and organelles. Honey contains many
minerals, flavonoids and phenolic acid substances that function as an antioxidant agent that can prevent kidney damage
induced by borax.
Keywords: boron, borax, kidney, oxidative stress, honey
Korespondensi: Ade Marantika, [email protected]
Pendahuluan
Peraturan tentang bahan tambahan
makanan telah diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1168/Menkes/Per/X/1999 yang menyebutkan
bahwa terdapat 10 bahan tambahan yang
dilarang untuk digunakan di dalam makanan,
contohnya asam borat dan senyawanya,
formalin, dan kalium bromat. Namun hasil
pengawasan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) menunjukkan bahwa di
pasar masih marak terjadi pelanggaran
peraturan ini, misalnya penggunaan boraks
sebagai
pengenyal
ataupun
perenyah
makanan.1 Makanan yang diberi tambahan
boraks biasanya merupakan makanan yang
biasa dikonsumsi oleh mayoritas masyarakat
Indonesia. Bahan makanan yang menduduki
peringkat teratas mengandung boraks adalah
ikan laut, mie basah, tahu dan bakso. Seperti
pada penelitian terhadap bakso di Kota Medan,
8 dari 10 sampel yang diperiksa terbukti
mengandung boraks dengan kadar boraks di
dalamnya antara 0,08%-0,29%.2
Boraks merupakan bahan tambahan
makanan yang dilarang akibat efek toksiknya
bagi tubuh manusia, salah satunya adalah efek
nefrotoksik. Boraks merupakan senyawa kimia
turunan dari logam berat boron (B) yang dapat
digunakan sebagai bahan antifungal, pengawet
kayu, dan antiseptik pada kosmetik. Jika
kandungan boron dalam makanan terkonsumsi
oleh manusia, hal ini berbahaya karena
terbentuknya radikal bebas dari proses
peroksidasi lipid yang merusak sel dan jaringan
tubuh, misalnya pada manusia boron telah
terbukti menyebabkan kerusakan ginjal, hepar,
dan testis.3 Boraks yang terkonsumsi pada
akhirnya akan diekskresi oleh ginjal sehingga
ginjal merupakan salah satu organ yang
terkena dampak negatif dari boraks dengan
gejala berupa oligouria hingga anuria yang
Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015 | 37
Ade M dan Khairun Nisa | Efek Madu Terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal yang Diinduksi Boraks
mengindikasikan kerusakan akut ataupun
kronik pada ginjal. Hasil percobaan terhadap
tikus menunjukkan bahwa boraks bersifat
karsinogenik.4
Sifat
karsionogenik
ini
berhubungan dengan radikal bebas boron yang
dapat menyebabkan keadaan stress oksidatif.5
Radikal bebas yang bersifat karsinogenik
dapat ditangkap oleh senyawa antioksidan
sehingga tidak lagi menyebabkan kerusakan sel
dan jaringan tubuh. Salah satu sumber
antioksidan yang dapat dikonsumsi adalah
madu. Madu berpotensi menjadi agen anti
kanker alami. Hal ini berhubungan dengan
kandungan polifenol dalam madu.6 Madu
dapat mencegah proliferasi sel dengan
bertindak sebagai antioksidan yang berperan
menangkap reactive oxygen species (ROS) dan
mengurangi stress oksidatif.7
Isi
Boraks (Na2B4O2(H2O)10) merupakan
mineral toksik rendah yang dikenal dengan
asam borat dan garam sodium dari boron atau
disodium tetraborate decahydrate. Boron
adalah senyawa yang berada di alam, tersebar
luas dalam permukaan air dan air tanah. Jika
boron
(terutama
di
lingkungan)
dikombinasikan dengan oksigen, akan menjadi
senyawa yang disebut borat. Senyawa borat
yang umum meliputi asam borat, sodium
tetraborate atau boraks, dan boron oksida.8
Asam borat biasa digunakan sebagai bahan
pengawet, antiseptik, bahan pelapis tahan air
untuk kayu, semen, bahan porselen, kaca,
karpet, pengerasan baja, dan kondensor
listrik.9 Asam borat dan boraks juga digunakan
dalam produksi gelas (fiberglass, gelas
borosilikat, enamel, frit dan memasang kaca),
sabun dan deterjen, flame retardants, dan
absorbsi neutron untuk intalasi nuklir.10
Boraks berefek toksik bagi manusia,
termasuk pada sistem reproduksi dan
perkembangan, neuron, dan nefron. Boraks
dapat menyebabkan mual, muntah persisten,
nyeri abdomen, diare, ruam eritematus dan
eksfoliatif, tidak sadarkan diri, depresi dan
gagal ginjal.11 Boraks diekskresi terutama
melalui ginjal dalam urin, dan sedikit melalui
saliva, keringat, dan feses.8 Penelitian yang
dilakukan terhadap tikus yang diinduksi boraks
dosis bertingkat menunjukkan hasil kerusakan
ginjal secara mikroskopik berupa lumen
menyempit, hilangnya brush border dan
protein cast (lumen berisi).12
Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015 | 38
Boraks dapat menyebabkan stress
oksidatif.
Administrasi
boraks
akan
menyebabkan inflamasi yang menginduksi
ekspresi berlebihan COX-2. Pada penelitian
yang dilakukan pada tikus yang diinduksi
boron, hasil ekspresi imunohistokimia COX-2
lebih tinggi dibandingkan control. Ekspresi
berlebihan COX-2 dan prostaglandin lain dapat
meningkatkan jumlah sel abnormal dan akan
menginduksi apoptosis.5
Boraks bersifat sitotoksik dengan bekerja
sebagai penghambat pembentukan ATP. Reaksi
biokimia yang melibatkan riboflavin adalah
dekarboksilasi oksidatif yang merupakan
lanjutan dari reaksi glikolisis yang terjadi secara
aerob. Pada reaksi dekarboksilasi oksidatif
diperlukan riboflavin sebagai koenzim. Jika
riboflavin diikat oleh boraks membentuk
kompleks
riboflavin-boraks,
reaksi
dekarboksilasi oksidatif tidak terjadi sehingga
tahapan reaksi selanjutnya seperti siklus Krebs
dan fosforilasi oksidatif juga terhambat.
Eliminasi dan eksresi dari boron telah
dievaluasi pada manusia maupun tikus dan
menunjukan bahwa 90% dosis yang
diadministrasikan via oral terekskresi dalam
waktu yang dekat dan tidak berubah. Pada
manusia jalur eliminasi utama dari boron
adalah urin.13
Madu merupakan zat manis alami yang
dihasilkan lebah dengan bahan baku nektar
bunga. Bentuk madu berupa cairan kental,
berwarna bening atau kuning pucat sampai
kecoklatan, rasanya manis dengan aroma enak
dan segar.14 Madu telah digunakan sejak
zaman purba sebagai bahan pemanis. Orangorang Mesir, Yunani, dan Romawi Kuno
menggunakan madu untuk kue, minuman dan
bumbu daging. Selain itu, madu juga telah
digunakan oleh masyarakat Mesir Kuno untuk
mengobati
luka
bakar,
merangsang
pengeluarkan kemih, sakit perut, mengatasi
kram otot, mengobati sesak nafas, dan
demam.15
Madu memiliki kandungan yaitu gula,
fruktosa, glukosa, maltosa, sukrosa, mineral,
asam bebas (asam glukonat), nitrogen, air dan
protein. Madu mengandung vitamin berupa
vitamin A, thiamin (vitamin B1) ,
riboflavin
vitamin B2, niasin, piridoksin, asam pantotenat,
asam folat, sianokobalamin (vitamin B12),
vitamin C, vitamin D, vitamin E dan biotin.
Madu juga mengandung mineral berupa
kalsium, klorin, tembaga, iodium, besi,
Ade M dan Khairun Nisa | Efek Madu Terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal yang Diinduksi Boraks
mamgnesium, fosfor, kalium, natrium, dan
seng.16 Masing-masing mineral ini memiliki
manfaat, diantaranya adalah mangan yang
berfungsi sebagai antioksidan dan berpengaruh
dalam pengontrolan gula darah serta mengatur
hormon steroid. Magnesium berperan penting
dalam mengaktifkan fungsi replikasi sel,
protein dan energi. Iodium berguna bagi
pertumbuhan. Besi (Fe) dapat membantu
proses pembentukan sel darah merah.
Magnesium, fospor dan belerang berkaitan
dengan metabolisme tubuh. Sedangkan
molibdenum berguna dalam pencegahan
anemia dan sebagai penawar racun.17 Madu
mengandung zat flavonoid seperti luteolin,
quercetin, apigenin, fisetin, kaempferol,
isorhamnetin, acacetin, tamarixetin, chrisin,
dan galangin, yang memiliki aktivitas sebagai
antioksidan.18 Madu juga memiliki kemampuan
sebagai antibakteri, antiinflamasi, stimulasi
imun, anti ulserasi, dan memiliki efek
penyembuhan luka atau luka bakar.19
Kandungan flavonoid dan asam phenolic dalam
madu tertera dalam tabel 1.
Tabel 1. Flavonoid dan Asam Phenolic pada
Madu.20
Golongan
Kandungan
Flavonoid
Flavonol
Quercetin, kaempferol,
galangin, fisetin
Flavanone
Pinocembrin, naringin,
hesperidin
Flavone
Apigenin, acacetin, chrysin,
luteolin
Asam Phenolic
Asam caffeic, asam
cinnamic, asam ellagic,
asam protocatechuic,
asam syringic, asam
p-hydroxybenzoic, asam
vanillic, asam p-coumaric,
asam sinapic, asam
p-methoxybenzoic, asam
p-methoxycinnamic
Beberapa penelitian tentang efek madu
terhadap kerusakan ginjal dengan beberapa
induksi kerusakan selain boraks telah
dilakukan. Beberapa hasil penelitian tersebut
adalah madu yang diberikan secara oral
terbukti mencegah perdarahan dan infilrasi sel
radang ginjal tikus putih yang diinduksi aspirin
dengan dosis toksik. Madu dengan dosis 2 cc
dan 3 cc yang diberikan secara oral lebih efektif
dalam mencegah kerusakan ginjal tikus putih
dibandingkan dengan madu dosis 1 cc.21 Madu
juga terbukti memiliki efek protektif terhadap
kerusakan tubulus proksimal tikus putih jantan
dewasa (Rattus norvergicus) galur Sprague
Dawley yang diinduksi etanol dan peningkatan
dosis dapat meningkatkan efek protektif
terhadapnya.22 Selain itu, madu memberikan
perubahan signifikan terhadap gambaran
histopatologi ginjal tikus yang rusak akibat
induksi metanol.23
Ringkasan
Penggunaan boraks sebagai bahan
tambahan dalam makanan telah dilarang
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1168/Menkes/Per/X/1999,
namun
masih
banyak ditemukan pelanggaran terhadap
peraturan ini. Boraks masih ditemukan pada
beberapa makanan seperti bakso dan mie.
Boraks terbukti menyebabkan kerusakan
terhadap gambaran mikroskopik ginjal berupa
lumen menyempit, hilangnya brush border dan
protein cast (lumen berisi), serta akan
menginduksi apoptosis.
Madu mengandung zat flavonoid seperti
luteolin,
quercetin,
apigenin,
fisetin,
kaempferol,
isorhamnetin,
acacetin,
tamarixetin, chrisin, dan galangin, yang
memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
terhadap hewan coba, madu dengan efek
antioksidannya
telah
terbukti
mampu
mencegah kerusakan ginjal akibat induksi
beberapa bahan nefrotoksik, yakni aspirin,
etanol, dan metanol.
Simpulan
Madu memiliki kandungan antioksidan
flavonoid dan asam phenolic yang dapat
mencegah kerusakan sel atau jaringan akibat
stess oksidatif yang dipicu oleh boraks yang
bersifat
nefrotoksik.
Madu
berpotensi
mencegah kerusakan ginjal yang diinduksi
boraks dengan indikator perubahan gambaran
mikroskopik ginjal.
Daftar Pustaka
1.
Biro
Hukmas.
Waspada
Pangan
Mengandung
Bahan
Berbahaya
[Internet]. BPOM. 2013 [disitasi pada 10
Maret 2015]. p. 1. Tersedia dari:
http://www.pom.go.id/new/index.php/v
Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015 | 39
Ade M dan Khairun Nisa | Efek Madu Terhadap Gambaran Mikroskopik Ginjal yang Diinduksi Boraks
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
iew/berita/4058/Waspada-PanganMengandung-Bahan-Berbahaya.html
Silalahi J, Meliala I, Panjaitan L.
Pemeriksaan Boraks di dalam Bakso di
Medan.
Maj
Kedokt
Indon.
2010;60(11):521–525.
Hunt CD, Idso JP. Dietary Boron as A
Physiological Regulator of The Normal
Inflammatory Response. J Trace Elem
Exp Med. 1999;12:221–233.
Suklan H. Apa dan Mengapa Boraks
dalam Makanan. Penyehatan Air dan
Sanitasi. 2002;4(7).
Bustos-Obregon E, Carvallo M, HartleyBelmar R, Sarabia L, Ponce C.
Histopathological and Histometrical
Assessment of Boron Exposure Effects
on Mouse Spermatogenesis. Int J
Morphol. 2007;25(4):919–925.
Ahmed S, Othman NH. Honey as A
Potential Natural Anticancer Agent: A
Review of Its Mechanisms. EvidenceBased Complement Altern Med. 2013;7.
Omotayo EO, Sulaiman SA, Wahab MSA.
Effects of Honey and Its Mechanisms of
Action on the Development and
Progression of Cancer. Molecules.
2014;19:2497–2522.
Agency for Toxic Substances and Disease
Registry. Toxicological Profile for Boron.
Atlanta: U. S. Department of Health and
Human Services; 2010.
Sentra Informasi Keracunan Nasional.
Asam Borat. Jakarta: Badan POM RI;
2011.
Smallwood C. Boron in Drinking-Water.
Guidelines for Drinking-Water Quality.
2nd ed. Geneva: World Health
Organization; 2003.
Pongsavee M. Effect of Borax on
Immune Cell Proliferation and Sister
Chromatid
Exchange
in
Human
Chromosomes. Journal Occupational
Medicine and Toxicology. 2009;4:2.
Juhana HA, Intarniati NR. Pengaruh
Pemberian Boraks dengan Dosis
Bertingkat
Terhadap
Perubahan
Makroskopis dan Mikroskopis Ginjal
Tikus Wistar Selama 4 Minggu
Dilanjutkan 2 Minggu Tanpa Paparan
Boraks [disertasi]. Semarang: Univeristas
Diponegoro; 2013.
Majority | Volume 4 | Nomor 8 | November 2015 | 40
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
U.S. Environmental Protection Agency.
Toxicological Review of Boron and
Compounds. Washington: EPA; 2004.
Abu-Zinadah OA, Alsaggaf SO, Shaikh
Omar AM, Hussein HK. Effect of Honey
on Testicular Functions in Rats Exposed
to Octylphenol. Life Science Journal.
2013;10(1):979–984.
Dare WN, Igbigbi PS, Avwioro OG. The
Effect of Chronic Honey Intake on Sperm
Parameters and Fertility Potential in
Adult Male Wistar Rats. World Applied
Sciences Jounal. 2013;22(5):657–661.
Suranto A. Terapi Madu. Jakarta:
Penebar Plus; 2007.
Pérez E, Rodríguez-Malaver AJ, Vit P.
Antioxidant Capacity of Venezuelan
Honey in Wistar Rat Homogenates.
Journal
of
Medicinal
Food.
2006;9(4):510–516.
Fiorani M, Accorsi A, Blasa M, Diamantini
G, Piatti E. Flavonoids from Italian
Multifloral
Honeys
Reduce
The
Extracellular Ferricyanide in Human Red
Blood Cells. Journal of Agricultural and
Food Chemistry. 2006;54(21):8328-8334.
Erguder BI, Kilicoglu SS, Namuslu M,
Kilicoglu B, Devrim E, Kismet K, Durak I.
Honey Prevents Hepatic Damage
Induced by Obstruction of The Common
Bile
Duct.
World
Journal
of
Gastroenterology.
2008;14(23):37293732.
Pérez-pérez E, Vit P, Huq F. Flavonoids
and polyphenols in studies of honey
antioxidant activity. International Journal
of Medicinal Plant and Alternative
Medicine. 2013;1(4):63–72.
Ndagu LF, Arjana AAG, Berata IK. Madu
Berefek Protektif Terhadap Infiltrasi Sel
Radang dan Perdarahan Ginjal Akibat
Induksi Aspirin. Indones Med Veterinus.
2013;2(1):102–14.
Muhartono, Hanriko R, Dwita H. Efek
Protektif Madu Terhadap Ginjal Tikus
Putih yang Diinduksi Etanol. J Kedokt dan
Kesehat Univ Lampung. 2012;2(2).
Herdhimas D. Pengaruh Protektif
Pemberian Madu Personde Terhadap
Gambaran Histopatologi Ginjal pada
Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi
Metanol [disertasi]. Jember: Universitas
Jember; 2013.
Download