15 Sistem Morfologi Kata Benda dan Kata Sifat Bahasa Minangkabau

advertisement
TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
Sistem Morfologi
Kata Benda dan Kata Sifat
Bahasa Minangkabau
15
~mD11naan
dan Pengembangan Bahasa
en Pendidikan dan Kebudayaan
v
T IDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
Sistem Morfologi
Kata Benda dan Kata Sifat
Bahasa Minangkabau
Sistem Morfologi
Kata Benda dan Kata Sifat
Bahasa Minangkabau
PERPU S T A KAA\1
PUS AT P , 91N.\ '\'\I D'\N
PENGE M B A'\IG~'\1 BAH'S~
DEPARTEM EN PE '\IDI DIKAN
DAN KEB'UDAYAAN
Oleh :
Be Kim Hoa Nio
Zainuddin H. R.L.
Yusran Khatib
. . Zainil
H. Yusna Yusuf
J anit(}er Japas
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1984
iii
Hak cipta pada Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Naskah buku ini semula merupakan basil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah Sumatra Barat 1980/1981 , disunting dan diterbitkan
dengan dana Proyek Penelitian Pusat
Staf inti Proyek Pusat: Dra. Sri Sukesi Adiwimarta (Pemimpin), Drs. Hasjmi
Dini (Bendaharawan), Drs. Lukman Hakim (Sekretaris), Prof. Dr. Haryati
Soebadio , Prof. Dr. Amran Halim dan Dr. Astrid Sutanto (Konsultan)
Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang digunakan atau diperbanyak dalam
bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali dalam hal pengutipan
untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah
Alamat penerbit: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun , Jakarta Timur.
iv
PRAKATA
Dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (19 79/ 1980 - 1983/ 1984)
telah digariska n J<ebijaksanaan pembinaan dan pengembangan kebudaya~n
nasional dalam berbagai. seginya . Dalam kebijaksanaan ini, masalah kebahilsaan dan kesast raan merupakan salah satu masalah kebudayaan nasional yan~
perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan berencana sehingga tujuan akhir
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah , termasuk
sastranya , tercapai. Tujuan akhir itu adalah berkembangnya batiasa Indonesia
sebagai sarana komvn,ikasi nasional dengan baik di kalangan masyarakat lu¥,.
Untuk mencapai tujuan akhir itu, perlu dilakukan kegiatan kebahasaan
dan kesastraan , seperti (I) pembakuan ejaan , tata bahasa , dan peristilahan
melalui penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah , penyusunan berbagai kamus Indonesia dan kamus daerah, penyusunan berbagai kamus istilah,
serta penyusunan buku pedoman ejaan, pedoma n tata bahasa , dan pedoman
pembentukan istilah , (2) penyuluhan bahasa Indonesia melalui berbagai media massa, (3) penerjemahan karya sastra daerah yang utama , sastra dunia ,
dan karya kebahasaan yang penting ke dalam bahasa Indonesia , (4) pengembangan pusat informasi kebahasaan dan kesastraan me1a1ui penelitian, inventarisasi, perekaman, pendokumentasian, dan pembinaan jaringan informasi,
dan (5) pengembangan tenaga, bakat , dan prestasi dalam bidang bahasa dan
sastra melalui penataran, sayembara mengarang , serta pemberian bea siswa
dan hadiah atau tanda penghargaan.
Sebagai salah satu tindak 1anjut kebijaksanaan itu , dibentuklah oleh
Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Proyek
Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah pada pusat Pembinaan dan
pengembangan Bahasa (Proyek Penelitian Pusat) pada tahun 1974. Proyek
itu bertugas mengadakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah
v
dalam aspek nya, terrnas uk peristii ahan unruk be1·bagai bida ng ilmu pengetalm an da n tek nologi.
Karena luasnya masalah ke bahasa n dan kesastraan y<:ng perlu dijangka1,1 ,
sejak tahun !9 76 Proye k Pen eliiian Pusat ditu njang oleh I 0 proyek penelitian
tingkat daeral1 yang berkeduJu kan di J 0 propinsi. yait u (I) Daerah Jstimewa
Aceh , (2) Sumatra Barat , (3) Sumatra Selatan), (4) Jawa Barat, ( 5) Daerah
Istimew a Yogyakarta , ( 6) J awa Tirnu r, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi
Selatan, (9) Sulawesi Utara, dan ( iO) Bali. Selanju tnya. sej ak tahun 198 1 telah diadakan pula p ro yek penelitian bahasa di 5 pwpinsi lain, yaitu : (1) Sumatra Ut ara , (2 ) Kaliman tan Barat. (3) Ria u, (4) Sulawesi Te ngal1 , dan (5)
Maluku. Pada tahun 1983 ini telah diad aka n pula proyek penelitian bal1asa di
5 propinsi lain, yait u : (I ) J awa Tengah, (2) Lampung, (3) Kalimanta n Tengah , (4) Irian Jaya , da n ( 5) Nusa Tenggara Timur. Dengan· demikian , pada
saat ini terdapat 20 proyek penelitian ti ngkat daerah di samping Proyek Penelit ian Pusat , yang berkcdudukan di J akarta .
Program kegiatan pro yek penelitian bahasa el i daera h dan proyek Penelitian Pusat. sebagian disusun berdasa rkan Rencana lnduk Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa dengan memperhatikan isi buk u Pelita dan usulusul yang diajukan oleh dae rah yang bersangkutan .
Proyek Penelitian Pusat bertugas , an tara ·lain , se bagai koordinator , pengarah administratif dan teknis proyek penelitian daerah serta menerbitkan
hasil penelitian bahasa dan sastra . Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berkedud ukan sebagai pembina proyek , baik proyek penelitian
tingkat daerah maupun Proyek Penelit ian Pusat.
Kegiatan penelitia n bahasa dilakukan atas d asar kerja sama dengan perguruan tinggi baik di daerah maupun di Jakar ta.
Hingga tahun 1983 ini Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
dan Daerah telah menghasilkan leb ih kurang 65 2 naskah laporan penelitian
bahasa dan sastra serta pengajaran bahasa dan sastra, dan 43 na skah kamus
dan daftar istilah berbagai bidang ilmu dan teknologi. Atas dasar pertimbangan efisiensi kerja sejak talmn . 1980 penelitian dan penyusunan k~mus dan
daftar istilah serta penyus.u nan kamus bahasa Indonesia dan bahasa daerah
ditangani oleh Proyek Penelitia'n Bahasa dan Sastra Indo nesia dan Daerah,
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Dalam rangka penyediaan sarana kerja sama buku-buku acuan bagi
mahasiswa, dosen, guru, tenaga peneliti, serta masyarakat umum , naskahnaskah laporan hasil penelitian itu diterbitkan setelah dinilai dan disunting .
vi
Buku Sistem Morfologi Kata Benda dan Kata Sifat Bahasa Minangkabau
ini semula merupakan naskah laporan penelitian yang berjudul " Sistem Morfologi Kata Be nda dan Kata Sifat Bahasa Minangkabau" , yang disusun oleh
tim peneliti FKSS-IKIP Padang dalam rangka kerja sama dengan Proyek
Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah- Sumatra Barat tahun
1980/1981. Setelah melalui proses penilaian dan disunting oleh Drs. M.
Djasmin Nasution dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, naskah
ini diterbitkan dengan dana yang disediakan oleh Proyek Penelitian Bahasa
dan Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta .
Akhirnya , kepada Dra. Sri Sukesi Adiwimarta, Pemimpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta (Proyek Penelitian
Pusat) beserta staf, tim peneliti, serta semua pihak yang memungkinkan terbitnya buku ini, kami ucapkan terima kasH1 yang tak terhingga.
Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra di Indonesia.
Jakarta , Januari 1984
Amran Halim
Kepala Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa
vii
UCAP AN TERIMA KASIH
Berkat dorongan dan petunjuk Pimpinan Proyek Penelitian Bahasa
dan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
di Jakarta dan Pimpinan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan
Daerah Sumatra Barat, kami telah dapat menyelesaikan tugas mendeskripsikan sistem morfologi kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau. Selain
itu, kami juga telah mendapat bantuan dari berbagai pihak . Oleh karen a itu,
kami, para peneliti, pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih
kepada Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang telah memberi kami
kesempatan melaksanakan penelitian ini melalui Proyek Penelitian Bahasa
dan Sastra Indonesia Daerah serta kepada Pemerintah Daerah Tingkat I
Sumatra Barat yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian ini
di beberapa daerah tingkat II. Selain itu , kami sampaikan pula terima kasih
kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Padang, Kabupaten
Pariaman, Pesisir Selatan, Agam , Umapuluh Kota, dan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehfugga pengumpulan data terlaksana dengan baik serta kepada Rektor IKIP Padang
dan Dekan FKSS IKIP Padang atas izin dan toleransi yang diberikan kepada kami selama melaksanakan penelitian ini. Demikian pula halnya dengan
tim penilai daerah yang memberikan komentar dan saran-saran perbaikan,
para pembahan di daerah-daerah yang diteliti, dan Bapak Drs. Amir Hakim
Usman yang dengan sukarela dan senang hati memberikan penjelasan mengenai beberapa masalah yang membingungkan kami.
Akhirnya, ucapan terima kasih ini kami sampaikan pula kepada Direktur Perpustakaan IKIP Padang yang telah menyediakan ruang ke.tja khusus
bagi tim peneliti serta memberikan kelonggaran pada beberapa tenaga untuk
pengetikan naskah dan perbanyakan laporan , terutama Saudara Susi Syambus,
ix
Nursal R., Bakhtaruddin Nasution, dan Agussalim Lubis.
Semua kekurangan dan kemungkinan adanya kesalahan penyimpulan
dalam penelitian ini adalah tanggungjawab tim peneliti.
Padang, 22 Januari 1982
!
Tim Peneliti
•
X
DAFTAR SINGKATAN
BM
FN
FV
FA
FL
FNu
KB
KS.
KK
KBil
M
R
Rl
R2
R3
.. 1+ .. 2
M
v
bahasa Minangkabau
frase nomina
frase verba
frase ajektiva
frase lokatif
frase numeral
kata benda
kata sifat
kata kerja
kata bilangan
morfem
reduplikasi
reduplikasi yang menyatakan jamak
reduplikasi yang menyatakan menyerupai
reduplikasi yang menyatakan intensitas
kat a pertama berbeda dari kata berikutnya
morfem
vokal
DAFTAR SIMBOL
===========>
I ... I
...+...
( ...)
f ··)
menjadi
transkripsi fonemis
menggabungkan bagian-bagian
menyatakan kesatuan
menyatakan pilihan
penghubung
ada bagian yang dihilangkan
xili
DAFTAR lSI
Halaman
. ...... ........ ... ... .... .. .. .... ......
v
UCAPAN TERIMA KAS IH ........ . . .. .. . . ..... ........ . . . .
ix
DAFTAR SINGKATAN . .... ... ... .. . . . ... . ...... . . .
xi
DAFT AR SIMB OL . . ..... ... .... . . . . . ....... . . . . . .
DAFTAR lSI . . .... . .... . . . . . . . . . . . .. .... . . ... . . .
xiii
PRAKATA
BAB I
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
XV
Pendahuluan .. . .. . . .. .. . .. . . .. . .. . . .... ... .
Latar belakang Masalah .. ... . . ... .. .. ... . .. . .. ..
Tujuan Penelitian ... . .. . . . . . . . . . . . . . ... ..... . .
Kerangk a Teori . . . ... .. . . . .. ...... . . . . . . . . . . .
Penentuan Sumbe r Data . . .... . ...... .. ..... . ....
Metode dan Teknik ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
.
.
.
.
3
4
BAB II Ciri-ciri Kata Benda dan Kata Sifat .... .. ..... . .. . . .
6
Ciri-ciri Morfologis . . . ...... . . ... . . . . . . ...... . . .
Ciri-ciri Sintaksis .. . .. ..... .. .... ... . . . . . . . . . . .
II
13
BAB III Bentuk Kata Benda dan Kat a Sifat .... .. . . . . .... . . .
16
3.1 Bentuk Kata Benda . . . ..... . .. ... . . .. . . . . . . . . . . .
3.1.1 Kata Benda Asal .. .. ... . ...... . . .... . ...... . . . . ·
3.1.2 Kata Bantu Kata Benda .. .... .. . . .... . . . ..... . . . .
3.1.3 Kata Benda Bent ukan .... . . .. .. .. . .... . ...... . . .
3.1.3.1 Kata Benda Berimbuhan .. .. ...... . . ...... . . .. .
3 .1.3.2 Kat a Benda Berulang . .. . . . . . . . . . . . . . ....... .. .
3.1.3.3 Kata Benda Majemuk .. . .. . ..... . . . ... . .. . ... .
16
16
2 .2
2.3
XV
I
2
2
17
18
18
24
36
3.2 Bentuk Kata Sifat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.2.1 KataSifatAsal ... . . . . . .... . . ... .. ....
3 .2.2 Kata Bantu Kata Sifat . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.2.3 Kata Sifat Bentukan . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.2.3 .1 Kata Sifat Berimbuhan . . . . . . . . . · · · · · ·
3.2.3.2 Kata Sifat Berulang . . . . . . . . . . . . · · · · · ·
3.2.3.3 Kata Sifat Majemuk ....... .... .. · · · · · ·
..
..
..
. .
··
·.
··
44
45
46
46
47
49
52
. . . . . . . . .. . . . . .. .. ... · · · · · · · ·
60
BAB V Makna Kata Benda dan Kat a Sifat . . . . . . . . . . . . . . . . .
65
5.1
5.2
Makna Kat a Bend a . ... . .... · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
Makna Kat a Sifat . . . . . . . . . . . . . · · · · · · · · · · · · · · · · ·
65
71
BAB VI Kesimpulan dan Saran .. . . ... . · · · · · · · · · · · · · · · · ·
6 .1 Kesirnpulan .. . ... . .. . · · . · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
6.2 Saran .. .... . .. . . · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
76
76
77
PAFTARPUSTAKA . . .... . .. .. · ·. · · · · · · · · · · · · · · · · ·
78
LAMPIRAN . ... . .. . . . . . . . . . . · . . · · · · · · · · · · · · · · · · ·
80
-
BAB IV Morfofonemik
xvi
.
.
.
.
·
·
·
...
...
...
...
···
· ·-·
·· ·
.. .
...
.. .
.. .
· ··
· ··
···
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Dalam keane karagaman kebudayaan di Indonesia, bahasa Minangkabau
merupakan suatu bahasa daerah yang pemakaiannya meliputi Propinsi Sumatra Barat dan daerah Muko-muko (Bengkulu) , Natal dan Barus (Sumat ra
Utara), Tapak Tuan (Aceh) , Bangkinang, serta Pekan baru dan Taluk (Riau)
(Zainuddin; 1967). Pada saat ini penduduk Sumatera Barat be~umlah
3 .554 .000 orang (Statistik ; 1978) dan ditaksir 90% di antaranya adalah pe;
nutur bahasa Minangkabau.
·
Sebagai suatu bahasa daerah , bahasa Minangkabau mempunyai fungsi
mengembang bahasa nasional. Bahasa daerah adalah suatu rimba raya bagi
ramuan bahasa nasional . Pemeliharaan dan pelestarian bahasa daerah sangat
diperlukan untuk pengemban itu . Salah satu caranya ialah dengan meneliti
bahasa itu untuk mencapai formula-formula yang baku, yang dapat dijadikan
standar bagi pemakaian bahasa yang bersangkutan.
Pada waktu yang 1alu telah banyak dilakukan penelitian terhadap bahasa Minangkabau ini , baik mela1ui penelitian perorangan maupun penelitian
kelompok , antara lain mengenai fo nologi dail morfologi kata ke~a (Be ,
1961), ortografi (Nur, 1966), transformasi bahasa Minangkabau (Lenggang:
1967), Struktur bahasa Minangkabau : sintaksis (Be ,_ 1978), morfologi dan
sintaksis (Be , 1979) dan morfo1ogi kata kerja bahasa Minangkabau (Be ,
1980).
Setelah kita mempelajari hasil-hasil penelitian di atas , ternyata bahwa
hasil penelitian itu be1um 1agi membahas sistem morfologi kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau secara mendalam dan terperinci.
2
Dengan telah dilakukannya penelitian tentang sistem morfologi kata
bend a dan kata sifat bahasa Minangkabau, hal ini berarti bahwa kita te lah
melengkapi penelitian morfologi kata kerja bahasa Minangkab au pada yang lalu , yang diharapkan dapat menolong penelitian-penelitian selanj utn ya seperti
penelitian sistem frase dan sintaksis lanjutan bahasa Minangkabau guna kelengkapan penelitian bahasa Minangkabau di bidang linguistik .
1.1.2 Masalah
Penelitian sistem morfologi kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau perlu dilakukan secara men.dalam demi pengembangan , pembinaan , dan pembakuan bahasa ini. Aspek -aspek khusus yang telah diteliti adalah ciri-ciri prakatagorial, morfologi dan sintaksis , proses pembentukannya,
serta maknanya .
1.2 , Tujuan Fenelitian
Tujuan penelitian ini adalah deskripsi sistem morfo logi kata benda dan
kata sifat bahasa Minangkabau yang lengkap dan terperinci.
1.3 · Kerangka Teori
(
Pengelompokan kata yang dipakai dalan1 penelitian ini sesuai dengan
pengelompokan kata yang dipakai dalam laporan penelitian " Morfologi dan
Sintaksis Bahasa Minangkabau" oleh tim peneliti FKSS IKIP Padang, 1977 I
1978).
Di dalam laporan ini kata dibagi atas dua kelas, yaitu kata utama dan
kata fungsi . Yang termasuk kata utama ialah kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata keterangan , sedangkan kata fungsi ialah depan,
kata sambung, kata sandang , dan kata seru.
Dalam penganalisisan kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau ,
pikiran utama yang digunakan adalah ketentuan-ketentuan yang dikemukakan oleh Samsuri (1978), terutama yang menyangkut hal-hal mengenai
deskripsi morfologi .
Pokok-pokok pikiran itu , antara lain sebagai berikut:
a. Jenis morfem ditentukan oleh dua macam kriteria, yaitu kriteria hubung·
an dan kriteria distribusi.
b . Proses morfologis ialah proses penggabungan morfem-morfem menjadi
kata, yang terdiri dari afiksasi dan reduplikasi.
c. Konstruksi morfologis ialah bentukan kata yang mungkin merupakan mor-
3
fern tunggal atau gabungan antara morfem yang satu dan morfem yang
lain.
d . Derivasi ialah konstruksi yang berbeda distribusinya daripada dasarnya.
e. Konstruksi majemuk ialah konst ruksi yang terdiri dari dua morfem atau
lebih. Konstruksi ini dapat berupa akar-akar, pokok-pokok atau pokokakar yang mempunyai satu pengertian.
f. Konstru.ksi .majemuk dan Frase dapat dibedakan mana yang eksosentrik
dan mana yang endosentrik . Satu bentuk disebut endosentrik apabila
konstruksi distribusinya sama dengan kedua (ketiga) atau salah satu unsurunsurnya. Yang disebut bentuk eksosentrik apabila konstruksi itu berlaman distribusinya daripada salah satu unsur-unsurnya.
g. Proses morfofonemik teijadi apabila dua merfem berhubungan atau diucapkan yang satu sesudah yang lain dan perhubungan itu menyebabkan
teijadinya perubahan pada fonem atau fonem-fonem yang bersinggungan .
Di samping itu, dipergunakan juga teori-teori yang dikemukakan oleh
Keraf, (1973) dan Rainlari (1978), terutama mengenai kata majemuk.
Keraf mengemukakan ciri-ciri kat a majemuk itu adalah sebagai berikut :·
1. gabungan itu membentuk suatu arti yang baru ;
2. gabungan itu dalam hubungannya ke luar membentuk satu pusat, yang
menarik keterangan-keterangan atas kesatuan itu , bukan atas bagianbagiannya;
3. biasanya terdiri dari kata-kata dasar;
4. frekuensi pemakaiannya tinggi ;
5. terutama kata-kata majemuk yang bersifat endosentrik, terbentuk menurut hukum DM (yang diterangkan mendahului yang menerangkan).
Dalam hubungan dengan salah satu unsur kata majemuk itu hanya
mampu berkomunikasi dengan salah satu bentuk ter.tentu , maka teori yang
dipergunakan oleh Ramlan kami terapkan .~u, . Bentuk yang demikian dinamakan Ramlan morfem unik, yang dalam laporan ini dinamakan morfem
prakategorial.
1.4
Penentuan Somber Data
Somber data diambil. dari populasi yang berasal dua daerah yang agak
berbeda, yaitu daerah pesisir dan daerah darat. Pembagian populasi atas daerah pesisir dan darat · didasarkan kepada asumsi bahwa daerah pesisir sudah
banyak berkomunikasi dengan dunia luar jika dibandingkan dengan daerah
4
darat. Dengan demikian, bahasa Minangkabau yang terdapat di pesisir sudah
ban yak dipengaruhi oleh unsur bahasa yang datang dari luar , sedangkan bagian daratnya belum seberapa.
Untuk daerah pesisir , sampel diambil dari pemakaian bahasa Minangkabau oleh penutur asli yang tinggal di Padang dan sekitarnya, Pariaman dan
Painan , sedangkan untuk daerah darat sampelnya adalah pemakaian bahasa
Minangkabau oleh penutur asli yang tinggal di Bukittinggi, Payakumbuh, dan
Sawahlunto .
Pembagian daerah sampel ini didasarkan kepada asumsi bahwa pada
kota-kota itu kita menjumpai bahasa Minangkabau umum yang tidak dipengaruhi oleh dialek-dialek daerah karena tempat itu merupakan pusat pemerin tahan , perdagangan , pendidikan , dan ke bud ayaan.
Pada enam daerah yang diteliti itu , sampel dipilih sebanyak dua orang ·
dari tiap daerah, yakni seorang pria dan seorang wanita yang berumur paling
kurang 20 tahun. Pemilihan sampel dua orang pada setiap daerah penelitian
dianggap memadai karena semua anggota penelitian adalah juga penutur bahasa Minangkabau. Pemilihan umur paling kurang dua puluh tahun didasarkan kepada asumsi bahwa pada umur sekian seseorang telah memiliki pengetahuan dan kecakapan bahasa yang cukup untuk dijadikan objek penelitian. Sampel yang dipilih adalah penutur yang belum banyak dipengaruhi
oleh bahasa Indonesia atau bahasa daerah lainya supaya kemurnian penelitian dapat terpelihara.
1.5
Metode dan Teknik
Metode yang dipakai adalah metode analisis , diskripsi, dan transformasi
dengan memakai teknik observasi, wawancara, angket, dan rekaman. Dalam
hubungan dengan analisis kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau ,
dipergunakan teori-teori yang dikemukakan dalam kerangka teori.
Sehubungan dengan pembagian morfem menurut jenisnya, d-ipergunakan dua macam kriteria, yaitu kriteria hubungan dan kriteria distribusi.
Dengan mempergunakan kriteria hubungan, didapat bentuk bebas atau bentuk asal serta bentuk terikat. Dari bentuk asal dapat dibuat bermacam-macam
kat a berltukan .
Ada tiga macam proses morfologis dalam bahasa Minangkabau, yaitu
proses pengimbuhan (aftks), proses pengulangan (reduplikasi), dan proses
pemajemukan (kompositum). Pengimbuhan dibedakan lagi atas pengimbuhan
yang inflektif dan derivatif. Pengimbuhan yang inflektif ialah pengimbuhan
yang tidak mengubah kelas kata, sedangkan pengimbuhan yang derivatif
5
mengubah kata . Distribusinya dapat kita lihat , baik pada kata benda maupun kata sifat. Proses pengimbuhan juga dapat terlihat pada kata berulang
dan pada kata majemuk .
3AB II CIRI-CIRI KATA BENDA DAN KATA SIFAT
Kata benda dan kata sifat adalah dua dari emj:>at kelas kata utama dalam bahasa Minangkabau (Be, 1977 : 16). Kata benda adalah nama benda,
nama orang , kata ganti benda dan kata ganti penanya bentuk dan berfungsi
sebagai bagian utama dalam frase nomina . Kata sifat adalah kata yang menyatakan keadaan, sifat yang menerangkan "kata benda dan berfungsi sebagai
komponen utama dalam sebuah frase adjektiva .
Kata Benda
Kata benda yang berasal dari nama benda, misalnya :
a. /kampuaT} tu barasiah/
b. /suraw tu gada71/
c. /bareh ko bineh solok/
'Kampung itu bersih.'
'Langgar itu besar.'
'Itu beras Solok.'
Kata benda yang berasal dari kata ganti , misalnya:
a. /aden-aden i_no-i.ijo/
'Saling berbeda pendapat, milik ,
pendirian dan sebagainya.'
' Itulah dia.'
b. /iko mo/
Kata benda yang oerasal dari kata kerja, misalnya:
a. /duduf/? taga? no alun jalek/
·b ; /pakia? iio managa?an bulu kudua?/
'Belum ada ketentuan .'
'Pekiknya menegakkan bulu roma.'
Kata benda yang berasal dari kata sambung, misalnya:
a. /itu sabapno maf/ko uda namu h/
'ltu sebabnya maka abang mau.'
Kata benda yang berasal dari kata sifat , misalnya:
'Banyak orang terpukau oleh kecantikannya.'
a. /baiia? uraf/ mabua? de? ranca?fio /
6
7
b. /kayoffo taruyh dipa·17ga?aniio/
'Kekayaannya selalu dipamerkannya .'
c. /kacawno inda? kapa1J tangu<l17/
'Kacaunya sudah keterlaluan.'
d. /padiahno inda? tatahan/
'Sakitnya tidak tertahan.'
e. /baj utu sirahno Iindo?/
'Warna merah baju itu lembut.'
f. /tuo mudo pai ka suraw/
'Orang segala umur pergi ke langgar.'
'Baik dekat maupun jauh tidak
menjadi masalah .'
g. /jau<Jh dake? inda? soal/
(
h. /l una? disud u kareh ditaki ?I
'Bagaimanapun keadaan sesuatu tetap dihadapi.'
i. /si pende? tu rajin ban a/
'Orang pendek itu amat rajin.'
j . /si bala1] alun makan Jay/
'Si belang belum makan lagi.'
Dari contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa kata benda bahasa Minangkabau tidak saja· berasa! dari nama bend a/orang, tetapi ada juga dari jenis kata lain seperti kata sifat dan kata kerja yang dapat diubah sedemikhm
rupa sehingga menjadi dan berfungsi sebagai kata benda. Pada kalimat a, b,
dan c, terdapat kata-kata yang berasal dari nama benda .
Kata /aden/ dan fino/ dalam kalimat d adalah kata ganti yang berfungsi sebagai kata benda. Kata /iko/ dalam kalimat e berasal dari kata ganti penunjuk yang berfungsi sebagai kata bend a. Kat a /dudu<J? / dan /taga? f
berasal dari dua kata kerja dan mendapat akhiran /no/ sehingga berfungsi sebagai kata bend a. Kata kerj a seperti /paki<J? f dalam kalimat g juga menjadi
kata benda dengan hanya mendapat akhiran /no/. Kata benda /sabab / dalam
kalimat h sebenarnya adalah kata sambung, tetapi dengan mendapat akhiran /no/ berubah pula men]adi kat.a benda.
Dengan mendapat akhiran /flo/ kata sifat / ranca?no/, /kayonu/ dan /padi h/ dalam kalimat i, k, 1, dan m menjadi kata benda. Kata benda /tuomudo/ dalam kalimat n berasal dari dua buah kata sifat, yaitu kata sifat f
tuo/ dan /mudo /. Hal yang sama juga terjadi pada kata benda /jauah, dake?/
dalam kalimat o.
Kata /luna?/ dan /kareh/ masing-masing adalah kata sifat, tetapi dalam
. kalimat p masing-masing kata itu berfungsi sebagai kata benda. Tartpa ada
perubahan apa pun. Hal yang sama juga terjadi pada kata sifat /pende?/
8
dan /balari/ tanpa melalui perubahan bentuk juga dipakai sebagai kata benda
dalam kalimat g dan r.
Kata Sifat
Kata sifat yang merupakan bentuk asal, misalnya:
a. /kuciGT) tu sa17e? jina?/
b. /ayam batino awa?ko inda? patalu/
c. /talu itiG? aga? a~/
'Kucing itu jinak sekali.'
'Ayam be tina kit a jarang bertelur .'
'Telur itik agak amis.'
Kata sifat yang berasal dari kata sifat yang mendapat imbuhan, misalnya :
a. /otanobakalbiGhan/
'Obrolannya keterlaluan.'
b. /uni tu inda? bakaelo?anjo den doh/ 'Kakak itu tidak saling berteguran
dengan saya.'
c. /anjiGT)ko panakuy?/
'Anjing ini sangat penakut.'
d. /aden kapadehan/
'Saya merasa pedas di lidah.'
'Bangunnya agak terlambat.'
e. /jagoii:o aga? kasianam/
f. /ama? awa? aga? panaki?tan/
'Ibu kita agak sering sakit.'
Kata sifat yang berasal dari pemajemukan kata sifat/kata kerja dengan kata
benda/kata sifat, misalnya:
.a.
b.
c.
d.
/ari alah laruy? malam/
/aba?no sada? saki? payah bana/
/jalan tu tungan tungi? bana/
/ana?ko matiko la17e? bana/
'Hari sudah larut malam.'
'Ayahnya sedang sakit payah.'
'J alan itu tidak rata.'
' Anak ini sungguh be randal.'
Kata sifat mempunyai beberapa bentuk, yaitu bentt~k asal, bentuk berimbuhan, dan bentuk majemuk. Kata-kata sifat /jina?/, /batino/ dan /ani/
dalarn kalimat a, b, dan c di atas merupakan bentuk asal.
Kata sifat /bakalabi han/ dan /bakaelo?an/ seperti terdapat dalam kalimat-kalimat d dan e adalah kata bentukan, yaitu bentukan dari kata sifat
dan mendapat gabungan awalan dan akhiran /baka-/ dan /-an/. Kata /panakuy?/ dalam kalimat f .berasal dari kata kerja /takuy?/ yang diberi awalan
/pa-/.
Gabungan awalan dan akhiran /ka-/ dan /-an/ membentuk kata sifat dari kata sifat sendiri seperti kata /kapadehan/ dalam kalimat g dan kata /kasia17an/ dalam kalimat h.
Gabungan awalan /pa-/ dan akhiran /-an/ membentuk kata sifat dari kata sifat juga seperti kata fpanilki?tan/ (lihat morfofo.neri~h klas. 6) dalam bagian kalimat i adalah bentukan dari kata sifat /saki?/.
9
Kata majemuk /laruy? malam/ dalam kalimat j adalah kata sifat yang
terdiri dari kata sifat-kata bend a.
Kata sifat /saki? payah/ dalam kalimat k adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata sifat. Kata majemuk / tu7)ga7)-tu7)gi? / dalam kalimat l sebenarnya berasal dari kata kerja / tu7)ga7)/ dan kata kerja / tungi? /. Akhirnya,
kat a sifat / man tiko la17e? I dalam kalimat m adalah pemajemukan yang terdiri
dari kata sifat / mantiko / dan kata benda /la7)e?/.
Dari conto h-contoh di atas terlihat bahwa kata benda dapat dibentuk
dari hampir semua kategori kata seperti kata kerja , kata sifat , kata keterangan, dan kat a Sll}l1bung.
Seperti halnya kata benda , kata sifat dapat pula dibentuk dari beberapa katagori kata lain seperti kata benda dan kata kerja.
2.1
Ciri-ciri Prakategorial Kata Benda dan Kata Sifat
2 .1 .1 Kat a Benda
(
Seperti dikemukakan pada bagian sebelumnya , kata benda adalah kata
(yang tentunya dapat .berdiri sendiri) yang berfungsi sebagai b.agian-bagian
utama dalam sebuah frase nomina. Kata benda ini bisa berupa sebuah morfem
be bas, seperti kat a / batu/ 'batu'dan /rumah/ 'rumah' , dan bisa pula berupa kata bentukan. Kat a bentukan kat a bend a ini dapat berasal dari sebuah kata
dan mendapat imbuhan seperti / batu-batuan / 'bermacam-macam batu' dan
/perumahan / 'temp at mendirikan rumah ' .
Selain berasal dari sebuah morfem bebas atau sebuah kata yang mendapat imbuhan, ada pula beberapa kata benda yang dibentuk dari sebuah marfern terikat. Untuk menjadikann ya kata benda, morfem terikat itu harus mendapat semacam imbuhan pula , yang bentuknya tidak sama dengan imbuhan
pembentukan kata bend a biasa yang produktif, tetapi imbuhan yang unik dan
tidak produktif. Morfem terikat yang mendapat imbuhan ini , selanjutnya disebut morfem prakategorial (untuk pembentukan) kata benda.
Di dalam bahasa Minangkabau morfem prakategorial kata benda ini
jumlahnya amat te rbatas.
Di an tara morfem prakategorial itu adalah bentuk-bentuk /-sao-/,
/-sana7)-/ , / -rasay-/, /-rampay I, dan /-ca7)a7)/ . Dengan mendapat kon fiks
(ka ... no/, morfem prakategorial /-sado-/ menjadi kata bend a /kasado~o/ 'semuanya'; dengan mendapat konfiks /pa ...an/, morfem prakategorial /-sawa7)-/
menjadi kata bend a / pasawa7)an/ 'daerah kosong an tara dua kampung'; dan
morfem prakategorial/-rasay-/ menjadi /parasayan/ 'penderitaan'.
P E R .P U S TAKA A N
PUS AT PEMBINAAN D A. N
PENGEMB G. 'GAN BAH\S A.
0 EPARTE M EN PENDJDII(A. N
DAN KEB UO~Y~~ '\l
10
Berlain sedikit dari tiga morfem prakategorial di atas, mo rfem prakategorial / -rampay/, /-caf1ari/ dan /-peseh/ mendapat morfem be bas sebagai
imbuhan. Dengan mendapat kata /buT/a/ 'bunga' , /-rampay/ menjadi / buT/a
rampay/ 'campuran berbagai bunga'; dengan imbuhan kata /buki ./ 'bukit' ,
/-caflafl/ menjadi /buf/arampay/ 'campuran berbagal bunga' ; dengan imbuhan
kat a /buki? I 'bukit' , /-caT/aT// menjadi /buki? caf/aT// 'nama kempung' ; dan dengan mendapat imbuhan kata /gareseh/ 'gerakan tidak menentu ', morfem
prakategorial /-peseh/ menjadijgareseh peseh/ 'bunyi kecil-kecilan tidak menentu .'
2.1.2 Morfem Prakategorial Kata Sifat
Menurut defmisi , seperti dikemukakan pada bagian se belumnya, kata sifat adalah kata (yang tentunya dapat berdiri sendiri) yang men yatakan ke adaan a'tau sifat yang menerangkan kata benda dan berfungsi sebagai komponen
utama dalam sebuah frase ajektiva . Kata sifat ini bisa berupa sebual1 morfem
bebas seperti kata /maleh/ 'malas' dan /padeh/ 'pedeh ' dan dapat pula berupa
kata bentukan . Kata bentukan kata benda dapat berasal dari sebuah kata
yang mendapat imbuhan seperti / pamaleh/ 'pemalas' dan /kapadehan / 'merasa
pedas.'
Selain berasal dari sebuah morfem be bas atau sebuah kata yang mendapat imbuhan , ada pula beberapa kata sifat yang dibentuk dari sebuah morfem
terikat dan untuk menjadikannya kata sifat morfem terikat itu ha-rus mendapat semacam imbuhan. Morfem terikat ini dise but morfem prakategorial ( untuk pembentukan) kata sifat.
·
Di dalam bahasa Minangkabau morfem prakategorial kata-kata sifat ini
jumlahnya tidak banyak .
Di antara morfem prakategorial kata sifat itu antara lain adalah bentukbentuk /-celak/, /-maflgo?/, 1-rabol 1-simampayl, 1-balawl, dan l-laflgaf/1.
Morfem prakategorial 1-cela? I dengan mendapat prefiks Ita- I menjadi
kata sifat ltacela?l 'cerah'; morfem prakategorial 1-maflgo?l dan 1-rabol menjadi kat a sifat lpamaflgo? I 'suka merajuk' dan lparabol 'mudah tersingguh',
yang masing-masing mendapat preflks lpa-1 .
Morfem prakategorial 1-simampayl, 1-balawl dan 1-laflgaT/I mempunyai
sifat yang berbeda dari tiga morfem prakategorial kata sifat di atas .
Morfem prakategorial ini mendapat morfem bebas (kata) sebagai awalannya,
bukan prefiks. Dengan mendapat tambahan kata ltinggil 'tinggi', morfem
1-simampayl menjadi ltinggi simampayl 'tinggi dan menarik'; pengan kata
lkacawl 'kacau', morfem 1-balawl menjadi kata sifat lkacaw balawl 'sungguh
11
kacau '; dengan mendapat kata /tu77gaTJ/ 'curam ' , morfem /-laTJgaTJ/ menjadi
kata sifat /tuTJgaTJlaTJgaTJ/ 'berjatuhan tidak menentu' .
Selain dari dua macam bentukan di atas, terdapat pula bentukan kata
sifat yang berasal dari dua morfem prakategorial kata sifat . Kedua morfem
prakategorial kata sifat in! mempunyai kedudukan y ang sama sehingga tidak
dapat dibedakan mana morfem asal dan mana mofrfem t ambahan . Yang temasuk ke dalam bentuk ini, antara lain kata /karebeh-tebeh/ 'berpakaian tidak teratur' yang berasal dari morfem prakategorial /kare beh-/ d an /tebeh/ ;
kata sifat /centaTJ-parenaTJ/ 'keadaan barang t idak teratur' berasal dari morfem
prakategorial / centa77/ dan / parenaTJ/ ; k ata si fat / karoboh toboh/ 'te rgesa-gesa
tidak menentu' berasal dari morfem prakategorial /karoboh/ dan /:toboh/.
2.2
Ciri-ciri Morfologis
2 .2.1 Ciri-ciri Morfologis Kata Benda
Di samping kata benda morfem prak atego rial di atas, y ang tidak mempunyai penanda yang jelas sebagai kata benda, se bagian kata ben da mempunyai ciri-ciri morfologis . Di antara ciri-ciri morfo logis kata benda bahasa Minangkabau adalah adanya proses afiksasi dan reduplikasi .
a. Melalui Tiga Proses Aflksasi
Pembentukan kata benda melalui tiga proses afi ksasi , y aitu prefiks,
suflks, dan konflks .
Prefiks :
/PaN-/
/pi-/
seperti dalam /pangale/ 'pedagang'
/panoko? I 'martil'
seperti dalam /pitaru:~h/ 'petaruh'
Suflks:
/-an/
/-no/
/sa-/
/maN/
seperti dalam /manisan/
seperti dalam /kayono/
seperti dalam /saulah/
/saiyo/
seperti dalam /mandaki/
'madu lebah'
'kekayaannya'
'baik perangainya'
'sepakat '
'keadaan menjadi meninggi'
Konflks :
/pa- .. -an/
/ka-..-an/
seperti dalam /paret onan/ 'perhit ungan '
seperti dalam /kadudu:~?an/ 'kedudukan '
12
b. Melalui Proses Reduplikasi
Pembentukan kata benda melalui proses reduplikasi adalah sebagai
berikut.
Pengulangan Mumi:
'rangka atap rumah'
'tempat duduk '
/kudo-kudo/
/ba71ku-ba71ku/
Pengulangan Semu :
'sejenis kue '
'rama-rama'
/ondeh-ondeh/
/ramo-ramo/
Pengulangan dengan lmbuhan :
/ale?-ale?an/
/padi-padian/
'permainan perhelatan'
'bangsa padi '
Pengulangan Majemuk
/capa?-capa? baru ?/
'mantera'
2.2.2 Ciri-ciri Morfologis Kata Sifat
Selain dari bentuk-bentuk prakategorial di atas, banyak pula kata sifat
yang merupakan kata sifat bentukan yang mempunyai ciri-ciri morfologis.
Di antara ciri-ciri morfologis kata sifat adalah terdapatnya proses afiksasi
dan proses p~ngulangan. Proses afikasasi yang menjadi penanda kata sifat
adalah sebagai berikut.
Prefiks :
/panN/ seperti dalarn /pamal?/
~eperti dalam (tapai"l /.
/ta-/
seperti dalarn /baumu.a /
/ba-/
seperti dalam /saulah/
/sa-/
/saiyo/
imaN-/ seperti dalam /mandaki/
Konflks :
/PaN- ... -an/
/ka-.. .-an/
/baka-...-anL
seperti dalam
seperti dalam
seperti dalarn
'suka yang pahit'
'terbuat terlalu pahit '
'agak tua'
'baik perangainya'
'sepakat'
'keadaan menjadi tinggi'
/paiiaki?tan/ 'sering sakit'
/kagada71an/ 'sombong'
/bakaelo?an/ 'baik-baik'
Reduplikasi:
a) reduplikasi murni seperti /ranca?-ranca?/ 'bagus' ;
13
b) reduplikasi yang mendapat konftks /ka- .. .-an/ seperti /kamudo-mudoan/
'berlagak seperti orang muda' /kapadusi-padusian/ 'bertingkah seperti perempuan';
c) red uplikasi yang mendapat konftks /sa- ...(-iio) seperti /kagada1]-gada17an/
'sama besar' /sapade-padeno/ 'paling pedas' ;
d} reduplikasi yang mendapat tambahan kata benda seperti /kareh-kareh kara?/ 'keras yang bisa diperlunak' .
2.3
Ciri-ciri Sintaksis
Di dalam " St ruktur Bahasa Minangkabau" dialek Lima Puluh Kota
Agam, Tanah Datar, dan Pesisir Selatan (sintaksis) (Be , dkk ., 1976: 56) dikemukakan bahwa bahasa Minangkabau mempunyai lima pola kalimat dasar,
yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
FN
FN
FN
FN
FN
FN
VN
FA
FL
FNu
Dengan memperhatikan pola-pola kalimat dasar ini kita dapat melihat ciri-ciri sintaksis dari berbagai kelas kata . Sesuai dengan pokok m asalah
penelitian di bawah ini akan ditinj au lebih lanjut ciri-ciri sintaksis kata benda
dan kata kerja .
2.3.1 Ori-ciri Sintaksis Kata Benda
Kelima pola kalirnat dasar di atas sebenarnya terdiri dari lima frase ,
yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
frase
frase
frase
frase
frase
nomin a,
verba,
ajektiva,
lokatif ; dan
numeral.
Sebagian besar ciri-ciri sintakssis kata benda dapat dilihat pada frase
nomina, frase verba dan frase lokatif, sedangkan ciri-ciri sintaksis lainnya
terdapat pada kalimat transformasi , antara lain kalirnat bertingkat yang memakai kata glftlti nau. Ciri-ciri kata benda itu adalah sebagai berikut .
14
a. Semua kata yang dapat menbentuk frase nomina adalah kata benda, misalnya :
/iiio maleh/
/paja tu manaT]ih/
/ranca?iio bakalabihan/
/karajoiio maT]agaleh/
'Dia malas'
'Anak itu menangis'
'Kecantikannya luar biasa'
'Pekerjaannya berjualan '
b. Semua kata yang menempati objek kata kerja transitif adalah kata benda ,
misalnya:
/makan nasi/
/mancakaw lam?/
'makan nasi'
'menangkap ikan'
/ maa7]ke? basi/
' mengangkat besi'
c. Semua kata yang langsung mengikuti kata depan dalam frase lokatif adalah kata benda, misalnya :
/ di dapu<~/
/dake? musaji?/
/di ateh sanka?/
'di dapur'
'dekat mesjid '
'di atas sangkar'
d. Kata yang langsung mendahului kata ganti nan adalah kata benda seperti
- dalam contoh berikut .
/uran nan mancilo? tu alah tatanko? I
'Orang yang mencuri itu telah tertangkap .'
/padi nan tajamu di Iaman rumah tu padi ambo/
'Padi yang dijemur di halaman rumah itu padi saya.'
franca? nan bakalabi han/
'Kecantikan yang luar biasa .'
2.3.2 Ciri-ciri Sintaksis Kata Sifat
Kata sifat dapat juga ditandai oleh kedudukannya di dalam kalimat .
Ciri-ciri sintaksis kata sifat ini, antara lain terlihat pada kedudukannya sebagai unsur frase objektif, adanya kata keterangan aga?. sane?, dan benda.
Ciri-ciri sintaksis KS itu adalah sebagai berikut :
a. Kata-kata yang menduduki fungsi predikat y ang diisi oleh FA adalah
kata sifat seperti:
/gunu~n
tu tingi/
'Gunung itu tinggi'
15
/ana? ko parene?/
/ paja tu kapadusian/
/ urarj tu panierj clale?/
/waarj arje?-arje? ciri? ayam/
' Anak ini suka bersungut-sungut'
' Anak itu berkelakuan seperti perempuan'
'Orang itu sedang sedikit pening'
'Kamu hangat-hangat tahi ayam .'
b. Semua kata yang didahului kata keterangan kata sifat, misalnya:
/aga? padeh/
'agak pedas'
/sarje? pamaleh/ 'sangat pemalas'
c. Semua kata yang dapat langsung diikuti oleh kata keterangan kata sifat
/bana/ 'sungguh' adalah kata sifat se perti dalam contoh berikut :
/saki? bana/
/pamaleh bana/
/ karanca?-ranca?an bana/
'sakit sungguh '
'benar-benar pemalas'
'berlagak seperti orang cantik betul.'
Catatan:
Sebagian besar sifat BM dapat juga berfungsi menerangkan kata kerja,
seperti:
/iiio manari sane? panday/
/iiio bakarajo maleh bana/
'Ia sangat pandai menari. '
'Ia sangat mala~ bekerja.'
BAB III BENTUK KATA BENDA DAN KATA SIFAT
3.1
BentukKata Benda
Di ,dalam bagian ini dibicarakan bentuk-bentuk kata benda dalam bahasa Minangkab au. Penganalisisannya akan dimulai dari bentuk kata benda
yang masih belum mendapat imbuhan, perulangan , atau pemajemukan sama
sekali yang disebut dengan kata benda asal, seperti kata benda / kapalo , paga,
muko , kudo, kayu , tanal1/ 'kepala, pagar, muka , kt.lda, kayu , tanah' .
Kata benda asal ini merupakan bentuk asal dan bentuk yang paling
kecil dari suatu kata benda. Dari kata benda asal dapat dibuat bermacammacam kata benda bentukan seperti:
---~
a. kata benda berimbuhan , contoh : a1)ulu , arali , ruanan , pakayuan , kuni1)an , kadudu<l?an / ' penghulu , terali , r angan, pekayuan , kuningan , kedudukan' ;
b. kata bend a berulang , contoh : /kudo-kudo, panaki? -paiiaki? , kayu-kayuan,
parumahan-patumahan, galambU<l1)-galambu<l1)/ 'kuda-kuda, . panyakitpanyakit, kayu-kayuan , perumahan-perumahan , gelembung-gelembung';
c. kata benda majemuk , contoh : / ada mato , tuka1) kayu , rumah gada1) , meja makan , pacu kudo, tuo mudo, ta1)gU1) jawab , sagi tigo , buno rampay ,
mato pancarian , kagadanan ati/ @
ati!) tukang kayu , rumah gadang,
meja makan, pacu kuda, tua muda, tanggung jawab , segi tiga, bunga rampai , mata pencaharian , kebesaran hati.'
3 .1.1 Kat a Benda Asal
Di dalam bahasa Minangkabau terdapat kata benda asal yang dipakai
dalam sebuah kalimat sempurna. Pemakaian kata benda asal itu dapat kita li-
16
17
hat pada contoh-contoh kalimat berikut.
/ayah sad an bakarajo/
/kirpalo ana? tu bule? I
/ntmah tu baru babali/
/ku risi tu dari kay,u jati/
/kudo jantan tu paiiipa?/
/paga rumah no baru berat/
/pu law pandan jauh di tanah/
'Ay_ah sedang bekerj a.'
'Kepala anak itu bulat.'
' Rumah itu baru dibeli .'
'Kursi itu dari kayu jati.'
'Kudaj antan itu penyepak.'
'Pagar rumahnya baru dicat.'
'Pulau Pandan jauh di tengah !aut.'
Kata-k ata /ayah, kapalo, rumah, kursi , kudo, paga dan palaw/pada kalimat di atas adalah kata benda asal.
3 .1.2 'Kata Bantu Kata Benda
Untuk menyatakan jumlah suatu benda dalam bahasa Minangkabau,
biasanya orang menempatkan kata bantu kata benda di be lakang kata bilangan. Misalnya, untuk menyatakan jumlah ayam, biasanya orang menempatkan kata bantu kata benda /ikue/ 'ekor' di belakang kata benda ayam. J adi
akan kita jumpiu kalimat-kalimat sebagai berikut :
/irro mambali ayam limo ikue/
'Dia membeli ayam lima ekor .'
Contoh pemakaian kata bantu benda :
/an a? fio duo Urt11)/
/limaw tu tigo buah/
/iiio mambali pisa17 tigo sike?/
/ca17kehi1o limo ratuyh bata11!
/ama? ma:1jua pisa17 1imo tandan/
'An aknya dua orang.'
'Jeruk itu tiga buah'
'Dia membeli pisang tiga sisir.'
'Cengkehnya lima ratus batang.'
'lbu menjual pisang lima tandan .'
/b att¥<'171 no tigo ntmpun/
/ amb~a? bu17o duo ta71kay/
/kami mambali sipatu tigo/ pasa71
/sawah no tigo pirien /
/sarawa no ampe? alay/
/ di ateh meja ado kopi duo/ galeh
/ asie padino sapuluh karU,~!i7J/
/si ita mambali k~rateh duo/ kayu
'Bambunya tiga rumpun .'
'Ambil bunga dua tangkai .'
'Kami membeli sepatu tiga pasang.'
Sawahnya tiga piring.'
'Celananya empat helai.'
'Di atas meja ada kopi dua gelas.'
'Hasil padinya sepuluh karung.'
' Si Ita membeli kertas dua kayu.'
Kata bantu bend a ini dapat pula menempati posisi kat a benda jika intonasi kalimatnya diubah . Bentuk ini merupakan bentuk transformasi dari
bentuk kalimat di atas.
18
Contoh:
/lah duo ura71 ana?iio kawin/
'Sudah dua orang anaknya yang kawin.'
/lah tigo prie71 sawahii.o nan tajua/ 'Sudah tiga piring sawanya terjual .'
Kata-kata /ura71, buah sike? , bata77, tan dan , rum pun , ta77kay , pasan,
piri;}ll,,alay, canki;}, karU;}'T/, kayu, paruy?, bidan77/
'orang, buah, sisir, batang, tandan , rumpun , tangkai ; pasang, piring, helai,
cangkir, karung, kayu , perut dan bidang'
seperti yang terdapat pada kalimat-kalimat di atas disebut kata bantu kata
bend a.
3.1.3 Kata Benda Bentukan
Kata benda bentukan dalam bahasa Minangkabau dapat dibagi atas kata
benda berimbuhan, kata berulang, dan kata benda majemuk . Di bawah ini
akan diuraikan satu per satu .
3.1.3.1 Kata Benda Berirnbuhan
Kata benda berimbuhan dalam bahasa Minangkabau dapat dibagi atas
dua macam. Pertama ialah kata benda ~rimbuhan yang tidak mengubah
kelas kata yang disebut kata benda berimbuhan infleksional. Kedua ialah kata
bend a berimbuhan yang berasal dari berbagai-bagai jenis kata selain kata benda yang disebut kata benda berimbuhan derivasional.
a. Kata Benda Berirnbuhan Infleksional
Kata benda Qerimbuhan infleksiohal dalam bahasa Minangkabau dapat
dibentuk dengan awalan /paN-/, sisipan /-ar-/, akhiran /-an/, konflks /pa-.. .
-an/, dan /ka-... -an/, rnisalnya, kata-kata /panulu/ 'penghulu' /tarali/ 'terali',
/durian/ 'durian', /pakayuan/ 'pekayuan', dan /kawalian/ 'kewalian',
Awalan /paN-/
Dalam bahasa Minangkabau awalan /-paN/ di muka kata benda mempunyai arti dan mempunyai fungsi seperti yang disebut oleh pokok kata.
Contoh:
'
'Dia menjadi penghulu dalam sukunya.'
19
penghulu 'kepala suku'.
/ ayah no jadi panu1lke? di- /
suku itu
' Ayahnya jadi penongkat di dalam suku itu.'
penungkek 'wakil kepala suku '
Sisipan
I ...-ar- .. ./
Dalam bahasa Minangkabau sisi pan / ... -ar- ... / pada kata benda menunjukkan arti 'menyerupai' atau ' ban yak' seperti yang disebutkan oleh kata
·asal :
/tarali kapa tu ban a? I
'Terali kapal itu banyak.'
tara/i 'banyak tali'
/pisaw tu bagarigi/
'Pisau itu bergerigi .'
gerigi 'ban yak gigi .'
Akhiran /-an /
Dalam bahasa Minangkabau akhiran /-an/ pada kata benda mempu nyai
arti kumpu/an, banyak, mempunyai yang disebut kata asal.
Contoh:
/la utan tu dalam baiia/
' Lautan itu dalam benar .'
/durian tu lama? bana/
' Durian itu enak benar .'
/ifio mananam bata17 ramb'utan / 'Dia menanam batang
rambutan.'
Konfiks / pa- ... -an/
Dalam bahasa Minangkabau konflks /pa- ... -an/ pada kata benda memrunyaj arti tempat, daerah, atau ~umpulan.
Contoh:
/kanagarian diperin tahi de? wali
n~a~
'Kenegerian diperintahi oleh wali negeri.'
/ pandudu:J? kacamatan ko bana?/ 'Penduduk kecamatan ini l>anyak yang
nan marantaw
merantau.'
/ mantawai ci:J? kepulawan/
' Mentawai satu kepulauan.'
b. Kata Benda Berimbuhan Derivasional
Kata benda berimbuhan derifansional dalam bahasa Minangkabau dapat
dibentuk dengan imbuhan:
20
I/paN~/,
(:pi-/, /ga-/ , / .,.-al-.../, / ...-am .../, / ...-ar. .. / , / ...-an/, I ...-no/,
Vpa-: .. -an/, dan /ka-, ..-an/ seperti yang terdapat pada kata-kata berikut:
/panunju? I 'penunjuk',
/galaga? I 'mendidih',
/kamunia[rl/ 'kemuning',
\
Awalan /paN-/ + KK
\i pitarua~/3
/galo~ba1)/
/kadatapa1)/
====== )
' petaruh',
'gelombang',
'kedatangan'.
KB
Awalan /paN-/ yang dihubungkan dengan kata kerja dalam bahasa
Minangkabau akan membentuk KB dengan arti 'alat' atau 'orang menge rjakan pekerjaan yang disebut kata asal.'
Contoh:
J
/kayu penunjuar. tu lah patah/
/panoko? basi tu lah ta77ga/
/panoko?/
/kayu tu ado pauni no/
/pauni/
/pasuru¥t kantue tu lah tuo/
/pasuruajl/
zdi buki? tu baii.a panamun/
/panamun/
.,
/paniri001 ana? daro gadih ranca?/
/paniria11/
'Kayu penunjuk itu sudah patah.'
'Penokok besi itu sudah tanggal.'
'Alat unt uk nenokok.'
'Kayu itu ada penghuninya.'
'Orang yang menghtini.'
'Pesuruh kantor itu telah tua.'
'Orang yang biasa disuruh.'
'Di bukit itu banyak penyamun .'
'0-ran~ yang kerjanya m~nyamun .'
'Pengiring penganten wanita itu gadis
cantik.'
'Orang yang mengiringkan.'
cV Awalan
/pi-/+ KK ========) KB
Awalan /pi-/ yang ditambahkan kepada KK dalam bahasa Minangkabau akan membentuk KB dengan"'arti pasif.
Misalnya:
J
/pitaruaJl ura1) tu kami simpan elo?-elo? I
'Petaruh orang itu kami simpan dengan sebaik-baiknya.'
'pitarajl' yang ditaruh atau disimpan .
J
/pitunju ? ayah no inca ffio da1)aklln/
'Petunjuk ayahnya tidak didengarkannya.'
'pitunju ?'yang ditunjukkan .
21
/piuta17 ara17 kaday tu bana?/
'Piutang pemilik kedai itu bany'ak.'
'piutan' barang yang dihutangkan kepada orang lain.'
Kata /pitaru\lh/ berbeda artinya dengan /pata:nhh/. Kata /pata~\lh/
artinya orang yang suka /bataru~h/ 'bertaruh' (beijudi) .
Kata /piutari/ juga berbeda artinya dengan /pauta17/ . Kata /pauta11/
be.rarti suka berutang. Akan tetapi kat a /pitunju\:l? I dapat diganti dengan
/pet unju\l?/ dapat diganti dengan /petunj up?/ karena artinya sama.
KB
========= ) - /ga-/ + KK
Awalan /ga-/ yang ditambahkan kepada KK membentuk KB dengan
arti menyerupai.
Contoh:
/galaq?
flaga?/
aj;)
tu kareh band/
======== ) /galaga?/
fayam tu tinggi galapuP/
/lapua/
======== ) /galap4a/
========) /garega?/
Sisipan / ... -a-... / + KK
'Perbuatan aksi.'
' Ayam itu tinggi lompatannya waktu
berlaga.'
'Perbuatan menyerang.'
'Anak itu suka mengemukakan keku.atannya.'
/paja tu gada17 garega?/
/rega?/
'Bunyi air mendidih itu keras.'
'Kata prakategorial.'
======== )
KB
Sisipan / ... -al-.. ./ yang ditambahkan pada KK dalam bahasa Minangkabau membentuk KK dengan arti ' berbentuk sebagai' s.eperti yang disebut
kata asal.
Contoh:
/di jalan tu bana? galomban/
/ta]apa? kakiiio laweh/
/jari talu nj~\l? no saki?/
/ado galambun dalam ai tu/
Sisipan / ... -am-... /+ KB
'Di jalan itu banyak gelombang (turun naik) .'
'Telapak kakinya lebar.'
'Jari telunjuknya sakit.'
'Ada gelembung dalam air tua.'
======== )
KB
22
Sisipan /. .. -am- .. ./ yang membentuk KB dalam bah.asa Minangkabau
hanya terdapat pada satu kata pula, yaitu / kamunin/ 'kemuning' artinya yang
warnanya seperti yang dikatakan kata asal.
'Misalnya:
/di halaman rumah tu ado batan kamunin /
'Di halaman rumah itu ada kemuning.'
Sisipan / ... -ar-... / + KK
======= ) KB
Sisipan / ... -ar- .. ./ yang membentuk KB dalam bahasa Minangkabau
menyatakan alat.
Misalnya :
/tan kay garejoh tu dari batun/ 'Tangkai kukuran itu dari bambu. '
/gejoh/
======== )/garejoh/ bam
'Alat pengukur kelapa dengan tangkai
bu .'
Contoh:
/ buayan tu dari rotan/
/timbanan tu baru/
/sankutan baju itu ranca? I
/tulisan ana? tu barasih/
/ rimbo tu rimbo laranan /
' Buatan itu dari rotan.'
'Timbangan it u baru.'
'Sangkutan baju itu bagus.'
'Tulisan anak itu bersih .'
' Rimba itu eagar alam .'
======== )
KR
Akhiran I .. . -an/ + KS
Akhiran / .. .-an/ yang ditambahkan pada kata sifat dalam bahasa Minangkabau membentuk kata kerja dengan arti bahwa benda itu mempunyai
sifat seperti yang disebutkan oleh kata asal.
Misalnya:
/iiio mambu? manisan dari pisa1) kale ? tu/
'Dia membuat manisan dari pisang " kelat" itu .'
/alu pisawii:o dari kuni1)an/
'Hulu pisaunya dari kuningan.'
/asinan mengatu alun lama?/
'Asinan mangga itu belum enak .'
Akhiran
I -iio/ + K.Bil
======== )
KB
23
Akhiran I -no/ yang dihubungkan dengan kata bilangan dalam bahasa
Minangkabau yang membentuk kata benda yaitu /sadono/ dan sagalono/
'semuanya.'
Misalnya:
/pitih tu lah fiepaian sadofio/
'Uang itu sudah dibelanjakannya semuanya.'
/ifio sadofio pai ka: pada17/
'Dia semuanya pergi ke Padang.'
· /sagalofio aden nan pufio/ •
'Semuanya saya yang punya.'
Akhiran / ... -no/ + K sambung
========)
KB
Akhiran / ... -fio/ yang dihubungkan dengan kata sambung dalam bahasa Minangkabau hanya dua kata benda, yaitu /sababfio/ 'sebabnya' dan
/katikoiio/ 'ketikannya'.
Misalnya:
/inda? ado sababi'io ana? tu manaTiih/ 'Tidak ada sebabnya anak itu menangis.'
/ kini lah tibo katikofio iiio bara17ke? I 'Sekarang tibalah saatnya dia berangkat .'
lmbuhan
/ pa-...-an/ + KK
======:::::= )
KB
lmbuhan / pa-... -an/ yang ditambah pada kata kelja dalam bahasa Minangkabau akan membentuk kata benda yang menyatakan pengertian tempat, ·
peristiwa, atau hasil perbuatan atau perusahaan seperti yang disebutkan oleh
kata asal.
Contoh :
/kito lah .tibo di parantian/
/pa17ajaran ura17 tuo no inda?/
elo? ka iilo
/ ura17 nan gada17 pandapatan bana?/
pulo paf1aluaraniio
/ifio karajo di paceta?an marapi/
Imbuhan
/ka-.. .-an/ + KK
'Kita sudah tiba di tempat perhenUan.'
'Pengajaran orang tuanya kepadanya
tidak baik.'
'Orang yang besar pendapatan banyak
pengeluarannya.'
'Dia bekelja di percetak:an Merapi.'
======== )
KB
24
Imbuhan /ka- .. .-an/ yang ditambahkan pada kata kerja dalam bahasa
Minangkabau membentuk kata benda dengan arti 'tempat atau hasil perbuatan .'
Contoh;
/nagari ko dulu tampe? kadudu?an 'Negeri ini dahulunya tempat kedudamafl/
dukan demang.'
'Rumah kediamannyajauh.'
'Tidak ada orang yang tahu dengan
kedatangan.'
/karni mandana kapindahanno
kanagari lain/
'Kami mendengar kepindahannya ke
negeri lain.'
3.13.2 Kata Benda Berularig
DalaJn bahasa Minangkabau kata benda bemlang terdiri dari kata benda
berulang murni, berimbuhan , dan majemuk.
Perulangan pada kata benda berulang ini diberi simbul RI untuk pe. ngertian jamak , ~- untuk penge rtian menyerupai , dan R 3 untuk pengertian
intensitas (penekanan) seperti contoh-contoh berikut.
========) /guru-guru/ /guru-guru inda? bulieh taiambe?
(guru/ + RI
data11 ka sikolah/
'guru-guru ' 'Guru-guru tidak boleh datang
terlambat ke sekolah.'
'guru'
foto/ + R2
=======::: ) /oto-oto/
/jantan/ + R 3
======== ) /jantan-jantan/ /ana? kabaw ambo jantan-jan-
/oto-otono
lah
ila11/
•motor-motor' 'motor-motor (mainan seperti
motor) kepunyaannya sudah
hilang.'
'motor'
tan sadono/
'jantan-jantan' 'Anak kerb au saya semuanya
jantan-jantan.'
'jan tan'
a. Kata Benda Berulang Murni
KB I + R I
======== )
KB 2
25
Contoh:
/apa?/ + R
1
===== === ) fapa? -apa?/
/apa? -apa? lah bulieh dol u/
'bapak-bapak'. 'Bapak-bapak sudah boleh
berangkat Jebi h dahulu.'
' bapak '
/ indue?/+ R 1 = ======= ) /in dua?-indu:J?/
'ibu'
'ibu-ibu' '
/ indu:J?-in du~ ? Jah bulieh makan /
'Ibu-ibu sudah boleh
makan .'
/datua? / + R 1 ======== ) /datua?-dat ugr /
/datue?-dat ue?
inda?
bulih dudue? di lapi?/
'datuk-datuk' ·oatuk-datuk (kepala suku) tidak boleh duduk di
atas tikar biasa.'
'datuk'
/guru/+ R 1
======:-:= ) /guru-gurui
'guru'
'guru-guru'
/ ana? / + R 1
= = ====== ) / ana?-ana?/
'anak'
'an ak-anak '
/guru-guru inda? buliah
data77 talambe? /
'Guru-gu ru tidak bo leh datang terlambat.'
/ana? -an a? inda? bul&ah
mairue? /
' Anak-an ak tidak boleh
ribu t .'
Kata benda asal yang mendapat perulangan murni seperti pada contohcontoh di atas mempunyai arti seperti yang terda pat pada kata-kata benda
asal itu dengan pengertian jamak.
·
KB 1 + R2
======== )
KB 2
Contoh :
/ kudo/ + R2
'kudo'
/ruamah/ + R2
= =======)/kudo-kudo/
'kuda-kuda'
========) / rumah-rumah/
/kudo-kudo ana? tu lah
ila77/
'Kuda-kuda (main an)
anak itu hilang .'
/rumah-rumah ana?
ambo dipatahkanno/
26
'rumah'
'rumah-rumah'
' Rumah-rumah
anak
saya dipatahkannya.'
======== ) /la71i?-la71i? I
/la71i? -la71i? nan dipakayno wakatu barale?
lah USa71/
'Langit-langit
rumah
'langit-langit'
yang dipakainya sewaktu kenduri itu sudah
usang.'
/dukuhno ati-ati/
==== ==== ) /ati-ati/
'mainan kalung' 'Kalungnya berbentuk
hati.'
'langit'
/ati/ + R2
'hati'
foto/ + R2
======== ) /oto-oto/
'motor-motor'
'motor'
/oto-otomo lah dicampa? anno/
'Motor-motomya sudah
dibuangnya.'
Kata benda asal yang mendapat perulangan mumi seperti contohcontoh ini mempunyai arti menyerupai kata benda asal.
KB 3 + R 3 ======~= )
KB 2
Contoh :
/jantan/ + R3
'jantan'
'jantan-jantan'
/tempe/+ R 3
'tempe'
= = ==== == )nantanjantan/
/
/padusi/ + R3
'perempuan'
= ===== = = ) /tempe-tempe/
'tempe-tempe'
= ======= ) /padusi-padusi/
'perempuan-perempuan'
/ana? kabaw ambo jantan-jantan
sadono/
'Anak kerbau saya jantan semuanya.'
/sambano tempe-tempe
sajo tio? ari/
'Sambalnya tempe terus
tiap hari.'
/ana? kami padudusi
se/
'Anak kami perempuanperempuan semua.'
Kata benda asal yang mendapat perulangan mumi seperti pada contoh-contoh itu mempunyai arti penekanan (intel)sitas).
27
• Kata Benda Asal
Perlu dijelaskan bahwa kata-kat a yang berikut bukanlah merupak<~n kata benda berulang mumi , tet11pi adalah kata benda asal.
Contoh:
/ramo-ramo tu lah taba71/
/ramo-ramo/
'rama-rama itu telah terbang.'
'rama-rama'
/onde-onde/
'onde-onde'
/onde-onde tadi lah arnbo makan/
'Onde-onde (sejenis kue) tadi sudah saya
mana.'
/ anay-anay/
'anaii-anai'
/tonga? rumah tu lah dimakan anay-anay/
'Tonggak rumah itu sudah dimakan anayanay (sejenis serangga).
/uyi;~-uyia/
'sejenis serangga'
/uyi-uyi tu babuili taruyh/
'Uyie-uyie (sejenis serangga) itu berbunyi
terus.'
/kuro-kuro/
'kunci'
/kuro-kuro tu lah rusa? I
'Kunci itu sudah rusak .'
Bentuk kata-kata seperti contoh di atas bukanlah merupa.i<:an kat a benda berulang mumi, tetapi adalah KB asal yang bentuknya seolah-olah merupakan icata benda berulang.
b. Kata Benda.BerulaJJg Berimbuhan
Kata benda berulang berimbuhan terdiri dari kata berulang yang mempunyai awalan , kata benda berulang yang mempunyai akhiran, kata benda
berulang yang mempunyai awalan dan ·akhiran, dan kata benda ·berulang
yang mempunyai sisipan.
1) Kata Benda Berulang yang Mempunyai Awalan
(/paN-/+ KB 1) + R 1
========)
KB 2
Contoh:
(/paN-/+ /ulu/) + R 1
'pangkal~
(/paN-/+ /tuf/ke?/) + R 1
'tongkat'
======) /pa71ulu-paT7ulu/
'penghulu-penghulu'
======) /pa71unke?-panu17ke?/
'pembantu-pembantu penghulu'
28
====== ) /paT}iriaT}-paT}iri:JT}/
(/paN-/+ /iriaT}/) + R 1
'pengiring'
'pengiring-pengiring'
Kata benda berulang yang berpola seperti ini berarti orang yang melaksanakan apa yang dimaksud oleh :
(/paN-/+ KB 1/ berartijamak.
(/paN-/ + KK) + R 1
========)
KB
Contoh :
(/paN-/ + /suru:i!h/) + R 1
======== ) /pasurua!J.-pasuruah/
'suruh'
'pesuruh-pesuruh'
/ pasurueh-pasurueh kantu payah
bana iduy?no/
'Pesuruh-pesuruh kantor payah
benar hidupnya.'
(/paN-/+ /samun/) + R 1
'samun'
======== )
/panamun-panamun/
•
/panamun-panamun di bukie?
tambun tulaT} pandeka-papdeka/
'Penyamun-penyamun di bukit
tambun tulang semuanya pendekar.'
Kata benda berulang pada contoh-contoh ini berasal dari KK yang mendapat awalan /paN-/ dan memperoleh perulangan dan mempunyaiartijamak.
(/paN-/+ KS) + R 1
=====:;::==)
KB
Contoh:'
(/paN-/ + /saki?/)+ R 1
'sakit'
(/paN-/+ /masa? /) + R 1
'masak'
========) jpailaki?-pailaki?/
'penyakit-penvakit'
/paiiaki?-panaJci? nan diido? anno lah ila11/
'Semua penyakit yang dideritaiJ1Ya sudah hilang.'
========) /pamasa?-pamasa?/
''pemasak -~emasak'
/pamasa?-pamasa?
·-
nanno
bali
29
tadi lah abih/
'Semua jenis pemasak (untuk
bermacam-macam gulai) sudah
habis.' ·
Kata. benda berulang seperti contoh-contoh ini berasal dari KS yang
mendapat awalan /paN-/ dan memperoleh perulangan dan berarti jamak.
2) Kata Benda Berulang yang Mempunyai Akhiran
KB 1 + R 1 +/-an/
======== )
KB 2
Contoh :
/b uah/ + R 1 + /·an/
'buah'
======== )/buah-buahan/
'buah-b uahan '
'Buah-buahan sekarang sangat banyak .'
/buni/ + R 1 + I-an/
'bunyi'
========) /buii.i-buiilan/
'bunyi-bunyian'
/kami maadoan bu'fu-buiiian wakatu
barale? patanko/
'Kami mengadakan . bunyi-bunyian
waktu kenduri baru-baru ini. '
/tari/ + R 1 + /·an/
======== ) /tari-tarian /
'tari-tarian'
/tari-tarian wakatu tangal tujuh ba·
leh ranca?-ranca? I
'Tari-tarian sewaktu tanggal tujuh
be las Agustus bagus-bagus.'
Kata benda asal yang mendapat perulangan dan akhiran /-an/ seperti
contoh-contoh berikut ini menjadi kata benda berulang yang berarti jamak.
(KK + /-an/) + R 1
======== )
KB
Contoh :
(/cate?/ +/-an/)+ R 1
'catat'
======== ) /catatan-catatan/
(/tulih/ +/-an/ + R 1
'tulis'
======== ) /tulisan-tulisan/
'catatan-catatan'
'tulisan-tulisan'
30
(/makan/ +/-an/+ R 1
'makan'
========) /makanan-makanan/
(/suke?/ +/-an/+ R 1
'sukat'
::::::======) /sukatan-sukatan/
(/jamu/ +/-an/+ R 1
'jemur'
==::::===== ) /jamuran-jamuran/
'makanan"makanan'
'sukatan-sukatan (ukurari untuk
padi)'
'jemuran-jemuran'
Kata benda berulang seperti pada contoh-contoh berikut ini berasal
dari KK yang mendapat akhiran /-an/ dan memperoleh perulangan, dan mempunyai arti jamak.
======== ) KB
I arum/ + R 1 + f.·an/ ========) /arum-aruman/
KS + R 1 /-an/
'l1.aru'
'harum-haruman'
/arum-aruman paralu kalaw ado
uran mati/
'Harurn-haruman perlu kalau ada
orang yang meninggal.'
/asln/ + R 1 +/-an/
'asin ' ·
======== ) /asin-asinan/
'asin-asinan'
/urafl tu karajono manjua asinasinan/
'PekeJ.jaan orang itu menjual
bermacam-macam asinan.'
Kata benda berulang ini berasal dari kata sifat asal yang mendapat
perulangan dan akhiran /-an/ dan mempunyai artijamak.
KBl + Rl + (/-no/)-------- )
( /-e/) --------
KB2
Contoh:
----'-~--- ) ·/UJ.ti31..-uiu,.J,...
( -ii.o/
/ujuefl/ + R 1 + ((/-fid/)
I -:e/ ) · -..,------~ 1 ~- · ..,, ( -e
'ujung-ujungnya'
'ujung'
' /ii.6/)
.
.
1.. •
- -- - - - - - ) /paflka-paflka (~1-lO .
/panka/ + R 1 + (/-e/)
--------•
1\V
31
'umbi-umbinya'
'pangkal'
/bu170/ + R 1 + (/-no/) ------- - ) /b u'J70-bU'J70 (-iio;
( /-·e/) -------(-e
'bunga-bunganya'
'bunga'
/ure?/ + R 1 +
(/-no/)
( I-e/ )
========) /ure?-ure?
-e
'urat-uratnya'
'urat'
/daun/ + R 1 +
((·ne;
~:~oJ
======== ) /daun-daun
'daun'
(-no;
(-e
'daun-daunnya'
Kata benda berulang seperti contoh-contoh di ata!i mempunyai arti
jamak dan berarti penekan atau intersitas kalau diberi kata /jo/ 'dengan' sebelum kata itu .
K San+ R 1 +• (/-no/)
( /-e/ )
======== )
KB
Contoh:
/jaf/ko/ + Rl + fi~~IJ
'jangka (masa)'
========)
/jaflko-jaflko f:~o I
'masa-masanya'
/ unttl:~ ?
pai
bajalan
ado
jaf/ko-jaf/koiD.7
'Kalau hendak bepergian ada
masa-masa yang bailc'
-------- ) /katiko-katiko (-iiu I
/ katiko/ + R 1 + ((/-no/)
I -ef ) ------ - (-e
'waktu (ketika, saat)'
'waktu-waktunya.'
/ado katiko-katikoiio untt.la? heran, inda? taruyh sajo doh/
'Kalau hendak marah ada saat·
saatnya, tidak boleh terus menerus.'
/sabe?/ + R 1 +(/-no/)
(/-e/)
'sebab'
======== ) /sabe?-sabe?
( :o/
..
'sebab-sebabnya'
/lah bana? sabe?-sabe? no tu kok
inda? inda? kalari ifio doh/
32
'Sudah banyak sebab-sebabnya
maka dia lari.'
Kata benda berulang seperti contoh-contoh di atas berasal dari K San
yang mendapat pe rulangan dan akhiran /-no/ ata u /-e/, dan mempunyai
arti jamak.
KK + R + (/-no / ) -------- )
1
( 1-e/) --------
KB
Contoh:
/ baco/ + R 1 + /-an/+ (/-n6/) ------ ) / baco-bacoan (-no;
(/-e/) ---- --
(-e
/ ado-baco,bacoaniio t u ko? inda? indal munkin rimaw tu
masu? panjaro/
'Kalau tidak ada mentera, tidak
mungkin hariiT)au itu masuk •
penjara.'
'se but'
Kata bend a berulang seperti contoh di atas berarti jamak dan merupakan mantera . Data yang tersedia inilah satu-satunya kata benda berulang
yang berpola seperti ini .
3) Kata Benda Berulang yang Mempunyai Awalan dan Akhiran
(KB I + /ka- ... -an/) + R 1
======== )
KB 2
Contoh :
(/nagari/ + /ka- ... -an/) + R 1/)
'negeri'
======) /kanagarian-kanagarian/
(/came?/+ /ka- ... -an/) + R 1
======) /kacamatan-kacamatan/
(/pulaw/ + /ka- ... -an/) + R 1
'pulau'
====== ) /kapulawan-kapulawan/
'kenegerian-kenegerian'
'kecamatan-kecamatan '
(/bupati/ + /ka- ... --an /). + R 1
'bupati'
'kepulauan-kepulauan'
====== ) /kabupaten-kabupaten/
'kabupaten-kabupaten'
Kata benda asal yang mendapat morfem /ka- .. .-an/ kemudian memperoleh perulangan mempunyai arti jamak dari (KB 1 + /ka- ... -an/). Perubahan
bunyi pada suku akhir (/bu pati/ + /ka- .. .-a11/) + R 1
/kab upatenkabupaten / dibicarakan pada bagian lllorfofonemik (4).
======)
33
(KS + / ka-... an/) + R I
====== )
KB
Contoh :
(/suli? I + /ka- ... -an/) + R I
'sulit'
=====:::=:= )./kasuiitan -kasulitan/
(/malaf1/ + / ka-... -an/) + R I
'malang'
======== ) /kamalaf1an -kamalaf1an/
(/kuran/ + / ka- ... -an/) + R 1
'kurang'
======== ) /kakuraf1an-kakuraf1an/
kesulit an -kesulit an '
'kemalangan-kemalangan '
'kekurangan-kekurangan '
(/labieh// + /ka-... -an/) + R 1=======l
'le bih'
C~mtoh
/kalabihan-kalabihan /
'kele bihan -kele bihan
dalam kalimat:
.( I)
/kasulitan-kasulitan nan diado?uu; bisa diatehi/
'Kesulitan -kesulitan yang diharapinya dapat diatasinya semuanya.'
(2)
/kalaf1an-kamaf1an saj o nan diado?iilo/
'Kemalangan terus menerus yang dihadapinya .'
(3)
/inolah t au kakuraf1an-kakuraf1anno kini/
'Dia sudah mengetahui semua kekurangannya.'
(4)
/kalabihan-kalabihan uraf1 mina11 suko manolof1, suko bagotof1royof1
jo maota/
'Kelebihan-kelebihan orang Minang ialah suka menolong, suka bergotong rohong dan suka berbicara.'
Kata sifat yang mendapat morfem /ka- ...-an/ kemudian memperoleh
perulangan mempunyai arti jamak dari (K + /ka- ...-an/).
(KB 1 + /pa-...-an/) + R 1
======== ) KB 2
Contoh :
(!rumah/ + /pa-... an/) + R 1
'rumah'
======== ) /parumahan-parumahan/
(/karu/ + /pa- ... -an/) + R 1
'kayu'
======== ) /pakayuan-pakayuan/
(/kuba~/
'kubur'
+ /pa-...-an/) + R 1
'Perumahan-perumahan'
'Kayu/bahan
nyak rum ah'
untuk
======== ) /pakuburan-pakuburan/
.> Perkuburan-perkuburan '
ba-
34
Contoh dalam kalimat:
(1)
/parumahan-parumahan nan diboronno lab salasa):/
'Perumaban-perumaban yang diborongnya sudab selesai.'
{2)
/pakayuan-pakayuan tu lab abih tajua bali:~?/
'Kayu untuk membuat beberapa rumab itu sudab habis ·terjual dan
orang yang empunyanya tidak jadi membuat rumab .'
(3)
/pakuburan-pakuburan nan dibue? dek pamarintab lab salasay/
'Pekuburan-pekuburan yang dibangun oleh pemerintab sudab selesai
semuanya.'
Kata benda asal yang mendapat morfem /pa-... -an/ dan kemudian memperoleh perulangan mempunyai arti jamak dari kata benda yang mendapat
morfem itu.
4) Kata Benda yang Mempunyai Sisipan
{KS t /-al-/) + R 1
Contoh :
========)
KB
(/gambuan/ + /-al-/) + Rl
'bengkak'
======== ) /galambuefl-galambuef//
(/gombaf// + /-al-/) 3 R 1
'gombang'
======== ) /galombafl-galombaf//
'gelembung-gelembung'
'gelombang-gelombang'
Contoh dalam kalimat :
(1)
/galombaf/-galombaf/ ruo? tu gadaf/·gadaf//
'Gelembung-gelembung busa sabun itu besar-besar.'
(2)
/galomban-galomban ukiran pintu itu tinggi-tinggi bana/
'Gelombang-gelombang ukiran pintu itu tinggi-tinggi benar.'
Kata benda berulang contoh-contoh di atas berarti jamak dari KS yang
sudab mendapat sisipan /-al-/.
c. Kata Benda Majemuk Berulang
KB 1 +
•
(R 1)+KB 2
(R2)
(R3)
======== )
Contoh:
/kuku/ + R 1 + /kambklf//
========)
/kuku-kuku kambla71/
35
'Kuku'
'kuku-kuku kambing
pencabut paku)'
'kambing'
foto/ + R2 /plasti?/
======== ) /oto-oto plastik:/
/sunuy?/ + R3 + /kuci:lf//
'kumis'
'kucing'
======== ) /sunuy?-sunuy?-kuci:lT//
'motor'
'plastik'
(alat
'motor-motor plastik'
(mainan seperti motor yang
terbuat dari plastik)
'kumis kucing'
Contoh dalam kalimat :
(1)
/kuku-kuku kambie7'/ tadi lah disimpanno/
'Kuku-kuku kambing (alat pencabut paku) itu sudah disimpannya semuanya.'
(2)
/oto-oto plastik? no ila7'1/
'Motor-motor plastiknya (mainan seperti motor-motor, yang terbuat dari plastik hilang.'
(3)
/jo su7'/Y?-su7'/uy?-kucie7'/ ambo diambi;?iio/
'Kumis kucing saya juga diambilnya.'
Kata benda berulang yang berpola seperti ini berarti jamak (pada contoh kalimat No . I) menyerupai (pada contoh kalimat No . 2) d.an benlrtipenekanan atau intensitas (pada contoh kalimat No. 3) dengan adanya kata
fjo/ 'dengan' di muka kata berulang pada kalimat No.3 itu.
(KB 1 3 R3 + KK)
======== )
KB 2
Contoh:
(1)
(2)
(/banta/ + R3 + /guliefl/
'bantal'
'guling'
/banta+guli;f// + R3
(/tampe?/ + R3 + /tidu/
'tempat'
'tidur'
/tampe?+tidu~
R3
====== ) /banta-banta guli~/
_ 'bantal guling'
====== ) /banta guli:m-banta gu®t1/
====== ) /tampe?-tampe? tidue/
'tempat tidur'
====== ) /tampe?
tiduaftampe? ti-
due/
......
36
(3)
(/ aleh/ + R 3 + (kasu.:~/
' alas'
'kasur'
====== ) /aleh-aleh kasu.:~/
/aleh+kasu.:~/
====== ) /aleh kasu-aleh kasu.:~/
+ R3
'alas kasur'
Contoh dalarn kalirnat:
(1)
/jo banta-banta guli/n dibalian lakino..di pasa/
' Banal guling (bisa sebuah banta! guling) juga dibelikan suarni·
nya (setelah dia rnernbelikan yang lain).'
(2)
/jo tarnpe?-tarnpe tidu.:~ dibalikanno sabalun kawin/
'Sebelurn di kawin dengan pria itu , pria itu rnernbelikannya ber·
rnacam-rnacarn barang terrnasuk ternpat tidur (bisa sebuah ternpat tidur) .'
(3)
(/aleh/ + R 3 + /kasue/
'alas'
'kasur'
/aleh+kasue/ + R 3
"Contoh dalarn kalirnat :
====== ) /aleh-aleh kasue/
'alas kasu r'
======)
/aleh kasu -aleh kasue/
(1 )
/jo banta-banta gulia17 dibalian lakiii.o di paasa/
' Bantal guling (bisa sebuah banta! guling) juga dibelikan suarni·
nya (setelah dia rnernbelikan yang lain-lain). 1
(2)
/jo tarnpe?-tampe? tidu.:~ dibalikanno sabalun kawin/
'Sebelurn dia kawin dengan pria itu, pria itu rnernbelikannya berrnacam-rnacam barang terrnasuk ternpat tidur (bisa sebuah ternpat tidur).'
(3)
/jo aleh-aleh kasu disasahan de? lakiii.ot
'Suaminya rnencucikan pakaian kotor terrnasuk alas kasur yang
kotor(bisa sehelai alas kasur).'
Kata benda berulang yang berpola seperti di atas berarti penekanan
(intensitas) seperti contoh-contoh dalarn kalimat No . 1, 2, dan 3 dan dapat
berarti jarnak atau rnenyerupai (rnainan anak-anak) seperti dalarn I kalirnat
/banta guli.:~T)-banta guli.:~17 tu lah dibaT)ki?no/ 'Ban tal guling-bantal guling itu
sudah dinaikkannya ke atas rurnah .'
3 .1 .3 .3 Kata Benda Majernuk
Dalarn bahasa Minangkabau dua atau tiga kata dapat rnernbentuk satu
gabungan kata yang rnernpunyai arti baru. Gabungan seperti ini disebut kata
rnajernuk .
37
Jika gabungan baru ini berfungsi sebagai kata benda, gab ungan ini dinarnakan kata benda majemuk. Di sarnping gabungan seperti ini, ada juga kata benda majemuk yang terdiri dari kata benda dan satu morfem unik terikat ,
yang tidak dapat berdiri ·sendiri, misalny a cangang dalam gabungan bukik cangang (nama bukit) , bunga rampai (bunga dengan daun pand an' bercampur
untuk harum-haruman).
Kata benda majemuk dapat j uga berimbuhan dan bered uplikasi, misalnya mato p ancarian (mata pencarian), bujang-bujang tanggung (pemuda
remaja).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kata benda maje muk mempunyai empat ciri khas, yaitu sebagai berikut :
·
1) Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu gabu ngan benda baru dengan arti baru.
Misalnya , /ana? ameh/ " anak emas" (kesayangan).
2) Gabungan dua atau tiga kata dalarn pembentukan kata benda majemuk
itu tidak be bas, tetapi pilihannya ditentukan oleh morfem itu.
Misalnya, kit a dapat mengatakan /anak kunci/ 'anak kunci' atau /kunci/,
tetapi kita tidak dapat mengataka'n /anak pintu/ 'anak pintu ' , tetapi yang
biasa disebut ialah /daun pintu/ daun pintu at au / pintu/ . Kit a biasanya
mengatakan /lintah dare?/ 'lintah dar at' /lintah lawi? F'lintah !aut' at a~
/tintah sunay/ 'tintah sungai' tidak biasa disebut orang.
3) Gabungan kata benda majemuk itu tidak dapat disisipi dengan kata lain.
Inilah satu ciri khas yang membed akan kata benda majemuk frase nomina
dan klausa .
Contoh :
Kata Benda Majemuk
Frase Nomina
/ rumah gada'T/ tu lah tuo/
/rumah nan gada'T/ tu lah tuo/
'Rum'ah adat itu sudah tua'
'Rumah yang besar itu sudah tua .'
Ini bukan adat hanya ukurannya
yang besar.
/itu rumah gadan kami/
'Itu rumah adat kami'
/rumah tu gadan/ (klausa)
'Rumah itu besar.'
4) Penjelasan kata majemuk menjelaskan keseluruhan gabungan unsur-unsurnya, sedangkan penjelasan pacta frase menjelaskan salah satu unsumya
saja.
38
Contoh:
Penjelasan kata majemuk adalah sebagai berikut.
/rumah saki? nan baru tu ranca? I
'Rumah sakit yang baru itu bagus.'
Kata baru di sini menjelaskan rumah sakit
Penjelasan frase adalah sebagai berikut.
/rumah ura17 kaye nan baru tu ranca? /
'Rumah orang kaya yang baru itu bagus.'
Kata baru di sini hanya menjelaskan satu unsur dari frase rumah orang
kaya, yakni kata rumah.
Di bawah ini akan dibicarakan lebih lanjut tentang kata benda majemuk murni dan kata benda majemuk berimbuhan, sedangkan kata benda
majemuk beruJang sudah dibicarakan pada butir 3.1.3.2c.
a. Kata Benda Majemuk Murni
Pada umumnya kata benda majemuk murni terdiri dari dua kata benda
dan kata sifat, kata benda dan kata kerja, kata benda dan kata bilangan, kata
kerja dan kata benda, kata sifat dan kata sifat, kata kerja dan kata benda dengan kata kerja, serta kata kerja dan kata benda, Ada pula yang terdiri dari
kata benda dan satu morfem terikat.
1) KB 1 + KB 2
======== )
KB
Kata benda majemuk bisa berbentuk dari dua kata benda yang berbeda
dan berbentuk kata benda baru.
Contoh:
/jatu;,h badaray ayi;} mato/
'Air mat a j atuh berderai.'
/aie Sf.lSU dibalehjo tubo/
'Air susu dibalas dengan tuba'
jpara17ayiio co buayo dare?/
'Tabiatnya seperti buaya darat'
/katiko musim ca17keh bana?
'Ketika musim cengkeh
jura17 nan jadi lintah dare?/
'banyak orang yang menjadi lintah darat.'
Janak? buah ura17 tu rajin bana/ 'Anak buah orang itu sangat rajin .'
Konstruksi ini bersifat endosentrik sebab kata majemuk ini sama distribusinya dengan satu elemennya.
39
2) KB + KS
======== )
KB
Beberapa kata benda bisa diikuti oleh kata sifat tertentu dan membentuk kata benda majemuk sebagai :
/rumah gada'T/ tu sambilan ruafl/ 'Rumah adat itu sembilan ruang.'
/bini mudono ranca? bana/
'lstri mudanya sangat cantik.'
jkaron maleh tu lah lamo nda?
dipakayiio/
'Kursi malas itu sudah lama tidak dipak ainya.'
/ka manjadi bujan lapu:l ? swwa?af/ko/
' Apakah engkau akan tetap saja membujang.'
/rna? tuo awa? lah tiko cako/
'Bibi saya telah datang tadi .'
Konstruksi. ini juga bersifat endosentrik sebab kata bentukan ini sama
distribusinya dengan kata pertamanya.
3) KB + KK
======== )
KB
Beberapa kata benda dengan kata kerj a dapat membentuk kata benda
majemuk dengan arti khas. Sepintas lalu gabungan ini dapat ditafsirkan sebagai frase nomina, yaitu kata kerja menerangkan kata benda, sebagai :
/jaan digadu:lhulalalo?/
'Jangan dibangunkan ular tidur (kiasan) .'
/jaan dijagokan ula lalo? tu/
'Jangan dibangunkan ular itu.' .
Pada kalimat kedua ini /ula lalo?/ bukanlah kata majemuk; betul-betul
ular itu tidur . Dalam gabungan kedua ini di antara /Ula/ dan /lalo?/ dapat
disisipkan kata-kata, seperti /tu/, /ko/ , /nan t adi/, sedangkan pad a kalimat
pertama /ula lalo?/ dengan pengertian kiasan tidak dapat diselingi dengan kata apa pun di tengahnya. Jadi, konstruksi ini benar-benar kata majemuk.
Contoh :.
/baju lalo. ambo ko lah cabi~? I
'Baju tidur saya ini sudah robek .'
/ko? baraja di meja tulih tulah/
'Jika belajar sebaiknya di meja tulis.'
/jaan dimain-mainkan mann ti? tu/ 'Jangan dimain-mainkan mesin tik itu.'
/agi:l
nan tambu:lh ci~?/
/kapa tabQ'T/ jatll:lh t adi malam,
baiia? urafl nan mati/
'Beri nasi tambuh satu .'
'Kapal terbang jatuh tadi malam, ba·
nyak orang yang meninggal.'
40
Konstruksi majemuk ini adalah konstruksi endosentrik. dan distribusinya sama dengan elemen pertamanya.
4) KK + KB
========)
KB
Beberapa kata kerja dapat pula digabungkan dengan kata benda dan
membentuk kata majemuk . Jika tidak diselidiki lebih mendalam konstruksi
ini hampir sama dengan frase verba, tetapi bedanya ialah frase verba dapat diselingi dengan kata lain di tengah-tengahnya, sedangkan kata majemuk ini
tidak dapat.
Contoh:
Frase Verba
Kata Majemuk
/manonton pacu kudo awa? lah/ /paculah kudo awa? /
'Marl kit a men on ton ·pacu kuda.' 'Naikilah kuda say a.'.
/pacu k.udo / disini artinya memakai
kuda .'
/ana?-ana? tu asi? main sipa?
'Anak-anak itu asyik main sepak te- kong.' (nama permainan)
tekon /
/di maa pulo uran maadoan pacu ,'Di mana pula orang mengadakan pacu
anjing.'
·
anji n/
/jaan main kijo? mato juo lay/
'Janganlah main mata:'
Konstruksi majemuk ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama dengan elemen keduanya.
5) KS 1 + KS 2
=;::====== )
KB
Ada beberapa pasangan kata sifat yang bertentangan arti, yang dapat
digabungkan menjadi kata benda majemuk dengan pe.ngertian seluruh orang
·
atau kelompok yang dimaksud oleh kata sifat asal itu.
Contoh:
fgadaf/ keta? buli3h manonton filem tu/
'Besar kecil boleh menonton fi!3m itu.'
ftuo mudo pai ka musaji?/
'Tua mud a pergi ke mesjid .'
/bay;il~ buru3? kami tarimo sadoiio/
'Baik.-dan buruk semuanya kami terima.'
41
/kayo bansay? uraT'/ tu samo sajo di kami no/
'Orang kaya dan miskin bagi kami sama saja.'
Dalam kalimat konsttuksi ini KS 1 dan KS 2 mempunyai kedudukan
yang sama dengan pengertian bahwa yang satu tidak menerangkan yang
lain. Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama dengan salah satu elemennya.
6) KK 1 + KK 2
======== )
KB
Ada beberapa kata kerja yang dapat membentuk kat a benda majemuk;
gabungan begini sangat langka , tetapi sering dipakai orang.
Contoh:
/tanguaT'/ jawe? tu paralu dipatahankan/
'Tanggungjawab itu perlu dipergunakan.'
/minum makan ditangu<l7] no/
'Minum makan diberi oleh itu.'
fdudu<l·? toga? ii.o al~n jaleh/
'Belum ada kepastian .'
Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik sebab disttibusinya sama
dengan salah satu e1emennya.
7) KB + K Bil
=::::====== )
KB
Beberapa kata benda dapat pula digabungkan d!lngan kata bilangan ter-
tentu d!!Jl membentuk kata benda majemuk.
CQp~oh:
/ati-ati bajalan di simpflfl tigo tu/
'Hati-hati berjalan di simpang tiga itu.'
/lai lama? nasi di simpflfl ampe? tu/
'Apakah enak nasi di simpang empat itu.'
/kami ti11ga di simpQT'/ anamf
'Kami tinggal di simpang enam.'
/topi tu bantue? iio sagi tigo/
'Topi itu berbentuk segi tiga.'
/sapu ta11an tu sogi ampe?/
'Sapu tangan itu segi empat .'
42
B) KB) + Morfem Unik ===) KB
KB)
Ada beberapa morfem unik yang sangat langka pemakaiannya dengan
morfem lain, tetapi dapat bergabung dengan beberapa kata tertentu dalam
konstruksi kata benda majemuk. Morfem unik itu,antara lain ialah /rampay/,
I can an/ , dengan Igenden/ .
Contoh:
/bur/(J rampay arum bana bauno/ 'Bunga rampai harum benar baunya.'
/di maa daerah buki? cana17 tu/
'Di mana daerah bukit cangan itu.'
/tau lah jo era17 gende17 tu sakete?I ' Ariflah dengan perbuatan dan gerakgerik itu sedikit.'
Konstruksi ini adalah konstruksi endosentris sebab distribusinya sama
dengan salah satu elemennya.
9) KB 1 + KK + KB 2
======== )
KB 3
Ada beberapa kata benda majemuk yang terdiri dari tiga, yaitu kata
benda, kata kerja , serta kat a bend a kata kerja yang bergabungan ini mempunyai arti khas.
Contoh :
/maa tuka17 jago malam di siko/
'Di mana penjaga malam di sini.'
/katiko tuka17 jago rumah tu takalo? 'Sewaktu penjaga rumah itu tertidur
mali~17 tu masu;}./
maling masuk.'
/masa tukan sabi? rumpuy? tadi/
'Di mana penyakit rumput tadi.'
/tukan gili n lado kami lah sabulan
nda? tibo doh/
'Penggiling lada kami sudah sebulan
tidak sebulan tidak datang.'
Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama
dengan kata pertamanya.
b. Kata Benda Majemuk ~rimbuhan
Kata benda majemuk berimbuhan dalam bahasa Minangkabau terdiri
dari sebuah kata benda berimbuhan dan sebuah kata lain. Kata benda majemuk ini ada dua macam, yakni kata benda murni. Kata '!tama dalam konstruksi ini selalu kata yang pertama.
43
Contoh :
fino uran parana?an tu rna/
/tolo71 balian SQ1Jkutan baju
cie?/
'Dia seorang peranakan.' (mungkin
Nias Minang, atau Minang Cina dll ,
tetapi dengan orang Barat)
'Tolong belikan sebuah sangkutan
baju.'
Kata utamanya ialah /sankutan/ . Jika susunan kata dalam konstruksi dibalikkan, hasilnya tida~ kata majemuk lagi . Ada yang dapat menjadi frase dengan
kata kedua sebagai kata kepunyaail , kata keterangan, dan lain-lain; atau ada
pula yang tidak gramatikaJ sama sekali.
Contoh:
jpara.na?an ura17 tu baoperasi/
'Peranakannya dioperasi. "
(frase)
jura11 parana?an tu baoperasi/
'Orang peranakan itu dioperasi.'
(kata majemuk)
fpancuran ai~ tu tinggi/
'Pancuran air itu tinggi.'
(kata majemuk)
/aie pancuran tu barasi~h/
'Air dari pancuran itu bersih.'
(frase)
/tolo71 balian sa71kutan baju cie?f 'Tolong belikan sebuah sangkutan
baju.'
(kata majemuk)
/ baju sankutan/
(bentuk yang tidak gramatikal).
Di bawah ini akan diberikancontoh-contoh lebih lanjut untuk
tiap-tiap kelompok kata benda majemuk berimbuhan.
==========)
l) KB + KB berirnbuhan
KB
Contoh:
fmato pancarianno mamuke?I
'Mat a pencariannya menangkap ikan.'
/pasa gadan, dulu jadi puse? padaga nan di Pada /
'Pasar Gedang dulu-dulu jadi pusat padaga1]Qn di Pada11/
/jaan bamain juo di situ beko dilarian ura11 bunian/
'Jangan bermain di sana, nanti dilarikan orang halus.'
/dulu apa? no tantara bayaranj
'Dulu ayahnya tentara bayaran.'
Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama
dengan salah satu elemennya.
2) KB Berimbuhan + KB -:=_-=_-:=_-:=_-:=_-=_-=_-_::J KB
44
contoh :
/elo?-elo? bajalan di pasimpanan jalan tu/
'Baik-baik berjalan di persimpangan jalan itu.'
/dulu bana? uran masue? paguruan siZe?/
'Dulu banyak orang masuk perguruan silat.'
/di kampue71 kami ura71 mandi di pancuran aie/
'Di kampung kami orang mandi di pancuran air.'
Konstruksi ini juga endosentrik.
c) Kata Benda Majemuk Lain-lain
Yang masuk kelompok ini sebenarnya kata majemuk yang terdiri dari
tiga kata, di antaranya kata yang berimbuhan dan kata majemuk berulang.
Kata benda majemuk berulang telah dibicara.kan pada butir 3.1 .. 3.2.c, yang
dalam bagian ini hanya dibicarakan kata benda majemuk berimbuhan yang
terdiri dari tiga kata atau lebih. Kata utamanya seperti kata benda majemuk
yang lain kecuali jika kata benda majemuk itu berasal dari gabungan dua kata
sifat, seperti /gadan kete? I dan /tuo · mudo / adalah kata yang pertama dalam
keloll).pok.
Contoh:
/tio? ari rni77gu bana? pasatuan buru babi nan basobo? di pada77 panja77/
'Tiap hari Minggu banyak persatuan berburu babi yang sating berjumpa
di Padang Panjang.'
/jaan dila77ga juo paraturan lalu linteh/
'Jangan dilanggar juga peraturan lalu lintas.'
/si uja71 nio pulo masu:l? pasatuan bulu ta77Kkih/
'Si Ujang ingin pula masuk persatuan bulu tangkis.'
/lah baiia? pasatuan sepa? bola kini di siko/
'Sudah banyak persatuan sepak bola sekarang di sini.'
Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik dan distribusinya sama
dengan kata pertanyaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua kata benda
majemuk adalah endosentrik.
3.2
Bentuk Kata Sifat (KS)
Dalam bahasa Minangkabau kita mempunyai beberapa bentuk KS
seperti KS asal, kata bantu KS, dan KS bentuknya. Kata sifat bentukan terdiri dari KS berimbuhan, KS berulang, dan KS majemuk. Kata sifat berimbuhan terdiri dari KS berimbuhan infleksional dan KS berimbuhan derivasional. Kata sifat berulang terdiri dari KS berulang murni, KS berulang ber-
45
imbuhan dan KS berulang lain-lain, se dangkan KS maj emuk terdiri dari KS
majemuk mur ni da n KS majemuk berimbuhan .
3.2.1 Kata Sifat Asal
Pada umumnya KS asal dalam bahasa Minakgkabau menentukan
situasi, kondisi , dan sifat sesuatu benda.
a. Situasi
Contoh :
/ale? tu eboh bana/
/ pasa tu rami/
/ale? tu kacaw bana/
/pasa aniaJ?/
/ari sada17 'paujan/
'Helat itu bising benar.'
'Pasar itu ramai. '
'Helat itu sangat tidak menentu.'
'Pasar hening.'
' Hari sedang hujan.'
b. Kondisi
Contoh :
/ari a17e? bana/
/ari kalam/
/bulan tara11/
/ayi~ tu di77in/
/ana? tu damam/
'Hari panas benar.'
'Hari gelap.'
'Bulan terang.'
'Air itu dingin .'
'Anak itu demam.'
c. Sifat Sesuatu Benda
Contoh:
/ana? tu elo?/
/anji~f1 tu jina?I
/garam masin/
/api a17g?I
'Anak itu baik. '
' Anjing itu jinak.'
'Garam asin.'
'A pi panas. '
d. Wajah Sesuatu Benda
Contoh:
/ana? gadih tu ranca? I
/rumah tu burug? /
/uraf1 tu sari17?/
/ana? tu manih/
'Anak gadis itu cantik. '
'Rumah itu buruk.'
'Orang itu cemburut.'
,Anak itu manis.'
46
e. Warna Sesuatu Benda
Contoh :
/bu17o tu kunie17/
/ bajuno sirih/
/topi adi;)? ijaw/
/ otono putieh/
/kupiah apa? itam/
' Bunga itu kuning.'
'Bajunya merah.'
'Topi adik hijau.'
'Mobilnya putih.'
'Peci ayah hitam.'
f. Rasa Sesuatu Benda
Contoh :
/kue tu manih bana/
/limaw tu masam/
/jalan tu linci;)/
/ papan tulih tu kase? I
/kain bugih tu aluyh/
'Kue itu manis benar.'
'Jeruk itu asam.'
'Jalan itu lincir.'
'Papan tulis itu kesat. '
'Kain sarung bugis itu hal us.'
g. Ukuran Sesuatu Benda
Contoh :
/ tali panja11/
/ karateh tu mipih/
/rumahno gada17/
/buku tu taba/
'Tali itu panjang.'
'Kertas itu tipis.'
' Rumahnya besar.'
' Buku itu tebal.'
3.2.2 Kata Bantu Kata Sifat
Kata bantu kata sifat dalam bahasa Minangkabau menunjukkan intensitas KS itu sendiri, apakah melebihi atau kurang dari yang dimaksud
oleh KS itu . Ada yang menunjukkan keragu-raguan dan sama-sama untuk
memperbandingkan dua buah atau lebih.
Contoh :
/gunU;)i? tu ti17gi bana/
'Gunung itu sangat tinggi.'
/bana/ adalah kata bantu KS menunjukkan ;sangat'.
/tali tu kura17 panja17/
'Tali itu kurang panjang.'
/labiah bana? de? adl;)? pado do? 'Lebih banyak bagi adik daripada
den/
untuk saya. ·
/makin lamo makin mudo/
'Makain lama makin muda.'
3.2.3 Kata Sifat Bentukan
Kata sifat bentukan dalam bahasa Minangkabau dapat dibentuk dari
47
KS asal dan kata-kata yang bukan kata sifat. Kata sifat bent ukan ini terdiri
dari KS berimbuhan , KS berulang , dan KS majemuk.
3.2.3.1 Kata Sifat Berimbuhan
Kata sifat berimbuhan dalam bahasa _Minangkabau terbagi ata s KS berimbuhan infleksional dan KS berimbuhan derivasional. Kata sifat berimbuhan
derivasional dibentuk dari kata-kata yang bukan KS.
a. Kata Sifat Berimbuhan Infleksional
Kata sifat berimbuhan infelksional adalah KS dasar ditambah dengan
awalan atau akhiran , atau dengan awalan dan akhiran sekaligus, seperti berikut
Kata sifat ini menunjukkan bahwa seseorang suka atau terbisa menjadi
yang disebutkan oleh KS asal sehingga menjadi sifat orang itu.
1
Contoh :
/apa? no pamabua?/
/apa? palatiah/
/ana? tu pamalu/
/ura17tu pamurah/
· /adi~? pamanih/
' Ayahnya pemabuk.'
' Ayah mudah letih.'
'Anak itu pemalu.'
'Orang itu suka menjual murah.'
'Adik suka yang manis.'
Untuk beberapa kata sifat yang lain dari yang tertera di atas·, awalan
/pa-/ berubah menjadi /paN-/ seperti :
/paN-/+ /pai?/ -=.-=-=.-=.-=.) /pamai? 'suka pahit.'
/apa? pamai kopi/
' Ayah suka minum
/lina?tu pa17gama11/
' Anak itu penggugup..'
/ama? pandi71in/
' lbu mudah dingin .'
/adia? pandamam/
'Adik mudah demam.'
2) ta + KS 1
kopi pahit.'
=========) KS1
Kata sifat ini m~nyatakan keadaan sesuatu yang melebihi apa yang tertera dalam KS asal, yang telah dilakukan dengan tidak sengaja seperti,
'Kue itu agak keras dibuat ibu.'
/kue tu takareh dibue? sama?/
'Tali itu terpotong lebih panjang.'
/talitu tapanja71 kare? no/
/abu~? no tasi17ke? kare? no/
' Rambutnya terpotong lebih pendek.'
48
/kue tu tagada71 bue?iio/
/cat rumahtu takuni::171 bana/
'Kue itu terbuat !ebih besar.'
'Cat rumah itu sangat kuning. '
=======)
· 3) ka + KS 1
KS9
Kata sifat ini menunjukkan keadaan seseorang atau sesuatu menjadi
apa yang tertera pada KS asal setelah melakukan atau melalui sesuatu yang
tertera dalam KS asal itu.
Contoh :
/ana? tu kadi71inan sudah mandi/ 'Anak itu kedinginan sesudah mandi.'
'Ayah kepanasan sesudah makan.'
/apa? kaa71e? an sudah makan/
'Anak itu sudah merasa besar.'
/ana?tu lah katada71gan/
'Bajunya agak hitam.'
/bajuiio aga? kaitaman/
'Adik ketakutan.'
/adia? katakuy?an/
4) baka + KS 1 + an : : : :: : : ) KS 2
Kata sifat bentukan ini menunjukkan keadaan seseorang atau sesuatu
menurut maksud yang terkandung dalam KS asal. KS ini berawalan /baka-/
yang kalau dibuang salah satu suku dari awalan itu , arti KS akan berubah,
umpamanya KS /bakalabilahan/ yang dibuang /ba-/ nya, maka kata itu menjadi /kalabi han/ yang berbentuk KB. Kalau /k-/ yang dihilangkan, kata itu
berubah menjadi KK; /labi han/ 'dijadikan lebih'. Jadi. /baka-... -anj merupakan morfem pembentukan KS infleksional. Contoh lain adalah sebagai
berikut.
'Anaknya sangat banyak.'
/ana?i'1o bakapiri?an/
/apa? jo ama? inda? bakaelo?an/ 'Ayah dan ibu tidak berbaik.'
'Bicaranya tidak menentu.'
_ /kece?iio inda? bakailiran/
=======)
5) sa + KS1
K.S2
/Kata sifat bentukan ini menunjukkan pengertian sama dalam suatu
perbandingan.
Contoh:
/rumahli.u sagada71 rumah mbo/ 'Rumahnya sama besar dengan rumah saya.'
/kopino samanih kopi nan iko/
'Kopinya sama manis dengan kopi
yang ini.'
/ana?iio sapanday ana? ambo/
'Anaknya sepandai anak saya.'
/tasiio saitam tas apa?/
'Tasnya samahitam dengan tas Bapak.'
49
b. Kata Sifat Berimbuhan Derivasional
1 ) Kata Asal Kata Bedan (KB)
pa + KB
=======) KS
Kata sifat yang dibentuk dari KB dengan prefiks / pa-/ menunjukkan
sifat seseorang yang terbiasa atau menyukai hal yang tersebut dalam KB asal.
Contoh :
/ ana? gadih tu paota bana/
/ paja tu parokok? I
/ ura1] tu pajudi bana/
/ura1] tu pabini/
/ adi;)? pacaka?/
'Ana gadis itu suka benar berbicara.'
' Anak itu suka benar merokok.'
'Orang it u suka benar main judi.'
'Orang itu suka beristri baru. '
' Anak suka berkelahi.'
2) Kata Asal Kata Kerja (KK)
pa + KK -=:_-=:_-=:_-=:_-=:_-=:_-=_) KS
Kata sifat yang terbentuk dari /pa-/ dan KK ini menunjukkan sifat seseorang yang terbiasa atau suka melakukan kerja yang terdapat dalam KK
asal. / pa-/ berubah menjadi / paN/ karena pengaruh morfofonemik .
Contoh:
/si dulah pancamo?oh bana/
/si amat pancilo?/
/ura1] tu pancubi? /
/ana? gadih tu paTJga!a? /
/paja tu paminta? /
' Dulah sangat mencemooh.'
'Si Amat suka mehcuri.'
'Orang itu suka mencubit.'
'Anak gadis itu suka tertawa.'
' Anak itu suka meminta.'
3.2.3.2 Kata Sifat Berulang
Dalam bahasa Minangkabau KS berulang murni, KS berulang berimbuhan dan KS majemuk berulang. Dalam pembentukan KS ini terjadi tiga
macam reduplikasi, yakni R 1 yang berarti jamak, R 2 berarti menyerupai
dan R 3 berarti intensitas sesuatu yang tertera pada kata asal .
a. Kata Sifat Berulang Mumi.
Kata sifat berulang murni dalam bahasa Minangk.abau menunjukkan
jamak seperti yang tertera pada kata.asal.
50
Contoh:
/ana?no lah gadary-gadary/
/batary karambia tu tiryggi-tiryggi/
/jambu di balial? rumah lah
sirah -sirah/
/ana? di siko jae?-jae? I
/b uah kacaryno panjary-panjary/
2) KS1 + R3
=======_)
'Anak-anaknya sudah besar-besar. '
'Pohon kelapa itu tinggi-tinggi.'
'Jambu di belakang rumah telah
merah-merah .'
'Anak-anak di sini nakal-nakal.'
'Buah kacangnya panjang-panjang.'
KS2
Kata sifat berulang murni dalam Bahasa Mimingkabau juga menunjukkan intensitas seperti yang tertera pada kata asal.
Contoh:
/ bada1mo banka?-baryk!-1? I
/p urygua~no sirah-sirah/
/saki?-saki? badan dan de?
bajalan jauah/
'Badann ya bengkak-bengkak.'
'Punggungnya merah-merah.'
'Sakit-sakit badan saya karena berjalan jauh.'
b. Kata Sifat Berulang Berimbuhan
I) Ka + KS 1 + R 2 + an
==-:::_-:::_-:::_-=:::_)
KS 2
Kata sifat ini menunjukkan sifat seseorang menyerupai apa yang dimaksud oleh kata asal.
Contoh:
fana?tu lah kagadary-kagadaryan
bana/
/kamudo-mudoan/
/karanca ?-ranca ?an/
fkaoryeh-oryehan/
/kabiru-biruan/
2) KB + R 2 + /ka- ... -an/
'Anak itu sudah berlagak orang
dewasa.'
'berlagak seperti orang muda.'
'berlagak seperti orang cantik atau
gagah'
'berlagak seperti orang sombong dan
menganggap enteng lingkungannya'
'mirip biru'
=======_)
KS
Kata sifat ini memperlihatkan seseorang yang bersifat menuru pembawaan yang ter8ebut dalam kata asal.
51
/
Co)f.toh:
/ ura'f/ tu ma'f/ece? kaana ?-ana?an/ 'Orang itu berbicara se perti anakanak.'
' Seperti perempuan'
/ kapadusi-pad us ian /
/ ka jantan-jan tan an/
/ ka barat-baratan/
'Seperti laki-laki. '
' Bergaya seperti orang orang Barat.'
Kata sifat ini dapat dibentuk dengan awalan /sa-/ saja yang berarti
keadaan yang maksimum menurut kata dasarnya. Kata sifat ini dapat juga
diberi akhiran /-no/ yang berarti sama dengan yang tidak memakai /-no/ .
Conto h :
/cari paku tu nan Sdkete?-kete?iio/
/sati'f/gi-ti'f/gi uran'f/ duo meter /
/bara nan sadalam-da lamno
luba'f/tu/
/sa dalam-dalam aie dape? juo
dirana'f/iiio/
/ nan sati'f/gi-ti'f/gii'to kayu tu duo
p ulueh meter/
/samaha-maha !ado duo ribu
sa kilo/
/ samaha-mahano bali buku tu
saribu tujuh rat uyh /
/ kolah nan saburue?-b urue?
iio ko/
/ saburue?-burue ? tas limo rat uyh _
cie?/
4) (ba- + KB ) + R 1
=======)
'Cari paku itu yang sekec il-keciln ya.'
' Setinggi-tinggi orang dua meter.'
' Berapa yang paling dalarn lohang
itu .'
' Berapa saja dalam air itu da pat
juga direnanginya .·
' Yang paling tinggi kayu itu dua
puluh meter .'
' Semahal-mahal cabe dua ribu sekilo .'
' Paling maha l harga buku itu seribu
tujuh ratus rupiah .'
' lni sudah yang paling buruk.'
'Tas yang paling buruk harganya
lima ratus rupiah satu .'
KS
Kata sifat bentukan ini menunjukan sifat atau keadaan seseorang sesuai dengan arti kata asalnya .
Contoh:
/ ana?-an di siko lah baumu -baumu masu? sikola/
' Anak-anak disini ban yak yang sudah !anjut umurnya masuk se kolah .'
/ ana?iio bati'f/kah sajo tio? ari/
' Anaknya selalu cerewet tiap hari.'
52 -
Kata sifat bentukan ini menunjukkan pengertian yang jamak dari kata
asal yang dimaksud.
Contoh:
/ mahasiswa kini pamelahpamelah/
/a na? gadihno pama1)go?pama1)go?/
/ ana? sikola tu paota-paota/
/ana? sikola agamo tu pamalupamalu/
'Mahasiswa sekarang ban yak yang
pemalas.'
'Anak-anak gadisnya suka marah.'
'Anak-anak sekolah itu suka mengobrol. '
'Anak-anak sekolah agam a itu pemalu. '
3.2.3.3 Kata Sifat Majemuk.
Seperti kata benda majemuk, kata sifat majemuk dalam BM .j uga terdiri dari dua kata atau lebih, atau suku kata dan satu morfem unik terikat,
dim ada juga yang terdiri dari dua morfem unik. Konstruksi ini mempunyai
arti khas.
Kata sifat yang hanya terdiri dari gabungan dua kata atau morfem unik
dinamakan kata sifat majemuk murni ,
Jika gabungan seperti ini mempunyai imbuhan konstruksi ini dinamakan kata sifat majemuk berimbuhan. Kata sifat majemuk juga dapat berulang.
Contoh :
Kata Sifat Majemuk Mumi
/ino kareh ati banai/taba muko bana paja tu/ -
Kata Sifat Majemuk Berimbuhan
/inda? elo? pamanihmuluy?
baiia doh//iii.o panabu muko mah/-
'Dia keras hari. '
'Anak itu tidak tahu malu.'
' Tidak baik terlalu manis mulut .'
' Dia kurang punya rasa.'
Kata Sifat Majemuk Berulang
/sipay?no kareh-kareh kara?/
'Sifatnya keras-keras kerak.'
/ana? di siko mantiko la e?/- 'Anak-anakdi sini nakal-nakaL'
Cirt-ciri kata sifat majemuk sama dengan ciri-ciri kata benda majemuk
seperti telah dibicarakan pada butir 3.1.3.3, yakni kata sifat majemuk mempunyai arti khas yang mengacu pada satu sifat , gabungan dari kata menjadi
53
kata majem uk di tentukan oleh masing-masing kata itu . Jadi pilihannya tidak
bebas, dan ya ng ketiga kata sifat majemuk tidak dapat dipisahkan satu sama
lain .
Jika dipisahkan oleh kata lain di tengahnya konstruksi ini menjadi
frase. Jika dengan frase nomina kata pemisah itu nan ', 'itu' dan lain-lain
dengan frase ajektiva kata pemisah itu 'bana' = 'sangat' .
Contoh:
Kata Sifat Majemuk
/ino sarawaf
' Dia penakut .'
/ ino tab a tali77o /
' Dia kurang perasaan .'
Frase Aje tiva
/gada77 bana sarawaiio /
'Celananya kebesaran .'
/ tal i770 iio taba/
'Telinganya tebal.'
(harfiah)
Kata-kata /gadar) sarawa/ dan / tabalir)o / adalah kata sifa t majemuk ,
sedangkan /gadar) bana sarawano / dan / taba bana tali77oiio / adalah frase.
Ciri keem pat ialah penjelasan kata sifat maj emuk menjelaskan kesel uruhan
gabungan kata majemuk , sedangkan penjelas frase ajektiva hanya menjelaskan salah satu unsurnya .
contoh :
Penjelasan kata sifat majemuk sebagai berikut :
/ ino kareh ati bana/
' Dia keras hati benar.'
/ bana/ menjelaskan /kareh ati/ secara keseluruhannya .
Penjelasan frase ajektiva seb agai berikut.
/karupua? nan dibU,a? si puie? kareh bana/
. 'Kerupuk yang dibuat si Upik sangat keras.'
' bana' disini hanya menje!askan kata 'kareh' saja .
Selanjutnya, akan dibicarakan kelom pok-kelompok kata sifat majemuk
murni.
a. Kata Sifat Majemuk Mumi.
Kata Sifat Majem uk Murni dapat terdiri dari :
kata sifat warna dan kata sifat benda ;
kata benda dan kata benda;
kata sifat dan kata benda ;
kata kerja dan kat a benda.'
kata sifat dan morfem unik ;
morfem unik 1 dan morfem' unik 2 .
54
I) KS + KB 1 -------=---_-...=_) KS 2
Contoh :
/malie? no sajo lah pani"a,'l?lalo? den /
'Melihatnya saja sudah r 'ening say a.'
/jo dunsana? nda? elo? bu.sua ? ati doh/
'Dengan saudara tidak baik busuk hati.'
/ati-atilah paja tu panjarrtaf/(ln tu mah/
'Hati-hatilah anak itu suka mencuri.'
/para17ayno mantiko ciri? I
'Kelakuannya sangat nakal.'
/gadan17 sarawa bana ana?-ana? di siko/
'Anak-anak di sini sangat pengec ut.'
Jika dilihat sepintas lalu konstruksi ini dapat dianggap seperti klausa yang
terdiri dari kata sifat dan kata benda dan kata benda yang mengikutinya berfungsi sebagai subjek.
Misalnya :
/panian ambo /
/busuar. tumah/
'Pening say a.'
' Itu busuk.'
Akan tetapi , dalam contoh di atas kata benda dalam konstruksi bukanlah
berfungsi sebagai subjek, tetapi menerangkan kata sifa~ dan memberi arti
khas pada konstruksi baru itu . J adi , konstruksi itu adalah benar-benar konstruksi kata majemuk. Konstruksi ini adalah distribusinya dan kata pertamanya dapat sama dengan distribusinya dengan kata sifat majemuk bentukan
ini, misalnya :
/malie? iio sajo lah pania11 laZe ? den /
/malie? iio sajo lah pania117 den /
2) KS (Warna) + KB -:=._-:=._-:=._~=) KS
Kata sifat yang menyatakan warna dapat pula digabungkan dengan
beberapa kata benda yang mempunyai warna tertentu. Gabungan ini inembutuhkan warna baru dalam sifat majemuk ini.
Contoh :
/bajuno kunie'Tl·aifl</
' Bajunya kuning air (kuning seperti
air keruh).'
'Benang itu kuning telur.'
/bana tu kuni:l117 taluaV
/baju ana? daro disulam jo bana 'Baju pengantin perempuan disulam
dengan benang emas.'
kuniau ameh/
55
/salendau no sirah darah/
/mata cicin no ijaw Jawi?/
'Selendangn ya merah darah.'
'Mata cincinnya biru.'
Konstruksi ini adalah konstruksi dan distribusinya dapat sama dengan distribusi kata pertama dari kata majemuk itu .
Contoh:
/ana? Jaki-laki itu mato karanja11/
/jaan picayo Jay ino lidah kali;:JTj
t umah/
/ layi tu pacu;:J? pisa11/
/ baju i'io jam.bu ai;:J/
'Lelaki itu mata keranjang.'
'Jangan dipercaya ucapannya, ia kurang dapat dipercaya.'
'Layar itu berwarna hijau muda.'
'Bajunya berwarna jam bu.'
Jika dilihat sepintas lalu , gabungan ini mirip frase. nomina. Misalnya,
/mato karanja11/ dapat berarti lobang keranjang seperti dalam contoh-contoh
di bawah ini . Sebagian dari gabungan ini juga berfungsi sebagai kata benda
majemuk.
Frase Nomina
Kata Sifat Majemuk
/ mato karanja11 tu gadau-gada11/
'Mata keranjang itu besar-besar.'
/ lidah kali<~T/ tu taulu;:J/
'Lidah orang keling itu terulur.'
/ i"fio
'Dia
/ mo
'Dia
Kata Benda Majemuk
Kata Sifat Majemuk
fjambu aie tu manih/
'Jambu air itu manis.'
fpucu;:J ? pisa11 tu leba/
'Pucuk da un pisang itu Iebar.'
/jaan picayo jo buayo dare ? tu/
' Jangan percaya dengan
buaya darat itu .' (kata maje.muk)
mato karanja11/
mata keranjang.'
lidah kali:JTI/
tidak dapat dipercaya.
/ bajuno jambu ai;:J/
'Bajunya jambu air.'
/salendan iiu pucu~? pisa11/
'Salendangnya warna hijau muda .'
/buayo dare ? bana ura17 tu/
'Orang itu sangat tidak dapat dipercaya.'
Gabungan seperti ini baru dapat diketahui apakah berfungsi sebagai
kata majemuk atau frase nomina setelah pema kaiannya dan artinya dalam
ka limat , jika gabungan ini frase no mina, dan di antara ked ua kata itu dapat
pula disisip kan satu atau lebih kata atau susunannya dapat diubah , sedangkan jika mereka kata sifat majemuk kata benda majemuk ini tidak dapat diubah.
Contoh :
/lidah ~ kal~17 tu taultt;}/
'Lidah keling itu ter ulur.'
.,
56
/lidah ura17 kalia17 tu taulua/
/Kalia17 tu taulue lidahno/
'Lidah orang keling itu terulur.'
'Keling itu terulur lidhhnya.'
Gabungan /ja mbu aie / dan / pucue ? pisa17/ dapat menghasilkan dua kemungkinan pemajemukan :
a) /j ambu aia/ 1
b) /ja mbu aia/ 2
'jambu air' (kata benda majemuk)
/jambu aie tu manih/ 'Jambu air itu manis.'
'jam bon / merah muda/ '(kata sifat majemuk)
{bajuno jambu aia/ ' Bajunya merah muda.'
a) /p ucua.? pisa17/ 1
b) / pucua? pisa17/ 2
' daun muda' {kata benda majemuk)
' hijau mud a' {kata sifat majemuk)
Gabungan kedua kata benda ini setelah menjadi ka~a sifat majemuk bersifat e.ksosentrik sebab unsurnya tidak sama distribusinya dengan kata ma·
jemuk ini.
4)
Beberapa kata kerja dapat digabungkan dengan kata benda tertentu
dan membentuk kata sifat majemu k. Konstruksi seperti ini sangat Jangka
dan bersifat eksosentri~ sebab unsurnya tidak sama distribusinya dengan kata
sifat majemuk , ini.
Sepintas Jalu dapat dianggap ga bungan ini frase karena dapat disisipi
oleh ~ata Jain . Jika ia dapat disisipi oleh kata Jain , gabungan ini menjadi
frase dan maknanya sangat berbeda .
Contohnya:
Kata Majemuk
/makan ati den de? para17ayno
' Makan hati saya oleh kelakuannya .'
no
/mancalia?
se naia? darah den/
'Melihatnya saja naik darah saya.'
S)
~~~
+ Morfem Prakatagorial
Frase
/ makan ati nan di pirie17 tu/
'Makan hati yang dipiring itu .'
/makan kalio ati jo ulam /
'Makan gulai hati dengan Jalap.'
fino nai? ka janja17 ateh/
'Dia naik jenjang atas.'
=======) KS
Ada beberapa morfem prakatagorial (MP) seperti /pikua? / , /balaw/ ,
/semampay/ , dan /Ia ga/ yang tidak dapat berdiri sen diri , tetapi dapat bergab,u ng dengan kata sifat atau kata kerja tertentu dalam membentuk kata
sifat majemuk . Konstruksi yang terdiri dari KS + M unik ini merupakan
konstruksi endosentrik sebab kata pertama dari gabungan ini sama distri·
57
businya dengan kata majemuk ini , sedangkan konstruksi KK
adalah konstruksi eksosentrik.
+ M uriik ini
Contoh :
/baa ko? irue? piku;,? se koh /
/ baa ko? iru;,? se koh/
jkacaw balaw se rumahfiu/
/kacaw se rumahiio/
/padusi tu tir,gi simampayj
padusi tu ti'Tjgi/
jturu:aflla'Tjga'Tj awa ? di bue?
no/
6)
MP 1 + MP 2
-=-===-=-==>
'Mengapa ribut benar ini.'
'Mengapa ribut ini.'
'Rumahnya kacau balau aja.'
'Rumahnya kacau.'
'Perempuan itu tinggi semampai.'
'Perempuan -l tu tinggi.'
'Tunggang langgang saya dibuatnya.'
KS
Beberapa morfem prakatagorial tertentu dapat pula digabungkan
dengan morfem prakatagorial lain dan membentuk kata sifat majemuk.
Gabungan seperti ini sangat langka.
Contoh :
/karobo-toboh bana awa?
dibue?fio/
/karebe-tebeh bana karajoiio/
/bili ?
centaf'/ parena'Tjf
no
'Terburu-buru saya dibuatnya.'
'Pekerjaannya sangat tidak beres.'
'Kamarnya tidak teratur.'
b) Kata Sifat Majemuk Berimbuhan
Awalan /paN-/ dan konfiks ka- . .. -an/ dapat digabungkan dengan
kata sifat majemuk dan konstruksi berirnbuhan baru ini juga kata sifat majemuk. Kata sifat dengan awalan /paN-/ ini berarti 'suka' dan /ka- . .. - -an/
yang digabungkan pada kata pertama dari kata sifat majemuk tertentu berarti 'terlalu' atau ' tidak diduga-duga'.
'
1)
/paN-/ + KS + KB
=-=--=-=-==--=_) / KS
/paN-/ dapat dikaitkan pada kata (pertama kata sifat, yang terdiri dari
kata sifat dan kata benda dengan pengertian suka bersifat seperti yang disebut
oleh kata sifat majemuk.
Konstruksi ini adalah konstruksi endosentrik sebab kata pertamanya
sama distribusinya dengan kata majemuk bentukan ini.
58
Contoh, :
,
/bulan puaso ko awa? elo ? pamurah ati/
' Dalam bulan puasa ini kita baik pemurah hati.'
/ bulan puaso ko awa? elo? pamurah/
'Dalam bulan puasa ini kita baik murah berjualan.'
/jaan bera7]an bana no/iiio panaba muko mah/
'Tidak usah dirnarahi dia , sebab dia kurang perasaan.'
/ elo?-elo? ma7]ece? jo ifio/ iii.o paibo ati/
·' Baik-baik berbicara dengan dia, dia Iekas tersinggung.'
/ ura7] gae? no palapa71 dado/ ' Orang tuanya penyabar.'
2)
/ka- ... -an/ KS + KB
=======) KS
Ada beberapa kata sifat majemuk yang terdiri dari kata sifat dan kata
benda yang kata pertamanya dapat digabungka n dengan konfiks /ka- . .. -an/
dan membentuk kata sifat majemuk yang bermakna terlalu atau didugaduga .
Kata sifat majemuk berimbuhan ini tidak seproduktif kata sifat majemuk yang berimbuhan /paN-/. Konstruksi kata sifat majemuk dengan .
konfiks / ka- .. . -an/ ini bersifat endosentrik sebab kata pertamanya sama
distribusinya dengan kata sifat majemuk berimbuhan ini.
Contoh:
jkagada1]an ati bana iiio saja? kapata11/
'Kebesaran hati benar ia semenjak kemarin .'
/kagada7]an bana iiiu saja? kapata7]/
'Sombong benar ia semenjak kemarin .'
/kami kaila1]an aka kasadoi'io/
'Semuanya kami jadi bingung.'
/de? para7]ay ana?no ayahiio kailr}an mukoj
'Karena kelakuan anaknya , ayahnya kehilangan muka .'
c. Kata Sifat Majemuk Berulang
Ada beberapa kata sifat majemuk yang terdiri dari kata pert;.manya
berulang dan sebuah kata lain. Bentuk begini tidak begitu banyak ; kata yang
ber,.ulang itu kata sifat dan kata keduanya kata benda.
I)
KS + R + KB + (KB)
=======>
KS
59
Kata sifat maj emuk kelompok ini mendapat perulangan pada kata pertam anya yang terd iri dari kata sifat . se dangkan kata keduanya adalah kata
benda. Kata benda ini ada pula yang terdiri dari dua kata. yang kedua menerangkan kata benda yang pertam::J. Kata sifat majemuk beru lang ini menyatakan kualitas sifat yang diterangkan oleh kata sifatnya mcncapai kon disi maksimum .
Konstru ksi ini bersifat endosentrik sebab distribusinya sama denga n
salah satu kata pe mbantunya. Redupli ka si yang ada pada kata sifat majemu k
ini adalah R2 yang berarri 'menyerupai.'
Contoh:
/cubo lah ba Ji;~ ? iiio kareh-karelz kara ? tu mah /
'C oba kembali, mungkin sekarang dia akan mengizinkan sebab dia
mudah terpengaruh .'
/ta biatno a e?-a e? ci? a yam /
Sifatnya pada permulaannya ~ersemangat , kemudian semangatnya
menurun .'
/bana? bana rumah kini nan kuni()·kuni() gad/()/
' Banyak rumah sekarang yang berwarna kuni ng gading muda .'
fpani-pani /ale ? am a? manda a car itoi'iu/
' Pening ibu mendengar ceritan ya. '
/mandilah jo ai ilu-ilu kuku/
'Mandilah dengan air suam-suam kuku .'
/ katiko kami bara ke ? ari tara-tara lareh/
'Ketika kami berangkat hari tidak begitu tera ng.'
/ paja tu gilo-gilo ai t u mah /
'Ana k itu agak berandal. '
BAB IV MORFOFONEMIK
Sebagian kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau tidak mengalami perubahan komponen bunyinya setelah mendapat afiksasi, ~etapi sebagian lainnya mengalami perubahan. Proses perubahan bunyi pada katakata ini disebut morfofonemik, yang di dalam bahasa Minangkabau terjadi
terutama pada akhir morfem bila terjadi penggabungan dengan morfem hiin .
Perubahan-perubahan bentuk kata yang mendapat imbuhan dalam
Japoran penelitian ini diatur menurut kaidah-kaidah di bawah ini.
1) Rumus -e? + an
=======> ... at-an
Contoh :
/suke?/ + /an/
-=._-:=_-=:._-:=_-:> sukatan
/sure?/ + /-an/
=======) suratan
ike?/ + /-an/
=======> ikatan
/lipe/ + /-an/
=======) lipatan
/dare?/ + /-an/
=======> daratan
2) Rumus /paN-i?/ + /-an/
======> -itan
Contoh : paN + /saki?/ + /an/ ==-~==-=> paiiakitan
3) Rumus /pa + V . . . + an/
=======)
60
/par + V ... -an/
61
Contoh :
/pa
+ aT)in +
an ;-~~~~~~) peraT)inan
/pa + indu + an / -::::_-::::_-::::_-::::_-::::_-::::_-:) parinduan
/pa + untuan + an / --:::=_--:::=_-=__= ) peruntuT)a n
/ pa
+ oT)kos + an/ ::::.::::.::::.::::.::::.::::.::::.) paroT)kosan
/ pa + ana? + an / -::::_::::_=.=.--=_::::_-:) para?an
/pa + agieh + an / -=:_=.-=:_-:::_--=_= ) paragihan
/pa
+ etoT) + an/ ::::.=.=.=.=.=.::::.) paretoT)an
Catatan : V = bunyi Vokal
4) Rumus (ka) ( . . . ih)
______ _ ) (isan
( .. . eh) + an - - - - - -- (asan
Contoh :
/ba.leh + an/ -=:_-=:_--=_-=:_-=:_--=_::::_) balasan
/ka
+ tirih + an/ -=_-_:-::._-=:_-=:_-=-::::.) katirisan
/ka + abih + an/ -=:_-=:_-=:_=-=:.-=:.J kahabisan
5) Rumus : (ka) . . . -an + an --=_-=:_--=_--=_-=:_--:::_::::_) (ka) . . . aran
Conto h :
· +
IaJa
an I --------:)
- ----- a']aran
/kaja + an/ -::::_-::::_-::::_-::::_-::::_-::::_-::::_) kajaran
/ka + lapa + an/
=======) kalaparan
6) Rumus : . . . wi? + an -_____
- -- - -_ ) -u t an
Contoh:
/lawi? + an/ -==_-=:_-=:_-=__--=_) lautan
/rawi? + an/ -::::_-=:_-=:_-=:_-=:_::::_) rautan
62
======) kautan
/kawi? + an/
7) Rumus ... (ka) ... i? + an/
------) (ka) ... (i?) +tan
(1 )
Contoh:
/ka + suli?an/ ------ ) /kasuli?tan/
- ----kasulitan
/jai? + an/
-_-_-_-_-:-.=--_- )
(j ~i?tan/
Jaltan
8) Rumus :
(p)
a. paN + (t)
(k)
(s)
======)
(m)
(n)
pa E + (n)
(n)
Contoh:
/paN + pai?/
=.=.=.=.=.=.) / pamai?/
'suka pahit'
======) / panakuy?/ 'penakut'
/paN + kareh/ ======) /panareh/ 'suka keras'
===) lpaiiaki?I ' penyakit'
/paN + saki? I ===
/paN + takuy?/
b. PaN +
~~~
~]
======) pa +
(g)
(mb)
(nd)
(nc)
(nj)
(ng)
Contoh :
/paN + beo/ -=--=--=--=--=--=-) /pambeo/ 'suka membeo'
/paN + dareh/
/paN + cilo?/
======), /pandareh/ 'suka terburu nafsu'
======) /pancilo?/ 'suka mencuri'
/pan + jajo?/ -:: :_-::::_-::::_-::::_-::::.-::::.) /panjajo?/ 'penjijik'
/paN + gall/
======> /pangali/ 'mudah merasa geli'
63
(m)
c. PpaN + (I)
(r)
(n)
(n)
(w)
(V)
Keterangan : V
------) pa +
------
= / a/ ,
/i/, /u/ , /e/,
(m)
(I)
(r)
(n)
(n)
(w)
(V)
/of
Contoh:
======) / pamalah/ ' suka malas'
/paN + lalo?/ ======) / palalo?/ 'suka tidur'
/paN + rampo?/ ======) /parampo?/ 'perampok'
/paN + nai? / ======) /panai? /
naik'
/paN + maleh/
·~uka
(paN + 11eox
/paN + r;eo11/
/paN + waarlf
/paN + aja/
/paN + ikue/
/paN+ ulah/
/paN + eto11/
- ------ )
/paN + ota/
9) . . . uy? + an
======) /paT!eOT!/ 'suka mengeong'
======) / pawa?aT!/ ' suka memanggil kau'
======) / paaja/ 'pelajaran '
======) /paikuOI/ 'suka mengekor'
======) /paulah/ 'suka bertingkah'
======) /paetori/ 'alat penghitung'
/paota/ 'suka mengobrol'
======) .. . utan
Contoh:
/sakuy? + an/
-- ---) /sa11kutan/ 'sangkutan'
- ----;,- - -
.
64
/japuy? + an/
:=:=:=:=:=:=)
/japutan/ 'jemputan'
======) /rambuatn/ /rambutan/
ka + rajo + -an ======) / karajaan/ 'kerajaan'
======) /bayaran/ 'bayaran'
/ rambuy? + an/
I 0)
12)
Kata-kata bahasa Indonesia yang dipinjam o1eh bahasa Minangkabau
yang berakhir /r/ atau /1/, bunyi akhirannya dihilangkan atau menjadi
1~1. Bila kata pinjaman ini mendapat akhiran /-an/, maka bunyi /r/
atau /1/ kembali dihidupkan.
Contoh :
/kumpu~
/sambi~
+ an/
+ an/
, /pu.ku~ + an/
fbanta + an/
/piki~
/lili~
.+ an/
.+ an/
======) /kumpu1an/
======) /sambilan/
======) /puku1an/
======) /banta1an/
- - ----)
------
/ pikiran/
'kumpu1an'
'sambi1an'
'puku1an'
'bantalan'
'pikiran'
======) /iliran/
'iliran'
'kuburan'
/kubu~
+ an/
------)
------
/kuku~
+ an/
======) /kukuran/
'a1at untuk
pengukur kepa1a'
/jamu~
+ an/
'jemuran'
/sayu~
+ an/
======) /jamuran/
======) /sayuran/
======) /ukiran/
======) /puntaran/
/uki:~
+ an/
/punta + an/
/kuburan/
'sayuran'
'ukiran'
'puntaran'
BAB V MAKNA
Bab ini membicarakan makna kata benda dan kata sifat bahasa Minangkabau yang ditimbulkan oleh proses morfologis yang menyebabkan timbulnya perubahan makna kata-kata itu . Perubahan makna kata benda dan ·kata
sifat dipaparkan secara terpisah di bawah ini.
S.1
Makna K.ata Benda
Perubahan makna kata benda ditimbulkan oleh adanya proses morfologis , seperti aflksasi, reduplikasi, dan kompositum.
Makna yang ditimbulkan oleh proses morfologis itu adalah menyatakan jamak, tempat, berlaku, sebagai, alat, menjadikan, hal atau cara, akibat
atau hasil perubuatan, mencakup, keseluruhan, dan mengeraskan.
1) Mengatakan Jarnak
Makna kata yang benda yang menyatakan, jamak , Bentuk-bentuknya
adalah sebagai berikut:
a. Kata benda berimbuhan infoksional / ... -an/
Contoh:
/ramb utan/
/surian/
/durian/
/sawahan/
'rambutan'
'surian'
'durian'
'sawahan'
Perlu dicatat bahwa pada kata:
/lautan/ dan /daratan/ maknanya besar.
65
66
b. /-ar/
Contoh:
/garigi/
/ tarali/
/ja riji/
'gerigi '
'terali'
'jeriji'
c. Perulangan murni
Contoh :
/rumah-rum ah/
/gunu?~·gunU;}7"//
/ kayu-kayu/
'rumah-rumah'
'gun ung-gun ung'
'kayu-kayu '
d. Perulangan dengan awalan /pa-/
(pa-KB) + R
Co ntoh:
I paryulu-paryulu/
/pan uryk;}?-panuryka ?I
/ panaki?-panaki?I
'penghulu-penghulu '
'penunjang-penunjang'
'penyakit-penyakit'
e. Perulangan dengan akhiran /-an/
(1\.B) + R
(KK)
Contoh :
/durian-durian/
/rambutan-rambutan/
/ ukiran-ukiran/
'durian -durian '
'rambutan-rambutan'
'ukiran-ukiran '
Selain menyatakan jamak, kata-kata di atas juga mempunyai arti berma·
cam-macam.
f. Perulangan dengan konftks /ka- ... ·an/
(KB - (ka- ... -an) ) _ R
(pa· ... -an)
Contoh:
/kasulitan-kasulit~m/
/kawalian-kawalian/
/perumahan-perumahan/
'kesulitan-kesulitan'
'kewalian-kewalian'
'perumahan-perumahan'
6..7
I pakayuan -pakayuan/
' pekayuan -pekayuan '
g. Pemajemukan Berulang
(KB I + (KB2)
(KS )
+
========)
Contoh :
/kuku-kuku kambi<~TI/ ·
/kaki-kaki ayam /
/ rumah-rumah gada11/
'kuku-kukuk kambing'
'kaki-kaki ayan1 '
'rumah-rumah adat'
2) Menyatakan Tempat
Makna kata benda yang menyatakan ' tempat' bentuk-bentuknya adalah
sebagai beriku t :
a. Dengan akhiran / -a.n/
Contoh :
/ tuinpuan/
/kuba11an/
/tapian/
/kuburan/
'tumpuan '
'kubangan'
'te pian '
'kuburan'
b . Dengan konftks /ka-.. .-an/
Contoh:
/karajaan/
/kanagarian/
/kacamatan/
'kerajaan '
'kenegerian'
'kecamatan'
Perlu diingat . bahwa selain bermakna tempat /ka- ... -an/ dapat juga menyatakan sesuatu yang abstrak, umpamanya:
/kapandaian/
/katuhanan/
/karajaan/
'kepandaian'
'ketuhanan'
'kerajaan'
c. Dengan konftks /paN-...-an/
Contoh :
/parumahan /
/ palada11an/
/pasawahan/
'perumahan '
'perladangan '
'persawahan'
68
/pamandian/
/paiiubara17an/
'permandian'
'penyeberangan'
3) Menyatakan Berlaku 51ebagai
Makna kata benda yang menyatakan 'berlaku sebagai', bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut:
Dengan awalan /paN-/
Contoh :
/pambulueh/
/panu17ke?/
/pa17ulu/
/pana17ah/
'pembuluh'
4) Menyatakan Alat
Makna kata benda yang menyatakari 'berlaku sebagai', bentuk-bentuknya
adalah sebagai berikut :
a. Dengan awalan /paN-/
Contoh :
/tapisan/
/kukuran/
Igili~17an/
/timba17an/
'tapisan'
'kukuran'
'giliJ:!gan'
'timbangan'
b. Dengan pemajemukan
Contoh:
/masin ti? I
/baju lalo? I
'mesin tik'
'baju tidur'
5) Menyatakan Menjadikan
Makna kata benda yang menyatakan .yang membuat jadi' seperti yang eli-.
maksud asal terdapat dalam bentuk berikut ini :
a. Dengan akhiran /-an/
Contoh:
/buatanf
/didikan/
'buatan'
'didikan'
69
/kara17an/
/balasan/
'karangan '
'balasan'
b. Dengan awalan /pi-/
Contoh:
/pitarueh/
/pituju:>? I
'pitaruh'
'petunjuk'
, c·. Dengan konftks /pa-... -an/
Contoh:
/parubahan/
/paraturan/
/ pareto77an/
'perubahan'
!peraturan '
' perhitungan '
8) Menyatak.an Sifat
Makna kata benda berikutnya ialah 'sesuatu yang mempunyai sifat seperti
yang disebut pada kata asal.
Bentuknya adalah sebagai berikut:
Dengan akhiran /-an/
Contoh:
/asinan/
/manisan/
/kunif/an/
'asinan '
'manisan '
'kuningan'
5 .1.9 Menyatak.an Peristiwa atau Kejadian
Makna kata benda yang berikutnya ialah menyatakan 'peristiwa' atau
'kej adian seperti yang dimaksudkan oleh kata asal'.
Bentuknya adalah sebagai berikut :
a. Dengan konfiks /ka- ... -an/
Contoh:
/kadatanan/
/kalulusan/
/katirisan/
'kedatangan'
'keguguran'
'ketirisan '
70
I 0)
Menyerupai
Makna kata benda yang berikutnya ialah 'menyerupai sesuatu' .
Bentuknya adalah sebagai berikut:
Contoh :
/kudo-kudo /
/la77i? -Ia77i? 1
/oto-oto/
/tupay-tupay/
'kuda-kuda'
' langit-langit'
'mobil-mobil'
'tupai-tupai'
Perlu dicatat di sini bahwa kata-kat.a:
/ramo-ramo/
/uyi'J-uyi'J/
/onde-onde/
'kupu-kupu '
'uir-uir'
'sejenis kue'
Bukanlah kata benda berulang mumi , tetapi adalah kata asal karena
dalam bahasa Minangkabau tidak terdapat kata , seperti /ramo / , / anay/ , ataupun / uyi/.
II) · Menyatakan Asal atau Sumber
Makna kata benda yang berikutnya ialah 'bersumber dari' atau 'berasal dari
kata kedua'. Bentukannya ialah dengan pamajemukan.
Contoh :
/mato ai'J/
/mato pancarian/
/ulu ai<>/
12)
'mata air'
· 'mata pencaharian'
'sumber sungai'
Mencakup Keseluruhan
Makna kata benda yang berikutnya ialah 'sesuatu keselurtihan yang melingkungi pengertian kedua kata yang berlawanan'. Bentuknya ialah dengan memakai dua kata sifat atau kata kerja yang berlawanan.
Contoh:
/tuo mudo/
/gada77 kete?/
/ti77gi rendah/
/elo?-buru:~?/
'tua muda'
'besar kecil'
'tinggi rendah'
'baik buruk'
71
13)
Mengeraskan
Makna kata benda yang berikutnya ialah 'mengeraskan'. Bentuknya ialah
denan menggabungkan dua kata .
Contoh :
' cerdik pandai'
' hitam pekat'
'bingung'
lcadie?-pandayl
litam-pake? I
lkala71-kabuy? I
5 .2
Makna Kata Sifat
Ada delapan makna utama yang ditimbulkan oleh proses morfo logi seperti afiksasi , reduplikasi, dan pemajemukan, yaitu : seperti, suka, intensitas,
lebih dan tidak disengaja, lebih dari y ang diingini, agak, menyatakan keadaan,
makna khu~s. sama, dan paling.
1) Seperti
Kata sifat yang bermakna 'seperti' bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut :
KS ( warna) + KB
Contoh :
/kun~n ai;)/
/kuni~n-talu;)/
/kuni;)Tl ameh/
/kuni~Tl gadia11/
/sirah darah/
lkalabu aso?/
/bu710 tarw11/
lhijaw lawi? I
/coklat susu/
'kuning seperti air yang keruh'
'kuning seperti kuning yang terdapat dalam telur'
'kuning seperti emas'
'kuning seperti gading'
'merah seperti darah'
'abu-abu seperti asap'
' ungu seperti terung'
'hijau seperti !aut (biru)
'coklat seperti susu yang diberi coklat'
2) Menyatakan SukaiSering
Kata sifat yang bermakna 'suka/sering' bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut.
Kata sifat berimbuhan infleksional :
a. dengan awalan /pa-a/
/ pamabu~?/
'suka atau sexing mabuk '
72
/pamaleh/
/pamanih/
/palatiah/
/pama'T/go?/
/paN---/ mempunyai
/pa'T/gama'T//
/pandi'Tiin/
/pandamam/
/paN----an/
/pailakitan/
'suka atau sering malas'
'suka yang lebih manis'
'suka letih'
'suka merajuk'
makna 'mudah/cepat'
'mudah/cepat merasa takut'
atau ngeri melihat ke bawah atau ke dalam'
'mudah kedinginan '
'mudah atau cepat demam'
'mempunyai makna 'sering'
pada benda dasar' seperti yang disebutkan
·
'sering se.kit'
b. dengan awalan /paN-/
/paota/
/paroko?/
/palawa?/
/pacaka?/
/pancilo? /
/pana'T/ih/
/pamakia?/
'suka mengobrol'
'suka merokok'
'suka inelawak'
'suka berkelahi'
'suka mencuri'
'suka menangis'
'suka berteriak'
c. dengan pemajemukan dan awalan /paN-/
Contoh :
/pamurahati/
/paibo ati/
/pa'T/gada'T/ ati/
/pamanih muluy? I
/paelo? ati?/
./palapa'T/ dado/
'cepat atau mudah bermurah hati'
'cepat atau mudah berhiba hati'
'cepat berbesar hati'
'suka bermanis mulut'
'suka berbaik hati'
'suka berlapang dada'
3) Menyatakan lntensitas
Kata sifat yang bermakna 'intensifas' ·.adalah sebagai berikut :
/hirua? ·pikua? I
/kacaw balaw/
/tunga'T/ langa'T//
'hiruk pikuk'
'kacau balau'
'tunggang langgang'
73
4) Menyatakan Lebih dan tidak Sengaja
Kata .sifat yang bermakna 'mempunyai kualitas lebih dari yang seharusnya'
!tanpa disengaja dinyatakan dengan awalan /ta-/ .
Contoh:
/takareh/
/tamanih/
/tamasin/
/tapadeh/
/tagadaTJ/
'ke rasnya lebih daripada yang seharusnya'
'manisnya lebi4 daripada yang seharusnya'
'garamnya lebih daripada yang seharusnya'
'pedasnya lebih daripada yang seharusnya'
'besarnya lebih daripada yang seharusnya'
5) Menyatakan Lebih dari yang Dikehendaki
Makna kata sifat yang ialah 'lebih dari yang dikehendaki' dalam kata dasar .
Imbuhan yang berikut ini menyatakan:
a. rasa
/kadiTJinan/
/kaaf~e?an/
/kapadehan/
'kedinginan'
'kepanasan'
'kepedasan'
b . bentuk/ukuran
/kapanjaTJan/
/kapende?an/
/kagada11an/
'kepanjangan'
'kependekan'
'kebesaran'
c. kualitas/keadaan
/karanca?an/
'sok cantik'
6) Menyatakan Agak
Makna kata sifat yang berikutnya ialah ' agak' yang dinyatakan dengan· kon·
fiks /ka .. ./
Contoh:
/kakuni~27an/
/kasirahan/
/kabiruan/
'agak kuning'
'agak merah'
'agak biru'
74
7) Menyatakan Keadaan
Makna kata sifat yang berikutnya ialah 'keadaan' yang dinyatakan dengan
awalan /maN-/
Contoh :
(
/mandaki/
/manu run/
/malere;}f//
'mendaki'
'menu run'
'melereng'
8) Bennakna Khusus
Makna kata sifat yang berikutnya ialah 'mempunyai makna khusus'. Kata
sifat yang terjadi dari KB + KB rnempunyai makna 'suka' , misalnya :
/mato karanja11/
/lidahkalia'fi/
/buayo dare?/
/lintah dare?/
'suka mempermainkan wanita'
'mempunyai sifat suka berputarputar dalam pem- bicaraan'
'suka menipu'
'suka memakan rib a'
Kata sifat yang terdiri dari KK + KB juga mempunyai makna khusus, umpamanya :
/makan ati/
/naie? darah/
/tabi? heraf//
'mendeit a batin '
'marah'
'terbit marah'
Kata sifatyang terdiri dari KS +· KB juga mempunyai makna khusus , misalnya:
/kate? ati/
/kareh ati/
/bu.su:~?/
/pania77lale/
/taba taliflo/
/ana? talinf/o/
/lapafl dado/
/sampi? ati/
/gadaf/ sarawa/
/panjan tanan/
'tersinggung perasaan'
'keras kemauan'
' dengki'
'kelebihan berpikir'
'tidak berperasaan '
'panas hati karena pergunjingan'
'sabar'
'tidak s~bar'
'tidak mempunyai keberanian,
pengecut , tidak berilmu'
'suka mencuri'
75
9) Menyatakan Sarna atau Paling Preftks /sa-/
a. /Sa-/+ KS mempunyai makna 'sama', misalnya:
/sagada11/
'sebesar'
jsati11gi/
'setinggi'
/sasirah/
'semerah'
fsalaweh/ ·
'seluas'
/saelo?/
'sebaik'
/sasampi?/
'sesempit'
b. Sa- (KS + R) mempunyai makna 'paling 'paling', misalnya:
/sagada11-gada11/
/sapanja11-panjau
I sapanj a11·panja11/
/saranca?-ranca? /
/sabera11-bera11/
/sacadi:l?-candi:l? I
/samurah-murah/
'paling besar'
'paling panJang'
'paling bagus'
'paling marah'
'paling cerdik'
'paling murah'
/
.
.BAB VI KESIMPULAN, HAMBATAN, DAN SARAN
· 6.1
Kesimpulan
Setelah penganalisisan data yang dikumpulkan dari lapangan selesai dirumuskan ,·telah ditemukan bermacam-macam bentuk tingkah laku dan makna kata sifat bahasa Minangkabau.
Bentuk-bentuk kata benda adalah kata benda bentukan asal, kata bend a
berimbuhan , kata benda berulang dan kata benda majemuk . Kata benda
, bentukan asal ialah kata benda yang belum mendapat imbuhan.
Kata bend a berimbuhan terdiri dari :
1) Kata benda berimbuhan infleksional yang memakai :
(a)
(b)
(c)
(d)
awalan /PaN-/
sisipan /-ar-/
akhiran I -an/
konfiks /pa ....an/ dan /ka ....an/
2) Kata benda berirnbuhan derivasional yang memakai:
(a)
(b)
(c)
(d)
awalan /paN-/, /pi-/ dan /ga-/
sisipan /-al-/ dan /-am-/
akhiran /-an/, /-no/
konfiks /pa ... an/ dan /ka ...an/
Kata benda berulang terdiri dari :
1) kata bend a berulang mu.rni
2) kata benda berulang berirnbuhan yang memakai :
(a) awalan /paN-/
(b) sisipan I-al-/
. 76 -
77
(c) akhiran /-an/
(d) awalan dan akhiran /ka...an/, / pa...an/
3) kata benda berulang majemuk
Kata benda majemuk juga dapat berbentuk gabungan dua atau lebih
kata asal, yang berimbuhan dan juga yang berulang.
Bentuk-bentuk kata sifat adalah kat a sifat asal ; kat a sifat berimbuhan; kata sifat berulang murni, berimbuhan dan berulang; kata sifat majemuk
murni , berimbuhan dan berulang.
Kata sifat asal, yaitu kata sifat yang bukan mendapat imbuhan.
Kata sifat berimbuhan te rdiri dari :
1) berimbuhan infleksional yang memakai:
(a) awalan / pa-/, /ta-/, dan /sa-/
(b) konfiks /ka-.. .-an/ dan /baka-.. .-an /
2) berimbuhan derivasion al yang memakai awalan /pa-/
Kata sifat berulang murni, berimbuhan dan majemuk, yaitu kata sifat
yang diulang secara utuh , mendapat imbuhan , dan bentuk 111ajemuk.
·
Kata sifat majemuk murni, berimbuhan dan berulang , yaitu kata sifat
majemuk yang belum berimbuhan, berimbuhan dan berulang. Proses morfofonernik juga telah dideskripsikan dengan dengan terperinci.
6.2
Saran
Untuk kelengkapan pendeskripsian sistem morfologi bahasa Minangkabau, tim peneliti mengusulkan agar diadakan penelitian yang lebih mendalam, baik tentang pengklasifikasian kata benda dan kata sifat maupun kata
kerja dan kata keterangan.
.'
DAFTAR PUSTAKA
Ali Syahbana, S. TAkdir. 1974. Tatabahasa Baru, Bahasa Indonesia. Jakarta ;.
Dian Rakyat.
Aurback , Joseph . e t al. 1974, Transfermational Grammar; A Guide for
Teachers. English Language Services .
Be, Kim Hoa Nio . 1961 . ':4.n Analisis of Minangkabau Phonology and Morphological Grammar of the Verb." (Skripsi M.A.) 1978/1979. "Morfologi dan Sintaksis Bahasa Minangkabau ." Proyek Penelitian Bahasa
dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat, Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa , Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .
1977/1978. "Struktur Bahasa Minangkabau : Dialek Lima Puluh Kota
Agam, Tanah Datar, dan Pesisir Selatan (Sintaksis)" Proyek Penelitian
Bahasa _dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .
1979/1980 "Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Minangkabau"
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra
Barat, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Hocket, Charles F. 1958. A Course in Modem Linguistics. New York: The
Mac Millan Company.
Jacobs, Rederich dan Peter S. Rosenbaum. 1968. English Transformational
Grammar. Lexington : Kerox College publishing.
Keraf, Gorys . 1973. Tatabahasa Indonesia. Ende : Nusa Indah.
Lenggang, Zainuddin H.R. 1967. 'Some Transformations in Minangkabau."
(Skripsi Sarjana Pendidikan). IKIP Malang.
78
79
Nida, Eugene A. 1951. Outline of Descriptive Sintax. California: Summer
Institut of Linguistics. 1957. Morphology : The Description of Words.
Ann Arbor : The University of Michigan Press.
Nikels , Syahwin , 1978. "Struktur Bahasa Minangkabau Dialek Lima Puluh
Kota, Agarn , Tanah Datar, dan Pesisir Selatan Fonologi dan Morfologi".
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra
Barat, Proyek Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departe men
Pendidikan dan Kebudayaan .
Nur, Agustiar Syah. 1966. "A Proposed Minangkabau Othography". Tesis
IKIP Malang.
Pikes, Kenneth L. 1958. Phonemics: A Technique for Reducing Languag~ to
Writing. Ann Arbor : University of Michigan Press .
Ramlan, M. 1978. Iimu Bahasa Indonesia : Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: U.S. Kary ono.
Samsuri, 1967 . /khtisar Analisa Bahasa: Pengantar kepada Linguistik II
( Fono/ogi). Malang: IKIP.
------- 1971 . Tatabahasa generatif Transformasi: Teori Keilmubahasaan
Yang Baru. Malang : Tim Pujllikasi llmiah FKSS IKIP Malang.
------- 1976. Morfo Sintaksis. Malang: IKIP.
------- 1978 . Analisa Bahasa: Memahami Bahasa Secarallmiah Jakarta :
Erlangga.
LAMP IRAN
KURBAN
/satio? ari rayo aji ataw ari rayo kurba/ ura77 nan baagamo islam maadoan suatu acara yaitu acara mandabi~h kambi~77 ataw jawi kurban/ .
asano mandabi~h jawi ataw kambi~77 kurban ko adolah katiko tuhan
mauji iman dan kapatu~han nabi Ibrahim a:s. tarado? paraturan dan perentah tuhan/tuhan mauji kapatueh an nabi Ibrahim tu jo manuru~h nabi
Ibrahim mandabi~h anakno Ismail/ /sadankan Ismail tu ana? nan sada77 mudo
tampan dan disaya77i nabi Ibrahim/ /de? karano patueh no nabi Ibrahim lah
basiap-siap un tu~? mandabi~h Ismail, baitu juo jo Ismail/ ino inda? takuy? I
didabi~h de? karano ma77arajoan parintah tuhan/ katiko Ibrahim lah kamandabi~h Ismail jomanabuy? namo tuhan , jo kakuasaan tuhan Ismail tu dituka
j~ saiku kibas (biri-biri).
/dari sajarah tu lah, tuhan mamarintahkan kaura77 nan baagamo islam
untu~? malanjuy?an iio supaya inda? lupo sampay ari kamudian/ Sai77go sampay kini, satio? ari rayo aji tu ura77 islam nan barado atau bakacukuy?an
ma77aiajoan parentah tuhan tu jo mandabiah saiku~ kambi~77 atau biri-biri
untua? sura77 ura77, saiku~ jawi untua? tuju~h ura77. maso mandabi~h tu saja?
ta77gal sapulu~h zulhijah ataw sasudah sumbaya77 ari sampay ta77gal tigo baleh
zulhijah/.
80
PENYEMBELIHAN HEW AN KURBAN
Setiap hari Raya Idul Adha atau hari Raya Kurban orang yang beragama Islam mengadakan suatu acara , yaitu acara menyembelih kambing atau
sapi kurban .
Asalnya menyembelih sapi atau kambing kurban itu adalah ketika Tuhan menguji iman dan kepatuhan Nabi Ibrahim a.s. terhadap peraturan dan
perintah Tuhan . Tuhan menguji kepatuhan Nabi Ibrahim itu dengan menyuruhnya menyeml>elih anaknya Ismail, sedangkan Ismail itu anak yang tampan
dan disayangi Nabi Ibrahim. Oleh karena patuhnya terhadap perintah Tuhan ,
maka N_abi Ibrahim telah bersiap-siap untuk menyembelih Ismail; begitu juga
dengan Ismail, ia tidak takut disembelih karena mengerjakan perintah Tuhan .
Ketika Ibrahim akan menyembelih Ismail dengan menyebut nama Tuhan ,
maka dengan . kekuasaan Tuhan , Ismail itu diganti dengan seekor kibas
(biri-biri) sehingga Ismail tidak jadi disembelih. Dari sejarah itulah, Tuhan
memerintahkan kepada pemeluk agama Islam untuk melanjutkannya supaya
tidak lupa sampai hari kemudian . Oleh karena itu, sampai kini setiap hari
Raya Kurban itu orang Islam yang berada atau yang berkecukupan mengerjakan perintah Tuhan itu dengan menyembelih seeko r kambing atau biribiri untuk satu orang dan seekor Jembu untuk tujuh orang. Masa menyembelihnya itu mulai sepuluh Zulhijjah atau sesudah sembahyang Hari Raya sampai tanggal 13 Zulhijjah.
81
KEADAAN MASYARAKAT
/manarajoan sawah/
/di pas1s1a ko umumno padi adolah hasil nan tabana? karajo pandudua?
umumno basawah/ balada17 jo kalawi?/. Sawah dikarajoan jo jalan upah/
upahko bisa baari/ tapi ado juo dipaboro17kan .
Caro ma17arajoan sawah limo baleh ari sawah dimasu?kan aia, sudah tu
dibaja? patamo dan manayie?kan pamata17. Sudah tu mambaja? duo kali/
lah duo puluah air mambaja? ka tigo. dibiaan limo ari sasudah tu digilia17
(mamacahkan tanah nan babi17kah-bi17kah).
Sasudah tu disika?/ didatakan sambia ari itu juo mancabuy? baniah,
bisuenu baru ditanam/ /baniGh baumua limo baleh ari disia17 samulo/ diagiah
pupua? sakali/ kiro-kiro limo baleh ari pulo disia17 duo kali/ aia iio dijago,
jan sampay karia17. kalaw padi alah masa? diupaan pulo ura17 untua? maiiabi?_iio).
·
82
KEADAAN MASY ARAKAT
MENGERJAKAN SAWAH
Di Pesisir ini umumnya padi adalah hasil yang terbanyak . Pekeljaan
penduduk umumnya bersawah, berladang dan ke !aut.
Sawah dikerjakan dengan jalan diupahkan . Upah ini bisa per hari, tetapi ada juga yang diborongkan . Cara mengerjakan sawah, yaitu lima belas
hari sawah itu diberi air, sesudah itu baru menyemaikan benih. Kira-kira sepuluh hari baru sawah itu dibajak untuk kedua kalinya. Waktu benih berumur
20 hari, sa wah dibaj ak untuk ketiga kali. Kemudian dibiarkan sawah itu selama lima hari (tanah diasamkan), sesudah itu baru digiling (memecahkan tanah yang berbingkal-bingkal). Sehari sesudah itu didatarkan sambil hari itu
juga mencabut benih. Besoknya baru benih ditanam. Benih berumur lima
belas hari disiang untuk pertama.kali , dibelj pupuk sekali. Kira-kira lima belas
hari pula disiang untuk kedua kalinya . Airnya dijaga jangan sampai kering.
Kalau padi sudah masak, diupahkan pula orang untuk menyabitnya.
83
Download