kemasaman tanah dan pengapuran

advertisement
BAHNA KAJIAN
MK. AGROEKOLOGI
KEMASAMAN TANAH
DAN
PENGAPURAN
DIABSTRAKSIKAN OLEH:
Soemarno, jursntnhfpub, Nop 2012
EMPAT
KOMPONEN
TANAH
Padatan An-organik:
Mineral & Bukan mineral
Padatan Organik :
Bahan Organik Tanah
(Senyawa organik mati)
Organisme hidup
Udara tanah …… Aerasi Tanah
Air tanah = Larutan tanah
Soil Solution, Elektrolit tanah
Sifat fisiologik penting dari
Larutan tanah adalah
“REAKSINYA” (pH) …….
Kemasaman / kebasaan tanah
Apa itu pH Tanah?
pH adalah kemasaman atau kebasaan relatif suatu bahan. Skala pH
mencakup dari nilai 0 (nol) hingga 14.
Nilai pH 7 dikatakan netral, di bawah nilai 7 dikatakan asam, sedangkan
di atas 7 dikatakan basa.
Asam menurut teori Bronsted dan Lewry adalah suatu bahan yang
cenderung untuk memberi proton (H+) ke beberapa senyawa lain,
demikian sebaliknya apabila basa adalah suatu bahan yang cenderung
untuk menerimanya.
Teori asam basa ini sangat baik untuk diterapkan dimedia cair
termasuk larutan tanah.
Teori asam basa lain yang sangat baik diterapkan dalam tanah adalah
Arrhenius, yaitu asam adalah suatu bahan yang menghasilkan H+ atau
menurunkan pH apabila terdisasosiasi dalam air, sebaliknya apabila
basa dalam disosiasinya akan menghasilkan OH- atau menaikkan pH.
KEMASAMAN (pH) tanah
Kemasaman di dalam tanah dapat dihitung berdasarkan
kedudukan ion H+.
Apabila yang diukur adalah ion H+ yang ada dilarutan tanah
(sebelah kanan, bebas) dikatakan sebagai kemasaman
aktual.
Apabila ion H+ yang diukur terdapat di komplek jerapan
tanah (sebelah kiri, tidak bebas) dikatakan sebagai
kemasaman potensial, yang nilainya jauh lebih besar dari
kemasaman aktual.
Sedangkan apabila kedua kemasaman tersebut
dijumlahkan disebut kemasaman total.
KEMASAMAN (pH) tanah
Kemasaman pH tanah secara sederhana merupakan
ukuran aktivitas H+ dan dinyatakan sebagai -log10[H+].
Secara praktikal ukuran logaritma aktivitas atau
konsentrasi H+ ini berarti setiap perubahan satu unit pH
tanah berarti terjadi perubahan 10 kali dari jumlah
kemasaman atau kebasaan.
Pada tanah yang mempunyai pH 6.0 berarti tanah tersebut
mempunyai H+ aktif sebanyak 10 kali dibandingkan dengan
tanah yang mempunyai pH 7.0
KEMASAMAN (pH) tanah
Sebagian besar tanah tanah produktif, mulai dari hutan
humid dan sub humid hingga padang rumput di semiarid,
mempunyai pH bervariasi antara 4.0 hingga 8.0.
Nilai di atas atau di bawah variasi tersebut disebabkan oleh
garam Ca dan Na atau ion H+ dan Al+3 dalam larutan tanah.
Pengaruh utama pH di dalam tanah adalah pada
ketersediaan dan sifat meracun unsur seperti Fe, Al, Mn, B,
Cu, Cd dll terhadap tanaman atau mikroorganisme.
pH =
- log [H+]
[H+] dlm larutan tanah ………. Kemasaman aktif
[H+] dijerap koloid tanah ………. Kemasaman potensial
Total keduanya ………………….. Kemasaman total
Misel
-H
Ion H+ terjerap, Hdd
[H+]
Ion H+ terlarut
Kisaran Nilai pH tanah: 0 - 14
pH = 7.0 : Tanah Netral
pH < 7.0 : Tanah Masam
pH > 7.0 : Tanah basa/ Alkalin/Alkalis
Biasanya:
Tanah masam : di daerah iklim basah
Tanah alkalis: di daerah kering
SUMBER
KEMASAMAN
TANAH
Hdd
H+
Kation aluminium:
MISEL Al
Al 3+
Al 3+ + H2O
Al 3+ + OH-
Bahan Organik Tanah:
Al(OH)2+ + H+
Al(OH)2+
Al(OH)2+ + OH-
Al(OH)2 +
Al(OH)2+ + H2O
Al(OH)2 + + H+
Al(OH)2+ + H2O
Al(OH)3 + H+
pH &
Ketersediaan
Hara
Ca dan Mg:
Ketersediaan maksimum: pH = 6 - 8.5
Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0
N, K dan S:
Ketersediaan maksimum: pH > 6
Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0
Fosfat :
Ketersediaan maksimum: pH = 6 - 7.5
Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0
Fe, Mn,Zn, Cu,Co :
Ketersediaan maksimum: pH < 5.5
Ketersediaan minim pada tanah dg : pH > 7.5
Mo: Ketersediaan maksimum pd pH > 6.5
Bakteri & Aktinomisetes :
Ketersediaan maksimum: pH > 5.5
Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0
Problem
Kemasaman
Tanah
Kesuburan tanah
Ketersediaan Unsur Hara
Suasana fisiologis larutan tanah tidak sesuai bagi
proses-proses pertumbuhan akar tanaman
Keracunan unsur hara mikro
Gangguan akibat tingginya
ketersediaan/kelarutan kation aluminium
Gangguan kehidupan jasad renik tanah
Menurunkan kemasaman tanah =
Menaikkan pH tanah = …………..
Pengapuran
Aldd dan % KEJENUHAN Al
1. Sumber kemasaman tanah : H+, Hdd, Aldd,
2. Aldd diendapkan pada pH > 5.5 - 6.0
3. % kejenuhan Al dari KTK efektif menjadi ukuran
kemasaman tanah
4. Kejenuhan basa (KB) = jumlah basa dibagi KTK
5. Aldd ditentukan dengan jalan ekstraksi tanah dg 1 N KCl,
dan mentitrasi ekstraksnya dengn larutan basa
6.
HUBUNGAN pH dan KEJENUHAN Al
pH tanah
5.4
Sumber: Abruna et al. 1975
Ultisols & Oxisols
5.1
4.8
4.5
4.2
3.9
10
20
30
40
50
% kejenuhan Al
60
70
HUBUNGAN KEJENUHAN Al dan HASIL BEANS
% hasil maks.
100
Sumber: Abruna et al. 1975
Ultisols & Oxisols
80
60
r = 0.93**
40
20
0
10
20
30
40
50
% kejenuhan Al
60
70
1. Konsentrasi Al dlm larutan tanah > 1 ppm menyebabkan
penurunan hasil tanaman
2. Tembakau dan kentang sangat peka thd Al+++ dlm tanah,
terutama akarnya. Gejalanya akar menjadi tebal, kaku
dan becak-becak jaringan mati
3. Pertumbuhan akar jagung mulai terganggu pada kondisi
60% kejenuhan Al.
4. Al cenderung terakumulasi dalam akar dan menghambat
penyerapan dan translokasi Ca dan fosfat menuju tajuk,
sehingga mendorong defisiensi Ca dan P.
1. Gangguan pertumbuhan tanaman pd tanah masam dapat
juga disebabkan oleh defisiensi Ca dan/atau Mg
2. Gangguan akar tembakau pd Ultisol yg tidak dikapur
disebabkan oleh keracunan Al dan defisiensi Ca.
3. Kalau Al diendapkan (dg menggunakan MgCO3) dan
tidak ditambahkan Ca, pertumbuhan akar tembakau
akan berhenti dalam waktu 60 jam.
4. Tanah masam di daerah tropis defisien Ca tanpa
menunjukkan masalah toksisitas Al.
5. Misalnya Tanah masam di Hawaii, pH < 5.0, namun Aldd
nya sedikit; pengapuran berfungsi seperti pemupukan Ca
6. Tanah masam di Brazil sangat miskin Mg dan respon
positif thd pupuk Mg.
TOKSISITAS Al & DEFISIENSI Ca thd AKAR TEMBAKAU
% maks. pemanjangan akar
100
Dikapur CaCO3, pH 5.8, 4.4 meq Ca++
80
Dikapur MgCO3, pH
5.6, 0.4 meq Ca++
60
40
Tdk Dikapur, pH
4.2,
0.4 meq Ca++
20
0
1
Sumber: Abruna et al. 1975
Ultisols & Oxisols
2
waktu (hari)
3
EFEK Al thd PERTUMBUHAN AKAR
Tanah pH
Aldd % Kejenuhan Berat kering akar tanaman:
me/100 g Al
Jagung (mg/pot) Sorghum
Ultisol
4.8
4.5
3.9
4
6
11
40
57
87
931
874
209
400
296
19
Oxisol
4.8
4.5
4.0
3
4
5
52
70
87
687
630
389
345
126
128
Sumber: Brenes & Pearson, 1973.
MENGUKUR KEMASAMAN (pH) tanah
Ada 2 metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran pH
tanah yaitu kertas lakmus dan pH meter. Kertas lakmus sering di
gunakan di lapangan untuk mempercepat pengukuran pH.
Penggunaan metode ini di perlukan keahlian pengalaman untuk
menghindari kesalahan.
Lebih akurat dan secara luas di gunakan adalah penggunaan pH
meter, yang sangat banyak di gunakan di laboratorium. Walaupun pH
tanah merupakan indikator tunggal yang sangat baik untuk
kemasaman tanah, tetapi nilai pH tidak bisa menunjukkan berapa
kebutuhan kapur.
Kebutuhan kapur merupakan jumlah kapur pertanian yang dibutuhkan
untuk mempertahankan variasi pH yang di inginkan untuk sistem
pertanian yang digunakan.
Kebutuhan kapur tanah tidak hanya berhubungan dengan pH tanah
saja, tetapi juga berhubungan dengan kemampuan menyangga tanah
atau kapasitas tukar kation (KTK).
PENGELOLAAN KEMASAMAN (pH) tanah
Tanah masam adalah tanah ber-pH rendah (pH di bawah
6), semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim
kemasamannya.
Kendala Tanah Masam
1. Unsur hara makro (terutama N,P,K,Ca,Mg) tidak
tersedia dalam jumlah cukup, efektifitas dan efisiensi
pemupukan makro (urea, TSP, KCl) juga rendah.
2. Beberapa unsur (terutama Al dan Fe) tersedia
berlebih sehingga sering meracun pada tanaman.
3. Menghambat perkembangan mikroorganisme tanah.
PENGELOLAAN KEMASAMAN (pH) tanah
Pengapuran untuk Meningkatkan pH Tanah
Perbaikan pH tanah bisa diakatakan menyelesaikan 50% masalah
kesuburan tanah. Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan
pengapuran menggunakan kapur pertanian (kaptan) atau dolomit.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.
2.
3.
4.
5.
Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam,
karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.
Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa
merata masuk dekat zona perakaran.
Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.
Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.
Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis
berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha.
Catatan :
Dolomit juga harus secara rutin digunakan pada tanah pH normal, karena unsur
Ca dan Mg pada dolomit sangat dibutuhkan tanaman.
PENGELOLAAN KEMASAMAN (pH) tanah
Kapur pertanian merupakan mineral yang berasal dari alam
yang merupakan sumber hara kalsium. Kaptan yang
mempunyai reaksi basa dapat menaikkan pH tanah. Kaptan
yang banyak digunakan dalam pertanian adalah kalsit
(CaCO3)
Manfaat : Untuk menetralkan pH tanah pada tanaman
sayuran⁄hortikultura dll . Untuk menanggulangi beberapa
jenis jamur ⁄bakteri pada tanah. Untuk menetralkan tanah
gambut sehingga menambah tingkat kesuburan tanah dll
Spesifikasi :
Kadar CaCO3 + MgCO3 93.3 % , Kadar CaO + MgO 58.8 %,
Kadar Air Saat dikemas 1.00 %, Mesh 40 – 100, Berat bersih
kemasan 50 kg
KAPTAN
Kapur Pertanian (Kaptan) memiliki kandungan kalsium dan magnesium
yang tinggi, ukiran butiran (mesh) yang halus dan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan oleh SNI (Standar Nasional Indonesia)
KAPTAN dapat diproduksi dengan menggunakan mesin crusher dan milling
yang mampu memproduksi kaptan sekitar 1.500 ton per bulan.
Spesifikasi Kaptan
Kadar CaCO3 + MgCO3 : 91.53%
Kadar CaO + MgO : 50.23%
Kadar air saat dikemas : 1.00%
Mesh 40 – 100 : 82.01%
Berat bersih perkemasan 50 Kg
Kapur Pertanian merupakan mineral yang berasal dari alam yang
merupakan sumber hara kalsium. Kaptan yang mempunyai reaksi basa
dapat menaikkan PH tanah. Kaptan yang umum banyak digunakan dalam
pertanian adalah Kalsit (CaCo3)
KAPTAN
Dosis Kaptan
1. Sebelum melakukan pengapuran, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan PH tanah dengan menggunakan kertas lakumus atau PH soil
tester, dapat meminta bantuan penyuluh terdekat dari dinas pertanian/
perkebunan/ perikanan
2. Pengapuran dengan dosis tersebut untuk jangka panjang atau 3 tahunan
keatas, baru dilakukan pengapuran ulang. Ada anjuran para ahli sebaiknya
dilakukan penambahan KAPTAN sebanyak 10% – 20% dari dosis diatas pada
setiap 6 bulan sekali atau bersamaan dengan waktu pemupukan dilakukan
3. Untuk tanah marginal, umumnya berwarna terang atau pada tanah podsolik
merah dan kuning atau pada tanah yang miskin kandungan bahan organik,
dianjurkan pemberian kompos, bokasi atau pupuk organik
4. Mutu KAPTAN yang tepat selain kandungan kalsium (CaCO) yag tinggi
kisaran 42% sampai 51%, tingkat kehalusan dan kelembutan (mesh) yang
terbaik adalah 60 sampai 100 mesh
5. KAPTAN berkualitas tinggi bereaksi lebih cepat dan sempurna, sedangkan
KAPTAN berkualitas renddah memerlukan waktu sangat lama untuk dapat
merubah PH tanah, bahkan bisa sampai tahunan. Adapun KAPTAN yang
memenuhi standar, dapat langsung bermanfaat dengan cara pemberian yang
tepat
KALSIUM KARBONAT
Kalsium karbonat adalah bahan aktif dalam kapur pertanian, dan biasanya
merupakan penyebab utama air keras. Hal ini biasanya digunakan secara
medis sebagai kalsium suplemen atau sebagai antisida, namun konsumsi
yang berlebihan dapat membahayakan
Kalsium karbonat memunyai beberapa sifat khas khususnya :
1. Bereaksi dengan asam yang kuat, dan melepaskan karbon dioksida
CaCO3(s) + 2HC1(aq) ---- CaC12(aq) + CO2(g) + H2O(1)
2. Ia melepaskan karbondioksida pada pemanasan (diatas 840 C dalam
kasus CaCO3), untuk membentuk kalisum oksida, yang biasa disebut
kapur, dengan reaksi 178 KJ/ Mol
CaCO3 ---------------- CaO + CO2
KALSIUM KARBONAT
Kalsium karbonat akan bereaksi dengan air yang penuh dengan
karbon dioksida untuk membentuk larut kalsium bikarbonat
CaCO3 + CO2 + H2O ? Ca(HCO3)2
Reaksi ini penting dalam erosi dari batuan karbonat, membentuk
gua gua, dan menyebabkan air keras di berbagai daerah
Sebagian besar dari kalsium karbonat yang digunakan dalam
industri diekstraksi dengan pertambangan atau penggalian. Kalsium
karbonat murni (misalnya untuk keperluan makanan atau farmasi),
dapat dihasilkan dari sumber yang digali murni (biasanya marmer)
atau kalisum karbonat disusun oleh kalsinasi mentah oksida
kalsium. Air ditambahkan untuk memberikan kalsium hidroksida,
dan karbon dioksida dilewatkan untuk mengendapkan kalsium
karbonat yang diinginkan, sebagaimana dimaksud dalam industri
sebagai endapan kalsium karbonat
KALSIUM KARBONAT
Karbonat sering ditemukan dalam pengaturan geologi, kalsium
karbonat terjadi sebagai polimor aragonit dan kalsit.
Polimorf adalah mineral dengan rumus kimia yang sama tetapi
struktur kimia yang berbeda.
Mineral karbonat membentuk jenis batu : kapur, marmer, travertine,
tufa, dan lain lain.
Kalsit umumnya terjadi sebagai sedimen dalam pengaturan laut.
Kalsit biasanya ditemukan di sekitar lingkungan tropis yang hangat.
Endapan kalsit di lingkungan dangkal hangat lebih dari itu tidak
dalam lingkungan yang lebih dingin karena lingkungan lebih hangat
tidak mendukung pembubaran CO2.
Hal ini dianalogikan dengan CO2 yang larut dalam soda. Ketika anda
mengambil tutup botol soda, CO2 bergegas keluar. Sebagai soda
menghangat, & karbon dioksida dilepaskan.
Prinsip yang sama dapat diterapkan pada kalsit di laut
SUPER DOLOMITE
Super Dolomite adalah pupuk magnesium berkadar tinggi,
digunakan baik untuk tanah pertanian, tanah perkebunan,
kebutuhan industri dan bahkan untuk perikanan /tambak.
Bahan baku Super Dolomit berasal dari batuan dolomit yang
ditambang dari kawasan pertambangan di Gresik.
Menurut pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat
Jenderal Pertambangan Umum Bandung, batuan dolomit di Gresik
adalah jenis batuan dolomit yang berkualitas tinggi, yakni dengan
kadar MgO 18% - 21%
Keunggulan Pupuk Super Dolomit
1. Ukuran butir seragam, dan minimal 95% lolos ayakan 100 mesh
Kadar MgO minimal 18%
Daya larut dalam air cepat, sehingga cepat tersedia bagi tanaman
Sebagai pupuk Mg memiliki efektifitas tinggi
Daya tangkal pengasaman cepat
Untuk mencapai produktifitas yang sama hanya memerlukan 60%
super dolomit bila dibandingkan dengan dolomit biasa, sehingga
mengurangi biaya aplikasi pemupukan dan biaya pengiriman
2. Pemakaian Kieserite dapat digantikan oleh super dolomit, jika
super dolomit telah dicampur dengan ZA.
Selain itu dapat memberikan manfaat lebih tinggi sebagai berikut :
Pemakaian kombinasi super dolomit + ZA mampu memasok hara
Magnesium (Mg) dan Sulfat Nitrogen pada tanaman dan tidak
mengasamkan tanah
Penghematan biaya produksi karena pemakaian Super Dolomit + ZA
harganya lebih murah dibandingkan dengan Kieserite
Penghematan devisa, karena import Kieserite dapat ditiadakan.
Kegunaan Super Dolomite
1. Penyembuhan
Untuk tanaman, kekurangan Magnesium (Mg) berakibat sangat fatal.
Tanaman yang menderita kekurangan Magnesium ditandai dengan
daun yang menguning, sehingga kehilangan kemampuan
menghasilkan CO2, dengan demikian, pemberian pupuk Super
Dolomite akan mampu menambah unsur hara Magnesium yang
diperlukan tanaman, sehingga warna daunnya menjadi hijau lagi
2. Amelioran
Pada tanah masam atau PH rendah, selain pertumbuhan tanaman akan
terganggu, juga keracunan A1 dan Fe sering terjadi. Dengan pemberian
Super Dolomit, selain dapat menetralisir A1 dan Fe, juga menaikkan PH
tanah sehingga penyerapan unsur unsur hara, N Fosfor (P), K oleh
tanaman menjadi baik
3. Pembenah
Pemberian pupuk berbentuk Amonium (UREA/DAP) dan kalcium (KCl)
yang terlalu banyak, dapat mengakibatkan kekurangan Magnesium
(Mg). Selain itu pupuk nitrogen mempunyai kecenderungan
menciptakan suasana masam. Pemberian pupuk Super Dolomit mampu
menetralisir reaksi tanah yang bersifat masam akibat pemberian pupuk
yang berlebihan
CARA PENGGUNAAN SUPER DOLOMITE
1. Disebar/ Dicampur merata
Cara ini dilakukan apabila pupuk super dolomit digunakan untuk
memperbaiki tanah yang buruk. Pupuk ini disebar/ dicampur merata
diatas tanah pada waktu tanah terakhir yang bisanya dilakukan sebelum
tanaman ditanam atau benih ditabur
2. Dimasukkan pada lubang tanaman
Bila sebagai pupuk dasar pada tanaman perkebunan, Super Dolomit
ditempatkan pada dasar lubang tanaman, kemudian diaduk merata
dengan pupuk dan tanah pada dasar lubang, setelah itu ditimbun sedikit
dengan tanah, baru diatas timbunan ditempatkan bibit tanaman
3. Super Dolomit dicampur dengan ZA / Pupuk lainnya
Bila super dolomit diperlukan dalam pencampuran pupuk maka cara
pemberiannya dilakukan dengan cara sebar merata dalam larikan sejajar
baris tanaman, sekeliling batang tanaman atau ditempatkan pada lubang
yang dibuat dikanan – kiri tanaman
Untuk meniadakan reaksi tanah masam, Pupuk Super Dolomit
dicampurkan pada waktu pengolahan tanah secara merata dan dilakukan
2 minggu sebelum tanam.
BENTUK
BAHAN
KAPUR
Kapor Oksida: Kapur Sirih
Kemurniannya: 85 - 95%
Pembuatannya:
CaCO3 + panas
CaMg(CO3)2 + panas
CaO + CO2
CaO +MgO + CO2
Reaksinya dlm tanah:
MISEL - H + CaO
MISEL - Ca + H2O
CaO + H2O
Ca(OH)2 + 2 H2CO3
Ca(OH)2
Ca(HCO3)2 + 2 H2O
% Oksida CaO
Ekuivalen oksida Ca
Daya netralisasi
Persentase unsur Ca
: 77%
: 102
: 182.1 (kesetaraan CaCO3)
: 55
% Oksida MgO
Persentase unsur Mg
: 18%
: 10.8
BENTUK
BAHAN
KAPUR
Kapor Hidroksida: Kapur Tembok
Kemurniannya: 95 - 96%
Pembuatannya:
CaO + MgO + H2O
Ca(OH)2 + Mg(OH)2
Reaksinya di udara lembab terbuka:
Ca(OH)2 + CO2
CaCO3 + H2O
Mg(OH)2 + CO2
NgCO3 + H2O
Reaksinya dlm tanah:
MISEL - H + Ca(OH)2
MISEL - Ca + 2H2O
Ca(OH)2 + 2 H2CO3
Ca(HCO3)2 + 2 H2O
% Oksida CaO
Ekuivalen oksida Ca
Daya netralisasi
Persentase unsur Ca
: 60%
: 76.7
: 136.9 (kesetaraan CaCO3)
: 42.8
% Oksida MgO
Persentase unsur Mg
: 12%
: 7.2
BENTUK
BAHAN
KAPUR
Kapor Karbonat : Kapur Kalsit
= CaCO3
Kapur Dolomitik = CaMg(CO3)2
Dolomit
= MgCO3
Kemurniannya : 75 - 99%
Pembuatannya:
Batuan CaCO3 digiling
Kapur giling
Reaksinya dlm tanah:
MISEL - H + CaCO3
MISEL - Ca + H2O
+ CO2
Oksida CaO = 44.8%; MgO = 6.70%
Ekuivalen oksida Ca
: 54.10
Daya netralisasi
: 96.6 (kesetaraan CaCO3)
Persentase unsur Ca = 32; Mg = 4.03
Karbonat:
CaCO3 = 80%; MgCO3 = 14%
Total = 94%
PENGARUH
KAPUR PADA
TANAH
Pengaruh Fisik:
- Membantu granulasi - agregasi
- Memperbaiki struktur tanah
- Tata Udara (Aerasi)
- Tata Air / Pergerakan air
Pengaruh Kimia:
(Bila tanah dg pH= 5.0 dikapur hingga ph naik menajdi 6.0)
- Kepekatan kation hidrohen menurun
- Kepekatan anion hidroksil meningkat/ naik
- Daya larut Fe, Mn dan Al akan menurun
- Ketersediaan fosfat dan Mo akan diperbaiki
- Cadd dan Mgdd akan naik
- Persentase kejenuhan basa (KB) akan naik
- Ketersediaan kalium berubah tgt keadaan.
Pengaruh Biologik:
- Merangsang kegiatan jasad tanah, termasuk mikroba tanah
- Membantu pembentukan humus
- Aminisasi, amonifikasi, oksidasi belerang dipercepat
- Fiksasi nitrogen dari udara secara biologis dirangsang
- Nitrifikasi dipercepat
JENIS TANAMAN yg SESUAI TANAH MASAM dg
KEBUTUHAN KAPUR MINIMUM
Kebutuhan
kapur
(t/ha)
Kejenuhan
Al
(%)
pH
Varietas tnm yg toleran
0.25 - 0.5
68 - 75
4.5 - 4.7
0.5 - 1.0
45 - 58
4.7 - 5.0
Gogo, ubikayu, mangga, mente
Jeruk, Nanas, Desmodium, Centrosema, Paspalum
Cowpea, Plantain
1.0 - 2.0
31 - 45
5.0-5.3
Jagung, Black bean
Sumber: Spain et al. 1975
MEKANISME TOLERANSI / KEPEKAAN
TANAMAN thd Al dlm TANAH
1. Morfologi akar.
Varietas yg toleran Al mampu menumbuhkan dan tidak
mengalami kerusakan ujung-ujung akar pd kondisi tanah
masam kaya Al
2. Perubahan pH rhizosfer.
Varietas yg toleran Al mampu menaikkan pH zone
rhizosfernya, sdg varietas yg peka menurunkan pH tsb.
Perubahan pH ini diduga akibat dari penyerapan anion
diferensial-selektif, sekresi asam organik, CO2 dan HCO3-.
3. Lambatnya translokasi Al ke tajuk. Varietas yg toleran Al
mengakumulasikan Al dlm akar, dan mentranslokasikan
ke tajuk secara lebih lambat dp jenis yg peka.
MEKANISME TOLERANSI / KEPEKAAN
TANAMAN thd Al dlm TANAH
4. Al dalam akar tidak menghambat penyerapan dan
translokasi Ca, Mg dan K dlm varietas yg toleran Al.
5. Toleransi varietas kedelai thd Al berhubungan dengan
penyerapan dan translokasi Ca.
6. Toleransi varietas keNTANG thd Al berhubungan dengan
translokasi Mg dan K .
7. Toleransi varietas padi thd Al berhubungan dengan
tingginya kandungan Si dlm tanaman.
8. Varietas yg toleran Al tidak mengalami hambatan
penyerapan dan translokasi fosfat; tdk dmk varietas yg
peka.
1. Tujuan utama pengapuran adalah menetralisir Aldd, dan
biasanya diikuti oleh kenaikan pH hingga 5.5.
2. Kalau diduga ada keracunan Mn, maka pH dinaikkan 6.0
3. Faktor-faktor yg harus diperhatikan:
1. Jml bahan kapur yg diperlukan untuk menetralkan
Aldd hingga tingkat yg sesuai bagi tanaman
2. Kualitas bahan kapur
3. Cara penempatan / aplikasi bahan kapur ke tanah.
RESPON
TANAMAN thd
PENGAPURAN
Umumnya pertumbuhan tanaman menjadi
lebih baik.
Tnm kacang-kacangan menyukai kapur,
termasuk kedelai dan kacang tanah
Alasan terjadinya respon tanaman:
1. Pengaruh langsung unsur hara Ca dan Mg
2. Dinetralkannya senyawa-senyawa toksik
3. Penekanan gangguan penyakit tanaman
4. Ketersediaan beberapa unsur hara meningkat
5. Rangsangan kegiatan jasad mikro akan meningkatkan
ketersediaan hara
6. Beberapa tanaman tertentu tidak senang pengapuran,
misalnya semangka.
7. ……. Dll.
1. Kamprath (1970):
Dosis kapur = 1.5 x ( me Aldd topsoil)
= m.e. Ca yg harus diaplikasikan sbg kapur
2. Dosis kapur yg dihitung dg cara ini mampu menetralkan 85 - 90 %
Aldd dlm tanah yg mengandung 2 - 7% bahan organik
3. Faktor 1.5 digunakan untuk menetralkan H+ yg dilepaskan oleh
bahan organik atau hidroksida Fe dan Al kalau pH tanah meningkat
4. Dalam tanah yg kaya bahan organik, faktor tersebut menjadi 2.0 atau
3.0, karena adanya Hdd.
5. Untuk setiap satu m.eq. Aldd dlm tanah diperlukan aplikasi 1.5 meq
Ca atau setara dg 1.65 ton CaCO3 per ha.
6. Faktor penting lain adalah kandungan Aldd dlm tanah yang dapat
ditolerir oleh tanaman tertentu
7. Jagung sensitif terhadap kejenuhan Al 40-60%. Pengapuran hingga
kejenuhan Al = 0% dapat menguntungkan, namun pengapuran
untuk menurunkan kejenuhan Al menjadi 20% dapat lebih
ekonomis.
RESPON HASIL TERHADAP PENGAPURAN
% Hasil maks.
100
Rumput gajah
80
60
40
Jagung
Sorghum
20
00
10
20
30
Sumber: Abruna et al. 1975
Oxisols & Ultisols
40 50 60
% kejenuhan Al
70
80 90 100
1. Kapur biasanya dibenamkan sedalam 15 cm beberapa hari sebelum
tanam.
2. Tanah Oksisol sangat masam yg topsoilnya telah dikapur hingga pH
5.5 , sebagian besar akar jagung tumbuh dalam topsoil. Tingginya
kandungan Aldd dalam subsoil mencegah pertumbuhan akar lebih
dalam.
3. Penempatan kapur pada lapisan tanah yg lebih dalam mengakibatkan
perakaran tanaman tumbuh lebih dalam dan hasil tanaman lebih baik
4. Deep placement kapur dimungkinkan pada tanah-tanah berpasir
yang strukturnya baik.
5.
PENGAPURAN & HASIL JAGUNG
Hasil biji , t/ha
6
Zone pengapuran 0-30 cm
5
4
3
Zone pengapuran 015 cm
2
1
1
Sumber: Gonzales, 1973
Tanah Oxisols
2
3
4
5
Dosis kapur ( ton/ha)
6
7
1. Efek residu pengapuran tergantung pada seberapa cepat
Ca dan Mg digantukan oleh residu kemasaman dari
pupuk nitrogen.
2. Pada tanah Hydrandept
Selama lima tahun sejak aplikasi 2 ton kapur/ha ternyata
nilai Aldd dalam tanah dipertahankan sekitar 1 meq,
semula sebesar 3 m.eq, meskipun sebagian besar Ca++
telah tercuci. Setelah lima tahun efek residu pengapuran
lenyap.
3. Pada Oxisol berpasir.
Jagung dan kedelai respon positif terhadap kapur enam
tahun setelah aplikasi, respon hasil meningkat dg waktu,
diduga karena pelarutan partikel kasar kapur.
KELEBIHAN
Pemberian
KAPUR
Kelebihan: penambahan kapur yg mengakibatkan
meningkatan pH tanah melebihi yang diperlukan
untuk pertumbuhan optimum tanaman.
Tanaman akan menderita, terutama pada tahun
pertama aplikasi kapur
Biasanya terjadi pada tanah berpasir / berdebu yg
miskin bahan organik
Pengaruh buruk pengapuran yg berlebihan:
1. Kekurangan Fe, Mn, Cu dan Zn
2. Ketersediaan fosfat mungkin menurun karena
pembentukkan senyawa kompleks dan tidak larut
3. Serapan fosfat dan penggunaannya dlm metabolisme
tanaman dapat terganggu
4. Serapan B dan penggunaannya dapat etrganggu
5. Perubahan pH yang terlalu melonjak dapat
berpengaruh buruk
6. ………dst.
7. ……. Dll.
Penggunaan kapur harus didasarkan pada :
Apakah KAPUR
perlu diberikan?
Kemasaman Tanah dan
Kebutuhan Tanaman
1. Sebelum mengapur tanah, karakteristik kimia tanah
perlu diteliti
2. pH tanah dan Kejenuhan Basa harus ditentukan secara
akurat : Lapisan atas dan Lapisan bawah
3. Cara lain adalah menentukan Aldd
4. ……….
1. Kebutuhan kapur untuk tanaman secara umum atau
untuk tanaman tertentu
2. Pengelompokkan respon tanaman thd kapur :
- Tanaman Senang Pengapuran
- Tanaman tidak senang Pengapuran
- Tanaman netral
Bentuk KAPUR
yg dipakai
Lima faktor unt menentukan bentuk kapur :
1. Jaminan mutu kimia bahan kapur
2. Harga bahan
3. Kecepatan reaksi dengan tanah
4. Kehalusan bahan kapur
5. Hal lain-lain (penyimpangan, pembungkusan dsb.
Kecepatan Reaksi:
1. Kapur kaustik (kapur tohor dan tembok) lebih cepat bereaksi
dg tanah dp kapur giling
2. Kapur dolomitik bereaksi lebih lambat dp kapur kalsitik
3. Bentuk tepung halus lebih cepat bereaksi dg tanah
4. …. Dll.
Pertimbangan biaya:
1. Harga bahan kapur
2. Biaya angkut ke lahan usaha
3. Biaya aplikasi bahan kapur ke lahan usaha
4. ….. dll
Jumlah KAPUR
yg diaplikasikan
Enam faktor penting unt menentukan jumlah kapur :
1. Karakteristik tanah:
Lapisan atas: pH, Aldd, Tekstur & Struktur, BOT
Lapisan bawah: pH, Aldd, Tekstur & Struktur
2. Tanaman yg akan ditanam
3. Lamanya pergiliran tanaman
4. Macam bahan kapur dan komposisi kimianya
5. Kehalusan bahan kapur
6. Pengalaman praktis
Karakteristik Tanah :
1. Tekstur dan BOT menentukan besarnya kapasitas jerapan
2. Semakin tinggi Kapasitas jerapan dan Aldd, semakin banyak
kapur diperlukan
3. Kemasaman dan Aldd tanah lapisan bawah ikut menentukan
jumlah kapur
Contoh: Jml kapur giling unt tanah mineral setebal 20 cm seluas 1 ha:
Untuk menapai pH
5.2
5.5
6.0
Jumlah kapur, ton/ha
1.2 x me Aldd
1.5
2.1
Teknologi
Aplikasi
KAPUR
Cara Aplikasi :
1. Kapur disebar di permukaan tanah yg baru dibajak,
kemudian dicampur rata dengan tanah olahan
2. Kapur disebar di permukaan tanah, tanah dibajak
(diolah) dan dicampur rata
Waktu Aplikasi :
1. Biasanya sebelum tanam
2. Kapur diberikan bila diperkirakan tidak turun hujan pd saat
aplikasi
3. ……
1. Pertanaman tunggal
2. Pertanaman majemuk: Pola pergiliran tanaman
Kapur diberikan pd tanaman yg paling memerlukan pengapuran
TEKNOLOGI PENGAPURAN TERPADU
Prinsip utama pengelolaan tanah masam adalah menaikkan pH
tanah dan mengurangi kejenuhan Al yang meracun, serta
meningkatkan ketersediaan hara tanaman, terutama unsur hara P
sehingga sesuai dengan pertumbuhan tanaman yang optimal.
Pengapuran merupakan teknologi yang paling tepat dalam
pemanfaatan tanah masam di dasarkan atas beberapa
pertimbangan:
1. Rekasi kapur sangat cepat dalam menaikkan pH tanah dan
menurunkan kelarutan Al yang meracun.
2. Respons tanaman sangat tinggi terhadap pemberian kapur
pada tanah masam.
3. Efek sisa kapur atau manfaat kapur dapat dinikmati selama 3
sampai 4 tahun berikutnya.
4. Bahan kapur cukup tersedia dan relatif murah
PENGELOLAAN KEMASAMAN (pH) tanah
Teknologi pengapuran terpadu meliputi topik-TOPIK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kapur pengendali kemasaman tanah
Peranan kapur dalam meningkatkan serapan P
Penetapan kebutuhan kapur
Manfaat kapur bagi pertumbuhan dan hasil tanaman
Pengaruh sisa pupuk P bersama kapur
Jenis kapur dan cara penggunaannya
Pengapuran harus di sertai dengan pemupukan
Peran bahan organik pada tanah masam
Integrasi kapur, bahan organik, dan pupuk
Efek kapur berlebihan
Pengapuran dan pengaturan pola tanam
Budidaya lorong "Alley cropping" memantapkan pengapuran
Perhitungan keuntungan penggunaan kapur
PENGELOLAAN KEMASAMAN (pH) tanah
TEKNOLOGI PENGAPURAN TERPADU:
Teknologi pengapuran yang
diintegrasikan dengan penggunaan
bahan organik dan pupuk buatan yang
disertai dengan budidaya lorong dengan
pola tanam yang menguntungkan .
Download