GALAKTOGENESIS Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Produksi Ternak Perah yang dibina oleh Firmansyah Tri Saputra, S.Pt, MP Disusun oleh : Anjar Agestin (135050100111103) Hervina Intan I. F. (135050100111108) Amelinda Thalita (135050100111116 ) Hendra Adi Setiawan (135050100111111) Yanis Ahmad Susanto (135050101111003) Kelas B FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Susu sebagai salah satu produk peternakan merupakan sumber protein hewani yang semakin dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Susu merupakan produksi yang dihasilkan oleh sapi perah. Susu yang dihasilkan digunakan untuk menyusui pedet(anak sapi) juga untuk kebutuhan manusia. Laktasi atau menyusui merupakan proses produksi dan pengeluaran air susu. Keduanya harus sama baiknya. Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka akan terjadi perubahan secara bertahap sesuai umur dan kondisi yaitu terdiri dari proses : Mammogenesis yaitu pembentukan kelenjar payudara, Galaktogenesis yaitu proses produksi dan proses keluarnya air susu, Galaktopoesis yaitu proses mempertahankan produksi air susu. 1.2Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Galaktogenesis ? 1.3Tujuan 1.3.1 Mengetahui yang dimaksud dengan Galaktogenesis BAB II PEMBAHASAN Proses menyusu yang sering disebut dengan “Laktasi” merupakan proses alami yang sangat kompleks dimana sesungguhnya sudah dipersiapkan secara bertahap pada ternak sapi perah sesuai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan sejak awal.Untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya maka organ ini menjadi sumber utama dari kehidupan, karena air susu adalah makanan pokok pedet (anak sapi) yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. Galaktogenesis adalah proses pengeluaran air susu dari puting. Air susu yang terkumpul dalam puting dikeluarkan melalui dua mekanisme yaitu pengisapan oleh anak sapi dan aliran air susu dari alveolus ke saluran air susu. Meningkatnya prolaktin di dalam darah merangsang kelenjar penghasil air susu dalam payudara untuk menghasilkan lebih banyak air susu. Stimulasi saraf di puting akan mengirimkan pesan refleks ke bagian belakang kelenjar pituitari, berespon dengan mengeluarkan suatu hormon yang disebut oksitosin. Oksitosin menggerakkan otot dan jaringan di sekitar kelenjar penghasil air susu. Hasilnya adalah alveolus berkontraksi dan air susu dikeluarkan ke saluran air susu. Proses galaktogenesis tergantung dengan pengisian dan pengosongan alveoli pada ambing. Penurunan sekresi air susu terjadi karena akumulasi pada alveoli. Hal ini dapat mengurangi pengikatan prolaktin pada reseptor membran alveoli(Van Veldhuizen, 2007), sehingga apabila air susu sering dikeluarkan akan memperbanyak produksi air susu. Peningkatan produksi susu akibat adanya pengaruh hormon prolaktin yang lebih banyak dihasilkan pada sapi yang diperah empat kali. Sekresi susu lebih banyak dikontrol oleh hormon prolaktin dan oksitosin (Tucker, 1985). Produksi susu dipengaruhi oleh jumlah sel skretori di dalam jaringan ambing, aktivitas sel skretori dalam melakukan sintesis susu dan ketersediaan subtrat untuk disintesa menjadi susu. Sintesis susu dilakukan oleh sel–sel skretori pada kelenjar susu dengan menggunakan nutrisi dari bahan makanan yang dikonsumsi (Manalu et al. 2000). BAB III PENUTUP Kesimpulan Galaktogenesis merupakan proses dimana air susu keluar dari alveoli pada ambing. Air susu ini dihasilkan dari peningkatan prolaktin di dalam darah sehingga merangsang kelenjar air susu untuk memproduksi air susu. Apabila air susu sering dikeluarkan maka akan memperbanyak produsi air susu. BAB IV DAFTAR PUSTAKA Hargi, Jayanta permana. 2013. Hubungan Dukungan Suami dengan Sikap Ibu Dalam Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Jember Manalu W., M.Y. Sumaryadi, Sudjatmogo and A,S. Satyaningtijas. 2000. Effect of superovulation prior to mating on milk production performance during lactation in ewes. J. Dairy Sci. 83 : 477 – 83. Novita, R.VT. 2011. Efektifitas Paket “Bunda Ceria” Terhadap rasa nyeri dan pembengkakan Payudara serta Produksi ASI pada Ibu Postpartum di Jakarta. Fakultas Ilmu Keperawatan. Program Studi Pasca Sarjana. Universitas Indonesia. Tucker H.A. 1985. Endocrine and Neural Control of the Mammary Gland. In: Larson B.L., editor. Laktation. The Iowa State University Press/AMES. Van Veldhuizen, C. 2007. Overabundant Milk Supply: an alternative way to intervene by full drainage by block feeding. International Breastfeeding Journal. 2(1):p.11.