BAB I

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan setiap pengajaran bahasa baik sekolah dasar, maupun sekolah
lanjutan yaitu agar siswa terampil berbahasa, terampil menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Sujanto (1988:56) mengatakan, “keterampilan
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan
akhir setiap pengajaran bahasa di sekolah”.
Ada kesalahpahaman, baik dikalangan masyarakat, atau pengajar
bahasa Indonesia bahwa keterampilan menulis tidak perlu dipelajari karena
kererampilan menulis merupakan bakat yang sudah ada sejak lahir. Padahal
potensi dasar yang dimiliki manusia terutama potensi berbahasa dapat tumbuh
dan berkembang jika dibina dan dilatih secara intensif. Agar tujuan pengajar
tercapai dengan baik, maka keterampilan menulis perlu dibina dan dilatih.
Sesuai dengan pendapat Tarigan (1983:1), “Keterampilan hanya dapat
diperoleh dengan jalan praktek dan banyak latihan”.
Menulis adalah suatu proses yang harus dibutuhkan dalam diri siswa.
Dengan kretivitas seseorang dituntut untuk memberanikan diri untuk
mengekspresikan apa-apa yang ada pada dirinya. Kemampuan untuk
menciptakan hal-hal baru inilah yang memungkinkan seseorang mengubah,
dan memperkaya dunianya dengan karya baru. Proses kreatif erat
hubungannya dengan proses berpikir. Tarigan (1983:1) berkata, “bahasa
1
2
seorang mencerminkan pikirannya”. Dengan demikian berarti menulis
merupakan kreatifitas.
Sujanto (1988:56) mengamati bahwa pelajaran bahasa indonesia di
sekolah-sekolah, aspek pengetahuan kebebasan lebih mendapat porsi yang
jauh lebih besar daripada aspek keterampilan berbahasa yang justru menjadi
tujuan akhir dalam pengajaran berbahasa. Perdapat ini sangat berbeda dengan
apa yang peneliti amati dari segi pembelajaran tingkat dua di sekolah
menengah pertama mengenai pokok bahasan menulis. Pembelajaran menulis
mempunyai porsi yang cukup banyak tapi tidak menutup kemungkinan guru
hanya memberikan teori tentang menulis bukan latihan menulis sehingga
permasalahannya adalah pembelajaran mengenai pokok bahasan menulis
banyak dipenuhi oleh teori sedangkan latihan kurang, dan keduam ketika
siswa dihadapkan pada latihan menulis, siswa merasa sulit dan bosan.
Pokok bahasan menulis yang porsinya lebih banyak daripada aspek
pengetahuan kebahasaan membuat siswa bosan dan jenuh sehingga tidak
sedikit siswa beranggapan bahwa pelajaran bahasa Indonesia identik dengan
mengarang padahal Tarigan (1983:20) mengatakan. “menulis atau tulisan
dipergunakan oleh orang-orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.”
Sehubungan dengan hal ini, merekam, menyaksikan, melapor, serta
mempengaruhi orang lain, dan maksud serta tujuan tersebut hanya bisa
tercapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya
dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian
kata-kata dan struktur kalimat.”
3
Untuk menghilangkan rasa sulit dan bosan yang dialami siswa, maka
pembelajaran menulis harus disajikan variatif. Salah satu adalah variasi tehnik
yang dapat memotivasi siswa untuk terampil menulis sehingga kejenuhan
tidak di rasakan lagi dan siswa menyadari peranan penting menulis.
Badudu dalam Suniawati (2002:1) mengatakan,” berhasil atau tidaknya
pengajaran berbahasa Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
mengait dan menentukan, antara faktor guru, murid, metode pengajaran dan
kurikulum”. Selanjutnya, Badudu (1994) menyebutkan, ”Teknik merupakan
salah satu unsur yang menentukan hasil pengajaran, namun keberhasilannya
bergantung pada guru yang menggunakan teknik itu sebaik-baiknya”.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penelitian dalam bidang
studi bahasa Indonesia mengenai pembelajaran menulis, guru masih
mengandalkan teknik tradisional, artinya teknik yang biasa digunakan secara
turun-menurun, misalnya teknik menyusun kerangka karangan yang di
padukan jenis karangan.
Teknik yang sering digunakan guru dalam pembelajaran menulis
adalah teknik memberikan. Teknik ini terbatas pada objek yang diamatinya.
Teknik ini kurang menuntut siswa untuk berpikir secara luas. Berbeda dengan
teknik analogi yang penulis uji cobakan dalam pembelajaran menulis. Siswa
selain dituntut untuk memberikan, juga dituntut untuk membandingkan suatu
hal yang sesuai dengan apa yang diamati. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk
mencermati apa yang dilihat, dirasakan, dan alami juga berpikir kreatif dalam
mencari bandingan sekaligus menuangkannya dalam bentuk tulisan.
4
Sesuai dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam
Mengarang dengan Menggunakan Teknik Analogi Kelas V SD Negeri Merak
I Kecamatan Sukamulya.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, penilitian mengidentifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Bagainama langkah-langkah teknik Analogi dalam pembelajaran menulis?
2. Bagaimana minat dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran teknik
anologi?
3. Bagaimana hasil pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik
Analogi?
4. Media Apakah yang diperlukan dalam pembelajaran menulis dengan
menggunakan teknik Analogi?
5. Bagaimana keefektipan teknik Analogi dibandingan teknik lain.
1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1.3.1
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, dan untuk memudahkan penulis
mebahas masalahnya secara terfokus, penelitian ini perlu dibatasi
permasalahannya. Masalah dalam penelitian ini yakni :
5
1. Apa sajakah Langkah-langkah teknik Analogi dalam pembelajaran
menulis?
2. Apakah minat dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran teknik
anologi?
3. Apa hasil pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik Analogi?
1.3.2
Perumusan Masalah
Setelah membatasi dengan penelitian sangat ditentukan untuk
menentukan arah yang jelas, sikap dan usaha dalam penyampaian tujuan
yang sesuai dengan harapan.
1. Apa sajakah langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran
menulis karangan deskripsi menggunakan teknik Analogi?
2. Apa sajakah yang dapat menunjang minat dan partisipasi siswa dengan
menggunakan teknik Analogi?
3. Apakah hasil pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik
Analogi cukup tinggi?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran menulis karangan
deskripsi menggunakan teknik Analogi.
6
2. Mengetahui besarnya peningkatan kemampuan menulis siswa kelas V
dengan menggunakan teknik Analogi;
3. Mengetahui hasil
pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik
Analogi.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, penulis berharap dapat berguna dan sebagai
masukan yang berarti untuk dunia pendidikan dan pengajaran, khususnya
pengajaran Bahasa Indonesia dan penulis sendiri.
Dalam penelitian ini penelitian mempunyai anggapan dasar sebagai
berikut.
1. Jika kemampuan menulis dibina dan dilatih secara intensif maka
kemampuan menulis siswa dapat ditingkatkan.
2. Analogi adalah salah satu cara pengembangan gagasan dan pengambilan
kesimpulan.
Penerapan teknik Analogi pada pembelajaran menulis diperkirakan
akan menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil
pembelajaran menulis tanpa menggunakan teknik Analogi. Dengan kata lain
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis dengan
menggunakan teknik Analogi dengan hasil kemampuan menulis tidak
menggunakan teknik Analogi.
1.6 Anggapan Dasar
7
Dalam penelitian ini penelitian mempunyai anggapan dasar sebagai
berikut.
a. Model, metode dan teknik dan pembelajaran memegang peranan
penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar.
b. Potensi dasar yang dimiliki manusia, terutama potensi berbahasa dapat
tumbuh dan berkembang jika dibina dan dilatih secara intensif.
c. Jika kemampuan menulis dibina dan dilatih secara intensif sejak dini
maka kemampuan menulis siswa dapat ditingkatkan.
d. Analogi adalah salah satu cara pengembangan gagasan dan
pengambilan kesimpulan.
1.7 Definisi Oprasional
Untuk menghindari kesalahpahaman, penulis akan mendefinisikan cara
menulis dengan cara memakai teknik Analogi, sungguh pun demikian tulisan
yang akan didefinisikan, penulis batasi pada karangan deskripsi saja.
Model Pembelajaran, merupakan cara atau corak pembelajaran
dengan menggunakan metode serta teknik untuk memudahkan pembelajaran.
Model pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan sehingga dapat memodifikasi seluruh aktivitas pembelajaran.
Karangan deskripsi, jenis karangan yang menggambarkan benda,
keadaan, atau peristiwa sehingga si pembaca seolah-olah melihat, merasakan
apa yang ada dalam tulisan tersebut.
8
Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang
bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan
melukiskan, membeberkan, sesuatu objek sesuai dengan ciri-ciri sifat, atau
hakikat objek yang sebenarnya.
Teknik Analogi, ialah suatu pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan Analogi sehingga siswa akan tergugah ingatannya serta dapat
menginterprestasikannya ke dalam bentuk karangan.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Kajian Teori
2.1.1
Pengertian Menulis
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Depdiknas (2001)
menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil,
kapur, dsb.) yang melahirkan pikiran atau perusahaan. Pengertian ini
seiring
dengan
menurunkan
pendapat
atau
Tarigan
melukiskan
(1982:21)
bahwa
lambang-lambang
menulis
grafik
yang
menggambarkan sesuatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang gerafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran gerafik tersebut.
Finoza (2001:189) dalam bukunya Komposisi Bahasa Indonesia
menjelaskan pengertian karangan adalah penjabaran suatu gagasan resmi
dan teratur tentang suatu topik atau bahasa. Mengarang adalah pekerjaan
merangkai atau menyusun kata, frase, kalimat, alinea yang dipadukan
topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karangan.
Pengertian lain yang mempunyai pengertian yang sama dengan
menulis
atau
mengarang
adalah
wacana.
Fachrudin
(1988:123)
mengemukakan bahwa wacana adalah tidak lain dari pada pernyataan,
pikiran, baik mengenai benda atau keadaan lainnya yang nyata dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya.
9
10
Syamsudin (1998:5) juga menyatakan waacana sebagai rangkaian
ujar atau tindak tutur yang mengungkapkan sesuatu yang disajikan secara
teratur, sistematis dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur
segmental atau pun nonsegmental bahasa.
Dari beberapa pengertian para ahli tersebut, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pengertian menulis atau mengarang tidak jauh
berbeda dengan sebuah wacana, yaitu pengungkapan sesuatu hal atau
pernyataan ide, ide/gagasan, perasaan yang disajikan dalam rangkaian
yang sistematis dengan menggunakan bahasa tulis.
2.1.2
Tujuan Menulis
Setiap tulisan mengandung beberapa tujuan. Tarigan (1982:23)
membatasi tujuan menulis sebagai berikut :
a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar
disebut wacana informasi.
b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut
wacana persuatif.
c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau
yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan riterel atau wacana
kesastraan.
d. Tulisan yang mengeksfresikan perasaan dan emosi yang kuat
berapai-apai disebut wacana ekspersi.
11
Sehubungan dengan tujuan penulisan sesuatu tulisan, Hubo
Hartig dalam Tarigan (1982:24) mengemukakan sebagai berikut :
a. Tujuan penugasan (Assignment Purpose)
Tujuan penugasan ini penulis menulis karena ditugaskan bukan
atas kemauan sendiri.
b. Tujuan altruistic (altruistic purpose)
Penulis bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan para
pembaca penulis ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai para perasaan dan penalarannya.
c. Tujuan persuatif (persuastif prupose)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan keberan
gagasan yang diutarakan.
d. Tujuan informasional/penerangan (informational purpose)
Tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau keterangan
kepada para pembaca.
e. Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose)
Tulisan
yang
bertujuan
yang
memperkenalkan
diri
atau
menyatakan diri sang pangeran kepada para pembaca.
f. Tujuan kreatif (creative purpose)
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistic, nilai-nilai
kesenian.
g. Tujuan pemecahan masalah (problemsolving purpose)
12
Tujuan penulis adalah menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi,
meneliti secara cermat pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan
sehingga dapat dimengerti oleh para pembaca.
2.1.3
Jenis-jenis Karangan
Fahrudin
(1988:145)
dalam
bukunya
Dasar-dasar
keterampilan menulis mengemukakan bahwa bentuk wacana yang
sesuai dengan maksud penulis adalah pemaparan (Eksposisi) pemerian
(Deskripsi) pemisahan (Narasi), pendalihan (Argumentasi) serta jika
perlu ditambah dengan pengimbauan (persuasi).
Finoza (2001:190) membagi tipe karangan menjadi karangan
deskrisi. Eksposisi, narasi, argumentasi, dan persuasi.
a. Karangan Eksposisi
Kata eksposisi yang dipungut dari bahasa Inggris ekspotion
sebenarnya dari bahasa latin yang berarti membuka atau memulai.
Karangan eksposisi merupakan wahana yang bertujuan untuk
memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu
(Finoza, 2001:1960).
Keraf (1982:3) menambahkan eksposisi atau pemaparan
adalah benuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk
menerangkan sesuatu pokok pikiran yang memperkuat atau
memperluas pengetahuan seorang pembaca uraian tersebut.
13
b. Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi mengandung pengertian karangan yang
lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana
adanya (Finoza 2001:196).
Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan
yang berusaha para penulis untuk memberi perincian-perincian
sebagai pemerian yang berarti melukiskan sesuatu hal (Keraf,
1982:93).
Selanjutnya Keraf menjelaskan bahwa karangan deskripsi
atau lukisan adalah karangan yang membeberkan suatu hal
melukiskan suatu hal dengan sehidup-hidupnya secara rinci
sehingga pembaca benar-benar mengalami, merasakan, melihat,
mendengar, walaupun pembaca tidak mengalami sesungguhnya hal
tersebut.
c.
Karangan Narasi
Karangan narasi (berasal dari Naration = bercerita) adalah
suatu bentuk tulisan yang merupakan menciptakan, memisahkan,
merangkaikan, tidak tanduk, perbuatan manusia dalam suatu
peristiwa dalam suatu kesatuan waktu. (Finoza, 2001:194)
Sependapat dengan pengertian finoza keraf (2000:136)
mengatakan pula bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang
sasaran
utamanya
adalah
tindak-tindak
yang
dijalin
dan
dirangkaikan menjadi suatu peristiwa dalam suatu kesatuan waktu.
14
Atau kata lain narasi itu bentuk wacana yang berusaha
membabarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang terjadi.
d.
Karangan Argumentasi
Argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar
bertindak sesuai dengan dikendaki oleh pengarang (Keraf, 2002:3).
Finoza (2001:198) menambahkan tujuan utama karangan
argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca atau mengambil
suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Syarat utama untuk
mengemukakan karangan argumentasi adalah penulis harus
terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang logis dalam hal ini
dikemukakan alasan atau pembuktian sesuatu yang meyakinkan
pembaca.
e. Karangan Persuasi
Jenis karangan ini hampir sama dengan argumentasi hanya
dalam karangan persuasi unsur ajakan. Himbauan sangat
ditekankan.
Dalam bahasa Inggris kata to persuade dengan argumentasi
hanya dalam meyakinkan. Bentuk nominannya adalah persuation
yang kemudian menjadi kata pungut bahasa Indonesia, persuasi.
Karangan persuasi karangan yang bertujuan pembaca
percaya, yakin dan berbujuk yang dikomunikasikan berupa fakta
15
suatu pendirian umum, pendapat, gagasan, atau perasaan, (Finoza,
2001:200).
2.2 Karangan Deskripsi
2.1.1
Pengertian Karangan Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata lain descibere yang artinya
menulis tentang atau membeberkan suatu masalah, kata deskripsi dapat
pula diterjemahkan menjadi pemerian yang berasal dari kata “peri”.
Memberikan berarti melukiskan.
Menurut Pepera (1986:2) karangan deskripsi adalah karangan
hidup
berpengaruh,
karangan
deskripsi
berhubungan
dengan
pengalaman panca indra, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman,
perabaan dan perasaan.
Keraf (2001:192) mengatakan bahwa deskripsi atau pemerian
merupakan bentuk sebuah tulisan yang bertalian dengan usaha untuk
membeberkan perincian dari objek yang dibicarakan.
Finoza (2001:192) mengatakan bahwa karangan deskripsi
bentuk
tulisan
yang
bertujuan
memperluas
pengetahuan
dan
pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan membeberkan suatu
objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat-sifat atau hakikat objek yang
sebenarnya.
Rusyana dalam Suniawati (2002:4) menambahkan bahwa
deskripsi adalah karangan yang melukiskan suatu, menyatakan apa
16
yang di indra, melukiskan perasaan dan perilaku jiwa dalam wujud
kalimat.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis mengambil pengertian
bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang memuat rincian suatu
objek dengan ciri-ciri dan sifat sebagai hasil pengindraan, perasaan,
perilaku jiwa sehingga pembaca merasakan apa yang diungkapkannya.
2.1.2
Pendekatan Karangan Deskripsi
Agar karangan sesuai dengan tujuan penulisnya maka
diperlukan pendekatan. Pendekatan adalah cara penulis melihat sesuatu
yang
akan
dituliskannya.
Pendekatan
yang dimaksud
adalah
pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.
a. Pendekatan Realistis
Pendekatan ini penulis dituntut memotret hal/benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Penulis
harus bersikap seperti sebuah kamera yang mampu membuat
detail-detail, rincian-rincian, secara orisinal, tidak dibuat-buat, dan
harus dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar.
b. Pendekatan Impresionistis
Impresionitis
menggambarkan
adalah
suatu
secara
pendekatan
subjektif.
yang
berusaha
Pendekatan
ini
dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan
17
atau interprestasi terhadap bagian-bagian yang dilihat dirasakan
atau dinikmatinya.
2.1.3
Ciri-ciri Karangan Deskripsi
Beberapa ahli memberikan batasan karangan deskripsi sesuai
dengan ciri-ciri karangan deskripsi. Tarigan (1986:5) menyebutkan
bahwa pengarang deskripsi mengajak para pembaca bersama-sama
menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek,
adegan, pribadi, dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang.
Keraf (1982:94) pun memakai kata “memberikan rincianrincian dan objek-objek, berarti cara penyampaiannya harus dengan
rincian-rincian objek yang akan dibicarakan.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan ciri-ciri
karangan deskripsi secara umum, yaitu :
1. Melukiskan atau menggambarkan objek;
2. berisi rincian-rincian objek;
3. membeberkan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat, hakikat
yang sebenarnya; dan
4. hasil penyerapan panca indra.
2.1.4
Jenis Karangan Deskripsi
Keraf (1982:94) dalam ekposisi dan deskripsi menjelaskan
bahwa “berdasarkan tujuannya, sekurang-kurangnya harus dibedakan
18
atas dua macam deskripsi, yaitu deskripsi sugestis dan ekspositoris”.
Secara eksplisit keraf menyebutkan pembagiannya berdasarkan tujuan.
Deskripsi segestip penulis berusaha menciptakan suatu
penghayatan terhadap objek melalui imajinasi pembaca. Di pihak lain
dalam deskripsi ekspositaris atau deskripsi teknis tidak berusaha untuk
memberikan indentifikasi atau informasi objeknya, sehingga pembaca
dapat mengenalnya bila berhadapan dengan objek tadi.
Penulis menyimpulkan bahwa jenis karangan deskripsi dibagi
dua, yaitu :
a. Deskripsi faktual/ekspositorik, bertujuan menjelaskan sesuatu
dengan rincian-rincian yang jelas sebagaimana adanya tanpa
menekan unsur impresi/sugesti pada pembaca;
b. Deskripsi rekan/artistik adalah deskripsi yang mengarah pada
pemberian pengalaman kepada pembaca bagikan berkenalan
langsung
dengan
menciptakan
objek
sugesti
yang
dan
disampaikan,
impresi
melalui
dengan
jalan
keterampilan
penyampaian dengan gaya yang memikat dan pilihan kata yang
menggugah.
2.1.5
Langkah-langkah menyusun karangan deskripsi
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun
karangan deskripsi sebagai berikut :
a. Menentukan objek yang akan dijadikan ide atau bahan;
19
b. Pengamatan secara cermat, terinci, dan sungguh-sungguh;
c. Mengumpulkan data, informasi, dan lain-lain yang menunjang
objek pengamatan;
d. Ide atau gagasan yang sudah terolah dalam diri dan pikiran penuh
daya imajinasi yang diwujudkan dengan perantara bahasa
karangan;
e. Pendapatan dan pengolahan alampikiran dan daya cipta;
f. Karangan lukisan hadir dihadapan kita sebagai pembaca.
Hal yang perlu diperhatikan bila kita hendak menyusun
karangan deskripsi adalah kecermatan dalam mengamati suatu objek.
2.3 Penalaran
Penalaran (reasoning = jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir
yang berusaha menghubung-hubungkan faktor-faktor atau evidensi-evidesni
yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang logis (Keraf, 2000:5).
Proses penalaran atau jalan pikiran manusia pada hakekatnya sangat
kompleks dan rumit. Agar lebih konkret, para ahli membagi dua kelas besar
proses penalaran yaitu induksi dan deduksi. Baik induksi maupun deduksi
dapat dibagi-bagi lagi menjadi sejumlah corak penalaran. Induksi dapat dibagi
menjadi corak generalisasi, Analogi, dan hubungan kausal, sedangkan
deduksi terbagi atas silogisme, entimem, dan rantai dedukasi.
Metode perbandingan bisa mencakup penalaran yang idukatip maupun
deduktif. Jika perbandingan itu dilakukan akan menurunkan suatu prinsip
20
yang umum, maka corak peralatannya bersifat induktif. Tetapi bila untuk
perbandingannya bertolak dari suatu prinsip yang umum untuk menunjukan
perbedaan antara dua objek atau lebih terhadap prinsip umum, maka corak
penalarannya bersifat deduktif.
Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau
sejumlah penomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan
(Infreansi) (Keraf, 2000:43). Dalam induksi, untuk mendapatkan sebuah
kesimpulan maka penulis harus mengumpulkan bahan-bahan tau faktor-faktor
terlebih dahulu. Semakin banyak faktor-faktor yang dikumpulkan semakin
baik ciri kualitas fakta-fakta tersebut.
Deduksi merupakan suatu proses berpikir yang bertolak dari suatu
proposisi yang sudah ada menuju proposisi yang baru berbentuk kesimpulan
(Keraf, 2000:57). Pada skripsi ini, penulis hanya membatasi teknik Analogi
pada metode induksi.
2.3.1
Analogi sebagai Proses Penalaran
Analogi merupakan bagian dari metode induksi. Analogi
sebagai proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang
mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang
berlaku untuk suatu hal berlaku pula untuk hal lain.
Keraf (2000:49) mengatakan, “Analogi sebagai suatu proses
penalaran untuk menurunkan suatu simpulan berdasarkan kesamaan
aktual antara dua hal”. Berdasarkan kesamaan aktual itu, penulis dapat
menurunkan suatu kesimpulan bahwa karena dua hal itu mengandung
21
kemiripan dalam hal-hal yang penting, maka akan sama pula dalam
aspek-aspek yang kurang pentiing.
2.3.2
Pengeritan Analogi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Analogi berarti
persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan.
Kias, atau pandangan lingustik adalah kesepadanan antara bentukbentuk lain, sastra mengartikan bahwa Analogi adalah kesamaan
sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar
perbandingan.
Analogi dalam bahasa Yunani disebut ana logan atau dalam
istilah latin disebut secundum proportionem, yang artinya suatu
bentuk hubungan yang tidak sempurna (Puspoprojo, 1999:110).
Analogi atau kadang-kadang disebut juga Analogi induktif adalah
suatu proses penalaran yang bertolak dari dau peristiwa khusus yang
mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang
berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain (Keraf,
2000:48)
Puspoprojo (1999:224) dalam bukunya Logika Scientifika
menambahkan bahwa Analogi induktif adalah suatu cara pikiran yang
didasarkan pada persamaan yang nyata dan terbukti, yang terdapat
antara dua barang, dan melalui barang itu dapat disimpulkan bahwa
22
karena memiliki kesamaan dalam banyak segi yang penting, maka
kedua barang itu juga berupa dalam beberapa karakteristik lainnya.
Ditambah pula bahwa Analogi induktif merupakan cara
menyimpulkan yang menolong kita memanfaatkan pengalaman.
Sujanto melengkapi pengertian para ahli tersebut bahawa “Analogi
adalah bentuk komparasi yang dipergunakan oleh para penulis untuk
memberi penjelasan suatu objek yang sangat sulit dan rumit apabila
tidak mempergunakan suatu objek yang telah diketahui, atau telah
akrab dengan kehidupan sehari-hari. Subjek yang dibandingkan di
dalam Analogi tidak perlu sama”. (Sujanto, 1988:23-24)
2.3.3
Pengertian Teknik Analogi
Syafi’ie (1990:104) menjelaskan bahwa teknik Analogi
merupakan salah satu teknik pengembangan penulisan komparasi atau
perbandingan. Teknik pengembangan penulisan dengan teknik dengan
menyamakan sesuatu hal tentang perihal pokok karangan dengan hal
yang lain. Pengembangan penulisan dengan teknik komparasi Analogi
ini tidak membandingkan melainkan menyamakan antara satu hal
dengan hal yang lain. Dalam Analogi yang ditemukan adalah unsur
persamaan. Untuk dapat menggunakan teknik kini dengan baik, kita
harus mampu melihat persamaan-persamaan antara hal yang kita
jelaskan dengan hal lain dari berbagai segi. Oleh karena itu
23
kemampuan
mengobservasi
sesuatu
dengan
cermat
sangat
menguntungkan dalam teknik Analogi ini.
Teknik Analogi merupakan suatu teknik yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat dua barang khusus
yang diperbandingkan (Puspoprojo, 1999:243). Pengertian teknik itu
sendiri menurut Hidayat (1987:60) adalah daya upaya, usaha, atau
cara-cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan langsung
dalam pelaksanaan pengajaran pada waktu itu.
Teknik dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung
arti, “Suatu cara untuk mengerjakan sesuatu”. Dari pengertian teknik
dan Analogi, maka penulis menyimpulkan bahwa teknik Analogi
adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran menulis Analogi.
Teknik ini merupakan satu rangkaian kegiatan dalam
pembelajaran menulis yang menuntut siswa untuk menulis karangan
yang berisis Analogi. Tujuan teknik ini adalah untuk mempermudah
kemampuan siswa dalam membuat karangan.
2.3.4
Aktivitas Metaforik
Analogi merupakan bagian dari model sinestik yang
dikembangkan oleh seorang ahli, willian J.J Gordon (1991:23). Di
dalam proses Analogi terdapat aktivitas metaforik. Aktivitas metaforik
24
suatu kegiatan membentuk hubungan persamaan, membedakan objek
atau ide yang satu dengan yang lainnya dengan menggunakan
pengganti. Objek pengganti ini mengilhami proses kreatif dengan cara
menghungkan sesuatu yang telah dikenal dengan sesuatu yang belum
dikenal.
Aktivitas metaforik memperkenalkan konsep jarak yang
mengembangkan imajinasi dan pemahaman siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Ada tiga tipe Analogi yang dipergunakan J.J Gordon
(1991:23), dalam melatih aktivitas metaforik.
a. Analogi personal menurut siswa empati terhadap ide atau objek
yang dibandingkan. Siswa menjadi bagian dari elemen fisik suatu
problem. Identifikasinya mungkin terhadap individu, perencanaan,
binatang, atau benda-benda mati.
b. Analogi langsung adalah membedakan dua objek atau konsep
secara sederhana. Fungisnya adalah menyederhanakan pengubahan
kondisi suatu kenyataan atau problem menjadi situasi yang lain
untuk memperoleh suatu pandangan baru tentang ide atau problem.
Identifikasinya dapat menyangkut orang, rencana atau benda-benda
mati.
c. Menekankan pertentangan yaitu memberikan penekanan kepada
pertentangan, umumnya berbentuk dua buah yang bertentangan.
Pertentangan tersebut menurut Gorden memberikan pemahaman
25
yang luas terhadap suatu objek yang baru. Hal ini akan berpikir
terhadap suatu objek. (Dahlan, 1990:90).
2.3.5
Langkah-langkah Teknik Analogi
Adapun langkah-langkah teknik Analogi dalam pembelajaran
penulis adalah :
a. Menentukan objek;
b. Memahami dan mendeskripsikan objek tersebut;
c. Menentukan inti dari suatu objek/hal tadi;
d. Menari objek lain yang sesuai dengan prinsip Analogi (persamaanpersamaan)
e. Mendeskripsikan objek baru sesuai dengan prinsip Analogi;
f. Menuangkan/mengorganisasikan
objek
baru
dalam
bentuk
karangan.
2.3.6
Kelebihan dan Kelemahan Teknik Analogi
Teknik
Analogi
memiliki
kelibihan
dan
kelemahan,
kelebihannya adalah sebagai berikut :
a. Dapat membantu siswa dalam melatih kemampuan menulis.
b. Melatih berpikir kreatif dalam mencari ide-ide baru.
c. Menumbuhkan keterampilan memecahkan masalah dalam hal ini
menarik kesimpulan.
d. Menentukan persamaan-persamaan dari kedua hal atau objek.
26
e. Menghilangkan rasa bosan siswa dalam menulis karangan.
f. Adapun kelemahan teknik Analogi adalah sebagai berikut :
g. Memerlukan waktu yang lama untuk berpikir.
h. Jika siswa tidak kreatif maka pelaksanaan pembelajaran tidak akan
berjalan lancar.
i. Bila siswa mengalami kesulitan dalam menemukan hal atau objek,
guru harus membaw media yang dapat membantu pembelajaran
teknik Analogi.
2.4 Tinjauan Pembelajaran Menulis
2.4.1
Tujuan Umum
Kurikulum untuk mata pelarajan bahasa Indonesia tetap
mengambil pendekatan yang bersifat komunikatif dengan dasar bahwa
bahasa merupakan alat untuk komunikasi. Hal ini berarti bahwa tujuan
pengajaran bahasa dan sastra Indonesia pun adalah meningkatkan
kemampuan keterampilan berbahasa.
Tujuan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdiri atas dua
tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa Negara;
27
b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan
fungsi, serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam
tujuan/keperluan dan keadaan;
c. Siswa memiliki kemampuan intelektual (berfikir kreatif dan
disiplin, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang
berguna,
memahami
dan
menekuni
konsep
abstrak
serta
memecahkan masalah), kematangan emosional dan sosial;
d. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra,
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan,
serta meningkatkan pengatahuan dan kemampuan berbahasa.
2.4.2
Tujuan Khusus
Dari tujuan umum pengajaran bahasa dan sastra Indonesia
tersebu dijabarkan lagi menjadi khusus. Tujuan khusus pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia disajikan menjadi tiga komponen yaitu
komponen kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
Komponen kebahasaan pada tujuan pengajaran khusus
bertujuan untuk mengingkatkan kemampuan dan penggunaan bahasa.
Komponen penggunaan ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan untuk menggungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman,
pesan, dan perasaan.
28
Komponen
kepahaman
ditujukan
untuk
mengembangkan
pemahaman dalam gagasan, pengalaman, pesan yang dituliskan dan
tertulis.
2.5 Bahan Pelajaran Menulis
Bahan pelajaran menulis pada kurikulum sekolah menengah
kejuruan”99 sangatbanyak. Bahan pelajaran menulis ini terintegrasi dengan
keterampilan berbahasa. Berikut ini adalah pelajaran menulis untuk kelas dua
sekolah menuju kejuruan :
a. Menulis karangan berdasarkan informasi dari berbagai sumber;
b. Menyusun rencana kegiatan, program kerja, atau usulan kegiatan
(proposal) yang berkaitan dengan tema tertentu, kemudian membahas dan
menyempurnakannya;
c. Menyimpan gagasan, pendapat, dan pengalaman tentang sesuatu hal atau
masalah secara tertulis untuk mempengaruhi atau meyinkan orang lain
untuk berbagai keperluan;
d. Membuat kalimat iklan atau poster yang berkaitan tema tertentu;
e. Membuat catatan (notulen) ratap atau pertemuan dari berbagai keperluan
dan menyusun laporan berdasarkan hasil catatan;
f. Menulis karangan yang berisi tanggapat terhadap karya sastra;
g. Membaca dalam hati beberapa bacaan untuk memperoleh data dan
memanfaatkannya untuk menulis karangan sejumlah seribu kata;
29
h. Melaporkan secara lisan dan tulis hasil kunjungan, pengalaman, atau
kegiatan, dan bertukar pikiran tentang hal yang dilaporkan itu;
i. Menyusun laporan perjalanan dan menjawab tanggapan-tanggapan;
j. Membuat surat penawaran, pesanan, pengaduan, keluhan, atau perjanjian
jual beli untuk berbagai keperluan dan membahasnya;
k. Menulis memorandum (pesan tertulis) untuk berbagai keperluan;
l. Menyusun laporan tertulis tentang peristiwa atau kegiatan;
m. Menyusun laporan hasil penelitian dan menjawab tanggapan-tanggapan
n. Mencari informasi dan mencatat hal-hal yang penting dari berbagai
sumber;
o. Menyusun kerangka karangan dan mengembangkannya;
p. Membaca cerven, novel, drama, atau pusis serta menulis bahasan;
2.6 Alat Evaluasi
Kegiatan evaluasi dapat dilakukan sebelum, selama, atau seduah
pengajaran alat evaluasi yang digunakan dengan tujuan dan bahan
pembelajaran kelas V. Kegiatan evaluasi mengandung dua tujuan utama,
yaitu :
a. Untuk mengetahu sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran
yang telah di rumuskan.
b. Untuk menentukan tindak lanjut berikutnya (fllow up) terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran oleh siswa.
30
2.7 Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran pendidikan Bahasa Indonesia adalah proses
interaktif eduktif yang dilaksanakan oleh guru dalam mengembangkan potensi
intelektual, sikap dan keterampilan secara konstruktif. Proses interaktif
tersebut merupakan usaha yang dilaksanakan secara sitematis dan terencana
dalam pembelajaran pendidikan Bahasa Indonesia. Proses Pembelajaran
tersebut adalah usaha yang dilaksanakan oleh guru dalam mengembangkan
potensi siswa secara optimal melalui pendidikan yang dapat mengembangkan
sikap, etika, serta moral siswa baik sebagai personal maupun sebagai anggota
masyarakat.
Guna mewujudkan hal tersebut, maka dalam proses pembelajaran
Bahasa Indonesia perlu memperhatikan prinsip dan strategi antara lain :
metode yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dengan memperhatikan prisnsip tersebut.
Faktor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar adalah
metode. Pengunaan metode diperlukan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Karena itu pemilihan metode yang salah akan menghambat
pencapaian tujuan pembelajaran. Pemilihan metode harus berpedoman pada
tujuan pembelajaran.
Guna Bahasa Indonesia adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran. Ia dituntut untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara kreatif dan inovatif. Kedua
31
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru tersebut adalah dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal oleh siswa.
Metode diskusi adalah suatu usaha guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia memberikan keleluasan bagi
seluruh siswa untuk mengeluarkan pendapat atau argumen tentang bahan
pelajaran yang sedang dipelajarinya
Prinsip dasar penggunaan metode diskusi adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi akademin
pengetahuan seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi analisis secara
menyeluruh dan terpadu. Selain dari pada itu Metode Diskusi lebih menitik
beratkan pada siswa yang aktif. Guru dalam hal ini sebatas sebagai pengawas
serta pengarah apabila terdapat arah pembicaraan diskusi keluar dari tujuan
pembelajaran. Dengan demikian aktifitas proses pengalaman belajar
sepenuhnya pada siswa secara optimal.
Metode diskusi teoritas dapat mengembangkan sikap untuk saling
menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak, serta mau
menerima perbedaan antara satu sama lainnya. Pemberian proses pendidikan
Bahasa Indonesia yang lebih menekankan pada mengaktualisasikan sikap dan
pendapat diharapkan sudah terbiasa apabila dilingkungan masyarakat memiliki
sikap yang tidak dapat dipengaruhi oleh orang lain. Dan hal ii dapat
menguntungkan bagi dirinya sebagai warga negara yang memiliki tanggung
jawab terhadap bangsanya.
32
Metode ceramah sebagai salah satu cara penyampaian materi
pembelajaran kepada siswa yang lebih menekankan pada guru aktif
memberikan materi yang disampaikan melalui penuturan lisan. Dalam proses
tersebut siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan. Tidak memberikan
kesempatan untuk menuangkan gagasan, ide atau pendapat mengenai masalah
yang dibicarakan.
Guru lebih aktif dengan memberikan penjelasan materi pembelajaran.
Aspek yang akan dikembangkan dalam metode ini, lebih menekankan pada
aspek pengetahuan dengan tataran ringan. Berbeda dengan menggunakan
metode diskusi, dalam metode tersebut, siswa sangat didorong untuk
mendapat mengeluarkan saran, pendapat atau penilaian mengenai masalah
yang dibicaralan serta memberikan jalan keluarnya untuk diterima oleh orang
lain. Oleh karena itu metode diskusi merupakan usaha guru dalam
mengembangkan aspek pengetahuan, sikap secara sinergis.
Berdasarkan
uraian
tersebut,
Pembelajaran
Menulis
Karangan
Deskripsi Dengan Menggunakan Teknik Analogi di Kelas V SD Negeri
Merak I Kecamatan Sukamulya dapat berjalan dengan baik.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga dengan Classroom
Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus Penelitian
Tindakan Kelas adalah pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang
terjadi di kelas. Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas ini dapat ditulis sebagai
karya tulis ilmiah.
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau Classroom Action Research
yang merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan,
dilakukan untuk meningkatkan kematangan rasional dari tindakan-tindakan
dalam melakukan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakantindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi tempat pembelajaran
tersebut dilakukan.
Dalam penelitian ini memakai Penelitian tindakan kelas adalah bentuk
kajian yang bersifat reflektif. Pada penelitian ini disamping untuk memantau
permasalahan belajar yang dihadapi siswa juga membantu guru dalam upaya
memperbaiki
cara
mengajarnya
selama
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung. Refleksi tindakan yang diperoleh bisa berupa (a) praktik-praktik
sosial atau pendidikan yang dilakukan oleh guru, (b) pemahaman terhadap
praktik-praktik tersebut dan (c) situasi yang melatarbelakangi praktik itu
33
34
dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif, untuk
kemantapan rasional dalam pelaksanaan tugas, serta memperbaiki kondisi
tempat praktik pembelajaran sendiri.
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian
3.2.1
Waktu Penelitian
Waktu yang dilakukan dalam perbaikan pembelajaran ini pada
bulan September 2011 pada semester I
Tahun ajaran 2011/2012
uraiannya sebagai berikut:
NO
TANGGAL
KEGIATAN
1
20 September 2011
Siklus I
MATA
PELAJARAN
B. Indonesia
2
27 September 2011
Siklus 2
B. Indonesia
3.2.2
Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada
kelas V B SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Kab. Tangerang
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V B SD Negeri
Merak I Kec. Sukamulya dengan jumlah 50 murid.
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah
siswa kelas V B SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Kabupaten
Tangerang Tahun Pelajaran 2011.
35
3.3.2
Sampel
Pengambilan sampel dari sejumlah populasi tersebut ditentukan
berdasarkan pertimbangan. Sampel diambil satu kelas berdasarkan
hasil musyawarah dengan teman sejawat. Kelas yang menjadi sampel
adalah kelas V/B.
3.4 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini ditentukaan berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dimaksudkan di sini adalah
pertimbangan keterlaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi
Dengan Menggunakan Teknik Analogi di Kelas VB SD Negeri Merak I Kec.
Sukamulya Tangerang.
3.5 Prosedur Pelitian
Kegiatan yang dilakukan pada perancangan adalah sebagai berikut
1. Refleksi awal, peneliti bersama teman sejawat mata pelajaran bahasa
Indonesia untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan pembelajaran
menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V dan mendiskusikan cara
yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman tentang materi
Karangan Deskripsi.
2. Peneliti dan guru mata pelajaran sejenis merumuskan permasalahan secara
operasional dan relevan dengan rumusan masalah penelitian.
3. Merumuskan hipotesis tindakan yang lebih menitik beratkan pada
pendekatan naturalistik, sehingga hipotesis tindakan yang dirumuskan
36
bersifat fleksibel yang mungkin mengalami perubahan sesuai dengan
kondisi lapangan.
4. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi:
a. Menetapkan indikator-indikator desain atau strategi pembelajaran
berupa pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi.
b. Memilih media yang dipergunakan dalam pembelajaran karangan
deskripsi, serta strategi pembelajaran
mempergunakan metode
pembelajaran teknik analogi yang merupakan bahan intervensi atau
pemberian perlakuan dalam proses pembelajaran pada materi karangan
deskripsi berupa rancangan program, bahan, strategi pembelajaran dan
evaluasi.
c. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa tes, catatan
lapangan, pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian.
d. Menyiapkan media untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pada
materi karangan deskripsi.
e. Menyusun rencana pengolahan data yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif.
3.6 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini;
1. Peneliti
melaksanakan
desain
atau
penyampaian
materi
dengan
menggunakan media dan metode pembelajaran teknik analogi yang telah
direncanakan.
37
2. Peneliti
dalam
melakukan
proses
pembelajaran
dalam
rangka
menyampaikan materi pelajaran pokok bahasan materi karangan deskripsi
sekaligus melakukan pengamatan secara sistematis terhadap pelaksanaan
kegiatan
proses
mempergunakan
pembelajaran
metode
pada
karangan
pembelajaran
teknik
deskripsi
analogi.
dengan
Kegiatan
pengamatan dilakukan secara komprehensif dengan memanfaatkan alat
perekam data, pedoman pengamatan serta catatan lapangan yang
dibutuhkan. Dalam kegiatan pengamatan yang peneliti lakukan dalam
rangka pengumpulan data yang diperlukan.
Prosedur pelaksanaan pembelajaran
Bahasa Indonesia pada
Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Teknik
Analogi di Kelas VB SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Tangerang.
a. Menyiapkan kurikulum, yaitu memilih dan menganalisis standar
kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator yang disediakan
untuk dipakai sebagai informasi dalam pembelajaran Menulis.
b. Mengidentifikasi butir-butir yang akan diajarkan itu diambil dari
kurikulum serta mengembangkannya sesuai konteks yang tepat.
c. Mengidentifikasi berbagai kemampuan yang telah dimiliki siswa
yang
relevan
dengaan
butir-butir
pembelajaran
termasuk
merelevansikan dengan materi yang diperoleh sebelumnya.
d. Menganalisis instruksional yaitu mengembangkan tugas-tugas
pokok yang harus dikerjakan siswa untuk memahami Menulis.
e. Merumuskan indikator yang hendak dicapai dalam pembelajaran
38
f. Mengembangkan alat evaluasi atau sistem penilaian proses
pembelajaran.
g. Mengembangkan strategi pembelajaran teknik analogi dalam
proses pembelajaran karangan deskripisi.
h. Membentuk kelompok siswa secara heterogen.
3.7 Refleksi
Setelah pengamatan selesai dilakukan dalam rangka memperoleh data,
kemudian data tersebut diolah dan dianalisis yang akhirnya dapat
dipergunakan sebagai dasar menarik suatu simpulan. Dari simpulan tersebut,
peneliti dapat menentukan perlu tidaknya diadakan penelitian ulang atau
penelitian kembali. Bila ternyata hasil simpulan tersebut tidak sesuai
dengaan rencana semula yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya
mencari faktor-faktor yang menyebabkan adanya ketidaktercapaian tersebut.
Pengumpulaan data pada penelitian ini terdiri atas dua tahap. Tahap
pertama yaitu tahap observasi atau pengamatan pendahuluan, tahap ini
dilakukan dengan melakukan wawancara, tepatnya sebelum peneliti
melakukan proses pembelajaran di kelas. Tahap kedua adalah tahap
pengamatan selama dan setelah pemberian tindakan.
Peneliti dan rekan sejawat mendiskusikan hasil pengamatan yang
dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: analisis, sintesis, makna,
penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan.
Hasil yang diperoleh merupakan temuan tingkat efektifitas desain
39
pembelajaran yang dirancang dan daftar permasalahan yang muncul di
lapangan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan.
Langkah selanjutnya diadakan perbaikan, kemudian dimulai lagi dari
awal untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam siklus berikutnya.
3.8 Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, tes,
wawancara, dan catatan lapangan.
3.8.1
Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat (teman
sejawat). Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung
yaitu peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung
kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
yang sebenarnya.
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dari kegiatan
awal sampai kegiatan akhir. Observasi adalah instrumen yang sering
dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam observasi ini peneliti
lebih banyak menggunakan salah satu dari pancainderanya yaitu indra
penglihatan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang
hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil
kerja responden dalam situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi
mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa
pendapat atau persepsi dari subyek yang diteliti.
40
3.8.2
Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil
dalam memperbaiki proses pembelajaran. Pemberian tindakan
dilakukan melalui dua siklus dan evaluasi dilakukan diakhir siklus
untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada setiap siklus. Tes adalah
suatu alat pengumpul informasi, bersifat lebih resmi karena penuh
dengan batasan-batasan (Arikunto, 2005:33).
3.8.3
Wawancara
Wawancara pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak
berstruktur karena peneliti memandang model ini adalah yang paling
luwes, di mana subyek diberi kebebasan untuk menguraikan
jawabannya dan ungkapan-ungkapan pandangannya secara bebas dan
sesuai hatinya. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data
tentang pendapat siswa mengenai penerapan media pembelajaran
menggunakan teknik analogi dalam materi Menulis karangan
deskripsi.
3.8.4
Catatan Lapangan
Catatan lapangan dipergunakan untuk mendokumentasikan
secara keseluruhan kejadian-kejadian selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran.
41
3.9 Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru
dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan
penelitian ini menggunakan observasi. Dalam melakukan observasi, peneliti
menggunakan pedoman observasi. Pedoman observasi ini dibagi menjadi tiga
bagian yaitu: a) observasi tindak mengajar, b)observasi tindak belajar yang
berkaitan dengan inisiatif dan reaksi siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, dan c) keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak
mengajar maupun tindakan belajar yang belum terjaring. Metode tes
digunakan sebagai instrumen penelitian dalam pengumpulan data tentang
prestasi siswa.
Alokasi materi pada soal tes untuk siswa kelas V B SD Negeri Merak
I Kec. Sukamulya Kabupaten Tangerang dapat disajikan sebagai berikut :
a. Instrumen untuk Siswa
Tabel 3.1 Instrumen Pengamatan Siswa
Kriteria
No
1
2
3
4
5
6
7
Pernyataan
tanggapan siswa dalam
memperhatikan penjelasan
umum tentang pembelajaran
menulis karangan deskripsi
Susunan kalimat
Pemilihan Kata
Penggunaan EYD
Sudut pandang
Isi karangan
penggunaan waktu kerja secara
tepat
Siklus
Pertama
Siklus
Kedua
42
b. Instrumen untuk Guru
Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Guru
No
3.10
Pernyataan
1
Perangkat pembelajaran
2
Pembukaan
3
Kegiatan inti pembelajaran
4
Penutup
5
Penampilan guru
6
Penguasaan metode
Keadaan pada tiap Siklus
I
II
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah
reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan, serta verifikasi refleksi.
3.10.1 Reduksi Data
Pada bagian ini, reduksi data yang diperoleh dari hasil observasi
dan wawancara ditulis dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan,
dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya.
Jadi, rekaman data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih
sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih tajam
hasil pengamatan dalan penelitian ini, juga mempermudah peneliti
untuk mencatat kembali data yang diperoleh.
3.10.2 Penyajian Data
Penyajian data didapat dari data yang telah direduksi dan
dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-
43
kata yang berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian
tertentu. Penyajian data ini ditulis dalam paparan data.
3.10.3 Penarikan simpulan, verifiasi, dan refleksi
Pada tahap ini penarikan simpulan, verifikasi, dan refleksi
dilakukan dari data yang diperoleh dicari pola, hubungan, atau hal-hal
yang sering timbul dari data tersebut kemudian dihasilkan simpulan
sementara yang disebut dengan temuan peneliti. Penarikaan simpulan
dilakukan terhadap temuan peneliti berupa indikator-indikator yang
selanjutnya dilakukan pemaknaan atau refleksi sehingga memperoleh
simpulan akhir. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk
menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.
Adapun tes hasil belajar siswa diolah untuk mengukur ketuntasan
dengan menggunakan rumus:
a. Rumus ketuntasan belajar
Rumus ketuntasan belajar adalah,
Banyaknya siswa yang bernilai lebih besar atau sama dengan 60 x100%
Jumlah siswa
Dimana, prestasi belajar dikatakan berhasil apabila siswa
secara individual telah memperolah nilai 60 atau lebih, dan secara
klasikal dikatakan tuntas belajar jika lebih dari 85 % siswa
mendapat nilai diatas 60.
Di samping itu dilakukan juga metode analisis deskriptif
yang merupakan pemaparan dari hasil penerapan pembelajaran
teknik analogi.
44
b. Rumus rata-rata
Rata  rata 
Jumlah nilai
Jumlah siswa
Rumus ini dipergunakan untuk mengetahui perkembangan
dan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi Menulis antara
siklus satu dengan siklus lainnya.
c. Menyimpulkan dan Memverifikasi
Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan
akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiaatan verifikasi atau
pengujian terhadap temuan.
3.11
Pelaksanaan Tindakan Siklus
Penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif dan kooperatif, sehingga
penyiapan partisipaan dipandang perlu dilakukan kegiatan awal. Melakukan
diskusi dengan teman sejawat tentang desain atau strategi pembelajaran pada
materi Menulis yang diikuti dengaan penyusunan rencana kegiatan.
1.Refleksi Awal
Refleksi
awal
dilaksanakan
dengan
melakukan
pengamatan
pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal dilakukan pengamatan oleh
rekan sejawat saat guru melakukan proses pembelajaran. Hasil analisis
refleksi awal digunakan untuk menetapkan dan merumuskan rencana
tindakan yaitu menyusun strategi awal pembelajaran.
45
Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan ditemukan bahwa
selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa yang memiliki nilai
di bawah standar ketuntasan minimal. Selama pembelajaran siswa kurang
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih
diarahkan pada mengajar daripada “belajar”.
Minat belajar siswa dalam pembelajaran kurang ditandai dengan
banyaknya siswa selama pembelajaran berlangsung tidak ada minat untuk
segera menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru.
Minat untuk bertanya juga kurang karena siswa cenderung pasif pada
waktu guru memberikan pertanyaan atau saat guru memberikan tugas.
Selanjutnya dilakukan refleksi atau pemaknaan terhadap perilaku siswa
tersebut. Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa siswa kurang
berminat dan prestasi belajar siswa kurang memuaskan pada Menulis.
3.11.1 Tindakan Kelas Siklus I
c. Perencanaan

Melakukan pertemuan dengan teman sejawat selaku pengamat
untuk membicarakan persiapan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada saat penelitian.

Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang
akan diterapkan di kelas sebagai tindakan penelitian.

Mempersiapkan penelitian dan bahan yang diperlukan untuk
melaksanakan penelitian.
46

Mempersiapkan waktu dan cara pelaksanaan diskusi hasil
pengamatan dengan praktisi dan wawancara dengan subyek
penelitian.

Mempersiapkan buku perekam data.

Menyusun rencana pembelajaran.

Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar pada siklus pertama.

Mengelompokkan siswa secara heterogen.
d. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran berpedoman pada RPP
yang telah dibuat

Melakukan penilaian menggunakan alat penilaian yang telah
disediakan
e. Observasi
 Observasi
dilakukan
oleh
teman
sejawat
sebagai
mitra
kolaborator
 Kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru
dan siswa selama proses pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal
hingga kegiatan akhir dengan instrumen observasi
f. Refleksi
 Catatan di lapangan dan jurnal harian sebagai hasil pengamatan
maupun hasil wawancara dikaji dan direnungkan kembali
 Data yang terkumpul dikaji secara komprehensif.
47
 Data dibahas bersama pengamat untuk mendapat kesamaan
pandangan terhadap tindakan pada siklus pertama.
 Hasil refleksi dijadikan bahan untuk merevisi rencana tindakan
selanjutnya.
3.11.2 Siklus Kedua
a. Perencanaan
 Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang
akan diterapkan di kelas sebagai tindakan penelitian
 Mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk
melaksanakan penelitian
 Mempersiapkan waktu dan cara pelaksanaan diskusi hasil
pengamatan dengan praktisi dan wawancara dengan subyek
penelitian
 Mempersiapkan buku perekam data
 Menyusun rencana pembelajaran
 Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar pada siklus kedua
 Membentuk kelompok siswa secara heterogen
b. Pelaksanaan Tindakan
 Melaksanakan kegiatan pembelajaran berpedoman pada RPP
yang telah dibuat
 Melakukan penilaian menggunakan alat penilaian yang telah
disediakan
48
c. Observasi
 Observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra
kolaborator
 Kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru
dan siswa selama proses pembelajaran, yaitu mulai kegiatan
awal hingga kegiatan akhir.
 Observasi dilakukan dengan instrumen observasi
d. Refleksi
 Catatan di lapangan dan jurnal harian sebagai hasil pengamatan
maupun hasil wawancara dikaji dan direnungkan kembali
 Data yang terkumpul dikaji secara komprehensif.
 Data dibahas bersama pengamat untuk mendapat kesamaan
pandangan terhadap tindakan pada siklus kedua.
 Hasil refleksi dijadikan bahan untuk merevisi rencana tindakan
selanjutnya.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian ini terbagi menjadi dua siklus, yang dimulai
dari refleksi awal. Refleksi awal dilaksaanakaan dengan melakukan pengamatan
pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal dilakukan oleh pengamat kelas,
yakni rekan sejawat. Hasil refleksi awal dipergunakan untuk menetapkan dan
merumuskan rencana tindakan yaitu menyusun strategi awal pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan ditemukan bahwa selama
pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa yang memiliki nilai di bawah
standar ketuntasan minimal. Selama pembelajaran siswa kurang terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada
mengajar daripada “belajar”.
Minat belajar siswa dalam pembelajaran kurang ditandai dengan banyaknya
siswa selama pembelajaran berlangsung tidak ada
minat untuk segera
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru.
Minat untuk bertanya juga kurang karena siswa cenderung pasif pada waktu
guru memberikan pertanyaan atau saat guru memberikan tugas.
Selanjutnya dilakukan refleksi atau pemaknaan terhadap perilaku siswa
tersebut. Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa siswa kurang
berminat dan prestasi belajar siswa kurang memuaskan pada pembelajaran
menulis karangan deskripsi.
49
50
Kegiatan pembelajaran menulis dapat disajikan dengan menggunakan
strategi atau pendekatan dan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan
dapat mengatasi permasalahan tersebut, yaitu metode pembelajaran teknik
analogi. Akhirnya kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan wajar, motivasi
belajar siswa meningkat, dan pada akhirnya pestasi belajar siswa meningkat.
4.1 Hasil Penelitian pada Siklus Kesatu
4.1.1
Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti menyusun rencana-rencana yang akan
dilakukan pada saat pembelajaran, meliputi:
a. Menentukan topik bahasan penelitian berdasarkan kurikulum,
yaitu
materi pembelajaran karangan deskripsi.
b. Menyusun rencana pembelajaran yang mencakup:
1) Standar Kompetensi sesuai kurikulum untuk SD
2) Kompetensi dasar
3) Indikator
4) Materi pembelajaran : Menulis Karangan Deskripsi
5) Sarana / alat
: Buku siswa dan lembar kerja siswa.
6) Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran yang
meliputi silabus, RPP tentang Menulis Karangan.
7) Mempersiapkan alat-alat dan media yang digunakan.
8) Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian serta proses
pembelajaran dengan mempergunakan metode pembelajaran
teknik analogi
51
9) Mempersiapkan instrumen observasi dan instrumen tes
10) Mempersiapkan daftar nilai
11) Penjelasan tentang penerapan metode pembelajaran teknik
analogi
12) Mempersiapkan kelompok siswa secara heterogen
4.1.2
Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan pembelajaran di
kelas V dengan metode pembelajaran teknik analogi sesuai dengan
RPP. Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti dan pengamat akan
melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran, setelah proses
tersebut selesai peneliti dan pengamat akan melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung, hasil refleksi akan
dipakai untuk memperbaiki dan menyusun perangkat pembelajaran
untuk
siklus
berikutnya.
Pembelajaran
dalam
penelitian
ini
berlangsung dalam siklus-siklus yang saling berkaitan. Garis besar
pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana pembelajaran (RPP).
b. Melakukan pembelajaran dengan memakai strategi belajar metode
pembelajaran teknik analogi.
52
Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi belajar ini adalah :
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran
hari ini, yaitu siswa belajar tentang menulis karangan, mereka
harus memahami masalah yang akan dicari jawabnya.
2) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan
terhadap
menulis karangan deskripsi yang akan diajarkan,
membentuk kelompok siswa secara heterogen (fase I).
b. Kegiatan Inti
1) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab
pertanyaan,
yang jawabannya bisa didapatkan pada proses
pembelajaran yang dialami siswa (fase II).
2) Siswa menyelesaikan karangan deskripsi, dengan mencari
jawabnya.
3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan
yang mungkin membingungkan peserta didik (fase IV).
4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari
sebelumnya (V).
c. Penutup
1) Guru bersama siswa berusaha langkah demi langkah
pembelajaran yang telah dilakukan, guru memberikan catatan
atau komentar terhadap hasil belajar siswa.
53
2) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan
yang dapat dipertanggungjawabkan (fase VI).
d. Observasi
Dalam tahap observasi ini, observasi dilakukan oleh teman
sejawat sebagai mitra kolaborator, kolaborator mencatat semua
aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir.
Observasi dilakukan dengan instrumen observasi.
Hasil pengamatan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan ditemukan
bahwa selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa
cenderung ceroboh dalam melakukan penulisan, dan guru harus
selalu mengingatkan agar siswa hati-hati dalam melakukan
penulisan, kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang
bersemangat dan cenderung pasif, tidak aktif dalam pembelajaran
dan
menyelesaikan
masalah
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran.
Minat belajar siswa dalam pembelajaran kurang ditandai dengan
banyaknya siswa selama pembelajaran berlangsung tidak ada minat
untuk segera menyelesaikan masalah karangan.
54
e. Refleksi
1) Pada kegiatan awal guru perlu terus-menerus memotivasi siswa
agar aktif selama pembelajaran, guru memberikan catatan pada
setiap pekerjaan siswa.
2) Pada kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa perlu ditingkatkan
dengan cara memberi penghargaan kepada siswa yang berhasil
melakukan perhitungan dengan baik. Guru harus memberi
pelayanan menyeluruh kepada semua siswa, setiap siswa diberi
waktu untuk menyelesaikan hasil kerjanya dan kemudian
merangkum hasil kerjanya, bila perlu penulisan dapat diulang.
4.2 Hasil Penelitian pada Siklus Kedua
4.2.1
Perencanaan
a. Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran yang
meliputi silabus, RPP tentang materi menulis karangan deskripsi.
b. Mempersiapkan alat-alat dan media yang digunakan.
c. Menetapkan
jadwal
pelaksanaan
penelitian
serta
proses
pembelajaran dengan mempergunakan metode teknik analogi
d. Mempersiapkan instrumen observasi dan instrumen tes
e. Mempersiapkan daftar nilai
f. Penejelasan tentang penerapan metode pembelajaran teknik
analogi.
g. Mempersiapkan kelompok siswa secara heterogen
55
4.2.2
Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan pembelajaran di
kelas dengan metode pembelajaran teknik analogi sesuai dengan
rencana pelajaran (RP). Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti dan
pengamat akan melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran,
setelah proses tersebut selesai peneliti dan pengamat akan melakukan
refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung, hasil refleksi
akan
dipakai
untuk
memperbaiki
dan
menyusun
perangkat
pembelajaran untuk siklus berikutnya. Pembelajaran dalam penelitian
ini berlangsung dalam siklus-siklus yang saling berkaitan. Garis besar
pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana pelajaran (RP).
b. Melakukan pembelajaran dengan memakai strategi belajar metode
pembelajaran teknik analogi.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi belajar ini adalah :
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran
hari ini, yaitu siswa belajar tentang menulis karangan deskripsi
lebih khusus pada metode teknik analogi, mereka harus
memahami masalah yang akan dipelajari, hendaknya siswa
memperhatikan catatan atau komentar guru pada hasil belajar
siklus pertama, yang akan dijadikan acuan pada metode teknik
analogi pada siklus kedua.
56
2) Guru
memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan
terhadap
materi pelajaran yang akan diajarkan, membentuk
kelompok siswa secara heterogen (fase I).
b. Kegiatan Inti
1) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab
pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses
pembelajaran yang dialami siswa, serta siswa diminta untuk
memperhatikan catatan
atau komentar guru pada siklus
sebelumnya (fase II).
2) Siswa menyelesaikan masalah tentang karangan deskripsi,
dengan mencari jawabnya.
3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan
yang mungkin membingungkan peserta didik (fase IV).
4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari
sebelumnya (V).
c. Penutup
1) Guru bersama siswa berusaha langkah demi langkah
pembelajaran yang
telah dilakukan, guru meminta siswa
mencatat temuan-temuan baru mereka.
2) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan
yang dapat dipertanggungjawabkan (fase VI).
57
d. Observasi
Dalam tahap observasi pada siklus kedua, observasi dilakukan oleh
teman sejawat sebagai mitra kolaborator, kolaborator mencatat
semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir.
Observasi dilakukan dengan instrumen observasi.
Hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Siswa lebih aktif dalam bertanya apabila mereka merasa tidak
bisa mengerjakan instrumen hasil belajar tentang menulis
karangan deskripsi.
2) Siswa lebih aktif dalam menyelesaikan instrumen hasil belajar
menulis karangan deskripsi.
3) Siswa yang malas, cenderung ada peningkatan kinerjanya,
mereka lebih antusias menyelesaikan instrumen hasil belajar
menulis karangan deskripsi.
e. Refleksi
1) Pada siklus berikutnya guru harus lebih memotivasi siswa
untuk lebih berhasil, agar ketuntasan tercapai maksimal, dan
bertanya kepada tutor sebaya pada siklus kedua.
2) Pada kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa perlu ditingkatkan
dengan cara memberi penghargaan kepada siswa yang baik
dalam hasil kerja menyelesaikan instrumen hasil belajar
menulis karangan deskripsi.
58
4) Setiap siswa diberi kesempatan bertanya dan mengemukakan
pendapat
4.3 Pembahasan Setiap Siklus
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh guru yang bertindak
sebagai peneliti, pada saat berlangsungnya proses pembelajaran diperoleh
data kondisi dan permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siswa Kelas
V B SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Kabupaten Tangerang kurang
memahami
dalam menulis karangan deskripsi sehingga siswa memiliki
prestasi belajar yang rendah.
Berdasarkan
kondisi
yang
ada,
maka
peneliti
merencanakan
pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan mempergunakan metode
pembelajaran teknik analogi, agar siswa termotivasi dalam belajar, sehingga
prestasi belajarnya meningkat. Pembelajaran dengan metode teknika analogi
dalam menulis karangan deskripsi menekankan pada kegiatan aktif siswa,
karena semua siswa terlibat dalam pembelajaran.
4.3.1
Pembahasan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan ditemukan bahwa
selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa cenderung
ceroboh dalam melakukan penulisan, dan guru harus selalu
mengingatkan agar siswa hati-hati dalam melakukan penulisan,
kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang bersemangat dan
cenderung pasif, tidak aktif dalam mengukur dan mengamati hasilnya
59
dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar siswa pada siklus
pertama tampak pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Belajar pada Siklus Pertama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Nama
Ahmad Rafli Purnama
Andika Prasetya
A’an Mahendra
Abdul Roup
Aina Maya
Alis Fatmiyanti
Arif Rahman
Arum Maryani Hakiki
Ayub Mangapul Hutabarat
Burhanuddin Abdullah
Cindi Sintiyawati
Dewi Sri Astuti
Dika Aziz Sanda
Dio Putpita Susanto
Elsa Benanda
Engelita Pebriyana
Erlan Ramdani
Famidya Ayu Safitri
Hana Eka Fitrianingsih
Hilal Ammar Muafi
Ibnu Muffasirin
Ikhsan Zamzami Ahmad
Lilis Nurhasanah
M. Apriyana
M. Akbar Maulana
Mohamad Erlangga
Muhammad Hafidz
Muhamad Sandi
Nilai
Ketuntasan
60
No
Nama
Nilai
Ketuntasan
….
….
Mashfuufah Awaliyyah
Mella Rosinta Anjani
Muhammad Iqrom Fadilah
Nurhayati
Prihandoyo Apriandi
Rafly Maulana Kusuma
Raka Haikal
Ridwan Ciptamukti
Ridzky Dwi Nurdiandi
Rizkany Fazri
Syifa Gita Meilani
Wieke Meyrawati
Wiwi Handini
Annisa Firdaus
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Erlin Mulyani
Leli Fitriyani
Martin Sihombing
Cecep Rusdiandi
Shaldi
Nabila Sari
Indri Listiawati
Suhendi
Rata-rata
Keterangan:
0 = tidak tuntas
1 = tuntas
Berdasarkan pengamatan, siswa dalam pembelajaran pada siklus
pertama prestasi belajar siswa rata-rata .... dan pada siklus pertama
yang tuntas ada .... siswa (....%)
(….%).
yang tidak tuntas ada …. siswa
61
4.3.2
Pembahasan Siklus Kedua
Pada siklus kedua suasana kelas
terkendali. Pada saat
kegiatan pembelajaran, siswa aktif melakukan kegiatan pembelajaran
pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. Sebagian besar siswa
sangat memahami apa yang harus dilakukan. Siswa berani
mengungkapkan pendapat dan bertanya kepada tutor sebaya.
Pada siklus kedua siswa lebih percaya diri dan termotivasi
dalam pembelajaran dengan metode pembelajaran teknik analogi.
Selama kegiatan pembelajaran siswa tampak aktif, komunikatif karena
tiap siswa telah memahami dan mengerti tugas masing-masing dalam
penerapan metode pembelajaran teknik analogi.
Hasil belajar siswa pada siklus kedua tampak pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar pada Siklus kedua
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Nama
Ahmad Rafli Purnama
Andika Prasetya
A’an Mahendra
Abdul Roup
Aina Maya
Alis Fatmiyanti
Arif Rahman
Arum Maryani Hakiki
Ayub Mangapul Hutabarat
Burhanuddin Abdullah
Cindi Sintiyawati
Nilai
Ketuntasan
62
No
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Nama
Dewi Sri Astuti
Dika Aziz Sanda
Dio Putpita Susanto
Elsa Benanda
Engelita Pebriyana
Erlan Ramdani
Famidya Ayu Safitri
Hana Eka Fitrianingsih
Hilal Ammar Muafi
Ibnu Muffasirin
Ikhsan Zamzami Ahmad
Lilis Nurhasanah
M. Apriyana
M. Akbar Maulana
Mohamad Erlangga
Muhammad Hafidz
Muhamad Sandi
Mashfuufah Awaliyyah
Mella Rosinta Anjani
Muhammad Iqrom Fadilah
Nurhayati
Prihandoyo Apriandi
Rafly Maulana Kusuma
Raka Haikal
Ridwan Ciptamukti
Ridzky Dwi Nurdiandi
Rizkany Fazri
Syifa Gita Meilani
Wieke Meyrawati
Wiwi Handini
Annisa Firdaus
Erlin Mulyani
Leli Fitriyani
Martin Sihombing
Cecep Rusdiandi
Nilai
Ketuntasan
63
No
Nama
Nilai
Ketuntasan
….
….
Shaldi
47
48
49
50
Nabila Sari
Indri Listiawati
Suhendi
Rata-rata
Keterangan:
0 = tidak tuntas
1 = tuntas
Berdasarkan pengamatan, siswa dalam pembelajaran pada
siklus kedua prestasi belajar siswa rata-rata 66,8
kedua yang tuntas ada 26 siswa (86,7%)
dan pada siklus
yang tidak tuntas ada 4
siswa (13,3%).
4.4 Instrumen Siswa
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas V pada materi karangan deskripsi ini instrumen siswa yang
diamati meliputi tanggapan siswa dalam memperhatikan penjelasan umum
tentang menulis pada materi karangan deskripsi, ketepatan penggunaan kata,
ketepatan penulisan, kerapian tulisan, kemampuan menulis, dan penggunaan
waktu kerja secara tepat, yang ditampilkan dalam tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Instrumen Pengamatan Siswa
Kriteria
No
1
2
Pernyataan
tanggapan siswa dalam
memperhatikan penjelasan
umum tentang pembelajaran
menulis karangan deskripsi
Susunan kalimat
Siklus
Pertama
Siklus
Kedua
cukup
baik
cukup
baik
64
3
4
5
6
7
Pemilihan Kata
Penggunaan EYD
Sudut pandang
Isi karangan
penggunaan waktu kerja secara
tepat
kurang
cukup
cukup
cukup
baik
baik
baik
Baik
kurang
Baik
Berdasarkan hasil pengamatan yang tercantum pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa selama kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama
tanggapan
siswa
dalam
memperhatikan
penjelasan
umum
tentang
pembelajaran menulis karangan cukup, susunan kalimat cukup, pemilihan kata
cukup, penggunaan EYD cukup, sudut pandang cukup, isi karangan cukup dan
penggunaan waktu kerja secara tepat berkriteria kurang.
Selama kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua tanggapan siswa
dalam memperhatikan penjelasan umum tentang pembelajaran menulis
karangan baik, susunan kalimat baik, pemilihan kata baik, penggunaan EYD
baik, sudut pandang baik, isi karangan baik dan penggunaan waktu kerja
secara tepat berkriteria baik.
4.5 Instrumen Guru
Instrumen guru diamati dengan instrumen pengamatan untuk guru
yang diamati antara lain: (a) perangkat pembelajaran (b) pembukaan, (c)
kegiatan inti pembelajaran, (d) penutup,(e) penampilan guru, serta (f)
penguasaan metode.
Data instrumen guru dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
65
Tabel 4.5 Instrumen Pengamatan Guru
No
Pernyataan
Keadaan pada tiap Siklus
I
II
1
Perangkat pembelajaran
baik
baik
2
Pembukaan
baik
baik
3
Kegiatan inti pembelajaran
baik
baik
4
Penutup
baik
baik
5
Penampilan guru
baik
baik
6
Penguasaan metode
baik
baik
Berdasarkan hasil pengamatan yang tercantum pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa selama kegiatan belajar mengajar aktivitas guru selama
siklus pertama hingga siklus kedua yang diamati antara lain: (a) perangkat
pembelajaran berkriteria baik (b) pembukaan berkriteria baik, (c) kegiatan inti
pembelajaran berkriteria baik, (d) penutup berkriteria baik, (e) penampilan
guru berkriteria baik, serta (f) penguasaan metode berkriteria baik.
66
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pada bab terakhir ini, penulis kemukakan beberapa simpulan sebagai
jawaban atas semua permasalahan penelitian yang telah penulis rumuskan
dalam bab I pendahuluan. Kesimpulan-kesimpulan ini disusun berdasarkan
hasil pengolah dan penganalisis data yang telah penulis lakukan pada bab
sebelumnya.
Berdasarkan
hasil
penganalisis
data
berupa
hasil
evaluasi
kemampuan menulis karangan deskripsi dengan teknik analogi, diperoleh
nilai rata-rata pada siklus kesatu sebesar 57,5. Jadi dengan menggunakan
teknik analogi skor kemampuan menulis karangan deskripsi siswa mengalami
peningkatan pada siklus kedua sebesar 66,8. Bila kita perhatikan skor-skor
hasil kemampuan menulis karangan deskripsi siswa ini ternyata mengalami
peningkatan pada siklus kedua. Adanya peningkatan skor pada siklus kedua
menunjukan bahwa teknik analogi dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam pembelajaran menulis. Ini berarti bahwa pembelajaran menulis dengan
menggunakan teknik analogi dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa
kelas VB SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya.
Berdasarkan pengamatan, siswa dalam pembelajaran pada siklus
kedua prestasi belajar siswa rata-rata 66,8
dan pada siklus kedua yang
tuntas ada 26 siswa (86,7%) yang tidak tuntas ada 4 siswa (13,3%)
67
Dalam tabel analisis angket mengenai minat dan partisipasi siswa
dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, karena dengan teknik
analogi siswa merasa terbantu untuk dituangkan ide atau gagasannya ke
dalam bentuk tulisan deskripsi.
5.2 Saran
Melalui laporan perbaikan pembelajaran ini penulis memberikan saran
yang menurut penulis merupakan masukan kepada kawan-kawan pendidik
umumnya dan khususnya bagi dewan guru SD Negeri Merak I Kecamatan
Sukamulya Kabupaten Tangerang.
1) Hendaknya setiap guru kelas dan guru bidang Studi Bahasa Indonesia
selalu memberi motivasi kepada siswanya baik di dalam maupun di luar
kelas yang dapat dilakukan sebelum belajar, pada waktu proses
pembelajaran maupun sesudah berakhirnya kegiatan belajar mengajar.
2) Sekolah hendaknya selalu memberi penghargaan kepada siswa baik
bersifat moril maupun finansial terutama siswa yang memperoleh prestasi
belajar yang terbaik pada setiap akhir semester.
3) Sekolah hendaknya menjalin kerja sama yang baik dengan orang tua wali
murid sehubungan dengan peningkatan prestasi belajar siswa.
68
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. dkk. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta : Erlangga
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi
Aksara.
Arikunto, S. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, S. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Badudu, J. S dan Zain, M. ( 1994 ). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Enre, A.F. 1998. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Jakarta: Depdikbud
Cipta. L.C. 1999. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisus
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dahlan. 1990. Model-Model Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka
Fachrudin.1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Balai Pustaka
Finoza, L. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia
Hidayat, K. 1995. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Gramedia
Keraf, G. 1981. Eksposisi. Ende-Flores: Nusa Indah
Keraf, G. 1993. Komposisi dan Narasi. Jakarta: Gramedia
Nafiah, H. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional
Papera, J.D. (1986). Morfologi. Jakarta: Gramedia.
Puspoprojo. 1999. Logika Scientifika. Bandung: Pustaka Grafika
Rusyana. 2002. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan, Bandung: C.V.
Diponegoro.
Subana. 2000. Statistika Pendidikan. Bandung: Tarsito
Suhendar, M.E. 1992. Efektivitas Metode Pengajaran Bahasa Indonesia.
Bandung: Pionir Jaya
69
Syafi’ie, I. 1990. Retorika Dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud
Syamsuddin A.R.dkk. (1998). Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sujanto, Ch. 1988. Keterampilan Berbahasa Indonesia Membaca-MenulisBerbicara untuk Mata Kuliah Dasar umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdikbud
Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan. 1989. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Jakarta:
Depdikbud
Tarigan, H.G. 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berdasarkan.
Bandung: Angkasa
J.J Gordon, Wilian, 1991. Sosial Psychology (2 nd ed). New York. Harper Collins
Pub. Inc.
70
ABSTRAK
Indayanti NIP. 19640712 198410 2 012. Pembelajaran Menulis Karangan
Deskripsi dengan menggunakan teknik analogi di kelas V SD Negeri Merak I
Kecamatan Sukamulya-Tangerang Tahun Pelajaran 2011-2012. Dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini diutarakan tenang penggunaan teknik analogi berkaitan
dengan peningkatan kemampuan siswa, perbedaan hasil pembelajaran dengan
menggunakan teknik selain analogi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan
siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik analogi,
mengetahui apakah teknik analogi dapat digunakan dan mengetahui perbedaan
hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik analogi dibandingkan dengan
pembelajaran yang tidak menggunakan teknik analogi dalam pembelajaran
menulis karangan deskripsi.
Dalam penelitian ini memakai Penelitian tindakan kelas adalah bentuk
kajian yang bersifat reflektif. Pada penelitian ini disamping untuk memantau
permasalahan belajar yang dihadapi siswa juga membantu guru dalam upaya
memperbaiki cara mengajarnya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Refleksi tindakan yang diperoleh bisa berupa (a) praktik-praktik sosial atau
pendidikan yang dilakukan oleh guru, (b) pemahaman terhadap praktik-praktik
tersebut dan (c) situasi yang melatarbelakangi praktik itu dilaksanakan. Penelitian
tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif, untuk kemantapan rasional dalam
pelaksanaan tugas, serta memperbaiki kondisi tempat praktik pembelajaran
sendiri.
Berdasarkan hasil penganalisis data berupa hasil evaluasi kemampuan
menulis karangan deskripsi dengan teknik analogi, diperoleh nilai rata-rata pada
siklus kesatu sebesar 57,5. Jadi dengan menggunakan teknik analogi skor
kemampuan menulis karangan deskripsi siswa mengalami peningkatan pada
siklus kedua sebesar 66,8. Bila kita perhatikan skor-skor hasil kemampuan
menulis karangan deskripsi siswa ini ternyata mengalami peningkatan pada siklus
kedua. Adanya peningkatan skor pada siklus kedua menunjukan bahwa teknik
analogi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis. Ini
berarti bahwa pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik analogi dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas V B SD Negeri Merak I Kec.
Sukamulya-Tangerang.
Berdasarkan pengamatan, siswa dalam pembelajaran pada siklus kedua
prestasi belajar siswa rata-rata 66,8 dan pada siklus kedua yang tuntas ada 26
siswa (86,7%) yang tidak tuntas ada 4 siswa (13,3%).
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis di atas dapat dikatakan bahwa
teknik analogi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Selain itu,
teknik analogi dapat membantu siswa dalam menulis karangan deskripsi. Dengan
demikian, teknik analogi sangat efektif digunakan dalam pembelajaran menulis
karangan deskripsi.
71
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan lehadirat Illahi Rabbi
atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan, kekuatan,
kesabaran dan ketabahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi
dengan menggunakan teknik analogi di kelas V SD Negeri Merak I Kec.
Sukamulya-Tangerang Tahun Pelajaran 2011-2012”.
PTK ini disusun dalam rangka mengembangkan potensi yang ada pada
murid agar nilai yang diraih lebih baik lagi.
Penulis menyadari dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak
terlepas dari bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bpk. H. Endi Suandi, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya
yang telah memberikan arahan dan motivasinya kepada penulis;
2. Ibu Dra. Siti Dwi Dianawati selaku pengawas gugus 02 UPT TK, SD & PNFI
Kec. Sukamulya yang telah memberikan arahan-arahan, bimbingan dan
koreksi serta petunjuk kepada penulis;
3. Ade Aji Fachruroji selaku teman sejawat yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan PTK ini;
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan PTK ini.
72
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
memperbaiki kesalahan yang ada. Akhir kata, semoga Penelitian Tindakan Kelas
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang
membutuhkan pada umumnya dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
Sukamulya,
September 2011
INDAYANTI, S.Pd.SD.
NIP. 19811215 201001 2 009
73
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGENTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ...........................................................................1
1.2
Identifikasi Masalah ....................................................................4
1.3
Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ...........................5
1.4
Tujuan Penelitian ........................................................................6
1.5
Manfaat Penelitian ......................................................................6
1.6
Anggapan Dasar ..........................................................................7
1.7
Definisi Oprasional .....................................................................7
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Deskripsi Teoritis .............................................................................9
2.1.1
Pengertian Menulis ...............................................................9
2.1.2
Tujuan Menulis ....................................................................10
2.1.3
Jenis-Jenis Karangan ............................................................12
2.2 Karangan Deskripsi ..........................................................................15
2.2.1 Pengertian Karangan Deskripsi ..............................................15
2.2.2 Pendekatan Karangan Deskripsi .............................................16
2.2.3 Ciri-ciri Karangan Deskripsi ...................................................17
2.2.4 Jenis Karangan Deskripsi ........................................................17
2.2.5 Langkah-Langkah Menyusun Karangan Deskripsi .................18
2.3 Penalaran ..........................................................................................19
2.3.1 Analog Sebagai Proses Penalaran ...........................................20
2.3.2 Pengertian Analogi ..................................................................21
2.3.3 Pengertian Teknik Analogi .....................................................22
2.3.4 Aktifitas Metaforik ..................................................................23
2.3.5 Langkah-langkah Teknik Analog............................................25
iii
74
2.3.6 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Analog .............................25
2.4 Tinjauan Pembelajaran Menulis .......................................................26
2.4.1 Tinjauan Umum ......................................................................26
2.4.2 Tinjauan Khusus .....................................................................27
2.5 Bahan Pelajaran Menulis ..................................................................28
2.6 Alat Evaluasi ....................................................................................29
2.7 Kerangka Berfikir .............................................................................30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ............................................................................33
3.2 Waktu dan tempat Penelitian ............................................................34
3.2.1 Waktu Penelitian...................................................................34
3.2.2 Tempat Penelitian .................................................................34
3.3 Subjek penelitian ..............................................................................34
3.4 Prosedur Penelitian ...........................................................................34
3.5 Tahap Pelaksanaan tindakan dan pengematan .................................35
3.6 Refleksi .............................................................................................37
3.7 Instrumen Penelitian .........................................................................37
3.7.1 Observasi .................................................................................37
3.7.2 Tes ...........................................................................................38
3.7.3 Wawancara ..............................................................................38
3.7.4 Tata lapangan ..........................................................................38
3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................39
3.8.1 Reduksi Data ...........................................................................39
3.8.2 Penyajian Data ........................................................................39
3.8.3 Penarikan Simpulan, Verifikasi dan Refleksi ........................39
3.9 Pelaksanaan Tindakan Siklus ...........................................................40
3.9.1 Tindakan Kelas Siklus I ..........................................................41
3.9.2 Tindakan Kelas Siklus II .........................................................42
iv
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN
4.1 Hasil Penelitian Pada Siklus Kesatu ...................................................49
4.2 Hasil Penelitian Pada Siklus Kedua ...................................................53
4.3 Pembahasan Tiap Siklus .....................................................................57
4.4 Instrumen Siswa .................................................................................61
4.5 Instrumen Guru ...................................................................................62
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................64
5.2 Saran ...................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................67
v
76
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGARANG
DENGAN MENGGUNAKAN TEKHNIK ANALOGI
DI KELAS VB SD NEGERI MERAK I KEC. SUKAMULYA TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
INDAYANTI, S.Pd.SD.
NIP. 19811215 201001 2 009
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANGERANG
SD NEGERI MERAK I
UPT TK, SD & PNFI KECAMATAN SUKAMULYA
2011
77
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Alokasi Waktu
Hari / Tanggal
: SDN Merak I
: Bahasa Indonesia
:V/I
: 3 x 35 Menit
: Selasa, 20 September 2011
I. Standar Kompetensi
Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan.
II. Kompetensi Dasar
Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata
dan penggunaan ejaan.
III. Indikator
1. Menentukan tema atau topik karangan dengan metode teknik analogi
2. Menyusun karangan deskripsi menjadi karangan yang utuh dengan
memperhatikan pilihan kata dan ejaan yang tepat.
3. Menulis karangan dengan menggunakan teknik analogi
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menulis karangan dengan menggunakan metode teknik
analogi.
2. Siswa dapat menulis karangan yang utuh dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat.
V. Materi
Menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik analogi
VI. Metode Pelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
VII.
Langkah – langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
 Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif
 Berdoa
 Absensi
 Apersepsi
78
2. Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan
 Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan
denganmetode teknik analogi, .
 Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang menulis
karangan dengan metode teknik analogi.
 Siswa menyusun karangan dengan menggunakan metode
teknik analogi menjadi karangan yang utuh dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat
melalui kegiatan latihan dan penugasan.
3. Kegiatan Akhir
 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah
dipelajari .
 Memberikan pekerjaan rumah / PR
 Guru menutup pelajaran.
VIII. Media dan Sumber
1. Media
2. Teknik analogi
Sumber
1. Kurikulim KTSP
2. Buku bahasa Indonesia yang relevan
IX. Evaluasi
 Prosedur Tes
 Jenis Tes
 Bentuk Tes
 Alat Tes
: Hasil
: Ketepatan menulis karangn
: menyusun karangan
: karangan deskripsi
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Sukamulya, September 2011
Guru Kelas V
H. ENDI SUANDI, S.Pd.
NIP. 19811215 201001 2 009
INDAYANTI, S.Pd.SD.
NIP. 19811215 201001 2 009
79
Lampiran 2
Hasil Belajar pada Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Nama
Ahmad Rafli Purnama
Andika Prasetya
A’an Mahendra
Abdul Roup
Aina Maya
Alis Fatmiyanti
Arif Rahman
Arum Maryani Hakiki
Ayub Mangapul Hutabarat
Burhanuddin Abdullah
Cindi Sintiyawati
Dewi Sri Astuti
Dika Aziz Sanda
Dio Putpita Susanto
Elsa Benanda
Engelita Pebriyana
Erlan Ramdani
Famidya Ayu Safitri
Hana Eka Fitrianingsih
Hilal Ammar Muafi
Ibnu Muffasirin
Ikhsan Zamzami Ahmad
Lilis Nurhasanah
M. Apriyana
M. Akbar Maulana
Mohamad Erlangga
Muhammad Hafidz
Muhamad Sandi
Mashfuufah Awaliyyah
Mella Rosinta Anjani
Muhammad Iqrom Fadilah
Nurhayati
Nilai
Ketuntasan
80
No
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Nama
Nilai
Ketuntasan
….
….
Prihandoyo Apriandi
Rafly Maulana Kusuma
Raka Haikal
Ridwan Ciptamukti
Ridzky Dwi Nurdiandi
Rizkany Fazri
Syifa Gita Meilani
Wieke Meyrawati
Wiwi Handini
Annisa Firdaus
Erlin Mulyani
Leli Fitriyani
Martin Sihombing
Cecep Rusdiandi
Shaldi
Nabila Sari
Indri Listiawati
Suhendi
Rata-rata
Keterangan:
0 = tidak tuntas
1 = tuntas
81
Lampiran 3
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Alokasi Waktu
Hari / Tanggal
: SD Negeri Merak I
: Bahasa Indonesia
:V/I
: 3 x 35 Menit
: Selasa, 27 September 2011
X. Standar Kompetensi
Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan
XI. Kompetensi Dasar
Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan
kata dan penggunaan ejaan.
XII. Indikator
4. Menentukan tema atau topik karangan dengan metode teknik analogi
5. Menyusun karangan deskripsi menjadi karangan yang utuh dengan
memperhatikan pilihan kata dan ejaan yang tepat.
6. Menulis karangan dengan menggunakan teknik analogi
XIII. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa dapat menulis karangan dengan menggunakan metode teknik
analogi.
4. Siswa dapat menulis karangan yang utuh dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat.
XIV. Materi
Menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik analogi
XV.
Metode Pelajaran
5. Ceramah
6. Tanya jawab
7. Diskusi
8. Penugasan
XVI. Langkah – langkah Pembelajaran
4. Kegiatan Awal
 Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif
 Berdoa
 Absensi
 Apersepsi
82
5. Kegiatan Inti
 Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan
 Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan
denganmetode teknik analogi, .
 Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang menulis
karangan dengan metode teknik analogi.
 Siswa menyusun karangan dengan menggunakan metode
teknik analogi menjadi karangan yang utuh dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat
melalui kegiatan latihan dan penugasan.
6. Kegiatan Akhir
 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah
dipelajari .
 Memberikan pekerjaan rumah / PR
 Guru menutup pelajaran.
XVII. Media dan Sumber
3. Media
4. Teknik analogi
Sumber
3. Kurikulim KTSP
4. Buku bahasa Indonesia yang relevan
XVIII. Evaluasi
 Prosedur Tes
 Jenis Tes
 Bentuk Tes
 Alat Tes
: Hasil
: Ketepatan menulis karangn
: menyusun karangan
: karangan deskripsi
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Sukamulya, September 2011
Guru Kelas V
H. ENDI SUANDI, S.Pd.
NIP. 19811215 201001 2 009
INDAYANTI, S.Pd.SD.
NIP. 19811215 201001 2 009
83
Lampiran 4
Hasil Belajar pada Siklus kedua
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Nama
Ahmad Rafli Purnama
Andika Prasetya
A’an Mahendra
Abdul Roup
Aina Maya
Alis Fatmiyanti
Arif Rahman
Arum Maryani Hakiki
Ayub Mangapul Hutabarat
Burhanuddin Abdullah
Cindi Sintiyawati
Dewi Sri Astuti
Dika Aziz Sanda
Dio Putpita Susanto
Elsa Benanda
Engelita Pebriyana
Erlan Ramdani
Famidya Ayu Safitri
Hana Eka Fitrianingsih
Hilal Ammar Muafi
Ibnu Muffasirin
Ikhsan Zamzami Ahmad
Lilis Nurhasanah
M. Apriyana
M. Akbar Maulana
Mohamad Erlangga
Muhammad Hafidz
Muhamad Sandi
Mashfuufah Awaliyyah
Mella Rosinta Anjani
Muhammad Iqrom Fadilah
Nurhayati
Nilai
Ketuntasan
84
No
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Nama
Nilai
Ketuntasan
….
….
Prihandoyo Apriandi
Rafly Maulana Kusuma
Raka Haikal
Ridwan Ciptamukti
Ridzky Dwi Nurdiandi
Rizkany Fazri
Syifa Gita Meilani
Wieke Meyrawati
Wiwi Handini
Annisa Firdaus
Erlin Mulyani
Leli Fitriyani
Martin Sihombing
Cecep Rusdiandi
Shaldi
Nabila Sari
Indri Listiawati
Suhendi
Rata-rata
85
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
SISWA
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/I
Hari/Tanggal
: ……………..
Fokus Observasi
: Meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
menulis karangan dengan menggunakan teknik analogi
Kriteria
No
1
2
3
4
5
6
7
Pernyataan
Tanggapan siswa dalam
memperhatikan penjelasan
umum tentang pembelajaran
menulis karangan deskripsi
Susunan kalimat
Pemilihan Kata
Penggunaan EYD
Sudut pandang
Isi karangan
penggunaan waktu kerja secara
tepat
Siklus
Pertama
Siklus
Kedua
cukup
Baik
cukup
kurang
cukup
cukup
cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
kurang
Baik
Pengamat,
(…………………………………)
NIP. ……………………….
86
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI
GURU
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/I
Hari/Tanggal
: ……………..
Fokus Observasi
: Meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
menulis karangan dengan menggunakan teknik analogi
No
Pernyataan
Keadaan pada tiap Siklus
I
II
1
Perangkat pembelajaran
baik
baik
2
Pembukaan
baik
baik
3
Kegiatan inti pembelajaran
baik
baik
4
Penutup
baik
baik
5
Penampilan guru
baik
baik
6
Penguasaan metode
baik
baik
Pengamat,
(……………………………)
NIP. ………………………
Download