1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan setiap pengajaran bahasa baik sekolah dasar, maupun sekolah lanjutan yaitu agar siswa terampil berbahasa, terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sujanto (1988:56) mengatakan, “keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan akhir setiap pengajaran bahasa di sekolah”. Ada kesalahpahaman, baik dikalangan masyarakat, atau pengajar bahasa Indonesia bahwa keterampilan menulis tidak perlu dipelajari karena kererampilan menulis merupakan bakat yang sudah ada sejak lahir. Padahal potensi dasar yang dimiliki manusia terutama potensi berbahasa dapat tumbuh dan berkembang jika dibina dan dilatih secara intensif. Agar tujuan pengajar tercapai dengan baik, maka keterampilan menulis perlu dibina dan dilatih. Sesuai dengan pendapat Tarigan (1983:1), “Keterampilan hanya dapat diperoleh dengan jalan praktek dan banyak latihan”. Menulis adalah suatu proses yang harus dibutuhkan dalam diri siswa. Dengan kretivitas seseorang dituntut untuk memberanikan diri untuk mengekspresikan apa-apa yang ada pada dirinya. Kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru inilah yang memungkinkan seseorang mengubah, dan memperkaya dunianya dengan karya baru. Proses kreatif erat hubungannya dengan proses berpikir. Tarigan (1983:1) berkata, “bahasa 1 2 seorang mencerminkan pikirannya”. Dengan demikian berarti menulis merupakan kreatifitas. Sujanto (1988:56) mengamati bahwa pelajaran bahasa indonesia di sekolah-sekolah, aspek pengetahuan kebebasan lebih mendapat porsi yang jauh lebih besar daripada aspek keterampilan berbahasa yang justru menjadi tujuan akhir dalam pengajaran berbahasa. Perdapat ini sangat berbeda dengan apa yang peneliti amati dari segi pembelajaran tingkat dua di sekolah menengah pertama mengenai pokok bahasan menulis. Pembelajaran menulis mempunyai porsi yang cukup banyak tapi tidak menutup kemungkinan guru hanya memberikan teori tentang menulis bukan latihan menulis sehingga permasalahannya adalah pembelajaran mengenai pokok bahasan menulis banyak dipenuhi oleh teori sedangkan latihan kurang, dan keduam ketika siswa dihadapkan pada latihan menulis, siswa merasa sulit dan bosan. Pokok bahasan menulis yang porsinya lebih banyak daripada aspek pengetahuan kebahasaan membuat siswa bosan dan jenuh sehingga tidak sedikit siswa beranggapan bahwa pelajaran bahasa Indonesia identik dengan mengarang padahal Tarigan (1983:20) mengatakan. “menulis atau tulisan dipergunakan oleh orang-orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.” Sehubungan dengan hal ini, merekam, menyaksikan, melapor, serta mempengaruhi orang lain, dan maksud serta tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat.” 3 Untuk menghilangkan rasa sulit dan bosan yang dialami siswa, maka pembelajaran menulis harus disajikan variatif. Salah satu adalah variasi tehnik yang dapat memotivasi siswa untuk terampil menulis sehingga kejenuhan tidak di rasakan lagi dan siswa menyadari peranan penting menulis. Badudu dalam Suniawati (2002:1) mengatakan,” berhasil atau tidaknya pengajaran berbahasa Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor yang saling mengait dan menentukan, antara faktor guru, murid, metode pengajaran dan kurikulum”. Selanjutnya, Badudu (1994) menyebutkan, ”Teknik merupakan salah satu unsur yang menentukan hasil pengajaran, namun keberhasilannya bergantung pada guru yang menggunakan teknik itu sebaik-baiknya”. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penelitian dalam bidang studi bahasa Indonesia mengenai pembelajaran menulis, guru masih mengandalkan teknik tradisional, artinya teknik yang biasa digunakan secara turun-menurun, misalnya teknik menyusun kerangka karangan yang di padukan jenis karangan. Teknik yang sering digunakan guru dalam pembelajaran menulis adalah teknik memberikan. Teknik ini terbatas pada objek yang diamatinya. Teknik ini kurang menuntut siswa untuk berpikir secara luas. Berbeda dengan teknik analogi yang penulis uji cobakan dalam pembelajaran menulis. Siswa selain dituntut untuk memberikan, juga dituntut untuk membandingkan suatu hal yang sesuai dengan apa yang diamati. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mencermati apa yang dilihat, dirasakan, dan alami juga berpikir kreatif dalam mencari bandingan sekaligus menuangkannya dalam bentuk tulisan. 4 Sesuai dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Mengarang dengan Menggunakan Teknik Analogi Kelas V SD Negeri Merak I Kecamatan Sukamulya. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, penilitian mengidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Bagainama langkah-langkah teknik Analogi dalam pembelajaran menulis? 2. Bagaimana minat dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran teknik anologi? 3. Bagaimana hasil pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik Analogi? 4. Media Apakah yang diperlukan dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik Analogi? 5. Bagaimana keefektipan teknik Analogi dibandingan teknik lain. 1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1.3.1 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, dan untuk memudahkan penulis mebahas masalahnya secara terfokus, penelitian ini perlu dibatasi permasalahannya. Masalah dalam penelitian ini yakni : 5 1. Apa sajakah Langkah-langkah teknik Analogi dalam pembelajaran menulis? 2. Apakah minat dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran teknik anologi? 3. Apa hasil pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik Analogi? 1.3.2 Perumusan Masalah Setelah membatasi dengan penelitian sangat ditentukan untuk menentukan arah yang jelas, sikap dan usaha dalam penyampaian tujuan yang sesuai dengan harapan. 1. Apa sajakah langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi menggunakan teknik Analogi? 2. Apa sajakah yang dapat menunjang minat dan partisipasi siswa dengan menggunakan teknik Analogi? 3. Apakah hasil pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik Analogi cukup tinggi? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi menggunakan teknik Analogi. 6 2. Mengetahui besarnya peningkatan kemampuan menulis siswa kelas V dengan menggunakan teknik Analogi; 3. Mengetahui hasil pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik Analogi. 1.5 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, penulis berharap dapat berguna dan sebagai masukan yang berarti untuk dunia pendidikan dan pengajaran, khususnya pengajaran Bahasa Indonesia dan penulis sendiri. Dalam penelitian ini penelitian mempunyai anggapan dasar sebagai berikut. 1. Jika kemampuan menulis dibina dan dilatih secara intensif maka kemampuan menulis siswa dapat ditingkatkan. 2. Analogi adalah salah satu cara pengembangan gagasan dan pengambilan kesimpulan. Penerapan teknik Analogi pada pembelajaran menulis diperkirakan akan menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil pembelajaran menulis tanpa menggunakan teknik Analogi. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis dengan menggunakan teknik Analogi dengan hasil kemampuan menulis tidak menggunakan teknik Analogi. 1.6 Anggapan Dasar 7 Dalam penelitian ini penelitian mempunyai anggapan dasar sebagai berikut. a. Model, metode dan teknik dan pembelajaran memegang peranan penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar. b. Potensi dasar yang dimiliki manusia, terutama potensi berbahasa dapat tumbuh dan berkembang jika dibina dan dilatih secara intensif. c. Jika kemampuan menulis dibina dan dilatih secara intensif sejak dini maka kemampuan menulis siswa dapat ditingkatkan. d. Analogi adalah salah satu cara pengembangan gagasan dan pengambilan kesimpulan. 1.7 Definisi Oprasional Untuk menghindari kesalahpahaman, penulis akan mendefinisikan cara menulis dengan cara memakai teknik Analogi, sungguh pun demikian tulisan yang akan didefinisikan, penulis batasi pada karangan deskripsi saja. Model Pembelajaran, merupakan cara atau corak pembelajaran dengan menggunakan metode serta teknik untuk memudahkan pembelajaran. Model pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sehingga dapat memodifikasi seluruh aktivitas pembelajaran. Karangan deskripsi, jenis karangan yang menggambarkan benda, keadaan, atau peristiwa sehingga si pembaca seolah-olah melihat, merasakan apa yang ada dalam tulisan tersebut. 8 Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan, membeberkan, sesuatu objek sesuai dengan ciri-ciri sifat, atau hakikat objek yang sebenarnya. Teknik Analogi, ialah suatu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan Analogi sehingga siswa akan tergugah ingatannya serta dapat menginterprestasikannya ke dalam bentuk karangan. 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Menulis Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Depdiknas (2001) menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb.) yang melahirkan pikiran atau perusahaan. Pengertian ini seiring dengan menurunkan pendapat atau Tarigan melukiskan (1982:21) bahwa lambang-lambang menulis grafik yang menggambarkan sesuatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang gerafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran gerafik tersebut. Finoza (2001:189) dalam bukunya Komposisi Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian karangan adalah penjabaran suatu gagasan resmi dan teratur tentang suatu topik atau bahasa. Mengarang adalah pekerjaan merangkai atau menyusun kata, frase, kalimat, alinea yang dipadukan topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karangan. Pengertian lain yang mempunyai pengertian yang sama dengan menulis atau mengarang adalah wacana. Fachrudin (1988:123) mengemukakan bahwa wacana adalah tidak lain dari pada pernyataan, pikiran, baik mengenai benda atau keadaan lainnya yang nyata dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya. 9 10 Syamsudin (1998:5) juga menyatakan waacana sebagai rangkaian ujar atau tindak tutur yang mengungkapkan sesuatu yang disajikan secara teratur, sistematis dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental atau pun nonsegmental bahasa. Dari beberapa pengertian para ahli tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian menulis atau mengarang tidak jauh berbeda dengan sebuah wacana, yaitu pengungkapan sesuatu hal atau pernyataan ide, ide/gagasan, perasaan yang disajikan dalam rangkaian yang sistematis dengan menggunakan bahasa tulis. 2.1.2 Tujuan Menulis Setiap tulisan mengandung beberapa tujuan. Tarigan (1982:23) membatasi tujuan menulis sebagai berikut : a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informasi. b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuatif. c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan riterel atau wacana kesastraan. d. Tulisan yang mengeksfresikan perasaan dan emosi yang kuat berapai-apai disebut wacana ekspersi. 11 Sehubungan dengan tujuan penulisan sesuatu tulisan, Hubo Hartig dalam Tarigan (1982:24) mengemukakan sebagai berikut : a. Tujuan penugasan (Assignment Purpose) Tujuan penugasan ini penulis menulis karena ditugaskan bukan atas kemauan sendiri. b. Tujuan altruistic (altruistic purpose) Penulis bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan para pembaca penulis ingin menolong para pembaca memahami, menghargai para perasaan dan penalarannya. c. Tujuan persuatif (persuastif prupose) Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan keberan gagasan yang diutarakan. d. Tujuan informasional/penerangan (informational purpose) Tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau keterangan kepada para pembaca. e. Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose) Tulisan yang bertujuan yang memperkenalkan diri atau menyatakan diri sang pangeran kepada para pembaca. f. Tujuan kreatif (creative purpose) Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistic, nilai-nilai kesenian. g. Tujuan pemecahan masalah (problemsolving purpose) 12 Tujuan penulis adalah menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, meneliti secara cermat pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan sehingga dapat dimengerti oleh para pembaca. 2.1.3 Jenis-jenis Karangan Fahrudin (1988:145) dalam bukunya Dasar-dasar keterampilan menulis mengemukakan bahwa bentuk wacana yang sesuai dengan maksud penulis adalah pemaparan (Eksposisi) pemerian (Deskripsi) pemisahan (Narasi), pendalihan (Argumentasi) serta jika perlu ditambah dengan pengimbauan (persuasi). Finoza (2001:190) membagi tipe karangan menjadi karangan deskrisi. Eksposisi, narasi, argumentasi, dan persuasi. a. Karangan Eksposisi Kata eksposisi yang dipungut dari bahasa Inggris ekspotion sebenarnya dari bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Karangan eksposisi merupakan wahana yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu (Finoza, 2001:1960). Keraf (1982:3) menambahkan eksposisi atau pemaparan adalah benuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan sesuatu pokok pikiran yang memperkuat atau memperluas pengetahuan seorang pembaca uraian tersebut. 13 b. Karangan Deskripsi Karangan deskripsi mengandung pengertian karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya (Finoza 2001:196). Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang berusaha para penulis untuk memberi perincian-perincian sebagai pemerian yang berarti melukiskan sesuatu hal (Keraf, 1982:93). Selanjutnya Keraf menjelaskan bahwa karangan deskripsi atau lukisan adalah karangan yang membeberkan suatu hal melukiskan suatu hal dengan sehidup-hidupnya secara rinci sehingga pembaca benar-benar mengalami, merasakan, melihat, mendengar, walaupun pembaca tidak mengalami sesungguhnya hal tersebut. c. Karangan Narasi Karangan narasi (berasal dari Naration = bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang merupakan menciptakan, memisahkan, merangkaikan, tidak tanduk, perbuatan manusia dalam suatu peristiwa dalam suatu kesatuan waktu. (Finoza, 2001:194) Sependapat dengan pengertian finoza keraf (2000:136) mengatakan pula bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tindak yang dijalin dan dirangkaikan menjadi suatu peristiwa dalam suatu kesatuan waktu. 14 Atau kata lain narasi itu bentuk wacana yang berusaha membabarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi. d. Karangan Argumentasi Argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar bertindak sesuai dengan dikendaki oleh pengarang (Keraf, 2002:3). Finoza (2001:198) menambahkan tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Syarat utama untuk mengemukakan karangan argumentasi adalah penulis harus terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang logis dalam hal ini dikemukakan alasan atau pembuktian sesuatu yang meyakinkan pembaca. e. Karangan Persuasi Jenis karangan ini hampir sama dengan argumentasi hanya dalam karangan persuasi unsur ajakan. Himbauan sangat ditekankan. Dalam bahasa Inggris kata to persuade dengan argumentasi hanya dalam meyakinkan. Bentuk nominannya adalah persuation yang kemudian menjadi kata pungut bahasa Indonesia, persuasi. Karangan persuasi karangan yang bertujuan pembaca percaya, yakin dan berbujuk yang dikomunikasikan berupa fakta 15 suatu pendirian umum, pendapat, gagasan, atau perasaan, (Finoza, 2001:200). 2.2 Karangan Deskripsi 2.1.1 Pengertian Karangan Deskripsi Kata deskripsi berasal dari kata lain descibere yang artinya menulis tentang atau membeberkan suatu masalah, kata deskripsi dapat pula diterjemahkan menjadi pemerian yang berasal dari kata “peri”. Memberikan berarti melukiskan. Menurut Pepera (1986:2) karangan deskripsi adalah karangan hidup berpengaruh, karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman panca indra, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan perasaan. Keraf (2001:192) mengatakan bahwa deskripsi atau pemerian merupakan bentuk sebuah tulisan yang bertalian dengan usaha untuk membeberkan perincian dari objek yang dibicarakan. Finoza (2001:192) mengatakan bahwa karangan deskripsi bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan membeberkan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat-sifat atau hakikat objek yang sebenarnya. Rusyana dalam Suniawati (2002:4) menambahkan bahwa deskripsi adalah karangan yang melukiskan suatu, menyatakan apa 16 yang di indra, melukiskan perasaan dan perilaku jiwa dalam wujud kalimat. Berdasarkan pengertian di atas, penulis mengambil pengertian bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang memuat rincian suatu objek dengan ciri-ciri dan sifat sebagai hasil pengindraan, perasaan, perilaku jiwa sehingga pembaca merasakan apa yang diungkapkannya. 2.1.2 Pendekatan Karangan Deskripsi Agar karangan sesuai dengan tujuan penulisnya maka diperlukan pendekatan. Pendekatan adalah cara penulis melihat sesuatu yang akan dituliskannya. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis. a. Pendekatan Realistis Pendekatan ini penulis dituntut memotret hal/benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadaan yang dilihatnya. Penulis harus bersikap seperti sebuah kamera yang mampu membuat detail-detail, rincian-rincian, secara orisinal, tidak dibuat-buat, dan harus dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar. b. Pendekatan Impresionistis Impresionitis menggambarkan adalah suatu secara pendekatan subjektif. yang berusaha Pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan 17 atau interprestasi terhadap bagian-bagian yang dilihat dirasakan atau dinikmatinya. 2.1.3 Ciri-ciri Karangan Deskripsi Beberapa ahli memberikan batasan karangan deskripsi sesuai dengan ciri-ciri karangan deskripsi. Tarigan (1986:5) menyebutkan bahwa pengarang deskripsi mengajak para pembaca bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek, adegan, pribadi, dan suasana hati yang telah dialami oleh pengarang. Keraf (1982:94) pun memakai kata “memberikan rincianrincian dan objek-objek, berarti cara penyampaiannya harus dengan rincian-rincian objek yang akan dibicarakan. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan ciri-ciri karangan deskripsi secara umum, yaitu : 1. Melukiskan atau menggambarkan objek; 2. berisi rincian-rincian objek; 3. membeberkan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat, hakikat yang sebenarnya; dan 4. hasil penyerapan panca indra. 2.1.4 Jenis Karangan Deskripsi Keraf (1982:94) dalam ekposisi dan deskripsi menjelaskan bahwa “berdasarkan tujuannya, sekurang-kurangnya harus dibedakan 18 atas dua macam deskripsi, yaitu deskripsi sugestis dan ekspositoris”. Secara eksplisit keraf menyebutkan pembagiannya berdasarkan tujuan. Deskripsi segestip penulis berusaha menciptakan suatu penghayatan terhadap objek melalui imajinasi pembaca. Di pihak lain dalam deskripsi ekspositaris atau deskripsi teknis tidak berusaha untuk memberikan indentifikasi atau informasi objeknya, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila berhadapan dengan objek tadi. Penulis menyimpulkan bahwa jenis karangan deskripsi dibagi dua, yaitu : a. Deskripsi faktual/ekspositorik, bertujuan menjelaskan sesuatu dengan rincian-rincian yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekan unsur impresi/sugesti pada pembaca; b. Deskripsi rekan/artistik adalah deskripsi yang mengarah pada pemberian pengalaman kepada pembaca bagikan berkenalan langsung dengan menciptakan objek sugesti yang dan disampaikan, impresi melalui dengan jalan keterampilan penyampaian dengan gaya yang memikat dan pilihan kata yang menggugah. 2.1.5 Langkah-langkah menyusun karangan deskripsi Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun karangan deskripsi sebagai berikut : a. Menentukan objek yang akan dijadikan ide atau bahan; 19 b. Pengamatan secara cermat, terinci, dan sungguh-sungguh; c. Mengumpulkan data, informasi, dan lain-lain yang menunjang objek pengamatan; d. Ide atau gagasan yang sudah terolah dalam diri dan pikiran penuh daya imajinasi yang diwujudkan dengan perantara bahasa karangan; e. Pendapatan dan pengolahan alampikiran dan daya cipta; f. Karangan lukisan hadir dihadapan kita sebagai pembaca. Hal yang perlu diperhatikan bila kita hendak menyusun karangan deskripsi adalah kecermatan dalam mengamati suatu objek. 2.3 Penalaran Penalaran (reasoning = jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan faktor-faktor atau evidensi-evidesni yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang logis (Keraf, 2000:5). Proses penalaran atau jalan pikiran manusia pada hakekatnya sangat kompleks dan rumit. Agar lebih konkret, para ahli membagi dua kelas besar proses penalaran yaitu induksi dan deduksi. Baik induksi maupun deduksi dapat dibagi-bagi lagi menjadi sejumlah corak penalaran. Induksi dapat dibagi menjadi corak generalisasi, Analogi, dan hubungan kausal, sedangkan deduksi terbagi atas silogisme, entimem, dan rantai dedukasi. Metode perbandingan bisa mencakup penalaran yang idukatip maupun deduktif. Jika perbandingan itu dilakukan akan menurunkan suatu prinsip 20 yang umum, maka corak peralatannya bersifat induktif. Tetapi bila untuk perbandingannya bertolak dari suatu prinsip yang umum untuk menunjukan perbedaan antara dua objek atau lebih terhadap prinsip umum, maka corak penalarannya bersifat deduktif. Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah penomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (Infreansi) (Keraf, 2000:43). Dalam induksi, untuk mendapatkan sebuah kesimpulan maka penulis harus mengumpulkan bahan-bahan tau faktor-faktor terlebih dahulu. Semakin banyak faktor-faktor yang dikumpulkan semakin baik ciri kualitas fakta-fakta tersebut. Deduksi merupakan suatu proses berpikir yang bertolak dari suatu proposisi yang sudah ada menuju proposisi yang baru berbentuk kesimpulan (Keraf, 2000:57). Pada skripsi ini, penulis hanya membatasi teknik Analogi pada metode induksi. 2.3.1 Analogi sebagai Proses Penalaran Analogi merupakan bagian dari metode induksi. Analogi sebagai proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hal berlaku pula untuk hal lain. Keraf (2000:49) mengatakan, “Analogi sebagai suatu proses penalaran untuk menurunkan suatu simpulan berdasarkan kesamaan aktual antara dua hal”. Berdasarkan kesamaan aktual itu, penulis dapat menurunkan suatu kesimpulan bahwa karena dua hal itu mengandung 21 kemiripan dalam hal-hal yang penting, maka akan sama pula dalam aspek-aspek yang kurang pentiing. 2.3.2 Pengeritan Analogi Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Analogi berarti persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan. Kias, atau pandangan lingustik adalah kesepadanan antara bentukbentuk lain, sastra mengartikan bahwa Analogi adalah kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan. Analogi dalam bahasa Yunani disebut ana logan atau dalam istilah latin disebut secundum proportionem, yang artinya suatu bentuk hubungan yang tidak sempurna (Puspoprojo, 1999:110). Analogi atau kadang-kadang disebut juga Analogi induktif adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dau peristiwa khusus yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain (Keraf, 2000:48) Puspoprojo (1999:224) dalam bukunya Logika Scientifika menambahkan bahwa Analogi induktif adalah suatu cara pikiran yang didasarkan pada persamaan yang nyata dan terbukti, yang terdapat antara dua barang, dan melalui barang itu dapat disimpulkan bahwa 22 karena memiliki kesamaan dalam banyak segi yang penting, maka kedua barang itu juga berupa dalam beberapa karakteristik lainnya. Ditambah pula bahwa Analogi induktif merupakan cara menyimpulkan yang menolong kita memanfaatkan pengalaman. Sujanto melengkapi pengertian para ahli tersebut bahawa “Analogi adalah bentuk komparasi yang dipergunakan oleh para penulis untuk memberi penjelasan suatu objek yang sangat sulit dan rumit apabila tidak mempergunakan suatu objek yang telah diketahui, atau telah akrab dengan kehidupan sehari-hari. Subjek yang dibandingkan di dalam Analogi tidak perlu sama”. (Sujanto, 1988:23-24) 2.3.3 Pengertian Teknik Analogi Syafi’ie (1990:104) menjelaskan bahwa teknik Analogi merupakan salah satu teknik pengembangan penulisan komparasi atau perbandingan. Teknik pengembangan penulisan dengan teknik dengan menyamakan sesuatu hal tentang perihal pokok karangan dengan hal yang lain. Pengembangan penulisan dengan teknik komparasi Analogi ini tidak membandingkan melainkan menyamakan antara satu hal dengan hal yang lain. Dalam Analogi yang ditemukan adalah unsur persamaan. Untuk dapat menggunakan teknik kini dengan baik, kita harus mampu melihat persamaan-persamaan antara hal yang kita jelaskan dengan hal lain dari berbagai segi. Oleh karena itu 23 kemampuan mengobservasi sesuatu dengan cermat sangat menguntungkan dalam teknik Analogi ini. Teknik Analogi merupakan suatu teknik yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat dua barang khusus yang diperbandingkan (Puspoprojo, 1999:243). Pengertian teknik itu sendiri menurut Hidayat (1987:60) adalah daya upaya, usaha, atau cara-cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pengajaran pada waktu itu. Teknik dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung arti, “Suatu cara untuk mengerjakan sesuatu”. Dari pengertian teknik dan Analogi, maka penulis menyimpulkan bahwa teknik Analogi adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis Analogi. Teknik ini merupakan satu rangkaian kegiatan dalam pembelajaran menulis yang menuntut siswa untuk menulis karangan yang berisis Analogi. Tujuan teknik ini adalah untuk mempermudah kemampuan siswa dalam membuat karangan. 2.3.4 Aktivitas Metaforik Analogi merupakan bagian dari model sinestik yang dikembangkan oleh seorang ahli, willian J.J Gordon (1991:23). Di dalam proses Analogi terdapat aktivitas metaforik. Aktivitas metaforik 24 suatu kegiatan membentuk hubungan persamaan, membedakan objek atau ide yang satu dengan yang lainnya dengan menggunakan pengganti. Objek pengganti ini mengilhami proses kreatif dengan cara menghungkan sesuatu yang telah dikenal dengan sesuatu yang belum dikenal. Aktivitas metaforik memperkenalkan konsep jarak yang mengembangkan imajinasi dan pemahaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ada tiga tipe Analogi yang dipergunakan J.J Gordon (1991:23), dalam melatih aktivitas metaforik. a. Analogi personal menurut siswa empati terhadap ide atau objek yang dibandingkan. Siswa menjadi bagian dari elemen fisik suatu problem. Identifikasinya mungkin terhadap individu, perencanaan, binatang, atau benda-benda mati. b. Analogi langsung adalah membedakan dua objek atau konsep secara sederhana. Fungisnya adalah menyederhanakan pengubahan kondisi suatu kenyataan atau problem menjadi situasi yang lain untuk memperoleh suatu pandangan baru tentang ide atau problem. Identifikasinya dapat menyangkut orang, rencana atau benda-benda mati. c. Menekankan pertentangan yaitu memberikan penekanan kepada pertentangan, umumnya berbentuk dua buah yang bertentangan. Pertentangan tersebut menurut Gorden memberikan pemahaman 25 yang luas terhadap suatu objek yang baru. Hal ini akan berpikir terhadap suatu objek. (Dahlan, 1990:90). 2.3.5 Langkah-langkah Teknik Analogi Adapun langkah-langkah teknik Analogi dalam pembelajaran penulis adalah : a. Menentukan objek; b. Memahami dan mendeskripsikan objek tersebut; c. Menentukan inti dari suatu objek/hal tadi; d. Menari objek lain yang sesuai dengan prinsip Analogi (persamaanpersamaan) e. Mendeskripsikan objek baru sesuai dengan prinsip Analogi; f. Menuangkan/mengorganisasikan objek baru dalam bentuk karangan. 2.3.6 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Analogi Teknik Analogi memiliki kelibihan dan kelemahan, kelebihannya adalah sebagai berikut : a. Dapat membantu siswa dalam melatih kemampuan menulis. b. Melatih berpikir kreatif dalam mencari ide-ide baru. c. Menumbuhkan keterampilan memecahkan masalah dalam hal ini menarik kesimpulan. d. Menentukan persamaan-persamaan dari kedua hal atau objek. 26 e. Menghilangkan rasa bosan siswa dalam menulis karangan. f. Adapun kelemahan teknik Analogi adalah sebagai berikut : g. Memerlukan waktu yang lama untuk berpikir. h. Jika siswa tidak kreatif maka pelaksanaan pembelajaran tidak akan berjalan lancar. i. Bila siswa mengalami kesulitan dalam menemukan hal atau objek, guru harus membaw media yang dapat membantu pembelajaran teknik Analogi. 2.4 Tinjauan Pembelajaran Menulis 2.4.1 Tujuan Umum Kurikulum untuk mata pelarajan bahasa Indonesia tetap mengambil pendekatan yang bersifat komunikatif dengan dasar bahwa bahasa merupakan alat untuk komunikasi. Hal ini berarti bahwa tujuan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia pun adalah meningkatkan kemampuan keterampilan berbahasa. Tujuan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdiri atas dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pengajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai berikut : a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara; 27 b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam tujuan/keperluan dan keadaan; c. Siswa memiliki kemampuan intelektual (berfikir kreatif dan disiplin, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna, memahami dan menekuni konsep abstrak serta memecahkan masalah), kematangan emosional dan sosial; d. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra, mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengatahuan dan kemampuan berbahasa. 2.4.2 Tujuan Khusus Dari tujuan umum pengajaran bahasa dan sastra Indonesia tersebu dijabarkan lagi menjadi khusus. Tujuan khusus pengajaran bahasa dan sastra Indonesia disajikan menjadi tiga komponen yaitu komponen kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Komponen kebahasaan pada tujuan pengajaran khusus bertujuan untuk mengingkatkan kemampuan dan penggunaan bahasa. Komponen penggunaan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan untuk menggungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, pesan, dan perasaan. 28 Komponen kepahaman ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dalam gagasan, pengalaman, pesan yang dituliskan dan tertulis. 2.5 Bahan Pelajaran Menulis Bahan pelajaran menulis pada kurikulum sekolah menengah kejuruan”99 sangatbanyak. Bahan pelajaran menulis ini terintegrasi dengan keterampilan berbahasa. Berikut ini adalah pelajaran menulis untuk kelas dua sekolah menuju kejuruan : a. Menulis karangan berdasarkan informasi dari berbagai sumber; b. Menyusun rencana kegiatan, program kerja, atau usulan kegiatan (proposal) yang berkaitan dengan tema tertentu, kemudian membahas dan menyempurnakannya; c. Menyimpan gagasan, pendapat, dan pengalaman tentang sesuatu hal atau masalah secara tertulis untuk mempengaruhi atau meyinkan orang lain untuk berbagai keperluan; d. Membuat kalimat iklan atau poster yang berkaitan tema tertentu; e. Membuat catatan (notulen) ratap atau pertemuan dari berbagai keperluan dan menyusun laporan berdasarkan hasil catatan; f. Menulis karangan yang berisi tanggapat terhadap karya sastra; g. Membaca dalam hati beberapa bacaan untuk memperoleh data dan memanfaatkannya untuk menulis karangan sejumlah seribu kata; 29 h. Melaporkan secara lisan dan tulis hasil kunjungan, pengalaman, atau kegiatan, dan bertukar pikiran tentang hal yang dilaporkan itu; i. Menyusun laporan perjalanan dan menjawab tanggapan-tanggapan; j. Membuat surat penawaran, pesanan, pengaduan, keluhan, atau perjanjian jual beli untuk berbagai keperluan dan membahasnya; k. Menulis memorandum (pesan tertulis) untuk berbagai keperluan; l. Menyusun laporan tertulis tentang peristiwa atau kegiatan; m. Menyusun laporan hasil penelitian dan menjawab tanggapan-tanggapan n. Mencari informasi dan mencatat hal-hal yang penting dari berbagai sumber; o. Menyusun kerangka karangan dan mengembangkannya; p. Membaca cerven, novel, drama, atau pusis serta menulis bahasan; 2.6 Alat Evaluasi Kegiatan evaluasi dapat dilakukan sebelum, selama, atau seduah pengajaran alat evaluasi yang digunakan dengan tujuan dan bahan pembelajaran kelas V. Kegiatan evaluasi mengandung dua tujuan utama, yaitu : a. Untuk mengetahu sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan. b. Untuk menentukan tindak lanjut berikutnya (fllow up) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. 30 2.7 Kerangka Berfikir Proses pembelajaran pendidikan Bahasa Indonesia adalah proses interaktif eduktif yang dilaksanakan oleh guru dalam mengembangkan potensi intelektual, sikap dan keterampilan secara konstruktif. Proses interaktif tersebut merupakan usaha yang dilaksanakan secara sitematis dan terencana dalam pembelajaran pendidikan Bahasa Indonesia. Proses Pembelajaran tersebut adalah usaha yang dilaksanakan oleh guru dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal melalui pendidikan yang dapat mengembangkan sikap, etika, serta moral siswa baik sebagai personal maupun sebagai anggota masyarakat. Guna mewujudkan hal tersebut, maka dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia perlu memperhatikan prinsip dan strategi antara lain : metode yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan memperhatikan prisnsip tersebut. Faktor yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar adalah metode. Pengunaan metode diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Karena itu pemilihan metode yang salah akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Pemilihan metode harus berpedoman pada tujuan pembelajaran. Guna Bahasa Indonesia adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan proses pembelajaran. Ia dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara kreatif dan inovatif. Kedua 31 kemampuan yang harus dimiliki oleh guru tersebut adalah dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal oleh siswa. Metode diskusi adalah suatu usaha guru untuk melaksanakan proses pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia memberikan keleluasan bagi seluruh siswa untuk mengeluarkan pendapat atau argumen tentang bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya Prinsip dasar penggunaan metode diskusi adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi akademin pengetahuan seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi analisis secara menyeluruh dan terpadu. Selain dari pada itu Metode Diskusi lebih menitik beratkan pada siswa yang aktif. Guru dalam hal ini sebatas sebagai pengawas serta pengarah apabila terdapat arah pembicaraan diskusi keluar dari tujuan pembelajaran. Dengan demikian aktifitas proses pengalaman belajar sepenuhnya pada siswa secara optimal. Metode diskusi teoritas dapat mengembangkan sikap untuk saling menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak, serta mau menerima perbedaan antara satu sama lainnya. Pemberian proses pendidikan Bahasa Indonesia yang lebih menekankan pada mengaktualisasikan sikap dan pendapat diharapkan sudah terbiasa apabila dilingkungan masyarakat memiliki sikap yang tidak dapat dipengaruhi oleh orang lain. Dan hal ii dapat menguntungkan bagi dirinya sebagai warga negara yang memiliki tanggung jawab terhadap bangsanya. 32 Metode ceramah sebagai salah satu cara penyampaian materi pembelajaran kepada siswa yang lebih menekankan pada guru aktif memberikan materi yang disampaikan melalui penuturan lisan. Dalam proses tersebut siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan. Tidak memberikan kesempatan untuk menuangkan gagasan, ide atau pendapat mengenai masalah yang dibicarakan. Guru lebih aktif dengan memberikan penjelasan materi pembelajaran. Aspek yang akan dikembangkan dalam metode ini, lebih menekankan pada aspek pengetahuan dengan tataran ringan. Berbeda dengan menggunakan metode diskusi, dalam metode tersebut, siswa sangat didorong untuk mendapat mengeluarkan saran, pendapat atau penilaian mengenai masalah yang dibicaralan serta memberikan jalan keluarnya untuk diterima oleh orang lain. Oleh karena itu metode diskusi merupakan usaha guru dalam mengembangkan aspek pengetahuan, sikap secara sinergis. Berdasarkan uraian tersebut, Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Teknik Analogi di Kelas V SD Negeri Merak I Kecamatan Sukamulya dapat berjalan dengan baik. 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus Penelitian Tindakan Kelas adalah pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Hasil dari Penelitian Tindakan Kelas ini dapat ditulis sebagai karya tulis ilmiah. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau Classroom Action Research yang merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kematangan rasional dari tindakan-tindakan dalam melakukan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakantindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi tempat pembelajaran tersebut dilakukan. Dalam penelitian ini memakai Penelitian tindakan kelas adalah bentuk kajian yang bersifat reflektif. Pada penelitian ini disamping untuk memantau permasalahan belajar yang dihadapi siswa juga membantu guru dalam upaya memperbaiki cara mengajarnya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Refleksi tindakan yang diperoleh bisa berupa (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan oleh guru, (b) pemahaman terhadap praktik-praktik tersebut dan (c) situasi yang melatarbelakangi praktik itu 33 34 dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif, untuk kemantapan rasional dalam pelaksanaan tugas, serta memperbaiki kondisi tempat praktik pembelajaran sendiri. 3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Waktu yang dilakukan dalam perbaikan pembelajaran ini pada bulan September 2011 pada semester I Tahun ajaran 2011/2012 uraiannya sebagai berikut: NO TANGGAL KEGIATAN 1 20 September 2011 Siklus I MATA PELAJARAN B. Indonesia 2 27 September 2011 Siklus 2 B. Indonesia 3.2.2 Tempat Penelitian Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada kelas V B SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Kab. Tangerang 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V B SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya dengan jumlah 50 murid. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V B SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Kabupaten Tangerang Tahun Pelajaran 2011. 35 3.3.2 Sampel Pengambilan sampel dari sejumlah populasi tersebut ditentukan berdasarkan pertimbangan. Sampel diambil satu kelas berdasarkan hasil musyawarah dengan teman sejawat. Kelas yang menjadi sampel adalah kelas V/B. 3.4 Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini ditentukaan berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dimaksudkan di sini adalah pertimbangan keterlaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Teknik Analogi di Kelas VB SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Tangerang. 3.5 Prosedur Pelitian Kegiatan yang dilakukan pada perancangan adalah sebagai berikut 1. Refleksi awal, peneliti bersama teman sejawat mata pelajaran bahasa Indonesia untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan pembelajaran menulis karangan deskripsi pada siswa kelas V dan mendiskusikan cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman tentang materi Karangan Deskripsi. 2. Peneliti dan guru mata pelajaran sejenis merumuskan permasalahan secara operasional dan relevan dengan rumusan masalah penelitian. 3. Merumuskan hipotesis tindakan yang lebih menitik beratkan pada pendekatan naturalistik, sehingga hipotesis tindakan yang dirumuskan 36 bersifat fleksibel yang mungkin mengalami perubahan sesuai dengan kondisi lapangan. 4. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi: a. Menetapkan indikator-indikator desain atau strategi pembelajaran berupa pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi. b. Memilih media yang dipergunakan dalam pembelajaran karangan deskripsi, serta strategi pembelajaran mempergunakan metode pembelajaran teknik analogi yang merupakan bahan intervensi atau pemberian perlakuan dalam proses pembelajaran pada materi karangan deskripsi berupa rancangan program, bahan, strategi pembelajaran dan evaluasi. c. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa tes, catatan lapangan, pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian. d. Menyiapkan media untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pada materi karangan deskripsi. e. Menyusun rencana pengolahan data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. 3.6 Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini; 1. Peneliti melaksanakan desain atau penyampaian materi dengan menggunakan media dan metode pembelajaran teknik analogi yang telah direncanakan. 37 2. Peneliti dalam melakukan proses pembelajaran dalam rangka menyampaikan materi pelajaran pokok bahasan materi karangan deskripsi sekaligus melakukan pengamatan secara sistematis terhadap pelaksanaan kegiatan proses mempergunakan pembelajaran metode pada karangan pembelajaran teknik deskripsi analogi. dengan Kegiatan pengamatan dilakukan secara komprehensif dengan memanfaatkan alat perekam data, pedoman pengamatan serta catatan lapangan yang dibutuhkan. Dalam kegiatan pengamatan yang peneliti lakukan dalam rangka pengumpulan data yang diperlukan. Prosedur pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Dengan Menggunakan Teknik Analogi di Kelas VB SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Tangerang. a. Menyiapkan kurikulum, yaitu memilih dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator yang disediakan untuk dipakai sebagai informasi dalam pembelajaran Menulis. b. Mengidentifikasi butir-butir yang akan diajarkan itu diambil dari kurikulum serta mengembangkannya sesuai konteks yang tepat. c. Mengidentifikasi berbagai kemampuan yang telah dimiliki siswa yang relevan dengaan butir-butir pembelajaran termasuk merelevansikan dengan materi yang diperoleh sebelumnya. d. Menganalisis instruksional yaitu mengembangkan tugas-tugas pokok yang harus dikerjakan siswa untuk memahami Menulis. e. Merumuskan indikator yang hendak dicapai dalam pembelajaran 38 f. Mengembangkan alat evaluasi atau sistem penilaian proses pembelajaran. g. Mengembangkan strategi pembelajaran teknik analogi dalam proses pembelajaran karangan deskripisi. h. Membentuk kelompok siswa secara heterogen. 3.7 Refleksi Setelah pengamatan selesai dilakukan dalam rangka memperoleh data, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis yang akhirnya dapat dipergunakan sebagai dasar menarik suatu simpulan. Dari simpulan tersebut, peneliti dapat menentukan perlu tidaknya diadakan penelitian ulang atau penelitian kembali. Bila ternyata hasil simpulan tersebut tidak sesuai dengaan rencana semula yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya mencari faktor-faktor yang menyebabkan adanya ketidaktercapaian tersebut. Pengumpulaan data pada penelitian ini terdiri atas dua tahap. Tahap pertama yaitu tahap observasi atau pengamatan pendahuluan, tahap ini dilakukan dengan melakukan wawancara, tepatnya sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran di kelas. Tahap kedua adalah tahap pengamatan selama dan setelah pemberian tindakan. Peneliti dan rekan sejawat mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: analisis, sintesis, makna, penjelasan, dan penyimpulan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil yang diperoleh merupakan temuan tingkat efektifitas desain 39 pembelajaran yang dirancang dan daftar permasalahan yang muncul di lapangan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan. Langkah selanjutnya diadakan perbaikan, kemudian dimulai lagi dari awal untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam siklus berikutnya. 3.8 Instrumen Penelitian Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara, dan catatan lapangan. 3.8.1 Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat (teman sejawat). Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu dari pancainderanya yaitu indra penglihatan. Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subyek yang diteliti. 40 3.8.2 Tes Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki proses pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus dan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada setiap siklus. Tes adalah suatu alat pengumpul informasi, bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan (Arikunto, 2005:33). 3.8.3 Wawancara Wawancara pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak berstruktur karena peneliti memandang model ini adalah yang paling luwes, di mana subyek diberi kebebasan untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan-ungkapan pandangannya secara bebas dan sesuai hatinya. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pendapat siswa mengenai penerapan media pembelajaran menggunakan teknik analogi dalam materi Menulis karangan deskripsi. 3.8.4 Catatan Lapangan Catatan lapangan dipergunakan untuk mendokumentasikan secara keseluruhan kejadian-kejadian selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. 41 3.9 Pengembangan Instrumen Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan penelitian ini menggunakan observasi. Dalam melakukan observasi, peneliti menggunakan pedoman observasi. Pedoman observasi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a) observasi tindak mengajar, b)observasi tindak belajar yang berkaitan dengan inisiatif dan reaksi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dan c) keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindakan belajar yang belum terjaring. Metode tes digunakan sebagai instrumen penelitian dalam pengumpulan data tentang prestasi siswa. Alokasi materi pada soal tes untuk siswa kelas V B SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Kabupaten Tangerang dapat disajikan sebagai berikut : a. Instrumen untuk Siswa Tabel 3.1 Instrumen Pengamatan Siswa Kriteria No 1 2 3 4 5 6 7 Pernyataan tanggapan siswa dalam memperhatikan penjelasan umum tentang pembelajaran menulis karangan deskripsi Susunan kalimat Pemilihan Kata Penggunaan EYD Sudut pandang Isi karangan penggunaan waktu kerja secara tepat Siklus Pertama Siklus Kedua 42 b. Instrumen untuk Guru Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Guru No 3.10 Pernyataan 1 Perangkat pembelajaran 2 Pembukaan 3 Kegiatan inti pembelajaran 4 Penutup 5 Penampilan guru 6 Penguasaan metode Keadaan pada tiap Siklus I II Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan, serta verifikasi refleksi. 3.10.1 Reduksi Data Pada bagian ini, reduksi data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara ditulis dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya. Jadi, rekaman data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatan dalan penelitian ini, juga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh. 3.10.2 Penyajian Data Penyajian data didapat dari data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata- 43 kata yang berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis dalam paparan data. 3.10.3 Penarikan simpulan, verifiasi, dan refleksi Pada tahap ini penarikan simpulan, verifikasi, dan refleksi dilakukan dari data yang diperoleh dicari pola, hubungan, atau hal-hal yang sering timbul dari data tersebut kemudian dihasilkan simpulan sementara yang disebut dengan temuan peneliti. Penarikaan simpulan dilakukan terhadap temuan peneliti berupa indikator-indikator yang selanjutnya dilakukan pemaknaan atau refleksi sehingga memperoleh simpulan akhir. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Adapun tes hasil belajar siswa diolah untuk mengukur ketuntasan dengan menggunakan rumus: a. Rumus ketuntasan belajar Rumus ketuntasan belajar adalah, Banyaknya siswa yang bernilai lebih besar atau sama dengan 60 x100% Jumlah siswa Dimana, prestasi belajar dikatakan berhasil apabila siswa secara individual telah memperolah nilai 60 atau lebih, dan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika lebih dari 85 % siswa mendapat nilai diatas 60. Di samping itu dilakukan juga metode analisis deskriptif yang merupakan pemaparan dari hasil penerapan pembelajaran teknik analogi. 44 b. Rumus rata-rata Rata rata Jumlah nilai Jumlah siswa Rumus ini dipergunakan untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi Menulis antara siklus satu dengan siklus lainnya. c. Menyimpulkan dan Memverifikasi Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan penyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiaatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan. 3.11 Pelaksanaan Tindakan Siklus Penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif dan kooperatif, sehingga penyiapan partisipaan dipandang perlu dilakukan kegiatan awal. Melakukan diskusi dengan teman sejawat tentang desain atau strategi pembelajaran pada materi Menulis yang diikuti dengaan penyusunan rencana kegiatan. 1.Refleksi Awal Refleksi awal dilaksanakan dengan melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal dilakukan pengamatan oleh rekan sejawat saat guru melakukan proses pembelajaran. Hasil analisis refleksi awal digunakan untuk menetapkan dan merumuskan rencana tindakan yaitu menyusun strategi awal pembelajaran. 45 Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan ditemukan bahwa selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa yang memiliki nilai di bawah standar ketuntasan minimal. Selama pembelajaran siswa kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada mengajar daripada “belajar”. Minat belajar siswa dalam pembelajaran kurang ditandai dengan banyaknya siswa selama pembelajaran berlangsung tidak ada minat untuk segera menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Minat untuk bertanya juga kurang karena siswa cenderung pasif pada waktu guru memberikan pertanyaan atau saat guru memberikan tugas. Selanjutnya dilakukan refleksi atau pemaknaan terhadap perilaku siswa tersebut. Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa siswa kurang berminat dan prestasi belajar siswa kurang memuaskan pada Menulis. 3.11.1 Tindakan Kelas Siklus I c. Perencanaan Melakukan pertemuan dengan teman sejawat selaku pengamat untuk membicarakan persiapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada saat penelitian. Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan penelitian. Mempersiapkan penelitian dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian. 46 Mempersiapkan waktu dan cara pelaksanaan diskusi hasil pengamatan dengan praktisi dan wawancara dengan subyek penelitian. Mempersiapkan buku perekam data. Menyusun rencana pembelajaran. Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar pada siklus pertama. Mengelompokkan siswa secara heterogen. d. Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan pembelajaran berpedoman pada RPP yang telah dibuat Melakukan penilaian menggunakan alat penilaian yang telah disediakan e. Observasi Observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra kolaborator Kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir dengan instrumen observasi f. Refleksi Catatan di lapangan dan jurnal harian sebagai hasil pengamatan maupun hasil wawancara dikaji dan direnungkan kembali Data yang terkumpul dikaji secara komprehensif. 47 Data dibahas bersama pengamat untuk mendapat kesamaan pandangan terhadap tindakan pada siklus pertama. Hasil refleksi dijadikan bahan untuk merevisi rencana tindakan selanjutnya. 3.11.2 Siklus Kedua a. Perencanaan Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan penelitian Mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian Mempersiapkan waktu dan cara pelaksanaan diskusi hasil pengamatan dengan praktisi dan wawancara dengan subyek penelitian Mempersiapkan buku perekam data Menyusun rencana pembelajaran Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar pada siklus kedua Membentuk kelompok siswa secara heterogen b. Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan kegiatan pembelajaran berpedoman pada RPP yang telah dibuat Melakukan penilaian menggunakan alat penilaian yang telah disediakan 48 c. Observasi Observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra kolaborator Kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Observasi dilakukan dengan instrumen observasi d. Refleksi Catatan di lapangan dan jurnal harian sebagai hasil pengamatan maupun hasil wawancara dikaji dan direnungkan kembali Data yang terkumpul dikaji secara komprehensif. Data dibahas bersama pengamat untuk mendapat kesamaan pandangan terhadap tindakan pada siklus kedua. Hasil refleksi dijadikan bahan untuk merevisi rencana tindakan selanjutnya. 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini terbagi menjadi dua siklus, yang dimulai dari refleksi awal. Refleksi awal dilaksaanakaan dengan melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal dilakukan oleh pengamat kelas, yakni rekan sejawat. Hasil refleksi awal dipergunakan untuk menetapkan dan merumuskan rencana tindakan yaitu menyusun strategi awal pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan ditemukan bahwa selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa yang memiliki nilai di bawah standar ketuntasan minimal. Selama pembelajaran siswa kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada mengajar daripada “belajar”. Minat belajar siswa dalam pembelajaran kurang ditandai dengan banyaknya siswa selama pembelajaran berlangsung tidak ada minat untuk segera menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Minat untuk bertanya juga kurang karena siswa cenderung pasif pada waktu guru memberikan pertanyaan atau saat guru memberikan tugas. Selanjutnya dilakukan refleksi atau pemaknaan terhadap perilaku siswa tersebut. Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa siswa kurang berminat dan prestasi belajar siswa kurang memuaskan pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. 49 50 Kegiatan pembelajaran menulis dapat disajikan dengan menggunakan strategi atau pendekatan dan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan dapat mengatasi permasalahan tersebut, yaitu metode pembelajaran teknik analogi. Akhirnya kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan wajar, motivasi belajar siswa meningkat, dan pada akhirnya pestasi belajar siswa meningkat. 4.1 Hasil Penelitian pada Siklus Kesatu 4.1.1 Perencanaan Pada tahap ini, peneliti menyusun rencana-rencana yang akan dilakukan pada saat pembelajaran, meliputi: a. Menentukan topik bahasan penelitian berdasarkan kurikulum, yaitu materi pembelajaran karangan deskripsi. b. Menyusun rencana pembelajaran yang mencakup: 1) Standar Kompetensi sesuai kurikulum untuk SD 2) Kompetensi dasar 3) Indikator 4) Materi pembelajaran : Menulis Karangan Deskripsi 5) Sarana / alat : Buku siswa dan lembar kerja siswa. 6) Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran yang meliputi silabus, RPP tentang Menulis Karangan. 7) Mempersiapkan alat-alat dan media yang digunakan. 8) Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian serta proses pembelajaran dengan mempergunakan metode pembelajaran teknik analogi 51 9) Mempersiapkan instrumen observasi dan instrumen tes 10) Mempersiapkan daftar nilai 11) Penjelasan tentang penerapan metode pembelajaran teknik analogi 12) Mempersiapkan kelompok siswa secara heterogen 4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan pembelajaran di kelas V dengan metode pembelajaran teknik analogi sesuai dengan RPP. Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti dan pengamat akan melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran, setelah proses tersebut selesai peneliti dan pengamat akan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung, hasil refleksi akan dipakai untuk memperbaiki dan menyusun perangkat pembelajaran untuk siklus berikutnya. Pembelajaran dalam penelitian ini berlangsung dalam siklus-siklus yang saling berkaitan. Garis besar pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus adalah sebagai berikut : a. Menyusun rencana pembelajaran (RPP). b. Melakukan pembelajaran dengan memakai strategi belajar metode pembelajaran teknik analogi. 52 Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi belajar ini adalah : a. Pendahuluan 1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran hari ini, yaitu siswa belajar tentang menulis karangan, mereka harus memahami masalah yang akan dicari jawabnya. 2) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap menulis karangan deskripsi yang akan diajarkan, membentuk kelompok siswa secara heterogen (fase I). b. Kegiatan Inti 1) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa (fase II). 2) Siswa menyelesaikan karangan deskripsi, dengan mencari jawabnya. 3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik (fase IV). 4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya (V). c. Penutup 1) Guru bersama siswa berusaha langkah demi langkah pembelajaran yang telah dilakukan, guru memberikan catatan atau komentar terhadap hasil belajar siswa. 53 2) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (fase VI). d. Observasi Dalam tahap observasi ini, observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra kolaborator, kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Observasi dilakukan dengan instrumen observasi. Hasil pengamatan sebagai berikut: Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan ditemukan bahwa selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa cenderung ceroboh dalam melakukan penulisan, dan guru harus selalu mengingatkan agar siswa hati-hati dalam melakukan penulisan, kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang bersemangat dan cenderung pasif, tidak aktif dalam pembelajaran dan menyelesaikan masalah dalam mengikuti proses pembelajaran. Minat belajar siswa dalam pembelajaran kurang ditandai dengan banyaknya siswa selama pembelajaran berlangsung tidak ada minat untuk segera menyelesaikan masalah karangan. 54 e. Refleksi 1) Pada kegiatan awal guru perlu terus-menerus memotivasi siswa agar aktif selama pembelajaran, guru memberikan catatan pada setiap pekerjaan siswa. 2) Pada kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa perlu ditingkatkan dengan cara memberi penghargaan kepada siswa yang berhasil melakukan perhitungan dengan baik. Guru harus memberi pelayanan menyeluruh kepada semua siswa, setiap siswa diberi waktu untuk menyelesaikan hasil kerjanya dan kemudian merangkum hasil kerjanya, bila perlu penulisan dapat diulang. 4.2 Hasil Penelitian pada Siklus Kedua 4.2.1 Perencanaan a. Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran yang meliputi silabus, RPP tentang materi menulis karangan deskripsi. b. Mempersiapkan alat-alat dan media yang digunakan. c. Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian serta proses pembelajaran dengan mempergunakan metode teknik analogi d. Mempersiapkan instrumen observasi dan instrumen tes e. Mempersiapkan daftar nilai f. Penejelasan tentang penerapan metode pembelajaran teknik analogi. g. Mempersiapkan kelompok siswa secara heterogen 55 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan pembelajaran di kelas dengan metode pembelajaran teknik analogi sesuai dengan rencana pelajaran (RP). Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti dan pengamat akan melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran, setelah proses tersebut selesai peneliti dan pengamat akan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung, hasil refleksi akan dipakai untuk memperbaiki dan menyusun perangkat pembelajaran untuk siklus berikutnya. Pembelajaran dalam penelitian ini berlangsung dalam siklus-siklus yang saling berkaitan. Garis besar pelaksanaan pembelajaran pada setiap siklus adalah sebagai berikut : a. Menyusun Rencana pelajaran (RP). b. Melakukan pembelajaran dengan memakai strategi belajar metode pembelajaran teknik analogi. Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi belajar ini adalah : a. Pendahuluan 1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran hari ini, yaitu siswa belajar tentang menulis karangan deskripsi lebih khusus pada metode teknik analogi, mereka harus memahami masalah yang akan dipelajari, hendaknya siswa memperhatikan catatan atau komentar guru pada hasil belajar siklus pertama, yang akan dijadikan acuan pada metode teknik analogi pada siklus kedua. 56 2) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan, membentuk kelompok siswa secara heterogen (fase I). b. Kegiatan Inti 1) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa, serta siswa diminta untuk memperhatikan catatan atau komentar guru pada siklus sebelumnya (fase II). 2) Siswa menyelesaikan masalah tentang karangan deskripsi, dengan mencari jawabnya. 3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik (fase IV). 4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya (V). c. Penutup 1) Guru bersama siswa berusaha langkah demi langkah pembelajaran yang telah dilakukan, guru meminta siswa mencatat temuan-temuan baru mereka. 2) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (fase VI). 57 d. Observasi Dalam tahap observasi pada siklus kedua, observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai mitra kolaborator, kolaborator mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran, yaitu mulai kegiatan awal hingga kegiatan akhir. Observasi dilakukan dengan instrumen observasi. Hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Siswa lebih aktif dalam bertanya apabila mereka merasa tidak bisa mengerjakan instrumen hasil belajar tentang menulis karangan deskripsi. 2) Siswa lebih aktif dalam menyelesaikan instrumen hasil belajar menulis karangan deskripsi. 3) Siswa yang malas, cenderung ada peningkatan kinerjanya, mereka lebih antusias menyelesaikan instrumen hasil belajar menulis karangan deskripsi. e. Refleksi 1) Pada siklus berikutnya guru harus lebih memotivasi siswa untuk lebih berhasil, agar ketuntasan tercapai maksimal, dan bertanya kepada tutor sebaya pada siklus kedua. 2) Pada kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa perlu ditingkatkan dengan cara memberi penghargaan kepada siswa yang baik dalam hasil kerja menyelesaikan instrumen hasil belajar menulis karangan deskripsi. 58 4) Setiap siswa diberi kesempatan bertanya dan mengemukakan pendapat 4.3 Pembahasan Setiap Siklus Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai peneliti, pada saat berlangsungnya proses pembelajaran diperoleh data kondisi dan permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siswa Kelas V B SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya Kabupaten Tangerang kurang memahami dalam menulis karangan deskripsi sehingga siswa memiliki prestasi belajar yang rendah. Berdasarkan kondisi yang ada, maka peneliti merencanakan pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan mempergunakan metode pembelajaran teknik analogi, agar siswa termotivasi dalam belajar, sehingga prestasi belajarnya meningkat. Pembelajaran dengan metode teknika analogi dalam menulis karangan deskripsi menekankan pada kegiatan aktif siswa, karena semua siswa terlibat dalam pembelajaran. 4.3.1 Pembahasan Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan ditemukan bahwa selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa cenderung ceroboh dalam melakukan penulisan, dan guru harus selalu mengingatkan agar siswa hati-hati dalam melakukan penulisan, kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang bersemangat dan cenderung pasif, tidak aktif dalam mengukur dan mengamati hasilnya 59 dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar siswa pada siklus pertama tampak pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Hasil Belajar pada Siklus Pertama No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Nama Ahmad Rafli Purnama Andika Prasetya A’an Mahendra Abdul Roup Aina Maya Alis Fatmiyanti Arif Rahman Arum Maryani Hakiki Ayub Mangapul Hutabarat Burhanuddin Abdullah Cindi Sintiyawati Dewi Sri Astuti Dika Aziz Sanda Dio Putpita Susanto Elsa Benanda Engelita Pebriyana Erlan Ramdani Famidya Ayu Safitri Hana Eka Fitrianingsih Hilal Ammar Muafi Ibnu Muffasirin Ikhsan Zamzami Ahmad Lilis Nurhasanah M. Apriyana M. Akbar Maulana Mohamad Erlangga Muhammad Hafidz Muhamad Sandi Nilai Ketuntasan 60 No Nama Nilai Ketuntasan …. …. Mashfuufah Awaliyyah Mella Rosinta Anjani Muhammad Iqrom Fadilah Nurhayati Prihandoyo Apriandi Rafly Maulana Kusuma Raka Haikal Ridwan Ciptamukti Ridzky Dwi Nurdiandi Rizkany Fazri Syifa Gita Meilani Wieke Meyrawati Wiwi Handini Annisa Firdaus 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Erlin Mulyani Leli Fitriyani Martin Sihombing Cecep Rusdiandi Shaldi Nabila Sari Indri Listiawati Suhendi Rata-rata Keterangan: 0 = tidak tuntas 1 = tuntas Berdasarkan pengamatan, siswa dalam pembelajaran pada siklus pertama prestasi belajar siswa rata-rata .... dan pada siklus pertama yang tuntas ada .... siswa (....%) (….%). yang tidak tuntas ada …. siswa 61 4.3.2 Pembahasan Siklus Kedua Pada siklus kedua suasana kelas terkendali. Pada saat kegiatan pembelajaran, siswa aktif melakukan kegiatan pembelajaran pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. Sebagian besar siswa sangat memahami apa yang harus dilakukan. Siswa berani mengungkapkan pendapat dan bertanya kepada tutor sebaya. Pada siklus kedua siswa lebih percaya diri dan termotivasi dalam pembelajaran dengan metode pembelajaran teknik analogi. Selama kegiatan pembelajaran siswa tampak aktif, komunikatif karena tiap siswa telah memahami dan mengerti tugas masing-masing dalam penerapan metode pembelajaran teknik analogi. Hasil belajar siswa pada siklus kedua tampak pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil Belajar pada Siklus kedua No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Ahmad Rafli Purnama Andika Prasetya A’an Mahendra Abdul Roup Aina Maya Alis Fatmiyanti Arif Rahman Arum Maryani Hakiki Ayub Mangapul Hutabarat Burhanuddin Abdullah Cindi Sintiyawati Nilai Ketuntasan 62 No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Nama Dewi Sri Astuti Dika Aziz Sanda Dio Putpita Susanto Elsa Benanda Engelita Pebriyana Erlan Ramdani Famidya Ayu Safitri Hana Eka Fitrianingsih Hilal Ammar Muafi Ibnu Muffasirin Ikhsan Zamzami Ahmad Lilis Nurhasanah M. Apriyana M. Akbar Maulana Mohamad Erlangga Muhammad Hafidz Muhamad Sandi Mashfuufah Awaliyyah Mella Rosinta Anjani Muhammad Iqrom Fadilah Nurhayati Prihandoyo Apriandi Rafly Maulana Kusuma Raka Haikal Ridwan Ciptamukti Ridzky Dwi Nurdiandi Rizkany Fazri Syifa Gita Meilani Wieke Meyrawati Wiwi Handini Annisa Firdaus Erlin Mulyani Leli Fitriyani Martin Sihombing Cecep Rusdiandi Nilai Ketuntasan 63 No Nama Nilai Ketuntasan …. …. Shaldi 47 48 49 50 Nabila Sari Indri Listiawati Suhendi Rata-rata Keterangan: 0 = tidak tuntas 1 = tuntas Berdasarkan pengamatan, siswa dalam pembelajaran pada siklus kedua prestasi belajar siswa rata-rata 66,8 kedua yang tuntas ada 26 siswa (86,7%) dan pada siklus yang tidak tuntas ada 4 siswa (13,3%). 4.4 Instrumen Siswa Dalam pelaksanaan penelitian tindakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V pada materi karangan deskripsi ini instrumen siswa yang diamati meliputi tanggapan siswa dalam memperhatikan penjelasan umum tentang menulis pada materi karangan deskripsi, ketepatan penggunaan kata, ketepatan penulisan, kerapian tulisan, kemampuan menulis, dan penggunaan waktu kerja secara tepat, yang ditampilkan dalam tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Instrumen Pengamatan Siswa Kriteria No 1 2 Pernyataan tanggapan siswa dalam memperhatikan penjelasan umum tentang pembelajaran menulis karangan deskripsi Susunan kalimat Siklus Pertama Siklus Kedua cukup baik cukup baik 64 3 4 5 6 7 Pemilihan Kata Penggunaan EYD Sudut pandang Isi karangan penggunaan waktu kerja secara tepat kurang cukup cukup cukup baik baik baik Baik kurang Baik Berdasarkan hasil pengamatan yang tercantum pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa selama kegiatan belajar mengajar pada siklus pertama tanggapan siswa dalam memperhatikan penjelasan umum tentang pembelajaran menulis karangan cukup, susunan kalimat cukup, pemilihan kata cukup, penggunaan EYD cukup, sudut pandang cukup, isi karangan cukup dan penggunaan waktu kerja secara tepat berkriteria kurang. Selama kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua tanggapan siswa dalam memperhatikan penjelasan umum tentang pembelajaran menulis karangan baik, susunan kalimat baik, pemilihan kata baik, penggunaan EYD baik, sudut pandang baik, isi karangan baik dan penggunaan waktu kerja secara tepat berkriteria baik. 4.5 Instrumen Guru Instrumen guru diamati dengan instrumen pengamatan untuk guru yang diamati antara lain: (a) perangkat pembelajaran (b) pembukaan, (c) kegiatan inti pembelajaran, (d) penutup,(e) penampilan guru, serta (f) penguasaan metode. Data instrumen guru dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: 65 Tabel 4.5 Instrumen Pengamatan Guru No Pernyataan Keadaan pada tiap Siklus I II 1 Perangkat pembelajaran baik baik 2 Pembukaan baik baik 3 Kegiatan inti pembelajaran baik baik 4 Penutup baik baik 5 Penampilan guru baik baik 6 Penguasaan metode baik baik Berdasarkan hasil pengamatan yang tercantum pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa selama kegiatan belajar mengajar aktivitas guru selama siklus pertama hingga siklus kedua yang diamati antara lain: (a) perangkat pembelajaran berkriteria baik (b) pembukaan berkriteria baik, (c) kegiatan inti pembelajaran berkriteria baik, (d) penutup berkriteria baik, (e) penampilan guru berkriteria baik, serta (f) penguasaan metode berkriteria baik. 66 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Pada bab terakhir ini, penulis kemukakan beberapa simpulan sebagai jawaban atas semua permasalahan penelitian yang telah penulis rumuskan dalam bab I pendahuluan. Kesimpulan-kesimpulan ini disusun berdasarkan hasil pengolah dan penganalisis data yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya. Berdasarkan hasil penganalisis data berupa hasil evaluasi kemampuan menulis karangan deskripsi dengan teknik analogi, diperoleh nilai rata-rata pada siklus kesatu sebesar 57,5. Jadi dengan menggunakan teknik analogi skor kemampuan menulis karangan deskripsi siswa mengalami peningkatan pada siklus kedua sebesar 66,8. Bila kita perhatikan skor-skor hasil kemampuan menulis karangan deskripsi siswa ini ternyata mengalami peningkatan pada siklus kedua. Adanya peningkatan skor pada siklus kedua menunjukan bahwa teknik analogi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis. Ini berarti bahwa pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik analogi dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VB SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya. Berdasarkan pengamatan, siswa dalam pembelajaran pada siklus kedua prestasi belajar siswa rata-rata 66,8 dan pada siklus kedua yang tuntas ada 26 siswa (86,7%) yang tidak tuntas ada 4 siswa (13,3%) 67 Dalam tabel analisis angket mengenai minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, karena dengan teknik analogi siswa merasa terbantu untuk dituangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk tulisan deskripsi. 5.2 Saran Melalui laporan perbaikan pembelajaran ini penulis memberikan saran yang menurut penulis merupakan masukan kepada kawan-kawan pendidik umumnya dan khususnya bagi dewan guru SD Negeri Merak I Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang. 1) Hendaknya setiap guru kelas dan guru bidang Studi Bahasa Indonesia selalu memberi motivasi kepada siswanya baik di dalam maupun di luar kelas yang dapat dilakukan sebelum belajar, pada waktu proses pembelajaran maupun sesudah berakhirnya kegiatan belajar mengajar. 2) Sekolah hendaknya selalu memberi penghargaan kepada siswa baik bersifat moril maupun finansial terutama siswa yang memperoleh prestasi belajar yang terbaik pada setiap akhir semester. 3) Sekolah hendaknya menjalin kerja sama yang baik dengan orang tua wali murid sehubungan dengan peningkatan prestasi belajar siswa. 68 DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti. dkk. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. Arikunto, S. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, S. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Badudu, J. S dan Zain, M. ( 1994 ). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Enre, A.F. 1998. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Jakarta: Depdikbud Cipta. L.C. 1999. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisus Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dahlan. 1990. Model-Model Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka Fachrudin.1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Balai Pustaka Finoza, L. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia Hidayat, K. 1995. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Gramedia Keraf, G. 1981. Eksposisi. Ende-Flores: Nusa Indah Keraf, G. 1993. Komposisi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Nafiah, H. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional Papera, J.D. (1986). Morfologi. Jakarta: Gramedia. Puspoprojo. 1999. Logika Scientifika. Bandung: Pustaka Grafika Rusyana. 2002. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan, Bandung: C.V. Diponegoro. Subana. 2000. Statistika Pendidikan. Bandung: Tarsito Suhendar, M.E. 1992. Efektivitas Metode Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Pionir Jaya 69 Syafi’ie, I. 1990. Retorika Dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud Syamsuddin A.R.dkk. (1998). Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sujanto, Ch. 1988. Keterampilan Berbahasa Indonesia Membaca-MenulisBerbicara untuk Mata Kuliah Dasar umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan. 1989. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Jakarta: Depdikbud Tarigan, H.G. 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berdasarkan. Bandung: Angkasa J.J Gordon, Wilian, 1991. Sosial Psychology (2 nd ed). New York. Harper Collins Pub. Inc. 70 ABSTRAK Indayanti NIP. 19640712 198410 2 012. Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan menggunakan teknik analogi di kelas V SD Negeri Merak I Kecamatan Sukamulya-Tangerang Tahun Pelajaran 2011-2012. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini diutarakan tenang penggunaan teknik analogi berkaitan dengan peningkatan kemampuan siswa, perbedaan hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik selain analogi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik analogi, mengetahui apakah teknik analogi dapat digunakan dan mengetahui perbedaan hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik analogi dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan teknik analogi dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. Dalam penelitian ini memakai Penelitian tindakan kelas adalah bentuk kajian yang bersifat reflektif. Pada penelitian ini disamping untuk memantau permasalahan belajar yang dihadapi siswa juga membantu guru dalam upaya memperbaiki cara mengajarnya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Refleksi tindakan yang diperoleh bisa berupa (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan oleh guru, (b) pemahaman terhadap praktik-praktik tersebut dan (c) situasi yang melatarbelakangi praktik itu dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif, untuk kemantapan rasional dalam pelaksanaan tugas, serta memperbaiki kondisi tempat praktik pembelajaran sendiri. Berdasarkan hasil penganalisis data berupa hasil evaluasi kemampuan menulis karangan deskripsi dengan teknik analogi, diperoleh nilai rata-rata pada siklus kesatu sebesar 57,5. Jadi dengan menggunakan teknik analogi skor kemampuan menulis karangan deskripsi siswa mengalami peningkatan pada siklus kedua sebesar 66,8. Bila kita perhatikan skor-skor hasil kemampuan menulis karangan deskripsi siswa ini ternyata mengalami peningkatan pada siklus kedua. Adanya peningkatan skor pada siklus kedua menunjukan bahwa teknik analogi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis. Ini berarti bahwa pembelajaran menulis dengan menggunakan teknik analogi dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas V B SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya-Tangerang. Berdasarkan pengamatan, siswa dalam pembelajaran pada siklus kedua prestasi belajar siswa rata-rata 66,8 dan pada siklus kedua yang tuntas ada 26 siswa (86,7%) yang tidak tuntas ada 4 siswa (13,3%). Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis di atas dapat dikatakan bahwa teknik analogi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Selain itu, teknik analogi dapat membantu siswa dalam menulis karangan deskripsi. Dengan demikian, teknik analogi sangat efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. 71 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan lehadirat Illahi Rabbi atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan, kekuatan, kesabaran dan ketabahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi dengan menggunakan teknik analogi di kelas V SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya-Tangerang Tahun Pelajaran 2011-2012”. PTK ini disusun dalam rangka mengembangkan potensi yang ada pada murid agar nilai yang diraih lebih baik lagi. Penulis menyadari dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak terlepas dari bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bpk. H. Endi Suandi, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Merak I Kec. Sukamulya yang telah memberikan arahan dan motivasinya kepada penulis; 2. Ibu Dra. Siti Dwi Dianawati selaku pengawas gugus 02 UPT TK, SD & PNFI Kec. Sukamulya yang telah memberikan arahan-arahan, bimbingan dan koreksi serta petunjuk kepada penulis; 3. Ade Aji Fachruroji selaku teman sejawat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini; 4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan PTK ini. 72 Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna memperbaiki kesalahan yang ada. Akhir kata, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Sukamulya, September 2011 INDAYANTI, S.Pd.SD. NIP. 19811215 201001 2 009 73 DAFTAR PUSTAKA LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i KATA PENGENTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...........................................................................1 1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................4 1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ...........................5 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................6 1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................6 1.6 Anggapan Dasar ..........................................................................7 1.7 Definisi Oprasional .....................................................................7 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Deskripsi Teoritis .............................................................................9 2.1.1 Pengertian Menulis ...............................................................9 2.1.2 Tujuan Menulis ....................................................................10 2.1.3 Jenis-Jenis Karangan ............................................................12 2.2 Karangan Deskripsi ..........................................................................15 2.2.1 Pengertian Karangan Deskripsi ..............................................15 2.2.2 Pendekatan Karangan Deskripsi .............................................16 2.2.3 Ciri-ciri Karangan Deskripsi ...................................................17 2.2.4 Jenis Karangan Deskripsi ........................................................17 2.2.5 Langkah-Langkah Menyusun Karangan Deskripsi .................18 2.3 Penalaran ..........................................................................................19 2.3.1 Analog Sebagai Proses Penalaran ...........................................20 2.3.2 Pengertian Analogi ..................................................................21 2.3.3 Pengertian Teknik Analogi .....................................................22 2.3.4 Aktifitas Metaforik ..................................................................23 2.3.5 Langkah-langkah Teknik Analog............................................25 iii 74 2.3.6 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Analog .............................25 2.4 Tinjauan Pembelajaran Menulis .......................................................26 2.4.1 Tinjauan Umum ......................................................................26 2.4.2 Tinjauan Khusus .....................................................................27 2.5 Bahan Pelajaran Menulis ..................................................................28 2.6 Alat Evaluasi ....................................................................................29 2.7 Kerangka Berfikir .............................................................................30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ............................................................................33 3.2 Waktu dan tempat Penelitian ............................................................34 3.2.1 Waktu Penelitian...................................................................34 3.2.2 Tempat Penelitian .................................................................34 3.3 Subjek penelitian ..............................................................................34 3.4 Prosedur Penelitian ...........................................................................34 3.5 Tahap Pelaksanaan tindakan dan pengematan .................................35 3.6 Refleksi .............................................................................................37 3.7 Instrumen Penelitian .........................................................................37 3.7.1 Observasi .................................................................................37 3.7.2 Tes ...........................................................................................38 3.7.3 Wawancara ..............................................................................38 3.7.4 Tata lapangan ..........................................................................38 3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................39 3.8.1 Reduksi Data ...........................................................................39 3.8.2 Penyajian Data ........................................................................39 3.8.3 Penarikan Simpulan, Verifikasi dan Refleksi ........................39 3.9 Pelaksanaan Tindakan Siklus ...........................................................40 3.9.1 Tindakan Kelas Siklus I ..........................................................41 3.9.2 Tindakan Kelas Siklus II .........................................................42 iv 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada Siklus Kesatu ...................................................49 4.2 Hasil Penelitian Pada Siklus Kedua ...................................................53 4.3 Pembahasan Tiap Siklus .....................................................................57 4.4 Instrumen Siswa .................................................................................61 4.5 Instrumen Guru ...................................................................................62 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ........................................................................................64 5.2 Saran ...................................................................................................65 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................67 v 76 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGARANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKHNIK ANALOGI DI KELAS VB SD NEGERI MERAK I KEC. SUKAMULYA TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2011-2012 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) INDAYANTI, S.Pd.SD. NIP. 19811215 201001 2 009 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANGERANG SD NEGERI MERAK I UPT TK, SD & PNFI KECAMATAN SUKAMULYA 2011 77 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Hari / Tanggal : SDN Merak I : Bahasa Indonesia :V/I : 3 x 35 Menit : Selasa, 20 September 2011 I. Standar Kompetensi Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan. II. Kompetensi Dasar Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. III. Indikator 1. Menentukan tema atau topik karangan dengan metode teknik analogi 2. Menyusun karangan deskripsi menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan ejaan yang tepat. 3. Menulis karangan dengan menggunakan teknik analogi IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menulis karangan dengan menggunakan metode teknik analogi. 2. Siswa dapat menulis karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat. V. Materi Menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik analogi VI. Metode Pelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan VII. Langkah – langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif Berdoa Absensi Apersepsi 78 2. Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan denganmetode teknik analogi, . Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang menulis karangan dengan metode teknik analogi. Siswa menyusun karangan dengan menggunakan metode teknik analogi menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan. 3. Kegiatan Akhir Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah dipelajari . Memberikan pekerjaan rumah / PR Guru menutup pelajaran. VIII. Media dan Sumber 1. Media 2. Teknik analogi Sumber 1. Kurikulim KTSP 2. Buku bahasa Indonesia yang relevan IX. Evaluasi Prosedur Tes Jenis Tes Bentuk Tes Alat Tes : Hasil : Ketepatan menulis karangn : menyusun karangan : karangan deskripsi Mengetahui, Kepala Sekolah Sukamulya, September 2011 Guru Kelas V H. ENDI SUANDI, S.Pd. NIP. 19811215 201001 2 009 INDAYANTI, S.Pd.SD. NIP. 19811215 201001 2 009 79 Lampiran 2 Hasil Belajar pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Nama Ahmad Rafli Purnama Andika Prasetya A’an Mahendra Abdul Roup Aina Maya Alis Fatmiyanti Arif Rahman Arum Maryani Hakiki Ayub Mangapul Hutabarat Burhanuddin Abdullah Cindi Sintiyawati Dewi Sri Astuti Dika Aziz Sanda Dio Putpita Susanto Elsa Benanda Engelita Pebriyana Erlan Ramdani Famidya Ayu Safitri Hana Eka Fitrianingsih Hilal Ammar Muafi Ibnu Muffasirin Ikhsan Zamzami Ahmad Lilis Nurhasanah M. Apriyana M. Akbar Maulana Mohamad Erlangga Muhammad Hafidz Muhamad Sandi Mashfuufah Awaliyyah Mella Rosinta Anjani Muhammad Iqrom Fadilah Nurhayati Nilai Ketuntasan 80 No 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Nama Nilai Ketuntasan …. …. Prihandoyo Apriandi Rafly Maulana Kusuma Raka Haikal Ridwan Ciptamukti Ridzky Dwi Nurdiandi Rizkany Fazri Syifa Gita Meilani Wieke Meyrawati Wiwi Handini Annisa Firdaus Erlin Mulyani Leli Fitriyani Martin Sihombing Cecep Rusdiandi Shaldi Nabila Sari Indri Listiawati Suhendi Rata-rata Keterangan: 0 = tidak tuntas 1 = tuntas 81 Lampiran 3 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Hari / Tanggal : SD Negeri Merak I : Bahasa Indonesia :V/I : 3 x 35 Menit : Selasa, 27 September 2011 X. Standar Kompetensi Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan XI. Kompetensi Dasar Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. XII. Indikator 4. Menentukan tema atau topik karangan dengan metode teknik analogi 5. Menyusun karangan deskripsi menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan ejaan yang tepat. 6. Menulis karangan dengan menggunakan teknik analogi XIII. Tujuan Pembelajaran 3. Siswa dapat menulis karangan dengan menggunakan metode teknik analogi. 4. Siswa dapat menulis karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat. XIV. Materi Menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik analogi XV. Metode Pelajaran 5. Ceramah 6. Tanya jawab 7. Diskusi 8. Penugasan XVI. Langkah – langkah Pembelajaran 4. Kegiatan Awal Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif Berdoa Absensi Apersepsi 82 5. Kegiatan Inti Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan denganmetode teknik analogi, . Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang menulis karangan dengan metode teknik analogi. Siswa menyusun karangan dengan menggunakan metode teknik analogi menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan. 6. Kegiatan Akhir Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah dipelajari . Memberikan pekerjaan rumah / PR Guru menutup pelajaran. XVII. Media dan Sumber 3. Media 4. Teknik analogi Sumber 3. Kurikulim KTSP 4. Buku bahasa Indonesia yang relevan XVIII. Evaluasi Prosedur Tes Jenis Tes Bentuk Tes Alat Tes : Hasil : Ketepatan menulis karangn : menyusun karangan : karangan deskripsi Mengetahui, Kepala Sekolah Sukamulya, September 2011 Guru Kelas V H. ENDI SUANDI, S.Pd. NIP. 19811215 201001 2 009 INDAYANTI, S.Pd.SD. NIP. 19811215 201001 2 009 83 Lampiran 4 Hasil Belajar pada Siklus kedua No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Nama Ahmad Rafli Purnama Andika Prasetya A’an Mahendra Abdul Roup Aina Maya Alis Fatmiyanti Arif Rahman Arum Maryani Hakiki Ayub Mangapul Hutabarat Burhanuddin Abdullah Cindi Sintiyawati Dewi Sri Astuti Dika Aziz Sanda Dio Putpita Susanto Elsa Benanda Engelita Pebriyana Erlan Ramdani Famidya Ayu Safitri Hana Eka Fitrianingsih Hilal Ammar Muafi Ibnu Muffasirin Ikhsan Zamzami Ahmad Lilis Nurhasanah M. Apriyana M. Akbar Maulana Mohamad Erlangga Muhammad Hafidz Muhamad Sandi Mashfuufah Awaliyyah Mella Rosinta Anjani Muhammad Iqrom Fadilah Nurhayati Nilai Ketuntasan 84 No 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Nama Nilai Ketuntasan …. …. Prihandoyo Apriandi Rafly Maulana Kusuma Raka Haikal Ridwan Ciptamukti Ridzky Dwi Nurdiandi Rizkany Fazri Syifa Gita Meilani Wieke Meyrawati Wiwi Handini Annisa Firdaus Erlin Mulyani Leli Fitriyani Martin Sihombing Cecep Rusdiandi Shaldi Nabila Sari Indri Listiawati Suhendi Rata-rata 85 Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI SISWA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/I Hari/Tanggal : …………….. Fokus Observasi : Meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan teknik analogi Kriteria No 1 2 3 4 5 6 7 Pernyataan Tanggapan siswa dalam memperhatikan penjelasan umum tentang pembelajaran menulis karangan deskripsi Susunan kalimat Pemilihan Kata Penggunaan EYD Sudut pandang Isi karangan penggunaan waktu kerja secara tepat Siklus Pertama Siklus Kedua cukup Baik cukup kurang cukup cukup cukup Baik Baik Baik Baik Baik kurang Baik Pengamat, (…………………………………) NIP. ………………………. 86 Lampiran 6 LEMBAR OBSERVASI GURU Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/I Hari/Tanggal : …………….. Fokus Observasi : Meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan teknik analogi No Pernyataan Keadaan pada tiap Siklus I II 1 Perangkat pembelajaran baik baik 2 Pembukaan baik baik 3 Kegiatan inti pembelajaran baik baik 4 Penutup baik baik 5 Penampilan guru baik baik 6 Penguasaan metode baik baik Pengamat, (……………………………) NIP. ………………………