TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM Sistem Morfologi Kata Benda dan Kata Sifat Bahasa Minangkabau 15 ~mD11naan dan Pengembangan Bahasa en Pendidikan dan Kebudayaan v T IDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM Sistem Morfologi Kata Benda dan Kata Sifat Bahasa Minangkabau Sistem Morfologi Kata Benda dan Kata Sifat Bahasa Minangkabau PERPU S T A KAA\1 PUS AT P , 91N.\ '\'\I D'\N PENGE M B A'\IG~'\1 BAH'S~ DEPARTEM EN PE '\IDI DIKAN DAN KEB'UDAYAAN Oleh : Be Kim Hoa Nio Zainuddin H. R.L. Yusran Khatib . . Zainil H. Yusna Yusuf J anit(}er Japas Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1984 iii Hak cipta pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Naskah buku ini semula merupakan basil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat 1980/1981 , disunting dan diterbitkan dengan dana Proyek Penelitian Pusat Staf inti Proyek Pusat: Dra. Sri Sukesi Adiwimarta (Pemimpin), Drs. Hasjmi Dini (Bendaharawan), Drs. Lukman Hakim (Sekretaris), Prof. Dr. Haryati Soebadio , Prof. Dr. Amran Halim dan Dr. Astrid Sutanto (Konsultan) Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang digunakan atau diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah Alamat penerbit: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun , Jakarta Timur. iv PRAKATA Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (19 79/ 1980 - 1983/ 1984) telah digariska n J<ebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kebudaya~n nasional dalam berbagai. seginya . Dalam kebijaksanaan ini, masalah kebahilsaan dan kesast raan merupakan salah satu masalah kebudayaan nasional yan~ perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana sehingga tujuan akhir pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah , termasuk sastranya , tercapai. Tujuan akhir itu adalah berkembangnya batiasa Indonesia sebagai sarana komvn,ikasi nasional dengan baik di kalangan masyarakat lu¥,. Untuk mencapai tujuan akhir itu, perlu dilakukan kegiatan kebahasaan dan kesastraan , seperti (I) pembakuan ejaan , tata bahasa , dan peristilahan melalui penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah , penyusunan berbagai kamus Indonesia dan kamus daerah, penyusunan berbagai kamus istilah, serta penyusunan buku pedoman ejaan, pedoma n tata bahasa , dan pedoman pembentukan istilah , (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan karya sastra daerah yang utama , sastra dunia , dan karya kebahasaan yang penting ke dalam bahasa Indonesia , (4) pengembangan pusat informasi kebahasaan dan kesastraan me1a1ui penelitian, inventarisasi, perekaman, pendokumentasian, dan pembinaan jaringan informasi, dan (5) pengembangan tenaga, bakat , dan prestasi dalam bidang bahasa dan sastra melalui penataran, sayembara mengarang , serta pemberian bea siswa dan hadiah atau tanda penghargaan. Sebagai salah satu tindak 1anjut kebijaksanaan itu , dibentuklah oleh Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah pada pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa (Proyek Penelitian Pusat) pada tahun 1974. Proyek itu bertugas mengadakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah v dalam aspek nya, terrnas uk peristii ahan unruk be1·bagai bida ng ilmu pengetalm an da n tek nologi. Karena luasnya masalah ke bahasa n dan kesastraan y<:ng perlu dijangka1,1 , sejak tahun !9 76 Proye k Pen eliiian Pusat ditu njang oleh I 0 proyek penelitian tingkat daeral1 yang berkeduJu kan di J 0 propinsi. yait u (I) Daerah Jstimewa Aceh , (2) Sumatra Barat , (3) Sumatra Selatan), (4) Jawa Barat, ( 5) Daerah Istimew a Yogyakarta , ( 6) J awa Tirnu r, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Selatan, (9) Sulawesi Utara, dan ( iO) Bali. Selanju tnya. sej ak tahun 198 1 telah diadakan pula p ro yek penelitian bahasa di 5 pwpinsi lain, yaitu : (1) Sumatra Ut ara , (2 ) Kaliman tan Barat. (3) Ria u, (4) Sulawesi Te ngal1 , dan (5) Maluku. Pada tahun 1983 ini telah diad aka n pula proyek penelitian bal1asa di 5 propinsi lain, yait u : (I ) J awa Tengah, (2) Lampung, (3) Kalimanta n Tengah , (4) Irian Jaya , da n ( 5) Nusa Tenggara Timur. Dengan· demikian , pada saat ini terdapat 20 proyek penelitian ti ngkat daerah di samping Proyek Penelit ian Pusat , yang berkcdudukan di J akarta . Program kegiatan pro yek penelitian bahasa el i daera h dan proyek Penelitian Pusat. sebagian disusun berdasa rkan Rencana lnduk Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dengan memperhatikan isi buk u Pelita dan usulusul yang diajukan oleh dae rah yang bersangkutan . Proyek Penelitian Pusat bertugas , an tara ·lain , se bagai koordinator , pengarah administratif dan teknis proyek penelitian daerah serta menerbitkan hasil penelitian bahasa dan sastra . Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berkedud ukan sebagai pembina proyek , baik proyek penelitian tingkat daerah maupun Proyek Penelit ian Pusat. Kegiatan penelitia n bahasa dilakukan atas d asar kerja sama dengan perguruan tinggi baik di daerah maupun di Jakar ta. Hingga tahun 1983 ini Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah telah menghasilkan leb ih kurang 65 2 naskah laporan penelitian bahasa dan sastra serta pengajaran bahasa dan sastra, dan 43 na skah kamus dan daftar istilah berbagai bidang ilmu dan teknologi. Atas dasar pertimbangan efisiensi kerja sejak talmn . 1980 penelitian dan penyusunan k~mus dan daftar istilah serta penyus.u nan kamus bahasa Indonesia dan bahasa daerah ditangani oleh Proyek Penelitia'n Bahasa dan Sastra Indo nesia dan Daerah, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Dalam rangka penyediaan sarana kerja sama buku-buku acuan bagi mahasiswa, dosen, guru, tenaga peneliti, serta masyarakat umum , naskahnaskah laporan hasil penelitian itu diterbitkan setelah dinilai dan disunting . vi Buku Sistem Morfologi Kata Benda dan Kata Sifat Bahasa Minangkabau ini semula merupakan naskah laporan penelitian yang berjudul " Sistem Morfologi Kata Be nda dan Kata Sifat Bahasa Minangkabau" , yang disusun oleh tim peneliti FKSS-IKIP Padang dalam rangka kerja sama dengan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah- Sumatra Barat tahun 1980/1981. Setelah melalui proses penilaian dan disunting oleh Drs. M. Djasmin Nasution dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, naskah ini diterbitkan dengan dana yang disediakan oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta . Akhirnya , kepada Dra. Sri Sukesi Adiwimarta, Pemimpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta (Proyek Penelitian Pusat) beserta staf, tim peneliti, serta semua pihak yang memungkinkan terbitnya buku ini, kami ucapkan terima kasH1 yang tak terhingga. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra di Indonesia. Jakarta , Januari 1984 Amran Halim Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa vii UCAP AN TERIMA KASIH Berkat dorongan dan petunjuk Pimpinan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta dan Pimpinan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat, kami telah dapat menyelesaikan tugas mendeskripsikan sistem morfologi kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau. Selain itu, kami juga telah mendapat bantuan dari berbagai pihak . Oleh karen a itu, kami, para peneliti, pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang telah memberi kami kesempatan melaksanakan penelitian ini melalui Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia Daerah serta kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatra Barat yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian ini di beberapa daerah tingkat II. Selain itu , kami sampaikan pula terima kasih kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Padang, Kabupaten Pariaman, Pesisir Selatan, Agam , Umapuluh Kota, dan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehfugga pengumpulan data terlaksana dengan baik serta kepada Rektor IKIP Padang dan Dekan FKSS IKIP Padang atas izin dan toleransi yang diberikan kepada kami selama melaksanakan penelitian ini. Demikian pula halnya dengan tim penilai daerah yang memberikan komentar dan saran-saran perbaikan, para pembahan di daerah-daerah yang diteliti, dan Bapak Drs. Amir Hakim Usman yang dengan sukarela dan senang hati memberikan penjelasan mengenai beberapa masalah yang membingungkan kami. Akhirnya, ucapan terima kasih ini kami sampaikan pula kepada Direktur Perpustakaan IKIP Padang yang telah menyediakan ruang ke.tja khusus bagi tim peneliti serta memberikan kelonggaran pada beberapa tenaga untuk pengetikan naskah dan perbanyakan laporan , terutama Saudara Susi Syambus, ix Nursal R., Bakhtaruddin Nasution, dan Agussalim Lubis. Semua kekurangan dan kemungkinan adanya kesalahan penyimpulan dalam penelitian ini adalah tanggungjawab tim peneliti. Padang, 22 Januari 1982 ! Tim Peneliti • X DAFTAR SINGKATAN BM FN FV FA FL FNu KB KS. KK KBil M R Rl R2 R3 .. 1+ .. 2 M v bahasa Minangkabau frase nomina frase verba frase ajektiva frase lokatif frase numeral kata benda kata sifat kata kerja kata bilangan morfem reduplikasi reduplikasi yang menyatakan jamak reduplikasi yang menyatakan menyerupai reduplikasi yang menyatakan intensitas kat a pertama berbeda dari kata berikutnya morfem vokal DAFTAR SIMBOL ===========> I ... I ...+... ( ...) f ··) menjadi transkripsi fonemis menggabungkan bagian-bagian menyatakan kesatuan menyatakan pilihan penghubung ada bagian yang dihilangkan xili DAFTAR lSI Halaman . ...... ........ ... ... .... .. .. .... ...... v UCAPAN TERIMA KAS IH ........ . . .. .. . . ..... ........ . . . . ix DAFTAR SINGKATAN . .... ... ... .. . . . ... . ...... . . . xi DAFT AR SIMB OL . . ..... ... .... . . . . . ....... . . . . . . DAFTAR lSI . . .... . .... . . . . . . . . . . . .. .... . . ... . . . xiii PRAKATA BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 XV Pendahuluan .. . .. . . .. .. . .. . . .. . .. . . .... ... . Latar belakang Masalah .. ... . . ... .. .. ... . .. . .. .. Tujuan Penelitian ... . .. . . . . . . . . . . . . . ... ..... . . Kerangk a Teori . . . ... .. . . . .. ...... . . . . . . . . . . . Penentuan Sumbe r Data . . .... . ...... .. ..... . .... Metode dan Teknik ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 4 BAB II Ciri-ciri Kata Benda dan Kata Sifat .... .. ..... . .. . . . 6 Ciri-ciri Morfologis . . . ...... . . ... . . . . . . ...... . . . Ciri-ciri Sintaksis .. . .. ..... .. .... ... . . . . . . . . . . . II 13 BAB III Bentuk Kata Benda dan Kat a Sifat .... .. . . . . .... . . . 16 3.1 Bentuk Kata Benda . . . ..... . .. ... . . .. . . . . . . . . . . . 3.1.1 Kata Benda Asal .. .. ... . ...... . . .... . ...... . . . . · 3.1.2 Kata Bantu Kata Benda .. .... .. . . .... . . . ..... . . . . 3.1.3 Kata Benda Bent ukan .... . . .. .. .. . .... . ...... . . . 3.1.3.1 Kata Benda Berimbuhan .. .. ...... . . ...... . . .. . 3 .1.3.2 Kat a Benda Berulang . .. . . . . . . . . . . . . . ....... .. . 3.1.3.3 Kata Benda Majemuk .. . .. . ..... . . . ... . .. . ... . 16 16 2 .2 2.3 XV I 2 2 17 18 18 24 36 3.2 Bentuk Kata Sifat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.2.1 KataSifatAsal ... . . . . . .... . . ... .. .... 3 .2.2 Kata Bantu Kata Sifat . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.2.3 Kata Sifat Bentukan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.2.3 .1 Kata Sifat Berimbuhan . . . . . . . . . · · · · · · 3.2.3.2 Kata Sifat Berulang . . . . . . . . . . . . · · · · · · 3.2.3.3 Kata Sifat Majemuk ....... .... .. · · · · · · .. .. .. . . ·· ·. ·· 44 45 46 46 47 49 52 . . . . . . . . .. . . . . .. .. ... · · · · · · · · 60 BAB V Makna Kata Benda dan Kat a Sifat . . . . . . . . . . . . . . . . . 65 5.1 5.2 Makna Kat a Bend a . ... . .... · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · Makna Kat a Sifat . . . . . . . . . . . . . · · · · · · · · · · · · · · · · · 65 71 BAB VI Kesimpulan dan Saran .. . . ... . · · · · · · · · · · · · · · · · · 6 .1 Kesirnpulan .. . ... . .. . · · . · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · 6.2 Saran .. .... . .. . . · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · 76 76 77 PAFTARPUSTAKA . . .... . .. .. · ·. · · · · · · · · · · · · · · · · · 78 LAMPIRAN . ... . .. . . . . . . . . . . · . . · · · · · · · · · · · · · · · · · 80 - BAB IV Morfofonemik xvi . . . . · · · ... ... ... ... ··· · ·-· ·· · .. . ... .. . .. . · ·· · ·· ··· BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Dalam keane karagaman kebudayaan di Indonesia, bahasa Minangkabau merupakan suatu bahasa daerah yang pemakaiannya meliputi Propinsi Sumatra Barat dan daerah Muko-muko (Bengkulu) , Natal dan Barus (Sumat ra Utara), Tapak Tuan (Aceh) , Bangkinang, serta Pekan baru dan Taluk (Riau) (Zainuddin; 1967). Pada saat ini penduduk Sumatera Barat be~umlah 3 .554 .000 orang (Statistik ; 1978) dan ditaksir 90% di antaranya adalah pe; nutur bahasa Minangkabau. · Sebagai suatu bahasa daerah , bahasa Minangkabau mempunyai fungsi mengembang bahasa nasional. Bahasa daerah adalah suatu rimba raya bagi ramuan bahasa nasional . Pemeliharaan dan pelestarian bahasa daerah sangat diperlukan untuk pengemban itu . Salah satu caranya ialah dengan meneliti bahasa itu untuk mencapai formula-formula yang baku, yang dapat dijadikan standar bagi pemakaian bahasa yang bersangkutan. Pada waktu yang 1alu telah banyak dilakukan penelitian terhadap bahasa Minangkabau ini , baik mela1ui penelitian perorangan maupun penelitian kelompok , antara lain mengenai fo nologi dail morfologi kata ke~a (Be , 1961), ortografi (Nur, 1966), transformasi bahasa Minangkabau (Lenggang: 1967), Struktur bahasa Minangkabau : sintaksis (Be ,_ 1978), morfologi dan sintaksis (Be , 1979) dan morfo1ogi kata kerja bahasa Minangkabau (Be , 1980). Setelah kita mempelajari hasil-hasil penelitian di atas , ternyata bahwa hasil penelitian itu be1um 1agi membahas sistem morfologi kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau secara mendalam dan terperinci. 2 Dengan telah dilakukannya penelitian tentang sistem morfologi kata bend a dan kata sifat bahasa Minangkabau, hal ini berarti bahwa kita te lah melengkapi penelitian morfologi kata kerja bahasa Minangkab au pada yang lalu , yang diharapkan dapat menolong penelitian-penelitian selanj utn ya seperti penelitian sistem frase dan sintaksis lanjutan bahasa Minangkabau guna kelengkapan penelitian bahasa Minangkabau di bidang linguistik . 1.1.2 Masalah Penelitian sistem morfologi kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau perlu dilakukan secara men.dalam demi pengembangan , pembinaan , dan pembakuan bahasa ini. Aspek -aspek khusus yang telah diteliti adalah ciri-ciri prakatagorial, morfologi dan sintaksis , proses pembentukannya, serta maknanya . 1.2 , Tujuan Fenelitian Tujuan penelitian ini adalah deskripsi sistem morfo logi kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau yang lengkap dan terperinci. 1.3 · Kerangka Teori ( Pengelompokan kata yang dipakai dalan1 penelitian ini sesuai dengan pengelompokan kata yang dipakai dalam laporan penelitian " Morfologi dan Sintaksis Bahasa Minangkabau" oleh tim peneliti FKSS IKIP Padang, 1977 I 1978). Di dalam laporan ini kata dibagi atas dua kelas, yaitu kata utama dan kata fungsi . Yang termasuk kata utama ialah kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata keterangan , sedangkan kata fungsi ialah depan, kata sambung, kata sandang , dan kata seru. Dalam penganalisisan kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau , pikiran utama yang digunakan adalah ketentuan-ketentuan yang dikemukakan oleh Samsuri (1978), terutama yang menyangkut hal-hal mengenai deskripsi morfologi . Pokok-pokok pikiran itu , antara lain sebagai berikut: a. Jenis morfem ditentukan oleh dua macam kriteria, yaitu kriteria hubung· an dan kriteria distribusi. b . Proses morfologis ialah proses penggabungan morfem-morfem menjadi kata, yang terdiri dari afiksasi dan reduplikasi. c. Konstruksi morfologis ialah bentukan kata yang mungkin merupakan mor- 3 fern tunggal atau gabungan antara morfem yang satu dan morfem yang lain. d . Derivasi ialah konstruksi yang berbeda distribusinya daripada dasarnya. e. Konstruksi majemuk ialah konst ruksi yang terdiri dari dua morfem atau lebih. Konstruksi ini dapat berupa akar-akar, pokok-pokok atau pokokakar yang mempunyai satu pengertian. f. Konstru.ksi .majemuk dan Frase dapat dibedakan mana yang eksosentrik dan mana yang endosentrik . Satu bentuk disebut endosentrik apabila konstruksi distribusinya sama dengan kedua (ketiga) atau salah satu unsurunsurnya. Yang disebut bentuk eksosentrik apabila konstruksi itu berlaman distribusinya daripada salah satu unsur-unsurnya. g. Proses morfofonemik teijadi apabila dua merfem berhubungan atau diucapkan yang satu sesudah yang lain dan perhubungan itu menyebabkan teijadinya perubahan pada fonem atau fonem-fonem yang bersinggungan . Di samping itu, dipergunakan juga teori-teori yang dikemukakan oleh Keraf, (1973) dan Rainlari (1978), terutama mengenai kata majemuk. Keraf mengemukakan ciri-ciri kat a majemuk itu adalah sebagai berikut :· 1. gabungan itu membentuk suatu arti yang baru ; 2. gabungan itu dalam hubungannya ke luar membentuk satu pusat, yang menarik keterangan-keterangan atas kesatuan itu , bukan atas bagianbagiannya; 3. biasanya terdiri dari kata-kata dasar; 4. frekuensi pemakaiannya tinggi ; 5. terutama kata-kata majemuk yang bersifat endosentrik, terbentuk menurut hukum DM (yang diterangkan mendahului yang menerangkan). Dalam hubungan dengan salah satu unsur kata majemuk itu hanya mampu berkomunikasi dengan salah satu bentuk ter.tentu , maka teori yang dipergunakan oleh Ramlan kami terapkan .~u, . Bentuk yang demikian dinamakan Ramlan morfem unik, yang dalam laporan ini dinamakan morfem prakategorial. 1.4 Penentuan Somber Data Somber data diambil. dari populasi yang berasal dua daerah yang agak berbeda, yaitu daerah pesisir dan daerah darat. Pembagian populasi atas daerah pesisir dan darat · didasarkan kepada asumsi bahwa daerah pesisir sudah banyak berkomunikasi dengan dunia luar jika dibandingkan dengan daerah 4 darat. Dengan demikian, bahasa Minangkabau yang terdapat di pesisir sudah ban yak dipengaruhi oleh unsur bahasa yang datang dari luar , sedangkan bagian daratnya belum seberapa. Untuk daerah pesisir , sampel diambil dari pemakaian bahasa Minangkabau oleh penutur asli yang tinggal di Padang dan sekitarnya, Pariaman dan Painan , sedangkan untuk daerah darat sampelnya adalah pemakaian bahasa Minangkabau oleh penutur asli yang tinggal di Bukittinggi, Payakumbuh, dan Sawahlunto . Pembagian daerah sampel ini didasarkan kepada asumsi bahwa pada kota-kota itu kita menjumpai bahasa Minangkabau umum yang tidak dipengaruhi oleh dialek-dialek daerah karena tempat itu merupakan pusat pemerin tahan , perdagangan , pendidikan , dan ke bud ayaan. Pada enam daerah yang diteliti itu , sampel dipilih sebanyak dua orang · dari tiap daerah, yakni seorang pria dan seorang wanita yang berumur paling kurang 20 tahun. Pemilihan sampel dua orang pada setiap daerah penelitian dianggap memadai karena semua anggota penelitian adalah juga penutur bahasa Minangkabau. Pemilihan umur paling kurang dua puluh tahun didasarkan kepada asumsi bahwa pada umur sekian seseorang telah memiliki pengetahuan dan kecakapan bahasa yang cukup untuk dijadikan objek penelitian. Sampel yang dipilih adalah penutur yang belum banyak dipengaruhi oleh bahasa Indonesia atau bahasa daerah lainya supaya kemurnian penelitian dapat terpelihara. 1.5 Metode dan Teknik Metode yang dipakai adalah metode analisis , diskripsi, dan transformasi dengan memakai teknik observasi, wawancara, angket, dan rekaman. Dalam hubungan dengan analisis kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau , dipergunakan teori-teori yang dikemukakan dalam kerangka teori. Sehubungan dengan pembagian morfem menurut jenisnya, d-ipergunakan dua macam kriteria, yaitu kriteria hubungan dan kriteria distribusi. Dengan mempergunakan kriteria hubungan, didapat bentuk bebas atau bentuk asal serta bentuk terikat. Dari bentuk asal dapat dibuat bermacam-macam kat a berltukan . Ada tiga macam proses morfologis dalam bahasa Minangkabau, yaitu proses pengimbuhan (aftks), proses pengulangan (reduplikasi), dan proses pemajemukan (kompositum). Pengimbuhan dibedakan lagi atas pengimbuhan yang inflektif dan derivatif. Pengimbuhan yang inflektif ialah pengimbuhan yang tidak mengubah kelas kata, sedangkan pengimbuhan yang derivatif 5 mengubah kata . Distribusinya dapat kita lihat , baik pada kata benda maupun kata sifat. Proses pengimbuhan juga dapat terlihat pada kata berulang dan pada kata majemuk . 3AB II CIRI-CIRI KATA BENDA DAN KATA SIFAT Kata benda dan kata sifat adalah dua dari emj:>at kelas kata utama dalam bahasa Minangkabau (Be, 1977 : 16). Kata benda adalah nama benda, nama orang , kata ganti benda dan kata ganti penanya bentuk dan berfungsi sebagai bagian utama dalam frase nomina . Kata sifat adalah kata yang menyatakan keadaan, sifat yang menerangkan "kata benda dan berfungsi sebagai komponen utama dalam sebuah frase adjektiva . Kata Benda Kata benda yang berasal dari nama benda, misalnya : a. /kampuaT} tu barasiah/ b. /suraw tu gada71/ c. /bareh ko bineh solok/ 'Kampung itu bersih.' 'Langgar itu besar.' 'Itu beras Solok.' Kata benda yang berasal dari kata ganti , misalnya: a. /aden-aden i_no-i.ijo/ 'Saling berbeda pendapat, milik , pendirian dan sebagainya.' ' Itulah dia.' b. /iko mo/ Kata benda yang oerasal dari kata kerja, misalnya: a. /duduf/? taga? no alun jalek/ ·b ; /pakia? iio managa?an bulu kudua?/ 'Belum ada ketentuan .' 'Pekiknya menegakkan bulu roma.' Kata benda yang berasal dari kata sambung, misalnya: a. /itu sabapno maf/ko uda namu h/ 'ltu sebabnya maka abang mau.' Kata benda yang berasal dari kata sifat , misalnya: 'Banyak orang terpukau oleh kecantikannya.' a. /baiia? uraf/ mabua? de? ranca?fio / 6 7 b. /kayoffo taruyh dipa·17ga?aniio/ 'Kekayaannya selalu dipamerkannya .' c. /kacawno inda? kapa1J tangu<l17/ 'Kacaunya sudah keterlaluan.' d. /padiahno inda? tatahan/ 'Sakitnya tidak tertahan.' e. /baj utu sirahno Iindo?/ 'Warna merah baju itu lembut.' f. /tuo mudo pai ka suraw/ 'Orang segala umur pergi ke langgar.' 'Baik dekat maupun jauh tidak menjadi masalah .' g. /jau<Jh dake? inda? soal/ ( h. /l una? disud u kareh ditaki ?I 'Bagaimanapun keadaan sesuatu tetap dihadapi.' i. /si pende? tu rajin ban a/ 'Orang pendek itu amat rajin.' j . /si bala1] alun makan Jay/ 'Si belang belum makan lagi.' Dari contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa kata benda bahasa Minangkabau tidak saja· berasa! dari nama bend a/orang, tetapi ada juga dari jenis kata lain seperti kata sifat dan kata kerja yang dapat diubah sedemikhm rupa sehingga menjadi dan berfungsi sebagai kata benda. Pada kalimat a, b, dan c, terdapat kata-kata yang berasal dari nama benda . Kata /aden/ dan fino/ dalam kalimat d adalah kata ganti yang berfungsi sebagai kata benda. Kata /iko/ dalam kalimat e berasal dari kata ganti penunjuk yang berfungsi sebagai kata bend a. Kat a /dudu<J? / dan /taga? f berasal dari dua kata kerja dan mendapat akhiran /no/ sehingga berfungsi sebagai kata bend a. Kata kerj a seperti /paki<J? f dalam kalimat g juga menjadi kata benda dengan hanya mendapat akhiran /no/. Kata benda /sabab / dalam kalimat h sebenarnya adalah kata sambung, tetapi dengan mendapat akhiran /no/ berubah pula men]adi kat.a benda. Dengan mendapat akhiran /flo/ kata sifat / ranca?no/, /kayonu/ dan /padi h/ dalam kalimat i, k, 1, dan m menjadi kata benda. Kata benda /tuomudo/ dalam kalimat n berasal dari dua buah kata sifat, yaitu kata sifat f tuo/ dan /mudo /. Hal yang sama juga terjadi pada kata benda /jauah, dake?/ dalam kalimat o. Kata /luna?/ dan /kareh/ masing-masing adalah kata sifat, tetapi dalam . kalimat p masing-masing kata itu berfungsi sebagai kata benda. Tartpa ada perubahan apa pun. Hal yang sama juga terjadi pada kata sifat /pende?/ 8 dan /balari/ tanpa melalui perubahan bentuk juga dipakai sebagai kata benda dalam kalimat g dan r. Kata Sifat Kata sifat yang merupakan bentuk asal, misalnya: a. /kuciGT) tu sa17e? jina?/ b. /ayam batino awa?ko inda? patalu/ c. /talu itiG? aga? a~/ 'Kucing itu jinak sekali.' 'Ayam be tina kit a jarang bertelur .' 'Telur itik agak amis.' Kata sifat yang berasal dari kata sifat yang mendapat imbuhan, misalnya : a. /otanobakalbiGhan/ 'Obrolannya keterlaluan.' b. /uni tu inda? bakaelo?anjo den doh/ 'Kakak itu tidak saling berteguran dengan saya.' c. /anjiGT)ko panakuy?/ 'Anjing ini sangat penakut.' d. /aden kapadehan/ 'Saya merasa pedas di lidah.' 'Bangunnya agak terlambat.' e. /jagoii:o aga? kasianam/ f. /ama? awa? aga? panaki?tan/ 'Ibu kita agak sering sakit.' Kata sifat yang berasal dari pemajemukan kata sifat/kata kerja dengan kata benda/kata sifat, misalnya: .a. b. c. d. /ari alah laruy? malam/ /aba?no sada? saki? payah bana/ /jalan tu tungan tungi? bana/ /ana?ko matiko la17e? bana/ 'Hari sudah larut malam.' 'Ayahnya sedang sakit payah.' 'J alan itu tidak rata.' ' Anak ini sungguh be randal.' Kata sifat mempunyai beberapa bentuk, yaitu bentt~k asal, bentuk berimbuhan, dan bentuk majemuk. Kata-kata sifat /jina?/, /batino/ dan /ani/ dalarn kalimat a, b, dan c di atas merupakan bentuk asal. Kata sifat /bakalabi han/ dan /bakaelo?an/ seperti terdapat dalam kalimat-kalimat d dan e adalah kata bentukan, yaitu bentukan dari kata sifat dan mendapat gabungan awalan dan akhiran /baka-/ dan /-an/. Kata /panakuy?/ dalam kalimat f .berasal dari kata kerja /takuy?/ yang diberi awalan /pa-/. Gabungan awalan dan akhiran /ka-/ dan /-an/ membentuk kata sifat dari kata sifat sendiri seperti kata /kapadehan/ dalam kalimat g dan kata /kasia17an/ dalam kalimat h. Gabungan awalan /pa-/ dan akhiran /-an/ membentuk kata sifat dari kata sifat juga seperti kata fpanilki?tan/ (lihat morfofo.neri~h klas. 6) dalam bagian kalimat i adalah bentukan dari kata sifat /saki?/. 9 Kata majemuk /laruy? malam/ dalam kalimat j adalah kata sifat yang terdiri dari kata sifat-kata bend a. Kata sifat /saki? payah/ dalam kalimat k adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata sifat. Kata majemuk / tu7)ga7)-tu7)gi? / dalam kalimat l sebenarnya berasal dari kata kerja / tu7)ga7)/ dan kata kerja / tungi? /. Akhirnya, kat a sifat / man tiko la17e? I dalam kalimat m adalah pemajemukan yang terdiri dari kata sifat / mantiko / dan kata benda /la7)e?/. Dari conto h-contoh di atas terlihat bahwa kata benda dapat dibentuk dari hampir semua kategori kata seperti kata kerja , kata sifat , kata keterangan, dan kat a Sll}l1bung. Seperti halnya kata benda , kata sifat dapat pula dibentuk dari beberapa katagori kata lain seperti kata benda dan kata kerja. 2.1 Ciri-ciri Prakategorial Kata Benda dan Kata Sifat 2 .1 .1 Kat a Benda ( Seperti dikemukakan pada bagian sebelumnya , kata benda adalah kata (yang tentunya dapat .berdiri sendiri) yang berfungsi sebagai b.agian-bagian utama dalam sebuah frase nomina. Kata benda ini bisa berupa sebuah morfem be bas, seperti kat a / batu/ 'batu'dan /rumah/ 'rumah' , dan bisa pula berupa kata bentukan. Kat a bentukan kat a bend a ini dapat berasal dari sebuah kata dan mendapat imbuhan seperti / batu-batuan / 'bermacam-macam batu' dan /perumahan / 'temp at mendirikan rumah ' . Selain berasal dari sebuah morfem bebas atau sebuah kata yang mendapat imbuhan, ada pula beberapa kata benda yang dibentuk dari sebuah marfern terikat. Untuk menjadikann ya kata benda, morfem terikat itu harus mendapat semacam imbuhan pula , yang bentuknya tidak sama dengan imbuhan pembentukan kata bend a biasa yang produktif, tetapi imbuhan yang unik dan tidak produktif. Morfem terikat yang mendapat imbuhan ini , selanjutnya disebut morfem prakategorial (untuk pembentukan) kata benda. Di dalam bahasa Minangkabau morfem prakategorial kata benda ini jumlahnya amat te rbatas. Di an tara morfem prakategorial itu adalah bentuk-bentuk /-sao-/, /-sana7)-/ , / -rasay-/, /-rampay I, dan /-ca7)a7)/ . Dengan mendapat kon fiks (ka ... no/, morfem prakategorial /-sado-/ menjadi kata bend a /kasado~o/ 'semuanya'; dengan mendapat konfiks /pa ...an/, morfem prakategorial /-sawa7)-/ menjadi kata bend a / pasawa7)an/ 'daerah kosong an tara dua kampung'; dan morfem prakategorial/-rasay-/ menjadi /parasayan/ 'penderitaan'. P E R .P U S TAKA A N PUS AT PEMBINAAN D A. N PENGEMB G. 'GAN BAH\S A. 0 EPARTE M EN PENDJDII(A. N DAN KEB UO~Y~~ '\l 10 Berlain sedikit dari tiga morfem prakategorial di atas, mo rfem prakategorial / -rampay/, /-caf1ari/ dan /-peseh/ mendapat morfem be bas sebagai imbuhan. Dengan mendapat kata /buT/a/ 'bunga' , /-rampay/ menjadi / buT/a rampay/ 'campuran berbagai bunga'; dengan imbuhan kata /buki ./ 'bukit' , /-caflafl/ menjadi /buf/arampay/ 'campuran berbagal bunga' ; dengan imbuhan kat a /buki? I 'bukit' , /-caT/aT// menjadi /buki? caf/aT// 'nama kempung' ; dan dengan mendapat imbuhan kata /gareseh/ 'gerakan tidak menentu ', morfem prakategorial /-peseh/ menjadijgareseh peseh/ 'bunyi kecil-kecilan tidak menentu .' 2.1.2 Morfem Prakategorial Kata Sifat Menurut defmisi , seperti dikemukakan pada bagian se belumnya, kata sifat adalah kata (yang tentunya dapat berdiri sendiri) yang men yatakan ke adaan a'tau sifat yang menerangkan kata benda dan berfungsi sebagai komponen utama dalam sebuah frase ajektiva . Kata sifat ini bisa berupa sebual1 morfem bebas seperti kata /maleh/ 'malas' dan /padeh/ 'pedeh ' dan dapat pula berupa kata bentukan . Kata bentukan kata benda dapat berasal dari sebuah kata yang mendapat imbuhan seperti / pamaleh/ 'pemalas' dan /kapadehan / 'merasa pedas.' Selain berasal dari sebuah morfem be bas atau sebuah kata yang mendapat imbuhan , ada pula beberapa kata sifat yang dibentuk dari sebuah morfem terikat dan untuk menjadikannya kata sifat morfem terikat itu ha-rus mendapat semacam imbuhan. Morfem terikat ini dise but morfem prakategorial ( untuk pembentukan) kata sifat. · Di dalam bahasa Minangkabau morfem prakategorial kata-kata sifat ini jumlahnya tidak banyak . Di antara morfem prakategorial kata sifat itu antara lain adalah bentukbentuk /-celak/, /-maflgo?/, 1-rabol 1-simampayl, 1-balawl, dan l-laflgaf/1. Morfem prakategorial 1-cela? I dengan mendapat prefiks Ita- I menjadi kata sifat ltacela?l 'cerah'; morfem prakategorial 1-maflgo?l dan 1-rabol menjadi kat a sifat lpamaflgo? I 'suka merajuk' dan lparabol 'mudah tersingguh', yang masing-masing mendapat preflks lpa-1 . Morfem prakategorial 1-simampayl, 1-balawl dan 1-laflgaT/I mempunyai sifat yang berbeda dari tiga morfem prakategorial kata sifat di atas . Morfem prakategorial ini mendapat morfem bebas (kata) sebagai awalannya, bukan prefiks. Dengan mendapat tambahan kata ltinggil 'tinggi', morfem 1-simampayl menjadi ltinggi simampayl 'tinggi dan menarik'; pengan kata lkacawl 'kacau', morfem 1-balawl menjadi kata sifat lkacaw balawl 'sungguh 11 kacau '; dengan mendapat kata /tu77gaTJ/ 'curam ' , morfem /-laTJgaTJ/ menjadi kata sifat /tuTJgaTJlaTJgaTJ/ 'berjatuhan tidak menentu' . Selain dari dua macam bentukan di atas, terdapat pula bentukan kata sifat yang berasal dari dua morfem prakategorial kata sifat . Kedua morfem prakategorial kata sifat in! mempunyai kedudukan y ang sama sehingga tidak dapat dibedakan mana morfem asal dan mana mofrfem t ambahan . Yang temasuk ke dalam bentuk ini, antara lain kata /karebeh-tebeh/ 'berpakaian tidak teratur' yang berasal dari morfem prakategorial /kare beh-/ d an /tebeh/ ; kata sifat /centaTJ-parenaTJ/ 'keadaan barang t idak teratur' berasal dari morfem prakategorial / centa77/ dan / parenaTJ/ ; k ata si fat / karoboh toboh/ 'te rgesa-gesa tidak menentu' berasal dari morfem prakategorial /karoboh/ dan /:toboh/. 2.2 Ciri-ciri Morfologis 2 .2.1 Ciri-ciri Morfologis Kata Benda Di samping kata benda morfem prak atego rial di atas, y ang tidak mempunyai penanda yang jelas sebagai kata benda, se bagian kata ben da mempunyai ciri-ciri morfologis . Di antara ciri-ciri morfo logis kata benda bahasa Minangkabau adalah adanya proses afiksasi dan reduplikasi . a. Melalui Tiga Proses Aflksasi Pembentukan kata benda melalui tiga proses afi ksasi , y aitu prefiks, suflks, dan konflks . Prefiks : /PaN-/ /pi-/ seperti dalam /pangale/ 'pedagang' /panoko? I 'martil' seperti dalam /pitaru:~h/ 'petaruh' Suflks: /-an/ /-no/ /sa-/ /maN/ seperti dalam /manisan/ seperti dalam /kayono/ seperti dalam /saulah/ /saiyo/ seperti dalam /mandaki/ 'madu lebah' 'kekayaannya' 'baik perangainya' 'sepakat ' 'keadaan menjadi meninggi' Konflks : /pa- .. -an/ /ka-..-an/ seperti dalam /paret onan/ 'perhit ungan ' seperti dalam /kadudu:~?an/ 'kedudukan ' 12 b. Melalui Proses Reduplikasi Pembentukan kata benda melalui proses reduplikasi adalah sebagai berikut. Pengulangan Mumi: 'rangka atap rumah' 'tempat duduk ' /kudo-kudo/ /ba71ku-ba71ku/ Pengulangan Semu : 'sejenis kue ' 'rama-rama' /ondeh-ondeh/ /ramo-ramo/ Pengulangan dengan lmbuhan : /ale?-ale?an/ /padi-padian/ 'permainan perhelatan' 'bangsa padi ' Pengulangan Majemuk /capa?-capa? baru ?/ 'mantera' 2.2.2 Ciri-ciri Morfologis Kata Sifat Selain dari bentuk-bentuk prakategorial di atas, banyak pula kata sifat yang merupakan kata sifat bentukan yang mempunyai ciri-ciri morfologis. Di antara ciri-ciri morfologis kata sifat adalah terdapatnya proses afiksasi dan proses p~ngulangan. Proses afikasasi yang menjadi penanda kata sifat adalah sebagai berikut. Prefiks : /panN/ seperti dalarn /pamal?/ ~eperti dalam (tapai"l /. /ta-/ seperti dalarn /baumu.a / /ba-/ seperti dalam /saulah/ /sa-/ /saiyo/ imaN-/ seperti dalam /mandaki/ Konflks : /PaN- ... -an/ /ka-.. .-an/ /baka-...-anL seperti dalam seperti dalam seperti dalarn 'suka yang pahit' 'terbuat terlalu pahit ' 'agak tua' 'baik perangainya' 'sepakat' 'keadaan menjadi tinggi' /paiiaki?tan/ 'sering sakit' /kagada71an/ 'sombong' /bakaelo?an/ 'baik-baik' Reduplikasi: a) reduplikasi murni seperti /ranca?-ranca?/ 'bagus' ; 13 b) reduplikasi yang mendapat konftks /ka- .. .-an/ seperti /kamudo-mudoan/ 'berlagak seperti orang muda' /kapadusi-padusian/ 'bertingkah seperti perempuan'; c) red uplikasi yang mendapat konftks /sa- ...(-iio) seperti /kagada1]-gada17an/ 'sama besar' /sapade-padeno/ 'paling pedas' ; d} reduplikasi yang mendapat tambahan kata benda seperti /kareh-kareh kara?/ 'keras yang bisa diperlunak' . 2.3 Ciri-ciri Sintaksis Di dalam " St ruktur Bahasa Minangkabau" dialek Lima Puluh Kota Agam, Tanah Datar, dan Pesisir Selatan (sintaksis) (Be , dkk ., 1976: 56) dikemukakan bahwa bahasa Minangkabau mempunyai lima pola kalimat dasar, yaitu: a. b. c. d. e. FN FN FN FN FN FN VN FA FL FNu Dengan memperhatikan pola-pola kalimat dasar ini kita dapat melihat ciri-ciri sintaksis dari berbagai kelas kata . Sesuai dengan pokok m asalah penelitian di bawah ini akan ditinj au lebih lanjut ciri-ciri sintaksis kata benda dan kata kerja . 2.3.1 Ori-ciri Sintaksis Kata Benda Kelima pola kalirnat dasar di atas sebenarnya terdiri dari lima frase , yaitu: a. b. c. d. e. frase frase frase frase frase nomin a, verba, ajektiva, lokatif ; dan numeral. Sebagian besar ciri-ciri sintakssis kata benda dapat dilihat pada frase nomina, frase verba dan frase lokatif, sedangkan ciri-ciri sintaksis lainnya terdapat pada kalimat transformasi , antara lain kalirnat bertingkat yang memakai kata glftlti nau. Ciri-ciri kata benda itu adalah sebagai berikut . 14 a. Semua kata yang dapat menbentuk frase nomina adalah kata benda, misalnya : /iiio maleh/ /paja tu manaT]ih/ /ranca?iio bakalabihan/ /karajoiio maT]agaleh/ 'Dia malas' 'Anak itu menangis' 'Kecantikannya luar biasa' 'Pekerjaannya berjualan ' b. Semua kata yang menempati objek kata kerja transitif adalah kata benda , misalnya: /makan nasi/ /mancakaw lam?/ 'makan nasi' 'menangkap ikan' / maa7]ke? basi/ ' mengangkat besi' c. Semua kata yang langsung mengikuti kata depan dalam frase lokatif adalah kata benda, misalnya : / di dapu<~/ /dake? musaji?/ /di ateh sanka?/ 'di dapur' 'dekat mesjid ' 'di atas sangkar' d. Kata yang langsung mendahului kata ganti nan adalah kata benda seperti - dalam contoh berikut . /uran nan mancilo? tu alah tatanko? I 'Orang yang mencuri itu telah tertangkap .' /padi nan tajamu di Iaman rumah tu padi ambo/ 'Padi yang dijemur di halaman rumah itu padi saya.' franca? nan bakalabi han/ 'Kecantikan yang luar biasa .' 2.3.2 Ciri-ciri Sintaksis Kata Sifat Kata sifat dapat juga ditandai oleh kedudukannya di dalam kalimat . Ciri-ciri sintaksis kata sifat ini, antara lain terlihat pada kedudukannya sebagai unsur frase objektif, adanya kata keterangan aga?. sane?, dan benda. Ciri-ciri sintaksis KS itu adalah sebagai berikut : a. Kata-kata yang menduduki fungsi predikat y ang diisi oleh FA adalah kata sifat seperti: /gunu~n tu tingi/ 'Gunung itu tinggi' 15 /ana? ko parene?/ / paja tu kapadusian/ / urarj tu panierj clale?/ /waarj arje?-arje? ciri? ayam/ ' Anak ini suka bersungut-sungut' ' Anak itu berkelakuan seperti perempuan' 'Orang itu sedang sedikit pening' 'Kamu hangat-hangat tahi ayam .' b. Semua kata yang didahului kata keterangan kata sifat, misalnya: /aga? padeh/ 'agak pedas' /sarje? pamaleh/ 'sangat pemalas' c. Semua kata yang dapat langsung diikuti oleh kata keterangan kata sifat /bana/ 'sungguh' adalah kata sifat se perti dalam contoh berikut : /saki? bana/ /pamaleh bana/ / karanca?-ranca?an bana/ 'sakit sungguh ' 'benar-benar pemalas' 'berlagak seperti orang cantik betul.' Catatan: Sebagian besar sifat BM dapat juga berfungsi menerangkan kata kerja, seperti: /iiio manari sane? panday/ /iiio bakarajo maleh bana/ 'Ia sangat pandai menari. ' 'Ia sangat mala~ bekerja.' BAB III BENTUK KATA BENDA DAN KATA SIFAT 3.1 BentukKata Benda Di ,dalam bagian ini dibicarakan bentuk-bentuk kata benda dalam bahasa Minangkab au. Penganalisisannya akan dimulai dari bentuk kata benda yang masih belum mendapat imbuhan, perulangan , atau pemajemukan sama sekali yang disebut dengan kata benda asal, seperti kata benda / kapalo , paga, muko , kudo, kayu , tanal1/ 'kepala, pagar, muka , kt.lda, kayu , tanah' . Kata benda asal ini merupakan bentuk asal dan bentuk yang paling kecil dari suatu kata benda. Dari kata benda asal dapat dibuat bermacammacam kata benda bentukan seperti: ---~ a. kata benda berimbuhan , contoh : a1)ulu , arali , ruanan , pakayuan , kuni1)an , kadudu<l?an / ' penghulu , terali , r angan, pekayuan , kuningan , kedudukan' ; b. kata bend a berulang , contoh : /kudo-kudo, panaki? -paiiaki? , kayu-kayuan, parumahan-patumahan, galambU<l1)-galambu<l1)/ 'kuda-kuda, . panyakitpanyakit, kayu-kayuan , perumahan-perumahan , gelembung-gelembung'; c. kata benda majemuk , contoh : / ada mato , tuka1) kayu , rumah gada1) , meja makan , pacu kudo, tuo mudo, ta1)gU1) jawab , sagi tigo , buno rampay , mato pancarian , kagadanan ati/ @ ati!) tukang kayu , rumah gadang, meja makan, pacu kuda, tua muda, tanggung jawab , segi tiga, bunga rampai , mata pencaharian , kebesaran hati.' 3 .1.1 Kat a Benda Asal Di dalam bahasa Minangkabau terdapat kata benda asal yang dipakai dalam sebuah kalimat sempurna. Pemakaian kata benda asal itu dapat kita li- 16 17 hat pada contoh-contoh kalimat berikut. /ayah sad an bakarajo/ /kirpalo ana? tu bule? I /ntmah tu baru babali/ /ku risi tu dari kay,u jati/ /kudo jantan tu paiiipa?/ /paga rumah no baru berat/ /pu law pandan jauh di tanah/ 'Ay_ah sedang bekerj a.' 'Kepala anak itu bulat.' ' Rumah itu baru dibeli .' 'Kursi itu dari kayu jati.' 'Kudaj antan itu penyepak.' 'Pagar rumahnya baru dicat.' 'Pulau Pandan jauh di tengah !aut.' Kata-k ata /ayah, kapalo, rumah, kursi , kudo, paga dan palaw/pada kalimat di atas adalah kata benda asal. 3 .1.2 'Kata Bantu Kata Benda Untuk menyatakan jumlah suatu benda dalam bahasa Minangkabau, biasanya orang menempatkan kata bantu kata benda di be lakang kata bilangan. Misalnya, untuk menyatakan jumlah ayam, biasanya orang menempatkan kata bantu kata benda /ikue/ 'ekor' di belakang kata benda ayam. J adi akan kita jumpiu kalimat-kalimat sebagai berikut : /irro mambali ayam limo ikue/ 'Dia membeli ayam lima ekor .' Contoh pemakaian kata bantu benda : /an a? fio duo Urt11)/ /limaw tu tigo buah/ /iiio mambali pisa17 tigo sike?/ /ca17kehi1o limo ratuyh bata11! /ama? ma:1jua pisa17 1imo tandan/ 'An aknya dua orang.' 'Jeruk itu tiga buah' 'Dia membeli pisang tiga sisir.' 'Cengkehnya lima ratus batang.' 'lbu menjual pisang lima tandan .' /b att¥<'171 no tigo ntmpun/ / amb~a? bu17o duo ta71kay/ /kami mambali sipatu tigo/ pasa71 /sawah no tigo pirien / /sarawa no ampe? alay/ / di ateh meja ado kopi duo/ galeh / asie padino sapuluh karU,~!i7J/ /si ita mambali k~rateh duo/ kayu 'Bambunya tiga rumpun .' 'Ambil bunga dua tangkai .' 'Kami membeli sepatu tiga pasang.' Sawahnya tiga piring.' 'Celananya empat helai.' 'Di atas meja ada kopi dua gelas.' 'Hasil padinya sepuluh karung.' ' Si Ita membeli kertas dua kayu.' Kata bantu bend a ini dapat pula menempati posisi kat a benda jika intonasi kalimatnya diubah . Bentuk ini merupakan bentuk transformasi dari bentuk kalimat di atas. 18 Contoh: /lah duo ura71 ana?iio kawin/ 'Sudah dua orang anaknya yang kawin.' /lah tigo prie71 sawahii.o nan tajua/ 'Sudah tiga piring sawanya terjual .' Kata-kata /ura71, buah sike? , bata77, tan dan , rum pun , ta77kay , pasan, piri;}ll,,alay, canki;}, karU;}'T/, kayu, paruy?, bidan77/ 'orang, buah, sisir, batang, tandan , rumpun , tangkai ; pasang, piring, helai, cangkir, karung, kayu , perut dan bidang' seperti yang terdapat pada kalimat-kalimat di atas disebut kata bantu kata bend a. 3.1.3 Kata Benda Bentukan Kata benda bentukan dalam bahasa Minangkabau dapat dibagi atas kata benda berimbuhan, kata berulang, dan kata benda majemuk . Di bawah ini akan diuraikan satu per satu . 3.1.3.1 Kata Benda Berirnbuhan Kata benda berimbuhan dalam bahasa Minangkabau dapat dibagi atas dua macam. Pertama ialah kata benda ~rimbuhan yang tidak mengubah kelas kata yang disebut kata benda berimbuhan infleksional. Kedua ialah kata bend a berimbuhan yang berasal dari berbagai-bagai jenis kata selain kata benda yang disebut kata benda berimbuhan derivasional. a. Kata Benda Berirnbuhan Infleksional Kata benda Qerimbuhan infleksiohal dalam bahasa Minangkabau dapat dibentuk dengan awalan /paN-/, sisipan /-ar-/, akhiran /-an/, konflks /pa-.. . -an/, dan /ka-... -an/, rnisalnya, kata-kata /panulu/ 'penghulu' /tarali/ 'terali', /durian/ 'durian', /pakayuan/ 'pekayuan', dan /kawalian/ 'kewalian', Awalan /paN-/ Dalam bahasa Minangkabau awalan /-paN/ di muka kata benda mempunyai arti dan mempunyai fungsi seperti yang disebut oleh pokok kata. Contoh: ' 'Dia menjadi penghulu dalam sukunya.' 19 penghulu 'kepala suku'. / ayah no jadi panu1lke? di- / suku itu ' Ayahnya jadi penongkat di dalam suku itu.' penungkek 'wakil kepala suku ' Sisipan I ...-ar- .. ./ Dalam bahasa Minangkabau sisi pan / ... -ar- ... / pada kata benda menunjukkan arti 'menyerupai' atau ' ban yak' seperti yang disebutkan oleh kata ·asal : /tarali kapa tu ban a? I 'Terali kapal itu banyak.' tara/i 'banyak tali' /pisaw tu bagarigi/ 'Pisau itu bergerigi .' gerigi 'ban yak gigi .' Akhiran /-an / Dalam bahasa Minangkabau akhiran /-an/ pada kata benda mempu nyai arti kumpu/an, banyak, mempunyai yang disebut kata asal. Contoh: /la utan tu dalam baiia/ ' Lautan itu dalam benar .' /durian tu lama? bana/ ' Durian itu enak benar .' /ifio mananam bata17 ramb'utan / 'Dia menanam batang rambutan.' Konfiks / pa- ... -an/ Dalam bahasa Minangkabau konflks /pa- ... -an/ pada kata benda memrunyaj arti tempat, daerah, atau ~umpulan. Contoh: /kanagarian diperin tahi de? wali n~a~ 'Kenegerian diperintahi oleh wali negeri.' / pandudu:J? kacamatan ko bana?/ 'Penduduk kecamatan ini l>anyak yang nan marantaw merantau.' / mantawai ci:J? kepulawan/ ' Mentawai satu kepulauan.' b. Kata Benda Berimbuhan Derivasional Kata benda berimbuhan derifansional dalam bahasa Minangkabau dapat dibentuk dengan imbuhan: 20 I/paN~/, (:pi-/, /ga-/ , / .,.-al-.../, / ...-am .../, / ...-ar. .. / , / ...-an/, I ...-no/, Vpa-: .. -an/, dan /ka-, ..-an/ seperti yang terdapat pada kata-kata berikut: /panunju? I 'penunjuk', /galaga? I 'mendidih', /kamunia[rl/ 'kemuning', \ Awalan /paN-/ + KK \i pitarua~/3 /galo~ba1)/ /kadatapa1)/ ====== ) ' petaruh', 'gelombang', 'kedatangan'. KB Awalan /paN-/ yang dihubungkan dengan kata kerja dalam bahasa Minangkabau akan membentuk KB dengan arti 'alat' atau 'orang menge rjakan pekerjaan yang disebut kata asal.' Contoh: J /kayu penunjuar. tu lah patah/ /panoko? basi tu lah ta77ga/ /panoko?/ /kayu tu ado pauni no/ /pauni/ /pasuru¥t kantue tu lah tuo/ /pasuruajl/ zdi buki? tu baii.a panamun/ /panamun/ ., /paniri001 ana? daro gadih ranca?/ /paniria11/ 'Kayu penunjuk itu sudah patah.' 'Penokok besi itu sudah tanggal.' 'Alat unt uk nenokok.' 'Kayu itu ada penghuninya.' 'Orang yang menghtini.' 'Pesuruh kantor itu telah tua.' 'Orang yang biasa disuruh.' 'Di bukit itu banyak penyamun .' '0-ran~ yang kerjanya m~nyamun .' 'Pengiring penganten wanita itu gadis cantik.' 'Orang yang mengiringkan.' cV Awalan /pi-/+ KK ========) KB Awalan /pi-/ yang ditambahkan kepada KK dalam bahasa Minangkabau akan membentuk KB dengan"'arti pasif. Misalnya: J /pitaruaJl ura1) tu kami simpan elo?-elo? I 'Petaruh orang itu kami simpan dengan sebaik-baiknya.' 'pitarajl' yang ditaruh atau disimpan . J /pitunju ? ayah no inca ffio da1)aklln/ 'Petunjuk ayahnya tidak didengarkannya.' 'pitunju ?'yang ditunjukkan . 21 /piuta17 ara17 kaday tu bana?/ 'Piutang pemilik kedai itu bany'ak.' 'piutan' barang yang dihutangkan kepada orang lain.' Kata /pitaru\lh/ berbeda artinya dengan /pata:nhh/. Kata /pata~\lh/ artinya orang yang suka /bataru~h/ 'bertaruh' (beijudi) . Kata /piutari/ juga berbeda artinya dengan /pauta17/ . Kata /pauta11/ be.rarti suka berutang. Akan tetapi kat a /pitunju\:l? I dapat diganti dengan /pet unju\l?/ dapat diganti dengan /petunj up?/ karena artinya sama. KB ========= ) - /ga-/ + KK Awalan /ga-/ yang ditambahkan kepada KK membentuk KB dengan arti menyerupai. Contoh: /galaq? flaga?/ aj;) tu kareh band/ ======== ) /galaga?/ fayam tu tinggi galapuP/ /lapua/ ======== ) /galap4a/ ========) /garega?/ Sisipan / ... -a-... / + KK 'Perbuatan aksi.' ' Ayam itu tinggi lompatannya waktu berlaga.' 'Perbuatan menyerang.' 'Anak itu suka mengemukakan keku.atannya.' /paja tu gada17 garega?/ /rega?/ 'Bunyi air mendidih itu keras.' 'Kata prakategorial.' ======== ) KB Sisipan / ... -al-.. ./ yang ditambahkan pada KK dalam bahasa Minangkabau membentuk KK dengan arti ' berbentuk sebagai' s.eperti yang disebut kata asal. Contoh: /di jalan tu bana? galomban/ /ta]apa? kakiiio laweh/ /jari talu nj~\l? no saki?/ /ado galambun dalam ai tu/ Sisipan / ... -am-... /+ KB 'Di jalan itu banyak gelombang (turun naik) .' 'Telapak kakinya lebar.' 'Jari telunjuknya sakit.' 'Ada gelembung dalam air tua.' ======== ) KB 22 Sisipan /. .. -am- .. ./ yang membentuk KB dalam bah.asa Minangkabau hanya terdapat pada satu kata pula, yaitu / kamunin/ 'kemuning' artinya yang warnanya seperti yang dikatakan kata asal. 'Misalnya: /di halaman rumah tu ado batan kamunin / 'Di halaman rumah itu ada kemuning.' Sisipan / ... -ar-... / + KK ======= ) KB Sisipan / ... -ar- .. ./ yang membentuk KB dalam bahasa Minangkabau menyatakan alat. Misalnya : /tan kay garejoh tu dari batun/ 'Tangkai kukuran itu dari bambu. ' /gejoh/ ======== )/garejoh/ bam 'Alat pengukur kelapa dengan tangkai bu .' Contoh: / buayan tu dari rotan/ /timbanan tu baru/ /sankutan baju itu ranca? I /tulisan ana? tu barasih/ / rimbo tu rimbo laranan / ' Buatan itu dari rotan.' 'Timbangan it u baru.' 'Sangkutan baju itu bagus.' 'Tulisan anak itu bersih .' ' Rimba itu eagar alam .' ======== ) KR Akhiran I .. . -an/ + KS Akhiran / .. .-an/ yang ditambahkan pada kata sifat dalam bahasa Minangkabau membentuk kata kerja dengan arti bahwa benda itu mempunyai sifat seperti yang disebutkan oleh kata asal. Misalnya: /iiio mambu? manisan dari pisa1) kale ? tu/ 'Dia membuat manisan dari pisang " kelat" itu .' /alu pisawii:o dari kuni1)an/ 'Hulu pisaunya dari kuningan.' /asinan mengatu alun lama?/ 'Asinan mangga itu belum enak .' Akhiran I -iio/ + K.Bil ======== ) KB 23 Akhiran I -no/ yang dihubungkan dengan kata bilangan dalam bahasa Minangkabau yang membentuk kata benda yaitu /sadono/ dan sagalono/ 'semuanya.' Misalnya: /pitih tu lah fiepaian sadofio/ 'Uang itu sudah dibelanjakannya semuanya.' /ifio sadofio pai ka: pada17/ 'Dia semuanya pergi ke Padang.' · /sagalofio aden nan pufio/ • 'Semuanya saya yang punya.' Akhiran / ... -no/ + K sambung ========) KB Akhiran / ... -fio/ yang dihubungkan dengan kata sambung dalam bahasa Minangkabau hanya dua kata benda, yaitu /sababfio/ 'sebabnya' dan /katikoiio/ 'ketikannya'. Misalnya: /inda? ado sababi'io ana? tu manaTiih/ 'Tidak ada sebabnya anak itu menangis.' / kini lah tibo katikofio iiio bara17ke? I 'Sekarang tibalah saatnya dia berangkat .' lmbuhan / pa-...-an/ + KK ======:::::= ) KB lmbuhan / pa-... -an/ yang ditambah pada kata kelja dalam bahasa Minangkabau akan membentuk kata benda yang menyatakan pengertian tempat, · peristiwa, atau hasil perbuatan atau perusahaan seperti yang disebutkan oleh kata asal. Contoh : /kito lah .tibo di parantian/ /pa17ajaran ura17 tuo no inda?/ elo? ka iilo / ura17 nan gada17 pandapatan bana?/ pulo paf1aluaraniio /ifio karajo di paceta?an marapi/ Imbuhan /ka-.. .-an/ + KK 'Kita sudah tiba di tempat perhenUan.' 'Pengajaran orang tuanya kepadanya tidak baik.' 'Orang yang besar pendapatan banyak pengeluarannya.' 'Dia bekelja di percetak:an Merapi.' ======== ) KB 24 Imbuhan /ka- .. .-an/ yang ditambahkan pada kata kerja dalam bahasa Minangkabau membentuk kata benda dengan arti 'tempat atau hasil perbuatan .' Contoh; /nagari ko dulu tampe? kadudu?an 'Negeri ini dahulunya tempat kedudamafl/ dukan demang.' 'Rumah kediamannyajauh.' 'Tidak ada orang yang tahu dengan kedatangan.' /karni mandana kapindahanno kanagari lain/ 'Kami mendengar kepindahannya ke negeri lain.' 3.13.2 Kata Benda Berularig DalaJn bahasa Minangkabau kata benda bemlang terdiri dari kata benda berulang murni, berimbuhan , dan majemuk. Perulangan pada kata benda berulang ini diberi simbul RI untuk pe. ngertian jamak , ~- untuk penge rtian menyerupai , dan R 3 untuk pengertian intensitas (penekanan) seperti contoh-contoh berikut. ========) /guru-guru/ /guru-guru inda? bulieh taiambe? (guru/ + RI data11 ka sikolah/ 'guru-guru ' 'Guru-guru tidak boleh datang terlambat ke sekolah.' 'guru' foto/ + R2 =======::: ) /oto-oto/ /jantan/ + R 3 ======== ) /jantan-jantan/ /ana? kabaw ambo jantan-jan- /oto-otono lah ila11/ •motor-motor' 'motor-motor (mainan seperti motor) kepunyaannya sudah hilang.' 'motor' tan sadono/ 'jantan-jantan' 'Anak kerb au saya semuanya jantan-jantan.' 'jan tan' a. Kata Benda Berulang Murni KB I + R I ======== ) KB 2 25 Contoh: /apa?/ + R 1 ===== === ) fapa? -apa?/ /apa? -apa? lah bulieh dol u/ 'bapak-bapak'. 'Bapak-bapak sudah boleh berangkat Jebi h dahulu.' ' bapak ' / indue?/+ R 1 = ======= ) /in dua?-indu:J?/ 'ibu' 'ibu-ibu' ' / indu:J?-in du~ ? Jah bulieh makan / 'Ibu-ibu sudah boleh makan .' /datua? / + R 1 ======== ) /datua?-dat ugr / /datue?-dat ue? inda? bulih dudue? di lapi?/ 'datuk-datuk' ·oatuk-datuk (kepala suku) tidak boleh duduk di atas tikar biasa.' 'datuk' /guru/+ R 1 ======:-:= ) /guru-gurui 'guru' 'guru-guru' / ana? / + R 1 = = ====== ) / ana?-ana?/ 'anak' 'an ak-anak ' /guru-guru inda? buliah data77 talambe? / 'Guru-gu ru tidak bo leh datang terlambat.' /ana? -an a? inda? bul&ah mairue? / ' Anak-an ak tidak boleh ribu t .' Kata benda asal yang mendapat perulangan murni seperti pada contohcontoh di atas mempunyai arti seperti yang terda pat pada kata-kata benda asal itu dengan pengertian jamak. · KB 1 + R2 ======== ) KB 2 Contoh : / kudo/ + R2 'kudo' /ruamah/ + R2 = =======)/kudo-kudo/ 'kuda-kuda' ========) / rumah-rumah/ /kudo-kudo ana? tu lah ila77/ 'Kuda-kuda (main an) anak itu hilang .' /rumah-rumah ana? ambo dipatahkanno/ 26 'rumah' 'rumah-rumah' ' Rumah-rumah anak saya dipatahkannya.' ======== ) /la71i?-la71i? I /la71i? -la71i? nan dipakayno wakatu barale? lah USa71/ 'Langit-langit rumah 'langit-langit' yang dipakainya sewaktu kenduri itu sudah usang.' /dukuhno ati-ati/ ==== ==== ) /ati-ati/ 'mainan kalung' 'Kalungnya berbentuk hati.' 'langit' /ati/ + R2 'hati' foto/ + R2 ======== ) /oto-oto/ 'motor-motor' 'motor' /oto-otomo lah dicampa? anno/ 'Motor-motomya sudah dibuangnya.' Kata benda asal yang mendapat perulangan mumi seperti contohcontoh ini mempunyai arti menyerupai kata benda asal. KB 3 + R 3 ======~= ) KB 2 Contoh : /jantan/ + R3 'jantan' 'jantan-jantan' /tempe/+ R 3 'tempe' = = ==== == )nantanjantan/ / /padusi/ + R3 'perempuan' = ===== = = ) /tempe-tempe/ 'tempe-tempe' = ======= ) /padusi-padusi/ 'perempuan-perempuan' /ana? kabaw ambo jantan-jantan sadono/ 'Anak kerbau saya jantan semuanya.' /sambano tempe-tempe sajo tio? ari/ 'Sambalnya tempe terus tiap hari.' /ana? kami padudusi se/ 'Anak kami perempuanperempuan semua.' Kata benda asal yang mendapat perulangan mumi seperti pada contoh-contoh itu mempunyai arti penekanan (intel)sitas). 27 • Kata Benda Asal Perlu dijelaskan bahwa kata-kat a yang berikut bukanlah merupak<~n kata benda berulang mumi , tet11pi adalah kata benda asal. Contoh: /ramo-ramo tu lah taba71/ /ramo-ramo/ 'rama-rama itu telah terbang.' 'rama-rama' /onde-onde/ 'onde-onde' /onde-onde tadi lah arnbo makan/ 'Onde-onde (sejenis kue) tadi sudah saya mana.' / anay-anay/ 'anaii-anai' /tonga? rumah tu lah dimakan anay-anay/ 'Tonggak rumah itu sudah dimakan anayanay (sejenis serangga). /uyi;~-uyia/ 'sejenis serangga' /uyi-uyi tu babuili taruyh/ 'Uyie-uyie (sejenis serangga) itu berbunyi terus.' /kuro-kuro/ 'kunci' /kuro-kuro tu lah rusa? I 'Kunci itu sudah rusak .' Bentuk kata-kata seperti contoh di atas bukanlah merupa.i<:an kat a benda berulang mumi, tetapi adalah KB asal yang bentuknya seolah-olah merupakan icata benda berulang. b. Kata Benda.BerulaJJg Berimbuhan Kata benda berulang berimbuhan terdiri dari kata berulang yang mempunyai awalan , kata benda berulang yang mempunyai akhiran, kata benda berulang yang mempunyai awalan dan ·akhiran, dan kata benda ·berulang yang mempunyai sisipan. 1) Kata Benda Berulang yang Mempunyai Awalan (/paN-/+ KB 1) + R 1 ========) KB 2 Contoh: (/paN-/+ /ulu/) + R 1 'pangkal~ (/paN-/+ /tuf/ke?/) + R 1 'tongkat' ======) /pa71ulu-paT7ulu/ 'penghulu-penghulu' ======) /pa71unke?-panu17ke?/ 'pembantu-pembantu penghulu' 28 ====== ) /paT}iriaT}-paT}iri:JT}/ (/paN-/+ /iriaT}/) + R 1 'pengiring' 'pengiring-pengiring' Kata benda berulang yang berpola seperti ini berarti orang yang melaksanakan apa yang dimaksud oleh : (/paN-/+ KB 1/ berartijamak. (/paN-/ + KK) + R 1 ========) KB Contoh : (/paN-/ + /suru:i!h/) + R 1 ======== ) /pasurua!J.-pasuruah/ 'suruh' 'pesuruh-pesuruh' / pasurueh-pasurueh kantu payah bana iduy?no/ 'Pesuruh-pesuruh kantor payah benar hidupnya.' (/paN-/+ /samun/) + R 1 'samun' ======== ) /panamun-panamun/ • /panamun-panamun di bukie? tambun tulaT} pandeka-papdeka/ 'Penyamun-penyamun di bukit tambun tulang semuanya pendekar.' Kata benda berulang pada contoh-contoh ini berasal dari KK yang mendapat awalan /paN-/ dan memperoleh perulangan dan mempunyaiartijamak. (/paN-/+ KS) + R 1 =====:;::==) KB Contoh:' (/paN-/ + /saki?/)+ R 1 'sakit' (/paN-/+ /masa? /) + R 1 'masak' ========) jpailaki?-pailaki?/ 'penyakit-penvakit' /paiiaki?-panaJci? nan diido? anno lah ila11/ 'Semua penyakit yang dideritaiJ1Ya sudah hilang.' ========) /pamasa?-pamasa?/ ''pemasak -~emasak' /pamasa?-pamasa? ·- nanno bali 29 tadi lah abih/ 'Semua jenis pemasak (untuk bermacam-macam gulai) sudah habis.' · Kata. benda berulang seperti contoh-contoh ini berasal dari KS yang mendapat awalan /paN-/ dan memperoleh perulangan dan berarti jamak. 2) Kata Benda Berulang yang Mempunyai Akhiran KB 1 + R 1 +/-an/ ======== ) KB 2 Contoh : /b uah/ + R 1 + /·an/ 'buah' ======== )/buah-buahan/ 'buah-b uahan ' 'Buah-buahan sekarang sangat banyak .' /buni/ + R 1 + I-an/ 'bunyi' ========) /buii.i-buiilan/ 'bunyi-bunyian' /kami maadoan bu'fu-buiiian wakatu barale? patanko/ 'Kami mengadakan . bunyi-bunyian waktu kenduri baru-baru ini. ' /tari/ + R 1 + /·an/ ======== ) /tari-tarian / 'tari-tarian' /tari-tarian wakatu tangal tujuh ba· leh ranca?-ranca? I 'Tari-tarian sewaktu tanggal tujuh be las Agustus bagus-bagus.' Kata benda asal yang mendapat perulangan dan akhiran /-an/ seperti contoh-contoh berikut ini menjadi kata benda berulang yang berarti jamak. (KK + /-an/) + R 1 ======== ) KB Contoh : (/cate?/ +/-an/)+ R 1 'catat' ======== ) /catatan-catatan/ (/tulih/ +/-an/ + R 1 'tulis' ======== ) /tulisan-tulisan/ 'catatan-catatan' 'tulisan-tulisan' 30 (/makan/ +/-an/+ R 1 'makan' ========) /makanan-makanan/ (/suke?/ +/-an/+ R 1 'sukat' ::::::======) /sukatan-sukatan/ (/jamu/ +/-an/+ R 1 'jemur' ==::::===== ) /jamuran-jamuran/ 'makanan"makanan' 'sukatan-sukatan (ukurari untuk padi)' 'jemuran-jemuran' Kata benda berulang seperti pada contoh-contoh berikut ini berasal dari KK yang mendapat akhiran /-an/ dan memperoleh perulangan, dan mempunyai arti jamak. ======== ) KB I arum/ + R 1 + f.·an/ ========) /arum-aruman/ KS + R 1 /-an/ 'l1.aru' 'harum-haruman' /arum-aruman paralu kalaw ado uran mati/ 'Harurn-haruman perlu kalau ada orang yang meninggal.' /asln/ + R 1 +/-an/ 'asin ' · ======== ) /asin-asinan/ 'asin-asinan' /urafl tu karajono manjua asinasinan/ 'PekeJ.jaan orang itu menjual bermacam-macam asinan.' Kata benda berulang ini berasal dari kata sifat asal yang mendapat perulangan dan akhiran /-an/ dan mempunyai artijamak. KBl + Rl + (/-no/)-------- ) ( /-e/) -------- KB2 Contoh: ----'-~--- ) ·/UJ.ti31..-uiu,.J,... ( -ii.o/ /ujuefl/ + R 1 + ((/-fid/) I -:e/ ) · -..,------~ 1 ~- · ..,, ( -e 'ujung-ujungnya' 'ujung' ' /ii.6/) . . 1.. • - -- - - - - - ) /paflka-paflka (~1-lO . /panka/ + R 1 + (/-e/) --------• 1\V 31 'umbi-umbinya' 'pangkal' /bu170/ + R 1 + (/-no/) ------- - ) /b u'J70-bU'J70 (-iio; ( /-·e/) -------(-e 'bunga-bunganya' 'bunga' /ure?/ + R 1 + (/-no/) ( I-e/ ) ========) /ure?-ure? -e 'urat-uratnya' 'urat' /daun/ + R 1 + ((·ne; ~:~oJ ======== ) /daun-daun 'daun' (-no; (-e 'daun-daunnya' Kata benda berulang seperti contoh-contoh di ata!i mempunyai arti jamak dan berarti penekan atau intersitas kalau diberi kata /jo/ 'dengan' sebelum kata itu . K San+ R 1 +• (/-no/) ( /-e/ ) ======== ) KB Contoh: /jaf/ko/ + Rl + fi~~IJ 'jangka (masa)' ========) /jaflko-jaflko f:~o I 'masa-masanya' / unttl:~ ? pai bajalan ado jaf/ko-jaf/koiD.7 'Kalau hendak bepergian ada masa-masa yang bailc' -------- ) /katiko-katiko (-iiu I / katiko/ + R 1 + ((/-no/) I -ef ) ------ - (-e 'waktu (ketika, saat)' 'waktu-waktunya.' /ado katiko-katikoiio untt.la? heran, inda? taruyh sajo doh/ 'Kalau hendak marah ada saat· saatnya, tidak boleh terus menerus.' /sabe?/ + R 1 +(/-no/) (/-e/) 'sebab' ======== ) /sabe?-sabe? ( :o/ .. 'sebab-sebabnya' /lah bana? sabe?-sabe? no tu kok inda? inda? kalari ifio doh/ 32 'Sudah banyak sebab-sebabnya maka dia lari.' Kata benda berulang seperti contoh-contoh di atas berasal dari K San yang mendapat pe rulangan dan akhiran /-no/ ata u /-e/, dan mempunyai arti jamak. KK + R + (/-no / ) -------- ) 1 ( 1-e/) -------- KB Contoh: / baco/ + R 1 + /-an/+ (/-n6/) ------ ) / baco-bacoan (-no; (/-e/) ---- -- (-e / ado-baco,bacoaniio t u ko? inda? indal munkin rimaw tu masu? panjaro/ 'Kalau tidak ada mentera, tidak mungkin hariiT)au itu masuk • penjara.' 'se but' Kata bend a berulang seperti contoh di atas berarti jamak dan merupakan mantera . Data yang tersedia inilah satu-satunya kata benda berulang yang berpola seperti ini . 3) Kata Benda Berulang yang Mempunyai Awalan dan Akhiran (KB I + /ka- ... -an/) + R 1 ======== ) KB 2 Contoh : (/nagari/ + /ka- ... -an/) + R 1/) 'negeri' ======) /kanagarian-kanagarian/ (/came?/+ /ka- ... -an/) + R 1 ======) /kacamatan-kacamatan/ (/pulaw/ + /ka- ... -an/) + R 1 'pulau' ====== ) /kapulawan-kapulawan/ 'kenegerian-kenegerian' 'kecamatan-kecamatan ' (/bupati/ + /ka- ... --an /). + R 1 'bupati' 'kepulauan-kepulauan' ====== ) /kabupaten-kabupaten/ 'kabupaten-kabupaten' Kata benda asal yang mendapat morfem /ka- .. .-an/ kemudian memperoleh perulangan mempunyai arti jamak dari (KB 1 + /ka- ... -an/). Perubahan bunyi pada suku akhir (/bu pati/ + /ka- .. .-a11/) + R 1 /kab upatenkabupaten / dibicarakan pada bagian lllorfofonemik (4). ======) 33 (KS + / ka-... an/) + R I ====== ) KB Contoh : (/suli? I + /ka- ... -an/) + R I 'sulit' =====:::=:= )./kasuiitan -kasulitan/ (/malaf1/ + / ka-... -an/) + R I 'malang' ======== ) /kamalaf1an -kamalaf1an/ (/kuran/ + / ka- ... -an/) + R 1 'kurang' ======== ) /kakuraf1an-kakuraf1an/ kesulit an -kesulit an ' 'kemalangan-kemalangan ' 'kekurangan-kekurangan ' (/labieh// + /ka-... -an/) + R 1=======l 'le bih' C~mtoh /kalabihan-kalabihan / 'kele bihan -kele bihan dalam kalimat: .( I) /kasulitan-kasulitan nan diado?uu; bisa diatehi/ 'Kesulitan -kesulitan yang diharapinya dapat diatasinya semuanya.' (2) /kalaf1an-kamaf1an saj o nan diado?iilo/ 'Kemalangan terus menerus yang dihadapinya .' (3) /inolah t au kakuraf1an-kakuraf1anno kini/ 'Dia sudah mengetahui semua kekurangannya.' (4) /kalabihan-kalabihan uraf1 mina11 suko manolof1, suko bagotof1royof1 jo maota/ 'Kelebihan-kelebihan orang Minang ialah suka menolong, suka bergotong rohong dan suka berbicara.' Kata sifat yang mendapat morfem /ka- ...-an/ kemudian memperoleh perulangan mempunyai arti jamak dari (K + /ka- ...-an/). (KB 1 + /pa-...-an/) + R 1 ======== ) KB 2 Contoh : (!rumah/ + /pa-... an/) + R 1 'rumah' ======== ) /parumahan-parumahan/ (/karu/ + /pa- ... -an/) + R 1 'kayu' ======== ) /pakayuan-pakayuan/ (/kuba~/ 'kubur' + /pa-...-an/) + R 1 'Perumahan-perumahan' 'Kayu/bahan nyak rum ah' untuk ======== ) /pakuburan-pakuburan/ .> Perkuburan-perkuburan ' ba- 34 Contoh dalam kalimat: (1) /parumahan-parumahan nan diboronno lab salasa):/ 'Perumaban-perumaban yang diborongnya sudab selesai.' {2) /pakayuan-pakayuan tu lab abih tajua bali:~?/ 'Kayu untuk membuat beberapa rumab itu sudab habis ·terjual dan orang yang empunyanya tidak jadi membuat rumab .' (3) /pakuburan-pakuburan nan dibue? dek pamarintab lab salasay/ 'Pekuburan-pekuburan yang dibangun oleh pemerintab sudab selesai semuanya.' Kata benda asal yang mendapat morfem /pa-... -an/ dan kemudian memperoleh perulangan mempunyai arti jamak dari kata benda yang mendapat morfem itu. 4) Kata Benda yang Mempunyai Sisipan {KS t /-al-/) + R 1 Contoh : ========) KB (/gambuan/ + /-al-/) + Rl 'bengkak' ======== ) /galambuefl-galambuef// (/gombaf// + /-al-/) 3 R 1 'gombang' ======== ) /galombafl-galombaf// 'gelembung-gelembung' 'gelombang-gelombang' Contoh dalam kalimat : (1) /galombaf/-galombaf/ ruo? tu gadaf/·gadaf// 'Gelembung-gelembung busa sabun itu besar-besar.' (2) /galomban-galomban ukiran pintu itu tinggi-tinggi bana/ 'Gelombang-gelombang ukiran pintu itu tinggi-tinggi benar.' Kata benda berulang contoh-contoh di atas berarti jamak dari KS yang sudab mendapat sisipan /-al-/. c. Kata Benda Majemuk Berulang KB 1 + • (R 1)+KB 2 (R2) (R3) ======== ) Contoh: /kuku/ + R 1 + /kambklf// ========) /kuku-kuku kambla71/ 35 'Kuku' 'kuku-kuku kambing pencabut paku)' 'kambing' foto/ + R2 /plasti?/ ======== ) /oto-oto plastik:/ /sunuy?/ + R3 + /kuci:lf// 'kumis' 'kucing' ======== ) /sunuy?-sunuy?-kuci:lT// 'motor' 'plastik' (alat 'motor-motor plastik' (mainan seperti motor yang terbuat dari plastik) 'kumis kucing' Contoh dalam kalimat : (1) /kuku-kuku kambie7'/ tadi lah disimpanno/ 'Kuku-kuku kambing (alat pencabut paku) itu sudah disimpannya semuanya.' (2) /oto-oto plastik? no ila7'1/ 'Motor-motor plastiknya (mainan seperti motor-motor, yang terbuat dari plastik hilang.' (3) /jo su7'/Y?-su7'/uy?-kucie7'/ ambo diambi;?iio/ 'Kumis kucing saya juga diambilnya.' Kata benda berulang yang berpola seperti ini berarti jamak (pada contoh kalimat No . I) menyerupai (pada contoh kalimat No . 2) d.an benlrtipenekanan atau intensitas (pada contoh kalimat No. 3) dengan adanya kata fjo/ 'dengan' di muka kata berulang pada kalimat No.3 itu. (KB 1 3 R3 + KK) ======== ) KB 2 Contoh: (1) (2) (/banta/ + R3 + /guliefl/ 'bantal' 'guling' /banta+guli;f// + R3 (/tampe?/ + R3 + /tidu/ 'tempat' 'tidur' /tampe?+tidu~ R3 ====== ) /banta-banta guli~/ _ 'bantal guling' ====== ) /banta guli:m-banta gu®t1/ ====== ) /tampe?-tampe? tidue/ 'tempat tidur' ====== ) /tampe? tiduaftampe? ti- due/ ...... 36 (3) (/ aleh/ + R 3 + (kasu.:~/ ' alas' 'kasur' ====== ) /aleh-aleh kasu.:~/ /aleh+kasu.:~/ ====== ) /aleh kasu-aleh kasu.:~/ + R3 'alas kasur' Contoh dalarn kalirnat: (1) /jo banta-banta guli/n dibalian lakino..di pasa/ ' Banal guling (bisa sebuah banta! guling) juga dibelikan suarni· nya (setelah dia rnernbelikan yang lain).' (2) /jo tarnpe?-tarnpe tidu.:~ dibalikanno sabalun kawin/ 'Sebelurn di kawin dengan pria itu , pria itu rnernbelikannya ber· rnacam-rnacarn barang terrnasuk ternpat tidur (bisa sebuah ternpat tidur) .' (3) (/aleh/ + R 3 + /kasue/ 'alas' 'kasur' /aleh+kasue/ + R 3 "Contoh dalarn kalirnat : ====== ) /aleh-aleh kasue/ 'alas kasu r' ======) /aleh kasu -aleh kasue/ (1 ) /jo banta-banta gulia17 dibalian lakiii.o di paasa/ ' Bantal guling (bisa sebuah banta! guling) juga dibelikan suarni· nya (setelah dia rnernbelikan yang lain-lain). 1 (2) /jo tarnpe?-tampe? tidu.:~ dibalikanno sabalun kawin/ 'Sebelurn dia kawin dengan pria itu, pria itu rnernbelikannya berrnacam-rnacam barang terrnasuk ternpat tidur (bisa sebuah ternpat tidur).' (3) /jo aleh-aleh kasu disasahan de? lakiii.ot 'Suaminya rnencucikan pakaian kotor terrnasuk alas kasur yang kotor(bisa sehelai alas kasur).' Kata benda berulang yang berpola seperti di atas berarti penekanan (intensitas) seperti contoh-contoh dalarn kalimat No . 1, 2, dan 3 dan dapat berarti jarnak atau rnenyerupai (rnainan anak-anak) seperti dalarn I kalirnat /banta guli.:~T)-banta guli.:~17 tu lah dibaT)ki?no/ 'Ban tal guling-bantal guling itu sudah dinaikkannya ke atas rurnah .' 3 .1 .3 .3 Kata Benda Majernuk Dalarn bahasa Minangkabau dua atau tiga kata dapat rnernbentuk satu gabungan kata yang rnernpunyai arti baru. Gabungan seperti ini disebut kata rnajernuk . 37 Jika gabungan baru ini berfungsi sebagai kata benda, gab ungan ini dinarnakan kata benda majemuk. Di sarnping gabungan seperti ini, ada juga kata benda majemuk yang terdiri dari kata benda dan satu morfem unik terikat , yang tidak dapat berdiri ·sendiri, misalny a cangang dalam gabungan bukik cangang (nama bukit) , bunga rampai (bunga dengan daun pand an' bercampur untuk harum-haruman). Kata benda majemuk dapat j uga berimbuhan dan bered uplikasi, misalnya mato p ancarian (mata pencarian), bujang-bujang tanggung (pemuda remaja). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kata benda maje muk mempunyai empat ciri khas, yaitu sebagai berikut : · 1) Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu gabu ngan benda baru dengan arti baru. Misalnya , /ana? ameh/ " anak emas" (kesayangan). 2) Gabungan dua atau tiga kata dalarn pembentukan kata benda majemuk itu tidak be bas, tetapi pilihannya ditentukan oleh morfem itu. Misalnya, kit a dapat mengatakan /anak kunci/ 'anak kunci' atau /kunci/, tetapi kita tidak dapat mengataka'n /anak pintu/ 'anak pintu ' , tetapi yang biasa disebut ialah /daun pintu/ daun pintu at au / pintu/ . Kit a biasanya mengatakan /lintah dare?/ 'lintah dar at' /lintah lawi? F'lintah !aut' at a~ /tintah sunay/ 'tintah sungai' tidak biasa disebut orang. 3) Gabungan kata benda majemuk itu tidak dapat disisipi dengan kata lain. Inilah satu ciri khas yang membed akan kata benda majemuk frase nomina dan klausa . Contoh : Kata Benda Majemuk Frase Nomina / rumah gada'T/ tu lah tuo/ /rumah nan gada'T/ tu lah tuo/ 'Rum'ah adat itu sudah tua' 'Rumah yang besar itu sudah tua .' Ini bukan adat hanya ukurannya yang besar. /itu rumah gadan kami/ 'Itu rumah adat kami' /rumah tu gadan/ (klausa) 'Rumah itu besar.' 4) Penjelasan kata majemuk menjelaskan keseluruhan gabungan unsur-unsurnya, sedangkan penjelasan pacta frase menjelaskan salah satu unsumya saja. 38 Contoh: Penjelasan kata majemuk adalah sebagai berikut. /rumah saki? nan baru tu ranca? I 'Rumah sakit yang baru itu bagus.' Kata baru di sini menjelaskan rumah sakit Penjelasan frase adalah sebagai berikut. /rumah ura17 kaye nan baru tu ranca? / 'Rumah orang kaya yang baru itu bagus.' Kata baru di sini hanya menjelaskan satu unsur dari frase rumah orang kaya, yakni kata rumah. Di bawah ini akan dibicarakan lebih lanjut tentang kata benda majemuk murni dan kata benda majemuk berimbuhan, sedangkan kata benda majemuk beruJang sudah dibicarakan pada butir 3.1.3.2c. a. Kata Benda Majemuk Murni Pada umumnya kata benda majemuk murni terdiri dari dua kata benda dan kata sifat, kata benda dan kata kerja, kata benda dan kata bilangan, kata kerja dan kata benda, kata sifat dan kata sifat, kata kerja dan kata benda dengan kata kerja, serta kata kerja dan kata benda, Ada pula yang terdiri dari kata benda dan satu morfem terikat. 1) KB 1 + KB 2 ======== ) KB Kata benda majemuk bisa berbentuk dari dua kata benda yang berbeda dan berbentuk kata benda baru. Contoh: /jatu;,h badaray ayi;} mato/ 'Air mat a j atuh berderai.' /aie Sf.lSU dibalehjo tubo/ 'Air susu dibalas dengan tuba' jpara17ayiio co buayo dare?/ 'Tabiatnya seperti buaya darat' /katiko musim ca17keh bana? 'Ketika musim cengkeh jura17 nan jadi lintah dare?/ 'banyak orang yang menjadi lintah darat.' Janak? buah ura17 tu rajin bana/ 'Anak buah orang itu sangat rajin .' Konstruksi ini bersifat endosentrik sebab kata majemuk ini sama distribusinya dengan satu elemennya. 39 2) KB + KS ======== ) KB Beberapa kata benda bisa diikuti oleh kata sifat tertentu dan membentuk kata benda majemuk sebagai : /rumah gada'T/ tu sambilan ruafl/ 'Rumah adat itu sembilan ruang.' /bini mudono ranca? bana/ 'lstri mudanya sangat cantik.' jkaron maleh tu lah lamo nda? dipakayiio/ 'Kursi malas itu sudah lama tidak dipak ainya.' /ka manjadi bujan lapu:l ? swwa?af/ko/ ' Apakah engkau akan tetap saja membujang.' /rna? tuo awa? lah tiko cako/ 'Bibi saya telah datang tadi .' Konstruksi. ini juga bersifat endosentrik sebab kata bentukan ini sama distribusinya dengan kata pertamanya. 3) KB + KK ======== ) KB Beberapa kata benda dengan kata kerj a dapat membentuk kata benda majemuk dengan arti khas. Sepintas lalu gabungan ini dapat ditafsirkan sebagai frase nomina, yaitu kata kerja menerangkan kata benda, sebagai : /jaan digadu:lhulalalo?/ 'Jangan dibangunkan ular tidur (kiasan) .' /jaan dijagokan ula lalo? tu/ 'Jangan dibangunkan ular itu.' . Pada kalimat kedua ini /ula lalo?/ bukanlah kata majemuk; betul-betul ular itu tidur . Dalam gabungan kedua ini di antara /Ula/ dan /lalo?/ dapat disisipkan kata-kata, seperti /tu/, /ko/ , /nan t adi/, sedangkan pad a kalimat pertama /ula lalo?/ dengan pengertian kiasan tidak dapat diselingi dengan kata apa pun di tengahnya. Jadi, konstruksi ini benar-benar kata majemuk. Contoh :. /baju lalo. ambo ko lah cabi~? I 'Baju tidur saya ini sudah robek .' /ko? baraja di meja tulih tulah/ 'Jika belajar sebaiknya di meja tulis.' /jaan dimain-mainkan mann ti? tu/ 'Jangan dimain-mainkan mesin tik itu.' /agi:l nan tambu:lh ci~?/ /kapa tabQ'T/ jatll:lh t adi malam, baiia? urafl nan mati/ 'Beri nasi tambuh satu .' 'Kapal terbang jatuh tadi malam, ba· nyak orang yang meninggal.' 40 Konstruksi majemuk ini adalah konstruksi endosentrik. dan distribusinya sama dengan elemen pertamanya. 4) KK + KB ========) KB Beberapa kata kerja dapat pula digabungkan dengan kata benda dan membentuk kata majemuk . Jika tidak diselidiki lebih mendalam konstruksi ini hampir sama dengan frase verba, tetapi bedanya ialah frase verba dapat diselingi dengan kata lain di tengah-tengahnya, sedangkan kata majemuk ini tidak dapat. Contoh: Frase Verba Kata Majemuk /manonton pacu kudo awa? lah/ /paculah kudo awa? / 'Marl kit a men on ton ·pacu kuda.' 'Naikilah kuda say a.'. /pacu k.udo / disini artinya memakai kuda .' /ana?-ana? tu asi? main sipa? 'Anak-anak itu asyik main sepak te- kong.' (nama permainan) tekon / /di maa pulo uran maadoan pacu ,'Di mana pula orang mengadakan pacu anjing.' · anji n/ /jaan main kijo? mato juo lay/ 'Janganlah main mata:' Konstruksi majemuk ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama dengan elemen keduanya. 5) KS 1 + KS 2 =;::====== ) KB Ada beberapa pasangan kata sifat yang bertentangan arti, yang dapat digabungkan menjadi kata benda majemuk dengan pe.ngertian seluruh orang · atau kelompok yang dimaksud oleh kata sifat asal itu. Contoh: fgadaf/ keta? buli3h manonton filem tu/ 'Besar kecil boleh menonton fi!3m itu.' ftuo mudo pai ka musaji?/ 'Tua mud a pergi ke mesjid .' /bay;il~ buru3? kami tarimo sadoiio/ 'Baik.-dan buruk semuanya kami terima.' 41 /kayo bansay? uraT'/ tu samo sajo di kami no/ 'Orang kaya dan miskin bagi kami sama saja.' Dalam kalimat konsttuksi ini KS 1 dan KS 2 mempunyai kedudukan yang sama dengan pengertian bahwa yang satu tidak menerangkan yang lain. Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama dengan salah satu elemennya. 6) KK 1 + KK 2 ======== ) KB Ada beberapa kata kerja yang dapat membentuk kat a benda majemuk; gabungan begini sangat langka , tetapi sering dipakai orang. Contoh: /tanguaT'/ jawe? tu paralu dipatahankan/ 'Tanggungjawab itu perlu dipergunakan.' /minum makan ditangu<l7] no/ 'Minum makan diberi oleh itu.' fdudu<l·? toga? ii.o al~n jaleh/ 'Belum ada kepastian .' Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik sebab disttibusinya sama dengan salah satu e1emennya. 7) KB + K Bil =::::====== ) KB Beberapa kata benda dapat pula digabungkan d!lngan kata bilangan ter- tentu d!!Jl membentuk kata benda majemuk. CQp~oh: /ati-ati bajalan di simpflfl tigo tu/ 'Hati-hati berjalan di simpang tiga itu.' /lai lama? nasi di simpflfl ampe? tu/ 'Apakah enak nasi di simpang empat itu.' /kami ti11ga di simpQT'/ anamf 'Kami tinggal di simpang enam.' /topi tu bantue? iio sagi tigo/ 'Topi itu berbentuk segi tiga.' /sapu ta11an tu sogi ampe?/ 'Sapu tangan itu segi empat .' 42 B) KB) + Morfem Unik ===) KB KB) Ada beberapa morfem unik yang sangat langka pemakaiannya dengan morfem lain, tetapi dapat bergabung dengan beberapa kata tertentu dalam konstruksi kata benda majemuk. Morfem unik itu,antara lain ialah /rampay/, I can an/ , dengan Igenden/ . Contoh: /bur/(J rampay arum bana bauno/ 'Bunga rampai harum benar baunya.' /di maa daerah buki? cana17 tu/ 'Di mana daerah bukit cangan itu.' /tau lah jo era17 gende17 tu sakete?I ' Ariflah dengan perbuatan dan gerakgerik itu sedikit.' Konstruksi ini adalah konstruksi endosentris sebab distribusinya sama dengan salah satu elemennya. 9) KB 1 + KK + KB 2 ======== ) KB 3 Ada beberapa kata benda majemuk yang terdiri dari tiga, yaitu kata benda, kata kerja , serta kat a bend a kata kerja yang bergabungan ini mempunyai arti khas. Contoh : /maa tuka17 jago malam di siko/ 'Di mana penjaga malam di sini.' /katiko tuka17 jago rumah tu takalo? 'Sewaktu penjaga rumah itu tertidur mali~17 tu masu;}./ maling masuk.' /masa tukan sabi? rumpuy? tadi/ 'Di mana penyakit rumput tadi.' /tukan gili n lado kami lah sabulan nda? tibo doh/ 'Penggiling lada kami sudah sebulan tidak sebulan tidak datang.' Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama dengan kata pertamanya. b. Kata Benda Majemuk ~rimbuhan Kata benda majemuk berimbuhan dalam bahasa Minangkabau terdiri dari sebuah kata benda berimbuhan dan sebuah kata lain. Kata benda majemuk ini ada dua macam, yakni kata benda murni. Kata '!tama dalam konstruksi ini selalu kata yang pertama. 43 Contoh : fino uran parana?an tu rna/ /tolo71 balian SQ1Jkutan baju cie?/ 'Dia seorang peranakan.' (mungkin Nias Minang, atau Minang Cina dll , tetapi dengan orang Barat) 'Tolong belikan sebuah sangkutan baju.' Kata utamanya ialah /sankutan/ . Jika susunan kata dalam konstruksi dibalikkan, hasilnya tida~ kata majemuk lagi . Ada yang dapat menjadi frase dengan kata kedua sebagai kata kepunyaail , kata keterangan, dan lain-lain; atau ada pula yang tidak gramatikaJ sama sekali. Contoh: jpara.na?an ura17 tu baoperasi/ 'Peranakannya dioperasi. " (frase) jura11 parana?an tu baoperasi/ 'Orang peranakan itu dioperasi.' (kata majemuk) fpancuran ai~ tu tinggi/ 'Pancuran air itu tinggi.' (kata majemuk) /aie pancuran tu barasi~h/ 'Air dari pancuran itu bersih.' (frase) /tolo71 balian sa71kutan baju cie?f 'Tolong belikan sebuah sangkutan baju.' (kata majemuk) / baju sankutan/ (bentuk yang tidak gramatikal). Di bawah ini akan diberikancontoh-contoh lebih lanjut untuk tiap-tiap kelompok kata benda majemuk berimbuhan. ==========) l) KB + KB berirnbuhan KB Contoh: fmato pancarianno mamuke?I 'Mat a pencariannya menangkap ikan.' /pasa gadan, dulu jadi puse? padaga nan di Pada / 'Pasar Gedang dulu-dulu jadi pusat padaga1]Qn di Pada11/ /jaan bamain juo di situ beko dilarian ura11 bunian/ 'Jangan bermain di sana, nanti dilarikan orang halus.' /dulu apa? no tantara bayaranj 'Dulu ayahnya tentara bayaran.' Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama dengan salah satu elemennya. 2) KB Berimbuhan + KB -:=_-=_-:=_-:=_-:=_-=_-=_-_::J KB 44 contoh : /elo?-elo? bajalan di pasimpanan jalan tu/ 'Baik-baik berjalan di persimpangan jalan itu.' /dulu bana? uran masue? paguruan siZe?/ 'Dulu banyak orang masuk perguruan silat.' /di kampue71 kami ura71 mandi di pancuran aie/ 'Di kampung kami orang mandi di pancuran air.' Konstruksi ini juga endosentrik. c) Kata Benda Majemuk Lain-lain Yang masuk kelompok ini sebenarnya kata majemuk yang terdiri dari tiga kata, di antaranya kata yang berimbuhan dan kata majemuk berulang. Kata benda majemuk berulang telah dibicara.kan pada butir 3.1 .. 3.2.c, yang dalam bagian ini hanya dibicarakan kata benda majemuk berimbuhan yang terdiri dari tiga kata atau lebih. Kata utamanya seperti kata benda majemuk yang lain kecuali jika kata benda majemuk itu berasal dari gabungan dua kata sifat, seperti /gadan kete? I dan /tuo · mudo / adalah kata yang pertama dalam keloll).pok. Contoh: /tio? ari rni77gu bana? pasatuan buru babi nan basobo? di pada77 panja77/ 'Tiap hari Minggu banyak persatuan berburu babi yang sating berjumpa di Padang Panjang.' /jaan dila77ga juo paraturan lalu linteh/ 'Jangan dilanggar juga peraturan lalu lintas.' /si uja71 nio pulo masu:l? pasatuan bulu ta77Kkih/ 'Si Ujang ingin pula masuk persatuan bulu tangkis.' /lah baiia? pasatuan sepa? bola kini di siko/ 'Sudah banyak persatuan sepak bola sekarang di sini.' Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama dengan kata pertanyaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua kata benda majemuk adalah endosentrik. 3.2 Bentuk Kata Sifat (KS) Dalam bahasa Minangkabau kita mempunyai beberapa bentuk KS seperti KS asal, kata bantu KS, dan KS bentuknya. Kata sifat bentukan terdiri dari KS berimbuhan, KS berulang, dan KS majemuk. Kata sifat berimbuhan terdiri dari KS berimbuhan infleksional dan KS berimbuhan derivasional. Kata sifat berulang terdiri dari KS berulang murni, KS berulang ber- 45 imbuhan dan KS berulang lain-lain, se dangkan KS maj emuk terdiri dari KS majemuk mur ni da n KS majemuk berimbuhan . 3.2.1 Kata Sifat Asal Pada umumnya KS asal dalam bahasa Minakgkabau menentukan situasi, kondisi , dan sifat sesuatu benda. a. Situasi Contoh : /ale? tu eboh bana/ / pasa tu rami/ /ale? tu kacaw bana/ /pasa aniaJ?/ /ari sada17 'paujan/ 'Helat itu bising benar.' 'Pasar itu ramai. ' 'Helat itu sangat tidak menentu.' 'Pasar hening.' ' Hari sedang hujan.' b. Kondisi Contoh : /ari a17e? bana/ /ari kalam/ /bulan tara11/ /ayi~ tu di77in/ /ana? tu damam/ 'Hari panas benar.' 'Hari gelap.' 'Bulan terang.' 'Air itu dingin .' 'Anak itu demam.' c. Sifat Sesuatu Benda Contoh: /ana? tu elo?/ /anji~f1 tu jina?I /garam masin/ /api a17g?I 'Anak itu baik. ' ' Anjing itu jinak.' 'Garam asin.' 'A pi panas. ' d. Wajah Sesuatu Benda Contoh: /ana? gadih tu ranca? I /rumah tu burug? / /uraf1 tu sari17?/ /ana? tu manih/ 'Anak gadis itu cantik. ' 'Rumah itu buruk.' 'Orang itu cemburut.' ,Anak itu manis.' 46 e. Warna Sesuatu Benda Contoh : /bu17o tu kunie17/ / bajuno sirih/ /topi adi;)? ijaw/ / otono putieh/ /kupiah apa? itam/ ' Bunga itu kuning.' 'Bajunya merah.' 'Topi adik hijau.' 'Mobilnya putih.' 'Peci ayah hitam.' f. Rasa Sesuatu Benda Contoh : /kue tu manih bana/ /limaw tu masam/ /jalan tu linci;)/ / papan tulih tu kase? I /kain bugih tu aluyh/ 'Kue itu manis benar.' 'Jeruk itu asam.' 'Jalan itu lincir.' 'Papan tulis itu kesat. ' 'Kain sarung bugis itu hal us.' g. Ukuran Sesuatu Benda Contoh : / tali panja11/ / karateh tu mipih/ /rumahno gada17/ /buku tu taba/ 'Tali itu panjang.' 'Kertas itu tipis.' ' Rumahnya besar.' ' Buku itu tebal.' 3.2.2 Kata Bantu Kata Sifat Kata bantu kata sifat dalam bahasa Minangkabau menunjukkan intensitas KS itu sendiri, apakah melebihi atau kurang dari yang dimaksud oleh KS itu . Ada yang menunjukkan keragu-raguan dan sama-sama untuk memperbandingkan dua buah atau lebih. Contoh : /gunU;)i? tu ti17gi bana/ 'Gunung itu sangat tinggi.' /bana/ adalah kata bantu KS menunjukkan ;sangat'. /tali tu kura17 panja17/ 'Tali itu kurang panjang.' /labiah bana? de? adl;)? pado do? 'Lebih banyak bagi adik daripada den/ untuk saya. · /makin lamo makin mudo/ 'Makain lama makin muda.' 3.2.3 Kata Sifat Bentukan Kata sifat bentukan dalam bahasa Minangkabau dapat dibentuk dari 47 KS asal dan kata-kata yang bukan kata sifat. Kata sifat bent ukan ini terdiri dari KS berimbuhan , KS berulang , dan KS majemuk. 3.2.3.1 Kata Sifat Berimbuhan Kata sifat berimbuhan dalam bahasa _Minangkabau terbagi ata s KS berimbuhan infleksional dan KS berimbuhan derivasional. Kata sifat berimbuhan derivasional dibentuk dari kata-kata yang bukan KS. a. Kata Sifat Berimbuhan Infleksional Kata sifat berimbuhan infelksional adalah KS dasar ditambah dengan awalan atau akhiran , atau dengan awalan dan akhiran sekaligus, seperti berikut Kata sifat ini menunjukkan bahwa seseorang suka atau terbisa menjadi yang disebutkan oleh KS asal sehingga menjadi sifat orang itu. 1 Contoh : /apa? no pamabua?/ /apa? palatiah/ /ana? tu pamalu/ /ura17tu pamurah/ · /adi~? pamanih/ ' Ayahnya pemabuk.' ' Ayah mudah letih.' 'Anak itu pemalu.' 'Orang itu suka menjual murah.' 'Adik suka yang manis.' Untuk beberapa kata sifat yang lain dari yang tertera di atas·, awalan /pa-/ berubah menjadi /paN-/ seperti : /paN-/+ /pai?/ -=.-=-=.-=.-=.) /pamai? 'suka pahit.' /apa? pamai kopi/ ' Ayah suka minum /lina?tu pa17gama11/ ' Anak itu penggugup..' /ama? pandi71in/ ' lbu mudah dingin .' /adia? pandamam/ 'Adik mudah demam.' 2) ta + KS 1 kopi pahit.' =========) KS1 Kata sifat ini m~nyatakan keadaan sesuatu yang melebihi apa yang tertera dalam KS asal, yang telah dilakukan dengan tidak sengaja seperti, 'Kue itu agak keras dibuat ibu.' /kue tu takareh dibue? sama?/ 'Tali itu terpotong lebih panjang.' /talitu tapanja71 kare? no/ /abu~? no tasi17ke? kare? no/ ' Rambutnya terpotong lebih pendek.' 48 /kue tu tagada71 bue?iio/ /cat rumahtu takuni::171 bana/ 'Kue itu terbuat !ebih besar.' 'Cat rumah itu sangat kuning. ' =======) · 3) ka + KS 1 KS9 Kata sifat ini menunjukkan keadaan seseorang atau sesuatu menjadi apa yang tertera pada KS asal setelah melakukan atau melalui sesuatu yang tertera dalam KS asal itu. Contoh : /ana? tu kadi71inan sudah mandi/ 'Anak itu kedinginan sesudah mandi.' 'Ayah kepanasan sesudah makan.' /apa? kaa71e? an sudah makan/ 'Anak itu sudah merasa besar.' /ana?tu lah katada71gan/ 'Bajunya agak hitam.' /bajuiio aga? kaitaman/ 'Adik ketakutan.' /adia? katakuy?an/ 4) baka + KS 1 + an : : : :: : : ) KS 2 Kata sifat bentukan ini menunjukkan keadaan seseorang atau sesuatu menurut maksud yang terkandung dalam KS asal. KS ini berawalan /baka-/ yang kalau dibuang salah satu suku dari awalan itu , arti KS akan berubah, umpamanya KS /bakalabilahan/ yang dibuang /ba-/ nya, maka kata itu menjadi /kalabi han/ yang berbentuk KB. Kalau /k-/ yang dihilangkan, kata itu berubah menjadi KK; /labi han/ 'dijadikan lebih'. Jadi. /baka-... -anj merupakan morfem pembentukan KS infleksional. Contoh lain adalah sebagai berikut. 'Anaknya sangat banyak.' /ana?i'1o bakapiri?an/ /apa? jo ama? inda? bakaelo?an/ 'Ayah dan ibu tidak berbaik.' 'Bicaranya tidak menentu.' _ /kece?iio inda? bakailiran/ =======) 5) sa + KS1 K.S2 /Kata sifat bentukan ini menunjukkan pengertian sama dalam suatu perbandingan. Contoh: /rumahli.u sagada71 rumah mbo/ 'Rumahnya sama besar dengan rumah saya.' /kopino samanih kopi nan iko/ 'Kopinya sama manis dengan kopi yang ini.' /ana?iio sapanday ana? ambo/ 'Anaknya sepandai anak saya.' /tasiio saitam tas apa?/ 'Tasnya samahitam dengan tas Bapak.' 49 b. Kata Sifat Berimbuhan Derivasional 1 ) Kata Asal Kata Bedan (KB) pa + KB =======) KS Kata sifat yang dibentuk dari KB dengan prefiks / pa-/ menunjukkan sifat seseorang yang terbiasa atau menyukai hal yang tersebut dalam KB asal. Contoh : / ana? gadih tu paota bana/ / paja tu parokok? I / ura1] tu pajudi bana/ /ura1] tu pabini/ / adi;)? pacaka?/ 'Ana gadis itu suka benar berbicara.' ' Anak itu suka benar merokok.' 'Orang it u suka benar main judi.' 'Orang itu suka beristri baru. ' ' Anak suka berkelahi.' 2) Kata Asal Kata Kerja (KK) pa + KK -=:_-=:_-=:_-=:_-=:_-=:_-=_) KS Kata sifat yang terbentuk dari /pa-/ dan KK ini menunjukkan sifat seseorang yang terbiasa atau suka melakukan kerja yang terdapat dalam KK asal. / pa-/ berubah menjadi / paN/ karena pengaruh morfofonemik . Contoh: /si dulah pancamo?oh bana/ /si amat pancilo?/ /ura1] tu pancubi? / /ana? gadih tu paTJga!a? / /paja tu paminta? / ' Dulah sangat mencemooh.' 'Si Amat suka mehcuri.' 'Orang itu suka mencubit.' 'Anak gadis itu suka tertawa.' ' Anak itu suka meminta.' 3.2.3.2 Kata Sifat Berulang Dalam bahasa Minangkabau KS berulang murni, KS berulang berimbuhan dan KS majemuk berulang. Dalam pembentukan KS ini terjadi tiga macam reduplikasi, yakni R 1 yang berarti jamak, R 2 berarti menyerupai dan R 3 berarti intensitas sesuatu yang tertera pada kata asal . a. Kata Sifat Berulang Mumi. Kata sifat berulang murni dalam bahasa Minangk.abau menunjukkan jamak seperti yang tertera pada kata.asal. 50 Contoh: /ana?no lah gadary-gadary/ /batary karambia tu tiryggi-tiryggi/ /jambu di balial? rumah lah sirah -sirah/ /ana? di siko jae?-jae? I /b uah kacaryno panjary-panjary/ 2) KS1 + R3 =======_) 'Anak-anaknya sudah besar-besar. ' 'Pohon kelapa itu tinggi-tinggi.' 'Jambu di belakang rumah telah merah-merah .' 'Anak-anak di sini nakal-nakal.' 'Buah kacangnya panjang-panjang.' KS2 Kata sifat berulang murni dalam Bahasa Mimingkabau juga menunjukkan intensitas seperti yang tertera pada kata asal. Contoh: / bada1mo banka?-baryk!-1? I /p urygua~no sirah-sirah/ /saki?-saki? badan dan de? bajalan jauah/ 'Badann ya bengkak-bengkak.' 'Punggungnya merah-merah.' 'Sakit-sakit badan saya karena berjalan jauh.' b. Kata Sifat Berulang Berimbuhan I) Ka + KS 1 + R 2 + an ==-:::_-:::_-:::_-=:::_) KS 2 Kata sifat ini menunjukkan sifat seseorang menyerupai apa yang dimaksud oleh kata asal. Contoh: fana?tu lah kagadary-kagadaryan bana/ /kamudo-mudoan/ /karanca ?-ranca ?an/ fkaoryeh-oryehan/ /kabiru-biruan/ 2) KB + R 2 + /ka- ... -an/ 'Anak itu sudah berlagak orang dewasa.' 'berlagak seperti orang muda.' 'berlagak seperti orang cantik atau gagah' 'berlagak seperti orang sombong dan menganggap enteng lingkungannya' 'mirip biru' =======_) KS Kata sifat ini memperlihatkan seseorang yang bersifat menuru pembawaan yang ter8ebut dalam kata asal. 51 / Co)f.toh: / ura'f/ tu ma'f/ece? kaana ?-ana?an/ 'Orang itu berbicara se perti anakanak.' ' Seperti perempuan' / kapadusi-pad us ian / / ka jantan-jan tan an/ / ka barat-baratan/ 'Seperti laki-laki. ' ' Bergaya seperti orang orang Barat.' Kata sifat ini dapat dibentuk dengan awalan /sa-/ saja yang berarti keadaan yang maksimum menurut kata dasarnya. Kata sifat ini dapat juga diberi akhiran /-no/ yang berarti sama dengan yang tidak memakai /-no/ . Conto h : /cari paku tu nan Sdkete?-kete?iio/ /sati'f/gi-ti'f/gi uran'f/ duo meter / /bara nan sadalam-da lamno luba'f/tu/ /sa dalam-dalam aie dape? juo dirana'f/iiio/ / nan sati'f/gi-ti'f/gii'to kayu tu duo p ulueh meter/ /samaha-maha !ado duo ribu sa kilo/ / samaha-mahano bali buku tu saribu tujuh rat uyh / / kolah nan saburue?-b urue? iio ko/ / saburue?-burue ? tas limo rat uyh _ cie?/ 4) (ba- + KB ) + R 1 =======) 'Cari paku itu yang sekec il-keciln ya.' ' Setinggi-tinggi orang dua meter.' ' Berapa yang paling dalarn lohang itu .' ' Berapa saja dalam air itu da pat juga direnanginya .· ' Yang paling tinggi kayu itu dua puluh meter .' ' Semahal-mahal cabe dua ribu sekilo .' ' Paling maha l harga buku itu seribu tujuh ratus rupiah .' ' lni sudah yang paling buruk.' 'Tas yang paling buruk harganya lima ratus rupiah satu .' KS Kata sifat bentukan ini menunjukan sifat atau keadaan seseorang sesuai dengan arti kata asalnya . Contoh: / ana?-an di siko lah baumu -baumu masu? sikola/ ' Anak-anak disini ban yak yang sudah !anjut umurnya masuk se kolah .' / ana?iio bati'f/kah sajo tio? ari/ ' Anaknya selalu cerewet tiap hari.' 52 - Kata sifat bentukan ini menunjukkan pengertian yang jamak dari kata asal yang dimaksud. Contoh: / mahasiswa kini pamelahpamelah/ /a na? gadihno pama1)go?pama1)go?/ / ana? sikola tu paota-paota/ /ana? sikola agamo tu pamalupamalu/ 'Mahasiswa sekarang ban yak yang pemalas.' 'Anak-anak gadisnya suka marah.' 'Anak-anak sekolah itu suka mengobrol. ' 'Anak-anak sekolah agam a itu pemalu. ' 3.2.3.3 Kata Sifat Majemuk. Seperti kata benda majemuk, kata sifat majemuk dalam BM .j uga terdiri dari dua kata atau lebih, atau suku kata dan satu morfem unik terikat, dim ada juga yang terdiri dari dua morfem unik. Konstruksi ini mempunyai arti khas. Kata sifat yang hanya terdiri dari gabungan dua kata atau morfem unik dinamakan kata sifat majemuk murni , Jika gabungan seperti ini mempunyai imbuhan konstruksi ini dinamakan kata sifat majemuk berimbuhan. Kata sifat majemuk juga dapat berulang. Contoh : Kata Sifat Majemuk Mumi /ino kareh ati banai/taba muko bana paja tu/ - Kata Sifat Majemuk Berimbuhan /inda? elo? pamanihmuluy? baiia doh//iii.o panabu muko mah/- 'Dia keras hari. ' 'Anak itu tidak tahu malu.' ' Tidak baik terlalu manis mulut .' ' Dia kurang punya rasa.' Kata Sifat Majemuk Berulang /sipay?no kareh-kareh kara?/ 'Sifatnya keras-keras kerak.' /ana? di siko mantiko la e?/- 'Anak-anakdi sini nakal-nakaL' Cirt-ciri kata sifat majemuk sama dengan ciri-ciri kata benda majemuk seperti telah dibicarakan pada butir 3.1.3.3, yakni kata sifat majemuk mempunyai arti khas yang mengacu pada satu sifat , gabungan dari kata menjadi 53 kata majem uk di tentukan oleh masing-masing kata itu . Jadi pilihannya tidak bebas, dan ya ng ketiga kata sifat majemuk tidak dapat dipisahkan satu sama lain . Jika dipisahkan oleh kata lain di tengahnya konstruksi ini menjadi frase. Jika dengan frase nomina kata pemisah itu nan ', 'itu' dan lain-lain dengan frase ajektiva kata pemisah itu 'bana' = 'sangat' . Contoh: Kata Sifat Majemuk /ino sarawaf ' Dia penakut .' / ino tab a tali77o / ' Dia kurang perasaan .' Frase Aje tiva /gada77 bana sarawaiio / 'Celananya kebesaran .' / tal i770 iio taba/ 'Telinganya tebal.' (harfiah) Kata-kata /gadar) sarawa/ dan / tabalir)o / adalah kata sifa t majemuk , sedangkan /gadar) bana sarawano / dan / taba bana tali77oiio / adalah frase. Ciri keem pat ialah penjelasan kata sifat maj emuk menjelaskan kesel uruhan gabungan kata majemuk , sedangkan penjelas frase ajektiva hanya menjelaskan salah satu unsurnya . contoh : Penjelasan kata sifat majemuk sebagai berikut : / ino kareh ati bana/ ' Dia keras hati benar.' / bana/ menjelaskan /kareh ati/ secara keseluruhannya . Penjelasan frase ajektiva seb agai berikut. /karupua? nan dibU,a? si puie? kareh bana/ . 'Kerupuk yang dibuat si Upik sangat keras.' ' bana' disini hanya menje!askan kata 'kareh' saja . Selanjutnya, akan dibicarakan kelom pok-kelompok kata sifat majemuk murni. a. Kata Sifat Majemuk Mumi. Kata Sifat Majem uk Murni dapat terdiri dari : kata sifat warna dan kata sifat benda ; kata benda dan kata benda; kata sifat dan kata benda ; kata kerja dan kat a benda.' kata sifat dan morfem unik ; morfem unik 1 dan morfem' unik 2 . 54 I) KS + KB 1 -------=---_-...=_) KS 2 Contoh : /malie? no sajo lah pani"a,'l?lalo? den / 'Melihatnya saja sudah r 'ening say a.' /jo dunsana? nda? elo? bu.sua ? ati doh/ 'Dengan saudara tidak baik busuk hati.' /ati-atilah paja tu panjarrtaf/(ln tu mah/ 'Hati-hatilah anak itu suka mencuri.' /para17ayno mantiko ciri? I 'Kelakuannya sangat nakal.' /gadan17 sarawa bana ana?-ana? di siko/ 'Anak-anak di sini sangat pengec ut.' Jika dilihat sepintas lalu konstruksi ini dapat dianggap seperti klausa yang terdiri dari kata sifat dan kata benda dan kata benda yang mengikutinya berfungsi sebagai subjek. Misalnya : /panian ambo / /busuar. tumah/ 'Pening say a.' ' Itu busuk.' Akan tetapi , dalam contoh di atas kata benda dalam konstruksi bukanlah berfungsi sebagai subjek, tetapi menerangkan kata sifa~ dan memberi arti khas pada konstruksi baru itu . J adi , konstruksi itu adalah benar-benar konstruksi kata majemuk. Konstruksi ini adalah distribusinya dan kata pertamanya dapat sama dengan distribusinya dengan kata sifat majemuk bentukan ini, misalnya : /malie? iio sajo lah pania11 laZe ? den / /malie? iio sajo lah pania117 den / 2) KS (Warna) + KB -:=._-:=._-:=._~=) KS Kata sifat yang menyatakan warna dapat pula digabungkan dengan beberapa kata benda yang mempunyai warna tertentu. Gabungan ini inembutuhkan warna baru dalam sifat majemuk ini. Contoh : /bajuno kunie'Tl·aifl</ ' Bajunya kuning air (kuning seperti air keruh).' 'Benang itu kuning telur.' /bana tu kuni:l117 taluaV /baju ana? daro disulam jo bana 'Baju pengantin perempuan disulam dengan benang emas.' kuniau ameh/ 55 /salendau no sirah darah/ /mata cicin no ijaw Jawi?/ 'Selendangn ya merah darah.' 'Mata cincinnya biru.' Konstruksi ini adalah konstruksi dan distribusinya dapat sama dengan distribusi kata pertama dari kata majemuk itu . Contoh: /ana? Jaki-laki itu mato karanja11/ /jaan picayo Jay ino lidah kali;:JTj t umah/ / layi tu pacu;:J? pisa11/ / baju i'io jam.bu ai;:J/ 'Lelaki itu mata keranjang.' 'Jangan dipercaya ucapannya, ia kurang dapat dipercaya.' 'Layar itu berwarna hijau muda.' 'Bajunya berwarna jam bu.' Jika dilihat sepintas lalu , gabungan ini mirip frase. nomina. Misalnya, /mato karanja11/ dapat berarti lobang keranjang seperti dalam contoh-contoh di bawah ini . Sebagian dari gabungan ini juga berfungsi sebagai kata benda majemuk. Frase Nomina Kata Sifat Majemuk / mato karanja11 tu gadau-gada11/ 'Mata keranjang itu besar-besar.' / lidah kali<~T/ tu taulu;:J/ 'Lidah orang keling itu terulur.' / i"fio 'Dia / mo 'Dia Kata Benda Majemuk Kata Sifat Majemuk fjambu aie tu manih/ 'Jambu air itu manis.' fpucu;:J ? pisa11 tu leba/ 'Pucuk da un pisang itu Iebar.' /jaan picayo jo buayo dare ? tu/ ' Jangan percaya dengan buaya darat itu .' (kata maje.muk) mato karanja11/ mata keranjang.' lidah kali:JTI/ tidak dapat dipercaya. / bajuno jambu ai;:J/ 'Bajunya jambu air.' /salendan iiu pucu~? pisa11/ 'Salendangnya warna hijau muda .' /buayo dare ? bana ura17 tu/ 'Orang itu sangat tidak dapat dipercaya.' Gabungan seperti ini baru dapat diketahui apakah berfungsi sebagai kata majemuk atau frase nomina setelah pema kaiannya dan artinya dalam ka limat , jika gabungan ini frase no mina, dan di antara ked ua kata itu dapat pula disisip kan satu atau lebih kata atau susunannya dapat diubah , sedangkan jika mereka kata sifat majemuk kata benda majemuk ini tidak dapat diubah. Contoh : /lidah ~ kal~17 tu taultt;}/ 'Lidah keling itu ter ulur.' ., 56 /lidah ura17 kalia17 tu taulua/ /Kalia17 tu taulue lidahno/ 'Lidah orang keling itu terulur.' 'Keling itu terulur lidhhnya.' Gabungan /ja mbu aie / dan / pucue ? pisa17/ dapat menghasilkan dua kemungkinan pemajemukan : a) /j ambu aia/ 1 b) /ja mbu aia/ 2 'jambu air' (kata benda majemuk) /jambu aie tu manih/ 'Jambu air itu manis.' 'jam bon / merah muda/ '(kata sifat majemuk) {bajuno jambu aia/ ' Bajunya merah muda.' a) /p ucua.? pisa17/ 1 b) / pucua? pisa17/ 2 ' daun muda' {kata benda majemuk) ' hijau mud a' {kata sifat majemuk) Gabungan kedua kata benda ini setelah menjadi ka~a sifat majemuk bersifat e.ksosentrik sebab unsurnya tidak sama distribusinya dengan kata ma· jemuk ini. 4) Beberapa kata kerja dapat digabungkan dengan kata benda tertentu dan membentuk kata sifat majemu k. Konstruksi seperti ini sangat Jangka dan bersifat eksosentri~ sebab unsurnya tidak sama distribusinya dengan kata sifat majemuk , ini. Sepintas Jalu dapat dianggap ga bungan ini frase karena dapat disisipi oleh ~ata Jain . Jika ia dapat disisipi oleh kata Jain , gabungan ini menjadi frase dan maknanya sangat berbeda . Contohnya: Kata Majemuk /makan ati den de? para17ayno ' Makan hati saya oleh kelakuannya .' no /mancalia? se naia? darah den/ 'Melihatnya saja naik darah saya.' S) ~~~ + Morfem Prakatagorial Frase / makan ati nan di pirie17 tu/ 'Makan hati yang dipiring itu .' /makan kalio ati jo ulam / 'Makan gulai hati dengan Jalap.' fino nai? ka janja17 ateh/ 'Dia naik jenjang atas.' =======) KS Ada beberapa morfem prakatagorial (MP) seperti /pikua? / , /balaw/ , /semampay/ , dan /Ia ga/ yang tidak dapat berdiri sen diri , tetapi dapat bergab,u ng dengan kata sifat atau kata kerja tertentu dalam membentuk kata sifat majemuk . Konstruksi yang terdiri dari KS + M unik ini merupakan konstruksi endosentrik sebab kata pertama dari gabungan ini sama distri· 57 businya dengan kata majemuk ini , sedangkan konstruksi KK adalah konstruksi eksosentrik. + M uriik ini Contoh : /baa ko? irue? piku;,? se koh / / baa ko? iru;,? se koh/ jkacaw balaw se rumahfiu/ /kacaw se rumahiio/ /padusi tu tir,gi simampayj padusi tu ti'Tjgi/ jturu:aflla'Tjga'Tj awa ? di bue? no/ 6) MP 1 + MP 2 -=-===-=-==> 'Mengapa ribut benar ini.' 'Mengapa ribut ini.' 'Rumahnya kacau balau aja.' 'Rumahnya kacau.' 'Perempuan itu tinggi semampai.' 'Perempuan -l tu tinggi.' 'Tunggang langgang saya dibuatnya.' KS Beberapa morfem prakatagorial tertentu dapat pula digabungkan dengan morfem prakatagorial lain dan membentuk kata sifat majemuk. Gabungan seperti ini sangat langka. Contoh : /karobo-toboh bana awa? dibue?fio/ /karebe-tebeh bana karajoiio/ /bili ? centaf'/ parena'Tjf no 'Terburu-buru saya dibuatnya.' 'Pekerjaannya sangat tidak beres.' 'Kamarnya tidak teratur.' b) Kata Sifat Majemuk Berimbuhan Awalan /paN-/ dan konfiks ka- . .. -an/ dapat digabungkan dengan kata sifat majemuk dan konstruksi berirnbuhan baru ini juga kata sifat majemuk. Kata sifat dengan awalan /paN-/ ini berarti 'suka' dan /ka- . .. - -an/ yang digabungkan pada kata pertama dari kata sifat majemuk tertentu berarti 'terlalu' atau ' tidak diduga-duga'. ' 1) /paN-/ + KS + KB =-=--=-=-==--=_) / KS /paN-/ dapat dikaitkan pada kata (pertama kata sifat, yang terdiri dari kata sifat dan kata benda dengan pengertian suka bersifat seperti yang disebut oleh kata sifat majemuk. Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik sebab kata pertamanya sama distribusinya dengan kata majemuk bentukan ini. 58 Contoh, : , /bulan puaso ko awa? elo ? pamurah ati/ ' Dalam bulan puasa ini kita baik pemurah hati.' / bulan puaso ko awa? elo? pamurah/ 'Dalam bulan puasa ini kita baik murah berjualan.' /jaan bera7]an bana no/iiio panaba muko mah/ 'Tidak usah dirnarahi dia , sebab dia kurang perasaan.' / elo?-elo? ma7]ece? jo ifio/ iii.o paibo ati/ ·' Baik-baik berbicara dengan dia, dia Iekas tersinggung.' / ura7] gae? no palapa71 dado/ ' Orang tuanya penyabar.' 2) /ka- ... -an/ KS + KB =======) KS Ada beberapa kata sifat majemuk yang terdiri dari kata sifat dan kata benda yang kata pertamanya dapat digabungka n dengan konfiks /ka- . .. -an/ dan membentuk kata sifat majemuk yang bermakna terlalu atau didugaduga . Kata sifat majemuk berimbuhan ini tidak seproduktif kata sifat majemuk yang berimbuhan /paN-/. Konstruksi kata sifat majemuk dengan . konfiks / ka- .. . -an/ ini bersifat endosentrik sebab kata pertamanya sama distribusinya dengan kata sifat majemuk berimbuhan ini. Contoh: jkagada1]an ati bana iiio saja? kapata11/ 'Kebesaran hati benar ia semenjak kemarin .' /kagada7]an bana iiiu saja? kapata7]/ 'Sombong benar ia semenjak kemarin .' /kami kaila1]an aka kasadoi'io/ 'Semuanya kami jadi bingung.' /de? para7]ay ana?no ayahiio kailr}an mukoj 'Karena kelakuan anaknya , ayahnya kehilangan muka .' c. Kata Sifat Majemuk Berulang Ada beberapa kata sifat majemuk yang terdiri dari kata pert;.manya berulang dan sebuah kata lain. Bentuk begini tidak begitu banyak ; kata yang ber,.ulang itu kata sifat dan kata keduanya kata benda. I) KS + R + KB + (KB) =======> KS 59 Kata sifat maj emuk kelompok ini mendapat perulangan pada kata pertam anya yang terd iri dari kata sifat . se dangkan kata keduanya adalah kata benda. Kata benda ini ada pula yang terdiri dari dua kata. yang kedua menerangkan kata benda yang pertam::J. Kata sifat majemuk beru lang ini menyatakan kualitas sifat yang diterangkan oleh kata sifatnya mcncapai kon disi maksimum . Konstru ksi ini bersifat endosentrik sebab distribusinya sama denga n salah satu kata pe mbantunya. Redupli ka si yang ada pada kata sifat majemu k ini adalah R2 yang berarri 'menyerupai.' Contoh: /cubo lah ba Ji;~ ? iiio kareh-karelz kara ? tu mah / 'C oba kembali, mungkin sekarang dia akan mengizinkan sebab dia mudah terpengaruh .' /ta biatno a e?-a e? ci? a yam / Sifatnya pada permulaannya ~ersemangat , kemudian semangatnya menurun .' /bana? bana rumah kini nan kuni()·kuni() gad/()/ ' Banyak rumah sekarang yang berwarna kuni ng gading muda .' fpani-pani /ale ? am a? manda a car itoi'iu/ ' Pening ibu mendengar ceritan ya. ' /mandilah jo ai ilu-ilu kuku/ 'Mandilah dengan air suam-suam kuku .' / katiko kami bara ke ? ari tara-tara lareh/ 'Ketika kami berangkat hari tidak begitu tera ng.' / paja tu gilo-gilo ai t u mah / 'Ana k itu agak berandal. ' BAB IV MORFOFONEMIK Sebagian kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau tidak mengalami perubahan komponen bunyinya setelah mendapat afiksasi, ~etapi sebagian lainnya mengalami perubahan. Proses perubahan bunyi pada katakata ini disebut morfofonemik, yang di dalam bahasa Minangkabau terjadi terutama pada akhir morfem bila terjadi penggabungan dengan morfem hiin . Perubahan-perubahan bentuk kata yang mendapat imbuhan dalam Japoran penelitian ini diatur menurut kaidah-kaidah di bawah ini. 1) Rumus -e? + an =======> ... at-an Contoh : /suke?/ + /an/ -=._-:=_-=:._-:=_-:> sukatan /sure?/ + /-an/ =======) suratan ike?/ + /-an/ =======> ikatan /lipe/ + /-an/ =======) lipatan /dare?/ + /-an/ =======> daratan 2) Rumus /paN-i?/ + /-an/ ======> -itan Contoh : paN + /saki?/ + /an/ ==-~==-=> paiiakitan 3) Rumus /pa + V . . . + an/ =======) 60 /par + V ... -an/ 61 Contoh : /pa + aT)in + an ;-~~~~~~) peraT)inan /pa + indu + an / -::::_-::::_-::::_-::::_-::::_-::::_-:) parinduan /pa + untuan + an / --:::=_--:::=_-=__= ) peruntuT)a n / pa + oT)kos + an/ ::::.::::.::::.::::.::::.::::.::::.) paroT)kosan / pa + ana? + an / -::::_::::_=.=.--=_::::_-:) para?an /pa + agieh + an / -=:_=.-=:_-:::_--=_= ) paragihan /pa + etoT) + an/ ::::.=.=.=.=.=.::::.) paretoT)an Catatan : V = bunyi Vokal 4) Rumus (ka) ( . . . ih) ______ _ ) (isan ( .. . eh) + an - - - - - -- (asan Contoh : /ba.leh + an/ -=:_-=:_--=_-=:_-=:_--=_::::_) balasan /ka + tirih + an/ -=_-_:-::._-=:_-=:_-=-::::.) katirisan /ka + abih + an/ -=:_-=:_-=:_=-=:.-=:.J kahabisan 5) Rumus : (ka) . . . -an + an --=_-=:_--=_--=_-=:_--:::_::::_) (ka) . . . aran Conto h : · + IaJa an I --------:) - ----- a']aran /kaja + an/ -::::_-::::_-::::_-::::_-::::_-::::_-::::_) kajaran /ka + lapa + an/ =======) kalaparan 6) Rumus : . . . wi? + an -_____ - -- - -_ ) -u t an Contoh: /lawi? + an/ -==_-=:_-=:_-=__--=_) lautan /rawi? + an/ -::::_-=:_-=:_-=:_-=:_::::_) rautan 62 ======) kautan /kawi? + an/ 7) Rumus ... (ka) ... i? + an/ ------) (ka) ... (i?) +tan (1 ) Contoh: /ka + suli?an/ ------ ) /kasuli?tan/ - ----kasulitan /jai? + an/ -_-_-_-_-:-.=--_- ) (j ~i?tan/ Jaltan 8) Rumus : (p) a. paN + (t) (k) (s) ======) (m) (n) pa E + (n) (n) Contoh: /paN + pai?/ =.=.=.=.=.=.) / pamai?/ 'suka pahit' ======) / panakuy?/ 'penakut' /paN + kareh/ ======) /panareh/ 'suka keras' ===) lpaiiaki?I ' penyakit' /paN + saki? I === /paN + takuy?/ b. PaN + ~~~ ~] ======) pa + (g) (mb) (nd) (nc) (nj) (ng) Contoh : /paN + beo/ -=--=--=--=--=--=-) /pambeo/ 'suka membeo' /paN + dareh/ /paN + cilo?/ ======), /pandareh/ 'suka terburu nafsu' ======) /pancilo?/ 'suka mencuri' /pan + jajo?/ -:: :_-::::_-::::_-::::_-::::.-::::.) /panjajo?/ 'penjijik' /paN + gall/ ======> /pangali/ 'mudah merasa geli' 63 (m) c. PpaN + (I) (r) (n) (n) (w) (V) Keterangan : V ------) pa + ------ = / a/ , /i/, /u/ , /e/, (m) (I) (r) (n) (n) (w) (V) /of Contoh: ======) / pamalah/ ' suka malas' /paN + lalo?/ ======) / palalo?/ 'suka tidur' /paN + rampo?/ ======) /parampo?/ 'perampok' /paN + nai? / ======) /panai? / naik' /paN + maleh/ ·~uka (paN + 11eox /paN + r;eo11/ /paN + waarlf /paN + aja/ /paN + ikue/ /paN+ ulah/ /paN + eto11/ - ------ ) /paN + ota/ 9) . . . uy? + an ======) /paT!eOT!/ 'suka mengeong' ======) / pawa?aT!/ ' suka memanggil kau' ======) / paaja/ 'pelajaran ' ======) /paikuOI/ 'suka mengekor' ======) /paulah/ 'suka bertingkah' ======) /paetori/ 'alat penghitung' /paota/ 'suka mengobrol' ======) .. . utan Contoh: /sakuy? + an/ -- ---) /sa11kutan/ 'sangkutan' - ----;,- - - . 64 /japuy? + an/ :=:=:=:=:=:=) /japutan/ 'jemputan' ======) /rambuatn/ /rambutan/ ka + rajo + -an ======) / karajaan/ 'kerajaan' ======) /bayaran/ 'bayaran' / rambuy? + an/ I 0) 12) Kata-kata bahasa Indonesia yang dipinjam o1eh bahasa Minangkabau yang berakhir /r/ atau /1/, bunyi akhirannya dihilangkan atau menjadi 1~1. Bila kata pinjaman ini mendapat akhiran /-an/, maka bunyi /r/ atau /1/ kembali dihidupkan. Contoh : /kumpu~ /sambi~ + an/ + an/ , /pu.ku~ + an/ fbanta + an/ /piki~ /lili~ .+ an/ .+ an/ ======) /kumpu1an/ ======) /sambilan/ ======) /puku1an/ ======) /banta1an/ - - ----) ------ / pikiran/ 'kumpu1an' 'sambi1an' 'puku1an' 'bantalan' 'pikiran' ======) /iliran/ 'iliran' 'kuburan' /kubu~ + an/ ------) ------ /kuku~ + an/ ======) /kukuran/ 'a1at untuk pengukur kepa1a' /jamu~ + an/ 'jemuran' /sayu~ + an/ ======) /jamuran/ ======) /sayuran/ ======) /ukiran/ ======) /puntaran/ /uki:~ + an/ /punta + an/ /kuburan/ 'sayuran' 'ukiran' 'puntaran' BAB V MAKNA Bab ini membicarakan makna kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau yang ditimbulkan oleh proses morfologis yang menyebabkan timbulnya perubahan makna kata-kata itu . Perubahan makna kata benda dan ·kata sifat dipaparkan secara terpisah di bawah ini. S.1 Makna K.ata Benda Perubahan makna kata benda ditimbulkan oleh adanya proses morfologis , seperti aflksasi, reduplikasi, dan kompositum. Makna yang ditimbulkan oleh proses morfologis itu adalah menyatakan jamak, tempat, berlaku, sebagai, alat, menjadikan, hal atau cara, akibat atau hasil perubuatan, mencakup, keseluruhan, dan mengeraskan. 1) Mengatakan Jarnak Makna kata yang benda yang menyatakan, jamak , Bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut: a. Kata benda berimbuhan infoksional / ... -an/ Contoh: /ramb utan/ /surian/ /durian/ /sawahan/ 'rambutan' 'surian' 'durian' 'sawahan' Perlu dicatat bahwa pada kata: /lautan/ dan /daratan/ maknanya besar. 65 66 b. /-ar/ Contoh: /garigi/ / tarali/ /ja riji/ 'gerigi ' 'terali' 'jeriji' c. Perulangan murni Contoh : /rumah-rum ah/ /gunu?~·gunU;}7"// / kayu-kayu/ 'rumah-rumah' 'gun ung-gun ung' 'kayu-kayu ' d. Perulangan dengan awalan /pa-/ (pa-KB) + R Co ntoh: I paryulu-paryulu/ /pan uryk;}?-panuryka ?I / panaki?-panaki?I 'penghulu-penghulu ' 'penunjang-penunjang' 'penyakit-penyakit' e. Perulangan dengan akhiran /-an/ (1\.B) + R (KK) Contoh : /durian-durian/ /rambutan-rambutan/ / ukiran-ukiran/ 'durian -durian ' 'rambutan-rambutan' 'ukiran-ukiran ' Selain menyatakan jamak, kata-kata di atas juga mempunyai arti berma· cam-macam. f. Perulangan dengan konftks /ka- ... ·an/ (KB - (ka- ... -an) ) _ R (pa· ... -an) Contoh: /kasulitan-kasulit~m/ /kawalian-kawalian/ /perumahan-perumahan/ 'kesulitan-kesulitan' 'kewalian-kewalian' 'perumahan-perumahan' 6..7 I pakayuan -pakayuan/ ' pekayuan -pekayuan ' g. Pemajemukan Berulang (KB I + (KB2) (KS ) + ========) Contoh : /kuku-kuku kambi<~TI/ · /kaki-kaki ayam / / rumah-rumah gada11/ 'kuku-kukuk kambing' 'kaki-kaki ayan1 ' 'rumah-rumah adat' 2) Menyatakan Tempat Makna kata benda yang menyatakan ' tempat' bentuk-bentuknya adalah sebagai beriku t : a. Dengan akhiran / -a.n/ Contoh : / tuinpuan/ /kuba11an/ /tapian/ /kuburan/ 'tumpuan ' 'kubangan' 'te pian ' 'kuburan' b . Dengan konftks /ka-.. .-an/ Contoh: /karajaan/ /kanagarian/ /kacamatan/ 'kerajaan ' 'kenegerian' 'kecamatan' Perlu diingat . bahwa selain bermakna tempat /ka- ... -an/ dapat juga menyatakan sesuatu yang abstrak, umpamanya: /kapandaian/ /katuhanan/ /karajaan/ 'kepandaian' 'ketuhanan' 'kerajaan' c. Dengan konftks /paN-...-an/ Contoh : /parumahan / / palada11an/ /pasawahan/ 'perumahan ' 'perladangan ' 'persawahan' 68 /pamandian/ /paiiubara17an/ 'permandian' 'penyeberangan' 3) Menyatakan Berlaku 51ebagai Makna kata benda yang menyatakan 'berlaku sebagai', bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut: Dengan awalan /paN-/ Contoh : /pambulueh/ /panu17ke?/ /pa17ulu/ /pana17ah/ 'pembuluh' 4) Menyatakan Alat Makna kata benda yang menyatakari 'berlaku sebagai', bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut : a. Dengan awalan /paN-/ Contoh : /tapisan/ /kukuran/ Igili~17an/ /timba17an/ 'tapisan' 'kukuran' 'giliJ:!gan' 'timbangan' b. Dengan pemajemukan Contoh: /masin ti? I /baju lalo? I 'mesin tik' 'baju tidur' 5) Menyatakan Menjadikan Makna kata benda yang menyatakan .yang membuat jadi' seperti yang eli-. maksud asal terdapat dalam bentuk berikut ini : a. Dengan akhiran /-an/ Contoh: /buatanf /didikan/ 'buatan' 'didikan' 69 /kara17an/ /balasan/ 'karangan ' 'balasan' b. Dengan awalan /pi-/ Contoh: /pitarueh/ /pituju:>? I 'pitaruh' 'petunjuk' , c·. Dengan konftks /pa-... -an/ Contoh: /parubahan/ /paraturan/ / pareto77an/ 'perubahan' !peraturan ' ' perhitungan ' 8) Menyatak.an Sifat Makna kata benda berikutnya ialah 'sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang disebut pada kata asal. Bentuknya adalah sebagai berikut: Dengan akhiran /-an/ Contoh: /asinan/ /manisan/ /kunif/an/ 'asinan ' 'manisan ' 'kuningan' 5 .1.9 Menyatak.an Peristiwa atau Kejadian Makna kata benda yang berikutnya ialah menyatakan 'peristiwa' atau 'kej adian seperti yang dimaksudkan oleh kata asal'. Bentuknya adalah sebagai berikut : a. Dengan konfiks /ka- ... -an/ Contoh: /kadatanan/ /kalulusan/ /katirisan/ 'kedatangan' 'keguguran' 'ketirisan ' 70 I 0) Menyerupai Makna kata benda yang berikutnya ialah 'menyerupai sesuatu' . Bentuknya adalah sebagai berikut: Contoh : /kudo-kudo / /la77i? -Ia77i? 1 /oto-oto/ /tupay-tupay/ 'kuda-kuda' ' langit-langit' 'mobil-mobil' 'tupai-tupai' Perlu dicatat di sini bahwa kata-kat.a: /ramo-ramo/ /uyi'J-uyi'J/ /onde-onde/ 'kupu-kupu ' 'uir-uir' 'sejenis kue' Bukanlah kata benda berulang mumi , tetapi adalah kata asal karena dalam bahasa Minangkabau tidak terdapat kata , seperti /ramo / , / anay/ , ataupun / uyi/. II) · Menyatakan Asal atau Sumber Makna kata benda yang berikutnya ialah 'bersumber dari' atau 'berasal dari kata kedua'. Bentukannya ialah dengan pamajemukan. Contoh : /mato ai'J/ /mato pancarian/ /ulu ai<>/ 12) 'mata air' · 'mata pencaharian' 'sumber sungai' Mencakup Keseluruhan Makna kata benda yang berikutnya ialah 'sesuatu keselurtihan yang melingkungi pengertian kedua kata yang berlawanan'. Bentuknya ialah dengan memakai dua kata sifat atau kata kerja yang berlawanan. Contoh: /tuo mudo/ /gada77 kete?/ /ti77gi rendah/ /elo?-buru:~?/ 'tua muda' 'besar kecil' 'tinggi rendah' 'baik buruk' 71 13) Mengeraskan Makna kata benda yang berikutnya ialah 'mengeraskan'. Bentuknya ialah denan menggabungkan dua kata . Contoh : ' cerdik pandai' ' hitam pekat' 'bingung' lcadie?-pandayl litam-pake? I lkala71-kabuy? I 5 .2 Makna Kata Sifat Ada delapan makna utama yang ditimbulkan oleh proses morfo logi seperti afiksasi , reduplikasi, dan pemajemukan, yaitu : seperti, suka, intensitas, lebih dan tidak disengaja, lebih dari y ang diingini, agak, menyatakan keadaan, makna khu~s. sama, dan paling. 1) Seperti Kata sifat yang bermakna 'seperti' bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut : KS ( warna) + KB Contoh : /kun~n ai;)/ /kuni~n-talu;)/ /kuni;)Tl ameh/ /kuni~Tl gadia11/ /sirah darah/ lkalabu aso?/ /bu710 tarw11/ lhijaw lawi? I /coklat susu/ 'kuning seperti air yang keruh' 'kuning seperti kuning yang terdapat dalam telur' 'kuning seperti emas' 'kuning seperti gading' 'merah seperti darah' 'abu-abu seperti asap' ' ungu seperti terung' 'hijau seperti !aut (biru) 'coklat seperti susu yang diberi coklat' 2) Menyatakan SukaiSering Kata sifat yang bermakna 'suka/sering' bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut. Kata sifat berimbuhan infleksional : a. dengan awalan /pa-a/ / pamabu~?/ 'suka atau sexing mabuk ' 72 /pamaleh/ /pamanih/ /palatiah/ /pama'T/go?/ /paN---/ mempunyai /pa'T/gama'T// /pandi'Tiin/ /pandamam/ /paN----an/ /pailakitan/ 'suka atau sering malas' 'suka yang lebih manis' 'suka letih' 'suka merajuk' makna 'mudah/cepat' 'mudah/cepat merasa takut' atau ngeri melihat ke bawah atau ke dalam' 'mudah kedinginan ' 'mudah atau cepat demam' 'mempunyai makna 'sering' pada benda dasar' seperti yang disebutkan · 'sering se.kit' b. dengan awalan /paN-/ /paota/ /paroko?/ /palawa?/ /pacaka?/ /pancilo? / /pana'T/ih/ /pamakia?/ 'suka mengobrol' 'suka merokok' 'suka inelawak' 'suka berkelahi' 'suka mencuri' 'suka menangis' 'suka berteriak' c. dengan pemajemukan dan awalan /paN-/ Contoh : /pamurahati/ /paibo ati/ /pa'T/gada'T/ ati/ /pamanih muluy? I /paelo? ati?/ ./palapa'T/ dado/ 'cepat atau mudah bermurah hati' 'cepat atau mudah berhiba hati' 'cepat berbesar hati' 'suka bermanis mulut' 'suka berbaik hati' 'suka berlapang dada' 3) Menyatakan lntensitas Kata sifat yang bermakna 'intensifas' ·.adalah sebagai berikut : /hirua? ·pikua? I /kacaw balaw/ /tunga'T/ langa'T// 'hiruk pikuk' 'kacau balau' 'tunggang langgang' 73 4) Menyatakan Lebih dan tidak Sengaja Kata .sifat yang bermakna 'mempunyai kualitas lebih dari yang seharusnya' !tanpa disengaja dinyatakan dengan awalan /ta-/ . Contoh: /takareh/ /tamanih/ /tamasin/ /tapadeh/ /tagadaTJ/ 'ke rasnya lebih daripada yang seharusnya' 'manisnya lebi4 daripada yang seharusnya' 'garamnya lebih daripada yang seharusnya' 'pedasnya lebih daripada yang seharusnya' 'besarnya lebih daripada yang seharusnya' 5) Menyatakan Lebih dari yang Dikehendaki Makna kata sifat yang ialah 'lebih dari yang dikehendaki' dalam kata dasar . Imbuhan yang berikut ini menyatakan: a. rasa /kadiTJinan/ /kaaf~e?an/ /kapadehan/ 'kedinginan' 'kepanasan' 'kepedasan' b . bentuk/ukuran /kapanjaTJan/ /kapende?an/ /kagada11an/ 'kepanjangan' 'kependekan' 'kebesaran' c. kualitas/keadaan /karanca?an/ 'sok cantik' 6) Menyatakan Agak Makna kata sifat yang berikutnya ialah ' agak' yang dinyatakan dengan· kon· fiks /ka .. ./ Contoh: /kakuni~27an/ /kasirahan/ /kabiruan/ 'agak kuning' 'agak merah' 'agak biru' 74 7) Menyatakan Keadaan Makna kata sifat yang berikutnya ialah 'keadaan' yang dinyatakan dengan awalan /maN-/ Contoh : ( /mandaki/ /manu run/ /malere;}f// 'mendaki' 'menu run' 'melereng' 8) Bennakna Khusus Makna kata sifat yang berikutnya ialah 'mempunyai makna khusus'. Kata sifat yang terjadi dari KB + KB rnempunyai makna 'suka' , misalnya : /mato karanja11/ /lidahkalia'fi/ /buayo dare?/ /lintah dare?/ 'suka mempermainkan wanita' 'mempunyai sifat suka berputarputar dalam pem- bicaraan' 'suka menipu' 'suka memakan rib a' Kata sifat yang terdiri dari KK + KB juga mempunyai makna khusus, umpamanya : /makan ati/ /naie? darah/ /tabi? heraf// 'mendeit a batin ' 'marah' 'terbit marah' Kata sifatyang terdiri dari KS +· KB juga mempunyai makna khusus , misalnya: /kate? ati/ /kareh ati/ /bu.su:~?/ /pania77lale/ /taba taliflo/ /ana? talinf/o/ /lapafl dado/ /sampi? ati/ /gadaf/ sarawa/ /panjan tanan/ 'tersinggung perasaan' 'keras kemauan' ' dengki' 'kelebihan berpikir' 'tidak berperasaan ' 'panas hati karena pergunjingan' 'sabar' 'tidak s~bar' 'tidak mempunyai keberanian, pengecut , tidak berilmu' 'suka mencuri' 75 9) Menyatakan Sarna atau Paling Preftks /sa-/ a. /Sa-/+ KS mempunyai makna 'sama', misalnya: /sagada11/ 'sebesar' jsati11gi/ 'setinggi' /sasirah/ 'semerah' fsalaweh/ · 'seluas' /saelo?/ 'sebaik' /sasampi?/ 'sesempit' b. Sa- (KS + R) mempunyai makna 'paling 'paling', misalnya: /sagada11-gada11/ /sapanja11-panjau I sapanj a11·panja11/ /saranca?-ranca? / /sabera11-bera11/ /sacadi:l?-candi:l? I /samurah-murah/ 'paling besar' 'paling panJang' 'paling bagus' 'paling marah' 'paling cerdik' 'paling murah' / . .BAB VI KESIMPULAN, HAMBATAN, DAN SARAN · 6.1 Kesimpulan Setelah penganalisisan data yang dikumpulkan dari lapangan selesai dirumuskan ,·telah ditemukan bermacam-macam bentuk tingkah laku dan makna kata sifat bahasa Minangkabau. Bentuk-bentuk kata benda adalah kata benda bentukan asal, kata bend a berimbuhan , kata benda berulang dan kata benda majemuk . Kata benda , bentukan asal ialah kata benda yang belum mendapat imbuhan. Kata bend a berimbuhan terdiri dari : 1) Kata benda berimbuhan infleksional yang memakai : (a) (b) (c) (d) awalan /PaN-/ sisipan /-ar-/ akhiran I -an/ konfiks /pa ....an/ dan /ka ....an/ 2) Kata benda berirnbuhan derivasional yang memakai: (a) (b) (c) (d) awalan /paN-/, /pi-/ dan /ga-/ sisipan /-al-/ dan /-am-/ akhiran /-an/, /-no/ konfiks /pa ... an/ dan /ka ...an/ Kata benda berulang terdiri dari : 1) kata bend a berulang mu.rni 2) kata benda berulang berirnbuhan yang memakai : (a) awalan /paN-/ (b) sisipan I-al-/ . 76 - 77 (c) akhiran /-an/ (d) awalan dan akhiran /ka...an/, / pa...an/ 3) kata benda berulang majemuk Kata benda majemuk juga dapat berbentuk gabungan dua atau lebih kata asal, yang berimbuhan dan juga yang berulang. Bentuk-bentuk kata sifat adalah kat a sifat asal ; kat a sifat berimbuhan; kata sifat berulang murni, berimbuhan dan berulang; kata sifat majemuk murni , berimbuhan dan berulang. Kata sifat asal, yaitu kata sifat yang bukan mendapat imbuhan. Kata sifat berimbuhan te rdiri dari : 1) berimbuhan infleksional yang memakai: (a) awalan / pa-/, /ta-/, dan /sa-/ (b) konfiks /ka-.. .-an/ dan /baka-.. .-an / 2) berimbuhan derivasion al yang memakai awalan /pa-/ Kata sifat berulang murni, berimbuhan dan majemuk, yaitu kata sifat yang diulang secara utuh , mendapat imbuhan , dan bentuk 111ajemuk. · Kata sifat majemuk murni, berimbuhan dan berulang , yaitu kata sifat majemuk yang belum berimbuhan, berimbuhan dan berulang. Proses morfofonernik juga telah dideskripsikan dengan dengan terperinci. 6.2 Saran Untuk kelengkapan pendeskripsian sistem morfologi bahasa Minangkabau, tim peneliti mengusulkan agar diadakan penelitian yang lebih mendalam, baik tentang pengklasifikasian kata benda dan kata sifat maupun kata kerja dan kata keterangan. .' DAFTAR PUSTAKA Ali Syahbana, S. TAkdir. 1974. Tatabahasa Baru, Bahasa Indonesia. Jakarta ;. Dian Rakyat. Aurback , Joseph . e t al. 1974, Transfermational Grammar; A Guide for Teachers. English Language Services . Be, Kim Hoa Nio . 1961 . ':4.n Analisis of Minangkabau Phonology and Morphological Grammar of the Verb." (Skripsi M.A.) 1978/1979. "Morfologi dan Sintaksis Bahasa Minangkabau ." Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . 1977/1978. "Struktur Bahasa Minangkabau : Dialek Lima Puluh Kota Agam, Tanah Datar, dan Pesisir Selatan (Sintaksis)" Proyek Penelitian Bahasa _dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . 1979/1980 "Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Minangkabau" Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hocket, Charles F. 1958. A Course in Modem Linguistics. New York: The Mac Millan Company. Jacobs, Rederich dan Peter S. Rosenbaum. 1968. English Transformational Grammar. Lexington : Kerox College publishing. Keraf, Gorys . 1973. Tatabahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah. Lenggang, Zainuddin H.R. 1967. 'Some Transformations in Minangkabau." (Skripsi Sarjana Pendidikan). IKIP Malang. 78 79 Nida, Eugene A. 1951. Outline of Descriptive Sintax. California: Summer Institut of Linguistics. 1957. Morphology : The Description of Words. Ann Arbor : The University of Michigan Press. Nikels , Syahwin , 1978. "Struktur Bahasa Minangkabau Dialek Lima Puluh Kota, Agarn , Tanah Datar, dan Pesisir Selatan Fonologi dan Morfologi". Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat, Proyek Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departe men Pendidikan dan Kebudayaan . Nur, Agustiar Syah. 1966. "A Proposed Minangkabau Othography". Tesis IKIP Malang. Pikes, Kenneth L. 1958. Phonemics: A Technique for Reducing Languag~ to Writing. Ann Arbor : University of Michigan Press . Ramlan, M. 1978. Iimu Bahasa Indonesia : Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: U.S. Kary ono. Samsuri, 1967 . /khtisar Analisa Bahasa: Pengantar kepada Linguistik II ( Fono/ogi). Malang: IKIP. ------- 1971 . Tatabahasa generatif Transformasi: Teori Keilmubahasaan Yang Baru. Malang : Tim Pujllikasi llmiah FKSS IKIP Malang. ------- 1976. Morfo Sintaksis. Malang: IKIP. ------- 1978 . Analisa Bahasa: Memahami Bahasa Secarallmiah Jakarta : Erlangga. LAMP IRAN KURBAN /satio? ari rayo aji ataw ari rayo kurba/ ura77 nan baagamo islam maadoan suatu acara yaitu acara mandabi~h kambi~77 ataw jawi kurban/ . asano mandabi~h jawi ataw kambi~77 kurban ko adolah katiko tuhan mauji iman dan kapatu~han nabi Ibrahim a:s. tarado? paraturan dan perentah tuhan/tuhan mauji kapatueh an nabi Ibrahim tu jo manuru~h nabi Ibrahim mandabi~h anakno Ismail/ /sadankan Ismail tu ana? nan sada77 mudo tampan dan disaya77i nabi Ibrahim/ /de? karano patueh no nabi Ibrahim lah basiap-siap un tu~? mandabi~h Ismail, baitu juo jo Ismail/ ino inda? takuy? I didabi~h de? karano ma77arajoan parintah tuhan/ katiko Ibrahim lah kamandabi~h Ismail jomanabuy? namo tuhan , jo kakuasaan tuhan Ismail tu dituka j~ saiku kibas (biri-biri). /dari sajarah tu lah, tuhan mamarintahkan kaura77 nan baagamo islam untu~? malanjuy?an iio supaya inda? lupo sampay ari kamudian/ Sai77go sampay kini, satio? ari rayo aji tu ura77 islam nan barado atau bakacukuy?an ma77aiajoan parentah tuhan tu jo mandabiah saiku~ kambi~77 atau biri-biri untua? sura77 ura77, saiku~ jawi untua? tuju~h ura77. maso mandabi~h tu saja? ta77gal sapulu~h zulhijah ataw sasudah sumbaya77 ari sampay ta77gal tigo baleh zulhijah/. 80 PENYEMBELIHAN HEW AN KURBAN Setiap hari Raya Idul Adha atau hari Raya Kurban orang yang beragama Islam mengadakan suatu acara , yaitu acara menyembelih kambing atau sapi kurban . Asalnya menyembelih sapi atau kambing kurban itu adalah ketika Tuhan menguji iman dan kepatuhan Nabi Ibrahim a.s. terhadap peraturan dan perintah Tuhan . Tuhan menguji kepatuhan Nabi Ibrahim itu dengan menyuruhnya menyeml>elih anaknya Ismail, sedangkan Ismail itu anak yang tampan dan disayangi Nabi Ibrahim. Oleh karena patuhnya terhadap perintah Tuhan , maka N_abi Ibrahim telah bersiap-siap untuk menyembelih Ismail; begitu juga dengan Ismail, ia tidak takut disembelih karena mengerjakan perintah Tuhan . Ketika Ibrahim akan menyembelih Ismail dengan menyebut nama Tuhan , maka dengan . kekuasaan Tuhan , Ismail itu diganti dengan seekor kibas (biri-biri) sehingga Ismail tidak jadi disembelih. Dari sejarah itulah, Tuhan memerintahkan kepada pemeluk agama Islam untuk melanjutkannya supaya tidak lupa sampai hari kemudian . Oleh karena itu, sampai kini setiap hari Raya Kurban itu orang Islam yang berada atau yang berkecukupan mengerjakan perintah Tuhan itu dengan menyembelih seeko r kambing atau biribiri untuk satu orang dan seekor Jembu untuk tujuh orang. Masa menyembelihnya itu mulai sepuluh Zulhijjah atau sesudah sembahyang Hari Raya sampai tanggal 13 Zulhijjah. 81 KEADAAN MASYARAKAT /manarajoan sawah/ /di pas1s1a ko umumno padi adolah hasil nan tabana? karajo pandudua? umumno basawah/ balada17 jo kalawi?/. Sawah dikarajoan jo jalan upah/ upahko bisa baari/ tapi ado juo dipaboro17kan . Caro ma17arajoan sawah limo baleh ari sawah dimasu?kan aia, sudah tu dibaja? patamo dan manayie?kan pamata17. Sudah tu mambaja? duo kali/ lah duo puluah air mambaja? ka tigo. dibiaan limo ari sasudah tu digilia17 (mamacahkan tanah nan babi17kah-bi17kah). Sasudah tu disika?/ didatakan sambia ari itu juo mancabuy? baniah, bisuenu baru ditanam/ /baniGh baumua limo baleh ari disia17 samulo/ diagiah pupua? sakali/ kiro-kiro limo baleh ari pulo disia17 duo kali/ aia iio dijago, jan sampay karia17. kalaw padi alah masa? diupaan pulo ura17 untua? maiiabi?_iio). · 82 KEADAAN MASY ARAKAT MENGERJAKAN SAWAH Di Pesisir ini umumnya padi adalah hasil yang terbanyak . Pekeljaan penduduk umumnya bersawah, berladang dan ke !aut. Sawah dikerjakan dengan jalan diupahkan . Upah ini bisa per hari, tetapi ada juga yang diborongkan . Cara mengerjakan sawah, yaitu lima belas hari sawah itu diberi air, sesudah itu baru menyemaikan benih. Kira-kira sepuluh hari baru sawah itu dibajak untuk kedua kalinya. Waktu benih berumur 20 hari, sa wah dibaj ak untuk ketiga kali. Kemudian dibiarkan sawah itu selama lima hari (tanah diasamkan), sesudah itu baru digiling (memecahkan tanah yang berbingkal-bingkal). Sehari sesudah itu didatarkan sambil hari itu juga mencabut benih. Besoknya baru benih ditanam. Benih berumur lima belas hari disiang untuk pertama.kali , dibelj pupuk sekali. Kira-kira lima belas hari pula disiang untuk kedua kalinya . Airnya dijaga jangan sampai kering. Kalau padi sudah masak, diupahkan pula orang untuk menyabitnya. 83