Pertumbuhan Ekonomi Konsep dan Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi • Konsep Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah produksi barang dan jasanya meningkat atau dapat dikatakan produktivitas suatu negara meningkatkan pertumbuhan ekonominya. • Pengukuran Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dengan selang satu periode: Gt = (PDB Riil t – PDB Riil t-1) X 100% ……………………………………………………. (1) PDB Riil t-1 Keterangan: Gt : Growth / pertumbuhan ekonomi periode t PDB Riil t : PDB Riil periode t PDB Riil t-1 : PDB Riil satu periode sebelum periode t Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi dengan interval lebih dari satu periode: PDB Riil t = PDB Riil o (1 + r)ᵗ ……………………………………………………. (2) Keterangan: PDB Riil t : PDB Riil periode t PDB Riil o : PDB Riil periode awal r : tingkat pertumbuhan t : jarak periode awal – periode t Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1990 – 1995 Tahun PDB Riil (Rp milliar) Tingkat Pertumbuhan (% / tahun) Tingkat Pertumbuhan Rata-rata 1990-1995 (% / tahun) 1990 1991 1992 1993 1994 1995 195,597 209,192 222,705 237,172 255,055 276,003 7,2 7,0 6,5 6,5 7,5 8,2 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 Angka pertumbuhan tahunan diperoleh dengan menggunakan persamaan (1), sebagai contoh: G1995 = (PDB Riil 1995 – PDB Riil 1994) X 100% PDB Riil 1994 = (276,003 – 255,055) X 100% 255,055 = 8.2 % Angka pertumbuhan rata-rata periode 1990 – 1995 diperoleh dengan menggunakan persamaan (2) PDB Riil 1995 = PDB Riil 1990 (1 + r)⁵ Diubah menjadi bentuk logaritma sehingga: Log (PDB Riil 1995) = Log (PDB Riil 1990) + 5 Log (1 + r) 5 Log (1 + r) = Log (PDB Riil 1995) – Log (PDB Riil 1990) = Log (276,003) – Log (195,597) Log (1 +r) = 0,1495/5 = 0,0299 Dengan mengganti logaritma angka 0,0299 diperoleh: 1 +r = 1,071 r = 1,071 - 1 = 0,071 = 7,1% • Tujuan Pengukuran Tujuan dari penghitungan pertumbuhan ekonomi yakni untuk mengetahui kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian dapat dilihat secara sektoral maupun regional sehingga dapat menentukan langkah kebijakan pemerintah ke depannya. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1970 – 1994 Atas Harga Konstan 1990 (% / tahun) 1. 2. 3. 4. PDB Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier Sektor primer Sektor sekunder Sektor tersier 1970 - 1980 1980 – 1990 1990 - 1994 1970 - 1994 8 5 14,4 9 5,5 5,4 7,3 5,8 4,9 0,5 12,2 8,3 6,4 3,8 11,0 7,6 : pertanian dan pertambangan : industri pengolahan, konstruksi, listrik, gas, dan air bersih : jasa-jasa Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi • Barang Modal Peningkatan barang modal akan meningkatkan produktivitas. Peningkatan barang modal dilakukan melalui investasi sehingga untuk meningkatkan barang modal perlu dilakukan penangan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi investasi. • Tenaga Kerja Tenaga kerja yang berkualitas dapat meningkatkan produktivitas, sebaliknya tenaga kerja yg lemah maka hanya akan mengakibatkan the law of deminishing return. • Teknologi Teknologi dapat meningkatkan produktivitas, tetapi sebaliknya juga dapat mengurangi kesempatan kerja. • Uang Dengan penggunaan uang yang banyak maka produktivitas meningkatkan, namun penggunaan uang akan selalu melihat biaya dari penggunaan uang tersebut. • Manajemen Dengan manajemen yang baik maka produktivitas pun membaik (meningkat) • Kewirausahaan (Entrepreneurship) Semakin banyak wirausahawan maka semakin tumbuh perekonomian nasional • Informasi Melalui informasi yang akurat, keputusan yang terkait bisnis akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi • Teori jumlah penduduk optimal (optimal population theory) Guna menghindari the law of deminishing return maka tidak serta merta semua penduduk dapat masuk ke lapangan kerja • Teori Pertumbuhan Neo-Klasik • Teori Schumpeter Teori Investasi Investasi dalam Konteks Ekonomi Makro Investasi dalam konteks ekonomi makro bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi) di masa mendatang. Investasi dalam konteks ekonomi nasional terdiri dari dua jenis: 1. Investasi dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan (Fixed Investment/Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto) Contohnya: pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin, bangunan, gedung, dsb. Nilai investasi PMTDB pada saat ini mencapai 30%-40% dari jumlah PDB. Agar produktivitas perekonomian bersifat efisien, maka yang dilihat adalah investasi bersih = PMTDB – depresiasi. 2. Investasi Persediaan Investasi persediaan adalah investasi dengan menambah jumlah cadangan (stock). Nilai Waktu dari Uang Investasi yang dilakukan saat ini guna menghasilkan pertumbuhan pendapatan di periode ke depannya, umumnya semakin tinggi jumlah dan kualitas investasi, maka tenggang waktu manfaat investasinya semakin panjang. Oleh karena itu pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang (present value) dari uang yang akan kita peroleh di masa mendatang (future value) • Nilai Sekarang (Present Value) V= X (1 + r)ᵗ Keterangan: V = penilaian sekarang terhadap nilai uang yang akan didapat X = prediksi nilai penghasilan yang akan didapat t = periode investasi r = faktor diskonto Contoh: Kita akan menginvestasikan dana senilai Rp100juta, dana ini kita dapatkan dari meminjam ke bank dengan bunga sebesar 15%/tahun. Dengan harapan 5 tahun ke depan, nominal yang akan didapatkan senilai Rp161juta. V = 161 (1 + 0.15)⁵ = 161 = 161 = 80,1 juta (1,15)⁵ 2,01 Jadi 100juta yang kita investasikan saat ini untuk lima tahun mendatang sama dengan 80,1 juta, dengan demikian baiknya kita tidak melakukan investasi yang seperti ini. Zt = Zo (1 + r)ᵗ Keterangan: Zt = nilai penghasilan mendatang Zo = investasi awal t = periode waktu r = nilai diskonto 161 = 100 (1 + r)⁵ Log 161 = log 100 + 5 log (1 + r) 2.2068 = 2.000 + 5 log (1 + r) 5 log (1 + r) = 0.2068 Log (1 + r) = 0.0414 Anti log (1 + r) = 1.10 r = 1.10 – 1 = 0.10 = 10% • Nilai Masa Mendatang (Future Value) F = A (1 + r)ᵗ Keterangan: F = nilai masa mendatang yang diharapkan A = nilai investasi awal t = periode investasi r = faktor diskonto (faktor yang diharapkan) Contoh: F = 100 (1 + 0,15)⁵ = 100 (2,01) = 201 Dari hasil ini, kita seharusnya berharap setidaknya 5 tahun ke depan dari investasikan yang kita lakukan kita mendapatkan nominal sebanyak 201juta, namun nominal yang kita dapatkan hanya sebesar 161juta. Kriteria Investasi Setidaknya ada empat kriteria yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan investasi: 1. Payback period (Periode BEP) 2. Benefit/cost ratio (B/C Ratio) B/C = 1 = B = C B/C ˂ 1 = Benefit lebih kecil daripada cost B/C ˃ 1 = Benefit lebih besar daripada cost 3. Net Present Value (NPV) Nilai sekarang didiskontokan untuk memberi penilaian terhadap nilai uang sekarang dan ke depan 4. Internal Rate of Return (IRR) Nilai tingkat pengembalian investasi, yang dihitung pada saat NPV = 0 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi • Tingkat pengembalian yang diharapkan Kondisi internal: efisiensi, SDM, dan teknologi Kondisi eksternal: kebijakan pemerintah dan isu ekonomi • Biaya investasi : tingkat suku bunga pinjaman, perijinan usaha, dan total biaya investasi • Marginal efficiency of capital (MEC), tingkat bunga, dan marginal efficiency of investment (MEI)