bab 2 tinjauan pustaka

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Self-Esteem
2.1.1 Pengertian Self-Esteem
Menurut Rosenberg (dalam Mruk, 2006), Self-Esteem merupakan bentuk
evaluasi dari sikap yang di dasarkan pada perasaan menghargai diri individu, yang bisa
berupa perasaan perasaaan positif maupun negatif, tidak hanya menyangkut masalah
pribadi dan psikologis termasuk juga di dalamnya interaksi sosial. Dikatakan juga oleh
Coopersmith, (dalam Miller & Moran, 2012), Self-Esteem merupakan hasil evaluasi
individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan sikap penerimaan atau penolakan
serta menunjukan seberapa besar individu percaya pada dirinya, berarti, berhasil dan
berharga. Menurut Baron dan Byrne (dalam Geldard, 2010), menyebut harga diri
sebagai penilaian terhadap diri sendiri yang dibuat individu dan dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding.
Gecas dan Rosenberg (dalam Hurlock, 2007), mendefinisikan harga diri sebagai
evaluasi positif yang menyeluruh tentang dirinya. Sementara itu Coopersmith dan
Rosenberg (dalam Lopez & Synder, 2003), mengatakan bahwa penting bagi kita untuk
mengukur bagaimana seseorang menilai dirinya melalui bagaimana mereka dilihat oleh
orang lain yang berperan penting atau berpengaruh dalam kehidupan mereka, seperti
teman sebaya, lingkungan masyarakat, dan anggota keluarga. .
Berdasarkan beberapa uraian tentang pengertian Self-esteem, dapat disimpulkan
bahwa self-esteem adalah penilaian individu secara pribadi terhadap dirinya sendiri
secara positif dan negative yang dipengaruhi oleh pencapaiannya dalam hidupnya,
kemampuannya secara keseluruhan, hasil interaksi dengan orang - orang yang penting
dilingkungannya, dari sikap, penerimaan, penghargaan serta perlakuan orang lain
terhadap dirinya.
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Self-esteem
Menurut Monks (2004), Hurlock (2007), Twenge dan Crooke (dalam Mruk,
2006), menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi self-esteem seseorang
kelima faktor tersebut yaitu:
7
8
A. Lingkungan Keluarga.
Harga diri seseorang dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting dalam
kehidupan individu yang bersangkutan. Seperti pada contohnya dari orang-orang yang
signifikan adalah orang tua dan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan tempat
interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang. Jadi dengan adanya
penerimaan dan juga penghargaan dari orang tua ataupun keluarga sangat
mempengaruhi self-esteem seseorang.
B. Lingkungan Sosial.
Menurut Monks (2004), kedudukan kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan,
pendapatan dan tempat tinggal. Individu yang memiliki pekerjaan dengan posisi yang
bagus dengan jenjang yang pasti, pendapatan yang lebih tinggi dan tinggal dalam lokasi
rumah yang lebih besar dan mewah dipandang memiliki kelas sosial yang lebih tinggi.
Bentuk penghargaan dan penerimaan lebih baik yang diterima dari masyarakat dengan
memiliki status sosial yang lebih tinggi menyebabkan individu yang dipandang dengan
kelas sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih berharga dari orang lain.
Sebalinya, kehilangan kasih sayang, penghinaan, kegagalan dan dijauhi teman sebaya
akan menurunkan harga diri Lingkungan sosial merupakan tempat individu
mempengaruhi bagi pembentukan harga diri. Individu mulai menyadari bahwa dirinya
berharga sebagai individu dengan lingkungannya.
C. Faktor Psikologis.
Kesuksesan yang diterima oleh individu tidak mempengaruhi harga diri secara
langsung, melainkan disaring terlebih dahulu melalui tujuan dan nilai yang dipegang
oleh individu.
D. Jenis kelamin.
Perbedaan jenis kelamin mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam
Dimensi dan batasan pola pikir, cara berpikir, dan bertindak antara laki-laki dan
perempuan
E. Cita-cita
Menurut Hurlock (2007), bila seseorang memiliki keinginan yang tidak realistic
atau keinginan yang terlampau tinggi akan rentan mengalami kegagalan. Dalam hal ini
9
akan menimbulkan keadaan tidak mampu dan reaksi bertahan, dimana orang tersebut
akan cenderung menyalahkan orang lain atas kegagalannya.
F. Suku & Etnis
Twenge & Crooke (dalam Mruk, 2006), mengatakan bahwa seseorang akan
memiliki self-esteem lebih tinggi ketika seseorang berasal dari suku atau etnis minoritas.
Dikarenakan suku minoritas terfokus pada kualitas positif dan mengangkat status dari
suku minoritas tersebut.
2.1.3 Fungsi Self-esteem
Self-esteem juga memiliki peran penting sesuai dengan jenisnya. Dikatakan oleh
Mruk (2006) Self-esteem merupakan suatu kompetensi dan kelayakan yang memiliki
peran penting terhadap perilaku seseorang. Seperti halnya menurut Hill (2013), peran
dari Self-esteem ialah berfungsi sebagai sebuah sumber daya yang melindungi individu
dari ancaman potensial seperti penolakan atau kegagalan. Seseorang yang memiliki
Self-esteem yang tinggi kurang memiliki potensi untuk melindungi diri dari penolakan
dan kegagalan dikarenakan seseorang yang memiliki Self-esteem yang tinggi akan susah
mengalami suatu kegagalan. Seseorang yang memiliki Self-esteem yang rendah jauh
lebih berpotensi dalam melindungi diri dari penolakan. Seseorang dengan Self-esteem
yang tinggi terbiasa untuk tidak cemas dengan adanya penolakan dan kegagalan,
dibandingkan seseorang yang memiliki Self-esteem rendah.
2.1.4 Jenis Self-esteem
Menurut Rosenberg (dalam Mruk, 2006), menggolongkan Self-esteem menjadi 2
yaitu :
1.
Self-esteem Tinggi
Menurut Rosenberg (dalam Mruk, 2006), individu yang memiliki Self-esteem
yang tinggi, merasa dirinya berharga namun tidak mengaggumi dirinya sendiri atau
mengharapkan orang lain menghargai dirinya. Individu yang memiliki Self-esteem yang
tinggi cenderung terus berintrospeksi diri dan mengembangkan dirinya. Dikatakan oleh
Baumeister, Campbell, Krueger dan Vohs (dalam Mruk, 2006), Individu dengan Selfesteem tinggi merasa kehidupan, diri sendiri, masa depan akan lebih baik, dibandingkan
dengan orang yang memiliki Self-esteem rendah. Seseorang yang memiliki Self-esteem
tinggi mampu memecahkan masalah dibawah tekanan, mampu membantu pekerjaan
yang membutuhkan inisiatif dan ketekunan. Dikatakan juga oleh Baumeister,
10
Campbell, Krueger & Vohs (dalam Mruk, 2006), seseorang yang memiliki Self-esteem
tinggi dapat terhindar dari kecemasan, mampu menghadapi stress dan mampu
menghadapi trauma.
2. Self-esteem Rendah
Dikatakan oleh Rosenberg dan Owens (dalam Mruk 2006), individu yang
memiliki Self-esteem rendah teridentifikasi memiliki karakterisrik rendah diri, terutama
apabila dibandingkan dengan orang lain yang memiliki Self-esteem tinggi memiliki
perasaan yang hipersensitiv, tidak stabil, memiliki rasa kurang percaya diri, menjadi
lebih peduli dan lebih melindungi Self-esteem yang dimiliki dari ancaman yang
mengancam Self-esteemnya, lebih menghindari mengambil sesuatu yang beresiko,
pesimis, kesepian dan keterasingan. Dikatakan juga oleh Mruk (2006), beberapa
penyebab Self-esteem rendah adalah mengalami trauma di masa kecil, mengalami
pengkhiantan (yang menimbulkan perasaan depresi, permusuhan dan terisolasi), dan
mengalami stigmatisasi (rasa menyalahkan diri sendiri dan malu).
Walaupun self-esteem hanya dibagi menjadi 2, Coopersmith (1959, 1967) dan
Rosenberg (1965) (dalam Mruk 2006), mengatakan bahwa terdapat jenis self-esteem
normal. Pada perspektif self-esteem normal, seseorang cukup memiliki pengalaman
positif untuk menghindari masalah, namun tidak mencapai keadaan yang benar benar
tinggi, dan menginginkan kondisi self-esteem yng lebih tinggi. sehingga orang orang
yang memiliki self-esteem normal berada pada kondisi yang cukup stabil, aman,
seimbang dan mampu membuat self-esteemnya menjadi lebih tinggi. (Coopersmith
(1959, 1967) & Rosenberg (1965), dalam Mruk, 2006).
2.2
Emerging Adult
2.2.1 Pengertian Emerging Adult
Partisipan pada penelitian ini berusia 18 – 25 tahun, yang secara fase
perkembangan berada pada Fase Emerging adult yaitu dengan rentang usia 18-29 tahun.
(Arnett, 2000). Menurut Arnett dan Fishel (2013), pada usia 18-21 tahun memasuki
tahap launching yang mana pada tahap ini emerging adults lebih menuju kemandirian
seperti memilih perguruan tinggi, percintaan, ataupun tempat tinggal. Pada usia 22-25
tahun emerging adults memasuki tahap exploring salah satunya ialah aspek percintaan,
dalam kehidupan percintaan emerging adults melalui proses seperti mencari cinta,
mencintai, kehilangan cinta dan menemukan cinta yang baru namun pada tahap ini
11
emerging adults sudah mencari sesuatu yang lebih intim serta terlihat adanya kehidupan
pernikahan yang membahagiakan. Sementara itu, menurut Arnett (2000), terdapat 5 hal
dalam fase perkembangan emerging adult.
1.
The Age Identity Exploration
Pada usia emerging adult individu akan terus mencoba bermacam macam
kemungkinan, terutama dalam hal cinta dan pekerjaan. Individu yang memasuki tahap
ini, akan lebih mengeksplorasi kemungkinan kehidupan mereka di berbagai bidang,
terutama di bidang pekerjaan dan cinta. Individu ini akan lebih independen dan
memutuskan untuk meninggalkan rumah untuk dapat lebih betanggung jawab, bekerja
dan menikah.
2.
The Age of Instability
Walaupun emerging adult sudah memilih untuk mengambil sebuah tanggung
jawab untuk bekerja dan menikah, mereka masih berada di titik yang tidak stabil
dikarenakan masih banyaknya ide ide dalam diri mereka untuk lebih di eksplorasi,
namun kebanyakan ide ide tersebut masih belum mencapai titik kematangan karena
ketidak stabilan dalam perkembangannya. Masih banyak rencana rencana yang
direncanakan dan pada akhirnya harus kembali di telaah ulang dikarenakan belum
matangnya rencana tersebut.
3.
The Self-focused Age
Emerging Adult merupakan usia dimana individu berpusat pada dirinya sendiri,
melakukan segala sesuatu dengan caranya sendiri. Walaupun dibalik semua itu mereka
masih memiliki orang tua atau saudara yang menjadi batas standard dan aturan dalam
menjalani hidup. Disini merupakan awal dimana mereka belajar menentukan aturannya
sendiri pada saat nanti mereka sudah memiliki keluarga sendiri, pekerjaan tetap dan
komitmen dalam hidup.
4.
The Age of feeling in between
Dalam emerging adult, mereka memasuki tahapan transisi dimana dari masa
remaja ke dalam dewasa. Individu berusaha memahami suatu hal dengan cara dan
logika yang dewasa walaupun masih berada di dalamnya logika remaja masih
mempengaruhi cara berpikirnya. Mereka masih terus mengeksplorasi dirinya dalam
ketidakstabilan cara berpikir sehingga mereka masih harus berpegang pada aturan
aturan dasar yang ada.
12
5.
The Age of Possibilities
Emerging adult merupakan suatu fase dimana mereka mencoba berbagai
kemungkinan untuk mengeksplorasi tentang harapan harapan yang akan di wujudkan
pada saat mereka memasuki fase yang lebih tinggi lagi. Mereka mencoba berbagai
macam hal yang menurut individu tersebut masih mungkin dicapai di usianya, seperti
mencari pekerjaan, mencari pasangan hidup dan merencanakan berbagai rancangan
masa depan untuk dijalani.
2.2.2 Tugas Emerging Adult
Menurut Arnett (2000) dan Arnett (dalam Santrock, 2008), seperti yang
dijabarkan diatas emerging adult memiliki tugas tugas yang harus dipenuhi diantaranya
ialah:
1.
Menerima keadaan dirinya
2.
Mengeksplorasi identitas diri
3.
Mencari pekerjaan
4.
Mencari pasangan hidup
5.
Meninggalkan reaksi dan adaptasi kekanak kanakan.
6.
Mengetahui dan menerima kemampuan diri sendiri
7.
Membina hubungan (bergaul) dan mengemban tanggung jawab
sosial,dimana salah satu caranya adalah dengan mencari dan
bergabungdengan suatu kelompok sosial yang cocok
2.2.3 Self-Esteem pada Emerging Adult.
Menurut Rosenberg dan Owens (dalam Guindon, 2010), seseorang yang
memiliki Self-Esteem yang tinggi cenderung mampu menghargai dirinya,
mengintrospeksi dirinya dan mampu berkembang dengan hasi introspeksi dirinya,
sebaliknya seseorang yang memiliki Self-Esteem yang rendah akan cenderung menutup
diri, pesimis, sinis dan berusaha untuk melindungi Self-Esteemnya dengan berusaha
tidak membuat kesalahan. Sementara itu menurut Arnett (2000), Emerging adult ialah
fase dimana dirinya mampu mengeksplorasi identitas diri. Dengan adanya kemampuan
eksplorasi identitas diri maka seorang emerging adult mampu mengetahui dan
menerima kemampuan diri sendiri, menerima keadaan dirinya. Sehingga
kesimpulannya, seseorang di fase emerging adult mampu mengevaluasi bagaimana
tinggi atau rendahnya Self-Esteem yang dimilikinya.
13
2.3
Online Dating
2.3.1 Pengertian Online Dating
Menurut Kamus Online Cambridge (2014), pengertian online dating ialah suatu
cara memulai hubungan romantis di internet, dengan memberikan informasi tentang diri
Anda atau membalas informasi orang lain. Dikatakan juga oleh Egan (dalam Toma,
Hancock dan Ellison 2008), online dating adalah sebuah layanan yang berbasis Internet,
yang memudahkan pengguna untuk membuat profil di Internet dan kemudian digunakan
untuk mengkontak dan dikontak pengguna lain. Sementara itu oleh Kamus Online
Oxford (2014), online dating merupakan suatu cara praktis mencari pasangan romantis
atau seksual di Internet, biasanya melalui situs khusus yang disediakan khusus untuk
online dating. Sedangkan dikatakan juga oleh Hardey (dalam Degenova 2004), online
dating merupakan suatu layanan yang dibuat untuk membuat seseorang bersama, salah
satu cara bertemu orang baru dan membuat sebuah perkembangan pada suatu hubungan.
Menurut Hartman (dalam Fazriyati, 2013), tujuan dari online dating ialah
memberitahukan orang lain mengenai diri sendiri dan memberitahu pada orang lain
tentang apa yang di cari dalam online dating.
Seperti dikutip dari Setipe.com pada salah satu situs online dating yang bernama
Setipe, Setipe merupakan situs online dating yang menggunakan system perhitungan
kecocokan untuk match making pasangan. dengan menggunakan salah satu alat test
yang berbasis pada Algoritma dan menggabungkan ilmu psikologi di dalamnya, anggota
terlebih dahulu diberikan psikotest sebagai dasar match making anggotanya. Anggota
lain tidak bisa melihat data anggota lainnya kecuali anggota lain tersebut memiliki
kecocokan dengan anggota lain yang sedang mencari pasangan. Setipe memiliki tingkat
keamanan yang cukup tinggi yang menghindarkan seseorang dari perkenalan yang tidak
diinginkan karena terpaut perbedaan yang cukup signifikan.
Namun berbeda dengan Setipe, ditulis dalam indonesiacupid.com, mendaftar
menjadi anggota pada situs Indonesiacupid.com tidak dipungut biaya dan sudah bisa
menjadi anggota dan melakukan online dating. Pada anggota gratis hanya diberikan
fasilitas untuk dapat melihat biodata dari anggota lain. Untuk dapat berkirim pesan serta
saling berkomunikasi lebih lanjut, seseorang harus mendaftar pada kanggotaan Gold
atau Platinum. Pada keanggotaan Gold dapat berkomunikasi dengan seluruh anggota
lain dan posisi profil berada diatas keanggotan standar. Sementara itu pada keanggotaan
14
Platinum mendapatkan fasilitas yang sama dengan Gold, namun mendapatkan fasilitas
pesan secara video, bisa melangsungkan berkomunikasi secara video apabila anggota
memiliki perangkat webcam serta letak profil dan lambing profil berada diatas
keanggotaan Gold.
Begitu juga dengan Tinder dan juga Beetalk yang memiliki fitur yang berbeda
dengan Setipe dan juga Indonesiacupid. Untuk pengguna smartphone lebih banyak
menggunakan dua aplikasi smartphone ini dikarenakan penggunaannya yang cukup
simple dengan hanya memberikan tanda tertentu untuk menunjukan ketertarikannya
pada seseorang yang menampilkan profilenya dalam aplikasi tersebut dan apabila satu
sama lain memberikan tanda yang sama maka keduanya akan dapat berkomunikasi
untuk memulai perkenalan.
2.3.2 Emerging Adult dan Online Dating
Menurut Arnett (2000) dan Arnett (dalam Santrock, 2008), tugas emerging adult
ialah bekerja, menerima keadaan dirinya, mengeksplorasi identitas diri, meninggalkan
reaksi dan adaptasi kekanak - kanakan, mencari pasangan hidup dan mampu mencari
lingkungan sosial yang cocok. Waktu individu yang sedang berada pada fase emerging
adult sudah banyak tersita dikarenakan kesibukannya untuk memenuhi tugas yang
menjadi tugas dasar dari emerging adult sendiri, yang menyebabkan mereka yang ada
pada fase tersebut mempunyai suatu jalan alternative untuk memenuhi semua tugas
tugasnya. Salah satu alternative bagi emerging adult adalah dengan melakukan online
dating. Dikarenakan dengan menggunakan sarana online dating individu yang berada
dalam fase emerging adult masih tetap dapat beraktifitas memenuhi tugas tugasnya
sebagai seorang emerging adult.
2.4
Kerangka Berpikir
Dalam Penelitian ini individu yang menjadi partisipan yang sedang diteliti oleh
peneliti adalah individu yang berada pada usia 18-25 tahun. Usia tersebut merupakan
usia seseorang yang berada pada fase emerging adult (Arnett, 2000). Menurut Arnett
(2000) dan Arnett (dalam Santrock, 2008), seperti yang dijabarkan diatas emerging
adult memiliki tugas tugas yang harus dipenuhi diantaranya ialah menerima keadaan
dirinya, mengeksplorasi identitas diri, Mencari pekerjaan, mencari pasangan hidup,
meninggalkan reaksi dan adaptasi kekanak kanakan, mengetahui dan menerima
kemampuan diri sendiri, Membina hubungan (bergaul) dan mengemban tanggung jawab
15
sosial,dimana salah satu caranya adalah dengan mencari dan bergabung dengan suatu
kelompok sosial yang cocok. Sehingga online dating merupakan salah satu cara
alternative yang dapat dilakukan oleh Emerging Adult untuk memenuhi salah satu
tugasnya. Online dating merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh Seseorang,
ketika mereka merupakan pengguna internet aktif dan ingin memiliki suatu hubungan
romantis dari internet (Cambridge, 2014).
Berdasarkan penelitian Kim, M., Kwon, K-N dan Lee, M. (2009), di Amerika,
diketahui bahwa individu yang melakukan online dating memiliki tingkat Self-esteem
yang lebih tinggi daripada yang tidak melakukan online dating dan juga terdapat
fenomena yang menjelaskan apabila seseorang yang melakukan online dating dapat
mengalami penurunan atau peningkatan Self-esteem. Di Indonesia seseorang yang
melakukan online dating dianggap memiliki tingkat Self-esteem yang rendah, namun
sampai dengan penelitian ini dilakukan belum ada sumber atau penelitian yang
mencantumkan bagaimana gambaran pasti dari self-esteem pada emerging adult anggota
situs online dating di Indonesia khususnya Jakarta. Self-esteem memiliki peran penting
dalam kehidupan sehari hari sehingga bukan tidak mungkin Self-esteem mampu
mempengaruhi aktifitas online dating yang di lakukan oleh emerging adult. Sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini guna memberikan gambaran pasti dari
Self-esteem emerging adult anggota online dating.
16
Download